Anda di halaman 1dari 25

pfpn? ?

-$uRAl .rXEEIr,{11%H
Nomor : SDM/KP*IS / t53 i L*17
TEi{TANG
SAT{KSI PELANGGARI.N TATA TERTIB DAN DISIPLIN KARYAWAN
rT PEH.KEBUNAN NUSANTAIIA VII
DIREKSI I}I PERKERUNAN NUSANTARA VII
Menimbang a. bahwa untuk menlresuail-an dengan ketentuan peraturan perundangan iang berlaku
dan ketenfuan peri ,*iraan serta menyesuaikan dengan perkembangan praktk
pelanggarao maka dipandang perlu memperiraiki ketentuan yang diatur dalam Surat
Keputusan Direksi nomor 7.5/Kph/2AA/2Cd3 tanggal 22ldr 2013 tentang Sanksi
Pelanggaran Disiplin dan Tata Tertib Pekerja PI Perkebunan Nusantara VII;
b. bahwa perbaikan Surat Keputusan Direksi sebagaimana dimaksud huruf a di atae,
perlu diu,angkan dalam Surat Keputusan Direksi.
Mengingat 1. Keputusan N{enbri Flukum dan Hak.A.sasi Manusia R[ ItIc. AHU-C006225.AH.01.S2
Tahun 2016 tanggal 01 April 2016 terrtang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan Terbahs PT Perkebunan Nusantara VII;
2. Keputusan Menteri Badan Usaha Millk Neg-ra dan Direktur Utama Perusahaan
Perseroan (Persero) IyI Perkebunan Nusantara m sehku Pemegang Sahan
[rI Perkebunan Nr-.santara VII No. SK-1471M8U/W/2016 dan No.
3.00/SKPT5lI\/16/2076 tanggal 15 iuli ?01,6 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi flf Perkebunan Nusantara VII;
3. Surat Keputusan Direksi No. SDM/KPIS /183/2tr16 tanggal 29 Agustus 20L6 tentang
Perbaikan Surat Keputusan Direksi No. SDM/KPTS /169/2AM Tanggal S Agustus 2016
Tentang Penetapan Tugas dan Jabatan Anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara WI.
Memperhatikan a. SK Direksi nomor 7.5/Kpts/20A/2AB tanggal 22luh 2013 tentang Sanksi Pelanggaran
Disiplin dan Tata Tertib Pekeria PT I'erkeburan Nusantara VII (Persero).
b. SK Bersama nornor 7.75/Kp*/27/2A13 dan nomor KEP-110/DK.VII/12/2013 tanggal
11 Desember 2013 tentang Penyernpurnaan Pedoman Perilaku (Code of Cotrdttct)
PT Perkebunan Nusantara WI (Persero).
c. SI Direksi nomor SDM/SI/006/2016 tanggal 01 September 2016 tentang Disiplin
KaryawanPimpinan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama It{encabut dan rnenyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Direksi notnor
7.5/Kpts/20A/2AB tanggal 72. Juh 2013 tentang Sanksi Pelanggaran Disiplin dan Tata
Tertib Peke{a PT Perkebnnan Nusantara VItr (Persero).
Kedua Menetapkan dan memberlakukan Surat Keputusan Direksi tentang Sanksi Pelanggaran
Tata Tertib dan Disiplin Karyawan PT Perkebur.an Nusantara \{II beserta Petunjuk
PelaksanaannYa sehagairnana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Keliga Dengan diber{lakukannya Surat Keputusan ini, ketentuan lainnya yang bertentangan
dengan Surat Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Keempat Surat keputusan ini berlaku efektif mulai tanggal0l April2017.
DT'ETAPKAN DI : BAND. LAMPLING
EA
DIREKSI

rg*--

Cc : 1. Distrik/Bagian/tlnit
2. SPPNVII
PT PER KEBU ?J AN N U 5 A !,1 TA lI A V I I
Kantor Direksi :
L.ln r.rr N(1. irlai iiaril:i L;l{rrir1 r[.] - i5 i,i i tio\,,iriri Lai]pl.r,,,l
.li. lirliku l;riiit, r::ir
l6lp; 0721-7'j22l3iirrrrriirr-1;lla;.:(ii'li /r)1t/a]i./)'cbrile :hit:i.1.,,.,, ,! / tl' nl.T.aajrrr j F rr:il : sr.llrlt:ir:.ILlr ati,ti!7.irirl
:, rn r p i r Lr t S; r il K eyn t ht s an D i r ek si P T,: rfiK;{#{;;
: #;r{ii
PETUNJU K PE-t" AKS AI\IAAN
PEMBERIAN SANKSI PELANGGARAN TATA TENTIB DAN DISIPLIN KARYAWAN
T}T PERKEBUNAN NUSANTARA VII

PENDAHUTUAN
Perusahaan dan Karyawan menyadari bahwa tata tertib dan disiplin karyawan perlu ditegakkan
sehingga pelanggaran tata tertib dan disiplin karyawan perlu dikenakan sanksi.
Perusahaan dan Karyawan harus melaksanakan kewajibannya, sebagaimana telah ditetapkan
dalam peraturan yang diterbitkan Perusahaar, maupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Perusahaan dan Karyawan harus menghindari perbuatan-pc;buatan yang merupakan larangan,
sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan yang diterbitkan Perusahaan maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan yang diatur dalam peraturan yang diterbitkan
Perusahaan dan peraturan perundang'undangan yang berlaku merupakan bentuk kesalahan dan
pelanggaran.
Dalam petunjrrk pelaksanaan ini, dipandang perlu merumuskan pengertian-pengertian sebagai
berikut:
1. Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin Karyawan adalah setiap ucapan, tulisary perbuatan,
dan atau tindakan yang dilakukan oleh Karyawan yang rr'.elanggar ketentuan atau aturan
disiplin dan pedoman perilaku yang diatur oleh Penrsahaan, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.
2. Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturanyang mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam lingkungan perusahaan.
3. Sanksi atau hukuman disiplin merupakan suatu tindakan korektif, pengarahan dan
pembinaan atau hukuman yang dilakukan oleh Perusahaan terhadap sikap dan tingkah laku
Karyawan PT Perkebunan Nusantara VII yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin.
4- Masa berlaku surat pemberian sanksi adalah selama 5 (enam) bulan sejak diterbitkan.
5. Karyawan Pimpinan di lingkungan PT Perkebunan Nusantara VII adalah Karyawan
Golongan III A - IVD denganStrata Pengatur, Penata, Pembina yattaGeneral Manager, Kepala
Bagian, Manajer, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Asisten Kepala, Asisten, Staf dan
]abatan setingkat iainnya,
6. Karyawan Non Pimplnair dl lingkungan PT Perkebunan Nusantara VII adalah Karyawan
Golongan IA-IID dengan $trata Penyelia, Juru dan Pelaksana yang menduduki ]abatan antara
lain Krani Kepala, Mandoi Besar, Kepala Gudang, Kepala Satpam, Krani, Mandor, Operator,
]uru Tulis, Agendaris, Penyadap, Pemanen dan ]abatan setingkat lainnya.
7. Gaji ialah sejumlah uang yang diterima oleh Karyawan sebagai irnbaian dari Perusahaan
setelah ia melaksanakan tugas dan pekerjaart,yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan
perusahaan (GP+TP) yang diterimakan dalarn bentuk uang.
8. Frnud adalah tindakan kecurangan yang melanggar ketentuan/prosedur yang berlaku di
perusahaan yang dilakr:rkan dengan sengaja dan dengan maksud unfuk memperoleh
keuntungan pribadi/kelompok/orang lain sehingga merugikan atau berpotensi merugikan
perusahaan atau pihak lain

3'\l {l
Lt*npiranSwtrtKeputusanDireksipro::,rlgwrwff:fr{i)

9. Penurunan jabatan adalah tindakan ntenurunkan jabatan seorang karyawan clari jabatan
struktural yang dipegangnya sesuai jenjang kepangkatan dan golongan yang herlaku di
perusahaan dikarenakan rnelakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin.
10. Pencabutan jabatan adalah pembebasan dari jabatan struktural yang dipegangnlra
dikarenakan melakukan pelanggaran tata tertib dan displin.
't1. Tidak sengaja yaitu alpa,lalai, dan ceroboh dalam melaksanakan pekerjaannya.

12. Merugikan perusahaan adalah berkurangnya uang dan barang yang dapat
diperhitungkan/diperkirakan jumlah nilainya sebagai akibat pelanggaran disiplin karyawan
baik sengaja nraupun tidak sengaja.

II. KETENTUAN UMUM


A. Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin
1,. Jenis PelanggarahTata Terti,b dan Disiplin,libedakan menjadi:
a. Pelanggaran Tata Tertib, yaitu perbualan yang mengganggu ketertiban/kelancaran
pelaksanaan tugas Karyawan atau melanggar pecloman perilaku sebagaimana bentuk
pelanggaran yang tertuang dalam ketentuan ini.
b. Pelanggaran Fundamental, yai6 perbuatan oelanggaran terhadap ketentuan, sistem
dan prosedur kerja yrr':t diatur dalam peraturan yang diterbitkan Perusah,.,rn
sebagaimana bentuk pelanggaran yang tertuang dalam ketentuan ini.

2. Jenis Pelanggaran Tata l'ertib dan Disiplin sebagaimana tercantum dalam ketentuan ini
tidak bersifat terbatas, sehingga setiap pelanggaran atas perahrran l ang diterbitka.r
Perusahaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetap dapat diproses
dan dijatuhi Hukuman Disiplin.

