Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN EVALUASI

PRAKTIK PROFESIONAL
(OPPE & FPPE)

RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT


Jalan Raya Panglima Sudirman No. 2, Kraksaan, Probolinggo
Telp. (0335) 846500, 846354, 844200 Fax. (0335) 846500

i
PANDUAN EVALUASI
PRAKTIK PROFESIONAL
(OPPE & FPPE)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT


Panduan Evaluasi Praktik Profesional (OPPE & FPPE)

KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Dina Darwati, S.E. Pembuat Dokumen

Andreas S. Sos Authorized Person

dr. Kertodinoto Direktur

ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT GRAHA
SEHAT NOMOR:
/Per/RSGS/II/2017

TENTANG

PANDUAN EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL


RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT,


Menimbang : a. Bahwa agar dalam upaya menjamin Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan profesional, maka diperlukan upaya kegiatan
evaluasi praktik profesional terhadap staf medis;
b. Bahwa upaya kegiatan evaluasi terhadap staf medis perlu diatur
dalam suatu Panduan Evaluasi Praktik Profesional;
c. Bahwa Panduan Evaluasi Praktik Profesional perlu ditetapkan
berdasarkan Peraturan Direktur Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok Pokok Kepegawaian;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Tenaga Kerja;
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Praktik Perawat;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
6. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK/III/2003
tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor
Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.01/Men/1982 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.25/Men/1982 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat
karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja;
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 26
tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
16. Peraturan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
01/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 Tentang Peraturan Internal Rumah
Sakit Graha Sehat;
17. Peraturan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
02/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 Tentang Penetapan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Graha Sehat;
18. Keputusan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
01/Kep/Dirut/GSLK/XI/2016 tentang Pengangkatan dr.
Kertodinoto sebagai Direktur Rumah Sakit Graha Sehat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT TENTANG
PANDUAN EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
KEDUA : Panduan Evaluasi Praktik Profesional diatur sebagaimana Lampiran
Peraturan ini;
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam Peraturan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kraksaan
Pada tanggal : 14 Februari 2017

Rumah Sakit Graha Sehat


Direktur,

dr. Kertodinoto
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Graha
Sehat Nomor : /Per/RSGS/II/2017
Tanggal :14 Februari 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho-Nya Panduan
Evaluasi Praktik Profesional Rumah Sakit ini dapat terselesaikan. Panduan Evaluasi
Praktik Profesional Rumah Sakit ini merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga kese+amatan pasiennya
dengan menjaga standar dan kompetensi para sta/ medis yang akan ber*adapan
+angsung dengan para pasien di rumah sakit.
Panduan Evaluasi Praktik Profesional Rumah Sakit ini berisi informasi evaluasi praktik
klinis seorang dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Diharapkan
panduan ini dapat dijadikan bahan acuan bagi peningkatan mutu pelayanan dan
pengembangan rumah sakit di masa mendatang.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam operasional pelayanan rumah sakit, sehingga rumah sakit masih tetap eksis dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sampai saat ini.
Kami menyadari bahwa isi dari Panduan Evaluasi Praktik Profesional Rumah Sakit ini
masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Panduan
Evaluasi Praktik Profesional Rumah Sakit ini, kami sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi. Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.

