Makalah Ipa SD Kelompok 1 Fiks
Makalah Ipa SD Kelompok 1 Fiks
Disusun Oleh :
(UNIPMA)
MARET 2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dan tak lupa semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi
besar kita rasulullah Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Karakteristik Pembelajaran IPA dan Hakekat Pembelajaran IPA di SD” ini tanpa adanya
kendala dan terselesaikan pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Ibu
Ivayuni Listiani, S. Pd, M.Pd. Pada mata kuliah yang diampu beliau yaitu mata kuliah Pembelajaran
IPA SD Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami tentang
Karakteristik Pembelajaran IPA dan Hakekat Pembelajarn IPA di SD.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ivayuni Listiani, selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran IPA SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Sekian dari kami bila ada kesalahan kami mohon maaf
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis : Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
Bab I 4
Latar belakang 4
Rumusan masalah 4
Tujuan pembahasan 5
Bab II 6
A. Pengertian Karakteristik Pembelajaran IPA dan Hakikat Pembelajaran IPA 6
B. Contoh dan Penerapan Karakteristik Serta Hakikat Pembelajaran IPA di SD 10
C. Manfaat Penerapan Pembelajaran IPA di SD 11
D. Kedudukan Ipa Sebagai Produk 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum mendalami mengenai pembelajaran ipa sd tentunya kita harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai karakteristik IPA dan hakekat pembelajaran IPA di SD.
Khususnya bagi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar yang kelak akan menjadi calon
tenaga pendidik di Sekolah Dasar. Karena kita tahu bahwa Pembelajaran IPA di SD adalah
mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada anak mulai dari jenjang SD hingga SMA
bahkan dalam jenjang perguruan tinggi. Namun seiring berjalannya zaman tentunya banyak
perubahan terkait kurikulum yang berlaku, saat ini yang berlaku adalah kurikulum K-13 dan
pembelajaran Tematik bagi anak SD yang mencangkup berbagai mata pelajaran. Oleh
karena itu sebelum kita membahas lebih lanjut terkait pembelajaran ipa di sd, tentunya kita
harus dapat membedakan karakteristik pembelajaran ipa dan hakekat pembelajran ipa di SD.
Agar kita mampu mengajarkannya kepada peserta didik dengan baik dan menjadi guru yang
profesonal untuk mencetak, mendidik dan mencerdaskan peserta didik kita
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Karakteristik Pembelajaran IPA dan Hakekat Pembelajarn IPA di
SD?
2. Apa contoh dan penerapan Karakteristik serta Hakekat Pembelajaran IPA di SD?
3. Apa manfaat penerapan pembelajaran IPA di SD
4. Bagaimana Kedudukan IPA sebagai Produk?
5. Bagaimana Kedudukan IPA sebagai Proses melalui KPS?
6. Apa pengertian dan jenis-jenis KPS?
7. Bagaimana Kedudukan IPA sebagai sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA di
SD?
8. Bagaimana Paradigma Konstruktisvisme dalam pembelajaran IPA di SD?
4
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian Karakteristik Pembelajaran IPA dan Hakekat
Pembelajaran IPA di SD
2. Untuk mengetahui contoh dan penerapan Karakteristik serta Hakekat
Pembelajaran IPA di SD
3. Untuk mengetahui manfaat penerapan pembelajaran IPA di SD
4. Untuk mengetahui Kedudukan IPA sebagai Produk
5. Untuk mengetahui Kedudukan IPA sebagai Proses melalui KPS
6. Untuk mengetahui Pengertian dan jenis-jenis KPS
7. Untuk mengetahui Kedudukan IPA sebagai sikap ilmiah dalam pembelajaran
IPA di SD
8. Untuk mengetahui Paradigma Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA di SD
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
Karakteristik Belajar IPA
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
a) Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.
Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir,
dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk mempelajari pemuaian pada
benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat
untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan
gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh
data pengukuran kuantitatif yang akurat.
b) Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik).
Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi. Termasuk teknik manakah
yang Anda gunakan ketika Anda belajar fenomena gerak jatuh bebas?Mengapa
demikian?
c) Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu
pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat
terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya
berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang
obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas. Misal, pengamatan untuk
mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer.
d) Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar,
konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek,
penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-
mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-
benar obyektif. Contoh, sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan
kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal,
7
regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan
dan dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya.
e) Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus
siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA,
siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh
pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan
tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada
pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak
secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau minds-on (NRC, 1996:20).
Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus
memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.
Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat pendidikan
dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini maupun sebelumnya, pembelajaran
di sekolah dititikberatkan pada aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman
dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik.
Di tingkat SD/MI diharapkan pembelajaran IPA ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep
IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
8
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang Terjadi
alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya,
mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan
membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam
Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
penyajian gagasan-gagasan.
Menurut Standar Isi yang ditetapkan oleh Depdiknas RI yang mana juga digunakan
oleh Depag RI, terungkap bahwa tujuan pembelajaran sains di MI/SD, Yakni agar peserta
didik memiliki kemampuan: sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa Berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
Bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang Adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, Teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
Memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga Dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala Keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai Dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MT.
Sedangkan untuk ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum Meliputi:
9
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan Dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, Cahaya
dan pesawat sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
Langit lainnya.
10
C. Manfaat Penerapan Pembelajaran IPA di SD
Segala sesuatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar pastinya mempunyai
manfaat masing-masing. Begitu juga pentingnya pembelajaran IPA di SD.
Berikut ini manfaat pelajaran IPA di SD atau MI yang sebaiknya orang tua pahami.
1. Siswa dapat memahami semua benda-benda yang ada di dunia ini beserta kegunaan dan
sifatnya. Untuk benda dan materi tersebut mencakup banda padat, benda cair, dan gas.
Selain itu, siswa dapat memahami semua anatomi makhluk hidup yang ada di muka
bumi yang mencakup tumbuhan, binatang dan manusia.
2. Pentingnya pembelajaran IPA di SD juga agar siswa bisa mengetahui dan memahami
berbagai macam energi yang terdapat di bumi. Seperti energi cahaya, energi listrik,
energi magnet, energi panas, bunyi, dan gaya serta dapat menerapkannya dalam
kegiatan sehari-hari.
3. Manfaat pelajaran IPA di SD juga agar siswa dapat mengetahui kondisi dan struktur
alam semesta yang sangat luas. Baik tentang tata surya, bumi dan tanah serta bintang
dan objek di langit seperti planet dan nama-nama planet.
4. Siswa-siswi sekolah dasar (SD) juga akan diberikan pemahaman yang baik dan benar
terhadap konsep, prinsip, kaidah, dan teori IPA yang sangat mendasar dan umum
beserta tokoh-tokoh pencetusnya.
Dengan demikian manfaat pelajaran IPA di SD sangat besar terutama dalam
menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari pengetahuan alam yang ditemui sehari-hari.
Sehingga siswa dapat mengetahui tentang dirinya dan lingkungannya maupun hubungan
dirinya dengan lingkungan alamnya.
Semua ini dapat membuat siswa tersadarkan akan besarnya kekuasaan, keagungan Allah
SWT dengan melihat dan memperhatikan ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari
pentingnya pembelajaran IPA di SD.
11
D. Kedudukan IPA sebagai Produk
Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan
melalui observasi. Jadi dasar pembentukan produk IPA adalah data yang diperoleh melalui
observasi. Data adalah fakta yang telah diketahui kondisinya produk IPA yaitu :
a) Fakta ialah data dari hasil observasi berulang-ulang yang telah diketahui kondisinya.
b) Konsep adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan atau diabstraksikan dari
Pengalaman. Dari pengaamatan sifat-sifat yang sama dari berbagai obyek seperti besi,
tembaga, perak, emas dan lain-lain timbul pengertian konsep logam. Logam merupakan
suatu konsep. Contoh konsep yang lain seperti, unsur, asam, basa, listrik dan sebagainya.
c) Prinsip adalah generalisasi atau abstraksi dari konsep-konsep yang berhubungan.
