Anda di halaman 1dari 123

1

TEKNIK PEMOGRAMAN DAN


PENGGUNAAN MESIN CNC
PAKET KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN

Penyusun:
Tim Teknik Pemesinan
PPPPTK BMTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2015

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul PKB level 9 Teknik Pemprograman dan Penggunaan Mesin CNC merupakan
salah satu modul dari 10 modul yang direncanakan untuk kegiatan pembelajaran
program diklat produktif. Hasil yang akan didapat setelah mempelajari modul
ini,peserta diklat akan mampu menganalisis metoda pemprograman, menyusun
program, mengedit program NC/CNC, dan menggunakan mesin CNC. Selain itu juga
menguasai tentang usaha untuk mengelola pendukung sistem tersebut seperti
mensetting mesin CNC dan mengoperasikan komputer.

Uraian kegiatan pembelajaran Modul ini berisi dua bahan bacaan kajian teori dan dua
bahan latihan praktik.Karena pelatihan praktik berdasarkan kepada kajian teori maka
sebelum melaksanakan pelatihan praktik tersebut peserta diklat harus sudah
mengerti, memahami dan menguasai kajian teorinya dengan baik.

Waktu penyelesaian untuk modul ini adalah 200 jam pembelajaran. Namun perlu
diingat bahwa pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi fokusnya ada pada
pencapaian kompetensi bukan pada lamanya waktu.Setiap peserta diklat mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan
tertentu. Oleh karena itu kegiatan dan waktu penyelesaian modul untuk setiap peserta
diklat tidak selalu sama dan sangat tergantung dari kecepatan dan kemampuan
individu peserta diklat.

B. Tujuan

Modul ini disajikan dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan
menyusun program NC/CNC dan menggunakan mesin CNC, dengan rincian sebagai
berikut:

Mengoperasikan mesin bubut CNC.


Melakukan pemrogaman pada mesin bubut CNC.
Melakukan setting dan mengoperasikan mesin bubut CNC untuk pembuatan
benda kerja,
Mengoperasikan mesin frais CNC.
Melakukan pemrogaman pada mesin frais CNC.
Melakukan setting dan mengoperasikan mesin frais CNC untuk pembuatan benda
kerja.

C. Peta Kompetensi

Tabel 1 Kompetensi Inti Guru


Kompetensi Guru Paket
Grade Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Keahlian
20.41. Mengoperasikan 20.41.1. Menganalisis bagian-bagian utama, dan
mesin bubut CNC. perlengkapan pada mesin bubut CNC
20.41.2. Menganalisis sistem persumbuan dan
sistem koordinat pada mesin bubut
CNC
20.41.3. Menganalisis sistem kontrol dan
fungsinya pada mesin bubut CNC
20.41.4. Menentukan prosedur menghidupkan
dan mematikan mesin bubut CNC
20.41.5. Mengoperasikan mesin bubut CNC
menggunakan tombol manual (Jog,
MPG)
20.42. Melakukan 20.42.1. Menerapkan prinsip dasar pemograman
pemrogaman pada pada mesin bubut CNC
mesin bubut CNC
20.42.2. Menganalisis G-code dan M-code pada
mesin bubut CNC sesuai dengan
tuntutan pekerjaan (rata, radius, ulir,
alur, bor)
20.42.3. Menganalisis parameter pemotongan
pada mesin bubut CNC
20.42.4. Merancang program pada mesin bubut
CNC sesuai dengan gambar
20.42.5. Menggunakan software Pemprograman
untuk membuat program pada mesin
bubut CNC sesuai gambar kerja

2
Kompetensi Guru Paket
Grade Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Keahlian
20.43. Melakukan setting 20.43.1. Menganalisis jenis alat potong yang
dan dipergunakan pada mesin bubut CNC
mengoperasikan
mesin bubut CNC
untuk pembuatan
benda kerja
20.43.2. Melakukan transfer data program ke
mesin bubut CNC
20.43.3. Menganalisis titik nol benda kerja
pada mesin bubut CNC
20.43.4. Menganalisis data kompensasi alat
potong pada mesin bubut CNC
20.43.5. Melakukan input program pada
kontrol panel mesin bubut CNC
20.43.6. Melakukan pengujian program
(running test) pada mesin bubut CNC
20.43.7. Menganalisis program (editing
program) pada kontrol panel mesin
bubut CNC
20.43.8. Melakukan eksekusi program untuk
pembuatan benda kerja di mesin
bubut CNC
20.43.9. Menerapkan prosedur perawatan
pada mesin bubut CNC
20.44.1. Menganalisis bagian-bagian utama,
20.44. Mengoperasikan dan perlengkapan pada mesin frais
mesin frais CNC. CNC
20.44.2. Menganalisis sistem persumbuan dan
sistem koordinat pada mesin frais
CNC
20.44.3. Menganalisis sistem kontrol dan
fungsinya pada mesin frais CNC
20.44.4. Menentukan prosedur menghidupkan
dan mematikan mesin frais CNC
20.44.5. Mengoperasikan mesin frais CNC
menggunakan tombol manual (Jog,
MPG)
20.45. Melakukan 20.45.1. Menerapkan prinsip dasar pemograman
pemrogaman pada pada mesin frais CNC
mesin frais CNC

3
Kompetensi Guru Paket
Grade Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Keahlian
20.45.2. Menganalisis G-code dan M-code pada
mesin frais CNC sesuai dengan tuntutan
pekerjaan (rata, radius, kontur, tapping,
bor)

20.45.3. Menganalisis parameter pemotongan


pada mesin frais CNC

20.45.4. Merancang program pada mesin frais


CNC sesuai dengan gambar

20.45.5. Menggunakan software Pemprograman


untuk membuat program pada mesin
frais CNC sesuai gambar kerja

20.46. Melakukan setting 20.46.1. Menganalisis jenis alat potong yang


dan dipergunakan pada mesin frais CNC
mengoperasikan
mesin frais CNC 20.46.2. Melakukan transfer data program ke
untuk pembuatan
benda kerja mesin frais CNC

20.46.3. Menganalisis titik nol benda kerja pada


mesin frais CNC

20.46.4. Menganalisis data kompensasi alat


potong pada mesin frais CNC

20.46.5. Melakukan input program pada kontrol


panel mesin frais CNC

20.46.6. Melakukan pengujian program (running


test) pada mesin frais CNC

20.46.7. Menganalisis program (editing program)


pada kontrol panel mesin frais CNC

20.46.8. Melakukan eksekusi program untuk


pembuatan benda kerja di mesin frais
CNC

20.46.9. Menerapkan prosedur perawatan pada


mesin frais CNC

4
D. Ruang Lingkup

Lingkup pembelajaran dalam Modul PK level 9 Teknik Pemprograman dan


Penggunaan Mesin CNC ini yaitu :

Mengoperasikan mesin bubut CNC.


Melakukan pemrogaman pada mesin bubut CNC.
Melakukan setting dan mengoperasikan mesin bubut CNC untuk pembuatan
benda kerja,
Mengoperasikan mesin frais CNC.
Melakukan pemrogaman pada mesin frais CNC.
Melakukan setting dan mengoperasikan mesin frais CNC untuk pembuatan benda
kerja

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Agar dapat menguasai materi modul ini, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah :

Memahami tujuan yang hendak dicapai apabila anda telah menyelesaikan modul
ini
Pelajari dan kuasai serta yakinkan diri Anda bahwa Anda telah benar-benar
menguasai kompetensi tersebut sebelum anda mempelajari kompetensi
selanjutnya.
Pada saat Anda mempelajari modul ini,Anda boleh bertanya dan meminta
mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda pahami.
Kerjakanlah latihan/tugas/evaluasi yang diberikan setelah Anda mempelajari dan
menguasai materi tersebut, untuk mengukur kemampuan Anda.
Untuk mengontrol kebenaran hasil pengerjaan Anda akan tugas/evaluasi,
gunakan kunci jawaban yang disediakan setelah Anda selesai mengerjakannya
Untuk kegiatan praktik, gunakan format penilaian yang disediakan agar
kompetensi yang diharapkan tercapai.

5
Semua tugas wajib diselesaikan oleh semua peserta pelatihan. Pengerjaan
tugas yang bersifat teori ditulis pada lembaran jawaban terpisah.
Pengerjaan tugas yang bersifat praktik dikerjakan di laboratorium, bengkel atau
dilapangan.

6
KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Mesin Perkakas Bubut CNC

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bahan bacaan 1 ini, peserta diklat dapat, antara lain;

1) mengidentifikasi bagian-bagian utama mesin perkakas bubut CNC dengan cermat


dan bertanggung jawab
2) mengidentifikasi sistem persumbuan/koordinat mesin bubut CNC dengan benar
dan jujur
3) Mengidentifikasi fungsi sistem kontrol pada mesin bubut CNC dengan cermat dan
santun
4) menjelaskan prosedur menghidupkan dan mematikan mesin bubut CNC sesuai
prosedur dengan benar dan bertanggung jawab
5) Mengoperasikan secara manual sesuai prosedur dan santun

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini adalah

1. Menganalisis bagian bagian utama mesin bubut CNC


2. Menganalisis system persumbuan dan system koordinat mesin bubut CNC
3. Menganalisis fungsi control pada mesin bubut CNC
4. Menentukan prosedur menghidupkan dan mematikan mesin bubut CNC
5. Mengoperasikan secara manual

7
C. Uraian Materi
Bacaan 1

1. Bagian-Bagian Utama dan Perlengkapan Mesin CNC


Mesin perkakas Computer Numerically Control (CNC) mempunyai kelebihan
meminimalkan gerakan-gerakan tanpa pemotongan, menerapkan metoda
penggantian alat potong dengan cepat, dan meminimalkan gerakan-gerakan idle
dengan menerapkan kecepatan lintasan maksimum (rapid traverse).

Mesin Bubut CNC adalah mesin perkakas dengan dua sumbu yang di-lengkapi
dengan kontrol / kendali komputer, seperti diuraikan di bawah ini.

Secara umum, bagian-bagian utama mesin bubut CNC adalah sama seperti bagian-
bagian utama mesin bubut konvensional.. Untuk memperoleh gerakan memanjang
dan melintang mesin, eretan mesin bubut atau bahkan turet alat potong dilengkapi
dengan motor DC atau AC yang disebut dengan motor servo. Yang termasuk bagian-
bagian utama mesin bubut Bubut CNC ini antara lain adalah seperti diilustrasikan pada
Gambar 1 di bawah:

.. ..
.. .. 1. Lemari kontrol
.. ..
.. ..
.. .. COMPUTER NUMERICALLY CONTROL
8. Kepala tetap .. ..
CNC
2. Motor spindel
utama
3. Revolver
4. Kepala lepas

5. Motor step
untuk arah Z

c D. Panjaitan
6. Kaki mesin
7. Motor step
CONTROL T.U. CNC-2A untuk arah X

Gambar 1 Mesin Bubut CNC


Mesin bubut CNC terdiri dari dua bagian utama, yakni:

8
a) Mekanik Mesin bubut, di mana bagian-bagiannya sama seperti bagian-bagian
mesin bubut konvensional;
b) Kontrol CNC, yakni bagian yang mengendalikan operasi pemesinan dari mesin
bubut yang disebut pada butir 1.
Di bawah ini adalah contoh salah satu kontrol CNC untukTraining TU 2A

Pengendali atau Kontrol terdapat beberapa Saklar, Tombol dan Indikator diantaranya
diuraikan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Saklar, Tombol, dan Indikator Kontrol

No. Fungsi Gambar

1) Saklar Utama (Main Switch)

2) Lampu Indikator

3) Tombol Darurat (Emergency


Button)

4) Display Jumlah Putaran

9
No. Fungsi Gambar

5) Saklar Layanan Sumbu Utama


(Selector Switch)

6) Tombol Pemilih Operasi


Manual/CNC

7) Tombol Start untuk Eksekusi


Program

8) Tombol Masukan Untuk


Pelayanan CNC

10
No. Fungsi Gambar

9) Saklar Pengatur Putaran spindel

10) Saklar Pengatur Asutan ( Feed


Override)

11) Tombol Penggerak Eretan

12) Tombol Gerakan Cepat

11
2. Sistem Koordinat Mesin Bubut CNC
Pada mesin bubut CNC ada dua gerakan yakni gerakan melintang, gerakan
memanjang eretan.. Gerakan eretan arah melintang mesin disebut dengan sumbu X,
dan gerakan memanjang disebut dengan sumbu Z.

Gambar 2 Sistem Koordinat Mesin Bubut CNC

Sumbu Z adalah sumbu yang letaknya sejajar dengan sumbu putar.


Gerakan Z- adalah Gerakan eretan memanjang kearah kepala tetap.
Gerakan Z+ adalah Gerakan eretan memanjang menjauhi kepala tetap.
Sumbu X adalah Sumbu yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu putar.
Gerakan X- adalah Gerakan eretan melintang mendekati sumbu putar
Gerakan X+ adalah Gerakan eretan melintang menjauhi sumbu putar.
Bahasa CNC dengan sistem koordinat akan lebih mudah dan sederhana.
Contoh perintah biasa
Gerakkan eretan memanjang.
Gerakkan eretan memanjang kearah Kepala tetap.
Gerakkan eretan memanjang kearah kepala tetap sejauh 21 mm.
Gerakan dengan kecepatan asutan 100 mm/men
Sedangkan perintah CNC
Gerakan kearah Z.
Z.
Z-21
F 100

12
Bacaan 2

1. Bagian Kontrol TM02 (Mesin Bubut CNC)

19

18

17
1

2
16

3 15
14
13
4 12

11
5
F % 10
9
6
7
8
c D. Panjaitan

Gambar 3 Kontrol Mesin Bubut CNC EMCOTRONIC

a. Fungsi dan bagian-bagian kontrol: (lihat Gambar 3)


1) Baris simbol; Tayangan tombol aktif.
2) Baris layar penayangan fungsi tombol lunak aktif.
3) Tombol lunak.
4) Tombol pengatur prosentase turun-naik kecepatan putaran spindel.
5) Man jog dan tombol penggerakan eretan yang berfungsi untuk:

13
a) menggerakkan eretan secara manual.
b) pengubahan nilai inkremental dari nilai penggeseran titik nol (PSO)
dan offset alat potong (TO) dalam menu edit.
6) Tombol untuk menghidupkan dan mematikan putaran spindel dalam
mode manual.
7) Tombol penggagalan "reset" ; Tombol ini berfungsi untuk menggagalkan:
a) operasi pemesinan;
b) penghapusan alarm;
c) penghapusan program dari monitor.
8) tombol darurat "emergency" ; Tombol ini berfungsi untuk menggagalkan
operasi pemesinan dalam keadaan darurat.
9) Tombol CYCLE START, tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan:
a) Operasi pemesinan secara CNC baik untuk operasi tunggal, dryrun,
maupun operasi pemesinan yang sebenarnya dalam menu otomatis.
b) Titik referensi mesin pada operasi manual.
c) Operasi uji data alat potong dan pso dalam menu eksekusi.
10) Tombol tahan sementara (Feed Hold); Tombol ini berfungsi untuk
menyela operasi pemesinan apabila akan:
a) mengubah data geometri.
b) mengganti mata alat potong.
c) Memeriksa ukuran benda kerja
Untuk mengaktifkan kembali operasi pemesinan, tombol ini harus ditekan
kembali (berlaku dalam mode otomatis dan eksekusi).
11) Kenop pengatur kecepatan pemakanan terprogram dalam prosentase
(0 % sampai dengan 120 %).
12) Tombol penggantian alat potong; Apabila tombol ini ditekan bersama-
sama dengan tombol man jog, rumah piringan alat potong (magazine)
akan berputar satu posisi dalam mode manual.
13) Tombol motor bantu (aux on dan aux off); Tombol ini berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan motor, seperti motor utama, motor
penggerak eretan, pompa cairan pendingin, dan pompa oli.

