1806139310
Hukum Kepailitan – Reguler
Soal:
1. Cari definisi korporasi dari undang-undang dan buat pengelompokan dari definisi-
definisi tersebut.
2. Cari situasi di mana Perseroan yang bubar kemudian likuidasi, serta jelaskan maksud
“bukan badan hukum dalam likuidasi”.
3. Apa yang dimaksud dengan homologasi?
Jawaban:
Penjelasan Pasal 42a: Yang dimaksud dengan “korporasi” adalah kumpulan orang
dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum.
o. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara
Penjelasan Pasal 19 ayat (1): Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan
yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
2. Situasi di mana Perseroan bubar kemudian diikuti dengan likuidasi diatur dalam Pasal
142 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU
40/2007). Berdasarkan Pasal 142 ayat (1) UU 40/2007, likuidasi wajib dilakukan oleh
likuidator atau kurator dalam hal terjadinya pembubaran Perseroaan. Pembubaran
tersebut menyebabkan Perseroan tidak kehilangan status badan hukumnya sampai
dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau pengadilan. 1 Namun, sejak terjadinya
pembubaran tersebut, maka berdasarkan Pasal 143 ayat (2) UU 40/2007, setiap surat
keluar Perseroan dicantumkan kata “dalam likuidasi” di belakang nama Perseroan.
Jadi, Perseroan yang bubar kemudian diikuti dengan likuidasi tersebut berada pada
situasi “badan hukum dalam likuidasi”.
1
Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 Tahun 2007, LN No. 106 Tahun 2007,
TLN No. 4756, Ps. 143 (1).
Habibah Shabila
1806139310
Hukum Kepailitan – Reguler
Terdapat pula istilah “bukan badan hukum dalam likuidasi” dalam pengertian setiap
orang yang diatur dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU 37/2004).
Berdasarkan Pasal 1 angka 11 UU 37/2004, yang dimaksud dengan setiap orang
adalah orang perseorangan atau korporasi termasuk korporasi yang berbentuk badan
hukum maupun yang bukan badan hukum dalam likuidasi.2 Yang dimaksud dengan
kata ‘bukan badan hukum dalam likuidasi’ tersebut adalah badan hukum yang tidak
sedang mengalami likuidasi. Jadi, “bukan badan hukum dalam likuidasi” adalah
badan hukum yang tidak sedang mengalami likuidasi akibat pembubaran Perseroan
berdasarkan Pasal 142 UU 40/2007. Dengan demikian, salah satu subjek yang
termasuk dalam pengertian “setiap orang” dalam Pasal 1 angka 11 UU 37/2004 adalah
badan hukum yang tidak sedang mengalami likuidasi akibat terjadinya pembubaran
Perseroan.
3. Yang dimaksud dengan homologasi adalah pengesahan oleh hakim atas persetujuan
antara debitur dan kreditur untuk mengakhiri kepailitan.3 Homologasi juga diartikan
sebagai pengesahan perdamaian oleh pengadilan untuk mengakhiri kepailitan. 4
Homologasi ini terjadi di dalam proses PKPU. Dalam proses PKPU, proposal
perdamaian akan diajukan oleh debitur kepada para kreditur yang selanjutnya
proposal tersebut akan dibahas di dalam rapat kreditur. Jika proposal perdamaian
tersebut telah mendapatkan persetujuan dari kreditur (mekanisme persetujuan
mengacu pada Pasal 281 ayat (1) huruf a UU 37/2004), maka Pengadilan Niaga dapat
mengesahkan proposal perdamaian tersebut. Pengesahan oleh Pengadilan Niaga
terhadap persetujuan proposal perdamaian inilah yang disebut dengan homologasi.
Ketentuan mengenai alasan Pengadilan Niaga wajib mengesahkan ataupun menolak
proposal perdamaian diatur dalam Pasal 285 UU 37/2004.
Daftar Pustaka
2
Indonesia, Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, UU No. 37
Tahun 2004, LN No. 131 Tahun 2004, TLN No. 4443, Ps. 1.
3
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “KBBI Daring,”
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/homologasi, diakses 23 Februari 2021.
4
M. Hadi Subhan, Hukum Kepailitan (Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan), (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hlm. 142.
Habibah Shabila
1806139310
Hukum Kepailitan – Reguler
Buku
Subhan, M. Hadi. Hukum Kepailitan (Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008.
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia. Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No. 40 Tahun 2007, LN No. 106 Tahun
2007, TLN No. 4756.
Internet