Disusun oleh :
KELAS 5B1
PRODI S1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
yang berjudul “Budidaya Walet” ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih dosen mata kuliah Ilmu Produksi Aneka
Ternak Dan Satwa Harapan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni
ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembingbing yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II ..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN .................................................................................................................4
2.1 Sejarah Walet ........................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Walet .....................................................................................................4
2.3 Jenis-jenis Burung Walet ........................................................................................5
1. Walet Putih (Collocalia fuciphagus) ......................................................................5
2. Walet Besar (Collocalia gigas)...............................................................................5
3. Walet Sarang Hitam (Collocalia maxima) ..............................................................5
4. Walet Gunung (Collocalia brevirostris) .................................................................6
5. Walet Sarang Lumut (Collocalia vanikorensis).......................................................6
6. Walet Sapi (Collocalia vanikorensis) .....................................................................6
2.4 Perilaku Dan Keunikan Burung Walet .....................................................................6
1. Dapat Terbang Tinggi Dalam Waktu Lama ............................................................6
2. Mampu Terbang Jarak Jauh ..................................................................................6
3. Memiliki Kemampuan Ekolokasi ...........................................................................7
4. Sarang Dari Air Liur ..............................................................................................7
2.5 Cara Budidaya Burung Walet..................................................................................7
2.6 Pembibitan Burung Walet ......................................................................................8
2.7 Hama Dan Penyakit.............................................................................................. 10
2.8 Panen Budidaya Walet ......................................................................................... 11
2.9 Pemberian Pakan Walet ....................................................................................... 12
2.10 Manfaat Sarang Walet ....................................................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 15
iii
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha sarang burung walet merupakan salah satu usaha yang mempunyai
prospek yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia pada saat ini. Hal
tersebut didukung oleh kondisi lingkungan dan geografis yang sesuai serta
sumberdaya yang tersedia untuk mendukung kehidupan burung walet yang
dapat ditemukan pada beberapa daerah tertentu di Indonesia (Yuniarti,
Yurisinthae dan Maswadi 2013). Burung walet sebagai salah satu sumberdaya
hayati memiliki nilai yang tinggi, baik dari ekologi fauna maupun
pengembangan ilmu pengetahuan dan estetika. Burung walet yang kemudian
menghasilkan sarang walet secara alamiah banyak dijumpai di gua dalam
hutan gua-gua yang berada di pinggir-pinggir laut. Sarang burung walet
menempel pada dinding-dinding gua ataupun sirip-sirip pada gedung (Vijayan
2009). Selain itu sarang walet juga dapat dihasilkan secara buatan pada suatu
bangunan atau gedung (Mulyono 2011).
1
masyarakat China. China sudah mengenal sarang burung walet yang
digunakan penduduknya untuk membuat makanan yaitu sop. Sop sarang
burung walet telah dikonsumsi oleh orang China selama ribuan tahun.
Usahatani burung walet memerlukan dana yang cukup besar terutama untuk
membangun rumah (hunian) burung walet. Namun, setelah burung walet yang
dirumahkan ini memproduksi sarang secara optimal, omset yang diraih pun
nilainya juga cukup besar. Jika produksi sarang burung walet yang dihasilkan
sudah optimal, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, nilai investasi yang
dikeluarkan sudah kembali (Salekat 2010).
5. Apa yang menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada burung walet?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan jenis budaya walet
2
7. Untuk mengetahui pemberian pakan walet dalam sehari
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Walet
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial
dan suka meluncur.Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan
ukuran tubuh sedang/kecil, danmemiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan
runcing, kakinya sangat kecil begitu jugaparuhnya dan jenis burung ini tidak
pernah hinggap di pohon.Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-
gua atau rumah-rumah yang cukuplembab, remang-remang sampai gelap dan
menggunakan langit-langit untuk menempelkansarang sebagai tempat
beristirahat dan berbiak.
Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga
4
2. Awal-akhir maret dan oktober sebagian walet masih bertelur
3. Mei-juli dan desember-pebruari walet muda mulai terbang
Desember-pebruari dan juli-agustus walet muda memasuki fase
reproduksi dan wallet muda mulai mencari pasangan dan kemungkinan
menghuni tempat baru.Dengan demikian waktu yg tempat utk memancing walet
adalah musim hujan sekitar bulan desember-pebruari dan musim kemarau pd
bulan juni-agustus.
