PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN
TEKNOLOGI PERBENIHAN
BOGOR – INDONESIA
Jilid V
(EDISI KHUSUS ANDALAN JAWA BARAT)
PENYUNTING :
DEDE ROHADI
DARMAWATI F. DJAM ’AN
AAM AMINAH
RICKY SITORUS
PUBLIKASI KHUSUS
Vol. 4 No. 2 Agustus 2005
BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI PENELITIAN
TEKNOLOGI PERBENIHAN
BOGOR – INDONESIA
Jilid V
PENYUNTING :
DEDE ROHADI
DARMAWATI F. DJAM’AN
AAM AMINAH
RICKY SITORUS
PUBLIKASI KHUSUS
Vol. 4 No. 2 Agustus 2005
Cetak Ulang dan Revisi Desember 2009
ATLAS BENIH
TANAMAN HUTAN INDONESIA
Oleh :
DEDE ROHADI
DHARMAWATI F. DJAM'AN
AAM AMINAH
RICKY SITORUS
Publikasi Khusus
Vol. 4. No. 2 Agustus 2005
Penomoran jenis benih tanaman hutan sejak jilid I s/d jilid IV disajikan secara
berurutan, yaitu jilid I dari 1 s/d 23, jilid II dari 24 s/d 49, jilid III dari 50 s/d 74 dan
jilid IV dan 75 s/d 99.
Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia jilid V ini memuat informasi
tentang jenis-jenis yang menjadi andalan Jawa Barat sebanyak 29 jenis benih
tanaman hutan yaitu : Angsana (Pterocarpus indicus Willd), Beringin (Ficus
benyamina L.), Bisbul (Diospyros blancoi ADC), Burahol (Stelechocarpus
burahol Blume), Cemara Laut (Cassuarina equisetifolia L.), Cempaka (Michelia
champaca L.), Cempedak (Artocarpus integer), Damar (Agathis loranthifolia
Salisb), Gandaria (Bouea macrophylla Griffith), Gowok (Syzygium polycephala
Miq.), Jamuju (Podocarpus nerifotius), Jati (Tectona grandis Linn.f), Kayu
Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.),
Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd), Kenari (Canarium indicum L), Kepuh
(Sterculia foetida Linn.), Kesemek (Diospyros kaki L.f), Kihiang (Albiziia
procera Benth), Mahoni (Swietenia macrophylla King), Menteng (Baccaurea
racemosa Reinw), Mindi (Melia azadarach), Pasang (Lithocarpus spp), Pinus
(Pinus merkusii Jungh et de Vriese), Pulai (Alstonia scholaris (L) R Br),
Rasamala (Altingia excelsa), Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen),
Sentul (Sandoricum nervosum Blume), Sungkai (Peronema canescens Jack),
dan Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.)
i
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para peneliti Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan Bogor yang telah menyusun tulisan/informasi jenis-jenis
benih tanaman hutan, baik yang berasal dari hasil penelitian sendiri maupun
hasil kajian lebih lanjut dari hasil penelitian orang/instansi lain. Secara khusus
ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Penyunting. Semoga buku
ini bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
II. PENJELASAN ISI RISALAH............................................................... 2
Ill. RISALAH BENIH TANAMAN HUTAN.................................................. 5
100 Angsana (Pterocarpus indicus Willd).......................................... 7
101 Beringin (Ficus benyamina L.).................................................... 10
102 Bisbul (Diospyros blancoi A. DC) ............................................... 14
103 Burahol (Stelechocarpus burahol Blume)................................... 16
104 Cemara Laut (Cassuarina equisetifolia L.).................................. 19
105 Cempaka (Michelia champaca L.) .............................................. 23
106 Cempedak (Artocarpus integer) ................................................. 26
107 Damar (Agathis loranthifolia Salisb) ........................................... 29
108 Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) ....................................... 32
109 Gowok (Syzygium polycephala Miq.) ......................................... 34
110 Jamuju (Podocarpus nerifolius).................................................. 36
111 Jati (Tectona grandis Linn.f.) ...................................................... 39
112 Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.).......................................... 42
113 Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)............................. 45
114 Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd)........................................ 49
115 Kenari (Canarium indicum L)...................................................... 52
116 Kepuh (Sterculia foetida Linn.) ................................................... 55
117 Kesemek (Diospyros kaki L.f)..................................................... 59
118 Kihiang (Albiziia procera Benth) ................................................. 62
119 Mahoni (Swietenia macrophylla King) ........................................ 64
120 Menteng (Baccaurea racemosa Reinw) ..................................... 68
121 Mindi (Melia azadarach)............................................................. 70
122 Pasang (Lithocarpus spp) .......................................................... 74
123 Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) .................................. 77
124 Pulai (Alstonia scholaris (L) R Br) ............................................... 81
125 Rasamala (Altingia excelsa)....................................................... 85
126 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) ......................... 87
127 Sentul (Sandoricum nervosum Blume)....................................... 90
128 Sungkai (Peronema canescens Jack) ........................................ 94
129 Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.) ......................................... 97
IV. GLOSARI ........................................................................................... 100
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Sampai Desember 2002, telah diterbitkan Buku Atlas Benih Tanaman Hutan
Indonesia sebanyak 4 jilid yang memuat risalah dari 99 jenis. Dalam jilid I telah
disajikan risalah mengenai 23 jenis, jilid II sebanyak 26 jenis, jilid III sebanyak
25 jenis, jilid IV sebanyak 25 jenis sedangkan dalam jilid V ini disajikan risalah
30 jenis.
