Abstrak
Penggunaan radar navigasi di KRI, khusus nya di Satuan Kapal Patroli Koarmatim sangat
vital sebagai alat indera jarak jauh dalam bernavigasi. Penggunaannya mutlak harus ada pada saat
KRI melaksanakan operasi, sehingga kondisi kesiapan radar navigasi akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan tugas operasi yang diemban oleh Unsur-Unsur tersebut. Diperlukan manajemen
pemeliharaan yang baik dan terencana untuk memperbaiki atau meniadakan kerusakan agar
kinerja sistem tidak menurun.
Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA) digunakan sebagai sebuah metodologi
untuk mengidentifikasi dan menganalisis semua mode kegagalan potensial dari berbagai bagian
sistem, efek kegagalan tersebut terhadap sistem, bagaimana menghindari kegagalan dan atau
mengurangi dampak dari kegagalan pada sistem. Pada tulisan ini diusulkan model FMECA dalam
menentukan komponen kritis Radar Navigasi JRC JMA 5310. Berdasarkan model FMECA tersebut
didapat Risk Priority Number (RPN) yang dijadikan nilai acuan dalam penentuan komponen kritis.
Nilai RPN setiap komponen yang didapat dianalisa dengan Risk Matrix, dari 27 (dua puluh tujuh)
komponen yang telah diidentifikasi, didapat 7 (tujuh) komponen yang dianggap kritis, yaitu
Modulator, Power Supply Scanner, Dioda Limiter, Magnetron, Receiver, Motor, Circulator.
Komponen Modulator memiliki nilai RPN tertinggi dengan nilai 24180 dan komponen Plotter Control
Circuit memiliki nilai RPN terendah dengan nilai 3289.
Penentuan interval waktu penggantian komponen kritis yang telah didapat menggunakan
pendekatan Reliability dan Cost Benefit Ratio (CBR). Didapatkan hasil bahwa komponen Dioda
Limiter memiliki waktu penggantian tercepat, yaitu 152 hari. Sedangkan komponen dengan waktu
penggantian terlama, yaitu 458 hari adalah komponen Motor dan Circulator. Di dapat pula nilai CBR
untuk semua komponen kritis kurang dari 1 (CBR <1) menunjukkan biaya penggantian yang
direkomendasikan sudah efisien. Komponen Dioda Limiter memiliki nilai CBR paling efisien, yaitu
0,57572. Dari analisa sensitivitas diperoleh variabel Reliability R(t) sangat berpengaruh terhadap
perubahan penentuan interval waktu penggantian komponen kritis, dimana didalamnya terdapat
parameter β (slope), parameter Ƴ (location), dan parameter Ƞ (scale). Parameter β lebih
berpengaruh terhadap perubahan nilai Reliability R(t).
Kata kunci: FMECA, Risk Priority Number (RPN), Reliability, Interval Waktu Pengantian, CBR.
III-4
1
t
Dimana :
(1)
MRL (t )
R (t )
MTTF R (t ) dt t = waktu
0 λ = Rasio kegagalan konstan (constan failure
rate)
dimana :
= parameter bentuk, Fungsi keandalannya adalah :
Ƞ = parameter skala, Ƞ
= parameter lokasi, waktu kerusakan
pertama kali R (t ) 1 F (t ) e t (7)
Fungsi keandalan distribusi Weibull dapat
dinyatakan dengan : Laju kerusakan (failure rate) :
f (T )
1 t
(t ) (8)
t
R (t )
f (t ) e (2)
1 (9)
Fungsi keandalan distribusi weibull dapat
MTTF R (t ) dt
0
dinyatakan dengan
t
2.3.3 Distribusi Normal
R (t ) e (3) Menurut Jardine (1973), distribusi
normal (Gaussian) berguna untuk
Laju kerusakan dapat dinyatakan dengan : menggambarkan pengaruh pertambahan
waktu ketika dapat menspesifikasikan waktu
1 antar kerusakan berhubungan dengan
t (4)
(t ) ketidakpastian, distribusi normal mempunyai
rumusan sebagai berikut :
F (t ) 1 e t (6)
III-5
3. Metode Penelitian Tabel 3.1 Severity of Consequences
3.1 Model FMECA dalam Penentuan Severity of Consequences
Komponen Kritis
Kategori Definisi
Langkah-langkah Model Failure Mode
Effects and Criticality Analysis (FMECA) Menyebabkan sistem
Catastrophic (I)
shutdown
dijabarkan sesuai dengan diagram alir
Sistem tidak dapat
penelitian sebagai berikut: Critical (II) berfungsi sesuai yang
a. Mengidentifikasikan sistem Radar JRC ditentukan
JMA 5310, yang meliputi identifikasi Sistem mengalami
fungsi internal dan interface, kinerja yang Marginal (III)
penurunan fungsi kinerja
diharapkan dalam berbagai tingkatan Sistem dapat berfungsi
Negligible (IV)
kompleksitas, pembatasan sistem dan dengan resiko kecil
definisi kegagalan.