Misalnya semua elektrolit dapat menghantarkaan arus listrik. Pernyataan ini mengandung
tiga konsep : elektrolit, menghantarkan dan arus listrik. Contoh lagi : Gas mengalir dari
tekanan tinggi ketekanan yang lebih rendah.
d) Hukum adalah generalisasi dari konsep-konsep yang berhubungan, yang digunakan untuk
menjelaskan banyak gejala.
Contoh : Tiap senyawa disusun oleh unsure dengan perbandingan tertentu dan tetap. Di
sini konsep senyawa, unsur, dan perbandingan dapat memberikan variasi yang
bermacam-macam.
2. Keterampilan Klasifikasi
Klasifikasi atau mengelompokkan merupakan keterampilan untuk mengelompokkan
sesuatu berdasarkan hal-hal tertentu. Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan objek
yang diamati adalah hal dasar yang harus dimiliki untuk menguasai keterampilan ini.
13
Dalam klasifikasi, hal mendasar yang harus diperhatikan adalah: mencari perbedaan dan
persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan menemukan dasar dalam
suatu pengelompokan.
3. Keterampilan Interpretasi
Interpretasi atau menafsirkan merupakan penarikan kesimpulan sementara pada data
hasil pengamatan. Tanpa adanya penafsiran hasil penelitian tidak akan berguna. Karena
itu, hasil pengamatan yang dihasilkan harus dihubungkan satu sama lain, siswa juga
harus berusaha menemukan pola dalam pengamatan untuk menentukan kesimpulan.
Keterampilan interpretasi meliputi keterampilan mencatatat data hasil pengamatan,
menemukan hubungan dalam hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu
seri pengamatan untuk diperoleh suatu kesimpulan.
4. Keterampilan Prediksi
Data pengamatan dan kecenderungan yang dihasilkan dalam penelitian seharusnya
merangsang siswa untuk melakukan prediksi. Siswa dikatakan memiliki kemampuan
prediksi apabila mampu menggunakan pola-pola hasil pengamatan untuk menemukan
kemungkinan apa saja yang akan terjadi bahkan sebelum melakukan pengamatan
langsung. Keterampilan prediksi berupa keterampilan mengajukan perkiraan mengenai
sesatu yang belum terjadi berdasarkan data yang sudah ada.
5. Keterampilan mengajukan pertanyaan
Sebelum mempelajari suatu permasalahan siswa harus memiliki keterampilan
mengajukan pertanyaan. Siswa harus berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
kemudian ditemukan jawabannya melalui serangkaian proses ilmiah. Siswa dapat
mengajukan pertanyaan untuk meminta penjelasan mengenai apa, mengapa, bagaimana,
ataupun menanyakan latar belakang suatu hipotesis.
6. Keterampilan Berhipotesis
Keterampilan berhipotesis merupakan keterampilan merumuskan suatu teori atau
pendapat yang dianggap benar. Hipotesis butuh bukti untuk menguatkan suatu praduga.
Berhipotesis tidak sama dengan prediksi. Hipotesis berdasarkan pada pemahaman suatu
teori atau konsep dengan metode deduktif, sedangkan prediksi didasarkan pada data atau
pola dan cenderung menggunakan metode induktif.
7. Keterampilan Merencanakan Percobaan atau Penyelidikan
Sebelum melakukan percobaan siswa harus memiliki keterampilan merencanakan
percobaan diantaranya menentukan alat dan bahan yang sesuai, menentukan semua
variabel penelitian, menentukan objek yang akan diamati, diukur, dan dicatat serta
menentukan langkah kerja dan teknik pengolahan data percobaan.
14
8. Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan
Pengembangan keterampilan ini dapat dilakukan apabila siswa menggunakan alat dan
bahan secara langsung untuk mendapatkan pengalaman langsung. Siswa harus
memahami prosedur penggunaan dari alat dan bahan tersebut.