Jenis walet berwarna hitam dengan bulu bagian bawah coklat gelap,
bulu ekor bercelah suaranya keras dan berderik, merupakan jenis walet yang
berukuran paling besar dibandingkan dengan jenis wallet lainnya, panjang
tubuhnya sekitar 16 cm. Untuk habitat wallet ini banyak terdapat
disemannjung malaya, sumatera, kalimantan dan jawa terutama ditemukan
didaerah perbukitan dan hutan hutan pegunungan pada setiap ketinggian.
5
4. Walet Gunung (Collocalia brevirostris)
6
seumur hidupnya, jarak tempuh walet dapat mencapai dua juta kilometer.
Jarak ini kurang lebih sama dengan lima kali terbang ke bulan. Kemampuan
terbang walet dapat didukung dengan ukuran tulang sayapnya yang secara
proporsional lebih panjang dibandingkan burung pada umumnya. Pada
tubuh walet, sudut antara tulang sayap dengan kaki depan bisa diubah.
Sehingga memungkinkan burung ini mengubah bentuk serta luas sayapnya
untuk mendukung efisiensi dan kemampuan manuver.
Selain bisa terbang tinggi dan jauh, burung ini juga memiliki
kemampuan ekolokasi yang memungkinkannya memetakan sekitar loh.
Kemampuan inilah yang membuat walet bisa terbang tanpa masalah menuju
sarang yang terletak pada tempat gelap.
7
Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk ‘L’ yang berjarak 5 m satu
lubang, berdiameter 4 cm.
Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai
Pada libang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk
corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam
gedung akan lebih gelap, suasans gelap lebih disenangi wallet.
Bentuk dan konstruksi gedung Umumnya, rumah walet seperti
bangunan gedung besar,luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m
2. Makin tinggi wuwungan (bubungan)dan semakin besar jarak antara
wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebihdisukai burung
walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok
gedungdibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran
semen. Bagian dalamtembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur
dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bausemen
dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya
sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet,
tidak mudah dimakanrengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet
perlu dilengkapi dengan roving roomsebagai tempat berputar-putar dan
resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang
tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuatdi
bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung.
Letaknyalubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat
hitam.
8
b. Perawatan bibit dan calon induk, Di dalam usaha budidaya walet, perlu
disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat
diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara
buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan
bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuangkemudian sarangnya
diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkanuntuk
memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang
sriti.
c. Memilih Telur Burung Walet
Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5
hari
Putih kemerahan, berumur 6-10 hari
Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15
hari
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm
dengan berat 1,97 gram.
Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap
kecuali dalam mesintetas. Telur tetas yang baik mempunyai- kantung udara
yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak
kuningtelur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan
bintik darah. Penentuankualitas telur di atas dilakukan dengan
peneropongan.
d. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan
telur walet.Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tissue
untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat
menyebabkan burung sriti tidak maumengeraminya. Penggantian telur
dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedungmencari makan.
Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti
dansetelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta
mencari makan.
e. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° dengan kelembaban 70%. Untuk
memperoleh kelembabantersebut dilakukan dengan menempatkan piring
atau cawan berisi air di bagian bawah raktelur. Diusahakan agar air didalam
cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan kedalam rak telur secara
merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehariposisi telur-
telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di
hariketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang
embrionya matidibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian
9
tengah telur terdapat lingkarandarah yang gelap. Sedangkan telur yang
embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur
dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak bolehdibuka
kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur
kelembaban.Setelah 13–15 hari telur akan menetas.
f. Perawatan ternak burung wallet
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah.
Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur
semut (kroto segar) tiga kali sehari.Selama 2–3 hari anak walet ini masih
memerlukan pemanasan yang stabil dan intensifsehingga tidak perlu
dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan1–2
derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ±
10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak inidilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah
atau pojok kotak. Setelah berumur43 hari, anak-anak walet yang sudah siap
terbang dibawa ke gedung pada malam hari,kemudian dletakan dalam rak
untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Denganketinggian ini,
anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti
caraterbang walet dewasa
g. Pakan burung wallet
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Makanannya adalahserangga-serangga kecil yang ada di daerah
pesawahan, tanah terbuka, hutan danpantai/perairan. Untuk mendapatkan
sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah waletharus menyediakan
makanan tambahan terutama untuk musim kemarauh. Pemeliharaan
kandang burung walet Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet,
kotoran yang menumpuk di lantai harusdibersihkan. Kotoran ini tidak
dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan digedung.