b. Mengidentifikasi mode kerusakan
Tabel 3.2 Severity of Frequency
potensial, seluruh failure mode potensial
dari item dan interface di identifikasi dan Severity of Frequency
dampaknya terhadap fungsi langsung, Definisi
item dan sistem harus didefinisikan Frekuensi
secara jelas. Kejadian Kualitatif Kuantitatif
c. Menentukan severity rating (S) dari
1 x 10 jam
-3
failure mode, mengacu kepada seberapa Frequent Sering Terjadi
serius dampak atau efek dari failure Probable Sangat Mungkin 1 x 10 jam
-4
mode.
1 x 10 jam
-5
d. Menentukan occurance rating (O) dari Occasional
Umum Terjadi
frekuensi terjadinya failure mode dan
1 x 10 jam
-6
analisis kekrittisan failure mode. Dengan Remote Jarang Terjadi
asumsi bahwa komponen sistem Tidak Mungkin Terjadi < 1 x 10 jam
-7
cenderung akan mengalami kegagalan Improbable
dalam berbagai cara, informasi ini
digunakan untuk menggambarkan aspek Tabel 3.3 Risk Matrix
yang paling kritis dari desain sistem.
Frekuensi Frequent Probable Occasional Remote Improbable
e. Menentukan detection rating (D) dari
design control criteria terjadinya failure Catastrophic 1 2 4 8 12
mode. (I) Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
f. Menghitung Risk Priority Number (RPN)
untuk mengidentifikasi penentuan Critical 3 5 6 10 15
komponen kritis Radar JRC JMA 5310. Dapat Dapat
RPN = Severity (S) x Occurance (O) x (II) Tinggi Tinggi Sedang
Diterima Diterima
Detection (D)
7 9 11 14 17
g. Hasil kumulatif komponen yang memiliki Marginal
nilai RPN yang tinggi dipilih sebagai Dapat Dapat Dapat
(III) Sedang Sedang
kandidat komponen kritis. Diterima Diterima Diterima
Negliglibe 13 16 18 19 20
3.2 Risk Matrix
Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
Langkah selanjutnya melaksanakan (IV)
Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima
analisa kekritisan komponen menggunakan
risk matrix sesuai kriteria yang telah
ditentukan. Hasil akhir yang diperoleh adalah
Tabel 3.4 Rating of Risk
item-item yang termasuk dalam rating of risk
“tinggi” berdasarkan risk matrix. Keseluruhan Rating Definisi
hasil analisa model FMECA dan risk matrix Tinggi (High) Memerlukan perbaikan untuk
selanjutnya akan yang disajikan dalam bentuk mengeliminasi bahaya
FMECA Worksheet. Tabel 3.1 menunjukkan Sedang (Medium) Memerlukan tinjauan ulang
kategori-kategori kerusakan berdasarkan terhadap dapat diterimanya
resiko
tingkat pengaruhnya terhadap sistem ataupun
Dapat Diterima Resiko yang dapat diterima
personil. (Accept) ditinjau sebagai rancangan
yang sudah matang
III-6
yang optimal melalui program excel. Digram
3.3 Model Penentuan Interval Waktu alir perhitungan interval waktu penggantian
Penggantian Komponen Kritis dijelaskan dalam bentuk diagram alir seperti
pada Gambar 3.1 berikut:
Berdasarkan data dari nilai keandalan
dan nilai MTBF yang diperoleh, dapat
ditentukan interval penggantian komponen
Mulai
TTF
Tentukan MTBF
Variasikan Interval
Penggantian yang diajukan
Tentukan Harga
Komponen (CK)
Tidak
Selesai
III-7