14
14) Tombol pelumas; Tombol ini berfungsi mengaktifkan motor pompa oli
apabila dikehendaki untuk aktif kembali.
15) Tombol lintasan tunggal; Apabila tombol ini diaktifkan, program akan
dilaksanakan sekali saja.
16) Papan tombol fungsi; Tombol-tombol pada papan ini berfungsi:
a) memasukkan program per alamat Enter.
b) memasukkan program per blok Store next.
c) memundurkan program per blok Previous.
d) menghapus data per masukan Clear entry.
e) menghapus data per alamat Clear word.
f) mengahpus program keseluruhan Clear Program.
g) mengahpus program per blok Clear block.
h) mengaktifkan fungsi bagian atas tombol Shift + tombol yang
diinginkan.
17) Papan tombol alamat; Tombol-tombol pada papan tombol alamat ini
berfungsi untuk memasukkan data program
18) Disket atau kaset port; Perangkat ini berfungsi untuk menyimpan data
program, offset alat- potong, data PSO, dan data MSD.
19) Papan tombol mode; Papan tombol mode ini terdiri dari tombol-tombol:
a) Otomatis; Tombol imi berfungsi untuk melaksanakan pemesinan
dengan program CNC.
b) Edit; Tombol ini berfungsi:
(1) Memasukkan program secara manual ke RAM Kontrol Mesin.
(2) Mengedit program pada RAM Kontrol Mesin.
(3) Memasukkan data PSO secara manual ke dalam daftar PSO
Kontrol Mesin.
(4) Memasukkan data TO secara manual ke dalam daftar PSO
Kontrol Mesin.
(5) Mengaktifkan Port Kaset atau RS 232.
c) Eksekusi; Tombol ini berfungsi untuk menguji data PSO, TO, atau
ketepatan pemposisian alat potong.

15
d) Manual; Tombol ini berfungsi untuk mengoperasikan mesin CNC
seara manual, seperti untuk melaksanakan pemotongan dalam
rangka menguji ketepatan penempatan alat potong, Penetapan data
PSO, dan data TO.
Menghidupkan dan mematikan mesin dengan prosedur yang benar adalah merupakan
bagian yang azasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemakaian mesin.
Disebut meningkatkan efektifitas dan efisiensi mesin adalah karena prosedur
menghidupkan dan mematikan mesin yang benar merupakan salah satu bagian dari
pemeliharaan.

2. Menghidupkan dan Mematikan Mesin


a. Menghidupkan mesin
1) Putar gagang pemutus sirkit yang terdapat pada rak unit kontrol pada
posisi ON, hingga terdengar suara klik, (Periksa, apakah pintu unit
kontrol tertutup dengan baik. Apabila terbuka, tutuplah terlebih dahulu
sebelum memutar gagang pemutus hubungan listrik ke posisi ON).

Gambar 4 Menghidupkan Pemutus (Breaker) pada posisi ON

2) Hidupkan mesin dengan menekan tombol POWER ON yang terdapat


pada panel operator, satu sampai dua detik.

16
3) Beberapa detik setelah mesin dihidupkan, pesan NOT READY yang
tertayang pada monitor akan hilang, berarti mesin siap dioperasikan.
4) Pastikan bahwa kipas motor untuk ventilasi lemari unit kontrol dan kipas
motor yang terdapat di atas motor spindel jalan/hidup.
Catatan:
a) Apabila mesin dilengkapi dengan fungsi interlock pintu (pilihan),
maka daya tidak dapat dihidupkan ketika pintu terbuka.
b) Apabila sumber daya listrik telah terhubung, jangan menekan
tombol-tombol lain yang terdapat pada panel MDI, selain daripada
tombol POWER ON.

b. Mematikan mesin
1) Pastikan, bahwa lampu yang terdapat pada tombol CYCLE START tidak
sedang menyala,

CYCLE
START Lampu tombol CYCLE START mati.

2) Pastikan, bahwa bagian-bagian mesin yang dapat bergerak dan atau


berputar tidak sedang bekerja meluncur atau berputar.
3) Jika peralatan masukan/keluaran sedang terhubung, matikanlah terlebih
dahulu peralatan tersebut.
4) Tekan tombol POWER OFF selama lebih kurang satu hingga dua detik.

5) Putar gagang pemutus sirkit yang terdapat pada lemari unit kontrol pada
posisi OFF.

17
Gambar 5 Mematikan Pemutus sirkit (Circuit Breaker) pada posisi OFF

Catatan:
a) Apabila pintu lemari unit kontrol tidak terkunci, pintu kan terbuka
ketika gagang pemutus diputar penuh ke posisi OFF. Biasanya, pintu
selalu terkunci.
b) Apabila mesin sudah dimatikan, jangan lagi menekan tombol-tombol
yang ada pada panel MDI atau pada panel operator mesin, kecuali
knop POWER OFF.

3. Tombol Darurat
Biasanya tombol darurat ini digunakan untuk menghentikan langsung pergerakan
mesin dalam keadaan darurat. Apabila mesin menunjukkan operasi yang tidak
dikehendaki, yang dapat menimbulkan bahaya kepada pekerja/operator atau akan
menimbulkan kerusakan pada mesin, maka semua operasi mesin dapat diberhentikan
dengan segera melalui penekanan tombol darurat EMERGENCY STOP BUTTON.

Ada empat hal yang terjadi, ketika tombol darurat ditekan, yakni:

a. Semua sumbu yang sedang bergerak, akan berhenti dengan segera.


b. Perputaran spindel akan berhenti dengan segera.
c. Unit kontrol direset, lalu akan tertayang alaram status mesin.
d. Sumbu-Z akan bergerak turun sedikit.
Bergantung pada status operasi, hal berikut ini akan terjadi apabila tombol darurat
ditekan ketika sedang pergantian alat-potong berlangsung:

1) Ketika spindel sedang berputar (aktif), akan berhenti dengan segera.

18
2) Ketika sumbu-Z (spindel) sedang bergerak naik, maka sumbu spindel
tersebut akan segera berhenti dan spindel bebas dari status kendali.
3) Ketika revolver sedang berputar, maka revolver tersebut akan berhenti
setelah berputar sesaat sebagai akibat inersi.
4) Ketika sumbu-Z sedang bergerak turun, sumbu-Z tersebut akan segera
berhenti turun dan spindel bebas dari status kendali.

Anda harus ekstra hati-hati mengamati mesin setelah anda menekan tombol
darurat ketika sedang pergantian alat-potong.

Gambar 6 Tombol Darurat

Tombol darurat (EMERGENCY STOP BUTTON) akan mengunci apabila ditekan.


Untuk membebaskannya (melepaskannya), putarlah tombol tersebut searah putaran
jarum jam.

Catatan:

a. Sebaiknya tombol darurat ini diaktifkan yang pertama sekali sebelum cara
pencegahan lainnya, apabila ada indikasi bahaya. Oleh karena itu, usahakan
selalu menekan tombol ini pada setiap saat diperlukan.
b. Tombol darurat ini akan mengakibatkan pemutusan arus listrik ke semua motor.
c. Sebelum anda membebaskan/melepaskan tombol darurat ini, atasi terlebih
dahulu penyebab timbulnya masalah.

19
D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta


diklat di kelompok Anda untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:

1. Apa saja hal-hal yang harus anda persiapkan sebelum mempelajari materi
pembelajaran Mesin perkakas bubut CNC, Sebutkan!
2. Bagaimana anda mempelajari materi pembelajaran ini?Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan anda pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh anda sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-00.Jika Anda bisa


menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Anda bisa melanjutkan
pembelajaran dengan mengamati gambar berikut ini.

20
Aktivitas Pembelajaran 1

Pengenalan Mesin Bubut CNC

Amati dengan cermat dan teliti gambar mesin di bawah ini ! ini jenis mesin training unit

Gambar 7 Mesin Training Unit

Diskusikan dengan sesama peserta diklat untuk mengisi LK-01 dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut :

1. Termasuk jenis mesin apakah yang ditunjukan pada gambar di atas ?


2. Apa kegunaan mesin yang ditunjukan pada gambar di atas ?
3. Apa keunggulan dari mesin yang ditunjukan pada gambar di atas ?
4. Difinisikan mesin yang ditunjukan pada gambar di atas?
5. Benda kerja apa saja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut?
6. Bagaimanakah tingkat kesulitan dan kepresisian benda kerja yang dikerjakan
pada mesin tersebut ?

21
Aktivitas pembelajaran 2

Mengdentifikasi Bagian Utama Mesin Bubut CNC

Menunjukan nama-nama bagian utama dari mesin bubut CNC baik bagian utama
mekanik maupun bagian pengendali .

Perhatikan gambar di bawah ini dan isilah tabel LK-02 untuk mengidentifikasi nama
bagian utama mesin bubut CNC.

Gambar 8 Mesin Bubut CNC

22
Aktivitas pembelajaran 3

Mengoperasikan Bagian Pengendali Mesin Bubut CNC

Dengan didamping oleh tutor, peserta diklat melakukan percobaan mengoperasikan


bagian pengendali.

a. Mencoba satu persatu bagian pengendali dimulai


b. Mempraktekan menghentikan aliran arus listrik pada motor asutan
Setiap kali tombol asutan ditekan maka motor penggerak eretan akan menjadi aktif,
yang berarti motor dialiri arus listrik. Dalam keadaan seperti ini kalau berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, maka akan berakibat motor menjadi panas dan dapat
menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu setiap saat mesin berhenti motor eretan
harus dinonaktifkan.

Cara menonaktifkan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1) Dalam keadaan tidak ada program.
Tekan tombol HC agar monitor dalam pelayanan CNC
Tekan tombol panah hingga kursor berada pada kolon G
Ketik 64
Tekan tombol INP
2) Dalam keadaan ada program
Tekan tombol HC agar monitor dalam pelayanan CNC
Tekan tombol panah hingga kursor berada pada kolon G
Tekan tombol DEL
Ketik 64
Tekan tombol INP

Lakukan langkah seperti diatas secara berulang.


Setelah melukukan percobaan peserta diklat mengisi LK-03P untuk melaporkan
hasil percobaan tentang fungsi bagian pengendali.dan perccobaan menonaktifkan
arus listrik pada motor asutan !!

23
Membuat Gerakan Manual dengan Pengukuran Absolut

Mempraktekan pengoperasian manual dengan menggerakan eretan mesin baik


dengan gerakan lambat maupun dengan gerakan cepat sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh tutor.
Pada aktivitas melaksanakan pengoperasian manual dengan melalui langkah sebagai
berikut:
Aktifkan pengoperasial pelayanan manual dengan menekan tombol HC
hingga lampu control pelayanan manual menyala.
Menggerakan eretan dengan menekan salah satu tombol asutan X+, X-, Z+
dan Z-. Besarnya gerakan dapat dilihat pada perubahan angka pada monitor
atau display, angka yang muncul merupakan besaran 0,01mm.
Kecepatan gerakan asutan dapat diatur dengan memutar tombol pengaturan
asutan, kekiri lambat dan kekanan cepat.
Menggerakan eretan dengan gerakan cepat dengan cara menekan tombol
asutan bersamaan dengan tombol gerak cepat.

a. Persiapan praktek pengoperasian manual.


Siapkan kertas pada alas plotter
Pasang bollpoin pada lengan plotter
b. Gerakan eretan mesin dengan membentuk gerakan sebagai berikut :

Gerakan eretan dari titik 0 keposisi Z-2000 menuju titik 1.


Gerakan eretan dari titik 1 keposisi X+1000 menuju titik 2.
Gerakan eretan dari titik 2 keposisi Z-1000 menuju titik 3.

24
Gerakan eretan dari titik 3 keposisi X+2000 menuju titik 4.
Gerakan eretan dari titik 4 keposisi Z 00 menuju titik 5.
Gerakan eretan dari titik 5 keposisi X 00 menuju titik 0.

Setelah mengamati dan mencermati gambar panel kontrol di bawah , idenfikasi nama
tombol tombol dan fungsinya

Bagian utama pada system kontrol mesin bubut CNC dan fungsinya

1 2

1
3 8
1
1 4
1
5 1
1
6

18 7
11 1 1 9
Gambar 9 Bagian Utama Sistem Kontrol Mesin Bubut CNC

Mengoperasikan mesin bubut CNC secara manual


Setelah mengamati panel control mesin bubut CNC , perhatikan dan lakukan praktek
pada mesin secara manual.

Menghidupkan dan Mematikan Mesin contoh ini untuk jenis mesin Fanuc, untuk
jenis mesin yang lain harus disesuaikan, ada sedikit perbedaan namun secara umum
sama

25
E. Rangkuman
Pada KB 2 anda telah mempelajari :

1. Bagian-Bagian Utama dan Perlengkapan Mesin CNC


2. Sistem Koordinat Mesin Bubut CNC
3. Bagian Kontrol TM02 (Mesin Bubut CNC)
4. Fungsi dan bagian-bagian kontrol

F. Umpan Balik / Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.

Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi.

Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan Computerized,


peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang ada. Sehingga
kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di industri tidak terlalu
jauh.

