Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BUDIDAYA BURUNG WALET

Disusun oleh :

KELAS 5B1

PRODI S1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
yang berjudul “Budidaya Walet” ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih dosen mata kuliah Ilmu Produksi Aneka
Ternak Dan Satwa Harapan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni
ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembingbing yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 29 oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II ..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN .................................................................................................................4
2.1 Sejarah Walet ........................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Walet .....................................................................................................4
2.3 Jenis-jenis Burung Walet ........................................................................................5
1. Walet Putih (Collocalia fuciphagus) ......................................................................5
2. Walet Besar (Collocalia gigas)...............................................................................5
3. Walet Sarang Hitam (Collocalia maxima) ..............................................................5
4. Walet Gunung (Collocalia brevirostris) .................................................................6
5. Walet Sarang Lumut (Collocalia vanikorensis).......................................................6
6. Walet Sapi (Collocalia vanikorensis) .....................................................................6
2.4 Perilaku Dan Keunikan Burung Walet .....................................................................6
1. Dapat Terbang Tinggi Dalam Waktu Lama ............................................................6
2. Mampu Terbang Jarak Jauh ..................................................................................6
3. Memiliki Kemampuan Ekolokasi ...........................................................................7
4. Sarang Dari Air Liur ..............................................................................................7
2.5 Cara Budidaya Burung Walet..................................................................................7
2.6 Pembibitan Burung Walet ......................................................................................8
2.7 Hama Dan Penyakit.............................................................................................. 10
2.8 Panen Budidaya Walet ......................................................................................... 11
2.9 Pemberian Pakan Walet ....................................................................................... 12
2.10 Manfaat Sarang Walet ....................................................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 15

iii
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha sarang burung walet merupakan salah satu usaha yang mempunyai
prospek yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia pada saat ini. Hal
tersebut didukung oleh kondisi lingkungan dan geografis yang sesuai serta
sumberdaya yang tersedia untuk mendukung kehidupan burung walet yang
dapat ditemukan pada beberapa daerah tertentu di Indonesia (Yuniarti,
Yurisinthae dan Maswadi 2013). Burung walet sebagai salah satu sumberdaya
hayati memiliki nilai yang tinggi, baik dari ekologi fauna maupun
pengembangan ilmu pengetahuan dan estetika. Burung walet yang kemudian
menghasilkan sarang walet secara alamiah banyak dijumpai di gua dalam
hutan gua-gua yang berada di pinggir-pinggir laut. Sarang burung walet
menempel pada dinding-dinding gua ataupun sirip-sirip pada gedung (Vijayan
2009). Selain itu sarang walet juga dapat dihasilkan secara buatan pada suatu
bangunan atau gedung (Mulyono 2011).

Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.


Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan,
tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan (Trubus 2008). Negara produsen
sarang burung walet lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam,
Indonesia menguasai hampir 80% pasar sarang walet dunia, terutama sarang
walet gedung atau rumah. Sarang burung walet produksi Indonesia sebagian
besar diekspor ke Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, dan Taiwan
(Iswanto 2008).

Usaha pemeliharaan yang diambil sebagai 2 hasilnya adalah sarangnya,


yang terbuat dari air liurnya. Menurut Budiman (2008) sarang burung walet ini
berguna atau berkhasiat untuk memperkuat kerja paru-paru, meningkatkan
daya kerja syaraf, memperbaiki pencernaan, mengobati muntah darah, batuk,
kanker, meningkatkan stamina tubuh, memperbaharui sel-sel tubuh yang rusak
dan memperpanjang usia. Paydar (2013) mengatakan sarang burung yang
dapat dimakan adalah komoditas etnomedicinal yang penting dalam

1
masyarakat China. China sudah mengenal sarang burung walet yang
digunakan penduduknya untuk membuat makanan yaitu sop. Sop sarang
burung walet telah dikonsumsi oleh orang China selama ribuan tahun.
Usahatani burung walet memerlukan dana yang cukup besar terutama untuk
membangun rumah (hunian) burung walet. Namun, setelah burung walet yang
dirumahkan ini memproduksi sarang secara optimal, omset yang diraih pun
nilainya juga cukup besar. Jika produksi sarang burung walet yang dihasilkan
sudah optimal, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, nilai investasi yang
dikeluarkan sudah kembali (Salekat 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja klasifikasi dan jenis budaya walet?

