Anda di halaman 1dari 25

Kompressibilitas Tanah

Kompressibilitas Tanah
• Tegangan yang muncul diakibatkan oleh konstruksi fondasi atau beban-beban
lain yang menekan lapisan tanah.
• Kompressi atau pemampatan pada tanah muncul akibat adanya:
a. Deformasi partikel tanah
b. Relokasi partikel tanah
c. Penghilangan air atau rongga udara
• Secara umum penurunan pada tanah yang diakibatkan oleh beban, dapat
dibagi ke dalam tiga kategori :
1. Immediate Settlement, umumnya diakibatkan oleh adanya deformasi
elastik pada tanah kering atau tanah basah dan jenuh tanpa adanya
perubahan moisture content.
2. Primary Consolidation Settlement, biasanya terjadi karena adanya
perubahan volume pada tanah kohesif jenuh yang diakibatkan oleh adanya
penghilangan air yang mengisi rongga.
3. Secondary Consolidation Settlement, yang biasanya teramati pada tanah
kohesif jenuh dan merupakan hasil dari deformasi plastik pada struktur
tanah. Seperti yang terjadi pada Primary Consolidation Settlement namun
dengan tegangan efektif yang konstan.
Kompressibilitas Tanah
Konsep Dasar Konsolidasi
• Pada saat lapisan tanah jenuh di berikan tegangan yang bertambah, maka
mendadak tekanan air pori dalam tanah pun akan ikut bertambah.
• Pada tanah berpasir yang sangat permeable (berpori), pengaliran yang terjadi
karena peningkatan tekanan air pori berlangsung cepat.
• Pengaliran air pori dibarengi dengan penyusutan volume pada massa tanah,
menghasilkan adanya settlement.
• Karena adanya pengaliran cepat pada air pori yang terjadi pada tanah
berpasir, maka Immediate Settlement dan Konsolidasi berlangsung secara
bersama.
• Ketika lapisan tanah lempung jenuh diberikan peningkatan tegangan, penurunan
elastik berlangsung cepat.
• Karena koefisien permeabilitas lempung secara signifikan lebih kecil daripada
pasir, kelebihan tekanan air pori yang diakibatkan oleh peningkatan beban,
secara bertahap menghilang setelah jangka waktu yang lama.
• Oleh karena itu, perubahan volume yang terjadi (konsolidasi) dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama setelah Immediate
Settlement.
• Penurunan (settlement) yang terjadi karena adanya konsolidasi pada
tanah lempung, dapat terjadi lebih lama dari pada waktu immediate
settlementnya.
Konsep Dasar Konsolidasi
Konsolidasi :
Proses berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat adanya pembebanan, dimana prosesnya
dipengaruhi oleh proses terperasnya air pori keluar dari rongga tanah.

• Proses konsolidasi dapat diamati dengan pemasangan piezometer, untuk


mencatat perubahan tekanan air pori dengan waktunya.
• Besarnya penurunan dapat diukur dengan berpedoman pada titik
referensi ketinggian pada tempat tertentu.
Lempung Normally Consolidated
dan Over Consolidated
• Istilah Normally Consolidated dan Over Consolidated digunakan untuk
menggambarkan suatu sifat penting dari tanah lempung.
• Lapisan tanah lempung biasanya terjadi dari proses pengendapan. Selama
proses pengendapan, lempung mengalami konsolidasi atau penurunan,
akibat tekanan tanah yang berada di atasnya.
• Normally consolidated : tegangan over burden efektif yang muncul adalah
tegangan maksimum yang pernah dialami tanah di massa lampau. Dapat
juga dikatakan sebagai tegangan efektif yang bekerja pada suatu titik
dalam tanah, pada waktu sekarang merupakan tegangan maksimumnya.
• Over consolidated : tegangan over burden efektif yang muncul adalah
tegangan yang lebih kecil daripada tegangan yang pernah terjadi pada
tanah tersebut di masa lampau. Tegangan lampau efektif maksimum ini
disebut sebagai tekanan prekonsolidasi.
Lempung Normally Consolidated
dan Over Consolidated
• Lempung pada kondisi normally consolidated, bila tekanan prakonsolidasi
(pc’) sama dengan tekanan over burden efektif po’ atau pc’.
• Sedangkan lempung pada kondisi overconsolidated, jika tekanan
prakonsolidasi lebih besar dari tekanan overburden efektif yang ada pada
waktu sekarang (pc’ > po’).
• Nilai perbadingan overconsolidation ratio (OCR), didefinisikan sebagai nilai
banding tekanan prakonsolidasi terhadap tekanan efektif yang ada.

pc '
OCR 
p0 '
• Tanah normally consolidated karena po’ = pc’ mempunyai nilai OCR =1, dan
tanah overconsolidated jika mempunyai OCR > 1.
Uji Konsolidasi
Uji Konsolidasi satu dimensi biasanya dilakukan di laboratorium dengan alat
konsolidometer.