26
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Pemrograman Mesin Bubut CNC

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diklat dapat, antara lain;
1. Mengidentifikasi dasar pemrograman dengan cermat dan jujur
2. Menganalisis G Code dan M code berdasarkan fungsinya dengan benar
bertanggung jawab
3. Menganalisis parameter pemotongan mesin bubut CNC dengan cermat dengan
jujur
4. Menyusun program NC pada mesin bubut CNC dengan teliti dan disiplin
5. menggunakan perangkat lunak pemrograman untuk membuat program CNC
sesuai gambar kerja dengan benar dan santun

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK )


1. Menerapkan prinsip dasar pemrograman pada mesin bubut cnc
2. Menganalisa G-kode dan M-kode pada mesin bubut CNC sesuai dengan
fungsinya
3. Menganalisis parameter pemotongan pada mesin bubut CNC
4. Merancang program pada mesin bubut CNC
5. Menggunakan software pemrograman untuk membuat program pada mesin
bubut CNC

C. Uraian Materi
Bacaan 1

1. Sistem Koordinat Mesin CNC

Pada mesin bubut CNC ada dua gerakan yakni gerakan melintang, gerakan
memanjang eretan.. Gerakan eretan arah melintang mesin disebut dengan sumbu X,
dan gerakan memanjang disebut dengan sumbu Z.

27
Gambar 10 Sumbu Gerak Eretan Atas

2. Dasar-Dasar Pemprograman

Untuk sistem CNC dapat dibagi ke dalam dua macam pemprograman, yakni
inkremental dan absolut. Dalam penerapannya, kedua sistem ini dapat
dikombinasikan, satu dengan lainnya. Sistem inkremental adalah sistem di mana titik
referensi terhadap instruksi berikutnya adalah dari titik akhir operasi terdahulu. Setiap
bagian data dimensional diaplikasikan terhadap sistem sebagai jarak inkremen, diukur
dari titik terdahulu pada sumbu gerak yang aktif.

Pada umumnya sistem CNC modern mengizinkan penerapan metoda pemprograman


inkremental dan absolut. Meskipun di dalam suatu program komponen khusus,
metoda tersebut dapat diganti, Instruksi terakhir selalu diprogram dalam metoda
absolut untuk memastikan pengembalian posisi alat potong ke titik awal.

3. Informasi Geometris

Metoda pengukuran dalam gambar teknik ada tiga macam, yakni:

Pengukuran absolut, adalah pengukuran dengan berpedoman pada satu titik,


Pengukuran inkremental atau juga disebut pengukuran berantai, adalah
pengukuran yang didasarkan pada ukuran sebelumnya.
Pengukuran gabungan antara absolut dengan inkremental,

28
Gambar 11 Pengukuran Absolut

Dalam banyak hal, jenis pengukuran yang sering dijumpai adalah pengukuran
campuran antara absolut dengan inkremental (relatif).

Gambar 12 Pengukuran Inkremental/Berantai

29
Gambar 13 Pengukuran Campuran Absolut dengan Inkremental(relatif)

4. Metoda Pemprograman

Dalam program, jalannya alat potong (pahat) harus dinyatakan dalam setiap blok
program, Pemprograman Nilai Absolut, Pemprograman nilai inkremental

Dasar pengukuran gerak pahat


Oleh pahat di dasarkan dari posisi aktual puncak mata
Titik 0 (zero reference point) pahat (alat potong).

Gambar 14 Lintasan Absolut

30
Gambar 15 Lintasan Inkremental

Titik titik koordinat secara incremental dan secara absolut

X Z X Z

1 3 0 1 3 0

2 3 2.5 2 0 2.5

3 2 2.5 3 1 0

4 2 4 4 0 1.5

5 0 6 5 2 2

Keuntungan pemprograman nilai Keuntungan pemprograman nilai


Absolut: inkremental:
Pada pemograman nilai absolut, Metoda Pemprograman ini dalam
Jika seandainya titik 1 diubah, li- banyak hal lebih mudah.
Gambar 2.40, letak titik-titik yang
lain tidak akan terpengaruh.

31
Gambar 16 Perubahan Titik pada Lintasan

Kelemahan pemprograman nilai Kelemahan pemprograman nilai


Absolut: inkremental:
Kadang-kadang lebih sulit dalam Jika seandainya titik 1 diubah,
penyusunan program CNC. Gambar 2.40, semua titik-titik yang
berikutnya ikut berubah.

Perhatikan perbedaan nilai lintasan pada data dalam tabel berikut, apa bila
ada perubahan titik lintasan, seperti terlihat pada Gambar 2.40 di atas.
Data lintasan Absolut: Data lintasan Inkremental:
Titik 1 menjadi Titik 1 menjadi
Titik 1 tetap Titik 1 tetap
titik 1 titik 1

X Z X Z X Z X Z

1 1 1.5 0.5 1 1 1.5 0.5

1 2.5 1 2.5 0 1.5 0.5 2

0 2.5 0 2.5 1 0 1 0

5. Blok Format Pemprograman, Fungsi Kerja (G), dan Fungsi Miscellaneous


(M).

Mesin bubut CNC yang akan dibahas dalam buku teks bahan ajar ini unit didaktik,
kontrol dan mesinnya dirancang dengan bentuk sederhana, dan
pemprogramannyapun dapat disajikan secara sederhana tetapi terstruktur.

32
Format lembar pemprograman mesin Bubut CNC unit Didaktik

N G X Z F H
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

Format lembar pemprograman mesin Frais CNC Unit Didaktik

N G X Y Z F(L)(T)
(M) (I) (J) (K) (H)

Ke dalam lembar pemprograman inilah di masukkan / dituliskan semua data untuk


pengerjaan benda kerja..

Masing-masing, N, G, M, X Y, Z, I, J, K, F, K, L, T, dan H merupakan alamat data


program.

a) Alamat N (N Address)
N adalah nomor blok di mulai dari 00 sampai 221, penulisannya N00, N01, N02,
..., N221
Kombinasi alamat dengan huruf , misalnya N15 disebut dengan kata (Word). Jadi
kata adalah gabungan antara huruf dan kombinasi angka.
N G X Z F H
(M) (I) (K) (L)(K)(T)
00

b) Alamat G (G Address)
G berfungsi sebagai bahasa perintah ke pada mesin CNC untuk melakukan suatu
gerakan yang dikehendaki oleh programer. Fungsi kerja ini ditetapkan
berdasarkan DIN 66025 dan ISO Alamat G ini boleh diisi dengan angka mulai dari
00 s.d. 95, lihat tabel berikut.

33
Tabel 3 Fungsi Kerja G (Preparatory Function)
Kode
Keterangan Fungsi Simbol Lintasan
G
00 Pelintas eretan dengan cepat 700
mm/min. (Rapid Traverse) diguna-
kan untuk melintaskan alat potong di
luar benda kerja atau tanpa be-ban,
atau untuk penempatan puncak mata
alat potong ke bidang penarikan

01 Interpolasi Lurus kecepatan 2 s.d.


499 mm/min

02 Interpolasi Radius arah ke kanan

03 Interpolasi Radius arah ke kiri

04 Waktu tinggal diam

21 Blok sisipan

24 Pencatat penetapan berdasarkan


nilai radius program Absolut

25 Pemanggil sub-program

27 Perintah lompatan blok

33 Pemotongan ulir selintasan

64 Pemutus arus listrik ke motor step

65 Pelayanan Kaset / disket

66 Pelayanan RS 232

34
Kode
Keterangan Fungsi Simbol Lintasan
G
73 Siklus pemboran dengan pemutusan
tatal

78 Siklus penguliran

81 Siklus pemboran

82 Siklus pemboran dengan tinggal


diam

83 Siklus pemboran dengan penarikan

84 Siklus bubut memanjang

85 Siklus perimeran (peluas lubang)

86 Siklus pengaluran

88 Siklus bubut melintang

89 Siklus perimeran dengan waktu


tinggal diam

90 Pemprograman dengan metoda


Absolut

35
Kode
Keterangan Fungsi Simbol Lintasan
G
91 Pemprograman dengan metoda
Inkremental

92 Pencatat nilai penetapan


berdasarkan titik nol benda kerja (W)

94 Penetapan nilai kecepatan


pemakanan F (mm/min)

95 Penetapan nilai lebar penyayatan f


(mm/put)

Tabel 4 Fungsi Bantu M (Miscelaneous Function)


Kode
Fungsi
M
00 Berhenti terprogram. (Pemesinan berhenti pada blok M00)

03 Pemutaran spindel utama searah jarum jam

04 Pemutaran spindel utama berlawanan arah dengan putaran


jarum jam (tidak terdapat pada mesin CNC unit didaktik)

05 Spindel utama tidak berputar (berhenti)

06 Pengalamatan kompensasi panjang dan diameter alat


potong

17 Penutup program sub-rutin, perintah kembali ke program


utama

30 Penutup Program. program otomatis kembali naik ke Blok


N00 dan semua parameter aktif di normalkan..

98 Penetapan kompensasi kelonggaran.

36
Kode
Fungsi
M
Setiap kali eretan kembali, ada harga kelonggaran balik yang
dapat diukur dengan dial indikator, yang dapat dimasukkan
dalam program. Dengan demikian, kelonggaran dapat di
kompensasi

99 Parameter Radius. Fungsi ini digunakan ketika radius yang


akan dibuat kurang dari 1 kuadran atau lebih kecil dari 90.

Setiap kali eretan kembali, ada harga kelonggaran balik yang dapat diukur dengan dial
indikator, yang dapat dimasukkan dalam program. Dengan demikian, kelonggaran
dapat di kompensasi, dengan blok format:
N ..... M98 X ... Z ....
Masukan:
Metrik

Jenjang 0 100

Ukuran 1/100 mm

Bacaan 2

Data teknologis terdiri dari beberapa parameter diantaranya sebagai berkut :

a. Kecepatan Potong (CS)


Kecepatan pemotongan arah memanjang atau linier disebut kecepatan potong
(CS).

()
Kecepatan potong (CS) =
()

Sedangkan kecepatan pemotongan arah melingkar untuk benda bulat dapat


dihitung melalui rumus

37
() (/)
Kecepatan potong (CS) =
1000
(m/menit)
Kecepatan potong maksimal yang diijinkan tergantung pada :

Bahan benda kerja


Semakin keras bahan benda kerja , semakin rendah kecepatan potongnya
Bahan pahat
Semakin keras bahan pisau , semakin tinggi kecepatan potongnya
Besaran asutan
Semakin besar asutan , semakin rendah kecepatan potongnya
Kedalaman pemotongan
Semakin besar kedalaman pemotonganya , semakin rendah kecepatan
potongnya
Pemilihan kecepatan potong untuk latihan pada mesin bubut adalah
Bahan : Aluminium bebas potong
Pahat : Karbida
Kecepatan potong pembubutan 150- 200 m/menit
Kecepatan potong untuk pembubutan khusus 60 80 m/menit
Kecapatan asutan pembubutan 0,02 0,1 mm/put
Kecapatan asutan pembubutan khusus 0,01 0,02 mm/put

b. Jumlah Putaran (S)


Jumlah putaran mesin dapat dihitung dari data kecepatan potong dan diameter
benda kerja melalui rumus sebagai berikut

1000 (/)
Putaran mesin (S) =
()
(put/menit)

38
Gambar 17 Tabel Kecepatan Pemotongan

D. Aktivitas Pembelajaran
Pemrograman

Pembuatan program dimulai dari rencana penjepitan benda kerja, penentuan titik
referen dan titik penetapan awal.

39
Seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini, panjang benda kerja 45 mm,
panjang benda kerja yang dijepit 13 mm dan yang diluar rahang 32 mm. Titik referen
berada 1mm didalam benda kerja, sedangkan titik penetapan awal pada posisi
30mm dan 5mm dari titik referen.

a. Program pembuatan benda kerja dapat dimulai dari :

1) jenis pemrograman yaitu pemrograman Absolut G90.


2) Penetapan titik awal menggunakan G92 dengan posisi X 30 mm dan Z 5 mm.
3) Memutar spindle mesin menggunakan M03.
4) Persiapan pembubutan muka menggunakan gerakan cepat G00 dengan
posisi X 18 mm dan Z 1 mm.
5) Pembubutan muka pengasaran menggunakan siklus pemakanan melintang
G88 sampai posisi X 0 mm dan Z 0 mm dengan ketebalan pemakanan 0,5
mm dan kecepatan pemakanan 50 mm/menit.
6) Persiapan pembubutan rata-pertama menggunakan gerakan cepat G00
dengan posisi X 16 mm dan Z 1 mm.
7) Pembubutan rata pengasaran-pertama menggunakan siklus pemakanan
memanjang G84 sampai posisi X12 mm dan Z -30 mm dengan ketebalan
pemakanan 0,5 mm dan kecepatan pemakanan 50 mm/menit.
8) Persiapan pembubutan rata-kedua menggunakan gerakan cepat G00
dengan posisi X 12 mm dan Z 1 mm.

40
9) Pembubutan rata pengasaran-kedua menggunakan siklus pemakanan
memanjang G84 sampai posisi X10 mm dan Z -20 mm dengan ketebalan
pemakanan 0,5 mm dan kecepatan pemakanan 50 mm/menit.
10) Persiapan finising menggunakan gerakan cepat G00 dengan posisi X 0 mm
dan Z1 mm.
11) Pembubutan finising menggunakan pemakanan lurus G01 sampai posisi X0
mm dan Z 0 mm dengan kecepatan pemakanan 50 mm/menit dan selanjutnya
menuju posisi sebagai berikut :
Membubut muka X 9 mm, Z 0 mm
Membubut cemper X 10 mm, Z -0,5 mm
Membubut rata X 10 mm, Z -20 mm
Membubut muka X 11 mm, Z -20 mm
Membubut cemper X 12 mm, Z -20,5 mm
Membubut rata X 12 mm, Z -30 mm
Membubut muka X 17 mm, Z -30 mm
12) Kembali ke titik penetapan awal menggunakan gerakan cepat G00 dengan
posisi X 30 mm dan Z 5 mm.
13) Menghentikan putaran spindle M05
14) Mngkhiri program M30.

