Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEMATIKA HEWAN II

ULAR BERBISA

DISUSUN OLEH
Dita Meli Irmawati (2007026037)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


LABORATORIUM FISIOLOGI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 12 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Klasifikasi Ular Berdasarkan Bentuk Gigi ............................................... 3

2.2 Klasifikasi Ular Berbisa Berdasarkan Bisa atau Racun ........................... 7

2.3 Klasifikasi Ular Berdasarkan Tingkatan Bisa atau Racun ..................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis Gigi Ular ....................................................................................... 3

Gambar 2. Ular Python ........................................................................................... 4

Gambar 3. Family Colubridae ................................................................................ 5

Gambar 4. Ular Kobra ............................................................................................. 6

Gambar 5. Viper ...................................................................................................... 7

Gambar 6. Ular Weling ........................................................................................... 8

Gambar 7. Ular Viper Hijau .................................................................................... 9

Gambar 8. Ular Kobra Sumatra .............................................................................. 9

Gambar 9. Ular Laut ............................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ular adalah reptil yang seringkali dijumpai oleh masyarakat. Hal ini
dikarenakan ular dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, yang
mengakibatkan banyaknya jenis serta persebarannya dibanding reptil lainnya. Ular
memiliki peran penting di dalam rantai makanan, dikarenakan ular merupakan
mangsa utama dari tikus yang seringkali menjadi hama di sektor pertanian yang
berperan penting untuk memnuhi kebutuhan pangan di dunia termasuk Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman fauna yang cukup apik.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa terdapat 349
jenis ular di Indonesia dan 77 di antaranya adalah jenis yang berbisa seperti kobra,
bungarus, dan lain-lain.
Ular berbisa adalah jenis ular yang melakukan pertahanan maupun berburu
dengan cara gigitan yang menginjeksikan bisa atau racun untuk melumpuhkan
lawan maupun mangsanya. Sama seperti ular pada umumnya, ular berbisa dapat
ditemukan di daratan maupun di perairan. Dengan kata lain, keberadaan ular
berbisa yang berbahaya cukup dekat dengan kehidupan manusia. Hal ini
dibuktikan oleh beberapa kejadian yang menunjukkan adanya keberadaan ular
berbisa di kebun, sawah, hutan, drainase, hingga permukiman warga.
Reptil dengan kulit yang eksotis namun berbahaya ini memiliki beberapa
klasifikasi baik dari bentuk maupun bisa atau racunnya. Tentunya, efek dari bisa
ular bermacam-macam. Mulai dari pembengkakan, pendarahan, gagal ginjal,
reaksi alergi, pembekuan darah, hingga kematian. Keberadaan ular berbisa
seringkali dianggap ancaman oleh masyarakat yang menyebabkan sering
terjadinya pembunuhan ular berbisa ketika ditemukan oleh masyarakat. Bahkan,
seringkali terjadi pembunuhan serta eksploitasi ular berbisa yang berlebih untuk
dijadikan konsumsi dengan dalih pengobatan tradisional yang masih belum bisa
dibuktikan dengan konkrit. Berangkat dari permasalahan ini, diharapkan
masyarakat dapat lebih mengenal ular berbisa agar keselamatan masyarakat
maupun ular dapat saling terjaga.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi ular berdasarkan bentuk gigi?
2. Bagaimana klasifikasi ular berbisa berdasarkan bisa atau racun?
3. Bagaimana klasifikasi ular berdasarkan tingkatan bisa atau racun?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi ular berdasarkan bentuk giginya.
2. Mengetahui klasifikasi ular berbisa berdasarkan bisa atau racunnya.
4. Mengetahui klasifikasi ular berdasarkan tingkatan bisa atau racunnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ular Berdasarkan Bentuk Gigi


Seringkali terjadi kesalahan persepsi terhadap gigi ular. Seringkali
masyarakat umum salah pemahaman terhadap cara ular memakan mangsanya.
Masyarakat umum sering mengira bahwa ular mengunyah mangsanya terlebih
dahulu sebelum menelannya. Padahal, bentuk gigi ular menghadap ke belakang,
sehingga tidak mungkin ada aktivitas mengunyah terlebih dahulu. Dengan kata
lain, ular langsung menelan mangsanya yang telah ia lumpuhkan. Terdapat
beberapa jenis bentuk gigi pada ular, yaitu:

