Disusun oleh :
1821000012
JAKARTA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Harga Diri Rendah
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dair dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depresionalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
Isolasi Sosial
Daftar Pustaka
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksaan
LAPORAN PENDAHULUAN
Perilaku kekerasan
D. RENTANG RESPON:
Respons kemarahan dapat berfluktuasi sepanjang rentang respons adaptif dan
maladaptif
Respons adaptif Respons maladaptif
Perilaku Kekerasan
Tindakan
a. Bina Hubungan Saling Percaya
Dalam hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah
mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan
interaksi, serta membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu klien.
b. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi
dimasa lalu dan saat ini.
c. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan,
baik kekerasan fisik, psikologis, sosial, spiritual maupun intelektual.
d. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada
saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
e. Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku marahnya.
Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara
fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik nafas dalam), obat-obatan, sosial
atau verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif),
ataupun spiritual (salat atau berdoa sesuai keyakinan klien).
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan
Keluarga dapat merawat klien di rumah
Tindakan
a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilakukekerasan meliputi
penyebab, tanda dan gejala perilaku yang muncul, serta akibat dari perilaku
tersebut
b. Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan
1) Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila anggota
keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila klien
menunjukan gejala-gejala perilaku kekerasan.
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi klien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain.
Daftar Pustaka
Aziz R. Dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang RSJDDR. Amino
Gunohutomo
Keliat Budi Ana. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi. 1 Jakarta: EGC
Stuart GW, Sundeen (1995). Princeples And PracticeOf Psykiatric Nursing (S th ed). St Louis
mosby Year Book
Tim Dikrektorat Keswa. (2000). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung: RSJP
Bandung
LAPORAN PENDAHULUAN
Isolasi Sosial
B. Faktor Presipitasi
Tingkat kecemasan yang berat menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai keterbatasan kemampuan individu untuk
mengatasi masalah yang diyakini menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan (menarik diri).
C. Mekanisme Koping
Individu mempunyai respons sosial maladaptif yang menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme yang disajikan
disini berkaitan dengan jenis spesifik dari masalah-masalah berhubngan :
1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian anti sosial yaitu
proyeksi, pemisahan dan merendahkan orang lain.
2. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian borderline yaitu
pemisahan, reaksi formasi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain,
merendahkan orang lain dan identifikasi – proyeksi.
D. Rentang Respons
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya menimbulkan respons-
respons sosial pada individu yaitu:
Keterangan:
1. Respons adaptif
Yaitu respons individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya yang meliputi:
a. Solitude (merenung) merupakan respons yang dibutuhkan seseorang
untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya,
dan merupakan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan
langkah-langkah selanjutnya.
b. Autonomy (kebebasan) merupakan respon individu untuk menentukan
dan menyampaikan ide-ide pikiran dan perasaan dalam hubungan
sosialnya.
c. Mutuality merupakan respons individu dalam berhubungan
interpersonal dimana individu saling memberi dan menerima.
d. Interdependence (saling ketergantungan) merupakan respons individu
dimana terdapat saling ketergantungan dalam melakukan hubungan
interpersonal.
2. Respons antara adaptif dan maladaptif
a. Aloness (merasa sendiri) dimana individu merasakan kesepian,
terkucilkan dan tersisihkan dari lingkungannya.
a. Withdrawl (menarik diri) gangguan yang terjadi dimana seseorang
menemukan kesulitan dalam membina hubungan saling terbuka
dengan orang lain, dimana individu sengaja menghindari hubungan
interpersonal ataupun dengan lingkungannya.
b. Dependence (ketergantungan) individu mulai tergantung kepada
individu yang lain dan mulai tidak memperhatikan kemampuan
yang dimilikinya.
3. Respons maladaptif
Yaitu respons individu dalam penyelesaian masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungannya, yang
meliputi:
a. Loneliness (kesepian) merupakan gangguan yang terjadi apabila
seseorang memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain
atau tanpa bersama orang lain untuk mencari ketenangan sementara
waktu.
b. Manipulation (manipulasi) merupakan hubungan yang berpusat pada
masalah pengendalian lain dan individu cendrung berorientasi pada diri
sendiri atau tujuan dan bukan pada orang lain.
c. Narksisme merupakan rasa cinta pada diri sendiri yang berlebihan
Daftar Pustaka
Suart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
1. Masalah Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
2. Data yang perlu dikaji
Data Subyektif
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan di telinga.
Klien mengatakan sering melihat sesuatu
Data Obyektif
a. Klien tampak ketakutan
b. Klien tampak bicara sendiri
c. Klien tampak marah tanpa sebab
d. Klien kadang tertawa sendiri
e. Klien sering menyendiri
f. Klien tampak mondar-mandir
B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya
motivasi, kerusakan kognitif atau preseptual, cemas, lelah atau lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes, 2009: 59: faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah: faktor body image dimana gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Dan faktor sosial dimana pada
masa anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene. Faktor sosial ekonomi dimana personal
hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, odol, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. Faktor
pengetahuan dimana pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena
pengetahan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien
diabetes melitus harus menjaga kebersihan kuku kakinya. Faktor budaya dimana
sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
Faktor kebiasaan sesorang dimana ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, dll.
