21 Laporan
21 Laporan
Dalam Kesempatan ini tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan akhir ini, dan mohon maaf
jika laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi redaksional maupun
substansi isi. Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
Oktober, 2018
BAPPEDA
KABUPATEN SAMBAS
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proyeksi Rencana Produksi AMDK
Lampiran 2. Skema Langkah-Langkah Proses Pengolahan AMDK
Lampiran 3. Tabel Spesifikasi Mesin AMDK
Lampiran 4. Rincian Biaya Investasi AMDK
Lampiran 5. Rincian Biaya Produksi Langsung AMDK
Lampiran 6. Rincian Biaya Overhead Pabrik AMDK
Lampiran 7. Analisis Biaya Operasional Pabrik AMDK
Industri air minum di Indonesia yang dimulai tahun 1975 memperkenalkan produk
air minum dalam kemasan yang higienis dan sangat praktis, mudah didapat dan
dapat dikonsumsi dimana saja dan kapan saja. Sejak masa itu sampai dengan saat
ini telah banyak industri air minum yang dibangun, bahkan menurut data
ASPADIN (Asosiasi Produsen Air Minum Indonesia) tercatat lebih dari 300 pabrik
tersebar di wilayah Indonesia yang masih terus berproduksi, sehingga produk ini
menjadi trend seller karena mempunyai segment dari semua golongan konsumen.
Bahkan akan terus menjadi industri strategis yang menguntungkan jika dikelola
dengan tepat dan benar,
Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum yang baik adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak menganung mikroorganisme yang
berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002). Sebagai kebutuhan pokok,
air minum akan selalu dibutuhkan sehingga bisnis air minum berkualitas akan bakal
terus menjanjikan. Saat ini, air minum non-mineral dalam kemasan muncul sebagai
alternatif air minum yang sangat diminati oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia.
Saat ini pelayanan air bersih (air minum) oleh PDAM Tirta Muare Ulakan Sambas
di Kabupaten Sambas, baru bisa dilakukan untuk melayani sekitar 6.300 pelanggan
yang ada di 4 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada, yaitu Kecamatan Sambas,
Sebagai badan usaha yang memiliki kemampuan dalam mengelola SDA berupa air
bersih yang bernilai ekonomis, dan memanfaatkannya untuk diproduksi menjadi air
minum dalam kemasan (AMDK), dapat menjadi salah satu potensi bagi PDAM
Tirta Muare Ulakan Sambas dalam melakukan deversifikasi usaha untuk
meningkatkan pendapatan. Sehingga diharapkan agar PDAM Tirta Muare Ulakan
Sambas dapat mandiri, memiliki sumber dana sendiri untuk pembangunan dan
pengembangan jaringan distribusi air bersihnya dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan kepada masyarakat, bahkan diharapkan dapat
memberikan kontribusi lebih besar lagi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Sambas.
4. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dalam bentuk laporan tertulis dan juga presentasi,
dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
c. Laporan Akhir
1.5. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Perencanaan Bisnis
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kabupaten Sambas adalah :
1. Buku Laporan tentang Kajian Kelayakan Pengembangan Usaha Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) di Kabupaten Sambas.
2. Dokumen pendukung berupa hasil kegiatan penelitian lapangan, diskusi, serta
koordinasi/konsultasi dan asistensi dengan instansi/lembaga terkait, seminar,
publik hearing, dan lain sebagainya.
3. Rekomendasi Akhir
Menurut Winarno (1986) dalam Gofur (2005) air telah menjadi suatu kebutuhan
primer melengkapi pangan yang dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Air sebanyak 75% di muka bumi ini digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan air minum. Tubuh manusia
memerlukan kurang lebih 2,5 liter air setiap hari, yang diperkirakan 1,6 liter
diperoleh dari air minum dan sisanya dari bahan makanan yang di konsumsi oleh
tubuh.
Air adalah komponen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar berbagai
sistem yang terdapat dalam tubuh kita dapat bekerja secara optimal. Seiring dengan
makin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan air minum juga semakin
meningkat. Akan tetapi, di sisi lain ditemukan fakta bahwa dengan meningkatnya
jumlah penduduk maka tingkat pencemaran terhadap air juga semakin meningkat.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyediaan air minum adalah dengan
adanya teknologi yang dapat menyediakan air bersih siap minum tanpa harus
dimasak terlebih dahulu. Air minum seperti ini diperoleh dari air baku yang
kemudian diolah dengan teknologi tertentu agar layak untuk dikonsumsi tanpa
membahayakan kesehatan. Air ini kemudian dikemas dalam berbagai jenis dan
ukuran kemasan yang kemudian dikenal dengan air minum dalam kemasan
(AMDK). Manfaat air bagi manusia antara lain (Dwi Wahyuni, 2005) :
1. Menyehatkan kulit.
Minum cukup air dapat menjaga kelembaban kulit, akibat pengaruh udara
panas dari luar tubuh. Air sangat penting untuk menjaga elastisitas dan
kelembutan kulit serta mencegah kekeringan.
2. Melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot.
Sebagian besar cairan yang melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot
terdiri dari air. Mengkonsumsi air sebelum, selama dan setelah melakukan
aktivitas fisik berarti meminimalkan risiko kejang otot dan kelelahan.
3. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Keringat adalah mekanisme alamiah untuk mengendalikan suhu tubuh. Agar
dapat berkeringat, tubuh membutuhkan cukup banyak air.
4. Membersihkan racun.
Asupan air yang cukup dapat membantu proses pembuangan racun yang terjadi
pada ginjal dan hati.
5. Menstabilkan pembuangan.
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam
usus besar. Proses ini akan mencegah gangguan pembuangan (konstipasi),
karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses lebih mudah
dikeluarkan.
6. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Rata-rata dalam sehari, orang dewasa mengalami kehilangan cairan sebanyak
10 gelas. Pengeluaran cairan ini terjadi melalui keringat, napas, urin, dan feses.
Bisnis air minum dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu (Widiarto,
2002) :
1. Natural mineral water atau air steril yang berkandungan mineral sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI).
2. Air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproses dan berkandungan mineral
sesuai SNI atau yang saat ini sering kita jumpai, selain airnya wadahnya juga
harus steril.
3. Destilated water atau air yang diproses dengan teknologi tertentu, namun tetap
sesuai dengan SNI.
4. Air suling atau yang tidak mempunyai kandungan mineral.
Saat ini sudah semakin banyak masyarakat dari seluruh Indonesia yang
menggunakan AMDK untuk kebutuhan minum sehari-hari. Rasanya sulit
membayangkan apabila ada orang, yang tinggal di perkotaan yang tidak
mengkonsumsi AMDK. Selain itu, AMDK memiliki beberapa keunggulan, antara
lain:
1. Kualitas air terjamin,
2. Kontrol kualitasnya ketat, sehingga kemungkinan terkontaminasi bakteri yang
merugikan relatif minim,
3. Mudah didapat.
Pada saat ini manusia dapat memenuhi kebutuhannya akan air minum dari berbagai
sumber, seperti air yang dimasak sendiri, membeli AMDK dan membeli air dari
depot isi ulang. Khusus untuk air yang berasal dari industri AMDK, diperkirakan
kebutuhan manusia terhadap industri ini akan meningkat dari waktu ke waktu
seiring dengan keinginan manusia untuk memperoleh air minum yang praktis.
Berdasarkan hal tersebut diperkirakan kebutuhan manusia khususnya di Indonesia
akan bergantung pada industri AMDK (Wijoyo, 2005).
Permintaan pasar AMDK yang masih cukup tinggi memacu produsen AMDK
untuk meningkatkan kuantitas produksi semaksimal mungkin. Dampak tingginya
konsumsi akan kebutuhan AMDK tersebut dan banyaknya pabrik-pabrik baru,
maka banyak sekali muncul merek-merek baru. Untuk persaingan dalam bisnis
AMDK yang paling dominan diantaranya adalah :
1. Kualitas/mutu produk AMDK,
2. Distribusi/jaringan/network yang luas,
3. Sarana distribusi yang memadai,
4. Harga yang kompetitif,
5. Service delivery pelanggan, dan
6. Promosi.
Proses pengolahan terhadap air baku (raw water) pada prinsipnya meliputi
perlakuan secara fisika dan secara kimia sehingga pada akhirnya diperoleh air
minum dalam kemasan (AMDK) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
aman untuk dikonsumsi langsung.
Secara garis besar tahapan dalam proses pengolahan air baku menjadi air minum
dalam kemasan (AMDK) adalah sebagai berikut :
1. Proses Penampungan Air Baku
Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari sumber yang
terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang perusahaan lakukan untuk
menjamin mutu bahan baku air meliputi :
a. Pemeriksaan organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
b. Sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan mikrobiologi
yang bersifat merusak/mengganggu kesehatan.
Proses penampungan air baku adalah proses pemindahan air dari sumber,
dalam hal ini mata air, ke tanki penampung yaitu tangki air baku. Sumber air
baku dialirkan melalui pipa atau diangkut menggunakan mobil tangki untuk
dipindahkan ke tangki penampungan air baku (reservoir) untuk selanjutnya
dipompa ke unit pengolahan air (water treatment).
Tangki air baku (reservoir), selang, pompa, dan sambungan harus terbuat dari
bahan tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia. Tangki air baku
(reservoir) harus dibersihkan, disanitasi, dan diinspeksi, luar dan dalam
minimal 1 (satu) bulan sekali.
b. Proses Filtrasi
Filtrasi pada dasarnya merupakan proses melewatkan air baku melalui
lapisan bahan yang berpori misalnya pasir, arang aktif atau lainnya,
sehingga benda atau partikel-partikel yang lebih besar dari pori filter akan
tertahan di atas pori filter tersebut.
Pasir yang digunakan pada proses filtrasi harus bersih, keras dan
tahan. Bahan penyaring terdiri dari pasir yang cukup kasar dan
ditempatkan di atas koral/kerikil yang ditempatkan secara berlapis-
Kadar ozon pada tangki pencampur minimal 2 ppm dan kadar residu ozon
sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,1-0,4 ppm. Pemeriksaan kadar
residu ozon dilakukan secara periodik dan didokumentasikan dalam
administratif perusahaan. Air yang telah diinjeksi ozone kemudian masuk
ke dalam tanki penampungan agar proses pencampuran lebih sempurna.
Dari tanki tersebut air masuk ke dalam filter yang berukuran 0.2 micron.
Setelah proses filtrasi ini kemudian air dialirkan ke masing-masing bagian
mesin pengisian (filling machine).
Selanjutnya, proses pengisian baik pada kemasan galon, botol ataupun cup
dengan berbagai ukuran dilakukan dalam ruang steril dengan menggunakan
mesin yang telah terotomasi. Set up mesin dilakukan sesuai kapasitas keluaran
yang diharapkan.
4. Proses Pengemasan
Tahapan terakhir setelah proses pengisian adalah pengemasan termasuk
pemasangan label dan cap seal. Setelah itu produk AMDK baik berupa
2) Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen tidak dapat terkontrol langsung oleh perusahaan.
Oleh karena itu perlu dikumpulkan informasi sebanyak mungkin.
Perilaku ini sangat menentukan keputusan konsumen untuk membeli.
c. Manajemen pemasaran.
Analisis persaingan diperlukan untuk menentukan bidang-bidang yang
berpotensi untuk dijadikan keunggulan dan mengetahui kelemahan. Ini
akan sangat bermanfaat untuk menyusun strategi dan mempersiapkan
kemampuan bertahan terhadap pesaing.
1. Rencana Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk memproduksi atau beroperasi dalam waktu tertentu. Proses
perencanaan kapasitas secara ringkas adalah sebagai berikut :
a. Memperkirakan permintaan di masa datang, termasuk dampak dari
teknologi, persaingan dan sebagainya.
b. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik
c. Menyusun pilihan kapasitas
d. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana
e. Meninjau resiko dan pengaruh strategi atas pilihan rencana
f. Memutuskan rencana pelaksanaan
5. Skala Produksi
Skala produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal. Dari pengertian ini, skala produksi dapat
juga berarti penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang
dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang optimal, jika perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk.