B. Karyawan yangTerlibat dalam Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin


1". Karyaw;rn Yang Terlibat daiam Pelanggaran Tata Tertib clan Disiplin dikategorikan sebagai
berikut:
a. Pelaku Utama Pelanggaran, yaitu:
1) Karyawan yang melakukan pelanggarani
2) Karyawan yang menyuruh melakukan pelanggaran;
3) Karyawan yang turut melakukan pelanggaran;
b. Peurbantu Pelaku Pglanggaran
2' Yang dimaksud clengai Karyawan yang melakukan pelanggaran adalah Karyawan yang
secara sendiri atau bersdma-sanur melakukan Pelanggaran Disiplin.
3. Yang dimaksud dengan Karyawan yang menyuruh melakukan pelanggaran adalah
Karyawan yang rnenggunakan orang lain untuk melakukan Petranggiian Disiplin.
Jenis Pelanggaran Disiplin tersebut dilakukan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang,
yaitu Karyawan yang rienyuruh dan Karyawan yang disuruh melakukan pelanggaran.
4. Perbuatan "menyuruh melakukan pelanggaran"' harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Terdapat Karyawan yang menyuruh melakukan pelanggaran melalui upaya-upaya,
sehingga Karyawan lain rnelakukan pelanggaran tersebut. Upaya-upaya teriebut
antara lain:

r1 m
!-,;:;ryiran Surnt Keyn:!usnn Direksi PT Perketnfisn Nusantura VII
Nomor : SDNI/KPTS/ 053 / 2017

1) Menggunakan bujukan atau memberikan hadiah, janjt-janji atau yang dapat


disetarakan; atau
2) Menggunakan Jabatannya; atau
3) Menggunakan paksaan, ancaruln, kekerasan atau setidak-tidaknya dengan
n.-:mberikan keserripatan, sarana atau keterangan yang seolah-olah benar.
b. Terdapat Karyawan yang disuruh melakukan pelanggaran.
5. Y*g dimaksud dengan Karyawan yang turut melakukan pelanggaran adalah Karyawan
yang disuruh melakukan pelanggaran antara lain karena upaya-upaya sc!:agaimana
dimaksud pada butir 4.a di atas. Pelanggaran Disiplin dilakukan oleh sekurang-kurangnya
2 (dua) orang Karyawan. Kedua orailg Karyawan (atau lebih) tersebut semuanya
melakukan perbuatan "pelaksanaan pelangg at afi." .
6. Pembantu Pelaku Pelanggaran adalah:

a. Karyawan melakukan suatu perbuatan pelaurggaran karena adanya:

1) Perintah Jabatan, paksaan, ancaman atau kekerasan yang menurut pertimbangan


yanglayak hal tersebut tidak dapat dihindari (owrmacht); atau
2) Keterangan yang seolah-olah benar dari orang yang menyuruh.
b. Karyawan yang melakukan suahr perbuatan yang sifatnya hanya "membantu"
terjadinya Pelanggaran Disiplin. Bantuan dapat berbentuk apapun, baik material
maupun immaterial, yang dilaksanakan sebelum, pada saat maupun sesudah terjadinya
pelanggaran.

c. Karyawan yang tidak terlibat dalam pelaksanaan pelanggaran, namun Karyawan Ybs.
mengetahui pelaksanaan pelanggaran atau bukti-bukti yang menunjukkan adanya
pelanggaran narnun yang bersangkutan tidak melaporkan hal tersebut kepada
Pimpinan atau Pejabat yang berwenang.

C. Ketidakterlibatan Karyawan dalam Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin


1. Karyawan dinyatakan tidak terlibat dalam Pelanggaran TataTertib dan Disiplin apabila:
a. Telah melakukan langkah-langkah yang menjadi kewajibannya; atau
b. Akibat risiko bisnis, yaitu risiko yang disebabkan faktor-faktor diluar kendali
Perusahaan, seperti dampak ekonomi secara makro, bencana alam maupun faktor-
faktor lainnya yang bersifat force ruajeure,
2. Ketidakterlibatan Karyawan dalam Pelanggaran Disipiin ditetapkan oleh Tim Pemeriksa,
Tim Pembahas atau Peiiabat Yang Berrvenang/Pemutus.
3' Karyawan tidak dikdnakan Sanksi Hrrku.mar: Disiptrin apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan, Karyawan <linyatakan tidak terlibat dalarn Pelanggaran Disiplin.

D. Pengecualian terhadap Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin


1.. Karyawan tidak dikenalian Sanksi Hukuman Disiplin apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan dinyatakan terlibat dalam Pelanggaran, namun perbuatan tersebut diyakini
masih dalam batas untuk kepentingan Perusahaan (In Tlrc Course of Business).
2. Perbuatan yang dapat dikualifikasikan sebagai In Tle Course of Business., harus memenuhi
unsur-unsur kumulatif sebagai berikut :
a. memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian;
f(tr rt)
I
LanryirnnSiratKepuhrsanDireksipTo::,rryWryt;tr:;irr{i)

b. dilakukan dengan itikad baik unftrk kepenr'rngan Perusahaan;


c. tidak ada aested interest;
d. dilaporkan kepada Pejabat yang berwenang secara tertulis selanrbat-lambatnya 5 (lima)
hari kerja sejak pelaksanaan pelnggaran tersebut.
3. Pengecualian perbuatan yang dikualifikasikan sebaqai In The Course of Business ditetapkan
oleh Tim Pemeriksa,Tim Pembahas atau PejabatYang Berwenang/Pemutus.

UI. TINDAKAN ATAS PETANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPIIN


A. PELANGGARAN TATA TERTIB
1. Dasar tindakan atas Pelanggaran Tata Tertib adalah penilaian atasan, temuan kasus
pelanggaran, temuan audit atau pengaciuan yang didasarkan atas informasi yang lengkap
dan dapat dipertanggungjarn abkan.
2. Karyawan yang terbukti melakukan Pelangga{an Tata Tertib dapat dijatuhi Sanksi
Hukuman Disiplin berupa :
a. Teguran Lisan;
b. Teguran Tertulis;
c. Surat Peringatan Pertama;
d. Surat Peringatan Kedua;
e. Surat Peringatan Ketiga;
f. Pemutusan Hubungan Kerja.
3. Jenis Pelanggaran Tata Tertibakan dijatuhi hukuman disiplin berupa :

a. Pelanggaran dengan Sanksi Teguran Lisan yaifu :

1.) Terlambat masuk kerja 2 (dua) sampai 4 (empat) hari dalam sebulan tanpa alasan
yang dapat dipertanggungj awabkan
2) Tidak mengisi daftar hadir/mesin presensi yang telah disediakan oleh Perusahaan
3) Tidak menjaga/ memelihara kebersihan/ kerapihan di lingkungan kerja.
4) Melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan Pekerjaan di dalam waktu
kerja.
5) Mengedarkan daftar sumbangan, menempel atau mengedarkan poster/ selebaran
yang tidak ada hubungannya dengan Perusahaan dan tanpa seizin
Manajer/Kepala Bagian / Geneml Msnagerf Direksi.
6) Tidak menyerahkan surat keterangan sakit atau persetujuan (bila surat keterangan
sakit dari luar perusahaan) clari dokter Perusahaan, dokter yang dirun;uk
Perusahaan atdlr petugas kesehatan yang diberi kewenangan untuk mengeluarkan
surat keterangEn sakit, paling lambat 1 (satu) hari setelah hari pertama tidak
masuk kerja katena alasan sakit.
Sanksi hukuman disiplin Pelanggaran Tata Tertib Karyawan sebagaimana tersebut
di atas adalah:
1) Teguran Lisan,

" Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertama kalinya melakukan


pelanggaran tata tertib tersebut di atas.
c Pada saat memberikan Teguran Lisan, atasan langsung Karyawan Ybs. secara
tegas menyebutkan Felanggaran Tata Tertib yang telah dilanggar Karyawan.
o Pemberian Teguran Lisan, dilakukan secara langsung kepada Karyawan Ybs.
dengan disaksikan/diketahui oleh minimal l (satu) or"r,g Karyawaniainnya dan
di catat/didokumentasikan oleh atasan yang bersangkutan.
3\ q 4
Li*npirat,';r.ratY'e*tusanDireksiPToT,r!l*ff"rO*i;;:;r;rY;;

o Fejabat Yang Berwenang harus mengambil putusan atas Pelanggar.u:r Tata Tertib
dan Disiplin tersebut selambat-laurbatnva 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diterimanya reknnrendasi dari atasan langsung Karyawan Ybs. atau hasil
pemeriksaan.

2) Teguran Tertulis.
r Diberikan kepada Karye.r,.zan yang dalam masa beriaku hukuman disiplin
Teguran Lisan mengulangi/melakukan pelar"rggaran tata tertib dan disiplin
Karyawan baik seje-nis maupun berbeda;enis.
. Karyawan yang mendapatkan sanksi Teguran Tertulis, dikenakan Pemotongan
Gaji sebesar 2A % perbulan selama 6 bulan dan evaluasi penilaian nr;tksimal
mendapat 1 (satu) berkala.
. Peiabat Yang Bervenang harus rnengambil keputusan atas Pelanggaran Tata
Tertib dan Disiplin tersebut seiambat-Iambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diterimanya rekomendasi dari atasan langsurrg Karyawan Ybs atau l::rsil
pemeriksaan.

