Anda di halaman 1dari 53

TEORI DASAR MESIN

COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENGENALAN NC/CNC 1
1.1 Numerical Control (NC) dan Computer Numerical Control (CNC) 1

1.2 Elemen Dasar CNC 1

1.3 Kelebihan dan Keterbatasan Mesin CNC 1

1.4 Aplikasi CNC 2

BAB 2 SISTEM NC/CNC 3


2.1 Mode Control dalam NC/CNC 3

2.2 CNC Interpolasi 4

2.3 Control System Open-Loop dan Closed-Loop 5

BAB 3 CONTROL PADA MESIN NC/CNC 7


3.1 Kriteria Performance 7

3.2 Feature-Feature Mesin CNC 8

BAB 4 SUMBU (AXIS) PADA SISTEM COORDINAT MESIN CNC 9


4.1 Identifikasi Axis Mesin 9

4.2 Identifikasi Axis Mesin 10

4.3 Positioning system 11

4.4 Reference Coordinat 12

BAB 5 NC CODE SYSTEM 13


5.1 NC Words 13

BAB 6 DASAR PEMROGRAMAN CNC MILLING 16


6.1 Motion Command (G00, G01,G02 dan G03) 16

6.2 Plane selection (G17, G18 dan G19) 19

6.3 Positioning System (G90 dan G91) 19

6.4 Input Selection (G70 dan G71) 20

6.5 Work Coordinate Setting (G92) 20

ii
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

6.6 Tool selection 21

6.7 Feed selection 21

6.8 Spindle selection 21

6.9 Miscellaneous function 22

6.10 Compensation and offset 22

6.11 Work coordinate system 22

6.12 Cutter diameter compensation 23

6.13 Tool offset 23

BAB 7 SIKLUS PADA CNC MILLING 26


BAB 8 DASAR PEMROGRAMAN CNC BUBUT 36
8.1 Preparatory Function 36

8.2 Penyetelan sistem koordinat 39

8.3 Positioning 39

8.4 Radius compensation 41

BAB 9 SIKLUS DI MESIN CNC BUBUT 44


9.1 Turning Cycle (G90) 44

9.2 Facing Cycle (G94) 45

9.3 Threading Cycle (G92) 45

9.4 Finishing Cycle (G70) 46

9.5 Turning Stock Removal Cycle (G71) 46

9.6 Facing stock removal (G72) 47

9.7 Contour repeating cycle (G73) 49

iii
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 1
PENGENALAN NC/CNC

1.1 Numerical Control (NC) dan Computer Numerical Control (CNC)


Numerical Control (NC) didefinisikan oleh Electronic Industries Association (EIA)
sebagai sebuah sistem dimana gerakan dikendalikan oleh data numerik yang dibaca oleh system
tersebut dimana secara otomatis sistem menafsirkan data tersebut. Lebih tepatnya NC dianggap
sebagai bentuk sistem/mesin otomasi serbaguna yang dapat diprogram serta dikendalikan oleh
serangkaian kode instruksi yang terdiri dari huruf, angka, tanda baca dan simbol lainnya.

Awal mula NC dikenalkan secara luas ketika ada kebutuhan untuk pembuatan pesawat
terbang dimana profil lekukan pesawat harus mengikuti profil tertentu, selanjutnya
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

1.2 Elemen Dasar CNC


Ada enam komponen utama mesin CNC yaitu:
1. Part program
2. Program input device
3. Machine control Unit
4. Drive system
5. Machine tool
6. Feedback system
1.3 Kelebihan dan Keterbatasan Mesin CNC
a. Kelebihan
- Menaikan produktifitas;
- Kecermatan yang tinggi serta keterulangan yang baik;
- Mengurangi ongkos produksi (saving tool/jig/fixtures, toll life extend, saving rework);
- Mengurangi ongkos tak langsung (reduced inventory, inspection time, mesin tak butuh
intervensi dari operator, dll.);
- Memotong bentuk profil yang rumit;
b. Keterbatasan
- Investasi awal yg mahal;
- Butuh perawatan yg mahal;
- Ongkos tidak efektif untuk jumlah produk yang sedikit

1
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

1.4 Aplikasi CNC


Berikut ini beberapa penggunaan teknologi CNC diberbagai bidang industri
manufaktur, diantaranya:
- Metal Cutting/chip removal (bubut, milling, bor, skrap dll)
- Grinding
- Unconventional machining (edm, ecm, laser dll.)
- Fabrication (sheet metal punching, bending pressing and shearing)
- Special purpose aplication (CMM, assembly, material handling, dll.)

2
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 2
SISTEM NC/CNC

2.1 Mode Control dalam NC/CNC


1. Mode point to point
Yaitu pergerakan tool dari satu posisi ke posisi berikutnya. Pergerakan seperti ini
biasanya dilakukan pada proses drilling, boring, reaming, taping dan profil terbatas. Operasi
ini biasanya melibatkan langkah berikut:
- Positioning
- Machining/cutting
- Retracting
- Cycle repeat

Gambar 2.1 Pergerakan Point to Point

2. Continuous-path
Disebut juga contouring system. Ini menyinkronkan sumbu gerak untuk menghasilkan
lintasan yang ditentukan, biasanya garis atau busur melingkar. Contouring system memiliki
kemampuan untuk mengendalikan motor penggeraknya secara mandiri pada berbagai
kecepatan dalam arah yang ditentukan saat memposisikan mesin/meja benda kerja dimana
sistem ini melibatkan kontrol gerak simultan dari dua atau lebih sumbu. Contouring system
sebenarnya lebih komplek/rumit karena masing-masing sumbu gerak memerlukan putaran
untuk memosisikan dan kecepatan yang terpisah serta memiliki kemampuan untuk memotong
hampir semua jenis contouring pada dua bidang sumbu. Sebagian besar contouring system
juga mampu melakukan pemotongan dalam kontur tiga sumbu dan beberapa mampu
melakukan kontur empat sumbu atau lebih.

3
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 2.2 Pergerakan Continuous-path

2.2 CNC Interpolasi


Interpolator adalah perangkat keras elektronik atau program perangkat lunak dimana
sebuah interpolator menyediakan dua fungsi yaitu menghitung kecepatan gerak sumbu secara
individu untuk menggerakkan tool sepanjang lintasan yang diprogram sesuai input/masukan
dan menghasilkan posisi antara di sepanjang lintasan yang diprogram. Ada lima tipe interpolasi
yaitu linear, circular, helical, parabolic dan cubic.

Gambar 2.3 Interpolasi Linear

4
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 2.4 Interpolasi Circular

Gambar 2.5 Interpolasi Helical dan Parabolic

2.3 Control System Open-Loop dan Closed-Loop


Feature utama dari open-loop adalah tidak adanya feedback (umpan balik). Machine
control unit (MCU) mengirim sinyal yang menjadikan motor tranportir bergerak sesuai sinyal
yang diterima. Target yang dicapai tidak diukur hasilnya.

