Anda di halaman 1dari 12

Inovasi “ Bumil Ceria”

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
WHO (World Health Organization) mendefinisikan bahwa kematian ibu adalah kematian
seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 24 hari setelah persalinan
dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung setelah persalinan.
Angka kematian ibu ini disebabkan oleh komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre-eklampsia/eklampsia, infeksi,
persalinan macet dan abortus yang tidak aman dan sisanya disebabkan oleh kondisi
kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan Penyebab tidak langsung
kematian ibu adalah hal-hal yang memberatkan beban ibu hamil seperti 4 Terlalu (4T)
yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak
kehamilan. Penyebab lainnya seperti hal-hal yang mempersulit proses penanganan
kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas yang dikenal dengan istilah 3 Terlambat
(3T) yaitu terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas,
sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dan neonatal, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan tempat karena kondisi geografis
dan sulitnya transportasi, terlambat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai di
rujukan.

Sehubungan dengan salah satu tujuan pembangunan Sustainable Development Goal


(SDG’s) Indonesia berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak terutama
neonatal. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan
Indikator status kesehatan masyarakat.

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
prioritas pembangunan Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024, untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI dan
AKB. Kondisi saat ini adalah AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS
2015), dan AKB sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup (SUPAS 2017).

Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB pemerintah telah membuat kebijakan agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan Kesehatan yang berkualitas, pada ibu hamil
mendapatkan pelayanan Antenatal care (ANC) yang berkualitas dan terpadu (10T) dan di
berikan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Kemenkes
RI, 2017).

Pada tahun 2017, jumlah Kelahiran Hidup (KH) sebesar 11.206 dengan kasus kematian
bayi di Kabupaten Tanggamus sebanyak 6 kasus dan kematian ibu sebanyak 8 kasus.
Pada tahun 2018 mengalami peningkatan kasus kematian bayi menjadi 9 kasus dan
kematian ibu sebanyak 12 kasus dari 11.229 jumlah Kelahiran Hidup.

Dengan adanya peningkatan kasus kematian bayi dan kematian ibu tersebut, munculah
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Kesehatan
untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil yang berkontribusi menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yang dikemas dalam sebuah
inovasi dengan nama BUMIL CERIA. Inovasi ini mengintegrasikan beberapa jenis
layanan meliputi : a) Gerakan Pemantauan Ibu Hamil Beresiko Tinggi (Gema Buresti); b)
Pengentasan Kurang Darah Anemia pada Ibu Hamil (Taskudanil); c) Penanganan
Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil (Penakugimil); d) PAHE (Paket Hemat)
Pemeriksaan Ibu Hamil, Sekali Periksa Dapat 7 Layanan Sekaligus; e) Pencegahan
Stunting dengan Makanan Tambahan Tinggi Protein (Pancing Mata Batin); f) Cegah
Bebaskan Anak dari Kerdil/Stunting (Cabe Keriting); g) Posyandu Plus dan Kelas Ibu
Hamil; h) Motor Reaksi Cepat Pelayanan Kesehatan (MRC Yankes); i) 17 Puskesmas
Rawat Inap; j) 7 Puskesmas Rawat Jalan; dan k). 297 Ambulance DeSa ASIK dan l)
Pemberian Adminduk Gratis melalui Fasilitas Kesehatan (Berita Asik).
Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 1
Inovasi “ Bumil Ceria”

b. Keterkaitan Inovasi dengan Tema RKP


Alasan mendasar perlunya dilakukan inovasi ”Bumil Ceria” yaitu untuk meningkatkan
taraf kesehatan dan mendorong kesejahteraan bagi semua masyarakat di Kabupaten
Tanggamus terutama dalam pelayanan kesehatan ibu hamil. Hal ini selaras dengan tema
RKP tahun 2022 yaitu “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”.

