Anda di halaman 1dari 10

Nama : Indria Wulandari Sihotang

NIM : 21120120120013

Cybercrime
A. Latar Belakang

Sejarah Cyber crime Cyber crime terjadi bermula dari kegiatan hacking yang telah ada
lebih dari satu abad. Pada tahun 1870-an, beberapa remaja telah merusak system telepon
baru Negara dengan merubah otoritas. Berikut akan ditunjukan seberapa sibuknya para
hacker telah ada selama 35 tahun terakhir. Awal 1960 fasilitas universitas dengan kerangka
utama computer yang besar, seperti laboratorium kepintaran buatan (arti ficial intel ligence)
MIT, menjadi tahap percobaan bagi para hacker.

Pada awalnya, kata “ hacker” berarti positif untuk seorang yang menguasai computer
yang dapat membuat sebuah program melebihi apa yang dirancang untuk melakukan
tugasnya. Awal 1970 John Draper membuat sebuah panggilan telepon membuat sebuah
panggilan telepon jarak jauh secara gratis dengan meniupkan nada yang tepat ke dalam
telepon yang memberitahukan kepada system telepon agar membuka saluran. Draper
menemukan siulan sebagai hadiah gratis dalam sebuah kotak sereal anak-anak. Draper, yang
kemudian memperoleh julukan “Captain crunch” ditangkap berulangkali untuk pengrusakan
telepon pada tahun 1970-an . pergerakan social Yippie memulai majalah YIPL/TAP (Youth
International Party Line/ Technical Assistance Program) untuk menolong para hacker telepon
(disebut “phreaks”) membuat panggilan jarak jauh secara gratis. Dua anggota dari California’s
Homebrew Computer Club memulai membuat “blue boxes” alat yang digunakan untuk meng-
hack ke dalam system telepon. Para anggotanya, yang mengadopsi pegangan “Berkeley Blue”
(Steve Jobs) dan “Oak Toebark” (Steve Wozniak), yang selanjutnya mendirikan Apple
computer. Awal 1980 pengarang William Gibson memasukkan istilah “Cyber Space” dalam
sebuah novel fiksi ilmiah yang disebut Neurimancer.

Dalam satu penangkapan pertama dari para hacker, FBI menggerebek markas 414 di
Milwaukee (dinamakan sesuai kode area local) setelah para anggotanya menyebabkan
pembobolan 60 komputer berjarak dari memorial Sloan-Kettering Cancer Center ke Los
Alamos National Laboratory. Comprehensive Criem Contmrol Act memberikan yuridiksi
Secret Service lewat kartu kredit dan penipuan Komputer.dua bentuk kelompok hacker,the
legion of doom di amerika serikat dan the chaos computer club di jerman.akhir 1980 penipuan
computer dan tindakan penyalahgunaan member kekuatan lebih bagi otoritas federal
computer emergency response team dibentuk oleh agen pertahanan amerika serikat
bermarkas pada Carnegie mellon university di pitt sburgh,misinya untuk menginvestigasi
perkembangan volume dari penyerangan pada jaringan computer pada usianya yang ke
25,seorang hacker veteran bernama Kevin mitnick secara rahasia memonitor email dari MCI
dan pegawai keamanan digital equipment.dia dihukum karena merusak computer dan
mencuri software dan hal itu dinyatakan hukum selama satu tahun penjara.pada oktober
2008 muncul sesuatu virus baru yang bernama conficker(juga disebut downup downandup
dan kido)yang terkatagori sebagai virus jenis worm.conficker menyerang windows dan paling
banyak ditemui dalam windows XP.microsoft merilis patch untuk menghentikan worm ini
pada tanggal 15 oktober 2008.heinz haise memperkirakan conficker telah menginfeksi 2.5
juta PC pada 15 januari 2009,sementara the guardian memperkiran 3.5 juta PC terinfeksi.pada
16 januari 2009,worm ini telah menginfeksi hamper 9 juta PC,menjadikannya salah satu
infeksi yang paling cepat menyebar dalam waktu singkat.