Sama dengan jilid I sampai dengan jilid IV, penyusunan jilid V ini menggunakan
metode kompilasi data hasil-hasil penelitian, baik yang dilaksanakan sendiri
oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor (laboratorium, lapangan,
studi-literatur dan data sekunder) maupun hasil penelitian orang/instansi
yang terkait yang kemudian dilakukan pengkajian secara komprehensif.
Apabila dikelompokkan, jenis-jenis yang dimuat dalam jilid V ini terdiri dari
jenis-jenis Andalan Setempat/Andalan yang Unggul Khusus Jawa Barat.
1
BAB II. PENJELASAN ISI RISALAH
Nama Perdagangan
Nama perdagangan merupakan nama kayu yang lazim dikenal dalam
perdagangan. Penggunaan nama perdagangan seringkali merupakan nama
sekelompok jenis tanaman yang memiliki ciri sifat dan kegunaan kayu yang
hampir sama. Sebagai contoh "meranti merah" merupakan nama
perdagangan dari genus Shorea dan "keruing" untuk kelompok jenis dalam
genus Dipterocarpus.
Nama Ilmiah/Botanis
Nama ilmiah/botanis adalah nama yang diberikan pada satu jenis tanaman
yang dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki dan disesuaikan dengan nomenklaturnya
yang terdiri dari genus dan penunjuk spesies (yang menjadi ciri dari suatu
spesies) dan diikuti oleh nama penemunya, sebagai contoh Pometia pinnata
Forest.
Sinonim
Merupakan beberapa nama ilmiah/botanis yang diberikan untuk satu spesies
oleh penemunya masing-masing karena kecenderungan kemiripan ciri-ciri
yang dimilikinya. Sebagai contoh asam jawa memiliki nama botanis
Tamarindus indica L., Syn T occidentalis Gaertn; T. Hook; T. umbrosa Salish.
Sebaran Tumbuh
Sebaran tumbuh merupakan sebaran alami dan daerah dimana terdapat
sumber benihnya. Penulisan sebaran tumbuh dilakukan dalam satuan provinsi
atau satuan regional, kecuali jika diketahui secara pasti lokasi keberadaannya.
Musim Buah
Umumnya, musim buah tanaman hutan bervariasi dan dapat dijadikan 2
kelompok besar yaitu yang berbuah pada musim kemarau (Juni-Agustus) dan
disebut dengan kelompok benih ortodoks seperti Calamus manan Miq (rotan
manau). Sedangkan yang berbuah pada musim hujan biasanya disebut
dengan buah rekalsitran yaitu berbuah pada bulan November-Februari,
contohnya Pometia pinnata Forest, (matoa), Styrax benzoin Draynd
(kemenyan).
2
Pengumpulan Benih
Pengumpulan benih mencantumkan bagaimana mengetahui kemasakan buah
yang biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna kulit, cara
pemanenan buah maupun ciri-ciri buah sudah dapat dipanen. Sebagai
keterangan tambahan dicantumkan mengenai bentuk dan ukuran buah. serta
jumlah benih rata-rata dalam satuan berat kilo.
Ekstraksi Benih
Ekstraksi benih didefinisikan sebagai kegiatan mengelurkan dan
membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan
daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi. benih yaitu ekstraksi kering yang
dilakukan terhadap buah berbetuk polong (Adenanthera microsperma) dan
jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Casuarina equisetifolia).
Sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki
daging buah yang basah seperti Pometia pinnata (Matoa), Nephelium longan
(Lengkeng). Pada jenis Dipterocarpaceae dan jenis lainnya yang bersayap,
ekstraksi dilakukan dengan cara membuang sayapnya.
Penyimpanan Benih
Kemampuan benih untuk disimpan bervariasi. Ada 2 kelompok besar sifat
benih dalam penyimpanan : (1) benih ortodoks, dimana kelompok ini benihnya
dapat disimpan lama pada kadar air rendah (4 - 8%) dengan temperatur rendah
(4 - 18° C) clan RH 40 - 50 %; (2) Benih rekalsitran, dimana benih dalam
kelompok ini tidak dapat disimpan lama (1 - 4 minggu) pada kadar air 20 - 50%
dan kondisi temperatur dan kelembaban yang sedang (18 - 20° C; RH 50 -
60%).