Gambar 2.6 Sistem Open-loop

5
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Feature utama dari closed-loop adalah adanya feedback (umpan balik). Setiap sinyal
yang dikirimkan ke motor penggerak maka capaian dari motor dikirim kembali ke MCU untuk
dikoreksi apakah sinyal perlu ditambah atau dikurangi. Sistim feedback tidak mengukur hanya
diakhir program saja tapi dia aktif mengukur sepanjang proses pengiriman.

Gambar 2.7 Sistem Closed-loop

6
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 3
CONTROL PADA MESIN NC/CNC

Seperti dijelaskan di Bab I salah satu elemen CNC adalah Machine Control Unit
(MCU). MCU terdiri dari beberapa komponen yaitu CPU, memory, comunication, servo drive
control, spindle speed control dan programmable machine control. Seiring dengan
perkembangan zaman, elemen tersebut semakin canggih hasilnya sehingga kita mengenal
mesinpun sudah beranjak ke high speed cutting.

Ketika seorang user akan mengimplementasikan teknologi CNC di tempatnya, maka


hal-hal yang pertama diperhatikan adalah CNC Control Builder dan Machine Tool Builder.
Kontrol mesin yang umum dikenal di Indonesia adalah Fanuc, Siemens, Mitsubishi,
Heidenhain, GSK dll. Penentuan kontrol sebaiknya mengacu selain ke harga, kehandalan juga
technical support disekitar tempat CNC di implementasikan harus menjadi perhatian. Akan
menyulitkan jika terjadi masalah dengan kontrol kita harus mendatangkan tenaga ahli yang
jauh atau bahkan dari luar negeri.

Machine tool builder sangat menentukan dalam pemilihan mesin. Nama-nama besar
machine builder yang banyak di Indonesia diantaranya DMG-Mori, Haas, Hyundai, Mazak dll.
Selain itu ada juga nama-nama pabrikan mesin yang lebih ekonomis. Penentuan pemilihan
mesin sebaiknya seberapa presisi mesin yang dibutuhkan, harga, technical support yang
melekat dengan nama besar mesin biasanya serta kedekatan lokasi pabrik dengan technical
support tersebut untuk merespon jika masalah timbul.

Panduan lebih teknis untuk pemilihan Mesin CNC selain yang disebutkan sebelumnya
juga diantaranya performance dan feature.

3.1 Kriteria Performance


- Accuracy (akurasi diukur berdasarkan jumlah ketepatan dalam batas tertentu, 0.05
dalam 500 mm)
- Resolution (Resolusi mengacu pada pergeseran terkecil dari gerakan sumbu yang
diberikan yang dapat diidentifikasi dan ditindaklanjuti, contoh 0.001)
- Repeatability (mengacu pada perbedaan posisi koordinat meja kerja ketika meja
diperintahkan bergerak berulang-ulang)
- Response (Respon adalah ukuran jeda waktu antara penerapan sinyal input ke system
dan pencapaian kondisi yang diinginkan contoh time response=0.033 detik)

7
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

3.2 Feature-Feature Mesin CNC


- Standart Feature (preparatory codes & miscellanneous function, interpolasi, tool
kompensasi & offset, fixed/canned cycles, setting system koordinat, program input
dll.)
- Optional feature (memory expansion, DNC, tool life management machine down time
monitoring dll.)
- Operation feature (dry run, feed override, spindel override, single block execution, dll.)
- Service feature (Manual data input, program edit, dll.)

8
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 4
SUMBU (AXIS) PADA SISTEM COORDINAT MESIN CNC

4.1 Identifikasi Axis Mesin


Sebuah mesin CNC bergerak berdasarkan pergerakan titik-titik yang terdapat dalam
koordinat sistem sumbu di mesin. Sumbu-sumbu mesin (machine axis) CNC didefinisikan oleh
Electronic Indistries Association (EIA) dengan nomor EIA-267-B terdiri dari 9 linear axis dan
5 rotary axis.

- Primary linear Axis (X, Y dan Z)

Gambar 4.1 Primary Linear Axis Milling dan Bubut

- Primary Rotary Axis (A, B dan C)

Gambar 4.2 Primary Rotary Axis

9
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

- Secondary linear Axis ( U, V dan W)

Gambar 4.3 Secondary Linear Axis

- Secondary Rotary Axis (D dan E) dan Tertiary Linear axis (P, Q dan R)

Gambar 4.4 Secondary Rotary Axis dan Tertiary Linear Axis

4.2 Identifikasi Axis Mesin


Pergerakan meja di mesin CNC mengacu pada sistim koordinat tertentu. Sistim
koordinat yang umum digunakan adalah Cartesian dan Polar. Cartesian coordinat sering
disebut sebagai sistem koordinat persegi panjang. Dengan sistem ini, setiap titik dalam ruang
dapat didefinisikan secara unik disepanjang tiga sumbu tegak lurus.

10
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 4.5 Cartesian System Coordinate dan Aplikasinya

Sistem koordinat polar mendefinisikan koordinat sebuah titik menjadi jarak/radius


dan sudut yang dibentuk dari berdasar koordinat cartesian.

Gambar 4.6 Polar System Coordinate dan Aplikasinya ditambah ketinggian Z

4.3 Positioning system


Posisi titik-titik di mesin CNC menggunakan dua positionong system yaitu absolute
positioning system dan incremental positioning system. Absolute positioning system adalah
semua basic pengukuran titik koordinat berasal dari satu titik yang sama (titik Origin).

Gambar 4.7 Tabel Koordinat Absolute dan Incremental dan Aplikasi Lubang di Benda Kerja

Incremental positioning system mengacu pada koordinat suatu titik tidak tetap (fixed)
pada suatu titik tertentu tapi berubah-ubah. Pada operasi CNC koordinat akhir pergerakan suatu

11
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

titik adalah titik awal untuk pergerakan ke koordinat berikutnya (koordinat akhir merupakan
referensi koordinat berikutnya).

Gambar 4.8 Tabel Koordinat Absolute dan Incremental dan Aplikasi Lubang di Benda Kerja

4.4 Reference Coordinat


Reference Coordinate adalah suatu titik di mesin CNC yang digunakan untuk basic
(Origin) dari koordinat titik-titik lainnya. Reference Coordinate terdiri dari: Machine reference
Zero, References returned point, work reference zero points dan program references zero
points.

- Machine references zero sering disebut sebagai home references machine atau machine
home point.
- References return point adalah koordinat tempat kembalinya meja mesin ke suatu titik
tertentu.
- Work References points adalah titik origin dari dari benda kerja.
- Programing references points adalah titik origin program yang dibuat oleh user.

Gambar 4.9 Reference Coordinate di Mesin Milling dan Bubut

12
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 5
NC CODE SYSTEM

Seperti sudah diterangkan sebelumnya bahwa untuk mesin CNC diperlukan beberapa
kode-kode perintah untuk menggerakkan mesin tersebut. Kode-kode perintah yang biasanya
dipergunakan diantaranya berupa character, word, block dan program.