3) Peringatan Pertama.
. Diberikan kepada Karyawan yang dalam nursa berlakunya sanksi Teguran
Tertulis, mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis ilurupun berbeda jenis.
. Sanksi Peringatan Pertama, diikuti dengan :
a) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
b) Pemotongan Gaii sebesar 30 % perbulan selama 6 bulan.
4) Pedngatan Kedua.
o Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan
Pertarna, mengulangi/melakukan pelanggarantata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis maupun berbeda jenis.
o Sanksi Peringatan Kedua, diikuti dengan:
a) Penurunan berkala L (satu) tingkat dari berkala saat merrdapat Peringatan
Kedua.
b) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
c) Pemotongan Gaji sebesar 40 % perbulan selama 6 bulan.
d) Bagi Kariawan yang ruang berkalanya tidak memungkinkan untuk
diturunkan (berkala 0) dapat diturunkan ke berkala maksi.:num pada
golongan rti bawahnya.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
Penunman berkala, maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

5) Peringatan Ketiga.
. Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan
Kedua, mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyar.van
baik sejenis rrur:lpun berbeda jenis.

3\[ dr.'
5
LampiranSuratKeputusunDireksiPTr:,r#ffi{ry.Jiirt:;Fr{ii

Sanksi Peringatan I(etiga diikuti dengan:


a) Penurunan golongan I (safu) tingkat dari golongan saat mendapat Peringatan
Ketiga.
b) Penurunan dan/atau pencabutan jabatan.
c) Penundaan kenaikan berkala/golongan setrama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabafan selama 2 (dt"a) tahun penilaian.
d) Pemotongan Gaji sebesar 5t) % per.bulan selama 6 bulan.
e) Khusus unttrk Karyawan Golongan iA/0 karena tidak memungkinkan untuk
penurunan golongarU maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

6) Pemutusan Hubungan Keria.


Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan baik sejenis
maupun berbeda jenis.

b. Pelanggaran d*ngan Sanksi Teguran Tertulis yaitu:


1) Terlambat masuk kerja 5 (lima) sampai 9 (sembilan) hari dalam sebulan tanpa
alasan yang dapat dipertan ggungjar,vabkan.
2) Dengan sengaja mengisi daftar hadir/mesin presensi Karyawan lain.
3) Meninggalkan tugas/tempat kerja dalam waktu kerja tanpa izin atasan.
4) Tidak menggunakan pakaian kerja sesuai ketentuan yangberraku.
5) Tidak masuk kerja tanpa pemtreritahuan (1 hari kerja).
6) Karyawan yang tidak bertempat tinggal di rumah dinas yang telah disecliakan oleh
perusahaan.
7) Karyawen yang meninggalkan u'ilayah kerjanya tanpa izin atasan.
8) Menjadi pengurus organisasi kemasyarakatan, termasuk unsur pimpinan
Desa/Kecamatan dan fungsionaris organisasi lainnya tanpa izin dari
lvlanaier/ General Mannger/Direksi yang mengakibatkan benturan kepentingan.
9) Berdasarkan laporan/pengaduan terturis kepada perusahaan, terdapat liuryu*ur.
yang terbukti tidak mau bersosialisasi dan berinteraksi dalam kegiaian sorial dan
aganur di tengah masyarakat sekitar tempaturya bekerja.
10) Berdasarkan laporan/pengaduan tertulis kepada perusahaan, terclapat karyawan
yang terbukti tidak menghormati norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
sekitar tempatrya bekerja.
11) Tidak mengenhkan perlengkapan keselamatan kerja yang telah disediakan
Perusahaan untuk melindungi diri dan kesehatannya, karena jenis maupun tempat
kerja menghendiki untuk memakai peralatan tersebut.
12) Tidak melengkapi temuan-temuan penting hasil audit dengan bukti-bukti yang
akurat-
Sanksi hukuman disiplin Pelanggaran Tata Tertib Karyawan sebagaimana tersebut di
atas adalah :

1) Teguran Tertulis.
r Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertama kalinya melakukan
pelanggaran tata tertib dan .lisiplin Karyawan tersebut di atas baik sejenis
maupun berbeda janis.

_l<\I ,n
!.anrpiransuratKeputusanDireksiProT,r{#ffir*iH;rfr{{,

Karyawan yang rnendapatkan sanksi Teguran Terfulis, dikenakan Pemotongan


Gaji sebesar 2A % perbuian selama 5 bulan dan evaluasi penilaian maksimal
mendaprrt 1 (satu) berkala.
Pejabat Yang Berwenang harus menl:arnbil putusan atas Pelanggaran Tata Tertib
dan Disiplin tereebut selanrba-*-iambatrya 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diterimanya rekomendasi dari atasan langsung Karyawan Ybs. atau hasil.
pemeriksaan.

2) Peringatan Pertama"
Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Teguran
Tertulis, mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis maupun berbeda jenis.
Sanksi Peringatan Pertama, diikuti dengan :
a) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
b) Pemotongan Gaji sebesar 30 % perbulan selama 5 bulan.

3) Peringatan Kedua.
. Diberikan kepada Karyawan yang dalam ulasa berlakunya sanksi Peringatan
Pertama, mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis maupunberbeda jenis.
o Sanksi Peringatan Kedua, diikuti dengan:
a) Penurunan berkala 1 (satu) tingkat dari berkala saat mendapat Peringatan
Kedua.
b) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (rlua) tahun penilaian.
c) Femotongan Gaji sebesar 40 % perbulan selan:a 6 bulan.
d) Bagi Karyawan yang ruang berkalanya tidak memungkinkan untuk
diturunkan
_(berkala
0) dapat diturunkan ke berkala miksimum pada
golongan di bawahnya.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
Penurunan berkala, maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

4) Peringatan Ketiga.
Diberikan kepada Karygwan yang clalam masa berlakunya sanksi peringatan
5*t"l mSnqrrlangi/rrtelakukan pelanggaran tata tertib dan d.isiplin Karyiwan
baik sejenis mbupun berbeda jenis.
Sanksi Peringatan Ketiga diikuti dengan:
a) Penurunan golongan 1 (satu) tingkat dari golongan saat mendapat peringatan
Ketiga.
b) Penurunan dan/atau pencabutan jabatan.
c) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
d) Pemotongan Gaji sebesar 50 % perbulan selama 6 bulan.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
penumnan golongan, maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.'

,'\ tl'
LampirmStrtrtKepwtusanDireksiPToir,r!::tr;rtWffi::fr{{,

5) Pemutusan Hubungan Kerja.


Diberikan kepada Karyawa:r yang dalarn nrasa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan baik sejenis
maupun berbedaienis.

B. PELANGGANAN FUNDAMENTAL
1. Dasar tindakan atas Pelanggaran Fundamental adalah temuan kasus pelanggaran, hasil
audit, atau pengaduan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk ditinCaklanjuti.
2. Karyawan yang terbukti melakukan Pelanggaran Fundamental dapat dijatuhi Hukuman
Disiplin berupa :
a. Surat Peringatan Pertama
b. Surat Peringatan Kedua
c. Surat Peringatan Ketiga
d. Pemutusan Hubungan Kerja

3. Kriteria Pelanggaran Fundamental


a. Kriteria Pelanggaran Fundamental untuk menentukan Kategori Pelanggaran
Fundamental antara lain :

1) Pelanggaran Kewenangan;
2) Kesengajaan;
3) Finansial;
4) Kedisiplinan.
b. Kriteria Pelanggaran Kewenangan antara lain sebagai berikut :

1) Penyalahgunaan wewerutng atau melampaui kewenangan atau tidak melaksanakan


kewenangan atau tanp a kewenangan; atau
2) Tidak melaksanakan kewajiban atau melanggar larangan sebagaimana diatur dalam
peraturan yang berlaku.
c. Kriteria Kesengajaan yaitu apabila perbuatan mernenuhi salah satu unsur yaitu
dimaksudkanfdirencanakan/ada maksud tertentu/diniatkan sehingga sejak awal
sudah diketahui perbuatan dimaksud dapat menimbulkan suatu akibat yang dapat
berupa keuntungan, baik untuk dirinya maupun pihak lain atau setidak-tidaknya
dapat mengakibattan kerugian bagi Perusahaan ataupun pihak lainnya.
d. Kriteria Finansial y.aitu apabila perbuatan mengakibatkan kerugian yang dapat dinilai
dengan uang, baik bagi Perusahaan ataupun pihak lainnya.
e. Kriteria Kedisiplinan yaitu apabila perbuatan karyawan mencerminkan sikap
ketidakdisplinan dan ketidakpatutan.

4. ]enis Pelanggaran Fundamental denganhukuman disiplinberupa :

a. Pelanggaran dengan Sanksi Peringatan Pertama yaitu :


1) Terlambat masuk kerja 10 sampai 14 hari dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertang gungjawabkan.
2) Tidak melaksanakan pekerjaan/perintah atasan dengan baik sesuai prosedur yang
berlaku di perusahaan,
sy Q)'
I.ampir.tnsuratKeputusanDireksiPTy1yffir$ffi:{;r{;)