2. Bagaimana perilaku dan keunikan burung walet?

3. Bagaimana cara budidaya burung walet?

4. Bagaimana cara pembibitan burung walet?

5. Apa yang menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada burung walet?

6.Apa saja jenis pemanenan dalam budidaya walet?

7. Berapakah pemberian pakan walet dalam sehari?

8.Apa manfaat sarang walet?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan jenis budaya walet

2. Untuk mengetahui perilaku dan keunikan burung walet

3. Untuk mengetahui cara budidaya burung walet

4. Untuk mengetahui cara pembibitan burung walet

5. Untuk mengetahui penyebab timbulnya hama dan penyakit pada burung


walet

6. Untuk mengetahui jenis pemanenan dalam budidaya walet

2
7. Untuk mengetahui pemberian pakan walet dalam sehari

8. Untuk mengetahui manfaat sarang walet

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Walet
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial
dan suka meluncur.Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan
ukuran tubuh sedang/kecil, danmemiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan
runcing, kakinya sangat kecil begitu jugaparuhnya dan jenis burung ini tidak
pernah hinggap di pohon.Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-
gua atau rumah-rumah yang cukuplembab, remang-remang sampai gelap dan
menggunakan langit-langit untuk menempelkansarang sebagai tempat
beristirahat dan berbiak.
Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga

2.2 Klasifikasi Walet


A. Perkembangbiakan.
a. Burung walet mempunyai fase berkembangbiak(musim kawin)
sepanjang tahun. Musimini ditandai dengan banyaknya kawanan walet
yang saling berkejaran dan mengeluarkansuara tertentu untuk menarik
hati lawan jenisnya. Musim kawin biasanya terjadi padamusim
penghujan, hal ini dikarenakan populasi pakan yang melimpah pada
musim penghujan.
b. Normalnya, burung walet mengalami masa kawin dua kali setahun.
Selain itu, prosesperkawinannya terjadi pada malam hari ketika burung
walet telah kembali ke sarangnya.Namun sekarang banyak orang yang
membudidaya burung walet di dalam gedung–gedung khusus.
c. Keberhasilan memancing walet juga didukung oleh faktor
musim.Musim berkembangbiak adalah waktu yg tepat untuk
memancing walet.Normalnya walet berkembangbiak sebanyak dua kali
dalam setahun.
1. Awal pebruari dan awal september walet mulai bertelur

4
2. Awal-akhir maret dan oktober sebagian walet masih bertelur
3. Mei-juli dan desember-pebruari walet muda mulai terbang
Desember-pebruari dan juli-agustus walet muda memasuki fase
reproduksi dan wallet muda mulai mencari pasangan dan kemungkinan
menghuni tempat baru.Dengan demikian waktu yg tempat utk memancing walet
adalah musim hujan sekitar bulan desember-pebruari dan musim kemarau pd
bulan juni-agustus.

2.3 Jenis-jenis Burung Walet

1. Walet Putih (Collocalia fuciphagus)

Walet putih memiliki ciri khas yaitu menghasilkan sarang berwarna


putih. Bulu walet ini berwarna coklat kehitaman dengan bulu bagian bawah
keabu-abuan atau coklat, serta bulu ekor yang sedikit bercelah dan suaranya
melengking tinggi. Jenis walet putih berukuran sedang, dengan panjang
tubuh sekitar 12 cm, mata berwarna coklat gelap, paruh hitam, dan kaki
hitam. Walet putih banyak terdapat di Asia Tenggara, Filipina, Kalimantan,
Sumatera, Jawa, dan Bali. Sarang alet putih seluruhnya terbuat dari air liur,
sehingga menjadi yang paling mahal dibandingkan dengan sarang walet
lainnya. Namun, kelebihan jenis walet putih adalah mudah dirumahkan dan
tidak se-liar walet lainnya.