c. Relevansi Inovasi dengan Konsep Perencanaan Berbasis Tematik, Holistik,


Integratif dan Spasial (THIS)
Inovasi ” Bumil Ceria” ini relevan dengan konsep perencanaan Berbasis Tematik,
Holistik, Integratif dan Spasial (THIS) dengan alasan sebagai berikut :
1) Inovasi ” Bumil Ceria” sesuai dengan Tema RKP tahun 2022 (Tematik).
2) Inovasi ” Bumil Ceria” bersifat Holistik dengan menekankan pada pentingnya
kolaborasi secara menyeluruh antara inovasi yang satu dengan inovasi yang lain
untuk mencapai tujuan utama yakni meningkatkan taraf kesehatan ibu hamil
dengan cara memberikan pelayanan kesehatan secara berkualitas.
3) Inovasi ” Bumil Ceria” bersifat Integratif karena inovasi ini saling terintegrasi dan
saling melengkapi satu dengan lainnya.
4) Inovasi ” Bumil Ceria” bersifat Spasial karena inovasi ini memperhatikan kondisi
kewilayahan di Kabupaten Tanggamus, yang mana masih terdapat beberapa wilayah
yang sulit dijangkau dalam memberikan pelayanan kesehatan.

d. Ruang Lingkup Inovasi


Ruang lingkup Inovasi ”Bumil Ceria” meliputi 13 jenis layanan yang saling melengkapi
yakni :
1) Gerakan Pemantauan Ibu Hamil Beresiko Tinggi (Gema Buresti) merupakan
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dengan cara melakukan pemantauan dan
edukasi keluarga untuk mengetahui status kesehatan kehamilannya, mengetahui
faktor resiko yang ada, dan tanggap terhadap resiko yang diderita.
2) Taskudanil (Pengentasan Kurang Darah Anemia Pada Ibu Hamil) merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil dalam rangka mencegah
terjadinya anemia.
3) Penanganan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil (Penakugimil) merupakan
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dalam upaya memotivasi ibu hamil terhadap
kondisi Kurang Energi Kronik (KEK).
4) PAHE (Paket Hemat) Pemeriksaan Ibu Hamil, Sekali Periksa Dapat 7 Layanan
Sekaligus yaitu pemeriksaan Golongan Darah, Hemoglobin, Gula Darah Sewaktu,
Hepatitis, Sifilis, HIV dan Malaria.
5) Pencegahan Stunting dengan Makanan Tambahan Tinggi Protein (Pancing Mata
Batin) merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dalam upaya
menurunkan angka prevalensi stunting.
6) Cegah Bebaskan Anak dari Kerdil/Stunting (Cabe Keriting) merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting di
Kabupaten Tanggamus disamping untuk memantau bayi dan balita yang stunting
agar tidak memperparah keadaan stunting tersebut.
7) Posyandu Plus merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat dengan
mengintegrasikan kegiatan posyandu balita dan posyandu lansia dengan menambah
kegiatan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar dan rujukan.
8) Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan dan persalinan.
9) Motor Reaksi Cepat Pelayanan Kesehatan (MRC Yankes) merupakan unit reaksi
cepat sepeda motor guna meningkatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten
Tanggamus. Fungsi MRC Yankes ini untuk mempercepat respons time penanganan
kegawatdaruratan sebelum mobil ambulans sampai di lokasi serta bertugas
memberikan assessment bagi tindakan medis lanjutan.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 2


Inovasi “ Bumil Ceria”

10) Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara.
11) Puskesmas Rawat Jalan merupakan Puskesmas yang melayani pasien yang berobat
jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik
dan terapeutik.
12) Ambulance De-Sa ASIK adalah penyediaan satu mobil ambulance untuk satu
pekon/desa agar dapat membantu masyarakat dalam melakukan rujukan ke
Pelayanan Kesehatan Terdekat, medapatkan pelayanan kesehatan yang cepat, dan
membantu apabila terjadi kejadian luar biasa seperti bencana alam dan masalah
sosial lainnya.
13) Berita Asik (Pemberian Akta Kelahiran Melalui Fasilitas Kesehatan). BERITA ASIK
merupakan Pelayanan yang diberikan kepada Ibu melahirkan, dimana setelah Ibu
keluar dari Rumah Sakit/ Rumah Bersalin/ Bidan langsung bisa membawa tiga (3)
Dokumen Kependuduk sekaligus, yaitu : Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak dan
Akta Kelahiran.