41
b. Membalik benda kerja

1) Pembuatan program dapat dimulai dari jenis pemrograman yaitu


pemrograman Absolut G90.
2) Penetapan titik awal menggunakan G92 dengan posisi X 30 mm dan Z 5 mm.
3) Memutar spindle mesin menggunakan M03.
4) Persiapan pembubutan muka menggunakan gerakan cepat G00 dengan
posisi X 18 mm dan Z 4 mm.
5) Pembubutan muka pengasaran menggunakan siklus pemakanan melintang
G88 sampai posisi X 0 mm dan Z 0 mm dengan ketebalan pemakanan 0,5
mm dan kecepatan pemakanan 50 mm/menit.
6) Persiapan finising menggunakan gerakan cepat G00 dengan posisi X 0 mm
dan Z1 mm.
7) Pembubutan finising menggunakan pemakanan lurus G01 sampai posisi X 0
mm dan Z 0 mm dengan kecepatan pemakanan 50 mm/menit dan selanjutnya
menuju posisi sebagai berikut :
Membubut muka X 15 mm, Z 0 mm
Membubut ceper X 16 mm, Z -0,5 mm
Membubut rata X 16 mm, Z -11 mm
8) Kembali ke titik penetapan awal menggunakan gerakan cepat G00 pada
posisi X 30 mm dan Z 5 mm.
9) Menghentikan putaran spindle M05
10) Mengkhiri program M30
Jadi program dapat dibuat sebagai berikut :

Absolut.

G X Z F
N H
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

00 90

01 92 3000 500

42
02 M03

03 00 1800 100

04 88 00 00 50 50

05 00 1600 100

06 84 1200 -3000 50 50

07 00 1200 100

08 84 1000 -2000 50 50

09 00 00 100

10 01 00 00 50

11 01 900 00 50

12 01 1000 -50 50

13 01 1000 -2000 50

14 01 1100 -2000 50

15 01 1200 -2050 50

16 01 1200 -3000 50

17 01 1700 -3000 50

18 00 3000 500

19 M05

20 M30

43
c. Benda kerja dibalik

G X Z F
N H
(M) (I) (K) (L)(K)(T)

00 90

01 92 3000 500

02 M03

03 00 1800 400

04 88 00 00 50 50

05 00 00 100

06 01 00 00 50

07 01 1500 00 50

08 01 1600 -50 50

-
09 01 1600 50
1100

10 00 3000 500

11 M05

12 M30

44
E. Rangkuman
1. Sistem Koordinat Mesin Bubut CNC
2. Dasar-Dasar Pemprograman
3. Informasi Geometris
4. Metoda Pemprograman
5. Blok Format Pemprograman, Fungsi Kerja (G), dan Fungsi Miscellaneous
(M).

F. Umpan Balik/ Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.

Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi.

Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan Computerized ,


peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang ada. Sehingga
kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di industri tidak terlalu
jauh.

45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : Pengoperasian Mesin Bubut CNC

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat dapat menjelaskan,
antara lain;
1. mengidentifikasi jenis alat potong yang digunakan dengan benar dan jujur.
2. Melakukan transfer data program dengan benar bertanggungjawab
3. menentukan titik nol benda kerja pada mesin bbut CNC dengan tepat dan santun
4. Mengidentifikasi data kompensasi alat potong pada mesin bubut CNC sesuai
prosedur dan bertanggung jawab
5. Melakukan input program pada control mesin bubut CNC dengan benar dan jujur
6. Menguji program ( running test) pada mein bubut CNC sesuai prosedur dan
santun
7. Memeriksa program ( editing ) pada mesin bubut CNC dengan jujur
8. Menjalankan program untuk pembuatan benda kerja sesuai dengan SOP dan
santun
9. Menerapkan prosedur perawatan pada mesin bubut CNC dengan
bertanggungjawab

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi yang harus dicapai peserta setelah mempelajari modul ini adalah:

1. mengidentifikasi jenis alat potong yang digunakan dengan benar..


2. Melakukan transfer data program dengan benar
3. Menentukan titik nol benda kerja pada mesin bbut CNC dengan tepat
4. Mengidentifikasi data kompetensi alat potong pada mesin bubut CNC
5. Melakukan input program pada control mesin bubut CNC
6. Menguji program ( running test) pada mein bubut CNC.
7. Memeriksa program ( editing ) pada mesin bubut CNC
8. Menjalankan program untuk pembuatan benda kerja sesuai dengan SOP
9. Menerapkan prosedur perawatan pada mesin bubut CNC

46
C. Uraian Materi
1. Jenis jenis alat potong pada mesin bubut CNC.

Mesin bubut CNC dilengkapi dengan tool turret / magazine yang berfungsi untuk
menempatkan /memegang alat potong lebih dari satu. Sebagai contoh gambar di
bawah adalah tool turret/ magazine mesin bubut CNC yang dipakai untuk belajar, Alat
tersebut dapat meliputi:

1. Pahat rata kanan luar


2. Pahat rata kiri luar
3. Pahat neutral luar
4. Pahat ulir luar
5. Pahat pemotong (parting off tool)
6. Mata bor senter
7. Bor spiral
8. Pahat rata dalam
9. Pahat ulir dalam
10. Reamer

Gambar 18 Turet

47
2. Penyetelan alat potong ( tool setting )

Masing masing alat potong ini mempunyai panjang yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Untuk mendapatkan nilai kompensasi /perbedaan panjang alat, dapat
dilakukan dengan metode di goreskan atau dengan menggunakan peralatan optik.

Pada program CNC untuk mesin training, data perbedaan panjang alat ini dimasukkan
langsung dalam program. Sedangkan mesin jenis lain dimasukkan kedalam data alat
potong (tool offset) yang berisi kompensasi alat potong

Setting alat potong dengan metode digoreskan ( scratching )

Gambar 19 Metode Scratching untuk Setting Alat Potong

Menggunakan peralatan optic untuk seting alat potong

Gambar 20 Setting Alat Potong dengan Optik 1

48
Gambar 21 Pengaturan Posisi Alat Potong menggunakan Optik

Dengan metode ini, nilai perbedaan akan tertayang pada layar monitor.

3. Menentukan titik nol pada benda kerja.

Pengerjaan benda kerja pada mesin bubut CNC, harus diawali dengan menentukan
titik awal / titik nol pada benda kerja. Ada beberapa jenis mesin yang tidak memiliki
titik nol mesin, sehingga titik nol ditetapkan langsung pada ujung benda kerja untuk
awal pengerjaan.

Kita dapat menyatakan sistem koordinat titik nol benda kerja sesuai dengan yang di
inginkan untuk menentukan posisi eretan atau pahat.

Penetapan X menggunakan penetapan diameter.


Penetapan Z menggunakan penetapan panjang

49
Untuk mesin jenis lain yang memiliki ttik referensi ,atau titik nol mesin, harus dilakukan
penetapan / pemindahan posisi (position shift offset / PSO ).

Datum Mesin (M)

Datum mesin atau titik nol mesin adalah titik awal sistem koordinat.
Datum ini ditempatkan pada ujung sebelah kanan sumbu spindel
tetap, mempunyai koordinat X = 0 dan Z = 0, tidak dapat diubah
oleh para pemakai. Datum mesin atau titik nol mesin adalah titik
awal sistem kordinat mesin.

Titik awal koordinat mesin ini dapat digeser dengan kode G54,
G55, G57, G58, dan G59. Titik nol mesin CNC EMCOTRONIC .

G54

G92
Daftar PSO,
W2
W baris 5
G56

G53
5. 00.000 80.000
25
80

50
Menggeser titik nol mesin M ke titik nol benda kerja W 1 (dari M ke W 1):

N0000 G54 atau G55

a. Daftar PSO baris 1 b. Daftar PSO baris 2

POSITION SHIFT
POSITION SHIFT
1. 00.000 25.000 atau
2. 00.000 25.000

Gambar 1 PSO, a) baris 1, b). baris 2

Memanggil titik nol benda kerja W 2:


Gambar 2 PSO, a) baris 1, b). baris 2
N0000 G54 atau G55
POSITION SHIFT N....
5. 00.000 80.000
N.... G92 X0.000 Z80.000

N.... G59
Gambar 3 Daftar PSO baris ke 5.

Gambar 4 Daftar PSO baris ke 5.

Catatan :

1) G92 harus diikuti oleh G59 pada blok berikutnya.


2) G59 tidak boleh ditempatkan satu blok dengan G92.
3) Apabila G59 diprogram bersama-sama dengan G54 atau G55, maka kedua
penggeseran tersebut akan dijumlahkan.
4) G59 tidak boleh juga diprogram sebelum blok G92,

Penggeseran yang diminta pada alamat-alamat X dan Z yang tercatat dalam blok
G92 akan dilaksanakan dengan perintah G59. Oleh karena itu, G 59 harus diprogram
pada nomor blok langsung di bawah nomor blok G92 (lihat contoh di atas).

51
Titik nol alat potong (N)

Titik nol alat potong (N)


Magazine /
N adalah patokan peng-
Revolver
ukuran panjang alat
potong yang digunakan.
Posisi titik N ini ditem-
patkan pada ujung luar
sumbu lubang pengunci
pemegang alat potong
pada magazine.

5) Titik nol benda kerja (W)

Titik nol benda kerja adalah titik awal geometri benda kerja yang ditetapkan oleh
pemprogram. Titik nol benda kerja ini diaktifkan melalui program dengan kode-kode
G54, G55, G57, G58, dan G59, lihat Gambar di atas.

52
Gambar 22 Posisi Titik Nol Alat Potong

6) Titik nol benda kerja (W)

Titik nol benda kerja adalah titik awal geometri benda kerja yang ditetapkan oleh
pemprogram. Titik nol benda kerja ini diaktifkan melalui program dengan kode-kode
G54, G55, G57, G58, dan G59, lihat Gambar di bawah.

Gambar 23 Pergeseran Titik Offset ke Titik Nol Benda Kerja

53
Gambar 24 Pembatalan Titik Nol Benda Kerja

4. Offset Penggeseran Posisi pada Mesin Bubut

Sistem koordinat dapat digeser (dialihkan) dari titik nol mesin ke suatu titik lain yang
dikehendaki oleh pemprogram yang disebut dengan Offset Penggeseran Posisi
Position Shift Offset (PSO), lihat Gambar 23. Data penggeseran disimpan didalam
daftar PSO dengan lima kemungkinan, yakni dengan G54, G55, G57,G58, dan
G59. Kelima fungsi G pengalamatan data PSO ini dibagi dalam dua kelompok utama
lihat struktur pengelompokan kode-kode G, di mana masing-masing kelompok
dapat dibatalkan dengan G53 dan G56, lihat Gambar 24.

Tabel 5 Daftar kelompok kode G untuk offset penggeseran posisi


KELOMPOK KODE G FUNGSI
53 Membatalkan G54 dan G55
3 54 Mengaktifkan penggeseran posisi 1
55 Mengaktifkan penggeseran posisi 2
56 Membatalkan G57, G58, dan G59
5 57 Mengaktifkan penggeseran posisi 3
58 Mengaktifkan penggeseran posisi 4
59 Mengaktifkan penggeseran posisi 5

54
Penggeseran sistem koordinat dari titik nol mesin (M) ke titik nol pertama dari benda
kerja (W1) atau dari W1 ke titik nol kedua dari benda kerja dengan: (lihat Gambar
25)
Kelompok 1 : M W1 : 1. pengaktifan penggeseran posisi 1 dengan G54
W1 W2 : 2. pengaktifan penggeseran posisi 2 dengan G55
W1 M : pendisaktifan atau pembatalan penggeseran posisi 1
dengan G53
W2 M : pendisaktifan atau pembatalan penggeseran posisi 1
dengan G53

POSITION SHIFT OFFSET


====================
G54 X Z
1. ....,... ....,...
G55 2. ....,... ....,...
G57 3. ....,... ....,...
G58 4. ....,... ....,...
G59 5. ....,... ....,...

Gambar 25 Bagan Daftar PSO tanpa data

Catatan :
Khusus untuk G 59 akan dijelaskan kemudian pada topik pemprograman. Data PSO
yang terdapat dalam daftar PSO sesuai dengan Gambar 26, dapat dilihat pada
illustrasi berikut:

POSITION SHIFT OFFSET


====================
G54 X Z
1. ....,... 23.000
G55 2. ....,... 75.000
G57 3. ....,... ....,...
G58 4. ....,... ....,...
G59 5. ....,... ....,...

Gambar 26 Bagan Daftar PSO dengan data

55
G54

G55

M W1 W2

23 Alamat P: Parameter
75 pada fungsi siklus

Alamat P: Parameter
pada fungsi siklus
23 mm adalah jarak atau panjang yang dapat diukur dari titik nol mesin (M) ke ujung
sumbu permukaan rahang cekam yang selanjutnya ditetapkan sebagai titik nol benda
kerja I (W1).
Penggeseran posisi dengan G55
75 mm adalah Jarak atau panjang yang dapat diukur dari titik nol mesin (M) ke ujung
sumbu permukaan benda kerja yang selanjutnya ditetapkan sebagai titik nol benda
kerja II (W2).
Contoh Pemanggilan data PSO:
Mengaktifkan PSOGambar
melalui program:
5 Penggeseran posisi dengan G54
N0000 G54 atau G55 atau G57, atau G58
N....
Mendisaktifkan PSO melalui Program
N.... G53 atau G56
N....

5. Pra Pengoperasian Mesin Bubut CNC

Pengaktifan mesin (Pra-operasi)


Informasi yang akan dibahas dalam topik pengaktifan Mesin Bubut CNC ini adalah
meliputi pengetahuan dasar sebelum mengoperasikan mesin, baik secara manual
maupun otomatis, antara lain ialah:

56
1) Menghidupkan mesin.
2) Pengaktifan motor bantu mesin.
3) Pengaktifan referensi mesin.
4) Pengujian pompa pelumas.
5) Pemutaran piringan alat potong.
6) Pemasangan dan pelepasan arbor pengikat alat potong ke dan dari piringan.
7) Pemahaman tentang:
a) referensi mesin.
b) titik referensi (titik nol) alat potong.
c) titik nol benda kerja.
8) Konsep dasar sistem koordinat mesin bubut melalui penggerakanan sumbu-
sumbu X dan sumbu Z.