- Character adalah kumpulan kumpulan bits yang membentuk angka huruf atau symbol
(A,B, 1, 2, - , %, dll.).
- Word adalah kumpulan character yag disusun sedemikian rupa yang dapat
menjalankan mesin CNC (N10, G, X1.0, F10.0 T1, dll.).
- Block adalah kumpulan word yang membentuk satu baris perintah (N05 G90 G80 G17,
N10 T01 M06, dll.).
- Program adalah kumpulan block yang membentuk instruksi lengkap sebuah
pengerjaan di mesin CNC (safety feature, tool change, coordinat offset, tool length
offset, tool motion cutter compensation, miscellaneous, dll.)

5.1 NC Words
Ada beberapa klasifikasi untuk NC Word diantaranya: sequence number, preparatory,
dimension address, cicular address, spindel speed, tool functions, feed rate dan miscellaneous.
Sequence number (N) adalah urutan angka yang menunjukan urutan nomor program. Sequence
number dimulai dari huruf N diikuti nomor urut. Nomor urut dimulai dari N001 sampai N999.
Jika sudah habis, maka akan kembali ke N001 dst. Preparatory Funtions adalah kode G yang
diikuti dengan dua digit character yang menunjukkan sebuah perintah tertentu.

Contoh preparatory di mesin CNC milling:


- Rapid positioning (G00)
- Interpolasi (G01, G02 dan G03)
- Plane selection (G17, G18, G19)
- Cutter compensation (G40, G41, G42)
- Tool offset (G43, G44)
- Work coordinat offset (G52, G53, G54, G55, ~ ,G59)
- Unit (G70, G71 atau G20, G21)
- Positioning system (G90 dan G91)
- Fixed cycles (G80-G89) dll.

13
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Contoh preparatory di mesin CNC turning:

- Rapid Positioning (G00)


- Interpolasi (G01, G02 dan G03)
- Tool nose radius compensation (G40, G41,G42)
- Fixed Cycles (Thread=G32,G34 : Facing=G72, Turning=G71, Grooving=G75 dll.)
- Dll.

Dimension address terdiri dari X, Y dan Z yang digunakan untuk mengidentifikasi


posisi akhir dari pergerakkan sumbu. Format penulisan dimension address adalah :

Xx Yy Zz

dimana: X, Y dan Z adalah address untuk sumbu x, y dan z.


x, y dan z adalah besarnya nilai di sumbu tersebut (maximal 8 karakter).

Circular address terdiri dari I, J dan K yang digunakan untuk mengidentifikasi jarak
dari awal pergerakan melingkar ke posisi center dari sebuah program melingkar dari masing-
masing sumbu X, Y dan Z. Preparatory code yang mengawali perintah circular adalah G02
dan G03. Format penulisan circular address adalah:

(G02/G03) (Xx Yy) Ii Jj


dimana; I, J adalah address untuk sumbu x dan y.
i, j jarak di sumbu x dan y.

Spindel speed adalah pernyataan untuk putaran tool/cutter/benda kerja di mesin CNC.
Kode yang digunakan adalah S yang diikuti oleh karakter angka yang jumlahnya maximum 5
digit. Kode S diikuti dengan kode perintah mesin berputar baik searah (M03) maupun
berlawanan arah jarum jam (M04). Format penulisan spindel speed adalah:

S3500 (M03/M04)

Dimana S adalah address untuk putaran.


3500arnya putaran dalam putaran per menit.

Tool functions adalah pernyataan untuk memanggil Tool Number yang akan
digunakan untuk proses pemotongannya. Kode untuk tool ini adalah T yang diikuti oleh
karakter angka. Perintah untuk memanggil tool adalah M06. Format penulisan tool function
adalah:

14
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

T01 (M06)
Dimana T adalah address untuk Tool.
01 adalah tool number yang akan dipanggil/digunakan
Feed rate adalah pernyataan untuk besarnya feeding dari pergerakkan cuter dalam
satuan milimeter per menit (G94) atau milimeter per putaran (G95). Format penulisan feed rate
adalah:
(G94 G71) F200 ; 200 mm per menit.
(G95 G71) F2.5 ; 2.5 per putaran.
Miscellaneous function adalah fungsi untuk mengaktifkan perintah miscellaneous.
Kode yang digunakan untuk fungsi ini adalah M diikuti dua digit nomor dibelakangnya.
Intruksi-intruksi yang menggunakan fungsi ini adalah:
- M00 ; Program stop
- M01 ; Optional stop
- M02 ; End program
- M03 ; Spindel clockwise
- M04 ; Spindel counter clockwise
- M05 ; Spindel off
- M06 ; Tool change
- dll.

15
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 6
DASAR PEMROGRAMAN CNC MILLING

Seorang pembuat program di mesin CNC milling setidaknya harus menguasai lima
kategori perintah program yakni: basic programming, kompensasi dan offset, fixed cycle,
macro & subroutin dan advanced feature programming. Basic programming meliputi: motion
command, plane selection, positioning system, input selection, work coordinat setting, tool
selection, feed selection, spindel selection, miscellaneous function.

6.1 Motion Command (G00, G01,G02 dan G03)


G00 (rapid traverse) adalah perintah pergerakan cepat meja dalam sumbu X, Y dan Z
baik satu sumbu atau dua dan tiga sumbu secara sendiri juga bersamaan dari satu titik awal
koordinat ke titik target tertentu. Pergerakkan ini biasanya digunakan untuk positioning.
Format perintah rapid traverse adalah:

G00 Xx Yy Zz

Gambar 6.1 Perintah G00 (Rapid Tranverse)

G01 (linear interpolation) adalah perintah bergerak meja dengan kecepatan yang
ditentukan oleh feed rate tertentu (F) dari satu titik posisi ke satu lokasi titik tertentu dimana
pergerakannya dalam satu/dua/tiga sumbu baik sendiri-sendiri atau bersamaan secara simultan.
Pergerakkan ini untuk pemotongan benda kerja. Format perintah linear interpolation (G01)
adalah:

G01 Xx Yy Zz Ff

Berikut ini adalah contoh program untuk G01 dimana tool bergerak memotong dari
titik A --> B --> C --> A
16
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N05 G90 Absolute coordinate


N10 G00 X1.0 Y1.0 system
Rapid mode, move to A
N15 G01 Y5.0 F7.5 (1.0,1.0)
Linear interpolation, cut
to B(1.0,5.0), 7.5 IPM
feed Gambar 6.2 Perintah G01 (Linear
N20 X7.0 Cut to C(7.0,5.0) Interpolation)
N25 X1.0 Y1.0 Cut to A(1.0,1.0)

G02/G03 (circular interpolation) adalah pergerakkan cutter melingkar searah atau


berlawanan arah jarum jam. Informasi yang dibutuhkan untuk pergerakkan melingkar bisa
dilihat dalam tabel 6.1 berikut ini.

