Anda di halaman 1dari 24

MA1101 MATEMATIKA 1A

Hendra Gunawan
Semester I, 2019/2020
23 Oktober 2019
Sasaran Kuliah Hari Ini
4.3.1 Teorema Dasar Kalkulus I
Menggunakan Teorema Dasar Kalkulus I untuk
menghitung integral tentu.
4.3.2 Metode Substitusi
Menggunakan metode substitusi dalam
penghitungan integral tentu.
4.4 Teorema Dasar Kalkulus II
Menggunakan Teorema Dasar Kalkulus II untuk
menentukan turunan dari integral.
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 2
MA1101 MATEMATIKA 1A
4.3.1 TEOREMA DASAR KALKULUS I
Menggunakan Teorema Dasar Kalkulus I untuk
menghitung integral tentu.

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 3


Teorema Dasar Kalkulus
Sejauh ini kita telah dapat mengatakan apakah
sebuah fungsi terintegralkan pada suatu selang,
dengan melihat apakah fungsi tersebut terbatas
dan kontinu kecuali di sejumlah terhingga titik.
Namun, untuk menghitung integral tentu fungsi
tersebut, selain dengan menggunakan definisinya,
kita memerlukan ‘senjata’ yang lebih ampuh.
Salah satu alat bantu untuk menghitung integral
tentu adalah Teorema Dasar Kalkulus.
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 4
Teorema Dasar Kalkulus I
Jika f kontinu dan mempunyai anti-turunan F
pada [a, b], maka
b

 f ( x)dx  F (b)  F (a).


a
Catatan:
1. Teorema ini mengaitkan integral tak tentu
dengan integral tentu.
b
2. Notasi F ( x) a biasa digunakan untuk
menyatakan F(b) – F(a).
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 5
Bukti Teorema Dasar Kalkulus I
Misalkan f kontinu dan mempunyai anti-turunan F
pada [a, b]. Maka, f terintegralkan pada [a, b], dan
untuk setiap partisi a = x0 < x1 < x2 < … < xn-1 < xn = b
kita mempunyai n
F (b)  F (a )   [ F ( xi )  F ( xi 1 )]
i 1
n
  f (ti )Δxi .
i 1
b n
Karena itu  f ( x)dx  lim  f (t ).x
a
| P|  0
i 1
i i  F (b)  F (a).

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 6


Contoh
1. Fungsi f(x) = x2 kontinu dan mempunyai anti-
turunan F(x) = x3/3 pada [0, 1]; jadi
1 3 1
x 1 1
0 x dx  3  0  .
2

0
3 3
2. Lebih umum, untuk r ≠ -1, fungsi f(x) = xr
kontinu dan mempunyai anti-turunan F(x) =
xr+1/(r+1) pada [a, b] (dalam daerah asal f);
jadi b r 1 b r 1 r 1
x b a
 x dx  r  1  
r
.
a a
r 1 r 1
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 7
Kelinearan Integral Tentu
b b

 k. f ( x)dx  k. f ( x)dx;


a a
b b b

 [ f ( x)  g ( x)]dx   f ( x)dx   g ( x)dx.


a a a

Contoh: Dengan menggunakan kelinearan integral


tentu, kita dapat menghitung
2 2 2

       
2 2 8 4
3. ( x x ) dx x dx x dx 3 3 2.
0 0 0
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 8
Latihan

2

1.  (1  cos x)dx  ...


0
4
2. ( x  1
x
)dx  ...
1

x 1
5 3
3. 2 dx  ...
1
x

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 9


MA1101 MATEMATIKA 1A
4.3.2 METODE SUBSTITUSI
Menggunakan metode substitusi dalam
penghitungan integral tentu.

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 10


Bagaimana menghitung integral ini?
4


0
x 2  x .( 2 x  1)dx.

Atau integral ini:


 2 /4


cos x
x
dx.
0

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 11


Dengan menggunakan Aturan Pangkat yang Diper-
umum, kita dapat menghitung integral tak tentunya:

∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx = ⅔(x2 + x)3/2 + C.