2. Walet Besar (Collocalia gigas)

Jenis walet berwarna hitam dengan bulu bagian bawah coklat gelap,
bulu ekor bercelah suaranya keras dan berderik, merupakan jenis walet yang
berukuran paling besar dibandingkan dengan jenis wallet lainnya, panjang
tubuhnya sekitar 16 cm. Untuk habitat wallet ini banyak terdapat
disemannjung malaya, sumatera, kalimantan dan jawa terutama ditemukan
didaerah perbukitan dan hutan hutan pegunungan pada setiap ketinggian.

3. Walet Sarang Hitam (Collocalia maxima)

Bulu walet sarang hitam memiliki warna coklat kehitam-hitaman


dengan bulu ekor berwarna coklat kelabu dan sedikit bercelah. Kakinya
berbulu merata dan burung ini termasuk dalam kategori walet sedang
dengan panjang tubuh sekitar 12 cm. Penampilannya mirip dengan walet
putih, dengan mata berwarna coklat tua, paruh hitam, dan kaki hitam.
Namun, suara walet sarang hitam terdengar mencicit. Jenis walet sarang
hitam banyak terdapat di Himalaya timur, Filipina, Palawan, Kalimantan,
Sumatera, dan Jawa, dan dapat ditemukan di pesisir pantai atau pegunungan
kapur

5
4. Walet Gunung (Collocalia brevirostris)

Walet gunung terkenal memiliki warna hitam dengan warna ekor


abu-abu kehitaman yang sedikit bercelah. Kakinya sedikit berbulu atau
bahkan tidak berbulu sama sekali. Suaranya terdengar besar dan burung ini
mempunyai panjang tubuh sekitar 14 cm. Walet gunung banyak terdapat di
Himalaya, China, Asia Tenggara, Andaman, Sumatera, Filipina, Palawan,
dan Jawa Barat, terutama di daerah-daerah pegunungan yang paling tinggi.

5. Walet Sarang Lumut (Collocalia vanikorensis)

Walet sarang lumut memiliki bulu berwarna coklat kehitam-


hitaman, dengan warna ekor yang lebih gelap dan hanya sedikit bercelah
jika dilihat dari jauh. Penampilannya di lapangan mirip dengan walet putih,
dengan suara melengking tinggi. Burung ini termasuk dalam kategori
burung walet sedang dengan panjang tubuh sekitar 12 cm. Jenis walet
sarang lumut ini banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan
daerah Pasifik Barat Daya.

6. Walet Sapi (Collocalia vanikorensis)

Walet berbulu hitam kebiru-biruan dengan warna yang mengkilap,


memiliki bulu bagian bawah kelabu gelap, dan bagian perut agak putih.
Walet ini merupakan jenis burung yang paling kecil dengan panjang tubuh
hanya sekitar 10 cm. Mata burung ini berwarna coklat gelap, paruh hitam,
dan kaki hitam, serta suaranya melengking tinggi. Jenis walet ini banyak
terdapat di Asia, Himalaya, China, Asia Tenggara, Papua Nugini, dan
Australia. Di Indonesia, jenis burung ini banyak ditemukan di daerah Jawa
dan Bali, dan habitatnya meliputi semua ketinggian permukaan, baik pada
padang rumput berpohon terbuka atau terbuka.

2.4 Perilaku Dan Keunikan Burung Walet

1. Dapat Terbang Tinggi Dalam Waktu Lama

Walet merupakan burung pemakan serangga yang lebih sering


menghabiskan waktu untuk terbang tinggi tanpa henti. Burung ini biasanya
mencari makan ke daerah dekat perairan seperti sawah, tegalan, kebun
sawit, atau hutan. Burung walet termasuk spesies burung yang memiliki
kemampuan terbang paling cepat. Kecepatan terbang walet dapat mencapai
31 meter per detik (112 km/jam). Bahkan jenis walet berukuran besar dapat
terbang dengan kecepatan yang bisa mencapai hingga 169 km/jam.