Tabel 6.1 Informasi yang dibutuhkan untuk Circular Interpolation

Format perintah dengan IJK adalah:


(G17) G02 (atau G03) Xx Yy Ii Jj Ff ; pada bidang XY
(G18) G02 (atau G03) Xx Zz Ii Kk Ff ; pada bidang ZX
(G19) G02 (atau G03) Yy Zz Jj Zz Ff ; pada bidang YZ

17
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Tabel 6.2 Posisi Koordinat

Gambar 6.3 Bentuk profi

N50 G90 Absolute coordinate mode


N55 G00 X-1.0 Y-1.0 Rapid traverse to S (-1,-1)
N60 G01 X0.0 Y0.0 F7.5 Linear feed mode, cut to A, feed rate 7.5 IPM
N65 Y2.134 Cut straight line to B (Start point of the arc BC
N70 G03 X0.5 Y3.0 I-0.5 J0.866 Cicular interpolation, cut arc BC to poit C
N75 X0.0 Y3.866 I-1.0 J0.0 Cut arc CD to point D
N80 G01 Y5.5 Linear feed mode, cut straight line to E (start point
of the arc EF)
N85 G02 X0.5 Y6.0 I0.5 J0.0 Circular interpolation, cut arc EF to point F
N90 G01 Y4.5 Linear feed mode, cu straight line to G(start point
off the arc GH)
N95 G02 X6.0 Y4.5 I0.0 J-1.5 Circular interpolation, cut arc GH to point H
N100 G01 Y0 Linear feed mode, cut straight line to point I
N105 X0 Cut straight line to point A
N110 G00 X-1.0 Y-1.0 Rapid-traverse mode, move to initial tool position S

18
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

6.2 Plane selection (G17, G18 dan G19)


G17 XY-plane
G18 Zx-plane
G19 YZ-plane

Gambar 6.4 Bidang Kerja CNC Milling

6.3 Positioning System (G90 dan G91)


Ada dua positioning system dalam mesin CNC yaitu absolute positioning (G90) dan
incremental positioning (G91). Perintah untuk positioning system adalah:
G90 (atau G91) G00 (atau G01,G02, G03) Xx Yy Zz

N05 G90 G00 X0 Y0 Absolute mode, rapid to O (0.0, 0.0)


N10 G91 X3.0 Y2.0 Incremental mode, rapid to A (3.0, 2.0)
N15 G1 X2.0 Y4.0 F10.0 Incremental mode, rapid to B (5.0, 6.0)
N20 X-3.0 Y-1.0 Incremental mode, rapid to C (2,5)
N25 G90 G00 X0 Y0 Absolute mode, rapid to O (0.0, 0.0)

Gambar 6.5 Positioning

19
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

6.4 Input Selection (G70 dan G71)


Ada dua positioning unit yang digunakan dalam mesin CNC yaitu inch (G70/G20)
dan metric (G71/G21). Kedua unit ini akan berpengaruh terhadap feed rate, posisi dimensi,
kompensasi & offset, serta setting parameter.

6.5 Work Coordinate Setting (G92)


Sistem koordinat harus didefinisikan sebelum mendefinisikan perintah pergerakkan.
G92 ini adalah jarak titik nol benda kerja terhadap titik origin mesin. Contoh G92 dalam
program berikut ini:

Gambar 6.6 Aplikasi Work Coordinat Setting

N05 G90 G17 Absolute positioning, XY-plane


N10 T1 M6 Tool change to T1
N15 G92 X-6.25 Y3.23 Z4.55 Set program origin
N20 G00 X1.5 Y1.0 Move rapidly to center of H1
N25 Z0.2 Move rapidly to Z0.2
N30 G01 Z-0.5 F7.5 Drill H1 to depth of -0.5, feed rate 7.5 IPM
N35 G00 Z0.2 Retract tool rapidly to Z0.2
N40 Y4.0 Move rapidly to center of H2
N45 G01 Z-0.5 Drill H2 to depth of -0.5
N50 G00 Z0.2 Retract tool rapidly to Z0.2
N55 X6.0 Move rapidly to center of H3
N60 G01 Z-0.5 Drill H3 to depth of -0.5
N65 G00 Z0.2 Retract tool rapidly to Z0.2
N70 Y1.0 Move rapidly to center of H4

20
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N75 G01 Z-0.5 Drill H4 to depth of -0.5


N80 G00 Z0.2 Retract tool rapidly to Z0.2
N85 X-6.25 Y3.23 Z4.55 Move rapidly to machine origin
N90 G92 X0 Y0 Z0 Reset machine coordinat system
N95 M30 End program

6.6 Tool selection


Penggunaan mesin CNC yang optimal salah satunya adalah selama proses
pemotongan maka penggantian tool harus otomatis sehingga tool yang dipersiapkan harus
banyak untuk variasi pemotongan. Jika mesin berhenti maka diharapkan benda kerja selesai.
Penggunaan tool membutuhkan perintah penggantian tool. Perintah untuk ganti tool
menggunakan fungsi miscellaneous M6. Format perintah pergantian tool yaitu:

T1 M6; tool diganti dengan T1


T5 M6; tool diganti dengan T5
6.7 Feed selection
Feed selection adalah pendefinisian kecepatan tool selama memotong benda kerja dari
awal sampai akhir. Ada dua tipe kecepatan pemotongan yaitu inch per menit dan milimeter per
menit.

G70 G94 F7.5 Feeding 7.5 Inchi per menit


G71 G94 F150.0 Feeding 150 milimeter per menit
G70 G95 F0.02 Feeding 0.02 inchi per revolusi
G71 G95 F1.5 Feeding 1.5 milimeter per menit

6.8 Spindle selection


Fungsi ini untuk memutar spindle tool dengan rpm (revolution per minute) tertentu
selama proses pemotongan. Cepat lambatnya putaran tergantung dari diameter cutter, jenis
material pemotong serta jenis material benda kerja. Character yang digunakan untuk spindle
adalah "S" yakni besarnya putaran per menit. "S" ini akan diikuti oleh character M03 untuk
putaran searah jarum jam serta M04 untuk putaran berlawanan arah jarum jam. Berikut ini
penggunaan fungsi spindle selection:

21
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

S1000 M03 putaran searah jarum jam denga 1000 Rpm (revolution per minute) putaran
S1500 M04 kebalikan arah jarum jam dengan 1500 Rpm
M05 Stop putaran spindle

6.9 Miscellaneous function


Seperti sudah dibahas di bab 5 ada banyak fungsi miscellaneous yang digunakan di
mesin CNC Milling. diantaranya: program stop (M00), optional stop (M01), end
program(M02), spindle clockwise (M03), spindel counter clockwise (M04), dll.

6.10 Compensation and offset


Compensation and offset adalah feature standar untuk kompensasi dan offset. Feature
ini meliputi: work coordinate compensation, cutter diameter compenasation dan tool offset.