Perkecambahan Benih
Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di dalam laboratorium dengan
menggunakan metode uji UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan
UKDdp (Uji Kertas Digulung didirikan dalam Plastik). Uji perkecambahan benih
di rumah kaca umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk
gergaji dan media lainnya, dapat juga campuran atau tidak dicampur. Media
sebelum digunakan harus disterilkan dahulu dengan cara pemanasan dalam
oven bertemperatur 103 ± 2°C untuk media kertas dan dilakukan
penggorengan untuk media lainnya.
3
Pencegahan Hama dan Penyakit
Perlakuan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit benih dapat
dilakukan sebelum benih disimpan, selama penyimpanan, uji perkecambahan
dan persemaian. Pencegahan hama penyakit dimaksudkan agar kecambah
yang tumbuh serta bibitnya di persemaian dapat tumbuh sempurna, sehingga
penanaman dapat berjalan dengan baik.
Persemaian
Kondisi kecambah ketika siap untuk dibesarkan dalam persemaian merupakan
awal dari kegiatan persemaian. Persiapan bibit sebelum ditanam meliputi
kondisi persemaian seperti naungan, media bibit, pemupukan dan
pemeliharaan lainnya. Pemupukan bibit di persemaian yang intensif dan baik
akan berpengaruh terhadap kesiapan dalam penanaman di lapangan.
Glosari
Glosari berisi istilah-istilah dalam bahasa ilmiah yang dicarikan arti atau
persamaan kata serta definisi/batasannya agar mudah dimengerti. Hal ini
dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam implementasinya.
4
BAB III. RISALAH BENIH TANAMAN HUTAN
100. ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd)
Oleh :
Kurniawati P. Putri dan Eliya Suita
7
berukuran 4 - 6 cm, dalam satu buah terdapat
1- 3 biji yang berbentuk pipih berukuran 0,5 -
1 cm.
8
ditanam setelah berumur 4 - 6 bulan dengan
tinggi 20 - 25 cm. Pemupukan dengan N
sebaiknya dilakukan pada umur 2,5 bulan
dengan dosis 2 g/bibit.
DAFTAR PUSTAKA
3) Effendi Markum dan I.W. Susila. 1997. Kemampuan Simpan Stump Kayu
Merah (Pterocarpus indicus Willd). Buletin Penelitian Balai Penelitian
Kehutanan Kupang Vol. 2 No. 1 Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
5) Munda Turbani dan Dedi Setiadi. 1997. Pembiakan Vegetatif Jenis Kayu
Merah (Pterocarpus indicus Willd). Prosiding Ekspose Diskusi
Hasil-Hasil Penelitian BPK Kupang. Balai Penelitian Kehutanan
Kupang.
9
101. BERINGIN (Ficus benyamina L.)
Oleh :
Dede J. Sudrajat dan Agus Astho Pramono
10
Pengumpulan Buah : Pengumpulan buah dilakukan dengan cara
pemanjatan. Buah masak dicirikan dengan
warna merah kehitam-hitaman. Buah beringin
merupakan makanan bagi bermacam-macam
satwa liar dan mempunyai peranan yang penting
dalam menjaga kestabilan satwa liar4).
11
Persemaian : Cara pembibitan beringin dapat dilakukan
dengan pembiakan generatif (biji) dan
pembiakan vegetatif (bahan vegetatif).
Pengadaan bibit secara generatif masih
menghadapi kendala berupa persentase
kecambah yang sangat rendah dan musim
buah yang tidak menentu. Secara alami
pembiakan generatif dilakukan oleh satwa
pemakan buah beringin. Biji yang dikeluarkan
melalui kotorannya atau pemuntahan kembali
biji yang sudah ditelan (regurgitasi).
Sedangkan persemaian dengan pembiakan
vegetatif dapat dilakukan dengan
menggunakan media campuran tanah + pasir
dan kompos (3 : 1 : 1). Bahan stek ditanam
langsung pada polybag berukuran 15 x 20 cm
yang telah diisi media di atas. Stek yang telah
ditanam diberi sungkup plastik untuk menjaga
agar tetap lembab. Di samping itu stek juga
dinaungi paranet intensitas 50%. Pembukaan
sungkup dilakukan setelah stek tumbuh, yaitu
pada minggu keempat setelah penanaman.
Penyiraman dilakukan sehari sekali dengan
menggunakan sprayer yang halus. Persen
hidup stek pucuk dan batang dapat mencapai
77,33% 1). Pada umur 6 bulan stek sudah
mencapai 20 - 30 cm dengan diameter 5 - 8 cm.
Kondisi tersebut cukup memadai bagi stek
tersebut untuk dipindahkan ke lapangan.
12
hama tersebut dapat ditanggulangi dengan
penyemprotan insektisida. Penyemprotan
insektisida (misal : Regent 50 SC dosis 4- 8 ml/I
air) atau larutan deterjen pada permukaan
daun.
DAFTAR PUSTAKA
4) Raemaekers, J.J., F.G.P. Andrich-Blake, J.B. Payne. 1980. The Forest. In.
D.J. Chivers (Ed.). Malaysian Forest Primates Ten Years Study in
Tropical Rain Forest. Plenum Press. New York.