9) Prosedur mengaktifkan mesin sebagian dari Pemeliharaan


a) Hidupkan stabilisator yang terhubung ke kontrol mesin.
b) Hidupkan mesin melalui sakelar utama.
c) Hilangkan alaram yang tertayang pada monitor dengan menekan tombol CE
(Clear Entry).
d) Buka pintu, kemudian tutup untuk mengaktifkan sakelar pembatas pintu
mesin.
e) Aktifkan motor bantu melalui penekanan tombol AUX ON.
f) Aktifkan referensi mesin . Bergantung kepada mesin, pengaktifan referensi
mesin dapat dilakukan dengan dua kemungkinan, yakni:
(1) Langsung menekan tombol CYCLE START, dan atau
(2) Pertama mengaktifkan tombol lunak referensi, lalu menekan tombol
CYCLE START.
g) Putar piringan alat potong dengan menekan tombol pemutar piringan.
h) Gerakkan meja dan atau spindel mesin dengan menekan tombol relatif (X dan
Z), baik arah negatif, maupun arah positif.
i) Catatan:
(1) Pada mode manual, masukkan harga kecepatan lintasan meja/ spindel
yang dikehendaki dengan prosedur berikut:

57
Tekan Tombol F;
Masukkan harga kecepatan lintasan, misalnya: 100 untuk
100mm/menit dan tetapkan dengan ENTER, kemudian tekan tombol
pelintas meja spindel pada arah sumbu relatif;
(2) Perhatikan dan catat selalu perubahan data pada alamat sumbu relatif,
sehingga anda akan mengetahui sumbu relatif untuk arah negatif dan
arah positif.
j) Periksa kecepatan spindel utama dengan menekan tombol spindel ON,
kemudian matikan dengan menekan spindel OFF.
Catatan: Pada mode manual, masukkan harga kecepatan spindel utama
yang dikehendaki dengan prosedur berikut:
Tekan tombol S;
Masukkan harga kecepatan spindel, misalnya: 500 untuk 500
RPM. dan tetapkan dengan ENTER, kemudian tekan tombol
SPINDEL ON.
k) Memeriksa dan menguji pompa pelumas.
l) Memasang/melepaskan arbor pemegang alat potong pada/dari piringan
revolver.
Untuk mengaktifkan referensi mesin, perhatikan perintah yang diminta dari
masing-masing mesin. Karena dalam hal ini, pengaktifan referensi ada
kemungkinan dengan :
1). Langsung menekan tombol CYCLE START pada mode manual atau
2). Menekan tombol lunak Referensi terlebih dahulu, kemudian tombol CYCLE
START.

6. Offset alat potong pada mesin bubut

Data panjang alat potong dapat diukur dan disimpan langsung ke dalam daftar TO
secara akurat dan dengan metode yang tepat. Data panjang alat-potong yang akan
digunakan, diperoleh melalui pengukuran panjang alat-potong yang diukur dari
ujung alat potong yang bersangkutan terhadap titik referensi alat potong (N), baik
arah sumbu X maupun arah sumbu Z pengukuran jarak dari titik nol mesin ke titik
referensi alat potong dapat dilakukan dengan menggunakan dial indikator atau

58
dengan menyentuhkan puncak mata alat-potong ke permukaan benda kerja. Data
jarak ini dicatat dan dimasukkan ke daftar TO pada mode edit.
Selanjutnya, panjang data alat potong yang akan digunakan, disetel (diukur)
berdasarkan data titik referensi alat potong. Oleh karena data panjang alat potong
dapat disimpan, sehingga ukuran-ukuran (dimensi) hasil pengerjaan/pemesinan dapat
dibuat dengan presisi.
Untuk lebih jelas, dapat dibaca materi pada lampiran

Cara perawatan mesin cnc turning


Untuk menjaga agar mesin cnc turning tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan
pengoperasian yang benar dan seksama. prosedur perawatan mesin cnc turning ini
adalah:
1. mesin bubut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
2. Dalam pelaksanaan perawatan mesin bubut seperti pengantian oli pelumasan
mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuat mesin
3. Setelah selesai mengoperasikan mesin bubut,bersihkan bagian-bagian mesin
dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin, beri pelumas pada
bagian yang tidak tertutup cat untuk menghindari oksidasi..
4. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan memukul
benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer
5. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin
bubut ,jangan sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi
tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.
6. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi
netral dan mematikan sumber tenaga mesin bubut

Perawatan khusus
Perawatan khusus mesin bubut dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,
berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik
pembuat mesin.

59
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1

Lakukanlah persiapan pengoperasian mesin CNC dengan melakukan setting alat


potong pada mesin bubut CNC Training , tuliskanlah urutan langkahnya pada LK-1

60
Aktivitas 2

Lakukanlah pengukuran selisih panjang alat dengan menggunakan alat optik.

Tuliskanlah urutan langkah dan hasil pengukuran pada LK-2

Aktivitas 3

Menerapkan prosedur perawatan mesin Bubut CNC.

61
E. Rangkuman
Pada kegiatan Pembelajaran ini, Anda telah mempelajari jenis jenis alat potong mesin
bubut CNC, Setting alat untuk mengukur selisih panjang alat potong,

Seting untuk menentukan titik nol benda kerja


Seting PSO ( position Shift Ofset ), mempelajari titik referensi dan fungsinya,
mengidentifikasi titik nol mesin, titik nol alat potong, dan titik nol benda kerja, fungsi
dan cara kerja revolver alat potong, serta memasang dan melepaskan arbor pisau frais
dari piringan alat potong (tool magazine.

F. Umpan Balik / Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.
Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi.
Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan Computerized ,
peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang ada. Sehingga
kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di industri tidak terlalu
jauh.

62
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : Mesin Perkakas Frais CNC

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bahan bacaan 1 ini, peserta diklat dapat, antara lain;

1) mengidentifikasi bagian-bagian utama mesin perkakas frais CNC dengan cermat


dan bertanggung jawab
2) mengidentifikasi sistem persumbuan/koordinat mesin frais CNC dengan benar
dan jujur
3) Mengidentifikasi fungsi sistem kontrol pada mesin frais CNC dengan cermat dan
bertanggung jawab
4) menjelaskan prosedur menghidupkan dan mematikan mesin frais CNC sesuai
prosedur dengan benar dan santun
5) Mengoperasikan secara manual sesuai prosedur dan disiplin

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi yang harus dicapai ditunjnukkan dengan indikator berikut:

a. Menganalisis bagian bagian utama mesin frais CNC


b. Menganalisis system persumbuan dan system koordinat mesin frais CNC
c. Menganalisis fungsi control pada mesin frais CNC
d. Menentukan prosedur menghidupkan dan mematikan mesin frais CNC
e. Mengoperasikan secara manual
.

C. Uraian Materi

Bacaan 1

1. Bagian-Bagian Utama dan Perlengkapan Mesin Frais CNC


Mesin Frais CNC adalah mesin perkakas dengan tiga sumbu yang di-lengkapi dengan
kontrol / kendali komputer.
Secara umum, bagian-bagian utama mesin Frais CNC adalah sama seperti bagian-
bagian utama mesin Frais konvensional. Sementara mesin Frais CNC biasanya

63
dilengkapi dengan turet/revolver/magazine, yang dapat menyimpan beberapa set
arbor dengan alat potong, dan lemari/kotak kendali. Untuk memperoleh gerakan
memanjang, melintang dan vertikal mesin, eretan mesin dilengkapi dengan motor DC
atau AC yang disebut dengan motor servo.
Yang termasuk bagian-bagian utama mesin Frais CNC ini antara lain adalah seperti
diilustrasikan pada gambar di bawah

1 1
5

3 3
2
7

4 9
4 8
10 1

1 1
12 1
13 1 22 2
14 1
15 1
21 2
16 1
17 1
20 2
181

19
1

1. Motor servo sumbu-Z 6. Lemari operator NC


2. Motor servo sumbu-X 7. Bed kaki mesin
3. Pelindung teleskop sumbu-X 8. Motor spindel
4. Sepatu perata 9. Penyangga turet/revolver/ magazine
5. Dinding pengaman 10. Kolom mesin

64
11. Roda gigi turet/revolver/ 17. Meja mesin
magazine
12. Turet/Revolver/Magazine 18. Pelindung teleskop sumbu-Y
13. Kepala spindel 19. Saddle penyangga meja mesin
14. Grip - rahang penjepit 20. Motor servo sumbu-Y
15. Roda gigi spindel (MS) 21. Lemari kelistrikan NC
16. Pisau frais 22. Pelindung bidang luncur sumbu - Z

Bagian-bagian utama mesin frais CNC adalah sama seperti bagian-bagian utama
mesin frais konvensional.. Untuk memperoleh gerakan horisontal dan vertikal,
meja dan/atau spindel mesin frais dilengkapi dengan motor DC atau AC yang
disebut dengan motor servo, perhatikan Gambar di atas:
Mesin frais tegak, gerakan dapat dilakukan untuk tiga sumbu, yakni arah
memanjang meja merupakan sumbu X, arah melintang meja merupakan sumbu
Y, dan arah tegak merupakan sumbu Z.

Pada mesin perkakas NC, setiap sumbu gerakan diperlengkapi dengan alat
penggerakan terpisah,
Jenis penggerak ini bisa motor dc, aktuator hidrolik, atau motor step.
Tiga sumbu utama gerakan disebut sebagai sumbu-sumbu X, Y, dan Z. Sumbu Z
adalah tegak lurus terhadap kedua sumbu X dan Y, sehingga akan memenuhi
sistem koordinat tangan kanan. Gerakan ke arah sumbu Z positif adalah gerakan
alat potong menjauh dari benda kerja.. Lokasi titik nol (X = Y = Z = 0) bisa tetap
atau dapat di setel.

Gambar 27 Sistem koordinat Tangan Kanan.

65
1. Sistem Koordinat pada Mesin Frais CNC

Gambar 28 Mesin Frais dengan Kepala Tetap

Pada mesin kepala bergerak, benda kerja akan bergerak memanjang dan melintang
sedangkan pisau bergerak naik turun.

Gambar 29 Mesin Frais dengan Kepala Bergerak

Pada mesin kepala tetap, benda kerja akan bergerak memanjang dan melintang serta
naik turun sedangkan pisau tidak bergerak. Untuk menyatakan koordinat pada mesin
frais apapun jenis konstruksinya dan gerakannya selalu dinyatakan dengan
pergerakan pisau frais. Apabila kita membuat perintah agar pisau bergerak kearah
memanjang sebesar 50 mm dengan kecapatan asutan 100 mm/menit.
Kita bandingkan perintah tersebut antara perintah bahasa biasa dengan bahasa CNC,
maka perintah CNC dengan sistem koordinat akan lebih mudah dan sederhana.

66
Contoh perintah biasa
Gerakkan pisau memanjang.
Gerakkan pisau memanjang kearah kanan.
Gerakkan pisau memanjang kearah kanan sejauh 50 mm.
Gerakan degan kecepatan asutan 100 mm/men

Sedangkan perintah CNC


Gerakan kearah X.
X+ .
X 50
F 100

Gambar 7.53
Instruksi yang diberikan pada gambar diatas yaitu:
Gerakan (1) Z-15
Gerakan (2) X+50
Gerakan (3) Y-30

67
2. Nama-nama Bagian Utama Mesin frais CNC jenis training unit

Mesin frais CNC terdiri dari beberapa bagian yang dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu bagian utama mekanik mesin dan bagian pengendali atau kontrol.
a. Bagian Utama Mekanik Mesin
Mekanik mesin terdiri dari beberapa bagian utama yaitu:

Gambar 30 Mesin frais CNC jenis Training Unit

1) Kepala Mesin
2) Meja Mesin
3) Ragum
4) Eretan Memanjang
5) Eretan Melintang
6) Eretan Tegak
7) Motor Pengerak Sumbu Utama
8) Motor Pengerak Eretan
penggerak sumbu X, eretan melintang digerakan oleh motor
penggerak sumbu Y dan eretan tegak digerakan oleh motor
Bagian Pengendali atau Kontrol.

68
Gambar 31 Dashboard Kontrol

Pengendali atau Kontrol terdapat beberapa Saklar, Tombol dan Indikator :

No. Fungsi Gambar


1) Saklar Utama (Main Switch)

2) Lampu Indicator

3) Tombol Darurat (Emergency Button)

69
No. Fungsi Gambar
4) Saklar Layanan Sumbu Utama
(Selector Switch)

5) Saklar Pengtur Putaran Spindle

6) Amper Meter

7) Tombol Penggerak Eretan

8) Saklar Pengatur Asutan ( Feed


Override)

9) Tombol Gerakan Cepat

70
Kontrol mesin frais CNC Fanuc adalah seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah.
Penguasaan bagian-bagian lemari kontrol dengan fungsi masing-masing bagian
adalah hal yang penting sekali. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, pada
bagian depan lemari kontrol ini dilengkapi dengan sejumlah tombol dan knop,
perhatikan Gambar di bawah ini.
1 2

16 1
4

5 15 1

6
14 1
7

13 1

8 9 10 111 1 12 1
Gambar 32 Lemari kontrol NC

Keterangan Gambar 32
1. Monitor CRT 9, berfungsi untuk menayangkan informasi, seperti program NC,
koordinat, dan alaram,
2. Papan operator MDI, berfungsi untuk mengedit program dan untuk mengubah
nilai parameter-parameter,
3. Saklar pengaman program, berfungsi untuk mengamankan program dan
parameter-parameter PMC,

71
4. Penyambungan Interfis, berfungsi untuk menghubungkan mesin/alat sebagai
masukan atau keluaran dengan bagian luar,
5. Papan operator mesin, berfungsi untuk mengoperasikan mesin, baik secara
manual maupun secara otomatis,
6. Tombol CYCLE START, berfungsi untuk menjalankan mesin secara otomatis,
7. Manual Pulse Generator MPG, berfungsi untuk menggerakkan meja kearah
sumbu-sumbu X, Y, dan Z secara manual,
8. Knop pengatur kecepatan pemakanan JOG Feedrate Dial, berfungsi untuk
mengatur kecepatan pemakanan pada Mode MPG (handel),
9. Knop pengatur kecepatan spindel SPINDLE Override Dial, berfungsi untuk
menyesuaikan kecepatan spindel dari 60 s.d. 120 % dari kecepatan spindel yang
ditetapkan melalui fungsi S,
10. Tombol tahan sementara Feed Hold Button, berfungsi untuk menghentikan
mesin sewaktu-waktu, sebagaimana dikehendaki operator,
11. Pengukur beban spindel Amperemeter, berfungsi untuk menunjukkan beban
yang diterima motor spindel,
12. Lampu alaram mesin, berfungsi untuk status alaram mesin,
13. Tombol daya mati Power OFF Button, berfungsi untuk mematikan mesin,
14. Tombol daya hidup Power ON Button, berfungsi untuk menghidupkan mesin,
15. Tombol darurat, berfungsi untuk menghentikan gerakan mesin dengan segera,
16. Knop pengatur kecepatan pemakanan Feedrate override dial, berfungsi untuk
menyesuaikan kecepatan pemakanan dari 0 s.d 150 % dari kecepatan
pemakanan yang ditetapkan melalui fungsi F.