6.11 Work coordinate system


Seperti dijelaskan sebelumnya titik referensi work coordinat system menggunakan G-code
G92. Ketika G-code ini digunakan maka koordinat mesin secara otomatis diubah. Semakin
sering kita menggunakan G-code ini maka pembuat program menjadi tidak mudah karena
program menjadi lebih rumit. Mesin CNC yang baru menyediakan G-code lain yang lebih
simpel. G-code tersebut adalah G54 sampai G59 untuk kontrol fanuc dimana G-code ini cukup
dipanggil diprogram maka secara otomatis koordinat berubah dengan sendirinya. Besarnya
nilai x, y dan z dari G54 sampai G59 disimpan di register mesin sehingga tidak menyulitkan
programmer.

Gambar 6.7 Work Coordinat compensation

22
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

6.12 Cutter diameter compensation


Setelah lintasan pahat dibuat berikutnya kita mengenal bahwa tool/cutter mempunyai diameter,
sehingga pendefinisian lintasan pahat harus bergeser sebesar setengah diameter tool/cutter agar
benda kerja yg dibuat sesuai ukurannya. Setiap mesin CNC mempunyai fasilitas ini. Pergeseran
kompensasi pahat/cutter bisa ke sebelah kanan lintasan asal/asli pahat (G42) atau sebelah kiri
(G41).

Gambar 6.8 Lintasan pahat setelah kompensasi Dan Pengaruh G41 & G42 pada arah
lintasan pahat terhadap hasil benda kerja

6.13 Tool offset


Tool offset merujuk pada kompensasi untuk ketinggian tool/cutter terhadap
meja/benda kerja atau referensi lainnya. Setiap tool/cutter yang dipasang ke spindel
mempunyai ketinggian yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya tergantung dari jenis
cutter tersebut. Ketinggian tool tersebut harus disetting terhadap benda kerja atau titik origin
benda kerja agar kedalaman pemotongan satu tool dengan tool lainnya sama. Ada beberapa G-
code untuk Tool offset ini yaitu:

G43 tool length offset arah positif


G44 toll length offset arah negative
G49 tool offset cancel

Format perintah untuk tool length adalah


G43/G44 Zz Hh

23
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 6.9 Tool Compensation

Contoh penggunaan tool offset

N05 G90 G80 G40 Absolute positioning, Safety feature


N10 T2 M6 Tool change to T2
N15 S500 M3 Spindle on 500 rpm
N20 G0 G54 X2.0 Y2.0 Rapid mode, work coordinate compensation rapid to the center
of # H1
N25 G43 H2 Z0.3 Tool length offset dimana nilainya disimpan di register H2,
rapid to Z0.3
N30 G1 Z-1.0 F5.0 Linear mode, drill H#1, feed 5 inch per minute
N35 G0 Z0.3 Retract rapidly to Z0.3
N40 Y5.0 Move rapidly to center of H#2
N45 G1 Z-1.0 Drill H#2

24
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N50 G0 Z0.3 Retract rapidly to Z0.3


N55 X7.0 Move rapidly to center of H#3
N60 G1 Z-1.0 Drill H#3
N65 G0 Z0.3 Retract rapidly to Z0.3
N70 Y2.0G1 Z-1.0 Move rapidly to center of H#4
N75 G1 Z-1.0 Drill H#4
N80 G0 Z0.3 Retract rapidly to Z0.3
N85 G91 G28 Z0.0 M5 Reference point return in z direction, spindle off
N90 G91 X0.0 Y0.0 Reference point return in X and Y directions
N95 M30 End of program

25
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 7
SIKLUS PADA CNC MILLING

Fixed cycles dapat didefinisikan sebagai satu set instruksi praprogram digunakan
untuk memulai serangkaian pekerjaan rutin, pola gerakan berulang seperti pengeboran (drill),
meluaskan (boring), menghaluskan (reaming) dan pengetapan (tapping) yang mana operasi
tersebut dijalankan oleh satu blok perintah. Keuntungan fixed cycles diantaranya:
Pemrograman bisa direduksi setengahnya serta data processing time sepertiganya, panjan
program direduksi menjadi sepertiganya, kesalahan pembuatan program bisa dikurangi karena
programnya simpel serta ukuran program kecil, penghematan waktu pemrograman dan
pengurangan kesalahan pemrograman menghasilkan produktivitas programmer yang lebih
baik.
Type-type fixed cycles diantaranya: standart fixed cycles, special fixed cycles, point
pattern cycles dan user defined cycles. Standart fixed cycles adalah siklus yang umum
digunakan dalam mesin CNC. Electronic Indistries Association (EIA) mendefinisikan ada 10
jenis standart fixed cycles seperti pada tabel 7.1

Tabel 7.1 Standart Fixed Cycles


G- Z direction Operation at hole Z direction
Function
code advance operation bottom return operation
G80 Fixed cycles cancel
G81 Drilling cycles Cutting feed - Rapid traverse
G82 Counterboring cycle Cutting feed Dwell Rapid traverse
G83 Peck drill cycle Intermittend feed Rapid traverse
Dwell, reverse
G84 Tapping cycle Cutting feed Cutting feed
Spindel rotation
G85 Bore-in Bore-out cycle Cutting feed Cutting feed
G86 Boring cycle Cutting feed Spindel stop Rapid traverse
Forward spidel
G87 Back-boring cycle Rapid traverse Cutting feed
rotation
Dwell, spindel
G88 Boring cycle Cutting feed Rapid traverse
stop
Bore-in and
G89 Bore-out cycle with Cutting feed Dwell Cutting feed
dwell

26
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

G80 (Fixed cycles cancel) yaitu menghapus perintah siklus, dimana dengan perintah cancel
maka pada koordinat Xx dan Y berikutnya tidak ada perintah siklus.
G81 (Drilling cycles) adalah perintah siklus untuk pengeboran. Urutan gerakan tool dengan
feature ini adalah:

1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y


2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai kedalam Z
4. Gerak cepat naik sampai level R
atau initial level

Gambar 7.1 Drilling Cycles


Contoh penggunaan siklus G81

Gambar 7.2 Aplikasi Drilling Cycles (G81)

N05 G90 G80 G40 safety feature


N10 T7 M06 Pilih tool no 7, tool change
N15 G92 X-4.5 Y6.7 Z3.2 set work coordinate system
N20 S750 M03 spindle on, rotating at 750 rpm
N25 G00 Z1.0 rapid to Z1.0, gerak ke initial level pada Z1.0
Gerak ke R level, aktifkan siklus drilling,
tetapkan level R pada Z0.2, bor H1, feed rate
7.5 IPM
N30 G99 G81 X3.0 Y3.0 Z-0.75 R0.2 F7.5 Bor H2

27
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N35 X5.0 Bor H3


N40 X7.0 Bor H4
N45 Y6.0 Bor H5
N50 X5.0 Bor H6
N55 X3.0 Siklus drill cancel, gerak ke machine origin
(z0)
N60 G80 G91 G28 Z0 M05 spindel off
N65 G91 G28 X0 Y0 Kembali Reference point sumbu X dan Y
M30 End program

G82 (Counterboring cycle) adalah perintah siklus untuk counterboring. Urutan gerakan tool
dengan feature ini adalah:

1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y


2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai kedalam Z
4. Dwell time
5. Gerak cepat naik sampai level R
atau initial level
Gambar 7.3 Counterboring Cycle

Format penulisan untuk siklus G82 adalah:


N30 G99 G82 X3.0 Y3.0 Z-0.75 E1000 F50
dimana : E = dwell time
Contoh Program G82 seperti halnya pada gambar 7.2, hanya untuk N30 berubah seperti berikut
ini:
N30 G99 G82 X3.0 Y3.0 Z-0.75 R0.2 E 1000 F7.5 Gerak ke R level, aktifkan siklus G82,
tetap di level R pada Z0.2, boring H1,
feed rate 7.5 IPM
G83 (Peck drill cycle) adalah siklus untuk pengeboran lubang yang dalam dimana ada gerakkan
keatas yang berfungsi memutus chip. Urutan gerakan tool dengan feature ini adalah:

28
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y


2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong dengan kedalam q
4. Gerak cepat ke atas ke level R
5. Gerak kekedalaman sebelumnya (q)
6. Gerak memotong sedalam q kembali (total
q+q)
7. Ulangi step 4 sampai 6 sampai
kedalaman lubang tercapai
8. Gerak cepat naik sampai level R atau Gambar 7.4 Peck-drill Cycle

initial level

Format perintah G83 adalah


G98/G99 G83 Xx Yy Zz Qq Rr Ff
dimana : q adalah kedalaman pemotongan tiap kali memotong.

Contoh program untuk G83

Gambar 7.5 Contoh Aplikasi Drilling Cycles (G83)

N05 G90 G80 G40 Absolute mode, safety feature


N10 T1 M06 Pilih tool no 1, tool change
N15 G54 x1.0 y1.5 S500 M03 Work coordinate offset, rapid to (1,1.5), spindle
on (cw) 500rpm
N20 G0 G43 H1 Z1.5 Tool length offset tool 1, rapid to Z1.5

29
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N25 G99 G81 X1.0 Y1.5 Z-1.5 R0.3 F5.0 aktif siklus drilling (G81), bor H1,
N30 Y4.5 Bor H2
N35 G0 G91 G28 Z0.0 M5 Move to reference point (machine origin) dalam
arah Z, spindel off
N40 G91 G28 X0 Y0 Move to reference point sumbu X dan Y
N45 G90 G80 Mode absolute, fixed cycle cancel
N50 T2 M06 Pilih tool no 2, tool change
N55 X7.0 Y4.5 Rapid to (7,4.5)
N60 G43 H2 Z1.5 S500 M3 Tool length offset tool 2, rapid to Z1.5, spindel
on
N65 G99 G83 X7.0 Y4.5 Z-4.2 Q0.75 aktif siklus deep hole drilling (G83), bor H3,
tiap kedalaman 0.75 naik
N70 X4.0 Y1.5 Drill H4
N75 G0 G91 G28 Z0.0 M5 Move to reference point (machine origin) dalam
arah Z, spindel off
N80 G28 X0 Y0 Move to reference point sumbu X dan Y
N85 M30 End program

G84 (Tapping cycle) adalah siklus untuk pembuatan tap. Urutan gerakan tool dengan feature
ini adalah:
1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y
2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai kedalaman Z
4. Stop putaran spindle
5. Dwell time pada kedalaman Z tersebut
6. Spindel berputar arah kebalikannya (ccw)
7. Bergerak keatas sampai level R
8. Gerak cepat naik sampai initial level
9. Stop spindel
Gambar 7.6 Tapping Cycle
Format penulisan G84 (tapping cycle)
G99/G98 G84 Xx Yy Zz Rr Ee Ff
Perhitungan kisar ulir pitch = 1/jumlah ulir per inchi

30
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

feed ulir
fr =P
fm =PxN
dimana : fr = feed rate, IPR (inch per revolution)
fm = feed rate, IPM (inch per minute)
P = pitch
N = spindel speed, RPM
Contoh program ulir 1/2 in. x 12 thread dengan speed tapping 150 rpm, feeding taping adalah:
P = 1/N = 1/12 = 0.0833 in.
fr =P = 0.0833 IPR
fm = P x N = 0.0833 x 150 = 12.5 IPM
Sehingga programnya menjadi :
G95 F0.0833
atau
G94 F12.5
dimana: G94 feed unit dalam IPM dan G95 dalam IPR

Contoh program G84 dimana benda kerjanya mengacu ke gambar 7.2:


N05 G90 G80 G40 safety feature
N10 T5 M06 Pilih tool no 5, tool change
N15 G92 X-4.5 Y6.7 Z3.2 set work coordinate system
N20 S150 M03 spindle on, rotating at 150 rpm
N25 G00 Z1.5 rapid to Z1.0, tetapkan kedalaman Z1.5 sebagai intial
level
N30 G98 G84 X3.0 Y3.0 Z-0.7 R0.5 Gerak ke initial level, aktifkan siklus taping, operasi
E1000 F12.5 tapping lubang H1
N35 X5.0 Tap H2
N40 X7.0 Tap H3
N45 Y6.0 Tap H4
N50 X5.0 Tap H5
N55 X3.0 Tap H6
N60 G80 G91 G28 Z0 M05 Siklus tapping cancel, gerak ke machine origin (z0),
spindel off

31
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

N65 G91 G28 X0 Y0 Kembali Reference point untuk sumbu X dan Y


M30 End program

G85 (Bore-in Bore-out cycle) adalah perintah untuk dua arah boring (meluaskan) baik ketika
masuk maupun ketika keluar/naik. Operasi ini biasanya untuk boring (meluaskan) yang presisi.
Urutan gerakan tool dengan feature ini adalah:

1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y


2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai
kedalaman Z.
4. Gerak memotong sambil naik ke
level R
Gambar 7.7 Bore-in Bore-out cycle
5. Gerak cepat naik sampai initial
level

Format command untuk G85


G98/G99 G85 Xx Yy Zz Rr Ff
Contoh program G85 seperti halnya pada gambar 7.2, hanya untuk N30 berubah seperti berikut
ini:
N30 G99 G85 X3.0 Y3.0 Z-0.75 R0.2 F7.5
G86 (Boring cycle) adalah perintah untuk boring (meluaskan). Urutan prosesnya serupa dengan
G81 kecuali setelah kedalaman Z spindel berhenti. Urutan gerakan tool dengan feature ini
adalah:

1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y


2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai kedalam Z
4. Stop spindle
5. Gerak cepat naik sampai level R
atau initial level Gambar 7.8 Boring cycle

32
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Format perintah untuk G86 adalah