Dalam hal ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup
pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat
yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan
kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.
Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (Information Technology) seperti internet
sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal
maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan
secara “potong kompas”. Dampak buruk dari perkembangan “dunia maya” ini tidak dapat
dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa depan.

Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang
revolusioner (digital revolution era) karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan
dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain, berkembangnya teknologi
informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan
kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang
berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan duniamaya.

Masalah kejahatan maya dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak
secara seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan, karena kejahatan ini
termasuk salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) bahkan dirasakan pula sebagai
serious crime (kejahatan serius) dan transnational crime (kejahatan antar negara) yang selalu
mengancam kehidupan warga masyarakat, bangsa dan negara berdaulat. Tindak pidana atau
kejahatan ini adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan moderen dari masyarakat informasi
akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer,
pornografi, terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan
sebagainya.

B. Defenisi Cyber Crime

Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan


teknologi internet beberapa pandapat mengasumsikan cybercrime dengan computer
crime.the U.S department of justice memberikan pengertian computer crime sebagai “any
illegal actrequiring knowledge of computer technologi for its perpetration,investigation,or
prosecution”pengertian tersebut indentik dengan yang diberikan organization of European
community development,yang mendefinisikan computer crime sebagai “any illegal,unethical
or unauthorized behavior relating to yhe automatic processing and/or the transmission of
data “adapun andi hamzah (1989) dalam tulisannya “aspek –aspek pidana dibidang computer
“mengartikan kejahatan komputer sebagai “Kejahatan di bidang komputer secara umum
dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal”. Dari beberapa pengertian
diatas, secara ringkas dapat dikatakan bahwa cyber crime dapat didefinisikan sebagai
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis
pada kecanggihan teknologi, komputer dan telekomunikasi baik untuk memperoleh
keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.

Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali
diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning
Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984 yang
menyebutkan bahwa: Cyberspace. A consensual hallucination experienced daily by billions of
legitimate operators, in every nation, by children being taught mathematical concepts... A
graphic representation of data abstracted from the banks of every computer in the human
system. Unthinkable complexity. Lines of light ranged in the nonspace of the mind, clusters
and constellations of data. Like city lights, receding.

C. Karakteristik Cyber Crime

Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita menganl adanya 2 jenis kejahatan
sebagai berikut:

a. Kejahatan kerah biru (blue collar criem)

Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak criminal yang dilakukan
secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain. Para pelaku kejahatan
jenis ini biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah,
kurang terdidik, dan lain-lain.

b. Kejahatan kerah putih (white collar crime)

Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi,
kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Pelakunya biasanya bekebalikan dari
blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan, memegang jabatan-jabatan
terhormat di masyaratat. Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat
adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kedua model di atas.

Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima
hal berikut:

a. Ruang lingkup kejahatan


Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global.
Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara
sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku.
Karakteristik internet di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa identitas
(anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang tak tersentuh
hukum.
b. Sifat kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah
terlihat. Jika kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan
kejahatan di internet bersifat sebaliknya.
c. Pelaku kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan
oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku
kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang
sempat tertangkap remaja, bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak.
d. Modus kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus
operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut
sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang
komputer, teknik pemrograman dan seluk beluk dunia cyber.
e. Jenis kerugian yang ditimbulkan Dapat bersifat material maupun non-material.
Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan
informasi.

D. Jenis /Klafikai Cyber Crime

Cyber crime dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Cyberpiracy, yaitu penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software


atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat
teknologi komputer misalnya pembajakan software.
2. Cybertrespass, yaitu penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses
pada sistem komputer suatu organisasi atau individu misalnya hacking exploit sytem
dan seluruh kegiatan yang berhubungan dengannya.
3. Cybervandalism, yaitu penggunaan teknologi komputer untuk membuat program
yang menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data di sistem
komputer misalnya virus, trojan, worm, metode DoS, http attack, BruteForce Attack,
dan lain sebagainya.