Gambar Skema alat uji konsolidasi


Uji Konsolidasi
• Contoh tanah yang mewakili elemen tanah yang mudah mampat pada
lapisan tanah yang diselidiki, dimasukkan secara hati-hati ke dalam cincin
besi.
• Bagian atas dan bagian bawah dari benda uji dibatasi oleh batu tembus air
(porous stone).
• Beban P diberikan di atas benda uji dan penurunan diukur dengan arloji
pembacaan (dial gauge).
• Umumnya beban diterapkan dalam periode waktu 24 jam, dengan benda
uji selalu terendam air.
• Penambahan beban secara periodik diterapkan pada sampel tanah uji.
• Penelitian Leonard (1962) menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh jika
penambahan beban adalah dua kali beban sebelumnya.
• Untuk tiap pembebanan, deformasi dan waktu dicatat, kemudian di plot
pada grafik semi logaritmis.
Uji Konsolidasi

• Setelah dibuat grafik deformasi terhadap waktu, yang diakibatkan oleh berbagai
macam pembebanan yang didapatkan dilaboratorium, maka perlu dilakukan
pengamatan mengenai perubahan dari void rasio terhadap tekanan pada sampel.
Void rasio - Tekanan
• Untuk tiap penambahan beban selama pengujian, tegangan yang terjadi
adalah berupa tegangan efektif, karena pembebanan berlangsung hingga
kelebihan tekanan air pori nol atau konsolidasi ditunggu hingga selesai.
• Bila berat spesifik tanah (Gs), dimensi awal dan penurunan pada tiap
pembebanan dicatat, maka nilai angka pori e dapat diperoleh.
• Selanjutnya, hubungan tegangan efektif (p) dan angka pori (e)
digambarkan dalam grafik semi logaritmis, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Hitung tinggi tanah padat/solid dari sampel, Hs :

Ws = berat kering dari sampel


Ws
Hs  A = luas permukaan sampel
AGs w Gs = Specific gravity tanah padat
w = berat jenis air
Void rasio - Tekanan
2. Hitung tinggi void dari sampel, Hv : 3. Hitung void rasio awal sampel, e0 :

Hv  H  Hs Vv H v A H v
e0   
H = Tinggi awal sampel Vs H s A H s

Gambar Perubahan tinggi sampel dalam konsolidasi satu dimensi


Contoh - 1
• Berikut ini adalah hasil uji konsolidasi di Laboratorium, pada sampel tanah
yang diperoleh dari lapangan. Berat kering dari sampel adalah 116,74 gram,
tinggi dari sampel awal = 1 in, Gs = 2,72 dan diameter sampel = 2,5 in.
Tekanan Tinggi sampel pada akhir konsolidasi
p (ton/ft2) H (in)
0 1,000
0,5 0,9917
1,0 0,9844
2,0 0,9562
4,0 0,9141
8,0 0,8686

Hitung dan gambarkan grafik e-log p !


Contoh – 1 (Penyelesaian)
• Tinggi sampel tanah Hs :
Ws 116,74 g
Hs  
AGs w  
 4 ( 2,5  2,54 ) 2
 2, 72 1 g / cm 3

 1,356 cm  0,539 in

Tekanan Tinggi akhir Hv = H – Hs


e=
p (ton/ft2) H (in) (in)
0 1,000 0,461 0,855
0,5 0,9917 0,4527 0,840
1,0 0,9844 0,4454 0,826
2,0 0,9562 0,4172 0,774
4,0 0,9141 0,3751 0,696
8,0 0,8686 0,3296 0,612
Grafik e – log p
0.90

0.85 0.5, 0.840

1, 0.826

0.80

2, 0.774
Void rasio, e

0.75

0.70 4, 0.696

0.65

8, 0.612
0.60

0.55
0.4 4

Tekanan, p (ton/ft2)
Void rasio awal, e0
• Pada konsolidasi satu dimensi, perubahan tinggi (H) per satuan dari tinggi awal
(H) , adalah sama dengan perubahan volume (V) per satuan volume awal (V)

H V

H V
• Bila volume padat Vs = 1 dan angka pori awal adalah e0

H e

H 1  e0

• Volume padat besarnya tetap, sedangkan angka pori berkurang karena adanya e
Indeks Pemampatan/Compression Index, Cc
• Indeks pemampatan atau indeks kompresi Cc, adalah
kemiringan dari bagian lurus grafik e-log p’.
• Untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus dari
grafik laboratorium e-log p’ nilai Cc dapat dinyatakan
oleh persamaan
e e1  e2 e e
Cc    1 2
 log p ' log p2 ' log p1 '  p '
log  2 
 p1 ' 
Indeks Pemampatan Kembali/Recompression Index, Cr