Kraksaan, 14 Februari 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................i
DABTAR ISI.............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................................................................1
C. DEBINISI....................................................................................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................................................................7
A. LINGKUP KECENANGAN.......................................................................................................................7
B. KOLABORASI DALAM PENERAPAN BPPE dan OPPE........................................................................7
C. DASAR HUKUM.........................................................................................................................................5
D. UNIT TERKAIT.........................................................................................................................................5
E. PENANGGUNG JACAB E>ALUASI.........................................................................................................8
BAB III TATA LAKSANA......................................................................................................................................9
A. PELAKSANAAN E>ALUASI STAB MEDIS.............................................................................................9
B. E0a+uasi Praktik Pro/esiona+ Berke+anjutan :Ongoing Professional Practice
Evaluation/OPPE;.............................................................................................................................................3
C. E0a+uasi Praktik Pro/esiona+ Ter/okus :Focused Professional Practice
Evaluation/BPPE;..............................................................................................................................................4
BAB I> DOKUMENTASI...................................................................................................................................10
A. Borm e0a+uasi OPPE..............................................................................................................................11
B. Borm e0a+uasi BPPE..............................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah lembaga/ instansi yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien, dimana jiwa dan raga pasien sebagai sasaran kegiatannya. Oleh
karena itu mutu pelayanan medik menjadi indikator utama yang menjadi cermin
baik buruknya pelayanan suatu rumah sakit. Untuk mewujudkan pelayanan medis
yang bermutu, sangat diperlukan adanya tata cara yang mengatur kegiatan
pelayanan medis yang dilaksanakan oleh para dokter, perawat dan tenaga
profesional kesehatan lainnya.
Sebagaimana sistem governance di bidang manajemen, pada saat ini telah
dikembangkan sistem governance di bidang klinik dengan menggunakan istilah
clinical governance, yang merupakan kerangka kerja dengan tujuan untuk
menjamin agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan standar pelayanan
yang tinggi, serta dilakukan pada lingkungan kerja yang profesional. Dalam konsep
ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan klinik harus memahami dan
menerapkan prosedur-prosedur yang dapat mencegah terjadinya resiko akibat
penatalaksanaan medik, dimana salah satu keberhasilannya bisa dilihat dari tingkat
kepuasan pasien yang merupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan.
Sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga Profesi Medis. Oleh karena itu pihak
manajemen tentunya mengharapkan tenaga medis yang bekerja di lingkungan rumah
sakit miliknya, harus memberikan pelayanan kesehatan yang baik, bertanggung
jawab dan berdisiplin tinggi.
Hal ini sejalan dengan UURS yang salah satunya dituangkan dalam pasal 29 tentang
Kewajiban Rumah Sakit bahwa setiap Rumah sakit Wajib memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit, dan membuat,
melaksanakan, serta menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
sebagai acuan dalam melayani pasien, begitu juga dalam Pasal 46 yang menyatakan
bahwa Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.
Agar dapat menjaga kompetensi tenaga medis sesuai standar pelayanan yang telah
ditentukan, maka pihak manajemen melakukan evaluasi praktik profesional secara
terus-menerus terhadap kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan
oleh setiap anggota staf medis yang direview dan dikomunikasikan kepada setiap
anggota staf medis sekurang-kurangnya setahun sekali. Dengan demikian
diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien tetap aman, bermutu
dan efektif serta selalu mengutamakan kepentingan pasien

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai proses kontrol terhadap kinerja tenaga medis yang dievaluasi
berdasarkan standar tertentu, untuk menghasilkan mutu layanan yang profesional,
dengan kinerja yang berkualitas tinggi
2. Tujuan khusus
Sebagai sarana evaluasi kinerja professional secara berkelanjutan dalam hal:
a. Memantau kompetensi profesional
b. Mengidentifikasi area kewenangan klinis, guna kemungkinan peningkatan
kinerja
c. Secara obyektif dapat memberikan keputusan mengenai kelanjutan
keweanangan klinik
d. Untuk meningkatkan mutu pelayanan masing-masing staf medis
e. Untuk mengurangi kesalahan dalam pelayanan medis yang akan dilaksanakan
C. DEFINISI
1. Evaluasi tenaga medis adalah suatu proses pengumpulan data, menganalisis
informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data
yang komprehensif untuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta cara
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2. Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (On going Professional Practice
Evaluation/OPPE) adalah evaluasi praktek profesional yang dilakukan secara
terus-menerus terhadap kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan kepada
pasien oleh setiap anggota staf medis fungional yang direview dan
dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis fungsional setidaknya setiap
tahun.
3. Evaluasi Praktik Professional Terfokus (Focused Professional Practice
Evaluation/FPPE) adalah evaluasi praktek profesional terhadap kualitas dan
keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis
fungional yang direview dan dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis
fungsional yang waktunya tidak ditentukan.
4. Hasil evaluasi tenaga medis adalah perubahan dalam tanggung jawab staf medis
fungsional, bisa berupa perluasan tanggung jawab, pembatasan tanggung jawab,
masa konseling dan pengawasan atau kegiatan yang lainnya.
5. Profesional Pemberi Asuhan – PPA adalah tenaga kesehatan yang secara
langsung memberikan asuhan kepada pasien, antara lain: Dokter, perawat, bidan,
ahli gizi, apoteker, psikolog klinis, penata anestesi, terapis fisik dsb.
6. Perlindungan Pasien adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
hak- hak pasien selama dalam perawatan di rumah sakit dari segala bentuk
ancaman dan tindakan yang akan mengancam fisik, mental dan emosional.
BAB II RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan ini merupakan