10
c. Kecoa Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat,
kecil dan tidaksempurna.Cara pemberantasan dengan menyemprot
insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak
diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian
d. Cicak dan Tokek Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek
dapat memakananak burung walet. Kotorannya dapat mencemari
raungan dan suhu yang ditimbulkanmengganggu ketenangan burung
walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkapsedangkan
penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk
penghalang tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-
lubang yang tidak digunakan ditutup
e. Salah satu metode lain yang sangat efektif untuk menghentikan tikus
dan tokek atauserangga lainya masuk gedung walet adalah dengan
menambahkan pecahan kaca di seluruhlubang keluar-masuk burung
walet sehingga hama-hama tersebut tidak bisa masuk. pecahankaca
juga termasuk mencegah Kelelawar dan burung hantu di dalam gedung
walet sangatmengganggu kenyamanan burung walet sehingga
menyebabkan walet menjadi takut dankemudian pergi dari gedung.
11
inimempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen
hingga 4 kali dan mutusarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna
dan tebal. Adapun kelemahannya yakni,tidak ada kesempatan bagi walet
untuk menetaskan telurnya
c. Panen Penetasan,
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet
menetasdan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah
karena sudah mulai rusakdan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang
dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Tahapan dalam Panen Burung Waleta
a. Panen 4 kali setahun,
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen
pertama dilakukandengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk
panen selanjutnya dengan pola buang telur.
b. Panen 3 kali setahun,
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah
berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang
dipakai yaitu, panentetasan untuk panen pertama dan selanjutnya
dengan pola rampasan dan buang telur.
c. Panen 2 kali setahun,
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannyauntuk
memperbanyak populasi burung walet.
12
2.10 Manfaat Sarang Walet
Berikut adalah berbagai manfaat sarang burung walet yang dipercaya
oleh masyarakat :
1. Cegah resistensi insulin Manfaat sarang walet yang pertama adalah
dapat mencegah resistensi insulin yang merupakan salah satu kondisi
penyebab diabetes. Resistensi insulin adalah kondisi di mana pankreas
dapat menghasilkan hormon insulin, tapi tubuh tidak dapat merespon
hormon insulin dengan baik. Hasilnya hormon insulin pun tidak dapat
bekerja untuk mengontrol gula darah dengan baik.
2. Mengatasi gejala menopause Manfaat sarang walet yang kedua adalah
dapat mengatasi gejala menopause. Setiap wanita tentunya akan
mengalami menopause dan dengan menurunnya hormon reproduksi
tentunya akan menimbulkan berbagai reaksi dari tubuh. Selain
mengalami gelisah, hot flashes, gangguang tidur, gairak seksual
menurun, wanita yang mengalami menopause juga lebih rentan
terhadap berbagai penyakit. Sarang burung walet mememiliki
kandungan hormon estradiol yang merupakan jenis estrogen. Hal ini lah
yang membuat banyak orang percaya bahwa sarang burung walet dapat
mengatasi gejala menopause.
3. Meningkatkan libido Manfaat sarang walet selanjutnya adalah
meningkatkan libido. Kandungan testosteron dan estradiol membuat
sarang burung walet dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual.
Selain dapat meningkatkan gairah seksual, tentunya masih terdapat
manfaat lain dari kandungan hormon-hormon ini pada sarang burung
walet. Kandungan testosteron dapat membantu dalam pemebentukan
otot dan pembakaran lemak. Sedangkan estradiol dapat membantu
mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang yang dapat
disebabkan oleh berbagai sebab.
4. Pengobatan osteoarthritis Manfaat sarang burung walet lainnya adalah
sebagai pengobatan osteoarthritis. Nyeri sendi pada beberapa bagian
tubuh bisa jadi merupakan gejala osteoarthritis atau peradangan pada
tulang rawan. Sarang burung walet memiliki kandungan asam amino
yang dapat meningkatkan pertumbuhan tulang rawan sehingga
mencegah peradangan semakin parah.