AMDAL dapat juga diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Oleh karena itu
AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang
mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan yang direncanakan.
Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan perlu dikaji dalam bentuk apa
dana tersebut didapat, yang jelas sumber dana yang dipilih adalah sumber
dana dengan biaya terendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan
yang mensponsorinya. Beberapa sumber dana yang penting antara lain yaitu :
a. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan
b. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal
dimana :
CFt = aliran kas per tahun pada periode t
Io = investasi awal pada tahun 0.
K = suku bunga (discount rate)
Kriteria dalam menolak dan menerima rencana investasi dengan metode
NPV adalah sebagai berikut :
jika NPV > 0, maka usulan investasi diterima.
Jika NPV < 0, maka usulan investasi ditolak
Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun usulan investasi
diterima ataupun ditolak.
Dimana:
t = tahun ke-t
n = jumlah tahun
Io = nilai investasi awal
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya.
Sebaliknya, dengan suku bunga wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka
coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai
investasi yang sama besar dengan nilai sekarang (Umar 199). Cara yang
lebih mudah dalam mencari nilai IRR adalah dengan menggunakan fungsi
yang dimiliki Excel. Kriteria penilaian : Jika IRR yang didapat ternyata
lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat
diterima.
c. Payback Periode
Periode pengembalian (payback period) adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, yang dihitung
dari arus kas bersih. Arus kas bersih adalah selisih antara pendapatan
(revenue) dan pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian
biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun. (Suharto, 1994).
Dimana:
Cf = Biaya Pertama
An = Arus Kas pada tahun n
n = Tahun pengembalian ditambah 1 (n+1)
Dimana :
FC = biaya tetap (Fixed Cost)
CM = 1 / Biaya variable
8. Analisis Sensitivitas
Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya besarnya
diestimasikan, maka nilai-nilai tersebut tidak akan lepas dari kesalahan.
Artinya, nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil
dari hasil estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang
ditunjukkan oleh suatu alternatif investasi. Perubahan-perubahan tingkat
output atau hasil ini memungkinkan keputusan akan berubah dari satu
alternatif ke alternatif lainnya. Apabila terjadi perubahan keputusan akibat
adanya perubahan pada parameter maka keputusan tersebut dikatakan sensitif
terhadap perubahan nilai-nilai parameter tersebut.
Sebelum melakukan pengembangan usaha, perlu dilakukan suatu kajian yang sukup
mendalam dan komprehensif untuk mengetahui kelayakan usaha yang akan
dilakukan itu. Kajian ini disebut studi kelayakan bisnis. Mengembangkan usaha
merupakan jawaban dari analisis bersifat strategis yang diputuskan oleh manajemen
tingkat atas. Pengembangan usaha ini ada berbagai bentuk, misalnya :
1. Membuat perusahaan baru, dikenal secara umum sebagai anak perusahaan atau
(Strategic Business Unit), dimana produk baru yang akan dibuat berada di
bawah perusahaan baru ini.
2. Membuat produk baru tanpa membuat perusahaan baru.
Strategi yang telah banyak diketahui dan diterapkan pada berbagai bentuk industri
dan ukuran perusahaan dikelompokkan dalam Strategi Generik. Pada model yang
diambil dari Wheelen dan Hunger, pada prinsipnya strategi generik dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Strategi Stabilitas (Stability)
2. Pertumbuhan (Expansion atau Growth)
3. Penciutan (Retrenchment)
MULAI
Tinjauan Pustaka
tidak
Data Cukup ?
ya
III-1
3.2. Penjelasan Tahapan Metodologi Kajian Perencanaan Bisnis AMDK
3.2.1 PENENTUAN TUJUAN
Untuk mendapatkan gambaran hasil akhir dari kegiatan Penyusunan Perencanaan Bisnis
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kabupaten Sambas ini, maka ditentukan
terlebih dahulu tujuan dari kajian yaitu untuk mengidentifikasi dan manganalisis
kelayakan dari rencana pembangunan pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) oleh
PDAM Tirta Muare Ulakan Sambas.
III-2
b. Data sekunder
Data yang digunakan adalah data statistik mengenai data demografi,
penyebaran kepadatan penduduk dan pertumbuhan penduduk, jumlah
kebutuhan air minum dalam kemasan, saluran distribusi, dan prosentase
penjualan yang digunakan untuk menghitung market potensial dan market
share.
Langkah yang akan dilakukan adalah mengumpulkan data merk pesaing, harga
beli dan jual distributor serta volume penjualan pada distributor-distributor
wilayah pasar sasaran, untuk selanjutnya dilakukan penghitungan sebagai
berikut :
1) Menghitung kebutuhan total pada pasar sasaran
(3.1)
Dimana :
= Total kebutuhan
= Jumlah konsumen potensial
= Konsumsi AMDK per kapita
III-3
3) Proyeksi pasar potensial
Pasar potensial diperoleh dari perkiraan jumlah kebutuhan AMDK secara
statistik dikurangi kapasitas AMDK yang beredar di pasaran, dan dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
(3.3)
Dimana :
= Market potensial
= Market total
= Market terpenuhi
5) Jalur distribusi
Pada bagian ini dilakukan analisa mengenai model distribusi dan jalur
distribusi yang akan digunakan untuk setiap daerah sasaran. Data yang
digunakan adalah kepadatan penduduk di daerah sasaran.
6) Strategi pemasaran
Pada bagian strategi pemasaran, dilakukan analisa mengenai rencana
PDAM Tirta Muare Ulakan Sambas dalam strategi pengenalan produk dan
III-4
hal-hal yang mendukung produk dapat segera dikenal konsumen dan
menaikkan angka penjualan.
b. Pemilihan lokasi
Penentuan alternatif lokasi pabrik dapat dilakukan dengan metode analisa
kualitatif menggunakan matrik prioritas untuk mendapat keuntungan
maksimal bagi perusahaan. Urutan prioritas ditentukan oleh perusahaan
berdasarkan tingkat kepentingan relatif oleh perusahaan. Faktor yang
dipertimbangkan adalah :
1) Ketersediaan bahan baku : letak, kapasitas yang tersedia
2) Pasar : jarak pasar yang akan dituju, pertimbangan karakteristik pasar.
3) Transportasi : jarak yang ditempuh, jenis alat transportasi yang akan
dipakai, biaya transportasi
4) Pajak usaha
5) Infrastruktur
c. Proses produksi
Pembahasan proses produksi yang dilakukan berupa aliran bahan baku (air
baku), proses produksi pengolahan AMDK, sampai dengan pengemasan
III-5
dan penyimpanan AMDK sesuai dengan teknologi yang dipakai dalam
pengolahan AMDK.
Data yang digunakan adalah alternatif proses, kapasitas, dan perlakuan
khusus mesin terhadap bahan baku (air baku). Selanjutnya dilakukan
pemilihan mesin yang digunakan berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan.
d. Kapasitas Produksi
Target kapasitas produksi yang pertama ditentukan dari market share pada
analisis pasar. Kapasitas produksi selanjutnya akan diproyeksikan naik
mengikuti kenaikan kebutuhan pasar. Perkiraan itu kapasitas produksi di
breakdown dalam kebutuhan kapasitas fisik mingguan dan harian.
Pada penentuan tata letak fasilitas, data yang diperlukan diperoleh dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Kapasitas produksi
Data yang digunakan adalah kapasitas reservoir, dimensi mesin dan
peralatan produksi, dimensi unit bahan pembantu dan jumlah yang
harus tersimpan dalam periode waktu tertentu.
2) Proses produksi
Data yang digunakan adalah uraian proses produksi mulai bahan baku
(air baku) diproses sampai barang jadi AMDK yang siap dikirim atau
disimpan sementara pada gudang penyimpanan.
3) Fleksibilitas
Data yang dipertimbangkan adalah nilai kelonggaran (allowance)
untuk kemudahan gerak dan kenyamanan aktivitas pekerja, nilai
III-6
kelonggaran (allowance) untuk aktivitas perawatan fasilitas, nilai
kelonggaran (allowance) untuk aktivitas pemindahan bahan atau
produk (material handling), serta kemungkinan adanya perubahan
kapasitas produksi.
(3.5)
Dimana :
= Jumlah tenaga kerja
= Kecepatan produksi mesin per hari
= Estimasi kecepatan kerja manual per hari
III-7
4. PENINJAUAN ASPEK YURIDIS
Dalam peninjauan aspek yuridis ini dilakukan pengumpulan data mengenai
syarat-syarat yuridis yang harus dipenuhi. Data yang digunakan adalah syarat
legalitas (undang-undang dan peraturan lain) terhadap kepemilikan badan
usaha dan syarat kesehatan untuk produk air minum. Selanjutnya dilakukan
identifikasi mengenai syarat yang telah terpenuhi dan syarat yang belum
dipenuhi.
III-8
Harga mesin
Jumlah operator
Biaya perawatan
Spesifikasi lain yang berkaitan dengan biaya dan proses
produksi.
Peralatan
Biaya pembelian peralatan produksi lainnya yang dihitung
adalah alat transportasi, perlengkapan produksi, alat-alat
kantor dan lain-lain.
III-9
laporan rugi-laba, aliran kas, dan kriteria penilaian investasi untuk tahun
berikutnya.
(3.6)
III-10
Dimana :
CFt = aliran kas per tahun pada periode t
Io = investasi awal pada tahun 0.
K = suku bunga (discount rate)
t = tahun ke – t
n = jumlah tahun
(3.7)
Dimana :
CFt = aliran kas per tahun pada periode t
Io = nilai investasi awal
IRR = tingkat suku bunga yang dicari harganya
t = tahun ke – t
n = jumlah tahun
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang
ditentukan maka investasi dapat diterima. Nilai IRR dapat dicari
secara trial and error.
Caranya, hitung nilai sekarang (NPV) dari arus kas investasi dengan
menggunakan suku bunga yang wajar, lalu bandingkan dengan biaya
investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka coba lagi dengan suku
III-11
bunga yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi
menjadi sama besar.
3) Payback Periode
Payback periode adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal suatu investasi dengan menghitung arus kas
bersih. Arus kas bersih adalah selisih antara pendapatan (revenue) dan
pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya
dinyatakan dalam jangka waktu per tahun. Persamaan rumus Payback
Period adalah sebagai berikut :
(3.8)
Dimana :
Cf = biaya Pertama
An = arus Kas pada tahun n
n = tahun pengembalian ditambah 1
4) Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah menghitung ongkos tetap dan ongkos
variable kemudian menghitung perkiraan pendapatan per periode.
Formulasi yang dipergunakan untuk menghitung titik pulang pokok
ini adalah :
(3.9)
g. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh
perubahan suku bunga terhadap penerimaan suatu alternatif investasi.
Perhitungan sensitivitas adalah dengan mengubah nilai dari suatu
parameter suku bunga. Apabila NPV bernilai negatif dengan adanya
III-12
perubahan suku bunga, maka investasi pada suku bunga tersebut tidak
layak.
h. Perbandingan Investasi
Perbandingan investasi dilakukan dengan membandingkan rencana
investasi dalam pembangunan pabrik dengan investasi dalam bentuk
tabungan atau deposito. Parameter pengukuran yang dibandingkan berupa
nilai NPV.
III-13
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
4.1. PENGUMPULAN DATA
4.1.1. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Sambas
Kabupaten Sambas terletak di bagian paling utara Propinsi Kalimantan Barat atau
diantara 057’29,8 dan 204’53,1 Lintang Utara serta 10854’17,0 dan
10945’7,56 Bujur Timur.
