Anda di halaman 1dari 13

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

IPA

PROGRAM STUDI PGMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, pengampu mata kuliah Konsep
Dasar IPA telah berhasil menyusun buku petunjuk praktikum Konsep Dasar IPA.
Buku petunjuk ini berisi tentang tema-tema praktikum yang akan dilaksanakan
oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar semester II.
Adapun tujuan dari buku petunjuk praktikum ini adalah membantu mahasiswa
dalam kerja praktik dalam penerapan konsep IPA. Isi dari buku petunjuk
praktikum meliputi: (1) tata tertib praktikum; (2) kegiatan praktikum; dan (3)
format laporan.
Harapan terakhir dari pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPA semoga
buku petunjuk praktikum ini mudah dipahami mahasiswa dan membantu
mahasiswa selama kegiatan praktikum Konsep Dasar IPA.
TATA TERTIB PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA
PROGRAM STUDI PGMI

1. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, tidak dibenarkan meggunakan


kaos krah/ kaos oblong, sandal, dan topi.
2. Praktikan tidak dibenarkan makan, minum, atau merokok dalam ruang
praktikum.
3. Praktikan harus melakukan pengecekan kelengkapan alat-alat yang akan
dipergunakan, apabila ternyata kurang lengkap dimohon melapor untuk
ditindak lanjuti.
4. Praktikan dilarang menggunakan alat-alat praktikum di luar kepentingan
praktikum (misal untuk main-main).
5. Praktikan tidak menghubungkan alat-alat listrik ke sumber listrik sebelum
diizinkan oleh pembimbing.
6. Praktikan harus menata kembali alat-alat praktikum yang telah selesai
digunakan dalam keadaan bersih dan utuh (tidak rusak).
7. Praktikan menata kembali tempat duduk dan meja yang digunakan, sebelum
meninggalkan ruangan.
8. Praktikan yang merusakkan alat harus melapor kepada petugas dan harus
memperbaiki/ mengganti alat tersebut.
9. Praktikan harus mengumpulkan laporan praktikum secara lengkap.
10. Praktikan yang melanggar tata tertib praktikum akan dilakukan tindakan
berupa teguran, tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
11. Mengumpulkan seluruh laporan praktikum dalam bentuk soft file di dalam
CD dan diserahkan ke dosen pembimbing.
12. Hal-hal yang belum tertulis, akan diatur kemudian.
LAPORAN PRAKTIKUM
A. Halaman Sampul
LAPORAN PRAKTIKUM
KONSEP DASAR IPA

LOGO

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS

B. Sistematika Laporan
1. Judul: berupa acara praktikum
2. Tujuan Praktikum
3. Kajian Pustaka
4. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
b. Alat dan Bahan
c. Prosedur
5. Hasil dan Pembahasan
6. Kesimpulan dan Saran
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran-lampiran (Foto dan Link Vidio Youtube)

C. Pengaturan Bahasa dan Halaman


1. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Kertas berukuran A4, menghadap vertikal.
3. Apabila memerlukan Tabel atau Gambar diberi keterangan.
4. Margin kiri dan bawah 3 cm; sedangkan kanan dan atas 2 cm.
5. Huruf dan Ukurannya: Ditulis dengan huruf jenis Times New Roman atau
Arial, dengan ukuran font 12pt. Perkecualian pemilihan jenis huruf yang
lain diberikan bagi penulisan isi tabel, gambar, dan persamaan.
6. Jarak antar baris kalimat (spasi): 1,5 spasi.
KEGIATAN 1
MEMBUAT ELEMEN LISTRIK SEDERHANA
“BATERAI BUAH/LISTRIK TENAGA BUAH”

A. Tujuan
Menjelaskan susunan dan cara kerja elemen listrik primer

B. Pengantar
Sebuah lampu akan menyala apabila dihubungkan dengan baterai dan
dirangkai dalam rangkaian tertutup. Baterai berfungsi sebagai sumber
tegangan, yang dapat menghasilkan arus listrik jika disusun membentuk
rangkaian tertutup. Jeruk nipis yang dipasangi dua lempeng logam yang
berbeda (tembaga dan seng) dapat berfungsi sebagai sumber tegangan. Ujung-
ujung lempeng tersebut mempunyai fungsi yang sama dengan kutub-kutub
pada baterai. Jika dipasang pada rangkaian tertutup, maka terjadi aliran arus
yang menyebabkan lampu LED menyala.