G99/G98 G86 Xx Yy Zz Ff
Contoh program G86 seperti halnya pada gambar 7.2, hanya untuk N30 berubah seperti
berikut ini:
N30 G99 G86 X3.0 Y3.0 Z-0.75 F7.5
G87 (Back-boring cycle) adalah perintah untuk Back Boring yaitu meluaskan dimana bagian
diameternya dalam lebih lebar dari pada atasnya. Urutan gerakan tool dengan feature ini
adalah:
1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y
2. Spindel stop dan diatur kearah tertentu
3. Geser pusat tool dengan jarak tertentu
yg ditunjukan addressed Q
4. Gerak cepat searah sumbu Z sampai
level R
5. Geser pusat tool ke pusat lubang
kembali
6. Spindle on
7. Gerak motong kearah atas sampai level
Z
8. Stop spindle serta atur spindle kearah Gambar 7.9 Back-boring cycle
tertentu
9 Geser pusat tool dengan jarak tertentu
yg ditunjukan addressed Q
10. Gerak cepat naik sampai level initial
11. Geser kembali pusat tool ke pusat
lubang
12. Spindle on

Format perintah untuk G87 adalah


G99 G87 Xx Yy Zz Rr Qq Ff
dimana : q adalah pergeseran dari pusat ke pinggir

33
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Contoh Program G87

Gambar 7.10 Aplikasi Back-boring cycle


N05 G90 G80 G40 Absolute mode, safety feature
N10 T3 M06 Pilih tool no 3, tool change
N15 G92 X-5.5 Y7.65 Z3.0 Set work coordinate by G92
N20 G0 Z1.5 rapid to Z1.5, tetapkan sebagai initial level
N25 G98 G87 X5.0 Y6.0 Z-1.0 R-3.0 Q0.3 F7.0 aktifkan siklus Back-boring (G87), boring
lubang pertama, geser 0.3
N30 X11.0 Boring lubang kedua
N35 G0 G80 X0.0 Y0.0 M05 Gerak cepat ke machine origin, back-boring
cycles cancel , spindel off
N40 G91 G28 Z0 gerak cepat ke reference point dalam
sumbu Z
N45 G28 X0.0 Y0.0 gerak cepat ke reference point dalam
sumbu X dan Y
N50 M30 End program

G88 (Boring cycle) adalah operasi yang persis G86 cuma ada penambahan dwell time. Urutan
gerakan tool dengan feature ini adalah:
1. Gerak cepat ke koordinat X dan Y
2. Gerak cepat arah Z sampai level R
3. Gerak memotong sampai kedalam Z
4. Dwell time di dasar lubang
5. Stop spindel
6. Gerak cepat naik sampai level R atau initial level
7. spindel off

34
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Format perintah G88 adalah:


G98/G98 Xx Yy Zz Rr Ee Ff
Contoh program G88 seperti halnya pada gambar 7.2, hanya untuk N30 berubah seperti berikut
ini:
N30 G99 G88 X3.0 Y3.0 Z-0.75 R0.2 E1000 F7.5

G89 (Bore-in Bore-out cycle) adalah operasi yang serupa dengan G85 kecuali ada dwel time.
Format perintah G89 adalah:
G98/G99 G89 Xx Yy Zz Rr Ee Ff
Contoh program G89 seperti halnya pada gambar 7.2, hanya untuk N30 berubah seperti
berikut ini:
N30 G99 G89 X3.0 Y3.0 Z-0.75 R0.2 E1000 F7.5

35
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 8
DASAR PEMROGRAMAN CNC BUBUT

Secara umum basic pemograman bubut hampir sama dengan CNC milling hanya
sumbu yang tersedia dua yaitu sumbu Z dan sumbu X. Seiring dengan perkembangan teknologi
mesin bubut berkembang menjadi : axis turning center, multi purpose turning center with
milling feature dan dual spindel turning center. Ada beberapa macam-macam operasi di mesin
bubut diantaranya adalah: straight turning, boring, drilling, grooving, taper turning, facing,
thread cutting dan parting-off seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Gambar 8.1 sebelah
kiri memperlihatkan sistem koordinat dua sumbu mesin bubut dan sebelah kanan beberapa
jenis pemotongan di mesin bubut.

Gambar 8.1 Sistem Koodinat Mesin Bubut dan Operasi-operasi di Mesin Bubut

8.1 Preparatory Function


Preparatory function (G-code) di mesin bubut hampair sama dengan di mesin milling
macam-macam G-code yang umum digunakan dimesin bubut dengan kontrol Fanuc dapat
dilihat ditabel 8.1.

Tool Fuction
Pahat dimesin bubut disimpan serta dicekam oleh turret dimana turret tersebut dapat
memegang/mencekam lebih dari satu macam tool/pahat. Tool/pahat yang disimpan diberi

36
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

nomor sesuai dengan tempat penyimpanan tool didalam turret. Tool yang akan digunakan
tinggal memanggil nomor dimana tool disimpan. Penamaan/pemanggilan tool seperti berikut
ini:

T0101 : pilih tool no 1 dan nomor offset 1


T0312 : pilih toll nomor 3 dengan nomor offset 12
T0500 : pilih tool nomor 5 dengan offset tidak ada

Tabel 8.1 G-code dengan kontrol fanuc yang digunakan umum di mesin bubut

Kecepatan pergerakkan tool dalam bubut ada dua jenis yaitu rapid traverse dan feed
regulated motion. Rapid traverse menggunakan G-code G00. Feed regulated menggunakan G-
code G01, G02 dan G03 dengan menambahkan karakter F sebagai feeding. Satuan dari feed

37
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

rate yaitu milimeter per menit (G98) atau milimeter per putaran (G99). Berikut ini contoh dari
feed function:
G20 G98 F10.0 10 Inch per minute (IPM) feed rate
G70 G94 F10.0 10 IPM feed rate untuk control Fanuc di Amerika
G21 G98 F250.0 250 Milimeter per minute (MMPM) feed rate
G71 G94 F250 250 MMPM feed rate untuk control Fanuc di Amerika
G20 G99 F0.003 0.003 Inch per revolution (IPR) feed rate
G70 G95 F0.003 0.003 (IPR) feed rate untuk kontrol di Amerika
G21 G99 F0.01 0.01 Milimeter per revolution (MMPR) feed rate
G71 G95 F0.01 0.01 MMPR feed rate untuk control di Amerika

Fungsi spindel speed di mesin bubut agak lumayan komplek karena speed harus berubah-ubah
mengikuti diameter efektif benda kerja yang dipotong.
G96 Constan surface speed
G50 Maximum spindel speed
G97 Fixed spindel speed
Berikut ini contoh penggunaan G50 dan G96 di mesin bubut:

Gambar 8.2 Drill dan Boring

38
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

8.2 Penyetelan sistem koordinat


Pada umumnya ujung pahat yang diseting sebagai penyetelan sistim koordinat. Pada
gambar 8.3 diperlihatkan sistim koordinat yang terjadi setelah penyetelan.