Papan (Panel) Operator MDI


Pada panel operator MDI ini terdapat sejumlah tombol yang mempunyai fungsi sendiri-
sendiri, sebagaimana diuraikan di bawah ini, (perhatikan juga Gambar di atas):
1. Tombol RESET berfungsi untuk menghilangkan alaram,
RESET

2. Tombol-tombol pemprograman berfungsi untuk memasukkan karakter alfa-


numerik ketika mengedit program dan memasukkan data,

72
7 8 9
0 N G
4 5 6
X Y Z
1 2 3
H F R
- 0 .
M S T
D K L
4TH J No. Q
B I P

3. Tombol-tombol pengeditan program berfungsi untuk mengedit program,


ALTER Mengganti perintah pada tempat kursor berada dengan perintah baru.

INSERT Menyisipkan perintah baru pada posisi kursor berada.

DELET Menghapus perintah pada tempat kursor berada.

/ , # Menempatkan perintah pada akhir blok.


EOB

CAN Membatalkan karakter yang sedang diketik.

Menghidupkan dan mematikan mesin dengan prosedur yang benar adalah merupakan
bagian yang azasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemakaian mesin.
Disebut meningkatkan efektifitas dan efisiensi mesin adalah karena prosedur
menghidupkan dan mematikan mesin yang benar merupakan salah satu bagian dari
pemeliharaan. ( materi lengkap dapat di baca dalam lampiran )

73
Bacaan 2
Menghidupkan dan Mematikan Mesin

1. Menghidupkan mesin
Langkah mengoperasikan jenis mesin CNC yang berbeda, memiliki ketidak samaan,
sehingga perlu perlu mempelajari dengan seksama. Karena langkah ini akan
mempengaruhi kinerja mesin.
1). Putar pada posisi ON, hingga terdengar suara klik, (yakinkan pintu unit kontrol
tertutup

Gambar 33 Menghidupkan Pemutus (breaker) Pada Posisi ON

2). Hidupkan mesin dengan menekan tombol POWER ON yang terdapat, satu
sampai dua detik.

3). Setelah pesan NOT READY yang tertayang pada monitor hilang, berarti mesin
siap dioperasikan.
4). Pastikan bahwa kipas motor untuk ventilasi lemari unit kontrol dan kipas motor
yang terdapat di atas motor spindel jalan/hidup.

74
Catatan:
a). Apabila mesin dilengkapi dengan fungsi interlock pintu (pilihan), maka daya
tidak dapat dihidupkan ketika pintu terbuka.
b). Apabila sumber daya listrik telah terhubung, jangan menekan tombol-tombol
lain yang terdapat pada panel MDI, selain daripada tombol POWER ON.

2. Mematikan mesin
1) Pastikan, mesin dalam keadaan mati,

CYCLE
START Lampu tombol CYCLE START mati.

2) Pastikan, bahwa bagian-bagian mesin yang dapat bergerak dan atau berputar
tidak sedang bekerja meluncur atau berputar.
3) Jika peralatan masukan/keluaran sedang terhubung, matikanlah terlebih dahulu
peralatan tersebut.
4) Tekan tombol POWER OFF selama lebih kurang satu hingga dua detik.

5) Putar gagang pemutus sirkit yang terdapat pada lemari unit kontrol pada posisi
OFF.

75
Gambar 34 Mematikan Pemutus sirkit (Circuit Breaker) pada posisi OFF

Catatan:
a) Apabila pintu lemari unit kontrol tidak terkunci, pintu kan terbuka ketika gagang
pemutus diputar penuh ke posisi OFF. Biasanya, pintu selalu terkunci.
b) Apabila mesin sudah dimatikan, jangan lagi menekan tombol-tombol yang ada
pada panel MDI atau pada panel operator mesin, kecuali knop POWER OFF.

3. Tombol Darurat
Biasanya tombol darurat ini digunakan untuk menghentikan langsung pergerakan
mesin dalam keadaan darurat. Apabila mesin menunjukkan operasi yang tidak
dikehendaki, yang dapat menimbulkan bahaya kepada pekerja/operator atau akan
menimbulkan kerusakan pada mesin, maka semua operasi mesin dapat diberhentikan
dengan segera melalui penekanan tombol darurat EMERGENCY STOP BUTTON.
Ada empat hal yang terjadi, ketika tombol darurat ditekan, yakni:
a. Semua sumbu yang sedang bergerak, akan berhenti dengan segera.
b. Perputaran spindel akan berhenti dengan segera.
c. Unit kontrol direset, lalu akan tertayang alaram status mesin.
d. Sumbu-Z akan bergerak turun sedikit.

Bergantung pada status operasi, hal berikut ini akan terjadi apabila tombol darurat
ditekan ketika sedang pergantian alat-potong berlangsung:
1) Ketika spindel sedang berputar (aktif), akan berhenti dengan segera.
2) Ketika sumbu-Z (spindel) sedang bergerak naik, maka sumbu spindel tersebut
akan segera berhenti dan spindel bebas dari status kendali.
3) Ketika revolver sedang berputar, maka revolver tersebut akan berhenti setelah
berputar sesaat sebagai akibat inersi.

76
4) Ketika sumbu-Z sedang bergerak turun, sumbu-Z tersebut akan segera berhenti
turun dan spindel bebas dari status kendali.
Anda harus ekstra hati-hati mengamati mesin setelah anda menekan tombol
darurat ketika sedang pergantian alat-potong.

Gambar 35 Tombol Darurat

Tombol darurat (EMERGENCY STOP BUTTON) akan mengunci apabila ditekan.


Untuk membebaskannya (melepaskannya), putarlah tombol tersebut searah putaran
jarum jam.
Catatan:
a) Sebaiknya tombol darurat ini diaktifkan yang pertama sekali sebelum cara
pencegahan lainnya, apabila ada indikasi bahaya. Oleh karena itu, usahakan
selalu menekan tombol ini pada setiap saat diperlukan.
b) Tombol darurat ini akan mengakibatkan pemutusan arus listrik ke semua motor.
c) Sebelum anda membebaskan/melepaskan tombol darurat ini, atasi terlebih
dahulu penyebab timbulnya masalah.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran 1

Mengidentifikasi bagian bagian utama mesin Frais CNC seperti gambar di bawah

Diskusikan dengan sesama peserta diklat untuk mengisi LK-01

77
Aktivitas Pembelajaran 2

Melakukan eksperimen mengidentifikasi fungsi dari saklar dan tombol pada panel
pengendali. Buatlah tabel hasil ekperimen fungsi saklar dan tombol, pada LK 02

Aktivitas pembelajaran 3

1. Cara pengoperasian manual.

Untuk melaksanakan pengoperasian manual dengan ditempuh melalui langkah


sebagai berikut:

a. Aktifkan pengoperasial pelayanan manual dengan menekan tombol HC


hingga lampu control pelayanan manual menyala.

b. Menggerakan eretan dengan menekan salah satu tombol asutan X+, X-, Y+,
Y-, Z+ dan Z-. Besarnya gerakan dapat dilihat pada perubahan angka pada
monitor atau disply, angka yang muncul merupakan besaran 0,01mm.

c. Kecepatan gerakan asutan dapat diatur dengan memutar tombol


pengaturan asutan, kekiri lambat dan kekanan cepat.

d. Menggerakan eretan dengan gerakan cepat dengan cara menekan tombol


asutan bersamaan dengan tombol gerak cepat ( ~ ).

78
2. Persiapan praktek pengoperasian manual.

a. Siapkan kertas pada alas plotter


b. Pasang bollpoin pada collet arbor plotter

3. Menggerakan eretan.

Gerakanlah eretan mesin dengan membentuk gerakan seperti pada gambar


berikut :

a. Gerakan eretan dari titik 0 keposisi X-2000 menuju titik 1.


b. Gerakan eretan dari titik 1 keposisi Y-1000 menuju titik 2.
c. Gerakan eretan dari titik 2 keposisi X-1000 menuju titik 3.
d. Gerakan eretan dari titik 3 keposisi Y-2000 menuju titik 4.
e. Gerakan eretan dari titik 4 keposisi X 00 menuju titik 5.
f. Gerakan eretan dari titik 5 keposisi Y 00 menuju titik 0.

Gerakan ini menunjukan gerakan system absolut.

79
E. Rangkuman
Pada bahan bacaan ini, Anda telah mempelajari cara mematikan dan menghidupkan
mesin, mengidentifikasi tombol darurat, serta memilih dan memasang alat potong ke
dalam rahang genggam.

F. Umpan Balik / Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.

Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi. Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan
Computerized , peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang
ada. Sehingga kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di
industri tidak terlalu jauh.

80
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 : Pemrograman Mesin Frais CNC

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bahan bacaan5 ini, peserta diklat dapat, antara lain;
1. Mengidentifikasi dasar pemrograman dengan cermat dan teliti
2. Menganalisis G Code dan M code berdasarkan fungsinya dengan benar dan jujur
3. Menganalisis parameter pemotongan mesin bubut CNC dengan cermat dan
disiplin
4. Menyusun program NC pada mesin bubut CNC dengan cermat dan teliti.
5. menggunakan perangkat lunak pemrograman untuk membuat program CNC
sesuai gambar kerja dengan benar dan disiplin

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK )


Kompetensi yang dicapai ditandai dengan kemampuan untuk:

1. Menerapkan prinsip dasar pemrograman pada mesin bubut cnc


2. Menganalisa G-kode dan M-kode pada mesin bubut CNC sesuai dengan
fungsinya
3. Menganalisis parameter pemotongan pada mesin bubut CNC
4. Merancang program pada mesin bubut CNC
5. Menggunakan software pemrograman untuk membuat programpada mesin
bubut CNC

C. Uraian Materi
Bacaan 1

a. Sistem Koordinat pada Mesin Frais CNC

Sistem Koordinat pada Mesin Frais dapat diperlihatkan pada gambar di bawah ini yaitu
pada mesin frais dengan kepala bergerak dan mesin frais dengan kepala tetap.

81
Gambar 36 Mesin Frais dengan Kepala Tetap

Pada mesin kepala bergerak, benda kerja akan bergerak memanjang dan melintang
sedangkan pisau bergerak naik turun.

Gambar 37 Mesin Frais dengan Kepala Bergerak

Apabila kita membuat perintah agar pisau bergerak kearah memanjang sebesar 50
mm dengan kecapatan asutan 100 mm/menit.
Kita bandingkan perintah tersebut antara perintah bahasa biasa dengan bahasa CNC,
maka perintah CNC dengan sistem koordinat akan lebih mudah dan sederhana.

Contoh perintah biasa


Gerakkan pisau memanjang.
Gerakkan pisau memanjang kearah kanan.

82
Gerakkan pisau memanjang kearah kanan sejauh 50 mm.
Gerakan degan kecepatan asutan 100 mm/men
Sedangkan perintah CNC
Gerakan kearah X.
X+ .
X 50
F 100

Gambar 38 Gerakkan Pisau Mesin Frais CNC

Instruksi yang diberikan pada gambar diatas yaitu:


Gerakan (1) Z-15
Gerakan (2) X+50
Gerakan (3) Y-30
a. Metode Pemrograman
b. Informasi Geometris (Ukuran)

83
Jenis pengukuran gambar teknik dapat dilakukan berdasarkan sistem Absolut atau
Inkrimental dapat juga menggunakan sistem Campuran antara Inkrimental atau
Absolut.
1) Pengukuran Absolut juga dapat disebut pengukuran referensi karena gambar
diukur dari satu titik.

Gambar 39 Pengukuran Absolut

2) Pengukuran Inkrimental dapat juga disebut pengukuran berantai. Setiap ukuran


didasarkan pada ukuran sebelumnya.

Gambar 40 Pengukuran Inkremental

84
3) Pengukuran Campuran

Gambar 41 Pengukuran Campuran

c. Pemrograman
Dalam memprogram kita harus menyatakan jarak gerakan pisau frais pada setiap blok,
pada dasarnya ada dua metode untuk menyatakan jarak gerakan.

1) Pemrograman harga absolut


Pada pemrograman ini titik-titik yang akan dicapai oleh pisau frais selalu dinyatakan
atau diukur dari titik 0. Seperti dapat diperlihatkan pada gambar pisau frais akan
bergerak dari titik nol menuju titik A, B sampai dengan titik C, semua koordinat titik
tersebut diukur dari titik nol.

Gambar 42 Koordinat Gerakan Pisau Frais

85
X Y Z
A 1 3 0
B 3 4 0
C 5 1 0

2) Pemrograman Harga Inkrimental


Pada pemrograman harga inkrimental menggunakan ukuran berantai. Titik yang akan
dituju diukur dari titiik sebelumnya yang dijadikan sebagai titik referensi (nol). Setiap
informasi pergerakan selalu berpedoman pada posisi aktual yaitu ujung pisau frais.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar, titik yang ditinggalkan selalu dijadikan titik
referen (nol) baru.

Gambar 43 Sistem Koordinat Posisi Aktual Ujung Mata Pisau Frais

X Y Z
A 1 3 0
B 3 2 0
C 1 -5 0

86
Bacaan 2

b. Fungsi fungsi Penjalanan

Fungsi penjalanan ditetapkan berdasarkan DIN66025 dan ISO.

Tabel 6 Fungsi Penjalanan Kode G

Kode G Fungsi gerakan

G00 Gerakan cepat


G01 Interpolasi lurus
G02 Interpolasi melingkar searah jarum jam
G03 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
G04 Lamanya tinggal diam
G21 Blok kosong
G25 Memanggil sub program
G27 Instruksi melompat
G40 Tanpa kompensasi radius pisau
G45 Penambahan radius pisau
G46 Pengurangan radius pisau
G47 Penambahan dua kali radius pisau
G48 Pengurangan dua kali radius pisau
G64 Motor asutan tanpa arus
G65 Pelayanan pita magnet
G66 Pelayanan antar aparat dengan RS 232
G72 Siklus pengefraisan kantong
G73 Siklus pemutusan tatal
G74 Siklus penguliran kiri
G81 Siklus pengeboran tetap
G82 Siklus pengeboran tetap dengan tinggal diam
Siklus pengeboran tetap dengan tinggal pembuangan
G83
tatal
G84 Siklus penguliran
G85 Siklus mereamar tetap
G89 Siklus mereamer tetap dengan tinggal diam
G90 Pemrograman nilai absolut

87
Kode G Fungsi gerakan

G91 Pemrograman nilai inkrimental


G92 Penggeseran titik referensi

Tabel 7 Fungsi Penjalanan Kode M

Fungsi M Arti fungsi tambahan


M00 Berhenti terprogram
M03 Spindle berputar searah jarum jam
M05 Spindle berhenti
M06 Penggantian alat, panjang alat, radius pisau
M17 Mengakhiri sub program
M30 Mengakhiri program
M98 Kompensasi kelonggaran dan kekocakan otomatis

Data teknologis terdiri dari beberapa parameter diantaranya sebagai berkut :


a. Kecepatan Potong (CS) pemotongan arah memanjang atau linier disebut
kecepatan potong (CS).