C. Alat dan Bahan


1. Lanpu LED
2. Jeruk nipis 3 buah (Min. 3 Buah Media)
3. Lempeng tembaga tipis
4. Lempeng seng tipis
5. Kabel serabut kecil
6. Gunting seng

D. Prosedur
1. Guntinglah lepengan seng dan lempengan tembaga tipis dengan ukuran
kira-kira 2 cm x 0,5 cm, masing-masing sebanyak 3 buah (disesuaikan
dengan jumlah buah jeruk).
2. Tusukkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada masing-masing buah
jeruk nipis secara berhadapan.

Lempeng tembaga Lempeng seng

Buah jeruk

3. Rangkailah secara seri ketiga jeruk nipis yang sudah ditusuk seng dan
tembaga, kemudian hubungkan dengan sebuah lampu LED yang telah
dibuang lapisan isolatornya sehingga membentuk rangkaian tertutup.
Buah jeruk
LED

Buah jeruk

Buah jeruk

E. Tabel Pengamatan
Nama Buah Jumlah Kuat Nyala Lampu
Jeruk Nipis
Tomat
Pisang
Belimbing
...

F. Diskusi
1. Apa yang terjadi pada lampu LED setelah rangkaian jeruk dihubungkan?
Jelaskan!
2. Apa fungsi jeruk pada percobaan ini?
3. Apakah perubahan yang terjadi pada lampu LED jika jumlah jeruk dalam
rangkaian ditambah atau dikurangi? Lakukan percobaan!
4. Cobalah melakukan percobaan dengan menggunakan buah yang lain!
Laporkan hasil percobaanmu!
5. Jika dua logam yang ditusukkan ke buah sama jenisnya, dapatkah lampu
LED menyala?
6. Sumber listrik apa saja yang mempunyai prinsip kerja seperti ini?
KEGIATAN 2
PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI PANAS
“ALAT PEMOTONG GABUS”

A. Tujuan
Menunjukkan perubahan energi listrik menjadi energi panas

B. Pengantar
Energi adalah kekal, artinya jumlah tetap tetapi dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Energi kimia dari baterai dapat diubah menjadi
energi listrik kemudian menjadi energi panas. Energi panas pada nikelin inilah
yang dimanfaatkan untuk memotong steroform. Nikelin tepat digunakan
sebagai pemanas karena suhu lebur sangat tinggi. Prinsip ini dapat digunakan
dalam solder listrik, setrika, dan sebagainya.

Jangan menyentuh kawat nikelin saat alat ini digunakan karena sangat panas!!!

C. Alat dan Bahan


1. Kawat nikelin (panjang kira-kira 50 cm; diameter 0,15)
2. Bambu atau batang kayu
3. Baterai 4 buah
4. Kabel
5. Steroform
6. Selotip

D. Prosedur
1. Pasang kawat nikelin pada batang kayu yang dilengkungkan seperti busur.
2. Susunlah 4 buah baterai secara seri dan gulunglah dengan karton,
kemudian rekat dengan selotip.
3. Hubungkan kedua ujung kawat nikelin dengan 2 kabel.
4. Sambungkan kedua ujung kabel pada baterai, gunakan selotip untuk
merekatkannya.
5. Cobalah memotong steroform atau bahan lain dengan menggunakan alat
ini.

E. Diskusi
1. Perubahan energi apa yang terjadi pada alat ini?
2. Energi apa yang dipakai untuk memotong steroform?
3. Alat apa sajakah yang prinsip kerjanya sama dengan alat ini?
KEGIATAN 3
PENGARUH KALOR PADA MATERI

A. Tujuan
Mengobservasi beberapa pengaruh kalor pada berbagai zat (materi)

B. Pengantar
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran
kalor dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur
lebih rendah, hingga tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan
panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu: konduksi, konveksi dan
radiasi.

C. Alat dan Bahan


1. Pemanas spirtus/bunsen
2. Tabung erlenmeyer
3. Tabung reaksi
4. Batang logam
5. Plastisin
6. Balon
7. Pewarna makanan
8. Air

D. Prosedur
Bagian A
1. Memasang balon pada mulut tabung erlenmeyer.
2. Mengamati keadaan balon.
3. Memanaskan tabung erlenmeyer dengan pemanas spiritus.
4. Mengamati keadaan balon sesudah beberapa saat dipanaskan.
5. Mematikan pemanas spiritus setelah ada perubahan pada keadaan balon.
6. Mengamati lagi keadaan balon.
7. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