panduan yang harus dibuat untuk menjamin agar pelayanan kesehatan dapat
terselenggara dengan standar pelayanan yang tinggi, serta dilakukan pada lingkungan
kerja yang profesional. Dalam konsep ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan
klinik harus memahami dan menerapkan prosedur-prosedur yang dapat mencegah
terjadinya resiko akibat penatalaksanaan medik. Kebijakan dan prosedur dibuat dengan
perencanaan dan identifikasi yang jelas sesuai maksud dan tujuan yang diharapkan.

A. LINGKUP KEWENANGAN
Pihak yang ditunjuk untuk melakukan evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan
(OPPE dan FPPE) terhadap staf medis tergantung kepada kebijakan internal dari
masing-masing rumah sakit/ institusi penyelenggara sesuai kondisi ada. Adapun
lingkup kewenangannya adalah menetapkan dengan jelas:
1. Menentukan alat ukur yang dipakai yang disesuaikan dengan area klinis dimana
staf klinis bertugas
2. Menentukan siapa yang melakukan review terhadap staf klinis yang terkait
3. Menentukan Indikators/Triggers/Isu terkait masalah yang perlu dievaluasi
4. Menentukan Proses penilaiannya
5. Menentukan apakah hasil evaluasi yang diperoleh akan menjadi dasar untuk
dilakukan kredensialing/ re-kredensialing bagi staf medis terkait
6. Menentukan bahwa penerapan FPPE/OPPE dilaksanakan untuk seluruh
kewenangan klinis dari staf medis

B. KOLABORASI DALAM PENERAPAN FPPE DAN OPPE


Dalam pelaksanaan evaluasi FPPE dan OPPE membutuhkan kolaborasi dari:
1. Direktur
2. Komite Medis:
a. Sub komite etik dan disiplin
b. Sub komite mutu Profesi
c. Sub komite kredensial
3. Komite Keperawatan:
a. Sub komite etik dan disiplin
b. Sub komite mutu Profesi
c. Sub komite kredensial
4. Komite Profesional Kesehatan Lain:
a. Sub komite etik dan disiplin
b. Sub komite mutu Profesi
c. Sub komite kredensial
5. Mitra bestari dari masing-masing profesi
6. Ketua Kelompok staf medis
7. Staf Medis/staf klinis terkait
8. Staf IT

C. DASAR HUKUM
1. Undang – undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
a. Pasal 29 KEWAJIBAN RS
1) Butir b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
2) Butir g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
b. Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.
c. Pasal 13 butir 3
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan : Standar profesi, Standar pelayanan rumah sakit, Standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan,
mengutamakan keselamatan pasien
2. Undang- Undang No.36 Tahun 2009 TENTANG KESEHATAN
a. Pasal 63 ayat (2)
menyebutkan bahwa; Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan atau perawatan
Pasal 63 ayat (3)
➢ Pengendalian, dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan, atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya;
b. Pasal 63 ayat (4)
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
c. Pasal 24 ayat (1);
Tenaga kesehatan harus memenuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan/asuhan kesehatan, standar pelayanan/asuhan, dan standar
prosedur operasional;
d. Pasal 24 ayat (2)
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi
profesi.
e. Pasal 27 ayat (1)
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesi

D. UNIT TERKAIT
Seluruh tenaga/ staf medis yang memberikan pelayanan kepada pasien antara lain
Dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis, penata anestesi, terapis fisik
dsb, disemua unit pelayanan