()
Kecepatan potong (CS) =
()

Sedangkan kecepatan pemotongan arah melingkar untuk benda bulat dapat dihitung
melalui rumus

() (/)
Kecepatan potong (CS) =
1000
(m/menit)

b. Kecepatan potong maksimal yang diijinkan tergantung pada :


1) Bahan benda kerja
Semakin tinggi kekuatan bahan benda kerja , semakin rendah kecepatan
potongnya

88
2) Bahan pahat
Semakin keras bahan pisau , semakin tinggi kecepatan potongnya
3) Besaran asutan
Semakin besar asutan , semakin rendah kecepatan potongnya
4) Kedalaman pemotongan
Semakin besar kedalaman pemotonganya , semakin rendah kecepatan
potongnya

Pemilihan kecepatan potong untuk latihan pada mesin frais CNC TU-3A adalah
Bahan : Aluminium
Pahat : Karbida
Kecepatan potong pembubutan 150- 200 m/menit
Kecepatan potong untuk pembubutan khusus 60 80 m/menit
Kecapatan asutan pembubutan 0,02 0,1 mm/put
Kecapatan asutan pembubutan khusus 0,01 0,02 mm/put

c. Jumlah Putaran (S)


Jumlah putaran mesin dapat dihitung dari data kecepatan potong dan diameter benda
kerja melalui rumus sebagai berikut

1000 (/)
Putaran mesin (S) =
()
(put/menit)

d. Perhitungan Asutan
Pada mesin frais CNC TU-3A kita dapat memprogram besaran asutan dalam
mm/menit

F (mm/menit) = S (put/men) F
(mm/put)
Besaran ini dapat di konversikan menjadi milimeter tiap putaran melalui rumus
sebagai berikut :

89
Jadi besaran asutan ada dua macam dengan satuan yang berbeda yaitu dengan
satuan mm/put dan mm/menit.

Pemilihan jumlah putaran mesin berdasarkan tenaga motor mesin TU-3A. Motor
sumbu utama pada mesin frais CNC TU-3A adalah motor arus sarah (motor DC). Pada
motor DC besarnya tenaga motor tergantung dari jumlah putaran mesin, semakin
tinggi putaran mesin makin besar tenaga motor yang dikeluarkan.

Materi lengkap dapat dilihat di dalam lampiran

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1 : Pemrograman Pengefraisan bertingkat dan miring


Setelah mencermati gambar bentuk benda kerja yang di bawah ini, Anda akan
mendiskusikan bagaimana cara pengerjaannya. Kemudian Anda diminta untuk
meniru / melaksanakan tugas pada LK -0P, urutan langkah dalam pembuatan
program seperti berikut :

Gambar 44 Pengefraisan Silang dan Diagonal Lurus

Material yang digunakan, Dural ( aluminium paduan) AU4G

Pisau frais 6 mm HSS.

90
1. Perintah / kode G yang digunakan untuk mengerjakan adalah sebagai berikut:
G90 Pemrograman absolut
G92 Penetapan titik nol
M03 Putaran spindle searah jarum jam
G00 Gerakan cepat
G01 Pengefraisan bertingkat
M30 Mengakhiri Program
posisi pisau seperti ilustrasi di bawah, bahwa garis sumbu pisau tepat berada
pada garis benda

Gambar 45 Alur pengefraisan bertingkat

Jika posisi awal pisau X-15, Y -15 dan Z10 maka lintasan pisau dapat ditunjukkan
seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 46 Alur gerakkan pengefraisan bertingkat

91
Penulisan program dimulai dari:
1) Metode pemrograman adalah pemrograman Absolut G90
2) Penetapan titik awal menggunakan G92 pada posisi X 15, Y -15 dan Z 10
3) Menghidupkan spindle mesin searah jarum jam M03
4) Menempatkan posisi pahat dengan perintah gerak cepat G00 pada koordinat X 5,
Y 0 dan Z 10
5) Persiapan pengefraisan pertama, bertingkat luar, pisau diturunkan sedalam -2,
dari titik nol dengan perintah gerak cepat G00.
6) Pengefraisan menggunakan perintah gerak penyayatan lurus G01 X 60 , Y 0 dan
Z -2 dengan kecepatan pemakanan (asutan ) F 50 mm/menit.
7) Penyayatan berikutnya menggunakan perintah kode G01 X60 40 , Z-2 F 50
mm/menit..
8) Berikutnya, penyayatan lurus G01 X0 Y40 dan Z-2 F50
9) Penyayatan berikutnya , menggunakan perintah G01menuju posisi X0, Y0 dan
Z-2
10) Penempatan pisau pada posisi untuk pengefraisan bertingkat yang sebelah lagi
dengan gerak cepat perintah kode G00 pada posisi X55 Y75 dan Z 10.
11) Pengefraisan miring / diagonal langsung menggunakan perintah G01 dari posisi
X0 Y0 Z-2 menuju X60 Y40 dan Z -2 , F50
12) Persiapan pengefraisan berikutnya , pisau bebaskan dengan menggunakan
perintah gerak cepat G00 X60, Y40 Z 2
13) Penempatan pisau untuk pengefraisan berikutnya menggunakan perintah G00 X
30 ,Y 40 dan Z 2.
14) Kemudia pisau diturunkan menggunakan perintah G01 X30 Y40 dan Z-2
asutan F 50 mm/menit
15) Pengefraisan lurus dengan perintah G01 X30, Y0 dan Z -2 , F50.
16) Pisau dibebaskan pada posisi X30, Y0 dan Z2 dengan perintah G00.
17) Kemudian pisau gerakkan menggunakan perintah G00 X 60, Y0 dan Z 2.
18) Pisau diturunkan dengan perintah G01 X60, Y0 dan Z-2 , F 50
19) Pengefraisan miring arah diagonal dengan perintah G01 menuju koordinat X0,
Y40 Z-2 , F50
20) Kemudian pisau dibebaskan G00 X 0, Y40, dan Z 2

92
21) Pisau di pindahkan pada posisi X0, Y 20 dan Z 2 dengan perintah G00.
22) Kemudian pisau diturunkan pada posisi X0, Y20 dan Z-2
23) Pengefraisan berikutnya menggunakan perintah G01 menuju X60, Y20 dan Z -2
24) Pisau dibebaskan menggunakan perintah gerak cepat G01 pada posisi X60, Y20
dan Z 10
25) Mematikan spindle menggunakan perintah M05.
26) Mengembalikan pisau pada titik penetapan awal menggunakan G00 menuju X-
15, Y-15 dan Z10
27) Menutup program M30

Penulisan programnya secara Abolut adalah sebagai berikut:


N G X Y Z F
1 90
2 92 -1500 -1500 1000
3 M03
4 00 -500 00 1000
5 00 -500 00 -200
6 01 6000 00 -200 50
7 01 6000 4000 -200 50
8 01 00 4000 -200 50
9 01 00 00 -200 50
10 01 6000 4000 -200 50
11 00 6000 4000 200
12 00 3000 4000 200
13 01 3000 4000 -200 50
14 01 3000 00 -200 50
15 01 3000 00 200 50
16 00 6000 00 200
17 01 6000 00 -200 50
18 01 00 4000 -200 50
19 00 00 4000 200
20 00 00 2000 200

93
N G X Y Z F
21 01 00 2000 -200 50
22 01 6000 2000 -200 50
23 00 6000 2000 1000
24 M05
25 00 -1500 -1500 1000
26 M30

Bila program CNC ditulis dalam ukuran incremental adalah sebagai berikut
N G X Y Z F
1 91
2 M03
3 00 1000 1500 00
4 00 00 00 -1200
5 01 6500 00 00 50
6 01 00 4000 00 50
7 01 -6500 00 00 50
8 01 00 -4000 00 50
9 01 6000 4000 00 50
10 00 00 00 400
11 00 --3000 00 00
12 01 00 00 -400 50
13 01 00 -4000 00 50
14 00 00 00 400
15 00 3000 00 00
16 01 00 00 -400 50
17 01 6000 -4000 00 50
18 00 00 00 400
19 00 00 -2000 00
20 01 00 00 -400 50
21 01 6000 00 00 50
22 00 00 00 1200

94
N G X Y Z F
23 M05
24 00 -7500 -3500 00
25 M30

E. Rangkuman
Pada bahan bacaan 6 ini, Anda telah mempelajari tombol-tombol yang digunakan
pada operasi manual, mengidentifikasi titik referensi (posisi Home), menghitung
kecepatan pemakanan, dan kecepatan spindel, serta mengatur kecepatan lintasan
meja melalui pemutaran roda tangan MPG.

F. Umpan Balik / Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.

Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi.

Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan Computerized ,


peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang ada. Sehingga
kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di industri tidak terlalu
jauh.

95
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 : Pengoperasian Mesin Frais CNC

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat dapat, antara lain
1. mengidentifikasi jenis alat potong yang digunakan dengan benar dan teliti
2. Melakukan transfer data program dengan benar dan teliti
3. menentukan titik nol benda kerja pada mesin bbut CNC dengan tepat dan disiplin
4. Mengidentifikasi data kompetensi alat potong pada mesin bubut CNC dengan
cermat dan teliti
5. Melakukan input program pada control mesin bubut CNC dengan benar dan
disiplin
6. Menguji program ( running test) pada mein bubut CNC dengan cermat dan teliti
7. Memeriksa program ( editing ) pada mesin bubut CNC sesuai prosedur dan teliti
8. Menjalankan program untuk pembuatan benda kerja sesuai dengan SOP dan
disiplin
9. Menerapkan prosedur perawatan pada mesin bubut CNC sesuai prosedur dan
disiplin

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK )


Kompetensi yang dicapai ditandai dengan kemampuan berikut

1. mengidentifikasi jenis alat potong yang digunakan dengan benar..


2. Melakukan transfer data program dengan benar
3. Menentukan titik nol benda kerja pada mesin bubut CNC dengan tepat
4. Mengidentifikasi data kompetensi alat potong pada mesin bubut CNC
5. Melakukan input program pada control mesin bubut CNC
6. Menguji program ( running test) pada mein bubut CNC.
7. Memeriksa program ( editing ) pada mesin bubut CNC
8. Menjalankan program untuk pembuatan benda kerja sesuai dengan SOP
9. Menerapkan prosedur perawatan pada mesin bubut CNC

96
C. Uraian Materi

Bacaan 1

1. Jenis Alat Potong

Kompensasi Panjang Alat potong


Pada proses pembuatan benda kerja sering sekali kita memerlukan beberapa alat
potong, seperti pisau rata, pisau alur, mata bor dan lain-lain.
Dalam pembuatan program kita perlu mengetahui berbagai data diantaranya :
a. Jenis alat potong yang digunakan.
b. Kegunaan alat potong dalam proses pembuatan benda kerja
c. Perbedaan panjang alat potong (pisau) terhadap panjang pisau yang dijadikan
standar/pisau utama.

Sebagai contoh kita akan mengerjakan benda kerja bentuk alur T.


Untuk mengerjakan benda tersebut kita memerlukan tiga pisau yaitu :
1) Pisau muka. (heavy duty shell end mill ) pisau ini dijadikan pisau utama (T1).

Gambar 47 Pisau Heavy Duty Sebagai T1

2) Pisau alur Pisau alur (end mill) berdiameter 10 mm, pisau ini kita jadikan pisau ke
dua (T2).

97
Gambar 48 Pisau End Mill sebagai T2

3) Pisau alur T
Pisau alur T (T slot mill) berdiameter 16 mm, kita jadikan pisau ke tiga (T3).

Gambar 49 Pisau T slot mill sebagai T3

Selisih panjang tersebut kita masukan kedalam tabel data yang kita buat.

Gambar 50 pisau T slot mill sebagai T3

98
Bacaan 2

2. Cara Mencari Selisih Panjang Alat Potong

Pengkuran selisih panjang alat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Menggoreskan alat potong kepermukaan referensi benda kerja
Caranya sebagai berikut :
1) Untuk pisau T1.
Mesin dalam pengoperasian manual
Pasang pisau T1
Putar pisau frais dengan memutar saklar sumbu utama kekanan.
Goreskan pisau pada permukaan benda kerja.
Tekan tombol del.
Masukan nilai nol kedalam tabel.

Gambar 51 menyentuhkan pisau ke benda kerja

Gambar 52 Data Alat T1

99
2) Untuk pisau T2
Mesin dalam pengoperasian manual
Pasang pisau T2
Putar pisau frais dengan memutar saklar sumbu utama kekanan.
Goreskan pisau pada permukaan benda kerja.
Bacalah nilai Z yang muncul pada sajian/display
Masukan nilai sajian kedalam tabel.

Gambar 53 Menyentuhkan T2 ke Benda Kerja

Gambar 54 data panjang alat T2

3) Lakukanlah pisau T3 seperti pada pisau T2

100
b. Menggunakan alat ukur bantu misalkan Dial Indikator.
Prosedur pengukurannya sebagai berikut :
1) Untuk pisau T1.
Mesin dalam pengoperasian manual
Pasang pisau T1
Pasang dil indicator tepat di bawah pisau
Sentuhkan pisau pada sensor dial indicator
Setel dial indicator pada posisi nol
Tekan tombol del.
Masukan nilai nol kedalam tabel.

Gambar 55 menyentuhkan T1 ke dial indicator

Gambar 56 T1 sebagai standar (0)

101
Gambar 57 Menyentuhkan pisau T2 ke Dial Indikator

2) Untuk pisau T2
Mesin dalam pengoperasian manual
Pasang pisau T2
Sentuhkan pisau pada sensor dial indicator sampai jarum menunjukan
ke angka nol
Bacalah nilai Z yang muncul pada sajian
Masukan nilai sajian kedalam tabel.

Gambar 58 Menyentuhkan Pisau T2 ke Dial Indikator

102
3) Lakukanlah pisau T3 seperti pada pisau T2

Nilai kompensasi yang sudah tercatat pada tabel selanjutnya di masukan ke dalam
program format M06.

Gambar 59 data perbedaan T1, T2, T3

Bacaan 3

3. Menentukan Posisi Pisau Frais Untuk Persiapan Latihan Pemrograman


(setting pisau frais terhadap benda kerja)

Perlu diketahui bahwa titik awal / referensi, berada pada sumbu ujung pisau frais. Pada
waktu awal pemrograman posisi ujung pisau frais harus berada pada posisi titik seperti
pada gambar.