Gambar 3.1 Diagram Alir Model Penentuan Interval Waktu Penggantian Komponen Kritis
3.4 Model Cost Benefit Ratio (CBR)
Penggantian Komponen
Tabel 4.1 Nilai Risk Priority Number (RPN)
Cost Benefit Ratio (CBR) lebih rendah
daripada 1 (CBR < 1) maka kegiatan tersebut No Komponen RPN Rangking
menguntungkan, dengan kata lain Benefit 1 Modulator (K1) 24180 1
harus lebih besar dari Cost, sebagai ilustrasi 2 Power Supply Scanner (K9) 23040 2
apabila penggantian dilakukan sebelum 3 Dioda Limiter (K8) 20280 3
failure, benefit yang didapat akan maksimal
4 Magnetron (K6) 16800 4
dan cost dapat ditekan tentunya akan
menguntungkan. Untuk mendapatkan biaya 5 Receiver (K2) 15950 5
penggantian dari masing-masing komponen 6 Motor (K3) 13500 6
menurut (Satria, 2012) dapat diuraikan 7 Radar Processor (K10) 11648 7
berupa persamaan sebagai berikut: 8 Circulator (K7) 11220 8
9 Rotary Joint (K4) 8602 9
10 Track Ball (K22) 7524 10
( ), ( )- [( ( )) * ( ) ( )+] 11 Power Supply CPU (K18) 7500 11
( ) ( ) 12 Transformer (K23) 7475 12
13 Monitor Fan (K20) 7452 13
Dimana : 14 Bridge Dioda (K24) 7140 14
CBR : Cost Benefit Ratio 15 Keyboard Matrix (K21) 7106 15
CK : Harga komponen 16 Condensator (K25) 6804 16
R(T) : Keandalan (reliability)
17 Radiater / Antena (K5) 6336 17
1- R(T) : Probability of failure
tBF : Waktu perbaikan sebelum komponen rusak 18 LCD Monitor (K19) 6072 18
tAF : Waktu perbaikan setelah komponen rusak 19 I/F Chassis (K16) 5750 19
CPN : Biaya pekerja saat kondisi normal/ terencana 20 Filter (K26) 5187 20
CPE : Biaya pekerja saat kondisi emergency 21 Terminal Board (K12) 4840 21
CBD : Biaya saat terjadi breakdown 22 NSK Circuit (K13) 4620 22
23 ARPA (K11) 4488 23
24 I/O Circuit (K15) 4095 24
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data 25 AIS Interface (K17) 3822 25
4.1 Perhitungan Data Hasil Kuesioner 26 UPS (K27) 3640 26
FMECA 27 Plotter Control Circuit (K14) 3289 27
Untuk memperoleh data kuesioner,
penulis membuat suatu konsep pilihan yang 4.2 Penentuan Komponen Kritis
tidak terlepas dari terminologi FMECA, yang Data hasil analisa severity of
berisi tentang identifikasi resiko mode consequency dan severity of frequency tiap-
kerusakan komponen dan identifikasi kriteria tiap komponen diatas selanjutnya diolah
penilaian resiko mode kerusakan komponen. kedalam risk matrix untuk mengklasifikasikan
Yang menjadi expert dalam kuesioner ini rating of risk komponen sesuai kriteria yang
adalah Kepala Bengkel Elektronika ditentukan seperti pada Tabel 3.3 dengan
Fasharkan Lantamal V, Kasihar Sewaco kombinasi antara tingkat konsekuensi
Satrolarmatim, Kepala Departemen kerusakan dan potensi tingkat frekuensi
Elektronika KRI Sura-802 dan Direktur Teknik kejadian. Sehingga komponen yang termasuk
PT Jala Purangga Sena. dalam severity of consequency “catastrophic”
Selanjutnya dari data hasil kuesioner ataupun “critical” belum tentu termasuk dalam
diperoleh rating severity, occurance, dan klasifikasi komponen kritis yang dimaksud.