Gambar 8.3 Sistim Koordinat Setelah Penyetelan Pahat

8.3 Positioning
Seperti halnya mesin milling, dimesin bubut pun kita mengenal dua positioning yaitu
absolute dan incremental. Khusus untuk Fanuc penunjukan incremental bisa tidak
menggunakan preparatory code (G-code) tapi menggunakan karakter khusus yaitu U untuk
sumbu X dan W untuk sumbu Z. Berikut ini contoh pemograman absolute dan incremental:

Gambar 8.4 Pendefinisian Absolute dan Incremental

39
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Berikut ini contoh program bubut sederhana.

Gambar 8.5 Benda Bubutan Menggunakan 3 Pahat

40
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

8.4 Radius compensation


Sama seperti halnya di mesin milling di mesin bubut pun mengenal tool compensation
yakni G41, G42 serta G40. Arah pergerakkan serta pergeseran kompensasi dari tool sama
seperti di mesin milling. Seperti dijelaskan di awal jika kita memanggil tool maka
kompensasidari tiap pahat akan muncul (T0103). Kompensasi yang dipakai dari tool 01 adalah
03 artinya kompensasi berisi informasi yang harus dimasukkan ke mesin bubut agar
pergerakkan cutter sedemikian rupa sehingga benda yang dibuat menjadi benar. dari
Kompensasi 03 tadi biasanya berisi: offset value in X axis (OFX), offset value in Z axis (OFZ),
TNR compensastion value (OFR) dan direction of imaginary tool nose (OFT).

41
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 8.7 Kompensasi OFT

Berikut ini contoh program bubut yang sudah memasukkan nilai kompensasi:

Gambar 8.7 Benda Bubutan Setelah Memasukkan Kompensasi

42
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

43
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

BAB 9
SIKLUS DI MESIN CNC BUBUT

Seperti halnya di mesin CNC milling, di mesin CNC bubut pun tersedia feature siklus.
Pengerjaan siklus di mesin bubut dapat mereduksi program sangat banyak, sehingga feature
siklus menjadi sangat penting.

9.1 Turning Cycle (G90)


Siklus ini memotong benda kerja secara bertahap sampai benda kerja jadi. Tahapan
pemotongan bisa dilihat pada gambar 9.1 berikut ini:

A. Initial point
B. Cutting starting point
C. Cutting ending point
D. Return intermediate point
E. Rapid traverse
F. Feed (linear interpolation)
Gambar 9.1 Lintasan siklus G90 dan aplikasinya

Format penulisan siklus G90


G90 Xx Zz Ff (absolute),
G90 Uu Ww Ff (incremental)
dimana ; x,z koordinat absolute
u,w jarak incremental yg diukur dari titik awal pergerakan ke titik target

Contoh program siklus G90

Gambar 9.2 Siklus G90

44
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

9.2 Facing Cycle (G94)


Siklus ini sama dengan turning cycle, perbedaannya pada turning cycle pemakanan kearah Z
sedangkan untuk facing cycle kearah X

A. Initial point
B. Cutting starting point
C. Cutting ending point
D. Return intermediate point

Gambar 9.3 Lintasan siklus G94 dan aplikasinya

Format penulisan siklus G94


G90 Xx Zz Ff (absolute),
G90 Uu Ww Ff (incremental)
dimana ; x,z koordinat absolute
u,w jarak incremental yg diukur dari titik awal pergerakan ke titik target

9.3 Threading Cycle (G92)


Siklus ini untuk membuat ulir.

Gambar 9.4 Siklus G92

45
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Format penulisan siklus G92


G90 Xx Zz Ff (absolute),
G90 Uu Ww Ff (incremental)
dimana ; x,z koordinat absolute
u,w jarak incremental yg diukur dari titik awal pergerakan ke titik target
f feed rate value
9.4 Finishing Cycle (G70)
Siklus ini tidak bisa berdiri sendiri biasanya siklus ini digunakan setelah siklus stock
removal diaktifkan sebelumnya. Format penulisan untuk siklus G70 adalah;
G70 Pns Qnf
dimana ; ns nomor urut untuk awal siklus dari blok program
nf nomor urut untuk akhir dari siklus dalam blok program

9.5 Turning Stock Removal Cycle (G71)


Siklus ini dipakai untuk pengasaran/pembuangan stok material sampai disisakan
ukuran tertentu untuk proses finishing. Proses pemotongan pengasaran untuk siklus G71 yakni
ke arah Z.

1. Bergerak cepat dari titik S ke


titik 1 sejarak d
2. Memotong sampai titik 2
3. Naik kea rah 45 o setinggi e
4. Bergerak cepat ke titik 4
5. Bergerak cepat ketitik 5
dengan jarak e+d
6. dst sampai selesai
Gambar 9.5 Siklus G71

Format penulisan siklus G71


G71 Ud Re
G71 Pns Qnf Uu Ww Ff Ss
dimana ; ns nomor urut untuk awal siklus dari blok program
nf nomor urut untuk akhir dari siklus dalam blok program
u jarak sisa untuk finishing dalam arah X
w Jarak sisa untuk finishing dalam arah Z
46
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

d depth of cut tiap pemotongan


e jarak naik setelah pemotongan
f,s feed dan spindle
Contoh program siklus G71 dapat dilihat pada gambar 9.6

Gambar 9.6 Aplikasi Siklus G71

9.6 Facing stock removal (G72)


Sama seperti G71 siklus ini termasuk siklus pengasaran. Arah pemotongannya siklus G72 ke
arah Z

47
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Gambar 9.7 Siklus G72

Format penulisan siklus G72


G71 Wd Re
G71 Pns Qnf Uu Ww Ff Ss
dimana ; ns nomor urut untuk awal siklus dari blok program
nf nomor urut untuk akhir dari siklus dalam blok program
u jarak sisa untuk finishing dalam arah X
w Jarak sisa untuk finishing dalam arah Z
d depth of cut tiap pemotongan
e jarak naik setelah pemotongan
f,s feed dan spindel

Contoh program siklus G72

Gambar 9.7 Aplikasi Siklus G72

48
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

9.7 Contour repeating cycle (G73)


Pada beberapa kasus benda bubutan bukan berasal dari material utuh besi tapi hasil
tempa (forging) dan pengecoran (casting). Benda kerja hasil tempa dan pengecoran yang akan
di proses machining lanjut biasanya mempunyai kelebihan material sudah mendekati kontur
finishing sehingga proses machiningnya tidak harus seperti material gelondongan hasil
pemotongan gergaji. Untuk kondisi material tersebut menjadi tidak efisien jika menggunakan
siklus G71 atau G72. Pabrikan mesin maupun kontrol biasanya menyediakan siklus untuk
kasus tersebut. Salah satu siklus untuk kasus diatas adalah contouring repeating cycle (G73).

Gambar 9.7 Siklus G73

49
TEORI DASAR MESIN
COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Format penulisan siklus G73


G73 Ui Wk Rd
G73 Pns Qnf Uu Ww Ff Ss
dimana ; i kelebihan material dalam arah X
k kelebihan material dalam arah Z
d banyaknya pemotongan sampai benda kerja masuk ukuran
Contoh program siklus G73

Gambar 9.7 Aplikasi Siklus G73

50

Anda mungkin juga menyukai