Gambar 60 Posisi pisau terhadap titik nol benda

103
Untuk mengatur posisi tersebut dapat dilakukan dengan metode menyentuhkan pisau
frais kepermukaan benda kerja. ( Scratching )

Pengaturan Pisau frais ke Posisi Nol


1) Pengaturan posisi nol pada sumbu Z
Aturlah mesin pada pelayanan manual
Atur kecepatan asutan pada kecepatan rendah / lambat
Gerakan eretan secara perlahan hingga ujung pisau frais menyentuh pada
bagian sisi atas permukaan benda kerja
Tekan tombol panah unutuk mengaktifkan sumbu Z
Tekan tombol DEL untuk merubah harga Z menjadi nol

Gambar 61 Pisau Menyentuh Benda pada Arah Sumbu Z.

2) Pengaturan posisi nol pada sumbu X


Gerakan eretan secara perlahan hingga pisau menyentuh pada sisi kiri
permukaan benda kerja
Tekan tombol panah untuk mengaktifkan sumbu X
Tekan tombol DEL untuk merubah harga X menjadi nol
Gerakan pisau frais ke arah X+ sejauh radius pisau
Tekan tombol DEL untuk merubah harga X menjadi nol

104
Gambar 62 Pisau menyentuh benda pada arah sumbu X

Gambar 63 Pisau digeser arah X Sebesar Radius Pisau.

3) Pengaturan posisi nol pada sumbu Y


Gerakan eretan secara perlahan hingga pisau menyentuh pada sisi belakang
permukaan benda kerja
Tekan tombol panah unutuk mengaktifkan sumbu Y
Tekan tombolDEL untuk merubah harga Y menjadi nol

105
Gambar 64 Pisau Menyentuh Benda pada Arah Sumbu Y

Gerakan pisau frais ke arah X+ sejauh radius pisau


Tekan tombol DEL untuk merubah harga X menjadi nol

Gambar 65 Pisau Digeser Arah Y sSebesar Radius Pisau

4) Pengaturan pisau frais ke posisi awal program


Gerakan pisau frais sejauh 10 mm ke arah Z+.
Gerakan pisau frais sejauh 20 mm ke arah X-.

Menentukan titik nol benda untuk mesin training unit dan beberapa jenis mesin yang
tidak memiliki titik nol mesin dilakukan dengan cara yang sama. Yaitu langsung
terhadap bendanya.

106
4. Offset
c) Kompensasi panjang alat-potong
1). Kompensasi panjang alat-potong dan nilai kompensasi sumbu-
Z.<OFFSET>

Tekan tombol menu OFFSET untuk


menayangkan daftar (layar) offset.

Pilih dan aktifkan mode MPG.

Pilih dan aktifkan tombol INC. FEED x


100.

Pilih dan aktifkan tombol pilihan


sumbu-Z.

Putar tangkai (tuas) Manual Pulse


Generator (MPG) untuk arah sumbu-Z,
pada arah yang dikehendaki.

107
Pindahkan kursor ke nomor
offset yang akan diisi dengan
data panjang alat potong.

Nilai satu offset arah sumbu-z


telah dimasukkan

Pilih dan aktifkan mode HOME


(kembali ke posisi referensi)

108
Tekan atau aktifkan tombol
RAPID dengan tombol + Z
secara bersamaan untuk
mengembalikan sumbu Z ke
posisi referensi.

Akhir pengukuran dan penye-


telan alat potong

Pilih dan aktifkan kembali mode


MDI

Untuk menset/menyetel
kompen-sasi panjang alat-
potong dari alat-potong lainnya,
gantilah alat-potong yang
terpasang dengan alat-potong
lain yang akan diukur/diset
tersebut.

109
2). Membatalkan Harga Offset
Untuk membatalkan harga/nilai offset dari dalam daftar Offset, ikuti prosedur
berikut:
<OFFSET>
MENU
OFFSET
Tekan tombol menu OFFSET untuk
menayangkan daftar (layar) offset.
PAGE CURSOR

atau Gunakan tombol halaman (PAGE ) atau


tombol kursor (CURSOR ) untuk
CAN INPUT
menggeser kursor ke nomor offset yang akan
dihapus.

Tekan tombol CAN dan INPUT.

d) Memasukkan / Mengeluarkan Data Offset


(1) Offset Alat-potong
Harga-harga offset alat-potong yang telah tersimpan dalam memori offset
dapat dikeluarkan ke alat keluaran. Format data keluaran tersebut adalah
sama seperti format masukan data offset (masukan data dapat diprogram : G
10) yang ditentukan dengan perintah pita.
(a) Persiapkan interfis keluaran data.
Setel dan sesuaikan interfis keluaran data yang terdapat dalam
parameter. Data dapat keluarkan melalui PPR Fanuc, Kaset Fanuc, atau
ASR33.

(b) Sesuaikan kode keluaran.


Perhatikan apakah kode data keluaran adalah EIA atau ISO. Sesuaikan
pilihan ini terhadap data setting.

(c) Sesuaikan mode ke EDIT.


(d) Tekan tombol OFFSET.
(e) Tekan tombol START.

110
(f) Nilai atau harga-harga offset mulai dikeluarkan/dipindahkan, sementara
kata OUTPUT akan tertayang selama proses pengeluaran/pemindahan.
(g) Untuk menghentikan proses pengeluaran/pemindahan, anda cukup
menekan tombol RESET.

Setelah tombol RESET ditekan, keluaran data offset yang belum dikeluarkan
tidak dapat dilanjutkan.

(2) Parameter
Kelompok parameter yang terdapat dalam memori NC dapat dikeluarkan ke
alat keluaran. Format data keluaran adalah sama seperti format pita
parameter.
(a) Persiapkan interfis data keluaran.
Setel interfis keluaran data yang terdapat dalam parameter. (Data No.
0012, ASR33). Data dapat dikeluarkan melalui PPR Fanuc, Kaset Fanuc,
atau ASR33/43.

(b) Sesuaikan kode keluaran.


(c) Sesuaikan mode ke EDIT.
(d) Tekan tombol PARAM.
(e) Tekan tombol START.
(f) Nilai atau harga-harga parameter mulai dikeluarkan/-dipindahkan,
sementara kata OUTPUT akan tertayang selama proses
pengeluaran/pemindahan.
(g) Untuk menghentikan proses pengeluaran/pemindahan, anda cukup
menekan tombol RESET.

Setelah tombol RESET ditekan, keluaran parameter yang belum dikeluarkan tidak
dapat dilanjutkan.

111
e) Mengukur Panjang Alat-potong
1) Pilih dan gunakan sebuah alat referensi, pasangkan alat referensi
tersebut terhadap titik pemasangan mesin (atau titik tetap pada benda
kerja) secara manual.
2) Tayangkan posisi koordinat relatif dengan menekan tombol POS dan
tombol PAGE.
3) Set kembali harga nilai koordinat relatf sumbu-Z menjadi nol dengan
menekan tombol Z dan tombol CAN.
4) Pilih halaman offset dengan menekan tombol OFSET.
5) Pilih alat-potong yang akan diukur, dan pasangkan alat potong tersebut
ke titik pemasangan yang sama secara manual. Selisih antara alat-
referensi dengan alat potong yang diukur tertayang sebagainilai
koordinat relatif. (Nilai/harga ini juga akan tertayang pada halaman
offset).
6) Pindahkan kursor ke posisi nomor offset dengan cara yang sama seperti
dalam menyetel nilai/harga offset, kemudian tekan tombol Z
bersamaan dengan tombol EOB.
7) Tekan tombol INPUT. Nilai/harga koordinat relatif sumbu-Z dimasukkan
dan ditayangkan sebagai suatu nilai/harga offset.

Gambar 66 Selisih Ukuran Panjang Alat-Potong

Catatan: Apabila salah satu tombol X atau Y ditekan sebagai pengganti


tombol Z pada langkah 6) di atas, maka nilai/harga koordinat relatif sumbu-X
atau sumbu-Y akan menjadi masukan sebagai suatu nilai/harga offset.

112
5. Perawatan mesin cnc milling dan turning

Untuk menjaga agar mesin cnc milling/ frais tidak cepat rusak diperlukan perawatan
dan pengoperasian yang benar dan seksama. prosedur perawatan mesin cnc frais ini
adalah:
a. Mesin frais tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
b. Dalam pelaksanaan perawatan mesin frais seperti pengantian oli pelumasan
mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuat mesin
c. Setelah selesai mengoperasikan mesin frais, bersihkan bagian-bagian mesin dari
beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
d. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin frais ,jangan
sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang jatuh ke
meja mesin dan terbawa oleh eretan.
e. Setelah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan mesin dari kotoran / bram, beri
pelumas bagian yang tidak tertutup cat untukmenghindari oksidasi atur semua
handel-handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin frais

Perawatan khusus
Perawatan khusus mesin frais dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,
berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik
pembuat mesin.

113
D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1.

Menentukan titik nol benda kerja pada mesin CNC training seperti pada gambar
dibawah. Tulislah urutan langkahnya pada LK. 01

Aktivitas 2

Menentukan selisih panjang alat dengan menggunakan alat bantu dial indicator.

Tulislah langkah pengukuran selisih panjang alat dan hasil pengukuran pada LK.2

114
Aktivitas 3

Pemrograman radius

Setelah mencermati gambar bentuk benda kerja yang di bawah ini, anda akan
mendiskusikan dengan peserta lain, bagaimana cara pengerjaannya. Kemudian anda
diminta untuk meniru / melaksanakan tugas pada LK -03, urutan langkah dalam
pembuatan program seperti panduan berikut :

Untuk pengefraisan profil radius seperti gambar di atas, ada 2 bentuk radius, yaitu
radius lingk / 90 dalam satu kuadran, yang satu lagi radius < 90 dalam 2
kuadran.

Untuk memudahkan dalam pembuatan program, kita tentukan terlebih dahulu titik
titik koordinat lintasan pisaunya.
Pada gambar dibawah ini, busur F A B adalah busur lingkaran dalam satu
kuadran , sedangkan busur C D E adalah busur < 90 dalam 2 kuadran, informasi
ada dalam bacaan 1
Titik koordinat C D E harus dihitung terlebih dahulu.

115
C G Lihat CGP

PC = R =20

CG= Sin 30 x PC = 0.5 x 20 = 10

PG = PC-CG= 400-100
P
PG = 300 =17.32

Titik titik koordinat lintasan pisau adalah :


Inkremental

TTK X Y Z TTK X Y Z
A 30 15 -2 A 30 15 0
B 15 30 -2 B -15 15 0
C 20 47,32 -2 C 5 17,32 0
D 30 50 -2 D 10 2,68 0
E 40 47,32 -2 E 10 -2,68 0
F 45 30 -2 F 5 -17,32 0
A 30 15 -2 A -15 -15 0

116
Pemrograman ditulis dalam format program Absolut sebagai berikut

N G X Y Z F

1 90
2 92 -1500 -1500 1000
3 M03
4 00 3000 1500 1000
5 00 3000 1500 200
6 01 3000 1500 -200 50

7 02 1500 3000 -200 50

8 01 2000 47,32 -200 50

9 02 3000 5000 -200 50

10 M99 I 1000 J 17,32 K00


11 02 5500 47,32 -200 50

12 M99 I 00 J 2000 K00


13 01 4500 3000 -200 50
14 02 3000 1500 -200 50

15 00 3000 1500 1000


16 00 -1500 -1500 1000
17 M30

Dalam metode pemrograman inkremental

N G X Y Z F

1 91
2 M03
3 00 4500 3000 00
4 00 00 00 -800
5 01 00 00 -400 50

6 02 1500 1500 00 50

7 01 500 1732 00 50

8 02 1000 268 00 50

9 M99 I 1000 J 1732 K 00


10 02 1000 -268 00 50

117
N G X Y Z F

11 M00 I 00 J 2000 K 00
12 01 500 -1732 00 50

13 02 -1500 -1500 00 50
14 02 -1500 1500 00 50

15 00 00 00 1200
16 00 -4500 -4500 00
17 M30

Buatlah program Secara Absolut dan Inkremental


Material : Durall (AU4G)
Pisau HSS : Endmill 5mm
Slot drill 8mm
Slot drill 10 mm
Pengerjaan untuk tugas ini untuk LK- 033 P , untuk mengingatkan dan menguatkan
pemahaman, materi ada di bacaan

118
E. Rangkuman
Pada Bahan Bacaan KB 7 ini, Anda telah mempelajari kompensasi panjang alat
potong, menyimpan dan mengaktifkan data ofset alat potong, mengukur panjang alat
potong, menetapkan sistem koordinat benda kerja, dan mengetahui fungsi variabel-
variabel yang di gunakan pada mesin frais CNC.
Perawatan mesin Frais CNC

F. Umpan Balik/ Tindak Lanjut


Mesin CNC di industri sangat banyak jenisnya, baik itu kemampuan bekerjanya
maupun cara mengoperasikannya. Namun prinsip pemrogramannya semua berbasis
pada sistim koordinat sehingga kemampuan dasar dalam pembuatan program CNC
akan sangat membantu dalam proses adaptasi dengan mesin CNC yang berbeda
jenisnya.

Materi dalam pembelajaran ini merupakan dasar pengoperasian mesin CNC, materi
pembelajaran ini diambil dari jenis mesin CNC Training, yang tingkat kompleksitas
pemrogramannya masih relatif sederhana namun sudah dapat menjadi dasar untuk
dapat beradaptasi dengan mesin jenis lain dan tingkat kemampuan mesin yang lebih
tinggi.

Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi pemesinan dengan Computerized ,


peserta disarankan untuk dapat mempelajari dari buku atau video yang ada. Sehingga
kesenjangan teknologi yang dipelajari di sekolah dan yang ada di industri tidak terlalu
jauh.

119
DAFTAR PUSTAKA

Gibbs David & Crandel M. Thomas, Dasar-Dasar Teknik dan Pemprograman CNC,
Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset, 1991, Bandung
Krar S. F. et-al, Technology of Machine Tools, Second Edition, McGraw-Hill, Inc,
1977, Toronto.
Krar Steve & Athur Gill, CNC Teknology and Programming, McGraw-Hill Book
Company, 1990, Singapore.
Koren Yoram, Computer Control of Manufacturing System, McGraw-Hill Book
Company, 1983, Singapore.
Olivo Thomas C., Basic Machine TechnologyBobbs-Merril Education Publishing,
1980, Indianapolis
Pusztai Joseph and Sava Michael, Computer Numerical Control, Reston Publishing
Company, Inc, 1983, Virginia.

120
121

Anda mungkin juga menyukai