Dari klasifikasi kejahatan dunia maya, diketahui jenis cybercrime berdasarkan jenis
aktivitasnya dan tentunya kegiatan ini yang marak di lakukan baik di Indonesia sendiri
atau di negara lain,yaitu:
1. Cyber Espionage, ialah kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem
jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
2. Data Forgery, ialah kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
3. Data Theft, ialah kejahatan memperoleh data komputer secara tidak sah baik untuk
digunakan sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain.
4. Cyber Sabotage and Extortion ialah kejahatan yang paling mengenaskan. Kejahatan
ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap
suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet.
5. Unauthorized Access to Computer System and Service, ialah Kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan
komputer yang dimasukinya.
6. Offense against Intellectual Property, ialah Kejahatan ini ditujukan terhadap hak
atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
7. Illegal Contents, ialah kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap
melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
8. Carding, ialah Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk
melakukan transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat
merugikan orang tersebut baik materil maupun non materil
9. Cracking, ialah kejahatan yang paling mengenaskan. Kejahatan ini dilakukan dengan
membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
E. Contoh Kasus Cybercrime
1. Pencurian dan penggunaan account internet milik orang lain. Pencurian account
ini berbeda dengan pencurian secara fisik karena pencurian dilakukan cukup
dengan menangkap “user_id” dan “password” saja. Tujuan dari pencurian itu
hanya untuk mencuri informasi saja. Pihak yang kecurian tidak akan merasakan
kehilangan. Namun, efeknya akan terasa jika informasi tersebut digunakan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut akan membuat semua beban
biaya penggunaan account oleh si pencuri dibebankan kepada si pemilik account
yang sebenarnya. Kasus ini banyak terjadi di ISP (Internet Service Provider). Kasus
yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian yang dilakukan oleh dua
Warnet di Bandung.
Kasus lainnya: Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan dengan ulah Steven
Haryanto, yang membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat Internet
BCA. Lewat situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke
situssitus tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal
(PIN) dapat ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun
menurut pengakuan Steven pada situs Master Web Indonesia, tujuannya
membuat situs plesetan adalah agar publik memberi perhatian pada kesalahan
pengetikan alamat situs, bukan mengeruk keuntungan.
Persoalan tidak berhenti di situ. Pasalnya, banyak nasabah BCA yang merasa
kehilangan uangnya untuk transaksi yang tidak dilakukan. Ditengarai, para
nasabah itu kebobolan karena menggunakan fasilitas Internet banking lewat situs
atau alamat lain yang membuka link ke Klik BCA, sehingga memungkinkan user ID
dan PIN pengguna diketahui. Namun ada juga modus lainnya, seperti tipuan
nasabah telah memenangkan undian dan harus mentransfer sejumlah dana lewat
Internet dengan cara yang telah ditentukan penipu ataupun saat kartu ATM masih
di dalam mesin tiba-tiba ada orang lain menekan tombol yang ternyata
mendaftarkan nasabah ikut fasilitas Internet banking, sehingga user ID dan
password diketahui orang tersebut.
Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan user_ID dan password oleh seorang
yang tidak punya hak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrime
sebagai kejahatan “abu-abu”. Kasus cybercrime ini merupakan jenis cybercrime
uncauthorized access dan hacking-cracking. Sasaran dari kasus ini termasuk ke
dalam jenis cybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus
kejahatan ini adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).