Luas Wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.394,70 km² atau sekitar 4,36% dari luas
wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Panjang pantai 198,76 km, perbatasan negara ± 97
km; dan perairan laut seluas 1.467,84 Km². dengan karakteristik sebagian besar adalah
pantai berpasir membentang dari Semelagi hingga Tanjung Datok (Paloh). Panjang
pantai tiap kecamatan menurut Lapan (2003) yaitu : Kecamatan Selakau (13,51 km),
Kecamatan Pemangkat (20,49 km), Kecamatan Jawai (42,53 km), Kecamatan Teluk
Keramat (19,67 km), Kecamatan Paloh (102,56 km). Luas wilayah laut 12 mil dari
darat : 1.467,84 km².
Laporan Pendahuluan
Sumber : Perda Kab. Sambas No. 17 tahun 2015 tentang RTRW Kab. Sambas Tahun 2015 – 2035
Gambar 4.1
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sambas
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan (Km2)
Luas Persentase terhadap
No. Kecamatan Ibukota
(Km2) luas Kabupaten (%)
1. Selakau Selakau 129,51 2,02
2. SelakauTimur SelakauTua 162,99 2,55
3. Pemangkat Pemangkat 111,00 1,74
4. Semparuk Semparuk 90,15 1,41
5. Salatiga Salatiga 82,75 1,29
6. Tebas Tebas 395,64 6,19
7. Tekarang Tekarang 83,16 1,30
8. Sambas Sambas 246,66 3,86
9. Subah Balai Gemuruh 644,55 10,08
10. Sebawi Sebawi 161,45 2,52
11. Sajad Tengguli 94,94 1,48
12. Jawai Sentebang 193,99 3,03
13. Jawai Selatan Matang Terap 93,51 1,46
Laporan Pendahuluan
Sumber: Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Sambas Tahun 2018 (diolah)
Gambar 4.2
Banyaknya Desa dan Dusun di Kabupaten Sambas
Laporan Pendahuluan
4.1.3. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Sambas terdapat 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas
hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten yang terdiri
dari DAS Paloh (64,375 ha), DAS Sambas (245.700 ha) yang meliputi Sungai Sambas,
Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta DAS Sebangkau (193,125 ha) yang
meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Jumlah curah hujan tertinggi pada
tahun 2015 di Kabupaten Sambas mencapai 3.266,90 milimeter atau rata-rata 272,24
milimeter per bulan yang terjadi di Kecamatan Sambas, sedangkan curah hujan
terendah terjadi di Kecamatan Teluk Keramat dengan rata-rata 100,64 milimeter per
bulan.
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.3
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupatem Sambas, 2017
Laporan Pendahuluan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sambas selama kurun waktu 2013 – 2017
tercatat rata-rata 0,92%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya (2013 – 2016) yang besarnya rata-rata
0,98% per tahun, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sambas, 2013-2017
No Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Selakau 1,30 1,19 1,07 0,99 0,91
2 SelakauTimur 2,33 1,96 1,69 1,51 1,35
3 Pemangkat 0,73 0,76 0,73 0,71 0,65
4 Semparuk 1,29 1,18 1,07 1,00 0,95
5 Salatiga 0,81 0,82 0,78 0,75 0,66
6 Tebas 1,16 1,08 0,99 0,93 0,81
7 Tekarang 1,89 1,63 1,43 1,30 1,16
8 Sambas 2,42 2,03 1,75 1,56 1,94
9 Subah 0,34 0,46 0,49 0,51 0,48
10 Sebawi 0,70 0,73 0,71 0,70 0,62
11 Sajad 1,61 1,42 1,26 1,16 1,03
12 Jawai 0,38 0,49 0,52 0,54 0,47
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2018
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.5
Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Makanan dan Non
Makanan di Kabupaten Sambas, 2017
Golongan Pendapatan Persentase Penduduk
No
(Rp) (%)
1 100.000 0,0
2 100.000 – 149.999 0,0
3 150.000 – 199.999 0,5
4 200.000 – 299.999 3,7
Sumber : Badan Pusat Statistik (Susenas, Maret 2017, diolah)
Laporan Pendahuluan
Sedangkan berdasarkan hasil survey Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2017 untuk
rata-rata pengeluaran dan persentase rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
menurut kelompok makanan di Kabupaten Sambas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6.
Terlihat pada Tabel 4.6 tersebut bahwa persentase pengeluaran penduduk di Kabupaten
Sambas untuk makanan dan minuman jadi rata-rata sebesar 24,85%, lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok makanan lainnya.
Tabel 4.6
Rata-rata Pengeluaran dan Persentase Rata-rata Pengeluaran
Per Kapita Per Bulan Menurut Kelompok Makanan di Kabupaten Sambas, 2017
Rata-rata Pengeluaran Persentase Rata-rata
No Kelompok Makanan
(Rp) Pengeluaran
1 Padi-padian 63.607 14,67
2 Umbi-umbian 2.298 0,53
3 Ikan/Udang/Cumi/Kerang 53.181 12,32
4 Daging 18.809 4,36
5 Telur dan Susu 24.044 5,57
6 Sayur-sayuran 32.283 7,48
7 Kacang-kacangan 6.277 1,45
8 Buah-buahan 16.254 3,77
9 Minyak dan Kelapa 11.923 2,76
10 Bahan Minuman 20.158 4,67
11 Bumbu-bumbuan 11.726 2,72
12 Konsumsi Lainnya 10.037 2,32
13 Makanan dan Minuman Jadi 107.216 24,85
Sumber : Survey Sosial Ekonomi Nasional, Maret 2016
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
PDAM Tirta Muare Ulakan Sambas merupakan Perusahaan Daerah Air Minum
satu-satunya milik pemerintah daerah Kabupaten Sambas yang bergerak di
bidang jasa dan pelayanan distribusi air bersih untuk masyarakat. Saat ini PDAM
Tirta Muare Ulakan Sambas telah memiliki 7 unit instalasi pengolahan air (IPA)
yaitu :
1. Instalasi Pengolahan Air (IPA ) Pemangkat
Intalasi Pengolahan Air (IPA) terletak di Desa Perapakan Kecamatan Pemangkat,
dibangun pada tahun 2014 dengan kondisi baik menggunakan sistem pengolahan
lengkap terbuat dari pelat baja yakni proses flokulasi, koagulasi, sedimentasi dan
filtrasi dengan zat aditif berupa soda ash, kaporit dan tawas selanjutnya ditampung
dalam reservoir (kapasitas 300 m3).
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Untuk menyediakan sarana air bersih dan sehat, PDAM Tirta Muare Ulakan
terus berupaya untuk meningkatkan peranannya. Berdasarkan data dari PDAM
Tirta Muare Ulakan Kabupaten Sambas, jumlah konsumen yang menggunakan air
bersih yang diproduksi oleh PDAM Tirta Muare Ulakan pada tahun 2017 adalah
sebanyak 5.377 pelanggan rumah tangga, 196 pelanggan sosial, 83 pelanggan
kantor pemerintah, 506 pelanggan Niaga besar, 255 pelanggan Niaga kecil, 4
pelanggan industri dan 1 pelanggan pelabuhan, seperti terlihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Banyaknya Pelanggan Air Minum Menurut Jenis Pelanggan
di Kabupaten Sambas, 2013 – 2017
Tahun
No Jenis Pelanggan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Rumah Tangga 5.472 4.733 4.758 4.827 5.377
2 Sosial 85 91 96 92 196
3 Kantor Pemerintah 67 63 68 67 83
4 Niaga Besar 538 520 505 512 506
5 Niaga Kecil 356 223 297 224 255
6 Industri 5 5 5 4 4
7 Pelabuhan 1 1 1 1 1
Jumlah 6.525 5.636 5.730 5.727 6.322
Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Muare Ulakan Sambas
Selanjutnya, berdasarkan data pada Tabel 4.8 terlihat bahwa jumlah air minum
yang terjual pada tahun 2017 sebanyak 1.159.644 m3 dengan besar nilai
penjualan Rp. 7.123.725.000. Banyaknya air minum yang terjual tersebut tidak
semuanya digunakan untuk kebutuuhan air minum, akan tetapi lebih banyak
digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti untuk kebutuhan mandi, mencuci
dan WC.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.9
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupatem Sambas, 2018 – 2023
Populasi Penduduk
No Kecamatan
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 Selakau 32.414 32.768 33.126 33.488 33.853 34.227
2 SelakauTimur 11.416 11.618 11.823 12.032 12.245 12.461
3 Pemangkat 47.006 47.342 47.681 48.022 48.366 48.712
4 Semparuk 25.689 25.971 26.256 26.545 26.837 27.132
5 Salatiga 15.482 15.599 15.717 15.836 15.956 16.077
6 Tebas 67.428 67.495 67.562 67.629 67.697 67.765
7 Tekarang 14.637 14.857 15.080 15.306 15.536 15.769
8 Sambas 52.509 53.507 54.524 55.560 56.615 57.691
9 Subah 18.308 18.399 18.491 18.583 18.676 18.769
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.10.
Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Tingkat Ekonomi Menengah
ke Atas Pada Setiap Kecamatan di Kabupaten Sambas
Populasi Penduduk
No Kecamatan
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 Selakau 26.450 26.739 27.031 27.326 27.624 27.929
2 SelakauTimur 9.315 9.480 9.648 9.818 9.992 10.168
3 Pemangkat 38.357 38.631 38.908 39.186 39.467 39.749
4 Semparuk 20.962 21.192 21.425 21.661 21.899 22.140
5 Salatiga 12.633 12.729 12.825 12.922 13.020 13.119
6 Tebas 55.021 55.076 55.131 55.185 55.241 55.296
7 Tekarang 11.944 12.123 12.305 12.490 12.677 12.868
8 Sambas 42.847 43.662 44.492 45.337 46.198 47.076
9 Subah 14.939 15.014 15.089 15.164 15.240 15.316
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.13.
Persentase Estimasi Permintaan AMDK Berdasarkan Jenis Kemasan
di Kabupaten Sambas
Jenis Kemasan AMDK Persentase
Galon 40%
Botol 25%
Gelas 35%
Sumber : Dari Berbagai Sumber
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.14.
Estimasi Permintaan AMDK Berdasarkan Jenis Kemasan
di Kabupaten Sambas Tahun 2019 – 2028
Jenis Kemasan
Kebutuhan Total
Tahun
(Liter) Galon (40%) Botol (25%) Gelas (35%)
Laporan Pendahuluan
a. Estimasi total penjualan harian dan tahunan untuk AMDK Galon (19 liter)
sebanyak 720 galon/hari, yaitu :
1) Estimasi penjualan harian AMDK Galon dalam satuan liter adalah
sebagai berikut :
EGLph = total penjualan harian x 19 Ltr/galon
= 720 galon/hari x 19 Ltr/galon
= 13.680 Ltr/hari
b. Estimasi total penjualan harian dan tahunan untuk AMDK Gelas (240 ml)
sebanyak 805 karton/hari, yaitu :
1) Estimasi penjualan harian AMDK Gelas dalam satuan liter dengan
volume produk rata-rata sebesar 240 ml/cup dan 1 karton berisi
sejumlah 48 cup.
EGph = total penjualan harian x 48 cup/karton x 0,22 Ltr/cup
= 805 karton/hari x 48 cup/ karton x 0,22 Ltr/cup
= 8.500 Ltr/hari
c. Estimasi total penjualan harian dan tahunan untuk AMDK Botol (600 ml)
sebanyak 555 karton/hari yaitu :
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.15.
Proyeksi Kebutuhan, Kapasitas Terpenuhi, dan Pasar Potensial
untuk AMDK Galon di Kabupaten Sambas
AMDK Galon (19 Ltr)
Tahun Kapasitas
Kebutuhan Pasar Potensial
Terpenuhi
(Ltr/thn) (Ltr/thn)
(Ltr/thn)
2019 6.434.687 5.093.064 1.341.623
2020 6.497.657 5.194.925 1.302.732
2021 6.561.547 5.298.824 1.262.723
2022 6.622.429 5.404.800 1.217.629
2023 6.692.319 5.512.896 1.179.423
2024 6.766.150 5.623.154 1.142.996
2025 6.841.068 5.735.617 1.105.451
2026 6.917.095 5.850.330 1.066.766
2027 6.994.252 5.967.336 1.026.915
2028 7.072.558 6.086.683 985.875
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.17.