detection dari masing-masing komponen Begitu pula komponen dengan frekuensi
yang dihimpun dari para expert. Dari nilai kerusakan yang sangat tinggi (probable)
nilai severity, occurance, dan detection dapat belum dapat dipastikan termasuk dalam
dihitung nilai RPN komponen. Nilai RPN yang kategori komponen kritis. Komponen kritis
didapat dari seluruh komponen selanjutnya yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
diurutkan dari nilai yang terbesar hingga komponen dengan kategori rating of risk
terkecil, sebagai ranking/prioritas tingkat “tinggi” berdasarkan hasil analisa risk matrix
kekritisan komponen. Rekapitulasi dan dalam metode FMECA. Hal ini dikarenakan
ranking hasil perhitungan nilai RPN komponen dengan tingkat resiko tinggi
ditampilkan dalam Tabel 4.1. tersebut tersebut memiliki rata-rata tingkat
frekuensi kejadian dan tingkat keparahan
III-8
dampak kerusakan yang lebih tinggi jika 5.2 Analisa Nilai Keandalan Sebelum
dibandingkan komponen lainnya yang dilakukan Interval Penggantian
termasuk dalam kategori rating of risk Sebelum dilakukannya perhitungan
“sedang” dan “dapat diterima”. Berikut adalah interval waktu penggantian komponen agar
hasil analisa risk matrix tiap-tiap komponen nilai keandalannya sesuai dengan yang
disajikan dalam Tabel 4.2 di bawah ini. diinginkan, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan nilai keandalan sebelum
Tabel 4.2 Rating of Risk Komponen
penggantian.
No Komponen Rating of Risk
Tabel 5.1 Nilai Keandalan Komponen
1 Modulator (K1) Tinggi Sebelum Penggantian
2 Power Supply Scanner (K9) Tinggi MTBF
No Komponen Reliability
3 Dioda Limiter (K8) Tinggi (Hari)
4 Magnetron (K6) Tinggi 1 Modulator 274 0,537901
5 Receiver (K2) Tinggi 2 Power Supply Scanner 273 0,551594
6 Motor (K3) Tinggi 3 Dioda Limiter 162 0,486821
7 Radar Processor (K10) Sedang 4 Magnetron 177 0,482604
8 Circulator (K7) Tinggi 5 Receiver 166 0,499164
9 Rotary Joint (K4) Dapat Diterima 6 Motor 464 0,442824
10 Track Ball (K22) Dapat Diterima 7 Circulator 463 0,433815
11 Power Supply CPU (K18) Dapat Diterima Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan
12 Transformer (K23) Dapat Diterima pada tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa
13 Monitor Fan (K20) Dapat Diterima komponen power supply scanner mempunyai
14 Bridge Dioda (K24) Dapat Diterima nilai keandalan yang paling tinggi yaitu :
15 Keyboard Matrix (K21) Dapat Diterima 0,551594, akan tetapi masih belum
16 Condensator (K25) Dapat Diterima memenuhi target yaitu diatas 0,95 sesuai
17 Radiater / Antena (K5) Dapat Diterima dengan ketentuan minimal dari bagian
instrumentasi. Sedangkan komponen yang
18 LCD Monitor (K19) Dapat Diterima
paling rendah nilai keandalannya adalah
19 I/F Chassis (K16) Dapat Diterima
komponen circulator yaitu 0,433815.