2. Kejahatan kartu kredit yang dilakukan lewat transaksi online di Yogyakarta Polda
DI Yogyakarta menangkap lima carder dan mengamankan barang bukti bernilai
puluhan juta, yang didapat dari merchant luar negeri. Begitu juga dengan yang
dilakukan mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandung, Buy alias Sam. Akibat
perbuatannya selama setahun, beberapa pihak di Jerman dirugikan sebesar
15.000 DM (sekitar Rp 70 juta). Para carder beberapa waktu lalu juga menyadap
data kartu kredit dari dua outlet pusat perbelanjaan yang cukup terkenal. Caranya,
saat kasir menggesek kartu pada waktu pembayaran, pada saat data berjalan ke
bank-bank tertentu itulah data dicuri. Akibatnya, banyak laporan pemegang kartu
kredit yang mendapatkan tagihan terhadap transaksi yang tidak pernah
dilakukannya. Modus kejahatan ini adalah penyalahgunaan kartu kredit oleh orang
yang tidak berhak. Motif kegiatan dari kasus ini termasuk ke dalam cybercrime
sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan si penyerang dengan
sengaja menggunakan kartu kredit milik orang lain. Kasus cybercrime ini
merupakan jenis carding. Sasaran dari kasus ini termasuk ke dalam jenis
cybercrime menyerang hak milik (against property). Sasaran dari kasus kejahatan
ini adalah cybercrime menyerang pribadi (against person).

Beberapa solusi untuk mencegah kasus di atas adalah:


• Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi
dalam peraturan / Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat
hukum khusus mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari
kejahatan konvensional.
• Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk
memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara
intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam
penanggulangan cybercrime.
• Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi
yaitu dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah
disadap (plaintext diubah menjadi chipertext). Untuk meningkatkan
keamanan authentication (pengunaan user_id dan password),
penggunaan enkripsi dilakukan pada tingkat socket.

Beberapa solusi untuk mencegah kasus di atas adalah:


• Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi
yaitu dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah
disadap (plaintext diubah menjadi chipertext). Untuk meningkatkan
keamanan authentication (pengunaan user_id dan password),
penggunaan enkripsi dilakukan pada tingkat socket. Hal ini akan membuat
orang tidak bias menyadap data atau transaksi yang dikirimkan dari/ke
server WWW. Salah satu mekanisme yang popular adalah dengan
menggunakan Secure Socket Layer (SSL) yang mulanya dikembangkan oleh
Nerscape. Selain server WWW dari netscape, server WWW dari Apache
juga dapat dipakai karena dapat dikonfigurasikan agar memiliki fasilitas SSL
dengan menambahkan software tambahan, sperti open SSL.
• Penggunaan Firewall Tujuan utama dari firewall adalah untuk menjaga agar
akses dari orang tidak berwenang tidak dapat dilakukan. Program ini
merupakan perangkat yang diletakkan antara internet dengan jaringan
internal. Informasi yang keluar dan masuk harus melalui atau melewati
firewall. Firewall bekerja dengan mengamati paker Intenet Protocol (IP)
yang melewatinya.
• Perlunya CyberLaw Cyberlaw merupakan istilah hukum yang terkait
dengan pemanfaatan TI. Istilah lain adalah hukum TI (Low of IT), Hukum
Dunia Maya (Virtual World Law) dan hukum Mayantara.
• Melakukan pengamanan sistem melalui jaringan dengan melakukan
pengaman FTP, SMTP, Telnet dan pengaman Web Server.

Beberapa cara untuk menanggulangi dari kasus:


• Kriptografi : seni menyandikan data. Data yang dikirimkan disandikan
terlebih dahulu sebelum dikirim melalui internet. Di komputer tujuan, data
dikembalikan ke bentuk aslinya sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
penerima. Hal ini dilakukan supaya pihak-pihak penyerang tidak dapat
mengerti isi data yang dikirim.
• Internet Farewell: untuk mencegah akses dari pihak luar ke sistem internal.
Firewall dapat bekerja dengan 2 cara, yaotu menggunakan filter dan proxy.
Firewall filter menyaring komunikasi agar terjadi seperlunya saja, hanya
aplikasi tertentu saja yang bisa lewat dan hanya komputer dengan identitas
tertentu saja yang bisa berhubungan. Firewall proxy berarti mengizinkan
pemakai dalam untuk mengakses internet seluas-luasnya, tetapi dari luar
hanya dapat mengakses satu komputer tertentu saja.
• Menutup service yang tidak digunakan.
• Adanya sistem pemantau serangan yang digunakan untuk mengetahui
adanya tamu/seseorang yang tak diundang (intruder) atau adanya
serangan (attack).
• Melakukan back up secara rutin.
• Adanya pemantau integritas sistem. Misalnya pada sistem UNIX adalah
program tripwire. Program ini dapat digunakan untuk memantau adanya
perubahan pada berkas.
• Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi
dalam peraturan / Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat
hukum khusus mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari
kejahatan konvensional.
• Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk
memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara
intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam
penanggulangan cybercrime.