Proyeksi Kebutuhan, Kapasitas Terpenuhi, dan Pasar Potensial
untuk AMDK Botol (600 ml) di Kabupaten Sambas
AMDK Botol (600 ml)
Tahun Kapasitas
Kebutuhan Pasar Potensial
Terpenuhi
(Ltr/thn) (Ltr/thn)
(Ltr/thn)
2019 4.021.680 2.917.080 1.104.600
2020 4.061.036 2.917.080 1.143.956
2021 4.100.967 2.917.080 1.183.887
2022 4.139.018 2.917.080 1.221.938
2023 4.182.699 2.917.080 1.265.619
2024 4.228.844 2.917.080 1.311.764
2025 4.275.668 2.917.080 1.358.588
2026 4.323.185 2.917.080 1.406.105
2027 4.371.407 2.917.080 1.454.327
2028 4.420.349 2.917.080 1.503.269
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
Sebagai contoh, jika asumsi yang ditetapkan untuk target market share
produk AMDK milik PDAM Tirta Muare Ulakan untuk semua jenis (AMDK
Galon, AMDK Gelas dan AMDK Botol) pada tahun 2019 adalah 35% dari
kebutuhan total produk AMDK tersebut, maka sebagai berikut :
Target market share pada tahun 2019 sebesar 469.568 Ltr/tahun dalam
kemasan galon (19 liter). Dalam unit produk, target tersebut dihitung
dalam satuan berikut :
= 27.186 galon
Laporan Pendahuluan
= 74 galon/hari
Target market share pada tahun 2019 sebesar 863.030 Ltr/tahun dalam
kemasan cup 240 ml. Dalam unit produk, target tersebut dihitung dalam
satuan berikut :
= 89.899 karton
⁄
Target produksi harian =
= 246 karton/hari
Target market share pada tahun 2019 sebesar 386.610 Ltr/tahun dalam
kemasan botol 600 ml. Dalam unit produk, target tersebut dihitung
dalam satuan berikut :
= 29.533 karton
Laporan Pendahuluan
= 81 karton/hari
5. Jalur Distribusi
Jalur distribusi yang akan digunakan adalah mendekati pasar dengan jalur
distribusi yang tidak terpusat. Agar mempermudah aktivitas distribusi dan
meminimalkan biaya, maka kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi akan memiliki 1 distributor. Sedangkan kecamatan yang kepadatan
penduduknya relatif rendah, jalur distribusi akan dipenuhi dari distributor
terdekat dengan kecamatan tersebut. Kriteria nilai kepadatan ini tidak
menunjuk pada angka tertentu. Kebijakan lain yang dapat diambil adalah jika
ada dua kecamatan berdekatan yang memiliki kepadatan relatif rendah
dibandingkan kecamatan lain, maka kedua kecamatan tersebut akan dilayani
oleh satu distributor.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 pada bagian pengumpulan data
sebelumnya, dapat diketahui kedekatan antar wilayah dari setiap kecamatan
di Kabupaten Sambas berdasarkan batas administrasi dan tingkat relatif
kepadatan penduduknya. Selanjutnya, berdasarkan data dari kedua tabel
tersebut dilakukan penetapan jumlah distributor dan cakupan wilayah dari
setiap distributor seperti dapat dilihat seperti pada Tabel 4.18.
Laporan Pendahuluan
6. Strategi Pemasaran
Sasaran utama pemasaran produk ini adalah masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah yang sering menggunakan produk air minum dalam
kemasan gelas (AMDK). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh PDAM
Tirta Muare Ulakan terkait produk AMDK ini diantaranya :
a. Strategi Produk
Strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PDAM Tirta Muare
Ulakan dalam hubungannya dengan strategi produk AMDK adalah :
Laporan Pendahuluan
b. Strategi Harga
Konsumen yang menjadi sasaran ini biasanya memilih produk dengan
harga rendah. Strategi harga yang dapat diterapkan oleh PDAM Tirta
Muare Ulakan adalah menggunakan metode going rate pricing atau
penetapan harga yang mengikuti harga pasar yang ada dan disesuaikan
dengan biaya produksi. Sehingga dengan menggunakan metode
tersebut PDAM Muare Ulakan mendasarkan perhitungan harga jual
produk pada harga jual produk sejenis yang dikeluarkan oleh
perusahaan AMDK lain.
c. Strategi Promosi
Dalam upaya untuk memperkenalkan produk AMDK dalam rangka
menjaring pembeli, PDAM Muare Ulakan perlu melakukan kegiatan
promosi antara lain :
a) Melakukan promosi dalam bentuk sponsorship kegiatan-kegiatan,
seperti : event olahraga, seminar, musik dan seni yang diadakan di
Kabupaten Sambas maupun diluar Kabupaten Sambas.
b) Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik dengan iklan-
iklan yang atraktif serta menarik.
c) Memberikan sample gratis dalam kemasan karton khusus isi 12
gelas (cup). Selanjutnya, bagian marketing akan memberikan follow
up untuk setiap penerima sample itu. Sasaran utama yang sangat
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Dalam kajian tentang perencanaan bisnis AMDK ini, hasil observasi terhadap
beberapa alternatif lokasi sumber air baku yang ada di Kabupaten Sambas
untuk selanjutnya didiskusikan bersama pihak pemerintah Kabupaten
Sambas, diantaranya dengan Bappeda, PDAM Tirta Muare Ulakan, Dinas
Lingkungan Hidup dan pihak terkait lainnya. Berdasarkan hasil diskusi
tersebut ditetapkan lokasi sumber air baku yang akan digunakan sebagai
sumber bahan baku air untuk diolah menjadi AMDK akan diambil dari
sumber air terjun Riam Berasap yang berada di Kecamatan Sajingan Besar,
Kabupaten Sambas. Sumber air baku yang berasal dari air terjun di Riam
Berasap ini berjarak 84,6 Km dan memerlukan waktu tempuh ± 1,5 jam dari
ibukota Kabupaten Sambas. Gambar titik lokasi rencana sumber air baku
untuk rencana bisnis AMDK ini dapat dilihat seperti pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Peta Lokasi Sumber Air Baku, Air Terjun Riam Berasap
Laporan Pendahuluan
Gambar 4.6. Pengambilan Sampel Air Baku, Air Terjun Riam Berasap
Hasil pengujian terhadap sampel air baku yang diambil dari sumber air terjun
Riam Berasap dapat dilihat seperti pada Tabel 4.19 dan Tabel 4.20,
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.19.
Hasil Uji Mutu Air Baku Air Terjun Riam Berasap
*) Nilai
Hasil
No Parameter Alat/Metode Satuan Maksimal yang
Analisa
Diperbolehkan
FISIKA
Tidak
1 Bau Organoleptik -- Tidak Berbau
Berbau
Tidak
2 Rasa Organoleptik -- Tidak Berasa
Berasa
3 Kekeruhan Turbiditymeter NTU 1,76 5
4 Warna Spectrophotometer TCU 5 15
KIMIA ANORGANIK
5 pH pH meter -- 7,28 6,5 – 8,5
6 Zat Organik 3,16 10
Titrimetrik
(KMnO4)
7 Nitrat (NO3) Spectrophotometer mg/l 0,5 50
8 Nitrit (NO2) Spectrophotometer mg/l 0,05 3
9 Khlorida (Cl) Titrimetrik mg/l 3,69 250
10 Ammonia (NH3) Spectrophotometer mg/l 0,17 1,5
11 Cyanida (CN) Spectrophotometer mg/l 0.000 0.07
12 Chromium (Cr) Spectrophotometer mg/l 0,001 0.05
13 Sulfat (SO4) Spectrophotometer mg/l 0 250
14 Khlorida Bebas 0,3 5
Spectrophotometer mg/l
(Cl2)
15 Flourida (F) Spectrophotometer mg/l 0,01 1.5
16 Boron (B) Spectrophotometer mg/l 0,05 0,5
17 Timbal (Pb) AA5 mg/l 0,00 0,01
18 Tembaga (Cu) AA5 mg/l 0,01 2
19 Besi (Fe) AA5 mg/l 0,08 0,3
20 Kadmium (Cd) AA5 mg/l 0,00 0,01
21 Mangan (Mn) AA5 mg/l 0,00 0,4
22 Cobalt (Co) AA5 mg/l 0,00 --
23 Seng (Zn) AA5 mg/l 0,02 3
MPN/100
24 Total Coliform MPN/Jml 100ml 0 0
ml
Sumber : Laboratorium Kualitas dan Kesehatan Lahan, Fak. Pertanian, UNTAN, 2018
Laporan Pendahuluan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel air baku yang berasal dari
sumber air terjun Riam Berasap yang dilakukan di Laboratorium Kualitas dan
Kesehatan Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura terlihat bahwa
parameter-parameter hasil pengujian air baku yang berasal dari sumber air
terjun Riam Berasap termasuk dalam kategori sangat baik jika dibandingkan
dengan standard persyaratan mutu air minum SNI : 01-3553 2006.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Gambar 4.7. Rencana Lokasi Pabrik AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Pada unit pengolahan air (water treatment unit) ini akan dihasilkan
AMDK yang sudah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau,
serta tidak mengandung logam berbahaya seperti Fe dan Mn dalam
jumlah yang membahayakan kesehatan jika dikonsumsi oleh tubuh.
Proses pada unit pengolahan air (water treatment unit) pada pabrik
AMDK ini adalah sebagai berikut :
1) Sumber air dari Riam Berasap yang sudah ditampung di bak
penampung (reservoir) akan dipompakan dan disaring menggunakan
Gravel Filter untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam 2 buah bak
penampung air baku (Raw Water Tank) masing-masing berkapasitas
5 m3. Sistem filtrasi ini menggunakan media gravel (batu kerikil)
yang berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang
Laporan Pendahuluan
2) Selanjutnya, air pada bak penampung air baku (Raw Water Tank)
akan diendapkan selama ± 6 jam agar jika masih ada partikel lembut
lainnya seperti lumpur dan serpihan lembut dapat mengendap. Pada
proses ini ditambahkan zat kimia pengikat kotoran agar dapat
mengendap sehingga meringankan beban filter pada penyaringan
selanjutnya.
3) Tahap berikutnya, air dari bak penampung air baku (Raw Water
Tank) akan dipompakan melewati 4 jenis filter, yaitu :
a) Sand Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang berfungsi
sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang berukuran 5-
10µ. Pada proses sand filter ini bahan koloid akan tertahan yaitu
dalam bentuk lapisan gelatin, sedangkan ion-ion yang larut
dalam air akan dinetralkan oleh ion-ion pasir (sebagian partikel
pasir juga mengalami ionisasi di dalam filter). Sehingga dengan
demikian sifat air akan berubah karena terjadi netralisasi
tersebut. Di samping itu, lapisan zooglial pasir yang mengandung
organisme hidup akan memakan bahan organis, jadi akan
membersihkan air. Dengan demikian cara kerja pasir penyaring
dapat secara mekanis, elektrolisis dan bakterisidal.
c) Micron Filter
Sedangkan pada micron filter terjadi proses penyaringan partikel-
partikel air yang masih lolos dari carbon filter. Ukuran micron filter
yang digunakan dalam pengolahan air ini terdiri dari dua ukuran
yaitu ukuran 3 dan 1. Filter ini tidak permanen, harus diganti
secara berkala setelah kapasitas 800.000 liter.
d) Ultrafiltrasi
Air yang berasal dari tangki stainless steel akan dipompa dan
dialirkan menuju proses Ultrafiltrasi. Sistem filter ini merupakan
sebuah membrane semipermeable yang digunakan untuk
menyaring partikel seperti Koloid, Turbidity, Suspended solid,
bacteria maupun segala macam molekul yang berukuran antara
0,1 – 0,01. Membrane semipermeable ini memisahkan antara
partikel kecil dan sebagian zat terlarut dengan air.
