Inovasi Tanggamus Bumil Ceria 22
Inovasi Tanggamus Bumil Ceria 22
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
WHO (World Health Organization) mendefinisikan bahwa kematian ibu adalah kematian
seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 24 hari setelah persalinan
dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung setelah persalinan.
Angka kematian ibu ini disebabkan oleh komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre-eklampsia/eklampsia, infeksi,
persalinan macet dan abortus yang tidak aman dan sisanya disebabkan oleh kondisi
kronis seperti penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan Penyebab tidak langsung
kematian ibu adalah hal-hal yang memberatkan beban ibu hamil seperti 4 Terlalu (4T)
yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak
kehamilan. Penyebab lainnya seperti hal-hal yang mempersulit proses penanganan
kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas yang dikenal dengan istilah 3 Terlambat
(3T) yaitu terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas,
sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dan neonatal, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan tempat karena kondisi geografis
dan sulitnya transportasi, terlambat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai di
rujukan.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
prioritas pembangunan Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024, untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI dan
AKB. Kondisi saat ini adalah AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS
2015), dan AKB sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup (SUPAS 2017).
Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB pemerintah telah membuat kebijakan agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan Kesehatan yang berkualitas, pada ibu hamil
mendapatkan pelayanan Antenatal care (ANC) yang berkualitas dan terpadu (10T) dan di
berikan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Kemenkes
RI, 2017).
Pada tahun 2017, jumlah Kelahiran Hidup (KH) sebesar 11.206 dengan kasus kematian
bayi di Kabupaten Tanggamus sebanyak 6 kasus dan kematian ibu sebanyak 8 kasus.
Pada tahun 2018 mengalami peningkatan kasus kematian bayi menjadi 9 kasus dan
kematian ibu sebanyak 12 kasus dari 11.229 jumlah Kelahiran Hidup.
Dengan adanya peningkatan kasus kematian bayi dan kematian ibu tersebut, munculah
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Kesehatan
untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil yang berkontribusi menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yang dikemas dalam sebuah
inovasi dengan nama BUMIL CERIA. Inovasi ini mengintegrasikan beberapa jenis
layanan meliputi : a) Gerakan Pemantauan Ibu Hamil Beresiko Tinggi (Gema Buresti); b)
Pengentasan Kurang Darah Anemia pada Ibu Hamil (Taskudanil); c) Penanganan
Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil (Penakugimil); d) PAHE (Paket Hemat)
Pemeriksaan Ibu Hamil, Sekali Periksa Dapat 7 Layanan Sekaligus; e) Pencegahan
Stunting dengan Makanan Tambahan Tinggi Protein (Pancing Mata Batin); f) Cegah
Bebaskan Anak dari Kerdil/Stunting (Cabe Keriting); g) Posyandu Plus dan Kelas Ibu
Hamil; h) Motor Reaksi Cepat Pelayanan Kesehatan (MRC Yankes); i) 17 Puskesmas
Rawat Inap; j) 7 Puskesmas Rawat Jalan; dan k). 297 Ambulance DeSa ASIK dan l)
Pemberian Adminduk Gratis melalui Fasilitas Kesehatan (Berita Asik).
Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 1
Inovasi “ Bumil Ceria”
10) Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara.
11) Puskesmas Rawat Jalan merupakan Puskesmas yang melayani pasien yang berobat
jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik
dan terapeutik.
12) Ambulance De-Sa ASIK adalah penyediaan satu mobil ambulance untuk satu
pekon/desa agar dapat membantu masyarakat dalam melakukan rujukan ke
Pelayanan Kesehatan Terdekat, medapatkan pelayanan kesehatan yang cepat, dan
membantu apabila terjadi kejadian luar biasa seperti bencana alam dan masalah
sosial lainnya.
13) Berita Asik (Pemberian Akta Kelahiran Melalui Fasilitas Kesehatan). BERITA ASIK
merupakan Pelayanan yang diberikan kepada Ibu melahirkan, dimana setelah Ibu
keluar dari Rumah Sakit/ Rumah Bersalin/ Bidan langsung bisa membawa tiga (3)
Dokumen Kependuduk sekaligus, yaitu : Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak dan
Akta Kelahiran.
Strategi penerapan inovasi “Bumil Ceria” dilakukan dengan cara mengintegrasikan beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a. Gerakan Pemantauan Ibu Hamil Beresiko Tinggi (Gema Buresti)
Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa
kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat khusus.
Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan,
maka petugas kesehatan tidak dapat melakukan deteksi dini kelainan ataupun
komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan tersebut. Faktor resiko
maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan memberikan dampak
bagi status proses kehamilan, persalinan maupun kelangsungan hidup bagi bayi baru
lahir.
b. Taskudanil (Pengentasan Kurang Darah Anemia Pada Ibu Hamil)
Dengan inovasi ini, diharapakan semua ibu hamil dapat terpantau kesehatannya baik
dari pemantauan konsumsi tablet tambah darah, pemantauan asupan makanan
sehingga apabila ditemukan ibu hamil berisiko dapat segera tertangani dan dapat
melahirkan generasi emas.