2. Mampu Terbang Jarak Jauh

Menariknya, jarak tempuh total walet memiliki angka yang fantastis.


Apalagi burung ini memang suka terang aerial. Dalam setahun, walet dapat
terbang dengan jarak tempuh sekitar 200.000 km. Kemudian jika dihitung

6
seumur hidupnya, jarak tempuh walet dapat mencapai dua juta kilometer.
Jarak ini kurang lebih sama dengan lima kali terbang ke bulan. Kemampuan
terbang walet dapat didukung dengan ukuran tulang sayapnya yang secara
proporsional lebih panjang dibandingkan burung pada umumnya. Pada
tubuh walet, sudut antara tulang sayap dengan kaki depan bisa diubah.
Sehingga memungkinkan burung ini mengubah bentuk serta luas sayapnya
untuk mendukung efisiensi dan kemampuan manuver.

3. Memiliki Kemampuan Ekolokasi

Selain bisa terbang tinggi dan jauh, burung ini juga memiliki
kemampuan ekolokasi yang memungkinkannya memetakan sekitar loh.
Kemampuan inilah yang membuat walet bisa terbang tanpa masalah menuju
sarang yang terletak pada tempat gelap.

4. Sarang Dari Air Liur

Walet sering membuat sarang secara berkelompok dengan


kawanannya pada gua atau langit-langit bangunan. Terkadang walet bahkan
bersarang pada atap rumah. Sarang terbuat dari air liur si burung walet tanpa
mengandung campuran bahan lain. Sarang walet memiliki warna terang
putih kecoklatan. Meski beberapa jenis walet memiliki sarang dengan warna
sedikit berbeda. Sebagai contoh, walet putih yang membuat sarang yang
lebih tebal dan berwarna putih kekuningan. Sarang walet bentuknya tebal
dan menempel pada dinding atau langit-langit. Walet membuat sarang untuk
menyimpan telur saat mereka berkembangbiak. Sementara sarang berada
pada tempat tinggi supaya tidak terjangkau predator.

2.5 Cara Budidaya Burung Walet


a. Persyaratan Lokasi
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembanganmasyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
rawa-rawamerupakan daerah yang paling tepat.
b. Penyiapan Sarana yang di perlukan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan
penerangan yang miripdengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar
antara 24-26 derajat C dan kelembaban ±80-95 %. Pengaturan kondisi suhu
dan kelembaban dilakukan dengan:
 Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
 Membuat saluran-saluran air atau kolom dalam gedung

7
 Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk ‘L’ yang berjarak 5 m satu
lubang, berdiameter 4 cm.
 Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai
 Pada libang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk
corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam
gedung akan lebih gelap, suasans gelap lebih disenangi wallet.
Bentuk dan konstruksi gedung Umumnya, rumah walet seperti
bangunan gedung besar,luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m
2. Makin tinggi wuwungan (bubungan)dan semakin besar jarak antara
wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebihdisukai burung
walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok
gedungdibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran
semen. Bagian dalamtembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur
dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bausemen
dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya
sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet,
tidak mudah dimakanrengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet
perlu dilengkapi dengan roving roomsebagai tempat berputar-putar dan
resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang
tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuatdi
bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung.
Letaknyalubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat
hitam.

2.6 Pembibitan Burung Walet


Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja.
Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh
para peternak tersebut. Untukmemancing burung agar lebih banyak lagi,
pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung
Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yangmenghasilkan
serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet. Berbicara
ekolokasi atau suara walet ada juga peternak yang menggunakan suara buatan
yangmenyerupai suara burung walet, namun jangan salah terkadang walet jga
rish dan kabur darisarangnya akibat suara itu. Untuk menghindari hal itu bisa
di cegah dengan mengganti suarasetiap bulanya,
a. Pemilihan bibit, Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan
agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti
agar masuk dalamgedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman
dari wuara walet atau sriti.Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00,
yaitu waktu burung kembali mencarimakan.