Laporan Pendahuluan
2) Ozone Generator
Ozone (O3) adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak beracun,
memiliki sedikit aroma daun segar dan memiliki kemampuan untuk
sterilisasi air minum terhadap bakteri, kuman dan virus, racun,
menguraikan Metallic Hydronium, serta meningkatkan oksigen
sehinga kualitas air menjadi lebih bersih.
Laporan Pendahuluan
3) Ultraviolet
Proses selanjutnya dalam tahap sterilisasi air ini, air yang telah
melalui proses ozonisasi akan melewati proses disinfeksi dengan
ultraviolet. Ultraviolet adalah lampu untuk proses desifectant.
Organisme yang terkena paparan UV tersebut akan mengalami reaksi
UV. Air yang akan didisinfeksi dialirkan ke dalam tabung sinar
merkuri dan tabung reflector yang dilapisi logam untuk
meningkatkan efisiensi disinfeksi dengan waktu detensi maksimum
15 detik. Kapasitas yang lampu UV digunakan adalah 24 gpm atau
juga 90.72 liter/menit. Keuntungan UV adalah pemeliharaan
minimum, tidak menimbulkan dampak bau dan rasa, pengendalian
secara otomatis, tanpa menimbulkan bahaya bila terjadi overdosis.
Laporan Pendahuluan
4. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi pertama diperoleh dari target produksi berdasarkan
target market share pada pembahasan 4.2.1, tentang Aspek Pasar, ditambah
estimasi tambahan persediaan (toleransi). Estimasi tambahan tersebut
digunakan karena perusahaan memperkirakan dapat melakukan penekanan
pasar melalui jalur distribusi dan direct selling kepada konsumen yang
menggunakan produk secara teratur dan dalam partai besar.
Perkiraan volume produksi per hari setiap tahun terdiri dari perkiraan
volume penjualan menurut target market share yang ditetapkan oleh
perusahaan. Perkiraan volume produksi untuk 5 tahun pertama ditunjukkan
pada tabel 4.23 berikut ini.
Tabel 4.23.
Perkiraan Volume Produksi AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Perkiraan Volume Produksi
Tahun Galon Gelas Botol
(galon/hari) (karton/hari) (karton/hari)
2019 87 288 90
2020 97 328 100
2021 105 368 111
2022 113 407 120
2023 120 446 130
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.25.
Luas lantai tangki air
Volume Luas
No Jenis Tangki Unit
(liter) (m2)
1 Tangki Raw Water Tank 11.000 1 5
2 Tangki Product Tank 11.000 1 5
3 Tangki Mineral Water 2.300 2 3
4 Tangki RO Water Tank 3.200 2 3
Total Luas 16
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.26.
Kebutuhan Luas Lantai Mesin dan Peralatan Utama Pengolahan AMDK
Total
Luas Kelonggaran
Dimensi Luas
No Mesin/Peralatan Mesin (Allowance)
(p x l) Lantai
m2 m2
m2
Reverse Osmosis (RO)
1 200 x 80 cm 1,6 4,9 6,5
2000 GPD
Automatic
2 180 x 120 cm 2,2 7,3 9,5
Ultrafiltration
Mesin Pengisi Galon
3 300 x 200 cm 6 10,5 16,5
Otomatis (CHM 80)
Mesin Cup Sealer 2
Line Mekanik
4 180 x 70 cm 1,3 6,5 7,8
Pneumatic (MSP-
CS2L)
Mesin Cuci-Isi-Tutup
Botol Otomatis 12
5 350 x 140 cm 4,9 10,4 15,3
Nozzle (CHM-12-12-
1)
Mesin Labelling Botol
6 200 x 100 cm 2 7,4 9,4
Otomatis (CHMX-LT)
Ozone Generator
7 60 x 40 cm 0,24 4,16 4,4
Oz24 Gram
Filter Pre Treatment
8 160 x 120 cm 1,9 7 8,9
System
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
c. Bagian pengemasan
Bagian pengemasan merupakan ruang yang seharusnya cukup luas
untuk memungkinkan pergerakan tenaga kerja yang mengemas
AMDK kemasan gelas (cup 240ml) dan kemasan botol 600ml ke
dalam karton serta kemasan galon 19 liter. Berdasarkan kapasitas
produksi produksi maksimal, perhitungan kapasitas produksi per
jam adalah sebagai berikut :
1) AMDK kemasan gelas (cup 240ml)
= 55,7 56 karton/jam
= 2.688 cup/jam
= 21,3 22 karton/jam
= 528 botol/jam
Laporan Pendahuluan
Sama halnya seperti pada kemasan gelas (cup) dan botol 600ml,
maka diperlukan penambahan kelonggaran (allowance) untuk
pergerakan material handling (trolley) sebesar 200% dari panjang
trolley, maka luas lantai yang diperlukan :
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
( ⁄ )
Jumlah Lot =
= 645 Lot
Laporan Pendahuluan
= 310 Lot
Laporan Pendahuluan
f) Roll label botol 600 ml, berbentuk roll yang terdiri dari 10.000
pcs label.
Kebutuhan roll label = 170 karton/hari x 24 botol/karton x 30 hari
botol 600 ml/bulan
= 122.400 pcs seal 13 roll
= ( ) + 50%
= 44 m2
= ( ) + 50%
= 22 m2
Laporan Pendahuluan
= ( ) + 50% toleransi
= 36 m2
Laporan Pendahuluan
Luas lantai =
= 19,5 20 m2
= 8,84 9 m2
Luas lantai =
= 11,5 m2
Laporan Pendahuluan
Sehingga total tenaga kerja kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung
yang dibutuhkan dalam pengelolaan pabrik AMDK ini dapat dilihat pada
tabel 4.27.
Tabel 4.27.
Jumlah Tenaga Kerja
JENIS TENAGA KERJA BAGIAN JUMLAH
Manajer 1 orang
Staf Operasional 1 orang
TIDAK LANGSUNG
Staf Marketing 1 orang
Supervisor Produksi 1 orang
Teknisi/Operator Mesin 3 orang
Distribusi & Transportasi 2 orang
LANGSUNG
Pengemasan 3 orang
Material Handling 2 orang
Jumlah Total 14 orang
Sumber : Hasil perhitungan dan kebijakan perusahaan
Laporan Pendahuluan
Berikut ini adalah ijin-ijin yang butuhkan untuk mendirikan sebuah fasilitas
pabrik AMDK dan penjelasannya :
1. SIUP (Surat Ijin Perdagangan Perusahaan)
Berfungsi sebagai alat bukti sah dari usaha perdagangan yang dilakukan dan
diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan, namun berlaku di seluruh
wilayah RI. Surat ini berlaku selama perusahaan melakukan usaha, dan
diperbarui setiap lima tahun sekali.
2. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Fungsinya adalah sebagai bukti bahwa sebuah badan usaha sudah
melakukan pendaftaran dan telah melakukan kewajibannya. Pendaftaran
wajib dilakukan oleh pemilik atau pengelola perusahaan, bisa diwakilkan
asalkan menggunakan surat kuasa.
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Adalah identitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam
pembayaran pajak. NPWP bisa dibuat secara online maupun offline dengan
mendatangi kantor pelayanan pajak setempat.
4. Akta Perusahaan
Dibuat dan penandatanganannya disaksikan oleh notaris yang berwenang.
Fungsinya adalah untuk menghindari adanya sengketa mengenai
pembagian keuntungan perusahaan, dan memberikan kejelasan atas status
kepemilikan perusahaan.
Laporan Pendahuluan
Selanjutnya, izin SNI pada perusahaan AMDK yang akan didirikan ini berupa SNI
wajib karena berkaitan dengan kepentingan kesehatan konsumen pemakai
produk.. Pada tahap awal, perusahaan akan menggunakan sertifikat produk
MODUL I yaitu pernyataan kemampuan oleh produsen berupa Surat Pernyataan
Diri (Self Declaration) berdasarkan hasil pemeriksaan oleh produsen yang
bersangkutan terhadap sarana produksi, proses produksi dan pengendalian
mutu produk sesuai dengan pedoman Dewan Standardisasi Nasional (DSN).
MODUL I ini akan diperkuat dengan hasil uji laboratorium institusi pemerintah
yaitu UPTD Laboratorium Kesehatan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota
Pontianak dan Laboratorium Kualitas dan Kesehatan Lahan, Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura.
Laporan Pendahuluan
Pada saat pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) tersebut ingin
mendistribusikan produk AMDK ke distributor atau agen-agen di daerah
lainnya. maka sebelum perusahaan dapat mengedarkan produk mereka
perusahaan harus memiliki izin BPOM, serta dapat dilengkapi dengan beberapa
sertifikasi lainnya, diantaranya :
1. Kode Sertifikasi ISO 9000:2000
Yaitu sertifikat yang mengacu pada bagaimana prosedur manajemen mutu
itu dijalankan oleh pabrik air minum dalam kemasan (AMDK), sehingga
perusahaan dapat menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan oleh
pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) tersebut.
2. Kode Sertifikasi ISO 14.000
Yaitu sertifikat yang dikeluarkan untuk memastikan bahwa hasil atau
proses yang dijalankan oleh perusahaan tidak membahayakan lingkungan
atau aman bagi lingkungan perusahaan.
3. Kode Sertifikasi Halal,
Yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh LPPOM MUI dan bekerja sama dengan
beberapa instansi keagamaan untuk menjamin bahwa semua bahan, semua
proses tersebut adalah HALAL.
4. Kode Sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia)
Yaitu suatu serfikasi yang mutlak dimiliki oleh perusahaan air minum dalam
kemasan (AMDK) dalam menjalankan bisnisnya. yang akan dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian
Laporan Pendahuluan
Selain dari dokumen yang disebut diatas, sebuah pabrik air minum dalam
kemasan (AMDK) juga memerlukan dokumen penunjang. Dokumen lainnya
yang diperlukan adalah Sertifikat Kalibrasi dari alat-alat yang digunakan oleh
laboraturium perusahaan untuk mendukung operasional mesin AMDK,
beberapa alat diantaranya seperti kalibrasi pH meter, OZON(O3), Conductivity
meter dan peralatan laboraturium lainnya. Dengan dilengkapinya sertifikat
kalibrasi dari alat alat laboratorium tersebut, maka pabrik air minum dalam
kemasan (AMDK) sudah dapat memulai berproduksi, dan setiap hasil
produksinya secara random harus dilakukan pengujian di Laboratorium.
Sertifikat Kalibrasi didapatkan dari badan kalibrasi negara dan proses kalibrasi
harus dilakukan setiap tahun untuk setiap alat laboraturiumnya.
Salah satu persyaratan untuk pengajuan sertifikasi SNI dan Ijin BPOM adalah
terdapatnya ruangan laboraturium yang terdapat beberapa alat laboratorium
untuk keperluan pengetesan air baik secara fisika, kimia maupun biologi. Bagi
sebuah pabrik air minum dalam kemasan (AMDK), ruangan laboratorium dan
peralatannya sangat diperlukan untuk mengontrol air hasil olahan tersebut
apakah sudah layak atau belum. Laboraturium akan digunakan dalam proses
pengujian secara acak atau berkala untuk air sumber yang akan digunakan
dalam proses produksi, maupun air hasil yang sudah selesai di kemas.
Berdasarkan hasil uji mutu air baku yang telah dilakukan di Laboratorium
Kualitas dan Kesehatan Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura yang
telah dilakukan sebelumnya, mutu air baku dari sumber air terjun Riam
Merasap masih berada pada ambang batas baku mutu air dan memenuhi syarat
sesuai Persyaratan Mutu Air Minum Sesuai SNI : 01-3553 2006. Limbah hasil
pengolahan air baku menjadi AMDK hanya berupa endapan kotoran terlarut
dari bak penampungan yang dapat dibuang ke bak penampung limbah endapan
lumpur (sludge) ataupun ke anak sungai yang mengalir di dekat lokasi pabrik
AMKD. Keluaran limbah endapan lumpur (sludge) ini tidak mempengaruhi
kondisi ekosistem sungai karena tidak ada penambahan zat kimia berbahaya
pada proses pengendapan. Volume pembuangannya tergolong kecil karena
pembersihan penampungan dilakukan 3 hari sekali dengan volume maksimal ¼
volume bak penampungan.