E. PENANGGUNG JAWAB EVALUASI


Yang bertanggung jawab terhadap evaluasi Praktik Professional Berkelan*utan
staf medis tergantung kepada kebijakan internal dari masing-masing rumah sakit/
institusi penyelenggara sesuai kondisi ada. Tanggung jawab evaluasi tersebut bisa
dilimpahkan kepada:
1. Direktur
2. Komite medik/sub komite mutu profesi
3. Komite keperawatan/ sub komite mutu profesi
4. Komite profesi kesehatan lain/ sub komite mutu profesi
5. Mitra bestari
6. Ketua KSM (Kelompok Staf Medis)
7. Kepala Instalasi
8. Staf yang ditunjuk
BAB III TATA LAKSANA

Pelaksanaan evaluasi praktik profesional berkelanjutan untuk staf medis, memerlukan


suatu metode, proses penilaian dan pelaksanan tugas seseorang atau sekelompok orang
atau unit-unit kerja yang terkait sesuai dengan standar kinerja dan tujuan rumah sakit.
Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi professional dilakukan secara
objektif dan berbasis bukti, dan hasil proses evaluasi bisa tidak ada perubahan dalam
tanggung jawab staf medis, bisa terjadi perluasan tanggung jawab atau pemabatasan
tanggung jawab, atau berada dalam masa konseling dan pengawasan atau mendapat
kegiatan yang lainnya.
Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (OPPE) dilakukan minimal setiap tahun
untuk seluruh staf medis yang ada. Namun bila ada temuan atau diperlukan evaluasi
khusus terhadap kinerja staf medis yang dimaksud, maka dilakukan evaluasi secara
spesifik/fokus (FPPE). Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas
kewenangan didokumentasikan dalam file kredensial staf medis fungsional atau file
lainnya.