e. Tujuan dan Sasaran


1) Tujuan
➢ Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
➢ Meningkatkan status kesehatan ibu hamil yang optimal.
➢ Memberikan kemudahan bagi ibu hamil dalam mengakses layanan kesehatan
secara berkualitas.
➢ Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kesehatan ibu hamil
dan bersalin.
2) Sasaran
➢ Seluruh ibu hamil yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

2. KEBARUAN (NOVELTY) DARI INOVASI YANG DIKEMBANGKAN


Kebaruan dalam Inovasi ”Bumil Ceria” adalah layanan ini mengintegrasikan beberapa bentuk
layanan menjadi satu kesatuan yang sistematis dan terpadu dengan tujuan agar penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat tercapai secara optimal.
Inovasi ini juga merupakan solusi bagi ibu hamil yang tidak mendapatkan layanan
kesehatan disebabkan berbagai kendala seperti jarak yang jauh, sulit dijangkau, sulit
transportasi ataupun dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan bagi ibu
hamil untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Dengan inovasi ini, maka kondisi ibu hamil
dapat terpantau dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sehingga ibu selamat dan
bayi sehat.

Strategi penerapan inovasi “Bumil Ceria” dilakukan dengan cara mengintegrasikan beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a. Gerakan Pemantauan Ibu Hamil Beresiko Tinggi (Gema Buresti)
Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa
kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat khusus.
Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan,
maka petugas kesehatan tidak dapat melakukan deteksi dini kelainan ataupun
komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan tersebut. Faktor resiko
maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan memberikan dampak
bagi status proses kehamilan, persalinan maupun kelangsungan hidup bagi bayi baru
lahir.
b. Taskudanil (Pengentasan Kurang Darah Anemia Pada Ibu Hamil)
Dengan inovasi ini, diharapakan semua ibu hamil dapat terpantau kesehatannya baik
dari pemantauan konsumsi tablet tambah darah, pemantauan asupan makanan
sehingga apabila ditemukan ibu hamil berisiko dapat segera tertangani dan dapat
melahirkan generasi emas.
Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 3
Inovasi “ Bumil Ceria”

c. Penanganan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil (Penakugimil)


Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Ibu hamil yang mengalami
kondisi KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kematian janin (keguguran), prematur, lahir
cacat, bayi berat lahir rendah (BBLR) bahkan kematian bayi, ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan fisik, otak dan metabolisme
yang menyebabkan penyakit menular di usia dewasa.
d. PAHE (Paket Hemat) Pemeriksaan Ibu Hamil, Sekali Periksa Dapat 7 Layanan
Sekaligus
Dengan satu kali pemeriksaan ibu hamil maka dapat diketahui kondisi ibu hamil secara
menyeluruh terhadap kondisi dasar yang harus diketahui sejak dini terhadap ibu hamil
yaitu Golongan Darah, Hemoglobin, Gula Darah Sewaktu, Hepatitis, Sifilis, HIV dan
Malaria.
e. Pencegahan Stunting dengan Makanan Tambahan Tinggi Protein (Pancing Mata
Batin)
Kejadian stunting pada anak-anak jika dibiarkan akan berdampak pada individu
maupun masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik,
berkurangnya kapasitas produktif dan kesehatan serta meningkatkan resiko terjadinya
penyakit degeneratif seperti diabetes, dll. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
stunting antara lain adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya
asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein
hewan. Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik
pemberian makan yang kurang memperhatikan asupan gizi kepada anak juga menjadi
penyebab anak stunting.
f. Cegah Bebaskan Anak dari Kerdil/Stunting (Cabe Keriting)
Layanan ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah adanya bayi dan balita stunting
yang baru dan memantau bayi dan balita dalam kondisi stunting agar tidak
memperparah keadaan stunting tersebut. Kegiatan yang dilakukan diantaranya melalui
penimbangan dan pengukuran serta pengisian kartu menuju sehat (kms), pemberian
kapsul vitamin a, praktek pemberian makan bayi dan anak (pmba), pendidikan gizi ibu
balita, minum tablet tambah darah bersama untuk mengatasi anemia serta penyuluhan
pada kelas ibu hamil.
g. Posyandu Plus
Kegiatan di Posyandu Plus antara lain : Posyandu Balita, Posyandu lansia, BKB (Bina
Keluarga Balita), Penyuluhan, Pemberdayaan Keluarga. Disamping itu dilaksakana pula
kegiatan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar dan rujukan.
h. Kelas Ibu Hamil
Bertujuan mengedukasi para calon orangtua agar dapat menjalani proses kehamilan dan
persalinan yang sehat. Kegiatan Kelas ibu hamil biasanya dilakukan dalam 3 kali
pertemuan selama hamil atau sesuai dengan kesepakatan antar peserta kelas ibu hamil.
Pada setiap pertemuan, ibu hamil akan mendapatkan materi seputar kehamilan yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Di akhir pertemuan akan
dilakukan senam hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan ekstra yang dilakukan
fasilitator untuk mengajari para ibu agar dapat mempraktikkannya secara mandiri di
rumah.
i. Motor Reaksi Cepat Pelayanan Kesehatan (MRC Yankes)
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan Home Care untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan bagi lansia maupun ibu hamil serta mendekatkan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat tetap dapat memperoleh
layanan kesehatan meskipun menghadapi berbagai kendala seperti jarak yang jauh,
sulit dijangkau, sulit transportasi ataupun dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak
memungkinkan bagi ibu hamil untuk mendatangi fasilitas kesehatan.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 4


