Modul-6 Kompresibilitas Tanah
Modul-6 Kompresibilitas Tanah
Kompressibilitas Tanah
• Tegangan yang muncul diakibatkan oleh konstruksi fondasi atau beban-beban
lain yang menekan lapisan tanah.
• Kompressi atau pemampatan pada tanah muncul akibat adanya:
a. Deformasi partikel tanah
b. Relokasi partikel tanah
c. Penghilangan air atau rongga udara
• Secara umum penurunan pada tanah yang diakibatkan oleh beban, dapat
dibagi ke dalam tiga kategori :
1. Immediate Settlement, umumnya diakibatkan oleh adanya deformasi
elastik pada tanah kering atau tanah basah dan jenuh tanpa adanya
perubahan moisture content.
2. Primary Consolidation Settlement, biasanya terjadi karena adanya
perubahan volume pada tanah kohesif jenuh yang diakibatkan oleh adanya
penghilangan air yang mengisi rongga.
3. Secondary Consolidation Settlement, yang biasanya teramati pada tanah
kohesif jenuh dan merupakan hasil dari deformasi plastik pada struktur
tanah. Seperti yang terjadi pada Primary Consolidation Settlement namun
dengan tegangan efektif yang konstan.
Kompressibilitas Tanah
Konsep Dasar Konsolidasi
• Pada saat lapisan tanah jenuh di berikan tegangan yang bertambah, maka
mendadak tekanan air pori dalam tanah pun akan ikut bertambah.
• Pada tanah berpasir yang sangat permeable (berpori), pengaliran yang terjadi
karena peningkatan tekanan air pori berlangsung cepat.
• Pengaliran air pori dibarengi dengan penyusutan volume pada massa tanah,
menghasilkan adanya settlement.
• Karena adanya pengaliran cepat pada air pori yang terjadi pada tanah
berpasir, maka Immediate Settlement dan Konsolidasi berlangsung secara
bersama.
• Ketika lapisan tanah lempung jenuh diberikan peningkatan tegangan, penurunan
elastik berlangsung cepat.
• Karena koefisien permeabilitas lempung secara signifikan lebih kecil daripada
pasir, kelebihan tekanan air pori yang diakibatkan oleh peningkatan beban,
secara bertahap menghilang setelah jangka waktu yang lama.
• Oleh karena itu, perubahan volume yang terjadi (konsolidasi) dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama setelah Immediate
Settlement.
• Penurunan (settlement) yang terjadi karena adanya konsolidasi pada
tanah lempung, dapat terjadi lebih lama dari pada waktu immediate
settlementnya.
Konsep Dasar Konsolidasi
Konsolidasi :
Proses berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat adanya pembebanan, dimana prosesnya
dipengaruhi oleh proses terperasnya air pori keluar dari rongga tanah.
pc '
OCR
p0 '
• Tanah normally consolidated karena po’ = pc’ mempunyai nilai OCR =1, dan
tanah overconsolidated jika mempunyai OCR > 1.
Uji Konsolidasi
Uji Konsolidasi satu dimensi biasanya dilakukan di laboratorium dengan alat
konsolidometer.
• Setelah dibuat grafik deformasi terhadap waktu, yang diakibatkan oleh berbagai
macam pembebanan yang didapatkan dilaboratorium, maka perlu dilakukan
pengamatan mengenai perubahan dari void rasio terhadap tekanan pada sampel.
Void rasio - Tekanan
• Untuk tiap penambahan beban selama pengujian, tegangan yang terjadi
adalah berupa tegangan efektif, karena pembebanan berlangsung hingga
kelebihan tekanan air pori nol atau konsolidasi ditunggu hingga selesai.
• Bila berat spesifik tanah (Gs), dimensi awal dan penurunan pada tiap
pembebanan dicatat, maka nilai angka pori e dapat diperoleh.
• Selanjutnya, hubungan tegangan efektif (p) dan angka pori (e)
digambarkan dalam grafik semi logaritmis, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Hitung tinggi tanah padat/solid dari sampel, Hs :
Hv H Hs Vv H v A H v
e0
H = Tinggi awal sampel Vs H s A H s
1, 0.826
0.80
2, 0.774
Void rasio, e
0.75
0.70 4, 0.696
0.65
8, 0.612
0.60
0.55
0.4 4
Tekanan, p (ton/ft2)
Void rasio awal, e0
• Pada konsolidasi satu dimensi, perubahan tinggi (H) per satuan dari tinggi awal
(H) , adalah sama dengan perubahan volume (V) per satuan volume awal (V)
H V
H V
• Bila volume padat Vs = 1 dan angka pori awal adalah e0
H e
H 1 e0
• Volume padat besarnya tetap, sedangkan angka pori berkurang karena adanya e
Indeks Pemampatan/Compression Index, Cc
• Indeks pemampatan atau indeks kompresi Cc, adalah
kemiringan dari bagian lurus grafik e-log p’.
• Untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus dari
grafik laboratorium e-log p’ nilai Cc dapat dinyatakan
oleh persamaan
e e1 e2 e e
Cc 1 2
log p ' log p2 ' log p1 ' p '
log 2
p1 '
Indeks Pemampatan Kembali/Recompression Index, Cr
0,71
0,58
0,38
900 2000
Penyelesaian – 2
a) Kemiringan kurva pemampatan asli di lapangan, Cc
• Tentukan tekanan prakonsolidasi (pc’) dengan prosedur Cassagrande.
Diperoleh pc’ = 275 kN/m2
• Untuk menentukan kurva pemampatan asli di lapangan, gambarkan
garis horizontal lewat e0 = 0,91
• Titik B ditentukan dengan memperpanjang kurva pemampatan
laboratorium sampai memotong garis mendatar
Koreksi 0,42 e0 = 0,42 . 0,91 = 0,38
Schmertmann
• Hubungkan titik A dan B, maka diperoleh kurva pemampatan
asli lapangan.
Pada kurva pemampatan asli di lapangan ,
untuk p1’ = 900 kN/m2 ; e1 = 0,71
ditentukan
untuk p2’ = 2000 kN/m2 ; e2 = 0,58
e e1 e2 0,71 0,58
Cc
log p ' log p2 ' log p1 ' log 2000 log 900
0,38
Penyelesaian – 2
b) Hitung penurunan konsolidasi yang terjadi pada tanah lempung, bila akibat
beban fondasi dan tekanan overburden, tegangan yang terjadi bertambah
menjadi p0’ + p = p1’ = 800 kN/m2. Tebal lapisan lempung H = 10 m.
V H e e e
0 1
V H 1 e0 1 e0
e0 e1 0,91 0,74
Sc H 10
1 e0 1 0,91
0,89 m
• Cara lain untuk menentukan besar penurunan konsolidasi yang terjadi
adalah dengan melihat proses konsolidasi yang terjadi
• Karena pada Grafik diketahui p0’ = 275 kN/m2 sedangkan pertambahan
tegangan yang terjadi akibat adanya tekanan overburden dan beban
pondasi (p0’ + p = p1’) = 800 kN/m2 maka proses pemampatan
dikategorikan sebagai normally consolidated p0’ < p1’.
• Penurunan untuk lempung normally consolidated
H p'
S c Cc log 1
1 e0 p0 '
10 800
S c 0,38 log
1 0,91 275
0,92 m
• Perbedaan nilai penurunan konsolidasi Sc, disebabkan oleh kurang
tepatnya pembacaan data pada kurva.