6) Susilo, A., Rayan dan Kade Sidiyasa. 1997. Peranan Ara (Ficus spp.)
dalam Penimbunan Biji yang Terkubur dalam Tanah Hutan. Buletin
Penelitian Kehutanan. Balai Penelitian Kehutanan Samarinda.
Samarinda.
13
102. BISBUL (Diospyros blancoi A.DC)
Oleh:
Nurmawati Siregar dan Danu
14
Ektraksi Benih : Buah diperam selama 2-5 hari agar daging
buah menjadi lunak. Daging buah dibuang
dengan pisau kemudian dilakukan ektraksi
terhadap biji karena masih banyak
sisa-sisa daging buah yang melekat pada biji.
Ektraksi biji dapat dilakukan dengan
menggunakan food processor (alat pengupas
kopi) atau dengan cara menggosok-gosok biji
dengan tangan menggunakan pasir atau abu
gosok
DAFTAR PUSTAKA
15
103. BURAHOL (Stelechocarpus burahol Blume)
Oleh :
Nurmawati Siregar
16
Pengumpulan Benih : Buah masak dicirikan dengan warna kulitnya
yang berwarna kecoklat-coklatan, daging buah
berwarna kuning atau coklat muda aroma
seperti bunga viola. Buahnya termasuk buah
buni, berbentuk bulat dengan ukuran diameter
5-6 cm. Setiap buah mengandung 4-6 butir biji,
berbentuk jorong dengan ukuran panjang
sekitar 2-3 cm. Pohon dewasa dapat
menghasilkan 1.000-1.500 butir buah. Setiap
kilogram buah mengandung 10-20 butir buah
dan setiap kilogram benih mengandung sekitar
40-1.000 butir biji.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
104. CEMARA LAUT (Cassuarina equisetifolia L)
Oleh :
Dida Syamsuwida
19
Tahan terhadap kekeringan selama 6 - 8 bulan.
Suhu maksimum rata-rata 30-35 O C dan
minimum 7-18 O C. Rata-rata curah hujan
tahunan 1.400 mm2).
20
insek lainnya, juga mudah terserang akar
busuk5).
DAFTAR PUSTAKA
1) Boland, D.J, M.I.H brooker, G.M Chippendale.; N. Hall, B.P. M Hyland; R.D
Johnston; D.A Kleinig and J.D Turner. 1987. Forest Trees of Australia.
NELSON CSIRO.
21
3) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
22
105. CEMPAKA ( Michelia champaca L. )
Oleh :
Rina Kurniati dan Dharmawati F. Djam'an
23
dengan pasir, lalu dibersihkan dalam air
mengalir. Berat 1000 butir benih adalah 57,654
gram.
DAFTAR PUSTAKA
1) Burkill, J.H., W. Birtwistle, F.W. Foxworthy, J.B. Scrivenor and J.G. Watson
(1935) : A Dictionary of The Economyc Products of The Malay
Peninsula. Government of The Straits Settlements and Federated
Malay State by the Crown Agents for The Colonies, London H 1465
24
2) Heyne, K(1987) : Tumbuhan Berguna Indonesia. Cetakan 1, Badan
Litbang Kehutanan, Jakarta. H. 761.
4) Van Steenis, C.G.G.J., D. den Hoed, S. Bloembergen dan P.J. Eyma (1978) :
Flora untuk anak sekolah. Cetakan II. P.T. Pradnya Paramita, Jakarta.
H.200.
25
106. CEMPEDAK (Artocarpus integer)
Oleh:
Eliya Suita dan Aam Aminah
26
pada biji dibuang dan dicuci dengan air bersih
kemudian dikeringkan.
27
Bibit dapat ditanam di lapangan sewaktu masih
muda sekali, bibit disarankan ditanam di lapang
sebelum akar tumbuh keluar dari kantong
semai.
DAFTAR PUSTAKA
28
107. DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb)
Oleh :
Nurhasybi
29
dengan diameter 20 - 26 cm. Dalam satu
cone/buah berisi 9.096 benih. Jumlah benih per
kg kurang lebih 4.950 butir3).
30
DAFTAR PUSTAKA
31
108. GANDARIA (Bouea macrophylla Griffith)
Oleh:
Nurmawati Siregar
32
: butir biji, berbentuk agak lonjong dengan
ukuran 1 cm x 2 cm, berwarna ungu. Pohon
dewasa dapat menghasilkan 200 kg buah.
Ektraksi Benih : Buah diperam selama 3-4 hari agar daging buah
menjadi lunak. Daging buah dibuang dengan
pisau kemudian dilakukan ekstraksi terhadap
biji karena masih banyak sisa-sisa daging buah
yang melekat pada biji. Ekstraksi biji dapat
dilakukan dengan cara skarifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
33
109. GOWOK (Syzygium polycephala Miq.)
Oleh :
Yulianti Bramasto dan Samuel Simanjuntak
34
Ekstraksi Benih : Benih dikeluarkan dengan cara dipotong
daging buahnya dengan pisau kemudian
diambil bijinya.