Inovasi “ Bumil Ceria”

j. Puskesmas Rawat Inap


Di Kabupaten Tanggamus sudah terdapat 17 Puskesmas Rawa Inap. Puskesmas ini
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang dapat membantu terutama proses
persalinan ibu hamil dan saat ini telah dilengkapi dengan alat USG untuk pemeriksaan
ibu hamil.
k. Puskesmas Rawat Jalan
Di Kabupaten Tanggamus juga terdapat 7 Puskesmas Rawa Jalan. Pada Puskesmas ini,
ibu hamil dapat pula melakukan pemeriksaan secara rutin seputar kehamilannya.
l. Ambulance De-Sa ASIK
Ambulance De-Sa ASIK merupakan pengadaan mobil ambulance di seluruh
Pekon/Desa yang berada pada wilayah Kabupaten Tanggamus yang berjumlah 299
Pekon sehingga dapat mengatasi permasalahan masyarakat untuk dapat
menjangkau Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai sarana transportasi untuk
pengobatan dan pemeriksaan kesehatan yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh
seluruh masyarakat termasuk ibu hamil ketika akan berangkat atau pulang dari
lokasi persalinan.
m. Berita Asik (Pemberian Akta Kelahiran dan Kartu Identitas Anak Gratis Melalui
Fasilitas Kesehatan)
Berita Asik adalah salah satu bentuk layanan yang diberikan kepada ibu melahirkan
yakni dengan memberikan Akta Kelahiran dan Kartu Identitas Anak secara gratis bagi
ibu yang melahirkan pada fasilitas kesehatan.

3. KERANGKA INOVASI
a. Ringkasan Kerangka Kerja Logis Bumil Ceria

No URAIAN KRITERIA KEBERHASILAN INDIKATOR KINERJA


1. Dampak Peningkatan Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup
Penurunan AKI dan AKB AKI dan AKB

2. Outcome Antara Peningkatan Layanan kesehatan Cakupan Layanan


Masyarakat kesehatan Masyarakat

3. Outcome Langsung Menurunnya kasus kematian ibu dan Persentase penurunan


bayi kasus kematian ibu
dan bayi

4. Output - Peningkatan layanan Antenatal - Kartu Kontrol


ibu hamil Pemeriksaan
Kehamilan
- Deteksi dini kasus resiko ibu - Jumlah kunjungan
hamil lebih cepat ibu hamil