20 Filter (K26) Dapat Diterima Berdasarkan data nilai keandalan komponen
21 Terminal Board (K12) Dapat Diterima diatas, diperlukan penentuan interval waktu
22 NSK Circuit (K13) Dapat Diterima yang tepat agar nilai kendalan dari komponen
23 ARPA (K11) Dapat Diterima tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan
24 I/O Circuit (K15) Dapat Diterima yang diinginkan.
25 AIS Interface (K17) Dapat Diterima
26 UPS (K27) Dapat Diterima 5.2 Analisa Nilai Keandalan Setelah
27 Plotter Control Circuit (K14) Dapat Diterima dilakukan Interval Penggantian
Setelah dilakukan perhitungan
Berdasarkan rating of risk,dari 27 penentuan interval waktu penggantian
komponen yang dianalisa didapat komponen diperoleh nilai keandalan yang baru.
kritis yang memiliki resiko dan RPN yang Perhitungan ini dengan memasukkan variasi
tinggi di tunjukkan pada Tabel 4.3 sebagai interval waktu penggantian dan dihitung
berikut: dengan menggunakan tabel parameter hasil
distribusi yang sesuai (weibull 3). Batas
Tabel 4.3 Komponen Kritis minimum keandalan yang disyaratkan untuk
Risk suatu komponen dioperasikan yaitu 0,95.
No Komponen Kategori RPN
Matrix
Tabel 5.2 berikut adalah tabel hasil
1 Modulator Critical Probable Tinggi 24180
perhitungan penentuan interval waktu
2 P.S Scanner Catastrophic Probable Tinggi 23040
3 Dioda Limiter Critical Probable Tinggi 20280 penggantian komponen kritis.
4 Magnetron Critical Probable Tinggi 16800
5 Receiver Catastrophic Occasional Tinggi 15950 Tabel 5.2 Nilai Keandalan Komponen
6 Motor Catastrophic Occasional Tinggi 13500 Setelah Penggantian
7 Circulator Critical Probable Tinggi 11220 Interval Waktu
MTBF
No Komponen Penggantian Reliability
(Hari)
(Hari)
1 Modulator 274 234 0,953037
5. Analisa Hasil dan Pembahasan
2 Power Supply Scanner 273 232 0,951484
3 Dioda Limiter 162 152 0,958165
III-9
4 Magnetron 177 157 0,957328 Reliability R(t) merupakan variabel yang
5 Receiver 166 157 0,952719 langsung dapat mempengaruhi penentuan
6 Motor 464 458 0,980802 interval waktu penggantian komponen kritis,
7 Circulator 463 458 0,970894 dimana didalamnya terdapat variabel interval
Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan waktu penggantian (tp), parameter β (slope),
pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa parameter Ƴ (location), parameter Ƞ (scale).
semua komponen tingkat keandalannya Sedangkan untuk variabel harga komponen,
sudah memenuhi target yaitu diatas 0,95 biaya perbaikan dan waktu perbaikan
sesuai dengan ketentuan minimal dari bagian merupakan variabel baku (standar) yang
instrument, komponen dioda limiter memiliki cenderung nilainya relatif konstan (tetap)
waktu penggantian tercepat, yaitu 152 hari, sehingga variabel tersebut tidak signifikan
sedangkan komponen dengan waktu berpengaruh terhadap perubahan model
penggantian terlama, yaitu 458 hari adalah yang digunakan.
komponen motor dan circulator.
III-10
lebih signifikan dibandingkan R(t) 2 dan R(t) power supply scanner 232 hari,
3, hal ini menandakan bahwa parameter β magnetron dan receiver 157 hari.
lebih berpengaruh terhadap perubahan nilai 3. Berdasarkan analisa dapat diketahui
Reliability R(t). bahwa biaya penggantian komponen
sudah disimpulkan efisien, dimana nilai
Cost Benefit Ratio (CBR) sudah kurang
dari 1 (CBR < 1)., hal tersebut terlihat
dari nilai CBR setiap komponen kritis,
yaitu modulator 0,86481, power supply
scanner 0,84991, dioda limiter 0,57572,
magnetron 0,78276, receiver 0,88729,
motor 0,84735, dan circulator 0,65848.
III-12