Anda di halaman 1dari 11

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM FILM KIM JI YOUNG:

BORN 1982

Satria Wisnu Nugraha


Dewi Sri Andika Rusmana
Irmasanthi Danadharta

ABSTRACT

Masculinity is a culture product that consist of social behaviour that differently displayed in
each place. As time goes by, South Korean masculinity has changed from traditional masculinity to new
masculinity. This research attempt to examine how masculinity being represented in Kim Ji Young:
Born 1982 film. This research used Gillian Rose visual methodologies and symbolic interactionism
theory to interpret masculinity in Kim Ji Young: Born 1982 film. This research used a qualitative
approach. The result shown that the masculinity that displayed in Kim Ji Young: Born 1982 is a new
masculinity. New masculinity that displayed through visual object and dialog in Kim Ji Young: Born
1982 film are soft masculinity and mugukjeok masculinity. Future research are expected to conduct
reasearch on similar topics using the site of audience perspective from Gillian Rose visual
methodologies.
Keywords: masculinity, kim ji young: born 1982, visual methodologies Gillian Rose, symbolic
interactionism
ABSTRAK

Maskulinitas merupakan sebuah produk budaya berupa pola perilaku sosial yang ditampilkan
berbeda di setiap tempat. Dalam perkembangannya, maskulinitas di Korea Selatan mengalami
perubahan dari maskulinitas tradisional ke maskulinitas baru. Penelitian ini berusaha mengkaji
bagaimana representasi maskulinitas dalam film Kim Ji Young: Born 1982. Penelitian ini menggunakan
metodologi analisis visual Gillian rose dengan sudut pandang site of image itself, site of production.
dan teori interaksi simbolik untuk menginterpretasi maskulinitas dalam film Kim Ji Young: Born 1982.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa maskulinitas yang ditampilkan dalam film Kim Ji Young: Born 1982 adalah
maskulinitas baru. Maskulinitas baru yang ditampilkan lewat objek visual atau dialog dalam film Kim
Ji Young: Born 1982 adalah soft masculinity dan maskulinitas mugukjeok. Penelitian selanjutnya
diharapkan mengadakan penelitian dengan topik serupa menggunakan sudut pandang site of audience
dari metodologi analisis visual Gillian Rose.
Kata kunci: maskulinitas, kim ji young: born 1982, metodologi analisis visual gillian rose, interaksi
simbolik
PENDAHULUAN memiliki paham dimana laki-laki sebagai
suami harus bekerja di luar rumah dan tidak
Maskulinitas ditampilkan berbeda diperbolehkan mengurus rumah tangga.
di setiap tempat karena dipengaruhi oleh Seorang perempuan sebagai istri harus
kondisi budaya dari masyarakat setempat melakukan pekerjaan ranah domestik
(Jung Sun, 2011: 25). Di Korea Selatan, seperti: membersihkan perabotan rumah,
tampilan maskulinitas sangat dipengaruhi mencuci piring, dan mengurus anak.
oleh budaya patriarki (Jung Sun, 2011:26). Maskulinitas yang masih dipengaruhi
Budaya patriarki dipengaruhi oleh ideologi budaya patriarki ini dapat disebut
Konfusianisme yang dianut masyarakat maskulinitas tradisional.
setempat. Ideologi Konfusianisme
Seiring berjalannya waktu, tampilan analisis visual Gillian Rose analisis visual
maskulinitas tradisional di Korea Selatan Gillian Rose ini dipilih karena penulis harus
mengalami perubahan. Budaya pop Asia menginterpretasikan sisi maskulinitas
Timur yang masuk di Korea Selatan, melalui gaya komunikasi maupun
memicu munculnya fenomena baru yang penampilan yang ditampilkan oleh tiap
bernama korean wave atau hallyu (Ainslie, karakter dalam beberapa adegan dalam
2017: 610). Budaya pop yang dimaksud film. Perihal teori yang digunakan, penulis
adalah masuknya produk seperti drama menggunakan teori interaksi simbolik.
serial tv dari Jepang ke Korea Selatan (Jung Asumsi dari teori interaksi simbolik adalah
Sun, 2011: 1). Dikutip dari korean.net, bagaimana audiens (penulis) melakukan
korean wave merupakan budaya populer interaksi dengan simbol produksi media
yang muncul pada pertengahan tahun 90- (Baran & Davis, 2011: 322).
an. Budaya korean wave ini sangat Dari latar belakang tersebut, penulis