Inovasi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanggamus Halaman 3
Inovasi “ Bumil Ceria”
3. KERANGKA INOVASI
a. Ringkasan Kerangka Kerja Logis Bumil Ceria
5. Kegiatan/Proses
1. SOP, alur dan tahapan (terlampir) 1. Dokumen SOP
2. Progres pelaksanaan inovasi. 2. Persentase
Puskesmas yang
mengimplementasi
kan Inovasi Bumil
Ceria.
b. Tahapan Inovasi
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi resiko kematian Ibu dan Bayi
di era pandemi Covid-19 dilakukan inovasi “Bumil Ceria” dengan tahapan sebagai
berikut :
1) Persiapan
• Identifikasi permasalahan kesehatan dan pendataan ibu hamil yang ada di
Kabupaten Tanggamus.
• Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan
untuk mengadakan diskusi tentang masalah masalah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan yang aman dan selamat. Masalah-masalah tersebut
dibahas bersama untuk mencari solusi yang bisa dilakukan di wilayah
Puskesmas
• Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama ibu hamil, Sosialisi ini
sebagai upaya mendorong kepedulian masyarakat serta pemahaman tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan terpadu dan berkualitas untuk perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi menuju persalinan yang aman dan
selamat.
2) Pelaksanaan
• Penerapan Antenatal Terpadu dengan menggunakan media sederhana, yang
dikenal dengan Kartu Kontrol Pemeriksaan Kehamilan. Kartu ini memiliki dua
fungsi. Yang pertama fungsi untuk petugas kesehatan yaitu memastikan apakah
semua tahap pemeriksaan 10T telah dilakukan secara lengkap dan sebagai media
edukasi kepada ibu hamil. Fungsi yang kedua bagi ibu hamil, untuk mengetahui
jenis pemeriksaan yang telah diterima. Dengan cara ini ibu hamil memahami
pemeriksaan tersebut dilakukan dan bagaimana hasil pemeriksaan kehamilan
saat itu. Ibu hamil dapat memberikan saran, kritik dan juga apresiasi terhadap
pelayanan, yang dapat dituliskan di kolom saran pada kartu control sebelum
dimasukkan ke dalam kotak yang disediakan di Puskesmas dan jejaringnya.
• Membentuk Kelas Ibu Hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan dan persalinan. Kegiatan yang dilakukan
seperti diskusi dan konseling, senam ibu hamil, pemberian vitamin dan makanan
tambahan dan sebagainya.
• Mengintegrasikan 13 jenis layanan hasil inovasi pendukung Bumil Ceria di
seluruh Puskesmas di Kabupaten Tanggamus.
3) Hasil Inovasi
Beberapa perubahan yang berhasil dicapai dengan implementasi Bumil Ceria
adalah :
• Menurunnya kasus kematian ibu dan anak.
• Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan yang terpadu dan berkualitas.
• Hilangnya rujukan kebidanan gawat darurat menjadi rujukan terencana.
c. Penjelasan Input
1) Regulasi yang dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaan Inovasi
Dalam rangka pelaksanaan Inovasi ” Bumil Ceria”, telah diinisiasi dengan
dikelurkannya regulasi yaitu Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kedaloman
Nomor : 440/214/27/2019 tentang Inovasi Ibu Hamil Ceria Pekon Kedaloman.
Untuk selanjutnya regulasi tersebut direplikasi pada seluruh Puskesmas yang ada
di Kabupaten Tanggamus untuk mengimplementasikan inovasi “Bumil Ceria” pada
awal tahun 2020.
2) Alokasi Anggaran
Penganggaran pelaksanaan Inovasi “Bumil Ceria” berasal dari APBD Kabupaten
Tanggamus yaitu :
• Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp.1.950.000.000,-
• Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp.2.100.000.000,-
• Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp.2.350.000.000,-
6) Pemanfaatan Teknologi
Dalam pelaksanaan Inovasi ”Bumil Ceria”, pemanfaatan aplikasi Whatsapp (WA)
digunakan sebagai media komunikasi antara Bidan, Kader dan Ibu Hamil (WA Group).
d. Penjelasan Proses
1) Standar Operasional Prosedur (SOP), Alur Dan Tahapan Pelaksanaan Inovasi
Standar Operasional Prosedur, alur dan tahapan pelaksanaan inovasi dapat dilihat
pada lampiran dokumen inovasi ini.
e. Penjelasan Output
Keluaran konkret yang berhasil dicapai dari inisiatif ini adalah :
1) Adanya perbaikan pelayanan petugas medis dan meningkatnya kualitas layanan
antenatal care bagi semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas.
2) Jumlah kunjungan di layanan KIA mengalami peningkatan. Kunjungan tersebut
adalah kunjungan ibu hamil yang mendapatkan layanan “Bumil Ceria”
3) Deteksi dini kasus resiko ibu hamil lebih cepat ditemukan sehingga dapat dilakukan
rujukan terencana.
4) Penggunaan Kartu Kontrol sebagai sarana monitoring untuk petugas sekaligus
sebagai sarana edukasi bagi ibu hamil dan keluarga.