Gambar 1. Jenis Gigi Ular


Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

3
1. Aglypha. Kata “glyph” diturunkan dari bahasa Yunani “Gluphe” yang
berarti sebuah pahatan atau saluran beralur. Sedangkan kata “agylph”
berarti “tanpa saluran beralur”. Ular ini tidak mempunyai taring dengan
dengan rongga beralur untuk menyuntikkan bisa. Ular bergigi Aglyphous
(lacking grooves) tidak mempunyai gigi yang berfungsi khusus, setiap gigi
mempunyai bentuk dan seringkali ukuran yang sama. Walaupun
ukurannya berbeda, seperti pada ular-ular pemakan burung, gigi mereka
tidak berbeda dalam hal bentuk. Ular Aglyphous bukanlah ular yang
berbisa. Jenis ini bisa ditemukan di keluarga python seperti python
molurus.

Gambar 2. Ular Python


Sumber: Youtube NAT Geographic

2. Kedua, Opisthoglyphous. Ular bergigi Opisthoglyphous memiliki venom


lemah yang di suntikkan oleh sepasang gigi yang ukurannya lebih besar
dan pajang yang terletak di belakang “maxillae” dimana pada umumnya
menekuk kebelakang dan berhunungan dengan kantong bisa. Karena
kedua taring bisa ini tidak terletak disusunan gigi depan bagian mulut,
maka disebut dengan ular bertaring belakang. rear-fange. Untuk
menyuntikkan bisa-nya, ular ini harus memasukkan mangsa lebih jauh
didalam mulut terutama untuk jenis mangsa yang kecil.ular bertaring
belakang ini ditemukan pada jenis ular family Colubridae.

4
.
Gambar 3. Family Colubridae
Sumber: Researchgate.net

3. Ketiga, Proteroglyphous. Ular Proteroglyphous telah diperpendek


maxillae dan beberapa bantalan gigi kecuali bagian taring depan dan
benar-benar dilipat di sekitar saluran racun yang membentuk jarum
berongga. Karena taring hanya sebagian kecil dari satu inci panjang,
bahkan dalam spesies terbesar ular ini harus bertahan, setidaknya sesaat,
saat mereka menyuntikkan racun mereka, yang paling beracun dari semua
ular. Beberapa ular kobra telah memodifikas ujung taringnya
memungkinkan mereka untuk menyemprot racun di mata penyerang.
Bentuk gigi ditemukan pada keluarga elapids. Misalnya ular kobra.

5
Gambar 4. Ular Kobra
Sumber: cnnindonesia.com

4. Keempat, Solenoglyphous. Ular bergigi Solenoglyphous mempunyai taring


yang lebih sempurna dan maju dalam mengirimkan bisa dari pada ular
lain. Setiap maxilla di kurangi menjadi sebuah titik yang mendukung
sebuah lubang gigi taring. Panjang taring taring tersebut dapat mencapai
setengah dari panjang kepala, dilipat di bawah langit langit mulut dan
saling bertemu di ujungnya. Kerangka kepala ular ini mempunyai elemen
elemen yang saling berinteraksi yang memastikan taring dapat berputar
dalam posisi mengigit ketika rahang dibuka. Jenis ular ini dapat membuka
rahang mencapai 180 derajat dan taringnya mengayun dalam posisi yang
memungkinkan untuk menyuntikkan bisa lebih dalam ditubuh mangsa.
Ular jenis Solenoglyphous mempunyai bisa yang tidak terlalu berbahaya
daripada proteroglyphous, namun ular solenoglyphous memiliki
kemampuan menyuntikkan bisa yang lebih banyak dan lebih dalam
daripada yang lain. Jenis gigi ini ditemukan pada ular keluarga Viper.

6
Gambar 5. Viper
Sumber: today.line.me

2.2 Klasifikasi Ular Berbisa Berdasarkan Bisa atau Racun


Bisa atau racun pada ular terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Neurotoxin. Neurotoxin Menyerang dan mematikan jaringan syaraf yang
menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada alat pernafasan, kerusakan
pada pusat otak, dan memiliki efek gigitan yang langsung terasa adalah
korban akan merasa ngantuk. Biasanya ditemukan pada famili Elapidae
yang meliputi jenis Ular King Kobra (Ophiophagus hannah), Ular Weling
(Bungarus candidus), Ular Welang (Bungarus fasciatus), Ular weling
Kepala Merah (Bungarus flaviceps), Ular Cabe Besar (Calliophis
bivirgata), Ular Cabe Kecil (Calliophis intestinalis).