mempengaruhi perubahan tampilan dari akan mengadakan penelitian dengan judul
maskulinitas di Korea Selatan dari semula “Representasi Maskulinitas dalam Film
maskulinitas tradisional menjadi soft Kim Ji Young: Born 1982”. Permasalahan
masculinity. yang akan dibahas dalam penelitian ini
Film Kim Ji Young: Born 1982 adalah bagaimana maskulinitas
dipilih sebagai objek penelitian karena direpresentasikan dalam film Kim Ji
berdasarkan observasi awal yang Young: Born 1982. Sementara tujuan dari
dilakukan, penulis tidak mendapati unsur penelitian ini adalah untuk
maskulinitas tradisional seperti yang menginterpretasikan maskulinitas dalam
dipaparkan oleh Moon Seung Sook. film Kim Ji Young: Born 1982.
Sebaliknya, berdasarkan pengamatan
penulis, film ini seakan menyampaikan Teori Interaksi Simbolik
sebuah kenyataan baru dimana
maskulinitas lama di Korea Selatan seperti Teori interaksi simbolik memiliki
yang dipaparkan oleh Moon Seung Sook pemahaman bahwa manusia saling
telah tidak berlaku dan usang atau berinteraksi satu sama lain dan saling
mengalami perubahan. Selain itu, alasan membagi makna untuk periode tertentu dan
penulis untuk meneliti sisi maskulinitas dari tindakan tertentu (Morrisan, 2013: 75).
film ini adalah karena isu maskulinitas Manusia yang saling berinteraksi akan
masih dipandang sebelah mata padahal menghasilkan suatu makna dan makna
sebenarnya laki-laki juga merupakan tersebut bisa bertahan dalam jangka waktu
korban dari konsep maskulinitas yang tertentu selama manusia masih melakukan
dibentuk oleh budaya patriarki yang sarat bentuk tindakan yang sama.
diskriminasi gender. Selain itu, dikutip dari Terdapat 3 konsep penting dalam
(“https://www.cnnindonesia.com/hiburan/ teori yang dipaparkan oleh Mead sebagai
20191119224901-220-449823/sinopsis- berikut (Morrisan, 2013: 144):
kim-ji-young-born-1982-tekanan-hidup-
wanita-modern”), film ini juga sempat 1. Society (Masyarakat)
mendapatkan pertentangan dari laki-laki di Masyarakat yang hidup
Korea Selatan karena dianggap mendukung berdampingan dalam suatu kelompok
perlawanan perempuan terhadap sistem terdiri atas perilaku yang saling bekerja
patriarki. Atas dasar tersebut penulis sama satu sama lain. Syarat untuk
tertarik meneliti film ini. terjadinya kerja sama antar anggota
Untuk mengetahui bagaimana masyarakat adalah adanya intention atau
maskulinitas direpresentasikan pada tiap tujuan. Dengan demikian, kerja sama
karakter dalam film Kim Ji Young: Born adalah kegiatan untuk membaca tujuan dari
1982, penulis menggunakan metode
tindakan orang lain dan memberikan Jung, buku “Visual Methodologies” karya
tanggapan terhadap tindakan itu. Gillian Rose , karya ilmiah , internet yang
mendukung data primer penelitian.
2. Self (Diri) Pengumpulan data dari penelitian
Manusia memiliki diri karena dapat ini dilakukan oleh penulis dengan cara
menanggapi dirinya sendiri sebagai objek. observasi dan dokumentasi. Dalam
Manusia sering memberikan reaksi yang melakukan observasi, penulis mengamati
menyenangkan kepada dirinya sendiri. secara langsung objek penelitian yakni film
Manusia merasa senang, manusia merasa Kim Ji Young: Born 1982. Setelah
bangga pada dirinya sendiri. Konsep diri melakukan observasi, penulis melakukan
tercipta karena manusia melihat dirinya dokumentasi dengan mengambil potongan-
sebagaimana orang lain melihat mereka potongan scene atau adegan yang
melalui proses pengambilan peran (role dibutuhkan untuk penelitian.
taking). Konsep diri adalah persepsi Setelah mengumpulkan data penulis
manusia mengenai cara orang lain melihat melakukan analisis data. Langkah pertama
mereka. yang dilakukan adalah pengamatan
3. Mind (Pikiran) menggunakan medologi analisis visual
Konsep mind atau pikiran Gillian Rose. Analisis visual Gillian Rose
merupakan kemampuan manusia untuk memiliki 3 area penelitian visual sebagai
menggunakan simbol signifikan (isyarat berikut (Ida, 2014: 133-134) :
tubuh) untuk memberikan tanggapan. 1. Site of image itself, area ini merupakan
Manusia memiliki simbol signifikan yang wilayah peneliti budaya visual sendiri. Di
memungkinkan mereka menamai objek. area ini peneliti budaya visual melakukan