A. PELAKSANAAN EVALUASI STAF MEDIS


1. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Evaluasi
a. Evaluasi praktek profesional yang dilakukan kepada setiap anggota staf
medis fungional, dilaksanakan secara terus-menerus oleh pihak yang
berwenang sesuai kibijakan pimpinan rumah sakit dengan memantau kualitas
dan keamanan pelayanan kepada pasien dan direview serta dikomunikasikan
kepada setiap anggota staf medis setidaknya setiap tahun.
b. Evaluasi praktek profesional terus-menerus dan review tahunan dari setiap
anggota staf medis fungsional dilaksanakan dengan proses yang seragam
untuk semua staf medis yang ditentukan oleh kebijakan rumah sakit.
c. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif secara
proaktif, seperti membandingkan dengan literatur profesi masing-masing
d. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisis
mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku.
e. Informasi dari proses evaluasi praktik profesional tersebut didokumentasikan
dalam file krendensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya yang
relevan.
f. Evaluasi memungkinkan rumah sakit untuk mengidentifikasi kecenderungan
praktik profesional yang berdampak pada kualitas asuhan dan keselamatan
pasien. Triger
2. Sumber Data OPPE dan FPPE
a. Dasar Parameter Penilaian
Untuk melakukan evaluasi terhadap praktik profesional staf medis maka
diperlukan data yang bisa menjadi parameter penilaian. Data tersebut bisa
diperoleh dari:
1) Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya
(kepatuhan SPO/ outcome misal ILO, Reoperasi, Pneumoni pasca operasi
(anestesi)
2) Pola Penggunaan darah/Obat/alkes :
a) Kesesuaian antara permintaan darah dengan pemakaian. (jumlah
kantung darah yang diminta dibandingkan dengan jumlah kantung
darah yang tidak digunakan).
b) Kepatuhan terhadap formularium.
c) Penggunaan alat kesehatan yang tidak sesuai SPO
3) Pola Permintaan tes/prosedur/Tindakan
a) Kepatuhan permintaan pemeriksaan penunjang
b) Kepatuhan terhadap prosedur/tindakan sesuai SPO
4) Length of stay: berbasis dokter dan penyakit
5) Data Morbiditas dan mortalitas: kriteria morbiditas sesuai indikator yg
digunakan
6) Jumlah kasus yang dikonsulkan/dirujuk ke spesialis lain
b. Sumber Data/ Tipe Data OPPE/FPPE
Untuk memperoleh data sebagai dasar penilaian praktik professional
berkelanjutan bisa didapat dari :
1) Grafik review berkala:
a) Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan
b) Jumlah operasi/prosedur
2) Observasi langsung: kepatuhan terhadap kebijakan/SPO contoh di SKP,
output asuhan medis.
3) Komplain dan laporan insiden
4) Malpraktik
5) Kejadian sentinel, ada temuan dari laporan investigasi RCA atau FMEA
6) Hasil monitoring pemantauan kinerja staf medis melalui:
a) Monitoring Terhadap Teknik Diagnostik Dan Pengobatan
(1) Audit Rekam Medis,
(2) Kepatuhan Terhadap SPO
b) Monitoring Kualitas Klinis
Data Morbiditas Dan Mortalitas
7) Simulasi
8) Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: sesuai dengan
CPG/PPK (Panduan Praktik Klinis)/CPG (Clinical Practice Guideline)
9) Monitoring kualitas klinis: outcome dan komplikasi
10) Diskusi/survei dengan sejawat/staf lainnya baik internal/eksternal yang
terlibat dalam pelayanan (yang menghasilkan form asesment/ pengkajian
kelompok profesi)
3. Metodologi Evaluasi OPPE dan FPPE
Metodologi yang bisa dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi terhadap praktik
profesional staf medis antara lain:
a. Melakukan Review Grafik
b. Memonitor Pola Praktik Klinis
c. Simulasi
d. Proctoring (prospective, concurrent, retrospective)
e. External peer review
f. Diskusi dengan peers group atau individu yang terlibat dalam pelayanan pasien
g. Wawancara
h. Pengisian kuesioner
4. Penetapan Kerangka Kerja Staf Medis
Didalam menetapkan kerangka kinerja staf medis dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi kinerja staf medis yang komprehensif kemudian
dibandingkan dengan evaluasi sederhana dari kelompok sejawat staf medis
tersebut
b. Membangun kompetensi dokter melalui data
c. Membantu menciptakan pendekatan yang konsisten dan adil untuk
mengevaluasi dokter
d. Membantu menciptakan pendekatan yang fair dan konsisten untuk
mengevaluasi staf medis, menetapkan harapan dan pengukuran kinerja
e. Membantu staf medis terus bertanggung jawab atas kinerja mereka
5. Hal Yang Menjadi Perhatian Saat Melakukan Evaluasi
a. Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh
otoritas internal atau eksternal yang layak.
b. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan
secara objektif dan berbasis bukti.
c. Hasil proses review bisa berupa:
1) tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis,
2) perluasan tanggung jawab,
3) pembatasan tanggung jawab,
4) masa konseling dan pengawasan, atau kegiatan yang semestinya.
d. Setiap waktu sepanjang tahun, bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan
atau yang buruk, dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat.
e. Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan
didokumentasikan dalam kredensial staf medis atau file lainnya

B. EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL BERKELANJUTAN (ONGOING PROFESSIONAL


PRACTICE EVALUATION/OPPE)
1. Area Kompetensi Yang Menjadi Parameter Evaluasi Kinerja Staf Medis
Berkelanjutan (OPPE) adalah:
a. Perawatan Pasien (Patient Care)
Evaluasi terhadap perawatan pasien dinilai saat praktisi memberikan asuhan
pasien, apakah dengan sikap kasih, tepat dan efektif untuk promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pelayanan sampai
akhir hayat.
b. Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge)
Evaluasi terhadap pengetahuan medis/ klinik dinilai apakah praktisi
memberikan pelayanan kepada pasien, berdasarkan pada ilmu-ilmu
biomedis, klinis dan sosial serta penerapan pengetahuan ke dalam asuhan
pasien dan pendidikan orang-orang lainnya
c. Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice Base Learning
Improvement) Evaluasi terhadap pembelajaran dan perbaikan berbasis
praktik dinilai berdasarkan bukti dan metode ilmiah untuk investigasi,
evaluasi dan meningkatkan praktek asuhan pasien
d. Ketrampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication) Evaluasi ketrampilan interpersonal dan komunikasi bisa
dilakukan melalui evaluasi kepuasan pelanggan, teman sejawat, atau
profesional lain yang terlibat dalam pelayanan. Evaluasi ini akan berguna
untuk meningkatkan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien,
keluarga dan anggota tim kesehatan lain.
e. Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice)
Evaluasi praktek berbasis sistem pada staf medis dinilai berdasarkan
pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan
diberikan.
f. Profesionalisme
Evaluasi profesionalisme dapat dilihat dari sikap tenaga medis, yang
terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
professionalitas, praktek-praktek etika, pemahaman dan kepekaan terhadap
keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan
masyarakat.

C. EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL TERFOKUS (FOCUSED PROFESSIONAL


PRACTICE EVALUATION/FPPE)
1. Evaluasi praktik professional terfokus dilaksanakan dengan cara:
a. Melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas
b. Dilakukan dalam tiga situasi antara lain:
1) Saat awal dokter diberikan RKK
2) Ketika ada tambahan kompetensi baru diminta
3) Bila teridentifikasi adanya ketidak sesuaian kinerja dokter (triger)
2. Jangka Waktu dan Tatacara FPPE
a. Jangka waktu FPPE tdak ditentukan.
b. Rumah Sakit dapat memilih periode waktu untuk setiap episode FPPE.
c. Sebaiknya menawarkan pilihan untuk data yang diambil sesuai tipe data
d. Data yang diambil bisa setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan
e. Proses FPPE harus:
1) Secara jelas didefinisikan dan didokumentasikan dengan kriteria
tertentu dan rencana pemantauan,
2) Jangka waktu yang tetap
3) Memiliki langkah-langkah yang telah ditentukan atau kondisi untuk kinerja
yang dapat diterima.
f. RS dapat mengatur FPPE untuk sesi pemantauan untuk periode tiga sampai
enam bulan. Untuk layanan jarang dilakukan, waktu pemantauan dapat lebih
lama
g. Penentuan Triger: berdasarkan PENENTUAN LEVEL KINERJA YANG TIDAK
DAPAT DITERIMA DIBANDINGKAN DENGAN LEVEL KINERJA YANG TELAH
MAPAN/DITETAPKAN
Contoh:
1) Meningkatnya infection rates
2) Terjadi Sentinel events
3) Meningkatanya LOS dibanding yang lain
4) Meningkatnya Operasi ulang
5) Pola Tes/Terapi yang tidak dibutuhkan
6) Gagal/tidak patuh terhadap PPK (Panduan Praktik Klinis) /CPG (Clinical
Practice Guidelines)
7) dll.
BAB IV DOKUMENTASI

Dokumentasi evaluasi staf medis berkelanjutan harus mendapatkan perhatian dari


pimpinan rumah sakit. Keterkaitan terhadap panduan ini wajib dilaksanakan oleh
seluruh staf medis yang terkait dalam pemberian asuhan kepada pasien. Evaluasi ini
minimal dilakukan setiap tahun dan didokumentasikan. Namun bila terjadi pemberian
kewenangan baru, tambahan kewenangan atau ada suatu temuan, kesalahan atau
kekeliruan dalam proses pelayanan kesehatan harus mendapatkan perhatian khusus dan
dilakukan evaluasi terhadap kinerja staf medis yang terkait. Dokumentasi yang perlu
dilakukan adalah:
A. FORM EVALUASI OPPE

Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (OPPE)