DAFTAR PUSTAKA
2) Prosea. 1992. Plant Resources of South East Asia No.2 : Edibble Fruits
and Nuts. E W.M. Verheij and R.E Coronel (Ed). Prosea. Bogor.
35
110. JAMUJU (Podocarpus nerifolius)
Oleh :
Dida Syamsuwida dan Aam Aminah
36
pohon, kemudian buah diambil langsung dari
atas pohon dengan cara mengkait dan
memotong ranting yang berbuah menggunakan
galah berkait. Buah/biji berbentuk bulat dengan
ukuran diameter 0,5 - 0,75 cm. Jumlah benih per
kg 1500 butir. Kadar air benih jamuju berkisar
40 - 50%. Kandungan protein benih segar
4,5%, lemak 0,4% dan karbohidrat 68%.
(Syamsuwida dkk, 2004)4).
37
Persemaian : Media semai yang dipergunakan adalah
campuran pasir + tanah dengan perbandingan
1: 1. Ukuran polybag 20 x 15 cm. Pemupukan
dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan
pupuk NPK cair (5 gram/liter). Bibit siap tanam
pada umur 3 bulan. Dalam persemaian
diperlukan shadding net dengan naungan 40 %.
(Wodsworth, 1997) 5).
DAFTAR PUSTAKA
1) Dodd, M.C. Staden, J Van and Smith, M.T. 1989 Seed Germination in
Podocarpus latus: An Ultrastructural an Biochemistry study. Annals of
Botany By: 569 - 579.
38
111. JATI (Tectona grandis Linn.f.)
Oleh :
Nurhasybi
39
1,56 cm 4). Penanaman di Jawa oleh Perum
Perhutani pada umumnya menggunakan
"Benih" berukuran diameter 14 mm. Benih yang
dipergunakan sebagai bahan penanaman
sebenarnya adalah pengertian buah untuk
jenis jati. Pohon Jati diperkirakan mulai
berbuah pada umur 7 tahun. Potensi produksi
buah per pohon di Jawa bervariasi antara 0,5 -
3 kg. Jumlah benih per kg ± 1500 butir.
Ekstraksi Benih : Buah dijemur kurang lebih 2 hari (kadar air 10-
12%) sampai sungkup buah terlihat kering.
Buah yang telah kering di masukan ke dalam
karung kemudian karungnya diinjak-injak
sampai sungkup buah terlepas. Pemisahan
kotoran dengan benih dilakukan dengan
menampi atau dengan blower (alat pembersih
benih).
40
Pencegahan Hama : Pencegahan terhadap benih apabila terserang
dan Penyakit terserang penyakit (jamur) adalah dengan
memberikan fungisida seperti Dithane M-45
(2 gram/liter air).
DAFTAR PUSTAKA
41
112. KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.)
Oleh :
Nurhasybi
42
dipanjat di atas pohon atau memungut dalam
suatu kantong dan diberi label yang bertuliskan
lokasi dan tanggal pengunduhan.
43
a. Akar tidak boleh ada yang terlipat atau patah
b. Bibit yang disapih hanya bibit yang sehat
c. Penyapihan dilakukan pada pagi hari atau
sore hari.
DAFTAR PUSTAKA
4) Yap, S.KK and S.M. Wong. 1983. Seed Biology of Acacia mangium, Albizia
falcatria, Eucalyptus spp. Gmelina arborea, Maesopsis eminii, Pinus
caribaea and Tectona grandis. The Malayan Forester. Volume 46 No. 1.
44
113. KECAPI (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)
Oleh:
Hero Dien P. Kartiko dan Enok R. Kartiana
45
perkembangan buah (sejak dari munculnya
bunga) membutuhkan waktu selama 5 bulan2).
46
: tanah + kompos (1:1). Perkecambahan
biasanya memerlukan waktu selama 20 hari
terhitung dari saat penyemaian2).
47
DAFTAR PUSTAKA
5) Iriantono, D. 1998. Pengaruh kelas dan tapak pohon induk terhadap tinggi
dan produksi kerucut keturunannya untuk Black Spruce (Picea mariana
(Mill.) B.S.P) di Maine USA. Buletin Teknologi Perbenihan 5(1): 39-51.
48
114. KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Mild)
Oleh :
Yulianti Bramasto dan Kurniawati P. Putri
49
: akhir musim hujan. Dengan demikian musim
bunga dan musim buah kemiri berbeda-beda
untuk setiap tempat. Kemiri mulai berbunga dan
berbuah pada umur 3-4 tahun.
50
Perkecambahan Benih : Benih yang akan dikecambahkan terlebih
dahulu ditipiskan dengan gerinda atau amplas.
Biji kemiri sangat cepat kehilangan daya
tumbuhnya, dimana biji yang telah disimpan
lebih dari 12 bulan sudah tidak ditanam lagi. Biji
yang akan dikecambahkan diletakkan dengan
bagian yang datar ke dalam sampai kedalaman
+ 1,5 cm. Biji dari penaburan dengan DB
sebesar 80%.