Manusia selalu memberikan makna pada interpretasi sendiri dan pemaknaan
sesuatu berdasarkan bagaimana mereka terhadap objek visual yang diamati. Makna
bertindak pada sesuatu itu. yang melekat di objek visual diurai satu per
METODE PENELITIAN satu dari komposisi yang membentuk.
Dalam area ini, penulis menggunakan
Pendekatan yang digunakan dalam analisis tekstual.
penelitian ini adalah deksriptif kualitatif
dimana realitas yang ada di dalam 2. Site of production, area ini merupakan
masyarakat yang menjadi objek penelitian wilayah peneliti budaya visual sendiri. Di
diilustrasikan dan kemudian realitas area ini peneliti budaya visual melakukan
tersebut akan ditarik ke dalam model interpretasi sendiri dan pemaknaan
gambaran, tanda, ciri, gambaran tentang terhadap objek visual yang diamati. Makna
fenomena tertentu. Pendekatan dari yang melekat di objek visual diurai satu per
penelitian kualitatif digunakan untuk satu dari komposisi yang membentuk.
menjelaskan sebuah fenomena sosial yang Dalam area ini, penulis menggunakan
berhubungan dengan budaya masyarakat analisis wacana.
(Bungin, 2012: 68). 3. Site of audience, area penelitian ini
Sumber data dari penelitian ini mencari tahu bagaimana khalayak
terdiri dari data primer dan data sekunder. memberikan makna terhadap objek visual
Data primer dalam penelitian ini adalah yang ditampilkan kepada mereka.
film Kim Ji Young: Born 1982 yang Penelitian area ini menaruh perhatian
diperoleh dari situs streaming legal terhadap bagaimana khalayak mengambil
berbayar viu.com. Data sekunder dalam posisi dalam melihat objek visual (viewing
penelitian ini adalah sumber literatur position) dan bagaimana khalayak
seperti: buku “Korean Masculinities and menghubunkan gambar visual dengan teks
Transcultural Consumption: Yonsama, lain di sekitarnya (intertextuality). Dalam
Rain, Oldboy, K-Pop Idols” karya Sun
penelitian ini, penulis tidak menggunakan simbol-simbol dalam scene ini sebagai
site of audience. maskulinitas yang merepresentasikan
Langkah yang kedua adalah penulis kekuatan dan maskulinitas ini mengarah ke
menginterpretasi maskulinitas dalam film maskulinitas tradisional khususnya
Kim Ji Young: Born 1982 dengan maskulinitas seonbi.
dipengaruhi aspek budaya dan realitas Dari sudut pandang site of
berdasarkan teori interaksi simbolik. production, teknik pengambilan gambar
yang digunakan adalah medium shot.
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik medium shot memperlihatkan
Tabel 1. Scene 1 gestur tubuh dan ekspresi wajah (Pratista,
2017: 147). Melalui teknik pengambilan
Tanda gambar medium shot, sosok ketua Kim
dapat digambarkan sebagai sosok yang
memiliki kekuatan lewat gestur tubuh yang
diperlihatkannya. Setting tempat yang
digunakan adalah ruang meeting kantor.
Ruang meeting kantor merupakan ruangan
yang identik dengan profesionalitas. Scene
Konotasi Kemeja dan dasi formal yang
ini merepresentasikan maskulinitas karena
melambangkan kekuatan. posisi duduk yang melambangkan kekuatan
Tangannya saling menggenggam. atau kekuasaan dari ketua Kim dimana
Pria gagah yang menunjukkan sebagai ketua, dirinya bisa melihat seluruh
kekuatan. karyawannya dan mengarahkan
Denotasi Seorang bos. percakapan. Kekuatan atau kontrol laki-laki
Mitos Representasi maskulinitas terlihat lewat bagaimana laki-laki
kekuatan. mengarahkan percakapan (Wood, 2019:
119).
Dari sudut pandang site of image,
komposisi dari scene menit ke 00.23.50 – Tabel 2. Scene 2
00.23.56 ini dapat dilihat melalui gestur
Tanda
tubuh yang ditampilkan oleh objek visual.
Dikaitkan dengan teori interaksi simbolik,
ketua Kim melakukan interaksi dengan
rekan kerjanya. Ketika melakukan
interaksi, simbol non verbal berupa gestur
tubuh dihasilkan oleh ketua Kim lewat
posisi tangannya yang diletakkan di atas Konotasi Kemeja dan dasi formal yang
meja dan saling menggenggam. Gestur melambangkan kekuatan.
tubuh tersebut memberikan sebuah makna
Tangannya saling menggenggam.
bahwa ketua Kim memiliki kekuatan dan
Pria gagah yang menunjukkan
posisi yang lebih tinggi dari rekan
kekuatan.
karyawannya yang lain. Menurut Wood