3) Tidak memperhatikan mutu hasil kerja sehingga menimbulkan penolakan atau


klaim mutu dari pihak pembeli/pihak lain.
4) Tidak melaksanakan upaya-upaya penggalian potensi produksi secara optimal.
5) Dengan sengaja melanggar standard o'perating procedure (SOP), inshuksi kerja,
norma teknis baik yang tertuang dalam SMTNT maupun dalam ketentuan yang
beriaku di Perusahaan.
6) Tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertang gungj awabkan.
7) Mengalihkan tugas pekerjaan yang menjadi kewajibannya kepada Karyawan lain
atau sebaliknya tanpa persetujuan atasan.
8) Tidak memberikan keterangan s:cara jujur dan data yang sebenamya kepada
pimpinan/atasan, baik tentang dirinya sendiri dan/atau Pekerjaan yar'g
dilakukanny a y ?f,igberhubungan dengan kegiatan Perusah.l :ln.
9) Membawa barang inventaris dan/atau menggunakan alat milik Perusahaan ke luar
lingkungan Perusahaan tanpa seizir atasan.
1"0) Mengoperasikan peralatan/kendaraan/mesin milik Perusahaan di luar
kewenangan dan tanpa izin atasan.
1L) Dengan sengaja atau tidak sengaja menimbulkan suasana yang tidak harmonis di
lingkungan kerja sehingga menirnbulkan keresahan dalam bekerja.
12) Dalam melaksanakan pekerjaannya baik sengaja maupun tidak sengaia
menimbulkan kehilangan produksi.
13) Tidak melaksanakan penga\^/asan melekat kepada bawahan sehingga
mengakibatkan kerugian perusahaan.
14) Tidak bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada
jabatannya, sehingga tidak dapat menyelesaikan dengan baik.
15) Merusak citra perusahaan atau membiarkan perusahaan diberitakan/
diperbincangkan negatif baik di dalam maupun di luar perusahaan.
L6) Mencemarkan narul baik dan/atau memfitrah sesalna Karyawan atau keluarganya.
17) Menolak unfuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
18) Melakukan pemotongan gaii atau pendapatan Karyawan diluar ketentuan
Perusahaan.
19) Tidak mengembangkan dan/atau menganalisis temuan audit secara tuntas
sehingga pemeriksaan tidak akurat.
Sanksi hukuman clisiplin sebagaimana tersebut di atas adalah:

1) Peringatan Pertama
o Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertamakalinya melakukan
pelanggaran {isiplin tersebut ci atas, tanpa melalui Teguran Lisan dan Teguran
Tertulis. 1
o Sanksi Peringiitan Pertama, diikuti dengan:
a) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
b) Pemotongan Gaji sebesar 30 7o perbul;ur selama 6 bulan.

2l Peringatan Kedua.
r Diberikan kepacla Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan
Pertama, mengulangi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis fiulupun berbeda jenis.

:<1 i
L.arnpiranSuratKepttusanDireksiPTr::y*#;{r1l;;#{;r{i,

" Sanksi Perir'-gatan Kedua, diikuti dengan:


a) Penurunan berkala 1 (satu) tingkat dari berkala saat mendapat Peringatan
Kedua.
b) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (<irra) tahun penilaian.
c) Pemotongan Caji sebesar 40 o/" perbulan selama 5 bulan.
d) Bagi Karyawan yang ruang berkalanya tidak memungkinkan untuk
cliturunkan (berkala 0) dapat diturunkan ke berkala maksimum pada
golongan di bawahnya.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karean tidak memungkinkan untuk
penurunan berkala, maka dilakukan pcnundaan penilaian scl:rma 2 (dua)
tahun.

3) Peringatan Ketiga.

r Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan


Kedua, mengulangi/n'":lakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis maupunberbeda jenis.
o Sanksi Peringatan Ketiga diikuti dengan:
a) Penurunan gol.ongan 1 (satu) tingkat dari golongan saat rnendapat Peringatan
Ketiga.
b) Penurunan dan atau pencabutan jabatan.
c) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun peniiaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
d) Pemotongan Gaji 50 % perbulan selama 6 bulan.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
penurunan golongan, maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

4l Pemutusan Hubungan Keria.


Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengul,angi/melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan baik sejenis
maupunberbeda jenis.

b. Pelanggaran dengan Sanksi Feringatan Kedua yaitu:


1) Terlambat masu.ft kerja 15 sampai 19 hari dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertang gungj awabkan.
2) Tidak masuk kerla selama 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa alasan yang sah.
3) Menolak melaksdnakan perintah yang wajat dan layak dari atasan.
4) Melakukan pekeijaan rangkap di luar Perusahaan untuk jabatan/pekerjaan yang
mengganggu hrgas pekerjaan di Perusahaan serta menimbulkan benturan
kepentingan, kecuali kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial
kemasyarakatan, profesi, dan pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan.
5) Dengan sengaja atau tidak sengaja melanggar standnrd operating procedure (SCP),
instruksi kerja, norma teknis baik yang tertuang daiam SMTNT nulupun ketentuan
yang berlaku di Perusahaan yang mengakibatkan kerugian perusahaan.
6) Tidak mau melaksanakan pekerjaannya walau sudah dicoba di tempat lain atau
pada bidang tugas yang berlainan.
7) Menolak dipindahkan ke salah satu Unit/Distrik/Bagian di Kantor Direksi demi
kepentingan Perusahaan, tanpa alasan yang dapat dipertanggung fawabkan.

*tl ori
10
[.nntpiranSiiratKepuhtsanDireksipTT,rry#r1frririitr::r;r{;:

8) Melakukan aktivitas partai politik di lingkungan Perusahaan baik menggunakan


atau tidak menggunakan asset/ fasilitas lrerusairaan.
9) Membujuk teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perusahaan.
10) Menerima pemberian hadiah dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun baik bagi
karyawan maupun keluarganya dari pihak intemal maupun eksternal Perusahaan
yang memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha Perusahaan atau
jabatan/tugas Pekerjaan, dengan nilai batasan yang diperbolehkan maksimal
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sclama 1 (satu) tahun kalender.
11) Lalai dalam melaksanakan tugas, sehingga mengakibatkan kebakaran/kerusakan/
pencurian dan/atau kerugian Perusahaan dan/ atau kehilangan kesempatan
mempercleh keunfungan.
12) Menghalangi pelaksanaan audit di lapangan dengan mengalihkan cbyek atau
sampel yang patut ciJduga rawan pelanggaran dengan motif untuk menghindari
temuan.

Sanksi hukuman disiplin sebagaimana tersebut di atas adalah :

1) Peringatan Kedua.
o Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertama kalinya melakukan
pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan tersebut di atas, tanpa melalui
Teguran Lisan, Teguran Tertulis dan Peringatan Pertama.
o Sanksi Peringatan Kedua diikuti dengan :
a) Penurunan berkala 1 (satu) tingkat dari berkala saat mendapat Peringatan
Kedua.
b) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
c) Pemotongan Gaji sebesar 40 o/o perbulan selama 6 bulan.
d) Bagi Karyawan yang ruang berkalanya tidak memungkinkan untuk
diturunkan (berkala 0) dapat diturunkan ke berkala maksimum pada
golongan di bawahnya.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
penurunan berkala, maka dilakukrn penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

2l Peringatan Ketiga.
r Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan
Kedua, meng.irlangi/rnelakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan
baik sejenis maupun berbeda jenis.
o Sanksi Peringatan Ketiga diikuti dengan:
a) Penurunan golongan L (satu) tingkat dari golongan saat mendapat Peringatan
Ketiga.
b) Penurunan dan atau pencabutan jabatan.
c) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
d) Pemotongan Gaji 50 % perbulan selama 6 bulan.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkinkan untuk
penurunan golongan, maka dilakukan penundaan penilaian selama 2 (dua)
tahun.

*\
? 11
Lantpiran Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara VII
Nomor : SDM/KPTS/ 053 / 2017

3) Pemutusan Hubungan Keria.


Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengulangif melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan baik seienis
nLrupun berbeda jenis.

c. Pelanggaran dengan Sanksi Peringatan Ketiga sebagai berikut;


1. Pelanggaran Yang Tidak Bersifat Frauilyaitu :

L) Terlambat masuk ke{a 20 (dua puluh) hari atau lebih dalam sebulan.
2) Selama jam kerja di Penrsahaan, meiakukan Pekerjaan bagi Perusahaan lain.
3) Tidak masuk kerja selama 4 (ernpat) hari kerja secara berturut-turut tanpa alasan
yang sah.
4) Memberikan keterangan rrraupun data Perusahaan tanpa izin atasan atau
membocorkan rahasia Perusahaan kepada pitak lain.
5) Menyeran& mengatiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
atasan/ pimpinan atau keluarganya.
6) Terbukti dan/ atau tertangkap tangan melakukan perbuatan asusila/perzinaan
atau melakukan perjudian.
7) Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan.
8) Dengan sengaja atau kecerobohan membiarkan teman sekerja atau
atasan/pimpinan dalam keaCaan bahaya di tempat kerja.
9) Meminta hadiah dmr/atau grarifikasi dalam bentuk apapun baik bagi karyawan
mauPun keluarganya dari pihak intemal maupun eksternal Perusahaan yang
memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha Perusahaan atau
jab atarr/ tugas Pekerj aan.
L0) Melakukan perbuatan lainnya yang diancam pidana penjara minimal 5 (lima)
tahun atau lebih.
Sanksi hukuman disiplin atas Pelanggaran Disiplin yang tidak bersifat fraud
sebagaimana tersebut di atas adalah:

1) Peringatan Ketiga
. Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertama kalinya melakukan
pelanggaran disiplin yang bersifat tidak fraud terselrut di atas, tanpa melalui
Teguran Lisan, Teguran Tertulis, Peringatan Pertama dan Peringatan Kedua.
o Sanksi Perin$atan Ketiga diikuti dengan:
a) Penurunan golongan 1 (satu) tingkat dari golongan saat mendapat Peringatan
Ketiga. i
b) Penurunan dan/atau pencabutan iabatan.
c) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (satu) tahun penilaian dan
kenaikan jabatan selam.a 2 (dua) tahun penilaian.
d) Pemotongan Gaji 50 % perbulan selarna 6 bulan.
e) Khusus untuk Karyawan Golongan IA/0 karena tidak memungkir:kan untuk
penurunan golongan, meka dilakukan penundaan penilaian selarna2 (dua)
tahun.

*lq 12
LanryirrmSuratKepuhtsanDireksiPTl1r:ffi{rt,;g;r;r{ii

2) Pemutusan Hubungan Keria.