5. Meningkatkan kemampuan otak Meningkatkan fungsi otak juga
merupakan salah satu manfaat sarang walet. Kandungan protein dan
mineral dari saran burung walet diduga dapat meningkatkan kerja otak
dan saraf. Selain itu, sarang burung walet juga dipercaya dapat
memperbaiki mood atau suasana hati seseorang, sehingga dapat juga
mengatasi stres dan melawan depresi.
6. Meningkatkan sistem imun Manfaat sarang walet yang keenam adalah
dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa sarang burung walet memiliki kandungan protein
13
yang dapat merangsang pertumbuhan sel, sehingga imunitas seseorang
pun meningkat. Kemampuan ini pun membuat sarang burung walet
dipercaya baik untuk membantu pasien yang sedang menjalani
pengobatan seperti pasien kanker yang menjalani kemoterapi atau
pasien yang mengalami cedera kornea. Sarang burung walet juga
ampuh untuk meningkatkan stamina tubuh agar Anda dapat lebih lancar
beraktivitas.
7. Menjaga kecantikan kulit Manfaat sarang walet yang tidak kalah
terkenal lainnya adalah menjaga kecantikan kulit. Berbagai kandungan
nutrisi dalam sarang burung walet dapat membantu proses
perkembangan atau pembelahan sel. Maka dari itu, sarang burung walet
baik untuk membantu regenerasi kulit. Sarang burung walet juga
dipercara sebagai salah satu agen anti–aging yang dapat
mempertahankan kecantikan kulit Anda dan mencegah datangnya
gejala penuaan. Sarang burung walet juga dapat membantu dalam
pembentukan kolagen sehingga kulit dapat tetap kencang, sehat, dan
cerah.
Keamanan Konsumsi Sarang Burung Walet Manfaat sarang walet untuk
kesehatan memang sangat banyak, tapi apakah setiap orang dapat
mengonsumsi sarang burung walet. Bagi sebagian orang, konsumsi sarang
burung walet dapat menyebabkan timbulnya anafilaksis yang merupakan
reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa. Maka dari itu tidak disarankan untuk
mengonsumsinya langsung dalam jumlah banyak. Jika tidak hipersensitif pada
sarang burung walet, maka konsumsi sarang burung walet relatif aman jika
pengolahannya tetap diperhatikan. Jika ingin mencoba dan mengolah sarang
burung walet sendiri, maka harus lebih teliti karena terdapat penjual nakal yang
mungkin menggunakan pemutih buatan untuk menghasilkan sarang burung
walet yang terlihat bersih dan lebih cantik. Manfaat sarang burung walet untuk
kesehatan memang terlihat menggiurkan, tapi mengingat harganya yang cukup
tinggi, tentunya akan sulit menjadikan sarang burung walet sebagai pilihan
pengobatan. Belum banyak juga penelitian yang menunjukkan efektivitas
manfaat sarang walet untuk kesehatan pada manusia.
14
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Klasifikasi dan Jenis Budaya Walet:
Burung walet, juga dikenal sebagai burung layang-layang, termasuk
dalam famili Apodidae. Terdapat beberapa jenis burung walet yang dikenal,
di antaranya adalah walet rumah (Apus affinis), walet gunung (Aerodramus
hirundinaceus), dan walet raja (Aerodramus maximus). Setiap jenis
memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda.
15
walet yang baru dibuat. Selain itu, pemilihan lokasi yang tepat juga penting
untuk menarik burung walet untuk bersarang.
3.2 Saran
Saran untuk pembaca yang akan memulai budidaya burung walet adalah
perlu memperhatikan hal-hal yang penting sebelum memulainya. Akan lebih baik
apabila sering membaca mengenai karakteristik burung walet, agar dapat
16
menyelesaikan kendala yang terjadi saat budidaya. Selain itu, perlu diperhatikan
potensi alam terhadap burung walet agar dapat menghasilkan sarang yang bagus.
Pemerintah juga perlu mendukung fasilitas yang diperlukan. Masyarakat juga
senantiasa menjaga dan merawat populasi walet agar tidak punah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18