DAFTAR PUSTAKA
51
115. KENARI ( Canarium indicum L )
Oleh :
Naning Yuniarti, Aam Aminah dan Eliya Suita
52
Penyimpanan Benih : Benih kenari mampu disimpan lama pada
kondisi simpan kering dingin dengan suhu 4 -
8OC dan RH 40 - 50 %.
DAFTAR PUSTAKA
53
3) Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
7) Yuniarti, N dkk. 2002. Teknik Penanganan Benih Orthodoks Jenis Ayu. LHP
Balai Litbang Teknologi Perbenihan, Departemen Kehutanan. Bogor.
54
116. KEPUH (Sterculia foetida Linn.)
Oleh :
M. Zanzibar
55
menjadi merah dan kadang-kadang menjadi
hitam dan membuka, ukuran buahnya dapat
mencapai diameter 7 mm atau lebih,
mempunyai pericarp yang tebal (7 - 8 mm),
berkayu dan folikelnya berbentuk orbicular.
Pengumpulan buah kepuh dilakukan dengan
pengunduhan terhadap buah yang sudah
masak fisiologis yang ditandai dengan warna
buah yang coklat tua dan belum merekah.
Tingkat kematangan buah tergantung
spesiesnya, tetapi biasanya memerlukan
waktu 4 - 6 bulan. Bijinya berbentuk elipsoid
atau elipsoid-oblong, dengan ukuran panjang
± 2 cm, berwarna hitam, licin dan mengkilat
dengan hilum yang berwarna putih serta
karpelnya berwarna merah atau merah tua 5).
Penyimpanan Benih : Kulit benih pulai liat dan keras, namun memiliki
kandungan lemak yang cukup tinggi, oleh
karena itu dalam upaya penyimpanannya
diupayakan agar kulit benih tetap utuh dan
tidak rusak (benih berwatak semi ortodoks).
Kadar air benih yang aman untuk penyimpanan
berkisar antara 8-10 %, kondisi tersebut dapat
diperoleh dengan cara diangin-anginkan
selama 2- 3 hari pada ruang kamar (t: 25OC, RH :
70 - 90 %) kemudian benih dikemas dalam
56
wadah kedap udara dan disimpan dalam ruang
kamar atau ruang dingin (AC, DCS).
Pencegahan Hama
dan Penyakit : -
57
berukuran 10 x 15 cm. Pemberian pupuk NPK
(5 gram/1 liter air) dilakukan setelah bibit
berumur 3 minggu, setiap 2 minggu sebanyak
dua kali (sampai bibit berumur 7 minggu). Bibit
kepuh siap ditanam di lapangan pada umur 3
bulan atau tinggi bibit sudah mencapai 25 - 30
cm.
DAFTAR PUSTAKA
1) Bonner F. T., J. A: Vozzo, W. W. Elam and S. B. Land Jr. 1994. Tree Seed
Technology Training Course: Instructor's Manual. United States
Departemen of Agriculture, Forest Service, Southern Forest
Experiment Station. New Orleans.
3) Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid Ill. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta.
58
117. KESEMEK (Diospyros kaki L.f)
Oleh:
Nurmawati Siregar dan Asep Rohandi
59
berbentuk bulat atau bulat gepeng dengan
ukuran yang bervariasi. Setiap buah
mengandung 0-10 butir biji, berbentuk bulat
telur sampai lonjong dan mepipih disatu sisi.
DAFTAR PUSTAKA
1) Anonimous. 2000. Tanpa bedak tetap cantik. Majalah Trubus No 414. Mei
2004/XXXV.
60
5) Heyne, K. 1997. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutananan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
61
118. KIHIANG (Albiziia procera Benth)
Oleh
Dida Syamsuwida
62
Penyimpanan Benih : Benih dimasukkan dalam kaleng atau kantong
plastik rapat kemudian disimpan pada suhu
rendah (ruang AC atau refrigerator) dapat
bertahan hingga beberapa tahun.3)
DAFTAR PUSTAKA
63
119. MAHONI (Swietenia macrophylla King)
Oleh:
Nurhasybi
64
coklat tua, ukuran buah 9,5 cm - 15,5 cm, jumlah
benih per buah berkisar 29 hingga 58. Dalam
satu kg. Berisi 2300 - 2400 benih kering tanpa
sayap, sedangkan yang bersayap dalam 1 kg
berisi 2000 butir.
65
apabila titik tumbuh berwarna merah atau
merah muda, kotiledon minimum 30% merah
dan 70% merah muda.
DAFTAR PUSTAKA
1) Erizal. 1990. Penentuan Kadar Awal dan Kondisi Ruang Simpan Benih
Mahoni (Swietenia macrophylla King). LUC No. 82 Balai Teknologi
Perbenihan. Bogor.(Tidak diterbitkan).