Diberikan kepada Karyawan yang drlarn masa berl;1',.;nya sanksi Peringatan
Ketiga mengulangi/melakrrkan pelanggaran tata tertib dan disiplin baik sejenis
maupun berbeda jenis.

2. Pelanggaran Yang Bersifat Erau,lyaitaz


1) Berdasarkan hasil penreriksaan ntau pengaduan terbukti/ditemukan adanya
penipuan/ pencuriari/ penggelapan uang/ ba rang milik Perusahaan baik secara
langsung rurupun tidak langsung walaupun dapat dikernbalikan.
2) Menggunakan aset Perusahean untuk keperluan pribadi atau yang bersifat
komersil tanpa izin atasanlpimpinan.
3) Mernbuat keputusan dan/atau kebijakan tentang sesuatu di luar wewenan&
tugas dan atau jabatannya, yang rnengakibatkan kerugran bagi Perusal'raan
Calam bentuk finaruial.
4\ Menyalahgunakan wewenzlr"rg iabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga
maupun golongan yang merugikan Perusahaan.
5) Menyalahgunakan penggunaan dana/uang/aset milik Perusahaan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya atau cl: Iuar ketentuan perusahaan.
6) Mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi dalam transaksi Peri;sahaan
yang merugikan Perusahaan atau pihak lainnya.
n Sengaja mengabaikan tugas/perintah atasan sehingga merugikan Perasahaan.
8) Memberikan keteranganldata palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan.
9) Memprovokasi, menyuruh atau ikut bersama pihak lain dengan niat/maksud
menguasai atau memiliki sebagian atau seluruh aset perusahaan.
10) Dengan sengaja merusak atau mernbiarkan aset perusahaan (termasuk
dokumen) dalam keadaan bahaya kehilangan, pencurian, perampokan,
kebakarary kerusakan dan tindakan penyalahgunaan sehingga menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
11) Dengan sengaja melakukan perrrbayaran di luar ketentuan atau melakukan
manipulasi data/laporan yang disampaikan kepada atasan ruupun pihak lain
yang tidak seeuai dengan realisasil kenyataan.
12) Secara langsung atau tidak langsung melibatkan diri/menanamkan
modal/investasi dalam suatu usaha yang berkaitan dengan usaha Perusahaan
yang menimbulkan perbedaan/benturan kepentingan.
13) Merekayasa -atau menaikkan harga pembelian barang-barang kebutuhan
perusahaan. .
14) Melanggar pakta integritas.
:
Sanksi hukuman didiplin atas Pelanggaran Disiplin yang bersifat fraud sebagaimana
tersebut di atas adalah :
1") Peringatan Ketiga
. Diberikan kepada Karyawan yang untuk pertama kalinya melakukan
oelanggaran disiplin yang bersif at fraud tersebut di atas, tanpa melalui Teguran
Lisan, Teguran Tertulis, Peringatan Pertama dan Peringatan Kedua.
. Sanksi Peringatan Ketiga diikuti dengan :
a) Penurunan jabatan sarnoai dengan 2 (dua) tingkat dan penurunan golongan
(pada golongan maksimal) sesuai dengan standar fabatan yang akan didu'*luki
tersebut.
*tl t) 13
Lu np i r tt i t S t it' il f,i:l1utl{s un D ir eks iP T P e rl'.elt un an I'i u s an t w t',' i l

Nomor : SD?vVKPTS/ 053 / 2017

b) Penundaan kenaikan berkala/golongan selama 1 (saru) tahun penilaian dan


kenaikan jabatan selama 2 (dua) tahun penilaian.
c) Pemotongan Gaji 50 % perbulan selama 6 bulan.
d) Khusus untuk Karyav"'a;r strata Pelaksana dan Juru karena tielak
memungkinkan untuk penulur,-an jabatan 2 tingkat, maka clilakukan
penurunan jabatan pada strata pelaksana dengan golongan IA/0 dan
penundaan kenaikan berkala/gclongan selama 2 (dua) tahun penilaian.

2) Pemutusan Hubungan Keria.


Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengulangifrrrelakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin baik kategori sejenis
maupun berbeda jenis.

d. Pelanggaran dengan Sanksi Pemutusan Hubungan Keria (PHK) yaitu:


1) Karyav-an yang hidup bersama dengan perempuan atau laki-laki sebagaimana
layaknya suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah sesuai norma agama dan
setelah ditegur atasannya masih tenls melakukarurya.
2) Terbukti memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lairmya
3) Terbukti mctrakukan penipuary pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang
milik orang/milik pihak lain/milik perusahaan berdasarkan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
4) Terbukti melakukan perbuatan pidana lainnya berdasarkan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
5) Karyawan yang tidak masuk kerja (mangkir) selama 5 (ima) hari kerja atau lebih
berturut-turut tanpa keterangan tertulis dan bukti yang dapat dipertangpng-
jawabkan, serta telah dipanggil oleh Perusahaan sebanyak 2 (dua) kali secara patut,
maka dapat diputus hubungan kerjanya karena Karyawan tersebut dikualifikasikan
mengundurkan diri secara sepihak dengan ketentuan :
a) Karyawan tidak masuk kerja selama sekurang-kurangnya 5 (lirna) hari kerla
berturut-turut tidak memberikan keterangan tertulis dengan bukti yang sah atau
tidak dapat mempertanggungjawabkan ketidakhadirannya tersebut.
b) Telah dipanggil secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali oleh atasan langsung
Karyawan Ybs. yang clitujukan pada alarnat Karyawan teraktrir sebagairnana
tercatat di Peiusahaan.
c) Pemanggilan lertama dapat dilakukan pacla hari kedua tidak masuk kerja dan
tenggang waktu antara panggilan pertama dan kedua minimal3 (tiga) hari kerja.
d) Dalam hal Karyawan Ybs. tidak diketahui keberadaannya, maka Surat Panggilan
disampaikan melalui Pejabat Pemerintah Kelurahan/Desa setempat sesuai
dengan alamat Karyawan terakhir.
e) Proses penjatuhan sanksi hukuman disiplin berupa tidak masuk kerja tanpa
kabar (mangkir) diatur sebagai berikut:

*t cni.

14
Lampiran Suret Keputustrn Direksi PT Per'r;eirynan Nusantara VII
Nomor : SDTAKPTS/ 053 / 2017

Karyawan Ybs, tidak nre*:berikan keterangan tertulis dengan bukti-bukti


atas Surat Panggilan ke-l. dan atau tidak menyampaikan jawaban tertulis
dengan b'ikti-bukti atas Surat Panggrl:n ke-Z, yaita selambat-lambaturya
5 (lima) hari kerja terhibturg mulai tanggal diterimanya Surat Panggilan ke-2.

Pejabat Y*g Berwenang harus rnengambil putusan atas Pelang,:aran


tersebut selambatJarntahrya 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya
rekomendasi dari atasan langsung Karyawan Ybs.

Sanksi Pelanggaran Disiplin sebagaimana tersebut di atas adalah Pemutusan


Hubungan Ketja dengan ketentuan:
1. Diberikan kepada Karyawan yang melakukan pel":nggaran disiplin tanpa mei;i,ri
Teguran Lisan, Teguran Tertulis, Peringatan Pertama, Peringatan Kedua dan
Peringatan Ketiga.
2. Diberikan kepada Karyawan yang dalam masa berlakunya sanksi Peringatan Ketiga
mengulangi/melakukan pelanggaran disiplin.

rv. PENETAPAN SANKSI HUKUMAN DISIPLIN


L. Dalam merekomendasikan atau memilnrs Hukuman Disiplin, Tim Pemeriksa, Tim Perrbahas
dan Pejabat Yang Berwenang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Keterlibatan Karyawan Ybs. dalam Pelanggaran Disiplin, apakah sebagai Pelaku Utama
Pelanggaran atau Pembantu Pelaku Pelanggaran:
b. Esensi dari Pelanggaran Disiplin tersebut, apakah prinsipil/bersifat mendasar atau tidak,
yaitu apabila perbuatan merupakan pelanggaran terhadap prinsip dasar atau kebijakan
perusahaan dan berdampak startegis di Perusairaan dan/atau dapat membawa akibat
hukum terhadap Perusahaan, haik secara perdata'maupun pidana, dan/atar: menimbulkan
potensi kerugian yang bernilai materiil;
c. Asas keadilan;
d. Asas kepatutan;
e. Hal-hal yang dapat meringankan sanksi hukuman disiplin, antara lain: pengakuan,
bertindak kooperatif, melakukan upaya mitigasi risiko, ititad baik untuk melJporkan
adanya pelanggarart upaya-upaya perbaikan untuk mengurangi kerrrgian;
f., Hal-hal yang dapat mernberatkan Hukuman Disiplin, unturu tiin: dilakukan oleh
Karyawan yang pernah dijatuhi Hukuman Disiplin, Karyawan yang meriduduki jabatan
strukturaf perbuatan {ilakukan berulang-ulang, merusak repuiasi dan/atau nama baik
Perusahaan, merugikal perusahaan, bertentangan dengan kebijakan skategis perusahaan.
2. Sanksi Hukuman Disiplin yang dijatuhkan kepada Karyawan yang terbukti melakukan
Pelanggaran Disiplin tidak "diperbolehkan berlaku surut.
3. Dalam hal Karyawan dijatuhi Sanksi Hukuman D:siplin berupa Teguran Tertulis, Surat
Peringatan Pertama, Surat Peringatan Kedua dan Surat Peringitan f"Ugu , rnaka kepada
Karyawan Ybs. tetap diberikm kenaikan Gaji Pokok sesuai ketent.ran yang berlaku digan
memperhatikan Golongan terakhir Karyawan Ybs.

v. SANKSI FINANSIAL
1- Selain sanksi hukuman disiplin, Karyawan yang terl-rukti melakukan pelanggaran tata terfib
dan disiplin karyawan yang menimbulkan kerugian secara finansial 6agi pJrusahaan maka
dapat dibebani sanksi finansial untuk mengganti seluruh dan/atau sebagian kerugian
Perusahaan sesuai dengan tanggung jawabnya.