Selanjutnya, pengambilan air dari sumber mata air tidak dilakukan dengan
menggunakan pengeboran, melainkan mengalirkan aliran air secara gravitasi
yang telah ditampung sebelumnya pada sebuah bendung dari sumber air terjun
Riam Merasap. Kondisi pada lokasi sumber air baku dari air terjun Riam
Merasap ini, air keluar dan turun secara melimpah dari atas gunung dan
ditampung dalam sebuah bendung yang akan dibangun dengan dimensi panjang
12 m, tebal bendung 1 m dan tinggi bendung 1,75 m. Lubang pipa distribusi
dimasukkan pada dinding bendung dan posisinya berada diatas jauh dari
permukaan dasar bendung. Sementara itu, pada dinding bendung juga dipasang
pipa spillway, agar jika debit air yang tertampung melebihi batas daya tampung
bendung, air masih dapat keluar bendung dan mengairi anak sungai yang ada di
lokasi sumber air baku.
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.28.
Kriteria Ambang Batas Kebisingan
PERUNTUKAN MAKSIMUM DIPERKENANKAN (dBA)
Perumahan 60
Industri / Perkantoran 70
Pusat perdagangan 85
Rekreasi 60
Campuran perumahan dan industri 60
Sumber : PP No.20 tahun 1990
Mesin yang menghasilkan kebisingan tertinggi adalah mesin Cup Sealer 2 Line
Mechanic Pneumatic (MSP-CS2L). Mesin ini menghasilkan tingkat kebisingan
sebesar 63-70 dBA. Nilai ini masih berada pada ambang yang diperkenankan
untuk industri atau perkantoran. Hal ini disebabkan karena mesin ini
merupakan mesin elektrik yang tidak menggunakan komponen pengolah bahan
bakar minyak. Semua mesin yang digunakan dalam proses pengolahan AMDK
ini tidak menghasilkan gas buang hasil pembakaran BBM, karena semuanya
menggunakan motor penggerak listrik.
Pengaruh industri AMDK oleh PDAM Tirta Muare Ulakan ini terhadap
lingkungan sosial yang mungkin terjadi adalah mengurangi pengangguran
dengan sedapat mungkin melakukan perekrutan tenaga kerja setempat, serta
menghasilkan multiplier effect bagi banyak kegiatan usaha lainnya. Dengan
kondisi-kondisi di atas, maka industri AMDK ini belum memerlukan upaya
pengendalian dampak lingkungan yang kompleks.
1. Perhitungan Biaya
Perhitungan biaya untuk kedua jenis alternatif investasi terdiri dari
perhitungan biaya investasi, biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja tak
langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya penyusutan, sebagai berikut :
a. Biaya Investasi
Biaya investasi meliputi biaya lahan dan infrastruktur pabrik AMDK,
biaya mesin dan peralatan produksi, perlengkapan kantor, kendaraan
serta biaya perijinan. Rekapitulasi biaya investasi seperti ditunjukkan
pada Tabel 4.29, sedangkan rincian detil biaya investasi dapat dilihat
pada Lampiran 4.
Tabel 4.29.
Rekapitulasi Biaya Investasi AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Harga
No Jenis Aktiva
Alterantif 1 Alternatif 2
1 Lahan dan infrastruktur pabrik AMDK 1.091.000.000 1.091.000.000
2 Mesin dan peralatan produksi 1.195.600.000 1.938.100.000
3 Fasilitas dan perlengkapan 67.000.000 67.000000
4 Kendaraan operasional 290.000.000 290.000.000
5 Hukum dan perijinan 65.000.000 65.000.000
Total 2.708.600.000 3.451.100.000
Sumber : data olahan
Total investasi awal yang dibutuhkan untuk alternatif investasi 1
sebesar Rp. 2.708.600.000, sedangkan untuk alternatif investasi 2
sebesar Rp. 3.451.100.000. Sumber modal yang akan digunakan untuk
menjalankan rencana bisnis AMDK ini seluruhnya direncanakan akan
berasal dari APBD pemerintah Kabupaten Sambas, tidak ada melakukan
pinjaman modal investasi pada pihak ketiga.
Laporan Pendahuluan
Pada proses pengambilan air baku untuk proses pengolahan AMDK dari
sumber air terjun Riam Merasap, maka pabrik AMDK PDAM Tirta Muare
Ulakan diasumsikan akan dikenakan retribusi sebesar Rp.10/liter. Jika
kapasitas produksi pabrik AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan pada
produksi tahun pertama (2019) memerlukan sumber air baku sebanyak
1.698.685 liter, maka akan memberikan retribusi kepada Pemda
Kabupaten Sambas sebesar Rp. 16.986.846.
Tabel 4.30.
Rekapitulasi Biaya Produksi Langsung AMDK
Biaya Produksi Langsung/Kemasan
No Jenis AMDK (Rp)
Alternatif 1 Alternatif 2
1 AMDK Galon 8.113 7.113
2 AMDK Gelas (Cup 240 ml) 14.143 14.143
3 AMDK Botol 600 ml 28.519 24.919
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.31.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah Upah/ Total (Rp)/ Total (Rp)/
No Bagian
orang bulan bulan tahun
Alternatif Investasi 1
1 Operator Mesin 3 2.500.000 7.500.000 90.000.000
2 Supir 2 2.500.000 5.000.000 60.000.000
3 Pengemasan 3 1.800.000 5.400.000 64.800.000
4 Material handling 2 1.800.000 3.600.000 43.200.000
Total 14.000.000 168.000.000
Alternatif Investasi 2
1 Operator Mesin 5 2.500.000 12.500.000 150.000.000
2 Supir 2 2.500.000 5.000.000 60.000.000
3 Pengemasan 3 1.800.000 5.400.000 64.800.000
4 Material handling 4 1.800.000 7.200.000 86.400.000
Total 17.600.000 211.200.000
Sumber : Hasil perhitungan dan kebijakan perusahaan
Tabel 4.32.
Biaya Overhead
Total
No Keterangan (Rp)/tahun
Alternatif 1 Alternatif 2
1 Listrik 30.000.000 54.000.000
2 Telepon 6.000.000 6.000.000
3 Distribusi 28.800.000 28.800.000
4 Promosi/Iklan 12.000.000 24.000.000
5 Administrasi 6.000.000 6.000.000
6 Tenaga Kerja Tidak Langsung 108.000.000 108.000.000
Jumlah Total 190.800.000 226.800.000
Sumber : Hasil perhitungan dan kebijakan perusahaan
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.33.
Biaya Depresiasi
Biaya
No Jenis Biaya (Rp/tahun)
Alternatif 1 Alternatif 2
1 Bangunan dan Infrastruktur 53.750.000 53.750.000
2 Mesin dan Alat 59.780.000 96.905.000
3 Fasilitas dan Perlengkapan 3.350.000 3.350.000
4 Kendaraan 14.500.000 14.500.000
Total 131.380.000 168.505.000
Sumber : Hasil Perhitungan dan kebijakan perusahaan
Laporan Pendahuluan
Alternatif Investasi 2
1 AMDK Galon 7.113 9.090 10.000
2 AMDK Gelas (Cup 240ml) 14.143 19.998 22.000
3 AMDK Botol 600 ml 24.919 38.176 42.000
Sumber : Hasil Perhitungan dan kebijakan perusahaan
Penetapan harga jual produk AMDK kemasan galon sebesar Rp. 10.000/
galon, AMDK kemasan gelas 240ml sebesar Rp. 22.000/karton dan
AMDK kemasan botol 600ml sebesar Rp. 42.000/karton adalah
berdasarkan hasil survei pasar terhadap harga jual dari produk-produk
AMDK yang dihasilkan oleh pesaing.
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.36.
Rekapitulasi Cash Flow Pabrik AMDK (Alternatif Investasi 2)
Tabel 4.37.
Laporan Laba Rugi Pabrik AMDK
(Alternatif Investasi 1)
Tabel 4.38.
Laporan Laba Rugi Pabrik AMDK
(Alternatif Investasi 2)
Pada bagian 2.b dan 2.c, diperoleh nilai nol rupiah dikarenakan seluruh
modal usaha yang ditanamkan merupakan modal sendiri.
Laporan Pendahuluan
Tabel 4.40.
Analysis for Feasibility Study
(Alternatif Investasi 2)
Perhitungan setiap kriteria dapat dilihat pada tabel analysis for feasibility
study sebagai berikut :
a. Net Present Value (NPV)
Tingkat suku bunga yang digunakan sebagai asumsi pada perhitungan
NPV ini adalah 12 % pada tahun 2019. NPV dihitung sampai tahun ke-
10. Formulasi bagi Net Present value dapat diketahui pada persamaan
berikut :
Laporan Pendahuluan
Berdasarkan pada Tabel 4.39 dan Tabel 4.40 di atas, dapat dilihat
bahwa hasil perhitungan menunjukkan nilai NPV Alternatif Investasi 1
positif sebesar Rp. 1.921.221.856 dan NPV Alternatif Investasi 2 positif
sebesar Rp. 1.334.975.952 Hasil ini menunjukkan bahwa kedua rencana
alternatif investasi tersebut LAYAK.
Laporan Pendahuluan
Tabel net cash flow dapat dilihat pada Tabel 4.39 untuk Alternatif
Investasi 1 dan Tabel 4.40 untuk Alternatif Investasi 2, dan perhitungan
IRR nya adalah sebagai berikut :
Alternatif Investasi 1 :
Alternatif Investasi 2 :
c. Payback period
Payback period adalah periode pengembalian investasi dengan
memperhatikan nilai uang terhadap waktu, dan suku bunga.
Perhitungan payback period ditunjukkan dengan rumus dan
perhitungan berikut :
Laporan Pendahuluan
Alternatif Investasi 1
PP = 5,57 Tahun
Alternatif Investasi 2
PP = 6,33 Tahun
Alternatif Investasi 1 :
BEP = 986.678.572
Laporan Pendahuluan
BEP = 1.126.325.136
Tabel 4.41.
BEP Tiap Jenis AMDK
AMDK AMDK AMDK
Rencana Bisnis Keterangan
(Galon) (Gelas) (Botol)
Alternatif 254.559.149 524.485.830 207.633.594 BEP (Rp.)
Investasi 1 25.456 23.840 4.944 BEP (Unit)
Alternatif 290.587.407 598.717.344 237.020.385 BEP (Rp.)
Investasi 2 29.059 27.214 5.643 BEP (Unit)
Sumber : Hasil Olahan
e. B/C Ratio
B/C ration adalah ukuran perbandingan antara pendapatan (Benefit =
B) dengan total biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai
B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan, dapat dilihat melalui perhitungan berikut :
Alternatif Investasi 1 :
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Pasar potensial AMDK yang tersedia pada tahun 2019 sebesar 4.853.385 liter,
untuk semua jenis kemasan. Jumlah ini dipenuhi oleh produk yang telah ada
yaitu diantaranya Aqua, Nestle, Le Minerale, Crystalline, Pasqua, Maskua, For3
dan merk lainnya. Dalam hal ini, AMDK merek nasional tetap diperhitungkan
dalam pasar potensial tersedia karena produk-produk tersebut turut mengambil
bagian sebagai penyedia produk di Kabupaten Sambas. Merk yang
dierhitungkan sebagai pesaing adalah Pasqua, Maskua dan merk lokal lainnya.
Pabrik direncanakan akan beroperasi pada tahun 2019. Pada tahun 2019,
diproyeksikan kebutuhan potensial AMDK gelas sebesar 2.465.503 liter/tahun,
AMDK Galon sebesar 1.341.623 liter/tahun dan AMDK Botol 600ml sebesar
1.046.258 liter/tahun. Jumlah kebutuhan AMDK untuk semua jenis kemasan
terus bertambah setiap tahunnya, hal ini dipengaruhi pertambahan jumlah
Laporan Pendahuluan
Tabel 5.1.