(2019: 119) laki-laki cenderung Denotasi Seorang pekerja kantoran.
menunjukkan kekuatan atau kontrol lewat Mitos Representasi maskulinitas kekuatan.
gestur tubuh yang menguasai ruang. Selain
lewat gestur tubuh, simbol non verbal lain Dari sudut pandang site of image,
yang dihasilkan dalam model pakaian komposisi dari scene menit ke 00.03.55 –
kemeja lengan panjang formal berdasi yang 00.04.07 ini dapat dilihat melalui gestur
berwarna biru yang dikenakan oleh ketua tubuh yang ditampilkan oleh objek visual.
Kim memberikan makna profesionalitas. Dikaitkan dengan teori interaksi simbolik,
Sebagai audiens, penulis memaknai Dae Hyun melakukan interaksi dengan
anaknya. Ketika melakukan interaksi Mitos Representasi maskulinitas kerja
dengan anaknya, Dae Hyun menghasilkan keras.
simbol non verbal berupa gestur tubuh Dari sudut pandang site of image,
menggulung lengan kemejanya. Simbol komposisi dari scene menit ke 00.55.04 –
tersebut memberikan makna bahwa Dae 00.55.32 ini dapat dilihat melalui teks
Hyun menunjukkan kegagahannya dengan berupa dialog yang ditampilkan oleh objek
memperlihatkan tangan kanannya yang visual. Dikaitkan dengan teori interaksi
berotot. Menurut Wood (2019: 225) laki- simbolik, Mi Sook melakukan interaksi
laki sering ditampilkan dengan tubuh yang dengan Ji Young. Ketika melakukan
tinggi dan berotot. Sebagai audiens, penulis interaksi tersebut, Mi Sook menghasilkan
memaknai simbol non verbal berupa gestur simbol verbal berupa kata-kata “Karena ibu
tubuh yang dihasilkan oleh Dae Hyun mencari uang agar saudara-saudara ibu bisa
tersebut sebagai maskulinitas yang sekolah”. Kata-kata dari Mi Sook tersebut
merepresentasikan kegagahan. Dalam hal memberikan makna bahwa Mi Sook
ini, maskulinitas yang direpresentasikan menegaskan statusnya sebagai kakak yang
oleh Dae Hyun mengarah ke maskulinitas pekerja keras. Laki-laki berkomunikasi
mugukjeok. untuk menegaskan statusnya (Wood, 2019:
Dari sudut pandang site of 104). Sebagai audiens, penulis memaknai
production, teknik pengambilan gambar simbol verbal berupa kata-kata yang
yang digunakan adalah medium shot. diucapkan oleh Mi Sook sebagai
Teknik medium shot memperlihatkan maskulinitas yang merepresentasikan kerja
gestur tubuh dan ekspresi wajah (Pratista, keras. Selain itu, maskulinitas yang
2017: 147). Melalui teknik pengambilan ditampilkan oleh Mi Sook juga
gambar medium shot Dae Hyun terlihat mematahkan anggapan bahwa hanya laki-
sebagai sosok laki-laki yang gagah. Setting laki yang pantas untuk mencari nafkah dan
tempat yang digunakan adalah kamar perempuan tidak memiliki sikap maskulin.
mandi apartemen. Scene ini Dari dialog tersebut, juga dapat terlihat
merepresentasikan maskulinitas karena bahwa telah terjadi pertukaran gender
Dae Hyun memperlihatkan lengan antara laki-laki dengan perempuan.
tangannya yang berotot. Perempuan yang semula hanya bertugas
Tabel 3. Scene 3 sebagai pekerja domestik kini bekerja di
luar rumah untuk mencari nafkah.
Tanda Ji Young : “Lalu, mengapa ibu Representasi maskulinitas yang
tidak menjadi seorang guru?” ditunjukkan oleh Mi Sook mengarah ke
Mi Sook : “Karena ibu mencari maskulinitas baru.
uang agar saudara-saudara ibu bisa Dari sudut pandang site of
sekolah.” production, teknik pengambilan gambar
Ji Young : “Bagaimana caranya yang digunakan adalah long shot. Teknik
ibu bisa menghasilkan uang?” long shot memperlihatkan gestur tubuh dan
Mi Sook : ”Ibu membuat pakaian ekspresi wajah (Pratista, 2017: 147).
di pabrik.”
Teknik long shot memperlihatkan bentuk
tubuh secara penuh, namun latar belakang
(Ji Young menatap sedih)
masih mendominasi (Pratista, 2017: 147).
Mi Sook : “Tidak apa. Saat itu para
Setting tempat yang digunakan adalah
wanita hidup seperti itu.”
ruang tamu. Scene ini merepresentasikan
Konotasi Bekerja melambangkan kekuatan. maskulinitas karena perkataan Mi Sook
Bekerja di pabrik bermakna yang mengatakan bahwa dirinya bekerja
maskulin. Perempuan maskulin untuk membiayai saudaranya sekolah dan
yang kuat. menegaskan statusnya sebagai seorang
Denotasi Seorang buruh pabrik. kakak yang pekerja keras. Laki-laki