3) Kusuma, LD. dan Iriantono, D. 1991. Uji Cepat Viabilitas Mahoni (Swietenia
macrophylla King) dengan Kontras Radiografi. LUC No. 83 Balai
Teknologi Perbenihan Bogar. (Tidak diterbitkan).
66
5) Nurhasybi dan Pramono, A.A. 1998. Peta Pewilayahan Sumber Benih
Mahoni (Swietenia macrophylla King) dan Sengon (Paraserianthes
falcataria Fosberg) di Jawa. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Perbenihan Kehutanan. Buletin Teknologi
Perbenihan Kehutanan Vol.% No.2 Hal 25-41. Balai Teknologi
Perbenihan Bogor.
67
120. MENTENG (Baccaurea racemosa Reinw)
Oleh:
Nurmawati Siregar
68
kemerahan. Setiap buah mengandung 1-3 butir
biji, berbentuk jorong dengan ukuran panjang
sekitar 1-2 cm. Setiap kilogram mengandung
100-120 butir buah dan setip kilogram
mengandung 300-600 butir biji.
DAFTAR PUSTAKA
69
121. MINDI (Melia azedarach)
Oleh :
Danu
70
: berukuran 1-1,5 cm. Jumlah buah kering 1.286
butir/kg atau ± 56.894 butir biji/kg.
71
kemudian dikecambahkan pada media
campuran pasir tanah (1 : 1) dalam bak tertutup
plastik. Cara ini dapat menghasilkan daya
berkecambah 89 % dengan kecepatan tumbuh
55 % selama satu minggu.
DAFTAR PUSTAKA
1) Danu dan Kurniawati. 1996. Pengaruh Kadar Air Awal Benih Terhadap
Daya Simpan Benih Mindi (Melia azedarach L.). Balai Teknologi
Perbenihan Bogor.
72
6) Nurhasybi dan Danu. 1997. Mengenal Budidaya Mindi (Melia azedarach
L.). Tekno Benih (2) : 1 Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
73
122. PASANG (Lithocarpus spp)
Oleh :
Kurniawati Purwaka Putri
74
dicirikan oleh kulit buah yang berwarna coklat
tua. Buah pasang berbentuk seperti buah salak
yaitu berbentuk bulat pendek berujung runcing
dan bagian dasarnya membulat, hanya kulit
buah pasang relatif lebih halus clan lebih kecil.
Jumlah benih per kg sekitar 232 butir atau 2.650
butir per kaleng minyak tanah.1,2,3,)
75
DAFTAR PUSTAKA
76
123. PINUS (Pinus merkusii Jungh et de Vriese)
Oleh :
Danu
77
benih per kerucut sekitar 23 butir. Berat per
1000 butir (kadar air 9,7%) adalah 20,3 gram,
jumlah benih sebanyak 47.694 butir/kg.
78
pengontras dan kerusakan fisik maksimal 25%
dari rongga benih4).
DAFTAR PUSTAKA
4) Nurhasybi dan D. Rinawan. 1995 Kriteria Uji Cepat Viabilitas Benih Tusam
(Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dengan sinar-X. Laporan Uji Coba
Balai Teknologi Perbenihan No. 169/34.1/03/95.Bogor.
5) Nurhasybi, Iriantono D., Marom O., dan Mulyanto Y., 1997. Peta
Pewilayahan Sumber Benih Pinus merkusii di Jawa. Balai Teknologi
Perbenihan. Bogor.
79
8) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture
Handbook 710. USDA Forest Service. Rio Piedras.
10) Zanzibar, M dan D.J. Sudradjat. 2000. Pengaruh Kadar Air Awal terhadap
Perkecambahan dan Pengendalian Penyakit pada Benih Tusam (P.
merkusii). Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 7 No. 1 Balai Teknologi
Perbenihan.Bogor.
80
124. PULAI (Alstonia scholaris (L) R Br)
Oleh :
Muhammad Zanzibar
81
Ekstraksi Benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan metode
kering. Polong diletakkan di dalam peti kayu
yang dilapisi plastik, di atasnya ditutupi kawat
kasa, diangin-anginkan pada suhu kamar (t=
+ 27°C, RH= 70 - 90%, selama 3 - 7 hari). Setiap
hari polong-polong diaduk bolak balik agar
mendapatkan panas secara merata; polong
akan pecah sendiri dan benih akan keluar.
Benih pulai bersayap tipis, dengan jumlah
544.400 butir benih bersayap/kg, atau setara
dengan 701.600 butir tanpa sayap/kg.
Pemisahan antara sayap dan benih dapat
menggunakan food processor 7).
82
Pembiakan Vegetatif : Tanaman pulai mudah dibiakan secara
vegetatif, yaitu melalui stek batang. Tanpa
pemberian hormon tumbuh stek dapat
menumbuhkan tunas clan akar secara cepat8).