Target Produksi Harian
Laporan Pendahuluan
Sebagai contoh, distributor di Kec. Tekarang, Kec. Tangaran, Kec. Jawai dan Kec.
Jawai Selatan digabung menjadi satu untuk efisiensi dalam distribusi karena
kedua daerah ini kepadatannya relatif lebih rendah dari daerah sasaran lainnya
dan letaknya berdampingan atau berbatasan. Sehingga untuk lengkapnya, dapat
dilihat pada tabel 4.22.
Laporan Pendahuluan
Berdasarkan hasil diskusi ditetapkan lokasi sumber air baku yang akan
digunakan sebagai sumber bahan baku air untuk diolah menjadi AMDK akan
diambil dari sumber air terjun Riam Berasap yang berada di Kecamatan
Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Pertimbangan pengambilan air baku dari air
terjun Riam Berasap ini dikarenakan mutu air bakunya sangat baik dan
jaraknya relatif dekat dari ibukota Kabupaten Sambas, yaitu 84,6 Km dan hanya
memerlukan waktu tempuh ± 1,5 jam.
Laporan Pendahuluan
Selain itu, pertimbangan lainnya dalam pemilihan lokasi pabrik AMDK ini
dengan melihat jarak pabrik AMDK ke tiap distributor harus relatif lebih dekat.
Sebagai contoh, untuk cakupan wilayah distribusi di Kec. Sajingan Besar, Kec.
Paloh, Kec. Galing & Kec. Teluk Keramat hanya memerlukan jarak 38 Km ke titik
lokasi distributor yang berada di Kec. Paloh.
Laporan Pendahuluan
Luas lantai minimum yang dibutuhkan adalah 400 m2, luas ini akan digunakan
untuk aktivitas 14 orang tenaga kerja. Tata letak ruang dan mesin yang
digunakan mempertimbangkan aliran proses dan penerimaan barang.
Mengingat proses produksi merupakan proses yang kontinyu, maka lini
Laporan Pendahuluan
Beban kerja per orang pada tahun pertama dan seterusnya adalah 12-13
karton/jam. Hal ini masih dalam batas kemampuan yang dapat dilakukan
pekerja dimana berdasarkan pengamatan, pengemasan satu karton AMDK
membutuhkan waktu rata-rata 5 menit untuk operator berkemampuan sedang.
Laporan Pendahuluan
Izin SNI yang harus dimiliki adalah SNI wajib berkaitan dengan kesehatan
konsumen. Sertifikat produk MODUL I merupakan modul paling sederhana untuk
proyek tahap awal yaitu pernyataan kemampuan oleh produsen berupa Surat
Pernyataan Diri (Self Declaration) berdasarkan hasil pemeriksaan oleh produsen
yang bersangkutan terhadap sarana produksi, proses produksi dan pengendalian
Laporan Pendahuluan
Pengambilan air bukan dengan cara menyedot ke pusat air di bawah tanah
melainkan melakukan pembendungan pada lokasi jatuhnya air terjun
memasukkan pipa pada salah satu dinding lubang pangkal keluarnya air pada
bendung. Peletakan pipa pada dinding bendung tetap memberi ruang untuk
keluarnya air menuju permukaan tanah sehingga tidak menghabiskan debit air
yang keluar dari sumber untuk digunakan masyarakat sekitar.
Mesin yang digunakan adalah mesin yang menghasilkan suara kebisingan dalam
ambang batas untuk peruntukan pemukiman dan industri. Hal ini dikarenakan
material yang diolah berupa air yang tidak menimbulkan kebisingan tinggi.
Kebisingan dihasilkan terutama oleh mesin automatic cup sealer FRG2001E
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
3. Payback Periode
Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
modal suatu investasi. Total investasi untuk alternatif 1 adalah sebesar Rp.
5.200.021.339 dan memerlukan waktu 5,57 tahun untuk mengembalikan
modal. Sedangkan total investasi untuk alternatif 2 adalah sebesar Rp.
5.936.992.970 dan memerlukan waktu 6,33 tahun untuk mengembalikan
modal. Hal ini menunjukkan Payback Periode untuk alternatif investasi 2
lebih lama daripada yang diharapkan.
Laporan Pendahuluan
6. Perbandingan Investasi
Berdasarkan beberapa kriteria penilaian kelayakan investasi usaha yang
telah dilakukan diatas, maka hasil analisa secara keseluruhan terhadap
rencana bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) di Kabupaten Sambas
dapat dilihat seperti pada tabel 4.41.
Laporan Pendahuluan
Alternatif Investasi 2
1 BEP 1.126.325.136
2 PBP 6,33
3 NPV 1.334.975.952 LAYAK
4 IRR 7.78%
5 B/C ratio 1.09
Sumber : Hasil Olahan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Tabel 6.1. Hasil Analisa Kelayakan AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
No. Parameter Value Keterangan
1 BEP 986.678.572
2 PBP 5,57
3 NPV 1.921.221.856 LAYAK
4 IRR 13.81%
5 B/C ratio 1.14
6.2. Rekomendasi
Berdasarkan pertimbangan hasil kesimpulan diatas, rekomendasi untuk
pelaksanaan bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) oleh PDAM Tirta Muare
Ulakan, Kabupaten Sambas antara lain:
1. Bisnis AMDK yang akan dijalankan diusulkan menjadi anak perusahaan dari
PDAM Tirta Muare Ulakan, Kabupaten Sambas untuk kemudahan proses
pelaksanaan, manajemen dan pengembangan usaha. Sehingga tidak terjadi
Laporan Pendahuluan
2. Kualitas dan kuantitas AMDK yang dihasilkan harus lebih baik dari AMDK
produk pesaing lainnya, khususnya AMDK produk lokal serta dapat
mendukung kebutuhan masyarakat Kabupaten Sambas akan air minum yang
bersih dan sehat dan menjadi produk andalan masyarakat Kabupaten
Sambas.
3. Terkait dengan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PDAM Tirta Muare
Ulakan, Kabupaten Sambas yang diharapkan dapat terwujud dan
direncanakan dapat operasional pada tahun 2019, maka beberapa program
yang dapat dilaksanakan, antara lain:
a. TAHUN PERTAMA (2019)
1) Melakukan persiapan perbaikan dan/atau penambahan bangunan
tempat pengolahan AMDK yang ada di fasilitas Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) milik PDAM Tirta Muare Ulakan, yang berada di
Kecamatan Sajingan Besar, dimana seluruh kegiatan usaha produksi
dan manajemen AMDK nantinya akan dilakukan di tempat tersebut.
2) Melakukan proses pengurusan perijinan, baik berupa ijin badan
usaha yang akan dibentuk, Surat Izin Pengambilan Air (SIPA), ijin
prinsip yang dikeluarkan oleh BKSDA Provinsi Kalimantan Barat,
Sertifikat produk MODUL I yaitu berupa Surat Pernyataan Diri (Self
Declaration) dan dokumen pendukung alinnya
3) Melakukan proses pembangunan bendung di lokasi sumber air
baku, yaitu di sumber air terjun Riam Berasap beserta perbaikan
jaringan pipa pendistribusian air baku dari lokasi sumber air baku
hingga ke lokasi tapak rencana pabrik pengolahan AMDK akan
dibangun.
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
HASIL ANALISIS
No.48/H22.3/LKKL/2018
Raw
Water Catridge 20"
Product
Tank
Element Tank
Reservoir Spun
Ozone
Generator Water
Ultrafiltrasi Pump
System
Treatment
Mineral RO RO
Water Water Water
Tank Tank Tank
RO System
Water
Treatment Water
Pump Water Water Pump
Pump Pump
Pengisian Pengisian
Pengisian Botol
Galon Gelas
9 Filter Pre Treatment System Housing filter : 3 buah FRP PolyEthilene (PE) Ukuran Ø10″ 1054 1 Set
2 buah housing filter 20” + filter cartridge spoon sidiment 3 - 1
Media filter : Carbon Active, Carbon Calgon, Pasir Silika
Pump : Booster pump Stainless Steel FWP 61 SS
In – Out Pipe : 1″
Pressure max : 10 Bar
Kapasitas max : 40 Ltr/menit
Back Wash : Manual System with 3 Way Valve
LAMPIRAN 3. Mesin dan Peralatan Pengolahan AMDK (lanjutan)
No Mesin/Peralatan Spesifikasi Jlmh & Sat
10 Stainless Steel Water Tank Tipe GS-3000 2 buah
Kapasitas : 2.300 liter
Dimensi : diameter 1.450 mm x tinggi 1.950 mm
Alternatif Investasi 1 :
Harga per Jumlah Jumlah
Jumlah per
No Particulars Satuan satuan Biaya Total
kemasan
(Rp) (Rp) (Rp)
AMDK Gelas
1 Air baku olahan 10,56 liter 10 105,6
2 Gelas (cup) 48 cup 100 4800
3 Lid Cup 48 pcs seal 30 1440
4 Sedotan 48 buah 60 2880 14.113
5 Karton kemasan gelas (cup) 1 buah 2.550 2550
6 Isolasi kemasan karton gelas (cup) 80 cm 2 160
7 Overhead 1 Lump 430,91 430,91
8 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 1.766,74 1.767
AMDK Botol
1 Air baku olahan 14,40 liter 10 144
2 Botol 600ml 24 buah 600 14400
3 Sring/Lid botol 600ml 24 buah 115 2760
4 Segel tutup botol 24 buah 75 1800 28.519
5 Karton kemasan botol 600ml 1 buah 3.500 3500
6 Isolasi kemasan karton botol 80 pcs 2 160
7 Overhead 1 Lump 1.128 1128,38
8 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 4.626,36 4.626
AMDK Galon
1 Air baku olahan 19 liter 10 190
2 Kemasan galon (refill) 1 buah 3.000 3.000
3 Tutup galon 1 buah 450 450 8.113
4 Overhead 1 Lump 1.598 1.598
5 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 2.875,76 2.876
Alternatif Investasi 2 :
Harga per Jumlah Jumlah
Jumlah per
No Particulars Satuan satuan Biaya Total
kemasan
(Rp) (Rp) (Rp)
AMDK Gelas
1 Air baku olahan 10,56 liter 10 105,6
2 Gelas (cup) 48 cup 100 4800
3 Lid Cup 48 pcs seal 30 1440
4 Sedotan 48 buah 60 2880 14.113
5 Karton kemasan gelas (cup) 1 buah 2.550 2550
6 Isolasi kemasan karton gelas (cup) 80 cm 2 160
7 Overhead 1 Lump 430,91 430,91
8 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 1.766,74 1.767
AMDK Botol
1 Air baku olahan 14,40 liter 10 144
2 Botol 600ml 24 buah 450 10800
3 Sring/Lid botol 600ml 24 buah 115 2760
4 Segel tutup botol 24 buah 75 1800 24.919
5 Karton kemasan botol 600ml 1 buah 3.500 3500
6 Isolasi kemasan karton botol 80 pcs 2 160
7 Overhead 1 Lump 1.128 1128,38
8 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 4.626,36 4.626
AMDK Galon
1 Air baku olahan 19 liter 10 190
2 Kemasan galon (refill) 1 buah 2.000 2.000
3 Tutup galon 1 buah 450 450 7.113
4 Overhead 1 Lump 1.598 1.598
5 Tenaga Kerja Langsung 1 Lump 2.875,76 2.876
LAMPIRAN 6. Rincian Biaya Overhead Pabrik AMDK
Alternatif Investasi 1 :
Total (Rp)/ Total (Rp)/
No Keterangan Jumlah Satuan Biaya
bulan tahun
1 Listrik 1 bulan 2.500.000 2.500.000 30.000.000
2 Telepon 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000
3 Distribusi 8 kali 300.000 2.400.000 28.800.000
4 Promosi/Iklan 1 bulan 1.000.000 1.000.000 12.000.000
5 Administrasi 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000
6 Tenaga kerja tidak
langsung
- Manajer 1 orang 3.000.000 3.000.000
108.000.000
- Staf operasional 1 orang 2.000.000 2.000.000
- Staf pemasaran 1 orang 2.000.000 2.000.000
- Staf produksi 1 orang 2.000.000 2.000.000
Jumlah Total 15.900.000 190.800.000