Bagian B
1. Memasang batang logam pada penjepit (statip).
2. Memeasang bola-bola plastisin pada ujung-ujung batag logam.
3. Memanaskan ujung-ujung logam yang tidak terpasang bola plastisin
dengan pemanas spiritus.
4. Setelah beberapa saat, mengamati apa yang akan terjadi pada bola
plastisin.
5. Menuliskan hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Bagian C
1. Mengisi tabung erlenmeyer dengan air 2/3 bagian.
2. Memanaskan tabung erlenmeyer pada pemanas spiritus.
3. Setelah beberapa saat (air mulai memanas, tetapi belum mendidih),
tambahkan dengan pewarna makanan.
4. Mengamati bagaimana jalannya pewarna makanan pada tabung erlenmeyer
tersebut.
5. Menggambarkan hasil pengamatan dan mendiskripsikan proses apa yang
terjadi.

Bagian D
1. Mengisi tabung reaksi dengan air 1/3 bagian.
2. Meletakkan kelereng pada bagian tas tabung reaksi.
3. Memanaskan tabung reaksi pada pemanas spiritus.
4. Untuk memanaskan tabung reaksi menggunakan penjepit tabung reaksi.
5. Setelah air dalam tabung reaksi mendidih, mengamati apa yang terjadi pada
kelereng.
6. Menggambarkan hasil pengamatan dan mendiskripsikannya.

E. Tabel Pengamatan

F. Diskusi
1. Mengapa keadaan balon pada perconaan Bagian A mengalami perubahan
setelah dipanaskan dan didinginkan?
2. Jelaskan perambatan kalor yang terjadi pada percobaan Bagian B!
3. Peristiwa apa saja yang mengaplikasikan konsep pada percobaan Bagian C?
4. Bagaimakah keadaan kelereng pada percobaaaan?
KEGIATAN 4
FREKUENSI GELOMBANG BUNYI
“BUNYI DALAM PIPA TERBUKA”

A. Tujuan
Menentukan pajang gelombang dan frekuensi gelombang bunyi pada pipa
terbuka

B. Pengantar
Bunyi merupakan salah satu contoh gelombang longitudinal sehingga
memiliki sifat-sifat gelombang, seperti resonansi, interferensi, difraksi, refleksi,
dan refraksi. Gelombang bunyi selalu membutuhkan medium perantara dalam
perambatannya. Ketika drum ditabuh, energi getaran dari drum mengikuti
getaran drum. Kemudian, energi ini dipindahkan sehingga terbentuklah rapatan
dan renggangan di udara. Jika gelombang ini sampai ke indera pendengaran
manusia, terdengarlah bunyi getaran drum tadi.
Gelombang bunyi yang terjadi merupakan gelombang longitudinal.
Kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini
digunakan pada alat musik yang dinamakan organa, baik organa dengan pipa
tertutup maupun pipa terbuka. Pola gelombang untuk nada dasar ditunjukkan
pada Gambar 3.7. Panjang kolom udara (pipa) sama dengan ½ (jarak antara
perut berdekatan).

Gambar: 3.7. Organa Terbuka


Persamaan frekuensi untuk pipa organa terbuka sama dengan persamaan
frekuensi untuk tali yang terikat kedua ujungnya. Oleh karena itu, persamaan
umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa harus sama dengan
persamaan umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya. Frekuensi yang
dihasilkan oleh pipa organa terbuka adalah sebagai berikut:
1
1) Nada dasar (f0): l= λ 0 atau λ 0=2 l
2
v v
Frekuensi yang dihasilkan, f 0= =
λ0 2 l
2) Nada atas pertama (f1): l= λ1 atau λ 1=l
v v
Frekuensi yang dihasilkan, f 1= =
λ1 l
3 2l
3) Nada atas kedua (f2): l= λ atau λ 2=
2 2 3
v 3v
Frekuensi yang dihasilkan, f 2= =
λ2 2 l
1 1
4) Nada atas atas ke n (fn): l=(n+1) λ = λ 0
2 n 2
v
Frekuensi yang dihasilkan, f n=( n+1 ) f 0=(n+1)
2l