• Indeks pemampatan kembali atau indeks rekompresi (Cr) adalah


kemiringan dari kurva pelepasan beban dan pembebanan kembali pada
grafik e-log p’.
• Nilai Cr ditentukan dari bagian kurva saat terjadi pelepasan beban
e e1  e2 e e
Cr    1 2
 log p' log p2 ' log p1 '  p '
log  2 
 p1 ' 
Penurunan Konsolidasi, Sc
• Persamaan penurunan konsolidasi total dengan menggunakan grafik e-log p dapat
dilakukan dengan menganggap H = Sc
• Maka secara umum persamaan penurunan konsolidasi adalah
e0  e1 e
Sc  H H
1  e0 1  e0

• Untuk lempung tertentu, penurunan konsolidasi primer total dinyatakan oleh


persamaan-persamaan berikut ini
a) Penurunan untuk lempung normally consolidated (pc’ = p0’) dengan tegangan
efektif sebesar p1’
H p'
S c  Cc log 1
1  e0 p0 '
b) Penurunan untuk lempung overconsolidated (pc’ > p0’) penurunan konsolidasi
total bergantung pada nilai p1’
1) Jika p1’ < pc’
H p'
S c  Cr log 1
1  e0 p0 '
Penurunan Konsolidasi, Sc

b) Penurunan untuk lempung overconsolidated (pc’ > p0’) penurunan konsolidasi


total bergantung pada nilai p1’
2) Jika p1’ > pc’ H pc ' H p1 '
S c  Cr log  Cc log
1  e0 p0 ' 1  e0 pc '
Contoh – 2
Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung diperlihatkan pada Gambar. Contoh
tanah lempung diambil dari kedalaman 20 m dan pada kedalaman ini tekanan
overburden efektif p0’ = 275 kN/m2, e0 = 0,91.
Tentukan:
a) Kemiringan kurva pemampatan asli di lapangan.
b) Hitung penurunan konsolidasi yang terjadi pada tanah lempung, bila akibat
beban fondasi dan tekanan overburden, tegangan yang terjadi bertambah
menjadi p0’ + p = p1’ = 800 kN/m2. Tebal lapisan lempung H = 10 m.
0,91

0,71

0,58

0,38

900 2000
Penyelesaian – 2
a) Kemiringan kurva pemampatan asli di lapangan, Cc
• Tentukan tekanan prakonsolidasi (pc’) dengan prosedur Cassagrande.
Diperoleh pc’ = 275 kN/m2
• Untuk menentukan kurva pemampatan asli di lapangan, gambarkan
garis horizontal lewat e0 = 0,91
• Titik B ditentukan dengan memperpanjang kurva pemampatan
laboratorium sampai memotong garis mendatar
Koreksi 0,42 e0 = 0,42 . 0,91 = 0,38
Schmertmann
• Hubungkan titik A dan B, maka diperoleh kurva pemampatan
asli lapangan.
Pada kurva pemampatan asli di lapangan ,
untuk p1’ = 900 kN/m2 ; e1 = 0,71
ditentukan
untuk p2’ = 2000 kN/m2 ; e2 = 0,58
e e1  e2 0,71  0,58
Cc   
 log p ' log p2 ' log p1 ' log 2000  log 900
 0,38
Penyelesaian – 2
b) Hitung penurunan konsolidasi yang terjadi pada tanah lempung, bila akibat
beban fondasi dan tekanan overburden, tegangan yang terjadi bertambah
menjadi p0’ + p = p1’ = 800 kN/m2. Tebal lapisan lempung H = 10 m.
V H e e e
   0 1
V H 1  e0 1  e0

Jika H = Sc, maka:


e
Sc  H
1 e0
dari kurva asli di lapangan, untuk p1’ = 800 kN/m2 maka e1 = 0,74

e0  e1 0,91  0,74
Sc  H 10
1  e0 1  0,91
 0,89 m
• Cara lain untuk menentukan besar penurunan konsolidasi yang terjadi
adalah dengan melihat proses konsolidasi yang terjadi
• Karena pada Grafik diketahui p0’ = 275 kN/m2 sedangkan pertambahan
tegangan yang terjadi akibat adanya tekanan overburden dan beban
pondasi (p0’ + p = p1’) = 800 kN/m2 maka proses pemampatan
dikategorikan sebagai normally consolidated p0’ < p1’.
• Penurunan untuk lempung normally consolidated

H p'
S c  Cc log 1
1  e0 p0 '

10 800
S c  0,38 log
1  0,91 275
 0,92 m
• Perbedaan nilai penurunan konsolidasi Sc, disebabkan oleh kurang
tepatnya pembacaan data pada kurva.

Anda mungkin juga menyukai