*\ 'o"
15
Lanryiran Surat Keputusan Direksi PT Perkehunan Nusantara VII
' Nomor : SDITVKPTS/ 053 / 20L7

2. Proses penagihan/ penerimaan dana dan monitoring pembayaran sanksi finansial


dilaksanakan oleh Bagian yang bertanggung jawab dibidang pengelolae:r akuntansi dan
keuangan
3. Ketentuan penggantian kerugran finansial, diatur sebagai berikut:
a. Pejabat Y*g Berwenang menetapkan besarnya Ganti Kerugian dan tata cara
pembayarann y a, s ecat a sekaligus atau angsuran.
b. Jangka waktu penyelesaian sanksi finansial ditetapkan dalam kurun wakhr 3 (tiga) bulan
sejak Karyawan yang bersangkutan diberikan sanksi finansial.
c. Dalam hal Karyawan dijafuhi Hukuman Disiplin berupa PHK, namun Ybs. tidak berseclia
mengganti kerugian, maka Perusahaan tetap berhak menunfut penyelesaian Ganti
Kerugian tersebut setelah proses PHK dilaksanakan.
d. Dalam hal Karyawan yang dijatuhi Hukuman Disiplin meninggal duria, namun Ganti
Kerugiannya belum diselesaikan, maka Ganti Kerugian tersebut tidak menjadi girgur dan
Perusahaan masih berhak menuntut dan mengupayakan penyelesaian Ganti Kerugian
tersebut kepada ahli warisnya.

VI. PROSES PENIATUHAN SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN


A. langkaWaktu Proses Peniatuhan Sanksi Hukuman Disiplin
1. Peniatuhan sanksi pelanggaran tata ter'lib dan disiplin dapat diberikan secara langsung
oleh Pejabat Yang Berwenang/Atasan Langsung Karyawan Ybs atau dapat melalui prosut
pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa.
2. Dalam hal proses penjatuhan sanksi pelanggaran tata tertib dan disiplin dilakukan melalui
pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa yang dibentuk maka iungku waktu pemeriksaan
maksimal selama 85 (delapan puluh lima) hari kerja sejak tanggal dibentuknya Tim
Pemeriksa dengan perincian sebagai berikut:
a. Karyawan Golongan III * ry dan Karyawan Golongan I - II di Kantor Direksi
Jangka Keluaran
No. Uraian Anggota Tim/Pelaksana
Waktu Laporan
a. Tim 60 Berita Acara Ketua Tim : Kabag terkait materi pelanggaran
Pemeriksa Hari Hasil Anggota : Kasubbag terkait materi pelanggaran
Kerja Pemeriksaan : Kasubbag terkait
: Kasubbag HI
: TimSPI
b. Tim 15 Rekomendasi Ketua Tim : Kabag terkait materi pelanggaran
Pembahas ,Hari Hasil Anggota : Kat'ag SPI
'Kerja Pemeriksaan : Kabag SDM
1
i : Kabag terkait lainnya
r : Tim SPI
c. Pejabat 10 Putusan
Berwenang/ Hari Hukuman Direksi
Pemutus Keria Disiplin

*\ ?,
16
LamliTin |'"trat Kelntusan Direksi PT Perkehunan Nusantara VII
Nomor : SDIOKPTS/ Ofi / 2AL7

b. Karyawan Golongan I - II di Distrik dan Unit

Jangka Keluaran Anggota Tim/Pelaksana


No. Uraian
Waktu Laporan Distrik Unit
a. Tim 60 Hari Berita Acara Ketua Tim : Kabid/Askep terkait materi
Pemeriksa Ker.ia Hasil pe!anggaran
Pemeriksaan Anggota : Kabid/Askep/Asiston/Staf terkait
b. Tim 15 Hari Rekomendasi materi pelanggaran
Pembahas Kerja Hasil : Asisten/Staf terkait
Pemeriksaan : Asisten/Staf SDM
: Tim SPI (Distrik)
C. Pejabat 10 Hari Putusan
Berwenang/ Kerja Hukuman Generol Manager Manajcr Unit
Pemufus Disiplin

3. Dengan pertimbangan untuk melengkapi bukti-bukti atau atasan lainnya sehingga proses
penjah:han sanksi hukuman disiplin diperkirakan akan melampaui jangka waktu yang
ditetapkan, maka Tim Pemeriksa harus mengajukan perpanjangan jurlgku waktu disertai
alasan yang dapat dipertanggungjarvabkan, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sebelum berakhirnya jangka waktu proses penjatuhan sanksi hukuman disiplin
sebagaimana diatur di eitas.
4. Perpanjangan jangka waktu proses penjatuhan sanksi hukuman disiplin sebagaimana
diatur di atas diajukan kepada Direksi untuk karyawan Golongan III * IV dan Karyawan
Golongan I - II di Kantor Direksi serta kepada General Manager/Manajer Ur,il sn16L
karyawan Golongan I - II di Distrik dan Unit
Dalam hal perpanjangan jangka waktu proses penjatuhan sanksi hukuman disiplin
disetujui, maka perpanjangan waktu tersebut hanya diizinkan paling lama 15 (lima belas)
hari kerja, sehingga secara keseluruhan jangka wakfu proses penjatuhan sanksi hukuman
disiplin adalah 100 (seratus) hari kerja sejak dimulainya perneriksaan.
Dalam hal jangka waktu proses penjatuhan Hukuman Disiplin telah berakhir tetapi
Hukuman Disiplin belum dapat ditetapkan maka:
a. Proses penjatuhan Hukuman Disiplin tetap dilanjutkan sampai dengan ditetapkanrqya
putusan Hukuman Disiplin.
b. Atas kelebihan jangka waktu yang telah ditetapkan, yaitu 85 (delapan puluh lima) hari
kerja atau 100 (seratus) hari kerja (apabila diperpanjang), maka harus Ciperhitungkan
sebagai faktor pengq-rarrg masa hukuman dan masa berlaku konsekuensi logisnya.

B. Proses Peniatuhan SanksilHukuman Disiplin


1. Proses penjatuhan Hukuman Disiplin dimulai sejak dimulainya pemeriksaan.
2. Dasar Pemeriksaan adalah temuan kasus/temuan audit atau pengaduan yang didasarkan
atas informasi yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan untuk ditindaklanjuti.
3, Temuan kasus/temuan audit, diantaranya didasarkan atas informasi yang lengkap
dandapat dipertanggungjawabkan, apabila terdapat dokumen atau bukti pendukung dan
telah memenuhi unsur-unsur:
a. Apa : Informasi mengenai dugaan adanya perbuatan pelanggaran dan ketentuan yang
dilanggar.
b. Siapa : Informasi mengenai dugaan pelaku pelanggaran.
c. Dimana : Informasi nrengenai dugaan tempat terjadinya pelanggaran.
,.\' q;
17
Lampiran Surat Keputusan Direksi Pr
oor:r{#fff Wiffi:;r;r{i)

d. Kapan : Idormasi mengenai perkiraan waktu te{aclinya pelanggaran.


e. Ir4engapa : Informasi mengenai dugaan penyebab atau alasan terjadinya pelanggaran.
f . Bagaimana: Informasi mengenai dugaerr moclus operandi pelanggaran.
4. Dalam hal informasi dinilai belum lengkap, bila dipandang per1u, sebelum dibentuk Tirn
Pemeriksa, maka General Manager/Manajet Unit/Kepala Bagian dapat melakukan
penelitian awal atau meminta Bagian SPI untuk melakukan Audit Khusus, sehingga
diperoieh in-formasi yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Laporan Penelidan Awal atau Laporan Hasil Pemeriksaan merupakan dasar bugr
Tim Pemeriksa untuk:
a. Menyatakan Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran;
b. Memanggil Karyawan Ybs- untuk diklarifikasi melalui wawzulcara.
6. Hasil klarifikasi terhadap Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran dituangkan
dalam Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK).
7. Dalam hal telah dipanggil secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali, namun Karyawan tidak
bersedia hadir atau menolak proses klarifikasi sehingga BAPK tidak ditandatangani oleh
Ybs, maka:
a. BAPK ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dengan mencantumkan penjelasan bahwa
Karyawan Ybs. tidak bersedia hadir dalam proses klarifikasi atau menol rk
menandatangani BAPK.
b. Proses peniatuhan sanksi hukuman disiplin tetap dilanjutkan sampai dengan
ditetapkannya sanksi hukuman disiplin atas pelanggaran tersebut.
8. Hasil yang tertuang dalam BAPK dibacakan/disampaikan kepada yang bersangkutan.
9. Karyawan yang diduga terlibat dalam tindakan pelanggaran drpat diberikan kesempatan
memberikan penjelasan/ pertanggungjawaban.
10. Dalam hal karyawan yang diduga terlibat bekerja di Unit Kerja lain atau telah dipindahkan
ke Unit Kerja lain atau pindah ke luar wilayah Unit Kerja tempat terjadinya pelanggaran,
maka untuk kepentingan pengumpulan data dalam rangka memperoleh informasi yang
lengkap dan dapat dipertanggungfawabkan atau dalam rangka proses penjatuhan sanksi
hukuman disiplin, Karyawan Ybs. dapat dipanggil ke Unit Kerja tempat teriadinya
pelanggaran atau dilaksanakannya pemeriksaan.
1"L. Dalam pencarian data atau bukti-bukti di Unit Kerja tempat terjadinya pelanggaran, maka
KaryawanYbs. dapat mengaiukan permohonan kepada Pejabat Yang Berwenang untuk
melakukan Perjalanan Dinas ke Unit Kerja tempat terjadinya pelanggaran.
12. Dalam hal Karyawu y'ing dipanggd untuk kepentingan klarifikasi sedang menjalani Masa
Bebas Tugas (MBT), -irku Surat Panggilan Klarifikasi ditujukan pada alamat Karyawan
terakhir sebagaimana tetcatat di Perusahaan.
13. Dalam hal Karyawan tidak diketahui keberadaannya, maka Surat Panggilan klarifikasi
disampaikan melalui Pejabat Pemerintah Kelurahan/Desa setempat sesuai dengan alamat
Karyawan terakhir sebagaimana tercatat di Perusahaan.
14. Hasil dari proses pemeriksaan disampaikan kepada Tim Pembahas dan/atau Pejabat Yang
Berr,venang dalam bentuk Berita Acara Hasil Pemeriksaan berupa:
a. Data dan Fakta
b. Hal-hal yang memberatkan dan rneringankan
c. ]enisTindakan Pelanggaran Yang Dilakukan
d. Sanksi Hukuman Disiplin apabila memenuhi kriteria Pelanggaran.
e. Tidak Bersalah, apabila tidak memenuhi kriteria Pelanggaran; atau
*\
n. 18
Lampiran Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara VII
Nomor : SDMftPTS/ 053 / 201.7