berkomunikasi untuk menegaskan gerak tubuh Dae Hyun yang
statusnya (Wood, 2019: 104). menununjukkan maskulinitas kepedulian
dapat terlihat gerakannya mencuci piring.
Tabel 4. Scene 4 Setting tempat yang digunakan adalah
Tanda Dae Hyun : “Tidak apa, aku akan ruang dapur. Scene ini merepresentasikan
mencucinya.” maskulinitas karena Dae Hyun
Ji Young (dengan panik) : menunjukkan kepeduliannya kepada Ji
“Pergilah.” Young dan hal tersebut memperlihatkan
Ibu Dae Hyun : “Putraku adalah sikap maskulin Dae Hyun dalam membantu
seorang suami yang modern.”
pekerjaan orang lain. Laki-laki
menunjukkan dukungan kepada seseorang
Konotasi Tidak apa, aku akan dan memberikan cara untuk menyelesaikan
mencucinya.” Identik dengan sebuah masalah (Wood, 2019: 108).
kepedulian. Laki-laki yang peduli
dengan istrinya. Tabel 5. Scene 5
Denotasi Laki-laki mencuci piring. Tanda Ji Young : “Sayang, haruskah aku
Mitos Representasi maskulinitas bekerja paruh waktu di toko roti
kepedulian seberang jalan.”
Dae Hyun : “Itukah yang kau
inginkan?.”
Dari sudut pandang site of image,
Ji Young: “Apa?”
komposisi dari scene menit ke 00.06.53 –
00.06.67 ini dapat dilihat melalui teks Dae Hyun : ”Ji Young jangan
berupa dialog yang ditampilkan oleh objek bekerja kau sudah cukup sulit
visual. Dikaitkan dengan teori interaksi mengurus Ah Young.”
simbolik, Ketika berinteraksi dengan Ji Ji Young : “Hanya di pagi hari
Young, Dae Hyun menghasilkan simbol saja.”
verbal berupa kata-kata “Tidak apa, aku Dae Hyun : “Jangan.”
akan mencucinya”. Simbol verbal tersebut Ji Young : “Kedengarannya tidak
memberikan makna bahwa Dae Hyun terlalu sulit.”
peduli dengan Ji Young. Laki-laki Dae Hyun (dengan nada tinggi) :
menunjukkan dukungan kepada seseorang “Siapa yang memintamu untuk
dan memberikan cara untuk menyelesaikan bekerja paruh waktu?”
sebuah masalah (Wood, 2019: 108). Konotasi “Siapa yang memintamu untuk
Sebagai audiens, penulis memaknai simbol bekerja paruh waktu?”
verbal tersebut sebagai maskulinitas yang melambangkan kekuasaan.
merepresentasikan kepedulian. Apa yang
dilakukan Dae Hyun menunjukkan fakta Denotasi Seorang suami yang berkuasa.
bahwa maskulinitas yang ditampilkan Mitos Representasi maskulinitas
mengarah ke maskulinitas baru yakni soft kekuasaan.
masculinity. Dalam konsep maskulinitas
tradisional, laki-laki tidak seharusnya Dari sudut pandang site of image,
melakukan pekerjaan ranah domestik, komposisi dari scene menit ke 00.36.05 –
dalam hal ini adalah mencuci piring. 00.36.28 ini dapat dilihat melalui teks
Dari sudut pandang site of berupa dialog yang ditampilkan oleh objek
production, teknik pengambilan gambar visual. Dikaitkan dengan teori interaksi
yang digunakan adalah medium shot. simbolik, interaksi Dae Hyun dengan Ji
Teknik medium shot memperlihatkan Young menghasilkan simbol verbal berupa
gestur tubuh dan ekspresi wajah (Pratista, kata-kata “Siapa yang memintamu untuk
2017: 147). Dengan teknik medium shot, bekerja paruh waktu?”. Simbol tersebut
memberikan makna bahwa sebagai kepala
keluarga, Dae Hyun memiliki kekuasaan Dari sudut pandang site of image,
mengenai pengambilan keputusan yang komposisi dari scene menit ke 01.31.36 –
menyangkut rumah tangga. Bahasa dari 01.32.37 ini dapat dilihat melalui gestur
laki-laki cenderung memaksa dan berkuasa tubuh yang ditampilkan oleh objek visual.
(Wood, 2019: 109). Sebagai audiens, Dikaitkan dengan teori interaksi simbolik,
penulis memaknai simbol verbal tersebut Dae Hyun melakukan interaksi dengan Ji
sebagai maskulinitas yang Young. Ketika melakukan interaksi, Dae
merepresentasikan kekuasaan. Dalam hal Hyun menghasilkan simbol non verbal
ini, maskulinitas tersebut mengarah ke berupa gestur tubuh menangis. Simbol non
maskulinitas tradisional. Sebagai kepala verbal menangis yang ditunjukkan oleh Dae
keluarga, Dae Hyun memiliki kekuasaan Hyun menunjukkan bahwa dirinya adalah
atau kendali penuh atas pengambilan sosok yang lemah. Mata dapat
keputusan yang menyangkut rumah tangga mengekspresikan cinta, ketakutan,
(Jung Sun, 2011: 26). ketertarikan, dan emosi lainnya (Wood,
Dari sudut pandang site of 2019: 124). Sebagai audiens, penulis