7
Gambar 6. Ular Weling
Sumber: news.detik.com

2. Hemotoxin. Hemotoxin Menyerang darah dan sistem sirkulasinya


menyebabkan terjadinya hemolysis, transport oksigen (O2) ke tubuh
terganggu, terutama metabolisme sel. Biasanya ditemukan pada kelompok
family Viperidae dan Crotalidae. Yakni jenus Ular tanah (Calloselesma
rhodostoma), Ular Bandota Puspo (Daboia siamensis), Ular Viper Hijau
(Trimeresurus albolabris), Ular Viper Pohon (Trimeresurus insularis),
Ular Cinta Mani (Tropidolaemus wagleri), Ular Viper Coklat
(Trimeresurus puniceus), dan Ular Viper Sumatra (Trimeresurus
sumatrana).

8
Gambar 7. Ular Viper Hijau
Sumber: Greeners.co

3. Kardiotoksin. jenis bisa yang menyerang jantung. Biasanya ditemukan di


Ular Kobra (Naja sputarix), Ular Kobra Sumatra (Naja sumatrana).

Gambar 8. Ular Kobra Sumatra


Sumber: Greeners.co

9
4. Sitotoksin. jenis bisa yang menyerang sel. Biasanya ditemukan di
kelompok Ular Laut, seperti Ular Laut Erabu (Laticauda colubrina),
Hydrophis spp.

Gambar 9. Ular Laut


Sumber: IDNTimes.com

2.3 Klasifikasi Ular Berdasarkan Tingkatan Bisa atau Racun


Klasifikasi ular berdasarkan bisa atau racun dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Tidak berbisa
Ular yang tidak berbisa umumnya memiliki tipe gigi Aglypha (tidak
bertaring) dan tidak memiliki kelenjar bisa. Jika tergigit ular jenis ini
hanya akan luka, tidak ada penanganan penanganan khusus. Hanya perlu
obat antiseptik.
2. Berbisa Menengah
Ular yang memiliki tingkat bisa menengah umumnya memiliki tipe gigi
Ophistoglypha dan memiliki kelenjar bisa. Efek dari bisa ular tipe ini
bermacam-macam dan memiliki resiko kematian yang sangat kecil.

10
Biasanya korban gigitan tipe ular ini hanya memerlukan suplai makanan
dan minuman bergizi, serta istirahat untuk meningkatkan stamina tubuh.
3. Berbisa Tinggi
Ular yang memiliki tingkat bisa atau racun yang tinggi umumnya memiliki
bentuk gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Korban gigitan ular tipe ini
diharuskan segera menghambat jalannya bis apada saluran darah dan
segera mendapatkan pertolongan pertama. Tingkat resiko kematian akibat
tipe ular ini sangat tinggi.

11
BAB III
PENUTUP

 Klasifikasi ular berdasarkan bentuk giginya dibagi menjadi empat, yaitu:


Aglypha (umumnya tidak berbisa), Opisthoglyphous (Umumnya berbisa
rendah), Proteroglyphous (Umumnya berbisa menengah), dan Solenoglyphous
(Umumnya berbisa tinggi).
 Klasifikasi ular berdasarkan bisa dibagi menjadi empat, yaitu: Neurotoxin
(menyerang jaringan saraf), Hemotoxin (menyerang aliran darah),
Kardiotoksin (menyerang jantung), dan Sitotoksin (menyerang sel).
 Klasifikasi ular berdasarkan tingkatan racunnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
tidak berbisa, berbisa menengah, dan berbisa tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Luman, A., & Endang. (2016). Gigitan Ular Berbisa. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medikanto, A. R., Silalahi, L. M., Sutarni, S., & Srie, C. T. (2017). Viperidae
Snake Bite: Kasus Serial. Yogyakarta: Bagian Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Niasari, N., & Latief, A. (2003). Gigitan Ular Berbisa. Sari Pediatri, 92-98.

13

Anda mungkin juga menyukai