t. Penghentian Pemeriksiiary apabila setidak-tidaknya memenuhi kriteria Pelanggaran


namun tidak dijatuhi sanksi hukuman disiplin, karena adanya Pertimbangan-
pertimbangan yang rneringankan hukuman disiplin yang akan dijatuhkan atau
dinyatakan tidak cukup bukti untuk dijahrhi sanksi hukuman disiplin, sehingga proses
peniatuhan hukuman disiplin perlu dihentikan.
15. Tim Pembahas yang ditunjuk setelah menerima Berita Acara Hasil Pemeriksaan melakukan
pembahasan dan memberikan rekomendasi hasil pemeriksaan melalui Memo/Surat
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan kepada Pejabat Yang Berwenang/ Pemutus.
L5. Pejabat Yang Berwenang/Pemutus harus mengambil keputusan atas Pelanggaran tersebut
setelah menerima rekomendasi dari Tim.
17. Keputusan Pejabat Yang Berwenang berupa penetapan/penjatahan sanksi hukuman
disiplin, Tidak Bersalah atau Penghentian Pemeriksaan, selanjubrya harus dituangkan dan
disampaikan dalam bentuk Surat resmi.
L8. Dalam hal proses penjatuhan Hukuman Disiplin masih dalam pemeriksaanTim Pemeriksa
atau Tim Pembahas, temyata ditemukan Pelanggaran yang lain, maka seluruh Pelanggaran
tersebut diproses dan diputus dalam satu keputusan serta sanksi yang dijatuhkan adalah
sanksi hukuman disiplin terberat dari seluruh Pelrnggaran yang terbukti telah dilakukan.
19. Dalam hal Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran pada saat proses penjatuhan
sanksi hukuman disiplin di-PHK atau mening;al dunia, makaberlaku ketentuan sbb :
a. Dalam hal Karyawan Ybs. meninggal dunia, maka proses penjatuhan sanksi hukuman
disiplin terhadap Karyawan Ybs. dihentikan.
b. Dalam hal Tim Pemeriksa atau Tim Pembahas telah memberikan rekomendasi
Hukuman Disiplin kepada Pejabat Y*g Berwenang, maka proses penjatuhan Hukuman
Disiplin terhadap Karyawan yang di-PI{K atau meninggal dunia tersebut dilanjutkan
sampai dengan mendapat keputusan akhir dari Pejabat Yang Berwenang.

C. Tindakan Administratif terhadap KaryawanYang Diduga Terlibat Dalam Pelanggaran


1. Tindakan administratif (bukan merupakan Hukuman Disiplin) yang dapat dilakukan oleh
Pejabat yang berwerumg terhadap Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran
sebagai berikut:

a. Skorsing
Tindakan skorsing dapat diberikan kepada Karyawan yang sedang dalam proses
penyidikan oleh pihEk Perusahaan karena diduga melakukan tindakan pelanggaran tata
tertib dan disiplin Karyawan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dibebashrgaskan i dari jabatannya dengan tujuan tidak mengganggu proses
p emeriksaan/ inveisti gasi.
2) Karyawan yang diskorsing tetap masuk kerja namun tidak melaksanakan tugas
jabatannya.
3) Selama diskorsing, Gaji beserta hak-hak lainnya tetap diberikan penuh sesuai dengan
ketentuan yangberlaku.
4) Apabila hasil pemeriksaan/investigasi dinyatakan tidak bersalah, maka Karyawan
tersebut kembali melaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya, namun apabila
dinyatakan bersalah dilanjutkan dengan pemberian sanksi disiplin sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

,If
-\ 19
Lnnryir,trt %ffat Ktilxttltsar; Direksi PT Perkthunan Nus$ntara VII
Nontor : SDlra/KPTS/ 053 / 2017

b. Pembebasan Tugas
Pembebasan tugas kepada Karyawan dilakukan apabila Karyawan ditahan oleh pihak
yang berwajib karena d'Juga melakukan tindak pelanggaran atau tindak pidana, diatur
sebagai berikut :

1) Paling lama 6 (enam) bulan takwim terhitung tanggal 1 (satu) bulan berikuhrya
Karyawan yang bersangkutan ditahan, Perusahaan tidak wajib membayarkan Gaji
tetapi diganti dengan uang bantuan kepada keluarga Karyawan yang menjadi
tanggungannya dengan ketentuan sbb :
a) Untuk 1 (satu) orang tanggungan:25%dariGa1i.
b) Untuk 2 (dua)orang tanggungan:35%dari Gaji;
c) Untuk 3 (trga) orang tanggungan:45%dari Gaji;
d) Untuk 4 (empat) orang tanggungan/lebih: 50%dari Gaji.
2) Apabila setelah waktu 6 (enam) bulan belum ada putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, maka perusahaan tidak membayarkan uang bantuan
kepada keluarga Karyawan yang menjadi tanggungannya sampai dengan adanya
putusan pengadilan yang berkekuatan tetap.
3) Apabila putusan Pengadilan yarr.tg telah rnempunyai kekuatan hukum tetap
menyatakan bahwa Karyawan tersebut tidak bersalah, maka dipekerjakan kembali
sesuai formasi jabatan yang tersedia dan hak selama ditahan dikembalikan setelah
diperhitungkan dengan uang bantuan selama 6 (enam) bulan dimaksud pada butir L,
namun bila dinyatakan bersalah maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerja terhadap Karyawan yang bersangkutan.

c. Penugasan Sementara
Penugasan Sementara Karyawan ke ternpat kerja Lain dengan Golongan dan Jabatan
yang sanur selama rn'aktu tertentu sesuai kebutuhan pemeriksaan oleh pihak Perusahaan
dikarenakan Karyawan Ybs. diduga melakukan tindakan pelanggaran.

2. Status Tindakan adrninistratif (Skorsing/Pembebasan Tugas/Penugasan Khusus) berakhir:


a. Penghentian pemeriksaan dikarenakan tidak cukup bukti;
b. Hasil pemeriksaan membuktikan Ybs tidak bersalah; atau
c. Telah dijatuhi Sanksi Hukuman Disiplin.

VII. Rehabilitasi r
1. Pengertian :.
Rehabilitasi adalah perrurlihan hak-hak Karyawan yang mendapat sanksi pelanggaran tata
tertib dan disiplin ke jabatin dan golongan semula atau ietingkatierta pengembatian hat-trat
lain yang mengikuti sanksi'sebagaimana sebeltrm mendapatkan hukuman.
2. Persyaratan
Dalam masa berlaku sanksi atau setelahnya, ditemukannya buktlbukti baru atau adanya
putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap menyatakan bahwa Karyawan
tersebut tidak bersalah.
3. Mekanisme
a. Permohonan rehabilitasi diajukan oleh Karyawanl yang bersangkutan kepada C*neral
Manager/Kepala Bagian/It{anajer Unit masing-masing yang disertai bukti baru atau
putusan pengadilan.