8
b. Perawatan bibit dan calon induk, Di dalam usaha budidaya walet, perlu
disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat
diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara
buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan
bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuangkemudian sarangnya
diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkanuntuk
memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang
sriti.
c. Memilih Telur Burung Walet
 Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5
hari
 Putih kemerahan, berumur 6-10 hari
 Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15
hari
 Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm
dengan berat 1,97 gram.

Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap
kecuali dalam mesintetas. Telur tetas yang baik mempunyai- kantung udara
yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak
kuningtelur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan
bintik darah. Penentuankualitas telur di atas dilakukan dengan
peneropongan.
d. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan
telur walet.Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tissue
untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat
menyebabkan burung sriti tidak maumengeraminya. Penggantian telur
dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedungmencari makan.
Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti
dansetelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta
mencari makan.
e. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° dengan kelembaban 70%. Untuk
memperoleh kelembabantersebut dilakukan dengan menempatkan piring
atau cawan berisi air di bagian bawah raktelur. Diusahakan agar air didalam
cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan kedalam rak telur secara
merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehariposisi telur-
telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di
hariketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang
embrionya matidibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian

9
tengah telur terdapat lingkarandarah yang gelap. Sedangkan telur yang
embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur
dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak bolehdibuka
kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur
kelembaban.Setelah 13–15 hari telur akan menetas.
f. Perawatan ternak burung wallet
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah.
Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur
semut (kroto segar) tiga kali sehari.Selama 2–3 hari anak walet ini masih
memerlukan pemanasan yang stabil dan intensifsehingga tidak perlu
dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan1–2
derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ±
10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak inidilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah
atau pojok kotak. Setelah berumur43 hari, anak-anak walet yang sudah siap
terbang dibawa ke gedung pada malam hari,kemudian dletakan dalam rak
untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Denganketinggian ini,
anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti
caraterbang walet dewasa
g. Pakan burung wallet
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Makanannya adalahserangga-serangga kecil yang ada di daerah
pesawahan, tanah terbuka, hutan danpantai/perairan. Untuk mendapatkan
sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah waletharus menyediakan
makanan tambahan terutama untuk musim kemarauh. Pemeliharaan
kandang burung walet Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet,
kotoran yang menumpuk di lantai harusdibersihkan. Kotoran ini tidak
dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan digedung.

2.7 Hama Dan Penyakit


Ada beberapa hama dan penyakit dalam budidaya walet diantaranya
sebagai berikut :
a. Tikus Hama ini memakan telur, anak burung walet bahka sarangnya.
Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya
dapat menyebabkan suhu yangtidak nyaman.Cara pencegahan tikus
dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas
dankayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
b. Semut Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan
mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan
dengan memberi umpan agar semut-semut yangada di luar sarang
mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.

10
c. Kecoa Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat,
kecil dan tidaksempurna.Cara pemberantasan dengan menyemprot
insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak
diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian
d. Cicak dan Tokek Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek
dapat memakananak burung walet. Kotorannya dapat mencemari
raungan dan suhu yang ditimbulkanmengganggu ketenangan burung
walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkapsedangkan
penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk
penghalang tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-
lubang yang tidak digunakan ditutup
e. Salah satu metode lain yang sangat efektif untuk menghentikan tikus
dan tokek atauserangga lainya masuk gedung walet adalah dengan
menambahkan pecahan kaca di seluruhlubang keluar-masuk burung
walet sehingga hama-hama tersebut tidak bisa masuk. pecahankaca
juga termasuk mencegah Kelelawar dan burung hantu di dalam gedung
walet sangatmengganggu kenyamanan burung walet sehingga
menyebabkan walet menjadi takut dankemudian pergi dari gedung.

2.8 Panen Budidaya Walet


Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya
sudah memungkinkanuntuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara
dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang
walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalammenanen akan berakibat fatal bagi
gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa
tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinantersebut, para
pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.Pola
panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan
beberapacara, yaitu:
a. Panen rampasan,
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk
bertelur,tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini
mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang
burung bagus dan total produksi sarang burungpertahun lebih banyak.
Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrtkarena tidak
ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus
menerusmembuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas
sarangnya pun merosotmenjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak
mampu mengimbangi pemacuan waktuuntuk membuat sarang dan bertelur.
b. Panen Buang Telur,
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur
dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola

11
inimempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen
hingga 4 kali dan mutusarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna
dan tebal. Adapun kelemahannya yakni,tidak ada kesempatan bagi walet
untuk menetaskan telurnya
c. Panen Penetasan,
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet
menetasdan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah
karena sudah mulai rusakdan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang
dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Tahapan dalam Panen Burung Waleta
a. Panen 4 kali setahun,
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen
pertama dilakukandengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk
panen selanjutnya dengan pola buang telur.
b. Panen 3 kali setahun,
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah
berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang
dipakai yaitu, panentetasan untuk panen pertama dan selanjutnya
dengan pola rampasan dan buang telur.
c. Panen 2 kali setahun,
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannyauntuk
memperbanyak populasi burung walet.

Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan


dan penyortiran darihasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang menempel yangkemudian dilakukan pemisahan antara sarang
walet yang bersih dengan yang kotor.

2.9 Pemberian Pakan Walet


Setiap hari walet dapat mengkonsumsi pakan sekitar 500 jenis serangga
yang berukuran0,2-2,5 mm. Pakan tersebut di dapat dari areal persawahan,
kebun, dan lahan yang ditumbuhi tanaman. Kandungan zat pakan yang di
butuhkan walet antara lain Protein 55-60%, Energi 4.100 kkal, Lemak 14%,
Kalsium 0,15-0,25%, Fosfor 0,4-0,6%, dan serat Kasar5-8%. Persentase
kalsium yang berfungsi sebagai unsur pembentuk tulang lebih sedikit dari pada
fosfor menyebabkan kaki wallet lemah sehingga hanya bisa menggantung.

12
2.10 Manfaat Sarang Walet
Berikut adalah berbagai manfaat sarang burung walet yang dipercaya
oleh masyarakat :
1. Cegah resistensi insulin Manfaat sarang walet yang pertama adalah
dapat mencegah resistensi insulin yang merupakan salah satu kondisi
penyebab diabetes. Resistensi insulin adalah kondisi di mana pankreas
dapat menghasilkan hormon insulin, tapi tubuh tidak dapat merespon
hormon insulin dengan baik. Hasilnya hormon insulin pun tidak dapat
bekerja untuk mengontrol gula darah dengan baik.
2. Mengatasi gejala menopause Manfaat sarang walet yang kedua adalah
dapat mengatasi gejala menopause. Setiap wanita tentunya akan
mengalami menopause dan dengan menurunnya hormon reproduksi
tentunya akan menimbulkan berbagai reaksi dari tubuh. Selain
mengalami gelisah, hot flashes, gangguang tidur, gairak seksual
menurun, wanita yang mengalami menopause juga lebih rentan
terhadap berbagai penyakit. Sarang burung walet mememiliki
kandungan hormon estradiol yang merupakan jenis estrogen. Hal ini lah
yang membuat banyak orang percaya bahwa sarang burung walet dapat
mengatasi gejala menopause.
3. Meningkatkan libido Manfaat sarang walet selanjutnya adalah
meningkatkan libido. Kandungan testosteron dan estradiol membuat
sarang burung walet dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual.
Selain dapat meningkatkan gairah seksual, tentunya masih terdapat
manfaat lain dari kandungan hormon-hormon ini pada sarang burung
walet. Kandungan testosteron dapat membantu dalam pemebentukan
otot dan pembakaran lemak. Sedangkan estradiol dapat membantu
mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang yang dapat
disebabkan oleh berbagai sebab.
4. Pengobatan osteoarthritis Manfaat sarang burung walet lainnya adalah
sebagai pengobatan osteoarthritis. Nyeri sendi pada beberapa bagian
tubuh bisa jadi merupakan gejala osteoarthritis atau peradangan pada
tulang rawan. Sarang burung walet memiliki kandungan asam amino
yang dapat meningkatkan pertumbuhan tulang rawan sehingga
mencegah peradangan semakin parah.
5. Meningkatkan kemampuan otak Meningkatkan fungsi otak juga
merupakan salah satu manfaat sarang walet. Kandungan protein dan
mineral dari saran burung walet diduga dapat meningkatkan kerja otak
dan saraf. Selain itu, sarang burung walet juga dipercaya dapat
memperbaiki mood atau suasana hati seseorang, sehingga dapat juga
mengatasi stres dan melawan depresi.
6. Meningkatkan sistem imun Manfaat sarang walet yang keenam adalah
dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa sarang burung walet memiliki kandungan protein