5. Kegiatan/Proses
1. SOP, alur dan tahapan (terlampir) 1. Dokumen SOP
2. Progres pelaksanaan inovasi. 2. Persentase
Puskesmas yang
mengimplementasi
kan Inovasi Bumil
Ceria.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 5


Inovasi “ Bumil Ceria”

No URAIAN KRITERIA KEBERHASILAN INDIKATOR KINERJA

3. Masalah yang dihadapi dalam


pelaksanaan inovasi :
- Sebagian Wilayah Kabupaten
Tanggamus memiliki kondisi
Geografis yang cukup
ekstrem sehingga sulit
dijangkau.
- Keterbatasan SDM Kesehatan
- Rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya kesehatan ibu
hamil dan bersalin yaitu
pentingnya pemeriksaan
kehamilan (Ante Natal
Care/ANC) berkualitas.
4. Evaluasi Kegiatan Inovasi.
Pemantauan maupun evaluasi
terus dilakukan secara
berkesinambungan. Pimpinan
secara berkala melakukan
evaluasi terkait perbaikan
pelayanan.
6. Input 1. Regulasi :
- Surat Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas sebagai unsur lini
teknis pelaksana “Bumil
Ceria”
2. Alokasi Anggaran : APBP
Kabupaten Tanggamus
3. SDM : Seluruh Stakeholders yang
terlibat.
4. Inisiator dan penanggung jawab
pelaksana inovasi :
- Bupati Tanggamus selaku
penggagas inovasi.
- Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanggamus selaku Leading
Sektor Inovasi.
5. Institusi/stakeholders yang
terlibat :
- Pemerintah Kabupaten
Tanggamus.
- Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanggamus.
- RSUD Batin Mangunang Kota
Agung.
- Puskesmas beserta seluruh
jejaringnya.
- Pemerintah Pekon/Desa.
- Tokoh masyarakat/Agama.
- Kader Posyandu.
- PKK.
6. Pemanfaatan Teknologi : WA
Group Bidan, Kader dan Ibu
Hamil.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 6


Inovasi “ Bumil Ceria”

No URAIAN KRITERIA KEBERHASILAN INDIKATOR KINERJA

7. Sarana dan Prasarana yang


diperlukan : ruang kelas ibu
hamil, sound systems,
whiteboard, alat peraga/alat
bantu penyuluhan.
7. Permasalahan dan Permasalahan :
Penyebab 1. Resiko kematian Ibu Hamil
permasalahan disebabkan oleh berbagai faktor
yang terjadi mulai dari fase
sebelum hamil, pada saat hamil,
persalinan dan pasca persalinan,
antara lain :
- Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang Kesehatan Ibu dan Anak
- Kesadaran kesehatan masyarakat
- Deteksi dini penyakit
- Kebutuhan Gizi yang seimbang
- Akses fasilitas kesehatan

b. Tahapan Inovasi
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi resiko kematian Ibu dan Bayi
di era pandemi Covid-19 dilakukan inovasi “Bumil Ceria” dengan tahapan sebagai
berikut :
1) Persiapan
• Identifikasi permasalahan kesehatan dan pendataan ibu hamil yang ada di
Kabupaten Tanggamus.
• Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan
untuk mengadakan diskusi tentang masalah masalah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan yang aman dan selamat. Masalah-masalah tersebut
dibahas bersama untuk mencari solusi yang bisa dilakukan di wilayah
Puskesmas
• Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama ibu hamil, Sosialisi ini
sebagai upaya mendorong kepedulian masyarakat serta pemahaman tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan terpadu dan berkualitas untuk perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi menuju persalinan yang aman dan
selamat.
2) Pelaksanaan
• Penerapan Antenatal Terpadu dengan menggunakan media sederhana, yang
dikenal dengan Kartu Kontrol Pemeriksaan Kehamilan. Kartu ini memiliki dua
fungsi. Yang pertama fungsi untuk petugas kesehatan yaitu memastikan apakah
semua tahap pemeriksaan 10T telah dilakukan secara lengkap dan sebagai media
edukasi kepada ibu hamil. Fungsi yang kedua bagi ibu hamil, untuk mengetahui
jenis pemeriksaan yang telah diterima. Dengan cara ini ibu hamil memahami
pemeriksaan tersebut dilakukan dan bagaimana hasil pemeriksaan kehamilan
saat itu. Ibu hamil dapat memberikan saran, kritik dan juga apresiasi terhadap
pelayanan, yang dapat dituliskan di kolom saran pada kartu control sebelum
dimasukkan ke dalam kotak yang disediakan di Puskesmas dan jejaringnya.
• Membentuk Kelas Ibu Hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan dan persalinan. Kegiatan yang dilakukan
seperti diskusi dan konseling, senam ibu hamil, pemberian vitamin dan makanan
tambahan dan sebagainya.
• Mengintegrasikan 13 jenis layanan hasil inovasi pendukung Bumil Ceria di
seluruh Puskesmas di Kabupaten Tanggamus.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 7