production, teknik pengambilan gambar memaknai simbol non verbal tersebut
yang digunakan adalah medium close up sebagai maskulinitas yang
shot. Teknik medium close up shot merepresentasikan kelemahan.
memperlihatkan tubuh manusia dari dada Maskulinitas kelemahan yang ditampilkan
ke atas (Pratista, 2017: 147). Dengan teknik oleh Dae Hyun mengarah ke maskulinitas
medium close up shot, ekspresi Dae Hyun baru yakni soft masculinity.
yang menununjukkan maskulinitas Dari sudut pandang site of
kekuasaannya dapat terlihat melalui mimik production, teknik pengambilan gambar
wajahnya. Setting tempat yang digunakan yang digunakan adalah medium close up
adalah ruang tamu apartemen. Scene ini shot. Teknik medium close up shot
merepresentasikan maskulinitas karena dari memperlihatkan tubuh manusia dari dada
dialog tersebut terlihat bahwa Dae Hyun ke atas (Pratista, 2017: 147). Dengan teknik
sebagai kepala keluarga memiliki medium close up shot, ekspresi Dae Hyun
kekuasaan untuk mengambil keputusan yang menununjukkan maskulinitas lemah
mengenai keluarga. Bahasa dari laki-laki dapat terlihat melalui mimik wajahnya yang
cenderung memaksa dan berkuasa (Wood, memperlihatkan tangisan. Setting tempat
2019: 109). yang digunakan adalah ruang tamu
apartemen. Scene ini merepresentasikan
Tabel 6. Scene 6 maskulinitas karena warna pakaian yang
Tanda dikenakan oleh Dae Hyun melambangkan
tanggung jawab yang identik dengan sifat
maskulin seorang laki-laki.
Tabel 7. Scene 7
Tanda Ji Young : “Aku tidak akan pergi.
Aku belum mendapatkan
Konotasi Menangis identik dengan
pekerjaan.”
kelemahan. T-shirt berwarna abu-
Mi Sook : “Nanti kau akan
abu melambangkan tanggung
menyesal karena tidak mempunyai
jawab. Laki-laki lemah yang
foto wisuda?”
menunjukkan penyesalan.
Ji Young: “Lupakan aku tidak
Denotasi Laki-laki menangis.
akan menyesalinya?”
Mitos Representasi maskulinitas Young Soo : ”Ji Young cukup!”
kelemahan.
Young Soo : “Hentikan adalah ruang tamu. Scene ini
semuanya.” merepresentasikan maskulinitas karena
Young Soo : “Cukup tinggal di bahasa yang terlihat dari dialog Young Soo
rumah hingga kau menikah.” dengan Ji Young adalah ketegasan. Bahasa
dari laki-laki cenderung langsung dan tegas
(Wood, 2019: 109).
Konotasi “Cukup tinggal di rumah hingga Tabel 8. Scene 8
kau menikah.” Identik dengan
Tanda Dae Hyun : “Haruskah aku
ketegasan. Laki-laki yang tegas mengambil cuti melahirkan?”
Denotasi Seorang ayah yang tegas. Ji Young: “Apa?”
Dae Hyun : ”Aku bisa
Mitos Representasi maskulinitas
menjaganya setahun, kemudian
ketegasan. kembali bekerja.”
Dari sudut pandang site of image, Dae Hyun : “Mungkin tahun
depan sudah tidak masalah
komposisi dari scene menit ke 01.06.22 –
baginya jika dititipkan di
01.06.36 ini dapat dilihat melalui teks penitipan anak. Kita akan mencari
berupa dialog yang ditampilkan oleh objek jalan hingga dia masuk sekolah.”
visual. Dikaitkan dengan teori interaksi Ji Young : “Perusahaanmu tidak
simbolik, interaksi Young Soo dengan Ji keberatan dengan hal ini?”
Young menghasilkan simbol verbal berupa Dae Hyun : “Cuti tersebut ada
kata-kata “Ji Young cukup!”, “Hentikan jika kita memintanya.”
semuanya”, “Cukup tinggal di rumah Dae Hyun : “Jangan khawatir dan
hingga kau menikah!”. Simbol verbal lakukan apa yang kau inginkan.”
tersebut memberikan makna bahwa Young Dae Hyun : “Aku akan membaca
Soo sebagai kepala keluarga adalah sosok buku dan belajar saat aku
yang tegas dengan memotong pembicaraan mengasuh anak.”
Ji Young dan Mi Sook. Laki-laki juga Konotasi “Jangan khawatir dan lakukan apa
cenderung suka untuk memotong yang kau inginkan.” menunjukkan
pembicaraan (Wood, 2019: 109). Sebagai pengorbanan. Laki-laki baik hati
audiens, penulis memaknai simbol verbal yang rela berkorban.
Denotasi Seorang laki-laki yang hendak
tersebut sebagai maskulinitas yang
mengajukan cuti agar istrinya bisa
merepresentasikan ketegasan. Maskulinitas bekerja.
tegas yang ditampilkan oleh Young Soo Mitos Representasi maskulinitas
mengarah pada maskulinitas tradisional. pengorbanan.
Dari scene ini dapat dilihat bahwa sosok