13
yang dapat merangsang pertumbuhan sel, sehingga imunitas seseorang
pun meningkat. Kemampuan ini pun membuat sarang burung walet
dipercaya baik untuk membantu pasien yang sedang menjalani
pengobatan seperti pasien kanker yang menjalani kemoterapi atau
pasien yang mengalami cedera kornea. Sarang burung walet juga
ampuh untuk meningkatkan stamina tubuh agar Anda dapat lebih lancar
beraktivitas.
7. Menjaga kecantikan kulit Manfaat sarang walet yang tidak kalah
terkenal lainnya adalah menjaga kecantikan kulit. Berbagai kandungan
nutrisi dalam sarang burung walet dapat membantu proses
perkembangan atau pembelahan sel. Maka dari itu, sarang burung walet
baik untuk membantu regenerasi kulit. Sarang burung walet juga
dipercara sebagai salah satu agen anti–aging yang dapat
mempertahankan kecantikan kulit Anda dan mencegah datangnya
gejala penuaan. Sarang burung walet juga dapat membantu dalam
pembentukan kolagen sehingga kulit dapat tetap kencang, sehat, dan
cerah.
Keamanan Konsumsi Sarang Burung Walet Manfaat sarang walet untuk
kesehatan memang sangat banyak, tapi apakah setiap orang dapat
mengonsumsi sarang burung walet. Bagi sebagian orang, konsumsi sarang
burung walet dapat menyebabkan timbulnya anafilaksis yang merupakan
reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa. Maka dari itu tidak disarankan untuk
mengonsumsinya langsung dalam jumlah banyak. Jika tidak hipersensitif pada
sarang burung walet, maka konsumsi sarang burung walet relatif aman jika
pengolahannya tetap diperhatikan. Jika ingin mencoba dan mengolah sarang
burung walet sendiri, maka harus lebih teliti karena terdapat penjual nakal yang
mungkin menggunakan pemutih buatan untuk menghasilkan sarang burung
walet yang terlihat bersih dan lebih cantik. Manfaat sarang burung walet untuk
kesehatan memang terlihat menggiurkan, tapi mengingat harganya yang cukup
tinggi, tentunya akan sulit menjadikan sarang burung walet sebagai pilihan
pengobatan. Belum banyak juga penelitian yang menunjukkan efektivitas
manfaat sarang walet untuk kesehatan pada manusia.

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Klasifikasi dan Jenis Budaya Walet:
Burung walet, juga dikenal sebagai burung layang-layang, termasuk
dalam famili Apodidae. Terdapat beberapa jenis burung walet yang dikenal,
di antaranya adalah walet rumah (Apus affinis), walet gunung (Aerodramus
hirundinaceus), dan walet raja (Aerodramus maximus). Setiap jenis
memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda.

2. Perilaku dan Keunikan Burung Walet:


Burung walet memiliki beberapa perilaku unik. Mereka memiliki
kemampuan terbang yang sangat cepat dan lincah, serta dapat melakukan
manuver yang rumit saat mencari makan. Burung walet juga dikenal karena
kemampuan mereka dalam membuat sarang dari air liur yang mengeras.
Sarang walet sangat berharga dalam industri makanan dan minuman, karena
digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan suplemen makanan dan
minuman bergizi tinggi.