*\ b. 20
Larup ir an surat Keputusan D ireksi pr
T,r{#;ff i!;tr :;r;r{ii
b. Distrik/Bagian/Unit mengusulkan keptida pejabat yang berwenang untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Setelah mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang maka Distrik/Bagian/Unit
menindaklanjutinya dengan ketentuan sebagai berikut
1) Kewenangan memberikan persetujuan rehabilitasi diatur :

Karyawan
No. Kewenangan
Golonsan di
a) IA-IB Distdk dan Unit
General Manarer
b) IC- IID Direktur Bidang Terkait
c) IA. IID Kandir Direktur Bidang T'erkait
d) MA - IVD UnitlDistrikl Kandir Direktur Utama

2) Kewenangan pencabutan sanksi yang telah disefujui pejabat yang berwenan& diatur :

a) Surat pencabutan sanksi diterbitkan oleh pejabat yang mengeluarkan surat sanksi
sesuai kewenangan penerbitan saflksi pelanggaran tata tertib dan disiplin Karyawan.
b) Surat Keputusan rehabilitasi ditandatangani oleh :
Karyawan
No. Kewenangan
Golongan Bertugas di
General Manager lvianaier Unit masing-
a) IA*IB Distrik dan Unit
1
masing
b) IC - IID Direktur Eidang Terkait
c) IA - IID Kandir Direktur Bidans Terkait
d) IIIA. TVD Unit/Disilik/ I(andir Direktur Utama

VIII. Pengampunan Sanksi Disiplin


Pengampunan Sanksi Disiplin adalah proses pengampunan kepada Karyawan yang mendapat
sanksi pelanggaran tata tertib dan disiplin Karya-wan dan/atau karena sebab pelanggaran lain
sehingga mendapatkan sanksi penurunan danf atau pencabutan jabatan Karyawan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
t. Pemberian Pengampunan
a. Pemberian Pengampunan Sanksi Disiplin tidak serta merta menghapuskan kesalahan serta
mengembalikan jabatan dan golon$an Karyawan yang bersangkutan pada jabatan dan
golongan sebelum dikenakan sanksi,
b. Pemberian Pengampunan Sanksi Disiplin menjadi salah satu syarat bagi Karyawan yang
bersangkutan untuk rnengikuti kualifikasi/asesmen guna menduduki suatu jabatan
tertentu sesuai ketentrrhn yang berlaku.
2- Persyaratan Permohonan
fengampunan Sanksi Disiplin
Berkinerja Sangat Baik derigan memenuhi persyaratan:
a. Diusulkan oleh atasan yang bersangkutan secara tertulis dalam hal ini adalah General
Manager / Kepala Baglan/ Manajer Unit kepada Direksi
b. I(rusus karyawan yang fabatan teraklnimya adalah iabatan puncak (Genernl
ManagerlKepala BagianfManajer Unit setingkat), Ybs. mengusulkan permohonan
pengampunan sanksi disiplin langsung kepada Direksi
c. Telah melewati masa mininral 2 (clua) tahun sejak dikenakan sanksi kedisiplinan (untuk
frau\, dan minimal l tahun (untuk mn froud)
d. Terdapat buktr/ euidence bahwaYbs. memiliki kinerja sangat baik (A)
e. Telah melaksanakan penugasan dari perusahaan

*tl q,
2L
L nnpir an Sur nt Kepu t s rn D ir eksi P T r::y:#rTrY!;
f;::rlrY;)
3. Mekanisme
a. Permohonan pengampunan sanksi disiplin diajukan oleh Karyawan yang bersangkutan
kepada C,enerril Mnnager/Kepala Bagian,/Manajer Unit masing-masing yang disertai
lampiran penduktmg sebagaimana persvaratan poin 2 (dua) tersebut di atas.
b. Diskikl Bagianl Linit mengusu'lkan ke-pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
c. Khusus karyawan yang jabatan terakhimya adalah jabatan puncak {General
Manager/Kepala Bagianr/Ivlanajer Unit), Ybs- mengusulkan permohonan pengampunan
sanksi disiplin langsung kepada Direksi yang disertai lampiran pendukung seb*gaimana
persyaratan poin 2 (dua) tersebut di atas.
d. Setelah mendapa&an persetujuan dari Direksi, maka Distrik/Bagian/Uni:
menindaklanjutinya dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Sanksi Disiplin
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Karyawan Gol. IA s.d. IB di Distrik dan Unit olelr. General Manager Distrik/ Mana;jer
Unit masing-masing.
- Karyawan Gol. IC s.d.IID di Distrik dan Unit olehGeneri;lManager.
- Karyawan Gol. IA s.d. IID di Kantor Dreksi oleh Dreksi.
- Karyawan GoI.IIIA s.d.IVD di Diskik/Bagian/Unit oleh Direksi.
e. Surat Keputusan Pengampunan Sanksi Disiplin di atas merupakan salah satu syarat bagi
Karyawan yang bersangkutan untuk mengikuti kualifikasi/asesmen guna menduduki
suafu jabatan tertentu sesuai ketentuan yang herlaku.

IX. TIM PEMERIKSADAN PEIARAT YANG BERWENANG


1. Tim Pemeriksa Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin
a. Pejabat yang berwenang dapat membentuk Tim Pemeriksa (di luar Tim Audit
Intemal/SPl) dalam melakukan suatu pemeriksaan atas suatu dugaan pelanggaran.
b. Tim Pemeriksa (di luar Tim Auclit Intemal/SPl) adalah tim yang dibentuk oleh Pejabat
Y*g Berwenang dan diberi wewenang melakukan pemetiksaan atas dugaan Pelanggaran
Tata Tertib dan Disiptin berupa serangkaian tindakan menurut cara yang diatu dalam
Surat Keputusan ini untuk mencari serta mengumpulkan fakta-fakta dan bukti-bukti
dalam memastikan ada atau tidaknya Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin, menetapkan
Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran, menghentikan pemeriksaan atau
menyampaikan rekomendasi kepada Pejabat Y*g Berwenang.
c. Tim Pemeriksa harus melakukan pemeriksaan atas dugaan Pelanggaran Disiplin,
sehingga Tim Pemeriksa dapat:
1) Memastikan ada Atau tidaknya Pelanggaran Disiplin dengan rnemperhatikan fakta-
takta, bukti-bukti dan peraturan yang berlaku, menilai kriteria dan kategori
Pelanggaran serta
frerekomendasikan Sanksi Hukuman Disiplin.
2) Memastikan adanya Karyawan yang diduga terlihat dalam Pelanggaran Disiplin
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan:
a) proses terjadinya pelanggaran tersebu! serta
b) kemungkinan ketidakterlibatan Karyawan dalam Pelanggaran Disiplin atau
adanya pengecualian terhadap Pelanggaran Disiplin sebagaimana diatur dalam
Surat Keputusan ini.
3) Mernastikan bahwa Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran Disiplin dapat
dirnintakan pertanggungjawaban dengan memperhatikan kewajiban dan/atat
larangan yang diatur dalam ketentuan yang berlakudi Perusahaan maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Merekomendasikan perlu atau tida.knya dilakukan tindakan administratif terhad,ap
Karyawan yang diduga terlibat dalam Pelanggaran Disiplin
*\ q.
22
Lampiran Surat Kepuhtsan Direksi PT Perkebwtan Nusantara VII
Nomar : SDM/KPTS/ 053 / 20L7

2. Wewenang Pemberian Sanksi Pelanggaran Tata fertib dan Disiplin Karyawan


a. Bagi Karyawan di Unit dan Distrik sebagai berikut:
No. n enis Sanksi Kewenangan
1. IA - IVB Teguran Lisan Atasan Langsung
(minimal Asisten/Staf)
2. IA-IB Tesuran Tertulis s.d. PHK
General Motager/
IC- IID Tezuran Tertulis s.d. Perinsatan Ketisa
Manajer Unit
IIIA - TVB Tesuran Tertulis
3. IC - IID PHK
General Mnnager
IIIA - IIID Peling4!a4_ie{aryq
4. IIIA - IIID Peringatan Kedua s.d. PHK
rVA - IVB Peringatan Pertama s.d. PHK Direksi
Fv'C - IVI) TeEuran Lisan s.d. PHK
Catatan:
- Surat yang dikeluarkan oleh Unit agar ditembuskan ke Distrik dan Bagian SDM
- Surat yang dikeluarkan oleh Dishik agar ditembuskan ke Bagian SDM

b. Bagi Karyawan di Kantor Direksi sebagai berikut:


No. Golongan Ienis Sanksi Kewenangan Keteransan
1.. IA -TVB Teguran Lisan Atasan l.angsung Surat dari
(min: :nal Asisten / Stafl Bagian agar
2. IA. TVB Teguran Tertulis Kepala Bagian ditemhu;rkan
3. IA - IVB P*.i*ggtan&{t qLq s.d" PHK Direksi Bagian SDM
4. TVC - IVD Teguran Lisan s.d. PHK Direktur Utama

X. KETENTUAN PERALIHAN
1. Tindakan Pelanggaran Disiplin yang terjadi sebelum tanggal mulai berlakunya Surat
Keputusan ini yaitu sebelum fanggal 01 April 2017 maka masih berlaku Surat Keputusan
Direksi nomor 7.5/Kpts/20}/2013 tanggal 22luli 2013 tentang Sanksi Pelanggaran Disiplin
dan Tata Tertib Pekerja PT Perkebunan Nusantara WI.

2. Tindakan Pelanggaran Disiplin yal'g terjadisetelah berlakunya Surat Keputusan ini yaitu mulai
tanggal 01 April 2017, rnaka herlaku Surat Keputusan Direksi nomor SDM/KPIS /A$/2017
tanggal 14 Februari 2A17 tentang Sanksi Pelanggaran Tata Tertib dan Disiplin Karyawan
PI Perkebunan Nusantara VII.

3. Terhadap Karyawan yung'r"durrg atau telah menjalani Sank"si Pelanggaran Tata Tertib dan
Disiplin untuk selanjutrya frenyesuaikan clan tunduk pada Surat Xelutusan Direksi nomor
SDM/KPTS/053/2017 tanggal 14 Februari 2017 tentang Sanksi Pelanggaran Tata Tertib dan
Disiplin Karyawan PT Perkebunan Nusantara VII.

*\ d
n
L*rnpiran Surtt Kepuhtsan Direksi PT Perk-ehunan Nusantara VII
Nomor : SDM/KPTS/ 053 / 2017

XI. LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan ini akan ditetapkan kemudian dalam
Peraturan tersendiri.
2. Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal l April 2017, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, rnaka akan diadakan penyesuaian sesuai
kebutuhan perusahaan.

DITETAI,KAN DI: BAND LAMPTING

5<\

24

Anda mungkin juga menyukai