Selanjutnya faktor kondisi fisik atau psikis dimana pada keadaan tertentu atau
sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan orang lain.
DPD
HDR
Daftar Pustaka
LAPORAN PENDAHAULUAN
Waham
a) Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat atau terus
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (keliat dan Akemat,2010). Waham
adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan
tidak didapat diubah secara logis oleh orang lain. Kenyataan ini berasal dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa waham adalah suatu keyakinan yang salah
Mencoba mengingkari ancama dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah
perasaan, pikiran, dan keinginan negative / tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal.
a) Faktor Predisposisi
menganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaan nya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. Seseorang yang
yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan, dapat menyebabkan timbulnya
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan. Waham diyakini
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya waham adalah faktor social budaya, biokimia dan
psikologis. Waham dapat dipicu karna adanya perpisahan dengan orang yang berarti
diasingkan dari kelompok. Dopamin, dan zat halusinogen lainya diduga dapat
c) Jenis Waham
1) Waham kebesaran
2) Waham curiga
Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusahha untuk
merugikan / mencerdai diri nya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
keyataan.
3) Waham Agama
4) Waham somatic
Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
5) Waham Nihilistik
Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia / meninggal dan
d) Fase-fase
maupun pisikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin
mendorongnya untuk melakukan konpensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara social dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
nya.
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
kenyataan, tetapi mengadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat,
lingkungan menjadi prioritas dalam hidup nya, karna kebutuhan tersebut belum
bahwa suatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan
secara adekuat karna besar nya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Dari sinilah mulai terjadinya kontrol diri dan tidak berfungsi nya norma ( super
ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
6. Fase improving
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersipat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
e) Mekanisme koping
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, waktu. Daya ingat atau kognisi lainya biaanya akurat. Pengendalian implus
pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana bunuh diri,
membunuh atau melakukan kekerasan pada orang lain. Gangguan proses pikir:
waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa kerusakan pada
bagian konteks dan libik otak. Biar dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal
dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manifestasi
a. subjektif:
khusus
b. objektif:
Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif dan objektif sudah ditemukan pada
pasien, diagnosa yang dapat ditegakkan adalah gangguan proses pikir: waham.
Tujuan
Tindakan
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang hatus saudara lakukan dalam rangka
2) Berjabat tangan
4) Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu klien
membicarakannya
g) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi kklien sesuai dengan realitas
h) Diskusikan dengan klien kemampuan realittas yang dimilikinya pada saat yang
klien
sesuai
n) Jelaskan pada klien tentang program pengobatan ( Manfaat, dosis obat, jenis
dan efek samping dari obat yang diminum serta cara meminum obat yang
benar)
o) Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa
berkonsultasi
Tujuan
Tindakan keperawatan
c) Diskusikan dengan keluarga tentang oabat klien ( nama obta, dosis, frekuensi,
Direja . (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika
Keliat dan Akemat. (2010). model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta:
Yosep. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Jakarta : Refika Aditama
LAPORAN PENDAHULUAN
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
Usaha bunuh diri adalah tindakan yang merupakan bagian dari depresi
gambaran diri buruk) dan dapat dipandang sebagai tangisan untuk meminta
Pencederaan diri adalah aniaya diri, agresi yang diarahkan kepada diri
sendiri, membahayakan diri, cedera yang membebani diri dan mutilasi diri dengan
tujuan mengakhiri hidup (Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J.Sundeen, Edisi 3 ,
2002).
bunuh diri merupakan tindakan dari depresi kehilangan yang merupakan tangisan
A. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen,1997, faktor presdisposisi bunuh diri antara
lain faktor diagnostik dimana lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga
gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu
dimana ada tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi. Faktor lingkungan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri. Faktor riwayat keluarga
yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko penting untuk
B. Faktor Presipitasi
dapat menghadapi stres. Faktor perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri
C. Mekanisme Koping
menanggulangi stres. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas yang meliputi
bahwa setidak-tidaknya orang yang hendak melakukan bunuh diri egoistik atau
anomik berada dalam keadaan patologis. Mereka semua sedang mengalami
gangguan fungsi mental yang bervarariasi dari yang ringan sampai yang berat
karena itu perlu ditolong. Pencegahan bunuh diri altruistik boleh dikatakan tidak
D. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
diri
Keterangan :
serta tingkat stres yang dialami. Individu yang sehat senantiasa berespons secara
adaptif dan jika gagal ia akan berespons maladaptif dengan menggunakan koping
bunuh diri.
Keputusasaan
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
Data Subyektif
yang mematikan
kecil
keluarga
Data Obyektif
Impulsif
patuh)
alkhohol)
dalam karier)
mendapatkan obat.
Tujuan
Tindakan
teratur
Tujuan
Tindakan keperawatan
berikut.
perasaannya
positif
klien
5) Merencanakan aktivitas yang dapat klien lakukan
penyelesaian masalah
lebih baik.
Tindakan keperawatan
berikut ini
diri.
diatas.
sebagai berikut.
pencatatannya.
Daftar Pustaka
Brunner dan suddanth. 2002. Keperawatan medikal bedah Edisi. 8 Jakrta: EGT
Erna, Dalami: dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info medika
Kelien Anna, Bdi, Akemat. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Surya, Herman, Ade. Joll. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Yogyakarta: Nulia medikal.