NO PARAMETER SK K C B SB
1 ASUHAN PASIEN
a. Memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat dan efektif
b. Memberikan edukasi kepada pasien
c. Memahami kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupan
d. Memahami dan menghargai Hak Pasien dan keluarga
e. Memahami dan menghargai privasi pasien
f. Mendorong dan memberikan kesempatan untuk
second opinion
g. Kesadaran akan keterbatasan diri
2 PENGETAHUAN MEDIS KLINIS
a. Kemampuan menegakkan diagnosis
b. Kemampuan formulasi tatalaksana pasien
c. Pemilihan/penggunaan alat penunjang diagnosis
3 PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN BERBASIS PRAKTIK
(EBM)
a. Penerapan EBM dalam asuhan pasien
b. Kemampuan terhadap aspek psikososial dan penyakit
4 HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
a. Komunikasi dengan pasien
b. Komuniksi dengan keluarga pasien
c. Komunikasi verbal dengan sejawat
d. Komunikasi tertulis dengan sejawat
e. Kemampuan memahami dan menilai kontribusi sejawat
serta tenaga kesehatan lainnya
f. Kemudahan diakses
5 PRAKTEK BERBASIS SISTEM
a. Pemahaman terhadap peraturan perundang undangan
tentang pelayanan kesehatan
b. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedure pelayanan di
rumah sakit
6 PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
a. Komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
professionalitas
b. Komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
praktik-praktik etika
c. Kkomitmen untuk mengembangkan pemahaman dan
kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab
terhadap pasien, profesinya dan masyarakat.
REKAPITULASI PEER ASESMENT SK K C B SB
1. ASUHAN PASIEN
2. PENGETAHUAN MEDIS KLINIS
3. PEMBELAJARAN & PENINGKATAN BERBASIS PRAKTIK
(EBM)
4. KETERAMPILAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
5. PRAKTIK BERBASIS SISTEM
6. PROFESIONALISME
B. FORM EVALUASI FPPE

PENILAIAN KINERJA DOKTER


SMF BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Bulan : ………………s/d...................................2016

Nama DPJP:

NO PARAMETER /ANG DINILAI SPM TRIGER HASIL


1 Pera0atan Pasien (Patien Care)
a. Pengkajian awal (asesmen awal) dilakukan dalam
100% <90%
waktu 24 jam sejak pasien MRS
b. Pelaksanaan time out > 2x 2x
c. Pemberian site making >1x 1x
d. Kehadiran DPJP untuk visite 100% <90%
e. Adanya organ injuri pada saat tindakan operasi 0 1x
f. Perdarahan yang mengharuskan dilakukan
laparatomi pada saat ovum pick-up 0 2x
g. Terjadi cidera organ pada saat laparascopy 0 2x
h. Terjadi perforasi uterus pada saat dilakukan
histerocopi 0 2x
i. Kegagalan reparasi fistulo visiko vaginal 0 2x
j. Tertinggal alat medis dalam abdomen maupun
vaginal pada saat tindakan operasi 0 1x
k. Trauma pada bayi pada saat tindakan persalinan
per vaginam atau SC 0 2x
2 Pen-eta1uan Medis (Medical Clinical Knowledge)
a. Mengikuti diklat minimal 20 jam/ tahun >20jam <20 jam
3 Pe2bela*aran dan Perbaikan Berbasis Praktik
(Practice Base Learning Im#rovement)
a. Penggunaan singkatan yang tepat pada penulisan 0 1x
diagnosa dan terapi
4 Ketera23ilan Inter3ersonal dan Ko2unikasi
(Inter#ersonal and Skill communication)
a. Menerima komplain dari pasien dan keluarga
pasien 2x 2x
b. Menerima komplain dari teman sejawat/ staf
perawat 2x 2x
5 Praktik Berbasis Siste2 (S(stem Base Practice)
a. Resume medis terbaca, lengkap dan tepat waktu
(nama, tanda tangan, tanggal dan jam jelas) >1x 1x
b. Menandatangani read back dalam waktu 24 jam >100% <100%
6 Profesionalis2e
a. Menghadiri rapat tim medis >2x 2x
b. Ketidaktepatan waktu pemberian pelayanan <10% >10%

Mengetahui
Ketua Komite/ KSM/ Kabid YanMed
Fokus Evaluasi Praktik Profesional (FPPE)
KSM BEDAH

NO INDIKATOR SPM TRIGER KETERANGAN


1 Waktu tunggu operasi elektif < 2hr 1
2 Tak melakukan time out sebelum incisi kulit 0 1
3 Tak melakukan penandaan daerah operasi 0 2
4 Operasi salah prosedur 0 1
5 Benda asing tertinggal dalam tubuh pasien 0 1
6 Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi
anestesi, salah penempatan ETT 6% 7%
7 Table deatR 0 1

Rumah Sakit Graha Sehat


Direktur,

dr. Kertodinoto

Anda mungkin juga menyukai