Inovasi “ Bumil Ceria”

3) Hasil Inovasi
Beberapa perubahan yang berhasil dicapai dengan implementasi Bumil Ceria
adalah :
• Menurunnya kasus kematian ibu dan anak.
• Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan yang terpadu dan berkualitas.
• Hilangnya rujukan kebidanan gawat darurat menjadi rujukan terencana.

c. Penjelasan Input
1) Regulasi yang dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaan Inovasi
Dalam rangka pelaksanaan Inovasi ” Bumil Ceria”, telah diinisiasi dengan
dikelurkannya regulasi yaitu Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kedaloman
Nomor : 440/214/27/2019 tentang Inovasi Ibu Hamil Ceria Pekon Kedaloman.
Untuk selanjutnya regulasi tersebut direplikasi pada seluruh Puskesmas yang ada
di Kabupaten Tanggamus untuk mengimplementasikan inovasi “Bumil Ceria” pada
awal tahun 2020.

2) Alokasi Anggaran
Penganggaran pelaksanaan Inovasi “Bumil Ceria” berasal dari APBD Kabupaten
Tanggamus yaitu :
• Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.1.950.000.000,-
• Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp.2.100.000.000,-
• Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp.2.350.000.000,-

3) Sumber Daya Manusia


Pelaksanaan Inovasi melibatkan seluruh stakeholders seperti Kepala Dinas
Kesehatan beserta jajarannya, Kepala UPTD Puseksmas beserta seluruh jejaringnya,
Pemerintah Pekon/Desa, Tokoh Masyarakat/Agama, Kader Posyandu dan PKK.

4) Inisiator dan Penanggung Jawab Pelaksana Inovasi


Dalam pelaksanaannya, inisiator dan penanggung jawab pelaksana inovasi adalah
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus yang dilaksanakan oleh seluruh
Puskesmas di Kabupaten Tanggamus.

5) Institusi/Stakeholder Yang Terlibat


Inovasi ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan sebagai berikut :
• Pemerintah Daerah (Bupati dan unsur staf). Dalam hal ini Bupati memberikan
dukungan program kesehatan yang diluncurkan. Dengan memberikan
kesempatan kepada inovator untuk melaksanakan programnya dan mengikutkan
dalam kegiatan regional maupun nasional sehingga dapat menularkan
inovasinya.
• Dinas Kesehatan. Dukungan yang diberikan berupa dukungan program dan
kegiatan baik fisik maupun non fisik untuk perbaikan pelayanan.
• Puseksmas beserta seluruh jejaringnya. Semua karyawan puskesmas memiliki
komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan inovasi ini.
• Pemerintah Pekon/Desa. Pemerintah Pekon/Desa berperan dalam penggerakan
masyarakat dalam penerapan Bumil Ceria.
• Tokoh masyarakat/Agama.
• Kader Posyandu
• PKK

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 8


Inovasi “ Bumil Ceria”

6) Pemanfaatan Teknologi
Dalam pelaksanaan Inovasi ”Bumil Ceria”, pemanfaatan aplikasi Whatsapp (WA)
digunakan sebagai media komunikasi antara Bidan, Kader dan Ibu Hamil (WA Group).