C. Alat dan Bahan


1. Karet
2. Pipa paralon berbagai panjang terbuka dua ujungnya (10 cm, 30 cm, 40 cm,
dan 50 cm)

D. Prosedur
1. Mengukur panjang pipa paralon (10 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm) dan catat
dalam tabel pengamatan.
2. Merentangkan tali pengikat karet menyeberang satu ujung pipa yang
terbuka dan pegang dengan kuat.
3. Memegang pengikat karet dekat telinga dan memetiknya, kemudian
mendengarkan note ganda.
4. Mengurangi keketatan pengikat karet dengan perlahan.
5. Meneruskan mengurangi keketatan pengikat karet sampai terdengar hanya
satu note.
6. Merubah panjang pipa paralon.
7. Menilai panjang gelombang langkah 4 dapat dihitung λ=2 L, dimana L
panjang pipa paralon.
8. Menuliskan hasil pengamatan pada tabulasi tabel.
9. Menentukan nilai frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan.
10. Menyebutkan alat musik yang menerapkan sistem pipa organa terbuka.

E. Diskusi
Berikan contoh alat musik apa sajakah yang menggunakan prinsip pipa organa
terbuka?
KEGIATAN 5
ELEKTROMAGNET
“MEMBUAT MAGNET SEDERHANA”

A. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan kumparan terhadap kekuatan gaya
magnet.

B. Pengantar
Gaya tarik magnet mampu menarik benda-benda tertentu. Tapi tidak
semua benda dapat di tarik oleh magnet. Benda yang dapat di tarik oleh magnet
adalah benda yang terbuat dari bahan logam, yaitu besi, nikel, dan kobalt. Bila
suatu benda mengandung salah satu dari bahan logam tersebut maka benda
magnetis adalah benda yang dapat ditarik oleh magnet.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata diseluruh sisi atau
bagiannya. Gaya magnet terkuat berada di kedua kutubnya. Pada magnet
batang, gaya magnet terkuat berada di kedua titik tersempit, yaitu kutub-
kutubnya. Jika beberapa benda magnetis didekatkan magnet, maka benda-
benda tersebut cenderung untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut.
Perlu diketahui bahwa magnet dapat dibuat dengan cara (1) digosok
dengan magnet lain secara searah, (2) induksi magnet, (3) elektromagnet.
Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah antara lain besi dan baja. Besi lebih
mudah untuk dijadikan magnet daripada baja, akan tetapi sifat kemagnetan besi
lebih mudah hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan
untuk membuat elektromagnet.
Elektromagnet terbuat dari gulungan kawat yang bertindak sebagai
magnet ketika arus listrik melewatinya tapi berhenti menjadi magnet ketika
tidak diberi arus listrik. Seringkali, kumparan melilit bahan feromagnetik
seperti besi dan baja, yang sangat meningkatkan medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan.

C. Alat dan Bahan


1. Batu baterai 1,5 V yang masih baru 2 buah
2. Kawat tembaga kecil tanpa bungkus 150 cm
3. Sebuah paku berukuran besar 1 buah
4. Paper klip 1 wadah
5. Selotip 1 buah
6. Sarung tangan
7. Buku dan alat tulis

D. Prosedur
1. Lilitkan kawat tembaga ke paku. Butlah lilitan tersebut dengan kuat tetapi
berjauhan dan antara lilitan tidak boleh bersentuhan. Usahakanlah sisa
kawat yang tidak terlilit masih cukup panjang.
2. Hubungkan kedua ujung sisa kawat yang tidak terlilit ke kutub-kutub
baterai. Ingat gunakan sarung tangan agar tidak tersengat listrik dan
baterai.
3. Setelah rangkaian siap, dekatkan paku yang telah terlilit tersebut ke
beberapa klip kertas. Amatilah apa yang terjadi pada klip kertas.
4. Ulangilah melilitkan kawat ke paku dengan jarak lebih rapat. Tetapi ingat,
antara lilitan tidak boleh bersentuhan.
5. Dekatkan paku ke klip kertas. Amatilah yang terjadi dengan klip kertas
tersebut.
6. Lepaskan ujung kawat yang melilit kawat dari baterai. Dekatkan paku
tanpa lilitan tersebut ke klip kertas. Amati yang terjadi pada klip kertas.

E. Diskusi
1. Pada langkah kerja nomor 3, apakah yang terjadi saat kamu dekatkan paku
klip kertas?
2. Pada langkah kerja nomor 5, setelah lilitan kamu buat lebih rapat, apakah
yang terjadi saat kamu dekatkan paku ke klip kertas? Adakah perbedaan
pengaruh dengan langkah kerja nomor 3?
3. Pada langkah kerja nomor 6, setelah tanpa lilitan, apakah yang terjadi saat
kamu dekatkan paku ke klip kertas?

Anda mungkin juga menyukai