9. Keterampilan Menerapkan Konsep
Keterampilan ini meliputi keterampilan menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, begitu pula bagaimana penerapan
konsep dalam situasi baru, atau penerapan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal
baru.
10. Keterampilan Berkomunikasi
Percobaan tidak terlepas dari interaksi antar individu dan menginformasikan hasil
percobaan kepada orang lain. Komunikasi dapat berupa lisan ataupun tulisan.
Komunikasi dapat dibuat dalam bentuk paparan sistematis dalam bentuk laporan tertulis.
Keterampilan berkomunikasi meliputi keterampilan dalam membaca suatu grafik, tabel,
maupun diagram.
15
c) Nilai atau sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan
proses IPA, sehingga diperolah hasil IPA
IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh
semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan
terdahulu oleh penemunya. Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar.
Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah
tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat
dikembalikan ke sifat semula.
16
Pada dasarnya tidak terdapat pendekatan, strategi, metode, gaya atau pola mengajar yang
paling baik untuk semua materi pelajaran, yang ada adalah sesuai Atau tidak dengan materi
pelajaran pada waktu dan kondisi pelaksanaannya. Oleh karena itu guru diharapkan menguasai
berbagai macam pendekatan, strategi, Metode, gaya atau pola mengajar sebab setiap
pendekatan, strategi, metode, gaya Atau pola mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan model konstruktivisme Menurut Sidik
(2008) adalah :
a) Kelebihan:
9. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan Kepada
siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan
bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa
memberikan penjelasan tentang gagasannya.
10. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang
Berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan
disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan
mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk Merangkai fenomena,
sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan Memadukan gagasan tentang
fenomena yang menantang siswa.
11. Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir
tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, Imajinatif,
mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkanGagasan-gagasan
pada saat yang tepat.
12. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa
untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk Memperoleh
kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, Baik yang telah
dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa Untuk menggunakan
berbagai strategi belajar.
13. Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan Perubahan
gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta Memberi kesempatan
siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
14. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang Kondusif
yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan
menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
b) Kekurangan:
17
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil
Konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga
menyebabkan miskonsepsi.
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya Sendiri,
hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa Memerlukan
penanganan yang berbeda-beda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah Memiliki
sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
18
KESIMPULAN
Karakteristik Pembelajaran IPA, karakteristik adalah ilmu yang memiliki ciri-ciri khusus.
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sedangkan
hakikat pembelajaran IPA adalah IPA merupakan susunan sistematis hasil temuan yang dilakukan
para ilmuwan. Hasil temuan tersebut berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, maupun modal ke
dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya biologi, kimia, fisika, dan
sebagainya.IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori.
KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai
bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan
memperoleh pengetahuan baru/mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.
SARAN
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami karakteristik pembelajaran IPA dan
hakikat pembelajaran IPA di SD.
2. Mahasiswa hendaknya dapat membedakan antara karakterirtik dengan hakikat.
3. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami KPS .
4. Mahasiswa hendaknya dapat menerangkan jenis-jenis KPS
19
DAFTAR PUSTAKA
Anita , 2013. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Ipa Materi Gaya (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V Sd Negeri
Bukanagara Lembang Semester Ii Tahun Ajaran 2012/ 2013) Universitas Pendidikan
Indonesia | repository.upi.edu
Anisa Rahmawati. (2016). HAKIKAT IPA DAN KARAKTERISTIK IPA. Retrieved maret 13, 2002,
from 123dok.com: https://123dok.com/document/q51948gy-hakikat-ipa-dan-karakteristik-
ipa.html
Meylani C.Mamonto. Wawan Suprianto Nadra. (2018, maret 11). Pendidikan IPA kelas tinggi.
Retrieved maret 13, 2022, from KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPA DI SD:
http://hakikataipa.blogspot.com/2018/03/karakteristik-pembelajaran-ipa-di-sd_13.html?m=1
20