7) Sarana dan Prasarana Yang Diperlukan


Beberapa sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan Inovasi “Bumil
Ceria” antara lain :
• Ruang kelas ibu hamil
• Peralatan Kesehatan
• Peralatan Multimedia
• Peralatan sound systems
• Whiteboard
• Alat Peraga (alat bantu penyuluhan)
• Matras, dll.

d. Penjelasan Proses
1) Standar Operasional Prosedur (SOP), Alur Dan Tahapan Pelaksanaan Inovasi

Standar Operasional Prosedur, alur dan tahapan pelaksanaan inovasi dapat dilihat
pada lampiran dokumen inovasi ini.

Gambar 1. Integrasi Rencana Aksi dalam Pelaksanaan Inovasi “Bumil Ceria”

2) Tahapan dan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Inovasi


Inovasi “Bumil Ceria” ini pertama kali diterapkan di UPTD Puskesmas Kedaloman
Kecamatan Talang Padang dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kedaloman Kecamatan Talang Padang. Tahapan pelaksanaan
inovasi dimulai dengan :
• Identifikasi permasalahan kesehatan dan pendataan ibu hamil yang ada di
Kabupaten Tanggamus.
• Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan
untuk mengadakan diskusi tentang masalah masalah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan yang aman dan selamat. Masalah-masalah tersebut
dibahas bersama untuk mencari solusi yang bisa dilakukan di wilayah
Puskesmas
Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 9
Inovasi “ Bumil Ceria”

• Membentuk Tim Pelayanan yang bertugas untuk menangani pengaduan


masyarakat serta melakukan evaluasi untuk perbaikan.
• Sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya mendorong kepedulian masyarakat
serta pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan terpadu dan
berkualitas untuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi menuju
persalinan yang aman dan selamat.
• Inovasi dilaksanakan dengan penerapan Antenatal Terpadu, kelas ibu hamil dan
mengintegrasikan 13 jenis layanan hasil inovasi pendukung Bumil Ceria di
seluruh Puskesmas di Kabupaten Tanggamus.
• Seiring perkembangan pelaksanaan inovasi Bumil Ceria, telah dilakukan
replikasi pada puskesmas-puskesmas di wilayah Kabupaten Tanggamus. Hingga
saat ini, hampir semua puskesmas di Kabupaten Tanggamus telah
mengimplementasikan inovasi Bumil Ceria di wilayah kerjanya.

3) Masalah yang dihadapi dan tindak lanjut dalam pelaksanaan.


Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi, diantaranya
adalah :
• Sebagian Wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki kondisi Geografis yang cukup
ekstrem sehingga sulit dijangkau yang memerlukan usaha ekstra untuk memperoleh
akses layanan Bumil Ceria ini di puskesmas. Cara mengatasi kendala ini, adalah
dengan memanfaatkan Ambulance DeSa Asik dan Motor Reaksi Cepat Pelayanan
Kesehatan (MRC Yankes) yang ada di masing-masing pekon/desa di wilayah kerja
Puskesmas. Sehingga pemanfaatan Ambulans dan MRC Yankes dapat optimal,
tidak hanya dimanfaatkan untuk kasus-kasus kegawatdaruratan di desa saja.
• Keterbatasan SDM Kesehatan. Masalah ini menjadi penyebab klasik kurang
maksimalnya pelaksanaan inovasi ini. Oleh karena itu diperlukan komitmen yang
tinggi dari tenaga medis di Puskesmas agar inovasi ini tetap dapat dilaksanakan
dengan baik.
• Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil dan
bersalin yaitu pentingnya pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care/ANC) berkualitas.

4) Kerangka Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Inovasi


Untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai secara teratur maka
dilakukan melalui :
• Evaluasi kartu kontrol yang telah diisi oleh ibu hamil dan pengaduan pada kotak
yang disediakan. Melalui Kartu Kontrol ini keluarga dan kader dapat memastikan
layanan yang sudah diterima dan yang belum diterima.
• Kotak pengaduan serta papan pengaduan langsung yang terdapat di semua
layanan dan masing-masing ruang layanan di puskesmas dibuka setiap dua
bulan sekali. Papan pengaduan dibaca setiap hari Jumat dan dilakukan
pembahasan oleh Tim Penanganan Pengaduan, kemudian tindak lanjut
dilakukan sesuai dengan pengaduan yang diterima.
• Rapat bulanan yang dilakukan bersama lintas sektor dilakukan untuk
mengevalusi pelaksanaan inovasi “Bumil Ceria” maupun pengaduan secara
inernal di tingkat puskesmas.