3. Cara Budidaya Burung Walet:


Budidaya burung walet dapat dilakukan dengan membuat rumah
walet, yang disebut juga sebagai "rumah burung walet" atau "pondok
walet". Rumah walet biasanya terbuat dari bahan alami, seperti bambu atau
kayu, dan dirancang khusus untuk meniru lingkungan alami burung walet.
Faktor-faktor penting dalam budidaya burung walet meliputi lokasi rumah
walet, suhu, kelembaban, kebersihan, dan pemberian pakan.

4. Cara Pembibitan Burung Walet:


Pembibitan burung walet dapat dilakukan dengan menggunakan
metode pemikatan, yaitu dengan memasang speaker atau merekam suara
burung walet yang sudah memiliki sarang di sekitar rumah walet. Suara ini
akan menarik burung walet lainnya untuk datang dan bersarang di rumah

15
walet yang baru dibuat. Selain itu, pemilihan lokasi yang tepat juga penting
untuk menarik burung walet untuk bersarang.

5. Penyebab Timbulnya Hama dan Penyakit pada Burung Walet:


Beberapa penyebab umum timbulnya hama dan penyakit pada
burung walet adalah kebersihan yang buruk dalam rumah walet, lingkungan
yang tidak sehat, dan serangan hama dari luar. Untuk mencegah timbulnya
hama dan penyakit, penting untuk menjaga kebersihan rumah walet,
memastikan ventilasi yang baik, dan melakukan pengendalian hama secara
teratur.

6. Jenis Pemanenan dalam Budidaya Walet:


Pemanenan sarang walet biasanya dilakukan setelah burung walet
meninggalkan sarang. Ini biasanya terjadi setelah anak burung walet
meninggalkan sarang dan sebelum burung walet berikutnya bersarang.
Pemanenan dilakukan dengan hati-hati agar sarang tidak rusak. Sarang yang
telah dipanen kemudian diolah lebih lanjut untuk digunakan dalam industri
makanan dan minuman.

7. Pemberian Pakan Walet dalam Sehari:


Burung walet adalah burung insektivora, yang berarti mereka
memakan serangga sebagai sumber utama makanan mereka. Dalam
budidaya walet, pakan tambahan seperti serangga dan krustasea juga
diberikan untuk memastikan burung walet mendapatkan asupan nutrisi yang
cukup. Pemberian pakan biasanya dilakukan beberapa kali sehari,
tergantung pada kebutuhan dan jumlah burung walet dalam rumah walet.

8. Manfaat Sarang Walet:


Sarang walet memiliki manfaat kesehatan yang tinggi. Sarang walet
mengandung protein, karbohidrat, mineral, dan kolagen yang tinggi. Sarang
walet juga diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Oleh
karena itu, sarang walet digunakan dalam berbagai produk suplemen
makanan dan minuman untuk meningkatkan kesehatan, kecantikan, dan
kebugaran.

3.2 Saran
Saran untuk pembaca yang akan memulai budidaya burung walet adalah
perlu memperhatikan hal-hal yang penting sebelum memulainya. Akan lebih baik
apabila sering membaca mengenai karakteristik burung walet, agar dapat

16
menyelesaikan kendala yang terjadi saat budidaya. Selain itu, perlu diperhatikan
potensi alam terhadap burung walet agar dapat menghasilkan sarang yang bagus.
Pemerintah juga perlu mendukung fasilitas yang diperlukan. Masyarakat juga
senantiasa menjaga dan merawat populasi walet agar tidak punah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adibibawa, E.S ;2009, Meningkatkan Kualitas Sarang Walet, Kanisus (IKAPI),


Yogyakarta.
Risdawat, nur. 2007, : “Kegunaan Sarang Burung Walet”. PT. Titra jaya, Semarang
Wendrato,I. Dan Madnyana I.M.1988,Budidaya Burung Walet.Semarang.Eka
Offset
http://novaizzona.blogspot.co.id/2013/11/sarang-burung-walet-1.html. Diakses
Tanggal 27 November 2015

18

Anda mungkin juga menyukai