Young Soo masih belum bisa lepas dari Dari sudut pandang site of image,
pengaruh budaya patriarki yang komposisi dari scene menit ke 01.14.11 –
menghasilkan konsep maskulinitas 01.14.41 ini dapat dilihat melalui teks
tradisional. berupa dialog yang ditampilkan oleh objek
Dari sudut pandang site of visual. Dikaitkan dengan teori interaksi
production, teknik pengambilan gambar simbolik, interaksi antara Dae Hyun dan Ji
yang digunakan adalah medium close up Young menghasilkan simbol verbal berupa
shot. Teknik medium close up shot kata-kata “Haruskah aku mengambil cuti
memperlihatkan tubuh manusia dari dada melahirkan?”, “Aku bisa menjaganya
ke atas (Pratista, 2017: 147). Dengan teknik setahun kemudian kembali bekerja”, “Aku
medium close up shot, ekspresi Young Soo akan membaca buku dan belajar saat aku
yang menununjukkan maskulinitas mengasuh anak.”, “Jangan khawatir dan
ketegasannya dapat terlihat melalui mimik lakukan apa yang kau inginkan.”. Simbol
wajahnya. Setting tempat yang digunakan verbal yang diucapkan oleh Dae Hyun
memberikan makna bahwa dirinya adalah Denotasi Seorang laki-laki yang tersenyum
sosok yang rela berkorban demi Ji Young. tenang.
Laki-laki menunjukkan dukungan kepada Mitos Representasi maskulinitas
seseorang dan memberikan cara untuk ketenangan.
menyelesaikan sebuah masalah (Wood,
2019: 108). Sebagai audiens, penulis Dari sudut pandang site of image,
memaknai simbol verbal yang dihasilkan komposisi dari scene menit ke 01.14.44 –
Dae Hyun tersebut sebagai maskulinitas 01.14.46 ini dapat dilihat melalui gestur
yang merepresentasikan pengorbanan. tubuh berupa mimik wajah yang
Maskulinitas pengorbanan yang ditampilkan oleh objek visual. Dikaitkan
ditampilkan oleh Dae Hyun mengarah pada dengan teori interaksi simbolik, Dae Hyun
soft masculinity. Dalam konsep melakukan interaksi dengan Ji Young.
maskulinitas tradisional, khususnya Ketika melakukan interaksi dengan Ji
maskulinitas seonbi, laki-laki diutamakan Young, Dae Hyun menghasilkan simbol
untuk mencapai pencapaian mental non verbal berupa gestur tubuh senyuman.
(pekerjaan luar rumah) daripada Senyuman tersebut memberikan makna
pencapaian fisik (pekerjaan domestik). bahwa Dae Hyun memperlihatkan emosi
Dari sudut pandang site of yang tenang dan stabil. Laki-laki
production, teknik pengambilan gambar menunjukkan emosi yang tenang lewat
yang digunakan adalah close up shot. ekspresi wajahnya (Wood, 2019: 123).
Teknik close up shot memperlihatkan Sebagai audiens, penulis memaknai simbol
ekspresi wajah manusia dengan detail yang dihasilkan oleh Dae Hyun tersebut
(Pratista, 2017: 147). Dengan teknik close sebagai maskulinitas yang
up shot, ekspresi Dae Hyun yang merepresentasikan ketenangan. Dari
menununjukkan maskulinitas penjelasan tersebut dapat ditarik
pengorbanannya dapat terlihat melalui kesimpulan bahwa maskulinitas
mimik wajahnya yang ikhlas dan tersenyum ketenangan yang ditampilkan oleh Dae
ketika mengizinkan Ji Young untuk bekerja Hyun mengarah pada soft masculinity.
kembali. Setting tempat yang digunakan Dari sudut pandang site of
adalah ruang tamu apartemen. Scene ini production, teknik pengambilan gambar
merepresentasikan maskulinitas karena dari yang digunakan adalah close up shot.
dialog tersebut, Dae Hyun menunjukkan Teknik close up shot memperlihatkan
dukungan dengan rela mengorbankan ekspresi wajah manusia dengan detail
pekerjaannya demi Ji Young. Laki-laki (Pratista, 2017: 147). Dengan teknik close
menunjukkan dukungan kepada seseorang up shot, ekspresi Dae Hyun yang
dan memberikan cara untuk menyelesaikan menununjukkan maskulinitas ketenangan
sebuah masalah (Wood, 2019: 108). yang dapat terlihat melalui mimik
wajahnya. Setting tempat yang digunakan
Tabel 9. Scene 9 adalah ruang tamu apartemen. Scene ini
merepresentasikan maskulinitas karena
Tanda
gestur tubuh Dae Hyun yang tersenyum
menunjukkan emosinya yang tenang. Laki-
laki menunjukkan emosi yang tenang lewat
ekspresi wajahnya (Wood, 2019: 123).
Dengan menggunakan 2 sudut pandang site
of area, di sini dapat terlihat bahwa
Konotasi Senyuman menunjukkan maskulinitas yang ditampilkan oleh Dae