5) Pemanfaatan Teknologi dalam pelaksanaan inovasi


Dalam rangka menunjang keberhasil pelaksanaan Inovasi “Bumil Ceria”, tak luput
dari pemanfaatan teknologi informasi. Sarana teknologi yang digunakan dalam
pelaksanaan inovasi ini adalah pemanfaatan aplikasi Whatsapp (WA Group) oleh
Bidan, Kader maupun Ibu Hamil. Aplikasi ini sangat membantu terutama dalam hal
sharing informasi seputar kesehatan dan kehamilan.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 10


Inovasi “ Bumil Ceria”

e. Penjelasan Output
Keluaran konkret yang berhasil dicapai dari inisiatif ini adalah :
1) Adanya perbaikan pelayanan petugas medis dan meningkatnya kualitas layanan
antenatal care bagi semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas.
2) Jumlah kunjungan di layanan KIA mengalami peningkatan. Kunjungan tersebut
adalah kunjungan ibu hamil yang mendapatkan layanan “Bumil Ceria”
3) Deteksi dini kasus resiko ibu hamil lebih cepat ditemukan sehingga dapat dilakukan
rujukan terencana.
4) Penggunaan Kartu Kontrol sebagai sarana monitoring untuk petugas sekaligus
sebagai sarana edukasi bagi ibu hamil dan keluarga.

f. Penjelasan Outcome dan Dampak


Bukti atau data yang ditemukan selama evaluasi maupun monitoring evaluasi
pelaksanaan inovasi ini menyingkapkan data-data berikut :
Dampak terhadap kualitas layanan :
1) Statistik kesehatan menunjukkan jumlah kasus kematian bayi dan kematian ibu
semakin menurun dari tahun ke tahun. Tentunya hal ini akan berdampak pada
penurunan AKI dan AKB Kabupaten Tanggamus sebagaimana tertera pada tabel di
bawah ini :
TAHUN
NO URAIAN
2019 2020 2021

1 Jumlah Kelahiran Hidup (KH) 11.166 11.044 9.927

2 Jumlah Kematian Bayi 65 54 46

3 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 5,82 4,89 4,63

4 Jumlah Kematian Ibu 14 9 3

5 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH 125,38 81,49 30,22

2) Meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga


resiko tinggi dapat dideteksi lebih awal.
3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi maupun penyulit kehamilan dapat
dilakukan sedini mungkin. Demikian pula rujukan dapat dilakukan dengan lebih
terencana untuk menurunkan resiko atau komplikasi selama persalinan yang
membahayakan bagi ibu maupun bayi.
4) Meningkatnya kepercayaan bidan jejaring pada Puskesmas, kerjasama antara
tenaga medis semakin solid, demikian juga kerjasama lintas program.

4. POTENSI REPLIKASI DAN KEBERLANJUTAN


Inovasi “Bumil Ceria” sampai dengan saat ini masih terus digiatkan untuk pelaksanaannya.
Dan sudah dilakukan replikasi di dihampir seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten
Tanggamus. Inovasi ini memiliki potensi replikasi yang cukup baik bagi daerah lain. Karena
penerapan inovasi tidaklah sulit dan tidak memerlukan biaya yang besar.

Keberlanjutan inovasi dapat dicapai dengan strategi :


a. Penetapan regulasi terkait pelaksanaan inovasi “Bumil Ceria”
b. Adanya dukungan dan komitmen pimpinan baik melalui pendanaan dan penyediaan
sarana dan prasarana.
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan inovasi secara berkala untuk memantau
pelaksanaan inovasi.

Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 11

Anda mungkin juga menyukai