F. Kesimpulan
Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup
pesat sekarang ini menjadi kenyataan sehari-hari bahkan merupakan kebutuhan
masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah
perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan
aman. Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia
bisnis yang revolusioner (era revolusi digital) karena dirasakan lebih mudah, praktis
dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain, berkembangnya
teknologi informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap
mencemaskan dengan perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi
yang berhubungan dengan kejahatan duniamaya atau kejahatan duniamaya. Masalah
kejahatan maya dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara
seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan, karena kejahatan ini
termasuk salah satu kejahatan luar biasa (kejahatan luar biasa) bahkan dirasakan pula
sebagai kejahatan serius dan kejahatan lintas negara yang selalu mengancam
kehidupan warga masyarakat, bangsa dan negara berdaulat. Definisi kejahatan dunia
maya Kejahatan dunia maya merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena
pemanfaatan teknologi internet. Beberapa asumsi mengasumsikan kejahatan dunia
maya dengan kejahatan komputer. Departemen Kehakiman AS memberikan
pengertian kejahatan komputer sebagai “setiap tindakan ilegal yang memerlukan
pengetahuan teknologi komputer untuk perbuatannya, penyelidikan, atau
penuntutannya” tersebut indentik dengan yang diberikan organisasi pengembangan
masyarakat Eropa, yang mendefinisikan kejahatan komputer sebagai “any
illegal, perilaku tidak etis atau tidak sah yang berkaitan dengan pemrosesan otomatis
dan/atau transmisi data “adapun andi hamzah (1989) dalam tulisannya “aspek-aspek
pidana bidang komputer” mengartikan kejahatan komputer sebagai “Kejahatan di
bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara
umum ilegal”. Dari beberapa pengertian diatas, secara ringkas dapat dikatakan bahwa
kejahatan cyber dapat didefinisikan sebagai melawan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi, komputer dan
telekomunikasi baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan
merugikan pihak lain. Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan
pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku
ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya,
Neuromancer, 1984 yang menyebutkan bahwa: Cyberspace. Kejahatan kera biru (blue
collar crime). Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal yang
dilakukan secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-
lain. Kejahatan kera putih (white collar crime). Kejahatan ini terbagi dalam 4 kelompok
kejahatan kejahatan korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan
individu. Kejahatan dunia maya sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat
dari adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan model kedua di atas. Sesuai sifat-sifat internet global, ruang lingkup
kejahatan ini jga bersifat global. Karakteristik internet di mana orang dapat berlalu-
lalang tanpa (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang
tidak identitas hukum. Bersifat non-kekerasan, atau tidak menimbulkan penemuan
yang mudah terlihat. Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu
kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet
beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip
tertentu, mereka yang sempat menangkap remaja, bahkan beberapa di antaranya
adalah masih anak-anak. Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi
informasi dalam modus operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi di dunia
maya tersebut sulit dipahami oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan
tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk beluk dunia maya. Jenis kerugian
yang ditimbulkan dapat bersifat material maupun non material.
G. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19126528/Makalah_tentang_Cybercrime
https://danrayusuma.weebly.com/karakteristik-cybercrime.html
Wigrantoro Roes Setiyadi dan Mirna Dian Avanti Siregar, Naskah Akademik
Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana di Bidang Teknologi Informasi, 2003.
https://repository.unikom.ac.id/68705/1/CONTOH%20KASUS%20CYBER%20CRIME%
20DAN%20PENYELESAIANNYA.pdf

Anda mungkin juga menyukai