Media yang baik untuk pertumbuhan stek
adalah sabut kelapa namun dapat pula
menggunakan media tanah yang memiliki daya
serap air yang tinggi3). Tempat pertumbuhan
dapat menggunakan sungkup plastik atau
misting chamber, bahkan pada musim
penghujan stek dapat ditanam langsung di
lapangan. Pertumbuhan pulai diawali dengan
tumbuhnya percabangan atau tunas secara
dominan dan serentak, tetapi setelah umur
tertentu akan muncul tunas baru yang dominan
sebagai bakal batang utama. Tunas yang
tumbuh sebelumnya akan menua, dan
sebaiknya pada saat itu dilakukan singling.
DAFTAR PUSTAKA
1) Bonner, F.T., J.A. Vozzo, W.W. Elam, S.B. Land, Jr. 1994. Tree Seed
Technology Training Course. Instructors Manual. United States
Department of Agriculture. Forest Service. Southern Forest Experiment
Station, New Orleans, Lousiana.
83
4) Tantra, IGM, 1981. Flora Pohon Indonesia. Balai Penelitian Hutan Bogor.
5) Whitemore, T.C. 1972. Tree Flora of Malaya A. Manual For Forester. Forest
Reseacrh Institute-Longman Malasyia. Kepong.
84
125. RASAMALA (Altingia excelsa)
Oleh :
Agus Astho Pramono
85
Ekstraksi Benih : Benih diekstraksi dengan cara mengeringkan
buah pada suhu 38-42°C selama 20 jam dalam
seed dryer atau dijemur dengan sinar matahari
selama 2 hari. Benih dapat diseleksi dengan
menggunakan mesin seed gravity table untuk
memperoleh ukuran benih yang seragam.
DAFTAR PUSTAKA
86
126. SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
Oleh :
Nurhasybi
87
Penyimpanan Benih : Disimpan pada kadar air rendah (5 - 8%).
Pengeringan benih dengan cara dijemur
selama 1 hari. Dikemas dalam wadah kedap
(plastik dimasukkan dalam kaleng). Ruang
simpan yang digunakan adalah ruang kamar,
ber AC atau DCS. Dengan cara ini viabilitas
dapat dipertahankan selama kurang lebih 12
bulan4).
88
DAFTAR PUSTAKA
2) Nurhasybi dan Kartiana, E.R. 1990. Uji Cepat Viabilitas Benih Akor (Acacia
auriculiformis A. Cunn) dan Jeunjing (Paraserianthes falcataria)
dengan Tetrazolium. LUC No.77. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
89
127. SENTUL (Sandoricum nervosum Blume)
Oleh:
Hero Dien P. Kartiko dan Enok R. Kartiana
90
pada tanah lempung berliat atau lempung
berpasir yang gembur dan banyak
mengandung humus2).
91
dalam bentuk buah yang masih utuh guna
mencegah turunnya kadar air benih.
Penyimpanan yang bersifat sementara
tersebut dapat dilakukan di ruang AC (18-
20°C) atau di kulkas (sekitar 7°C).
92
teratur) selama 3-4 bulan, setelah itu siap untuk
ditanam di lapangan. Selama dalam masa
pemeliharaan, bibit dapat dipupuk dengan
larutan NPK dengan dosis sekitar 5 gram/10
literair.
DAFTAR PUSTAKA
93
128. SUNGKAI (Peronema canescens Jack)
Oleh :
Eliya Suita
94
dilakukan sampai buah merekah. Setelah
merekah baru dipisahkan antara benih dengan
kulitnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
1) Danu. 1993. Pengaruh Bahan Stek dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap
Pertumbuhan Stek Batang Sungkai (Peronema canescens Jack). LUC
141. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
96
129. TISUK (Hibiscus macrophyllus Roxb.)
Oleh :
Hero Dien Pancang Kartiko
97
ditempatkan dalam kantong kain, setelah
sampai di tempat pengolahan, harus segera
dikeluarkan dari wadah dan dijemur. Bila
terlambat dikeluarkan, kapsul dan benihnya
dapat terserang oleh cendawan.
98
dengan memindahkan bibit secara hati-hati
dan media tabur ke media sapih. Pemindahan
bibit ini dilakukan pada pagi hari di bawah
naungan. Setelah dipindahkan ke media sapih,
usahakan agar akar dalam keadaan lurus, tidak
bengkok. Bibit yang telah dipindahkan ke
media sapih kemudian ditempatkan di bawah
naungan dan disiram secara teratur pagi dan
sore dengan butiran air yang halus. Setelah tiga
bulan, bibit siap ditanam di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
99
BAB IV
GLOSARI
100
PENUTUP
Hasil dan Kajian Komprehensif Jenis Benih Tanaman Hutan ini akan
diterbitkan sebagai buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid V yang
menyajikan risalah sebanyak 30 jenis dimana terdiri dari jenis tanaman
andalan Jawa Barat.
Untuk itu, kami harapkan adanya kritik dan saran dalam rangka
memperbaiki isi buku Atlas Benih V. Semoga buku yang akan diterbitkan ini
dapat bermanfaat bagi pengguna maupun bagi pengetahuan di bidang lain
yang terkait.
101