keindahan. Baju biru identik Hyun adalah maskulinitas yang
dengan ketenangan. menunjukkan ketenangan.
Selanjutnya dalam konteks first feature film. But I thought it was a
produksi film, penulis akan menjawab story that was worth telling, one that
pertanyaan yang diajukan dalam sudut must be told.”
pandang site of production yaitu:
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Film Kim Ji Young: Born 1982
diproduksi oleh Lotte Entertainment Dari hasil dan pembahasan di atas,
dan dirilis pada 23 Oktober 2019 di dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang
Korea Selatan. Film yang disutradarai representasi maskulinitas dalam film Kim Ji
oleh Kim Do Young ini ditayangkan Young: Born 1982. Dengan menggunakan
sebanyak 1,486 kali dan ditonton oleh 3 metodologi analisis visual Gillian Rose
juta orang sejak pertama kali dibuat. yaitu site of image itself dan site of audience
Film ini ditujukan untuk kalangan usia serta teori interaksi simbolik, representasi
maskulinitas yang dominan muncul dalam
dewasa.
film Kim Ji Young: Born 1982 adalah
2. Pada saat film ini dirilis, banyak protes maskulinitas baru. Maskulinitas baru
yang dilancarkan dari kaum antifeminis tersebut meliputi soft masculinity dan
khususnya laki-laki. Banyak kaum laki- maskulinitas mugukjeok. Meski
laki merasa bahwa mereka maskulinitas yang dominan muncul adalah
digambarkan seakan-akan seperti maskulinitas baru, namun terdapat
monster, padahal mereka juga representasi maskulinitas tradisional yang
merupakan korban dari identitas masih ditampilkan dalam beberapa scene.
gender, dalam hal ini maskulinitas. Penelitian selanjutnya diharapkan
melanjutkan penelitian dengan topik serupa
3. Film Kim Ji Young: Born 1982
namun dengan menggunakan sudut
merupakan adaptasi film dari novel pandang site of audience. Diharapkan juga
bestseller yang ditulis oleh Cho Nam penelitian ini dapat menjadi referensi bagi
Joo. Isi dari novel Kim Ji Young: Born para pembuat film untuk membuat film
1982 yang menceritakan mengenai dengan tema serupa untuk mengubah
realita perjuangan hidup seorang persepsi masyarakat bahwa maskulinitas
perempuan di Korea Selatan yang
merupakan kodrat laki-laki.
penuh dengan diskriminasi gender
menjadi alasan Kim Do Young, DAFTAR PUSTAKA
sutradara dari film Kim Ji Young: Born
1982 untuk mengangkat novel tersebut Ainslie, M.J. (2017). Korean Soft
menjadi sebuah film. Berikut Masculinity vs. Malay hegemony:
pernyataan langsung dari Kim Do Malaysian masculinity and
Young, sutradara dari film Kim Ji Halyu fandom. Korea Observer,
Young: Born 1982 dalam wawancara 48(3), p. 609-638.
dengan The Korean Herald: Bungin, Burhan. 2012. Penelitian
“As a mother of two, a daughter and Kualitatif Edisi Kedua.
someone living in this society, there Jakarta: Kencana Prenada Media
were a lot of parts (in the book) that I Group
could relate to,” said director Kim Do-
yeong of “Kim Ji-young, Born 1982,” Baran, J.D., & Davis, K.D. (2011). Mass
her first feature film. Communication Theory. United
“Since the book had presented several State of America: Cengage
topics of discussion for society, there Learning
was pressure about whether or not I
could create a movie and preserve the Jung, Sun (2011). Korean Masculinities
value of the original, this being my and Transcultural Consumption:
Yonsama, Rain, Oldboy, K-Pop
Idols. Hongkong: Hongkong
University Press

Men Engage. (2014). Men, Masculinities,


and Changing Power.
https://www.unfpa.org/resources/m
en- masculinities-and-
changing-power Diakses pada
24 Mei 2020

Morrisan. (2013). Teori Komunikasi.


Bogor: Ghalia Indonesia

Min-sik Yoon. (2019). Director says “Kim


Ji Young, Born 1982” is a story that
must be told.
http://www.koreaherald.com/view.
php?ud=20190930000755 Diakses
pada 27 Juni 2020
Pratista, H. (2017). Memahami Film.
Daerah Istimewa Yogyakarta:
Montase Press

Ida, R. (2014). Studi Media dan Kajian


Budaya. Jakarta: Prenada Media
Group

Wood, T.J., & Oraiz, F.N. (2019).


Gendered Lives: Communication,
Gender, and Culture, Thirteenth
Edition. United State of America:
Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai