ULAR BERBISA
DISUSUN OLEH
Dita Meli Irmawati (2007026037)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi ular berdasarkan bentuk gigi?
2. Bagaimana klasifikasi ular berbisa berdasarkan bisa atau racun?
3. Bagaimana klasifikasi ular berdasarkan tingkatan bisa atau racun?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi ular berdasarkan bentuk giginya.
2. Mengetahui klasifikasi ular berbisa berdasarkan bisa atau racunnya.
4. Mengetahui klasifikasi ular berdasarkan tingkatan bisa atau racunnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Aglypha. Kata “glyph” diturunkan dari bahasa Yunani “Gluphe” yang
berarti sebuah pahatan atau saluran beralur. Sedangkan kata “agylph”
berarti “tanpa saluran beralur”. Ular ini tidak mempunyai taring dengan
dengan rongga beralur untuk menyuntikkan bisa. Ular bergigi Aglyphous
(lacking grooves) tidak mempunyai gigi yang berfungsi khusus, setiap gigi
mempunyai bentuk dan seringkali ukuran yang sama. Walaupun
ukurannya berbeda, seperti pada ular-ular pemakan burung, gigi mereka
tidak berbeda dalam hal bentuk. Ular Aglyphous bukanlah ular yang
berbisa. Jenis ini bisa ditemukan di keluarga python seperti python
molurus.
4
.
Gambar 3. Family Colubridae
Sumber: Researchgate.net
5
Gambar 4. Ular Kobra
Sumber: cnnindonesia.com
6
Gambar 5. Viper
Sumber: today.line.me
7
Gambar 6. Ular Weling
Sumber: news.detik.com
8
Gambar 7. Ular Viper Hijau
Sumber: Greeners.co
9
4. Sitotoksin. jenis bisa yang menyerang sel. Biasanya ditemukan di
kelompok Ular Laut, seperti Ular Laut Erabu (Laticauda colubrina),
Hydrophis spp.
10
Biasanya korban gigitan tipe ular ini hanya memerlukan suplai makanan
dan minuman bergizi, serta istirahat untuk meningkatkan stamina tubuh.
3. Berbisa Tinggi
Ular yang memiliki tingkat bisa atau racun yang tinggi umumnya memiliki
bentuk gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Korban gigitan ular tipe ini
diharuskan segera menghambat jalannya bis apada saluran darah dan
segera mendapatkan pertolongan pertama. Tingkat resiko kematian akibat
tipe ular ini sangat tinggi.
11
BAB III
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Luman, A., & Endang. (2016). Gigitan Ular Berbisa. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medikanto, A. R., Silalahi, L. M., Sutarni, S., & Srie, C. T. (2017). Viperidae
Snake Bite: Kasus Serial. Yogyakarta: Bagian Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Niasari, N., & Latief, A. (2003). Gigitan Ular Berbisa. Sari Pediatri, 92-98.
13