Alternatif Investasi 2 :
Total (Rp)/ Total (Rp)/
No Keterangan Jumlah Satuan Biaya
bulan tahun
1 Listrik 1 bulan 4.500.000 4.500.000 54.000.000
2 Telepon 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000
3 Distribusi 8 kali 300.000 2.400.000 28.800.000
4 Promosi/Iklan 1 bulan 1.000.000 1.000.000 12.000.000
5 Administrasi 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000
6 Tenaga kerja tidak
langsung
- Manajer 1 orang 3.000.000 3.000.000
108.000.000
- Staf operasional 1 orang 2.000.000 2.000.000
- Staf pemasaran 1 orang 2.000.000 2.000.000
- Staf produksi 1 orang 2.000.000 2.000.000
Jumlah Total 15.900.000 214.800.000
LAMPIRAN 7. Rincian Biaya Operasional Pabrik AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Alternatif Investasi 1 :
No Description Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
I. Variable Cost
1 Gaji tenaga kerja langsung 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000 168.000.000
2 Bahan Baku (sebagai retribusi) 16.986.846 19.144.572 21.225.181 23.175.848 25.143.116 27.077.203 28.938.728 30.724.182 32.429.914 34.052.165
3 Bahan Pembantu 1.846.043.493 2.086.429.780 2.320.076.349 2.541.744.095 2.766.072.507 2.988.127.624 3.204.013.014 3.413.409.730 3.615.985.459 3.811.398.120
A AMDK (Galon) 165.831.689 184.028.025 200.673.271 215.007.636 229.087.308 242.194.796 253.759.123 263.715.680 271.997.457 278.535.536
B AMDK (Gelas) 1.051.241.879 1.197.424.372 1.342.355.256 1.483.841.928 1.628.194.013 1.773.351.959 1.917.701.233 2.061.158.550 2.203.636.304 2.345.044.137
C AMDK (Botol) 628.969.925 704.977.383 777.047.823 842.894.531 908.791.186 972.580.869 1.032.552.659 1.088.535.500 1.140.351.698 1.187.818.447
Listrik, telepon, distribusi, dan
4 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000 82.800.000
administrasi
Total Variable Cost 2.149.235.291 2.113.830.339 2.356.374.351 2.592.101.530 2.815.719.943 3.042.015.623 3.266.004.827 3.483.751.743 3.694.933.912 3.899.215.372
II. Fixed Cost
1 Gaji tenaga kerja tidak langsung 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
2 Depresiasi 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000 216.087.000
3 Asuransi 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000 11.428.000
4 Perawatan/pemeliharaan 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000 22.076.000
5 Pajak bumi dan bangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Total Fixed Cost 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000
Total Operational Cost 2.526.826.291 2.491.421.339 2.733.965.351 2.969.692.530 3.193.310.943 3.419.606.623 3.643.595.827 3.861.342.743 4.072.524.912 4.276.806.372
Alternatif Investasi 2 :
No Description Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
I. Variable Cost
1 Gaji tenaga kerja langsung 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000 211.200.000
2 Bahan Baku (air pegunungan) 16.986.846 19.144.572 21.225.181 23.175.848 25.143.116 27.077.203 28.938.728 30.724.182 32.429.914 34.052.165
3 Bahan Pembantu 1.690.970.124 1.913.221.094 2.129.871.242 2.336.296.694 2.545.458.322 2.753.002.744 2.955.494.664 3.152.663.705 3.344.227.974 3.529.897.257
A AMDK (Galon) 111.460.643 123.690.968 134.878.756 144.513.329 153.976.715 162.786.666 170.559.410 177.251.523 182.817.963 187.212.410
B AMDK (Gelas) 1.051.241.879 1.197.424.372 1.342.355.256 1.483.841.928 1.628.194.013 1.773.351.959 1.917.701.233 2.061.158.550 2.203.636.304 2.345.044.137
C AMDK (Botol) 528.267.602 592.105.754 652.637.231 707.941.437 763.287.594 816.864.119 867.234.021 914.253.632 957.773.708 997.640.710
Listrik, telepon, distribusi, dan
4 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000 106.800.000
administrasi
Total Variable Cost 2.028.561.021 2.025.956.970 2.250.365.665 2.469.096.423 2.677.472.543 2.888.601.438 3.098.079.947 3.302.433.392 3.501.387.887 3.694.657.888
II. Fixed Cost
1 Gaji tenaga kerja tidak langsung 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
2 Depresiasi 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500 286.624.500
3 Asuransi 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500 15.140.500
4 Perawatan/pemeliharaan 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000 30.171.000
5 Pajak bumi dan bangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Total Fixed Cost 468.014.500 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000
Total Operational Cost 2.450.870.180 2.485.892.970 2.710.301.665 2.929.032.423 3.137.408.543 3.348.537.438 3.558.015.947 3.762.369.392 3.961.323.887 4.154.593.888
LAMPIRAN 8. Aliran Kas (Cash Flow) Pabrik AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Alternatif Investasi 1 :
No. Parameter Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
Penjualan
1 AMDK (Galon) 271.855.227 301.685.287 328.972.575 352.471.535 375.552.965 397.040.649 415.998.562 432.320.787 445.897.470 456.615.633
2 AMDK (Gelas) 1.977.539.234 2.252.529.815 2.525.165.937 2.791.322.993 3.062.870.311 3.335.933.569 3.607.475.598 3.877.339.726 4.145.361.153 4.411.369.904
3 AMDK (Botol) 1.174.860.434 1.316.835.671 1.451.456.907 1.574.452.759 1.697.541.908 1.816.695.419 1.928.717.442 2.033.288.459 2.130.076.554 2.218.740.260
Total Penjualan 3.222.588.012 3.424.254.894 3.871.050.774 4.305.595.419 4.718.247.288 5.135.965.183 5.549.669.637 5.952.191.602 6.342.948.972 6.721.335.177
Investasi
1 Lahan 0
2 Bangunan 1.091.000.000
3 Mesin dan peralatan 1.195.600.000
4 Kendaraan 290.000.000
5 Fasilitas&Perlengkapan 67.000.000
6 Biaya pra investasi 65.000.000
Total Investasi 2.708.600.000
Biaya Operasional 2.491.421.339 2.733.965.351 2.969.692.530 3.193.310.943 3.419.606.623 3.643.595.827 3.861.342.743 4.072.524.912 4.276.806.372 4.473.841.286
1 Biaya tetap 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 377.591.000 386.614.500
2 Biaya variabel 2.356.374.351 2.592.101.530 2.815.719.943 3.042.015.623 3.266.004.827 3.483.751.743 3.694.933.912 3.899.215.372 4.096.250.286 4.979.508.371
Surplus (Defisit) -2.708.600.000 932.833.556 1.137.085.422 1.335.902.888 1.524.936.344 1.716.358.560 1.906.073.811 2.090.848.859 2.270.424.060 2.444.528.805 2.612.884.511
Alternatif Investasi 2 :
No. Parameter Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
Penjualan
1 AMDK (Galon) 271.855.227 301.685.287 328.972.575 352.471.535 375.552.965 397.040.649 415.998.562 432.320.787 445.897.470 456.615.633
2 AMDK (Gelas) 1.977.539.234 2.252.529.815 2.525.165.937 2.791.322.993 3.062.870.311 3.335.933.569 3.607.475.598 3.877.339.726 4.145.361.153 4.411.369.904
3 AMDK (Botol) 1.174.860.434 1.316.835.671 1.451.456.907 1.574.452.759 1.697.541.908 1.816.695.419 1.928.717.442 2.033.288.459 2.130.076.554 2.218.740.260
Total Penjualan 3.222.588.012 3.424.254.894 3.871.050.774 4.305.595.419 4.718.247.288 5.135.965.183 5.549.669.637 5.952.191.602 6.342.948.972 6.721.335.177
Investasi
1 Lahan 0
2 Bangunan 1.091.000.000
3 Mesin dan peralatan 1.938.100.000
4 Kendaraan 290.000.000
5 Fasilitas&Perlengkapan 67.000.000
6 Biaya pra investasi 65.000.000
Total Investasi 3.451.100.000
Biaya Operasional 2.485.892.970 2.710.301.665 2.929.032.423 3.137.408.543 3.348.537.438 3.558.015.947 3.762.369.392 3.961.323.887 4.154.593.888 4.341.885.422
1 Biaya tetap 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 459.936.000 468.014.500
2 Biaya variabel 2.250.365.665 2.469.096.423 2.677.472.543 2.888.601.438 3.098.079.947 3.302.433.392 3.501.387.887 3.694.657.888 3.881.949.422 4.579.004.611
Surplus (Defisit) -3.451.100.000 938.361.924 1.160.749.108 1.376.562.995 1.580.838.745 1.787.427.745 1.991.653.691 2.189.822.209 2.381.625.085 2.566.741.289 2.744.840.375
LAMPIRAN 9. Proyeksi Laba Rugi Pabrik AMDK PDAM Tirta Muare Ulakan
Alternatif Investasi 1
No. Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
1 Penjualan 3.424.254.894 3.871.050.774 4.305.595.419 4.718.247.288 5.135.965.183 5.549.669.637 5.952.191.602 6.342.948.972 6.721.335.177 7.086.725.797
2 Pengeluaran
a. Biaya operasional 2.491.421.339 2.733.965.351 2.969.692.530 3.193.310.943 3.419.606.623 3.643.595.827 3.861.342.743 4.072.524.912 4.276.806.372 4.473.841.286
b. Angsuran pokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Bunga bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2.491.421.339 2.733.965.351 2.969.692.530 3.193.310.943 3.419.606.623 3.643.595.827 3.861.342.743 4.072.524.912 4.276.806.372 4.473.841.286
3 Laba sebelum pajak 932.833.556 1.137.085.422 1.335.902.888 1.524.936.344 1.716.358.560 1.906.073.811 2.090.848.859 2.270.424.060 2.444.528.805 2.612.884.511
4 Pajak 10% 93.283.356 113.708.542 133.590.289 152.493.634 171.635.856 190.607.381 209.084.886 227.042.406 244.452.880 261.288.451
Laba bersih 839.550.200 1.023.376.880 1.202.312.600 1.372.442.710 1.544.722.704 1.715.466.429 1.881.763.973 2.043.381.654 2.200.075.924 2.351.596.060
Alternatif Investasi 2
No. Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
1 Penjualan 3.424.254.894 3.871.050.774 4.305.595.419 4.718.247.288 5.135.965.183 5.549.669.637 5.952.191.602 6.342.948.972 6.721.335.177 7.086.725.797
2 Pengeluaran
a. Biaya operasional 2.485.892.970 2.710.301.665 2.929.032.423 3.137.408.543 3.348.537.438 3.558.015.947 3.762.369.392 3.961.323.887 4.154.593.888 4.341.885.422
b. Angsuran pokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Bunga bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 2.485.892.970 2.710.301.665 2.929.032.423 3.137.408.543 3.348.537.438 3.558.015.947 3.762.369.392 3.961.323.887 4.154.593.888 4.341.885.422
3 Laba sebelum pajak 938.361.924 1.160.749.108 1.376.562.995 1.580.838.745 1.787.427.745 1.991.653.691 2.189.822.209 2.381.625.085 2.566.741.289 2.744.840.375
4 Pajak 10% 93.836.192 116.074.911 137.656.300 158.083.875 178.742.775 199.165.369 218.982.221 238.162.509 256.674.129 274.484.037
Laba bersih 844.525.732 1.044.674.198 1.238.906.696 1.422.754.871 1.608.684.971 1.792.488.321 1.970.839.988 2.143.462.577 2.310.067.160 2.470.356.337