Dengan demikian, integral tentu tadi dapat dihitung:


4

 ( x  x) (2 x  1)dx  ( x  x)
3/ 2 4
2 1/ 2 2
3
2
0
 23 (20)3 / 2 .
0

Integral semacam ini, baik integral tentu maupun


integral tak tentu, dapat pula dihitung dengan metode
substitusi, yang akan kita bahas selanjutnya.
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 12
Sebagai contoh, untuk menghitung integral tak tentu
∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx,
kita gunakan substitusi peubah u = x2 + x, sehingga
du = (2x + 1)dx dan integral di atas menjadi ∫ u½ du.
Dengan Aturan Pangkat, kita peroleh
∫ u½ du = ⅔ u3/2 + C.
Substitusikan kembali u = x2 + x, kita dapatkan

∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx = ⅔(x2 + x)3/2 + C,

sebagaimana yang kita peroleh sebelumnya dengan


Aturan Pangkat yang Diperumum.
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 13
Sekarang, untuk menghitung integral tentu
4

 (x  x) (2 x  1)dx,
2 1/ 2

0
kita lakukan substitusi seperti tadi: u = x2 + x,
du = (2x + 1)dx. Selanjutnya kita perhatikan efek
substitusi ini terhadap kedua batas integral.
Pada saat x = 0, kita peroleh u = 0; sementara pada
saat x = 4, kita dapatkan u = 20. Dengan demikian


4 20

 ( x  x) (2 x  1)dx   u du  u
3 / 2 20
2 1/ 2 1/ 2 2
3 0
 23 (20)3 / 2 ,
0 0

sama seperti yang kita peroleh sebelumnya.


10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 14
Catatan
Dalam menghitung integral tentu dengan
metode substitusi, kedua batas integral pada
umumnya berubah; dan kita dapat meng-
hitung integral dalam peubah baru tanpa
harus mensubstitusikan kembali peubah lama.
Bila agak rumit, integral tentu tsb dapat
dihitung dalam dua tahap: pertama cari
dahulu integral tak tentunya, setelah itu baru
gunakan Teorema Dasar Kalkulus.
10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 15
Secara umum, dengan melakukan substitusi
peubah u = g(x), du = g’(x)dx, kita peroleh

Integral tak tentu: ∫ f(g(x)).g’(x)dx = ∫ f(u) du.


b g (b )

Integral tentu:  f ( g ( x)).g ' ( x)dx   f (u)du.


a g (a)

Jika F adalah anti-turunan dari f, maka


b g (b )

 f ( g ( x)).g ' ( x)dx   f (u)du  F ( g (b))  F ( g (a)).


a g (a)

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 16


Latihan. Hitung integral tentu/tak tentu berikut:

1. ∫ √3x + 2 dx.
2. ∫ cos(3x + 2) dx.
1

3.   3
(3 x 2 ) dx.
0

 2 /4


sin x
4. x
dx.
0
4

5. 
1
1
t ( t 1) 3
dt.

10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 17


MA1101 MATEMATIKA 1A
4.4 TEOREMA DASAR KALKULUS II
Menggunakan Teorema Dasar Kalkulus II untuk
menentukan turunan dari integral.

11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 18


Fungsi Akumulasi
Misalkan f terintegralkan pada
[a, b]. Definisikan
x
G ( x )   f (t )dt.
a a x b
Di sini, G(x) menyatakan “luas
daerah” di bawah kurva y = f(t),
a ≤ t ≤ x (lihat gambar). b
Perhatikan bahwa G(a) = 0 dan G (b)   f (t )dt.
a
Fungsi G disebut fungsi akumulasi dari f.
11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 19
Teorema Dasar Kalkulus II
G’(x) = f(x) pada [a, b]; yakni,
d  x

  f (t )dt   f ( x), x  [a, b].
dx  a 

Catatan:
1. TDK II menyatakan bahwa fungsi akumulasi
merupakan anti-turunan dari f.
2. TDK I dan TDK II menyatakan bahwa turunan
dan integral merupakan semacam kebalikan
satu terhadap yang lainnya.
11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 20
Bukti Teorema Dasar Kalkulus II
Menurut definisi turunan,
G ( x  h)  G ( x )
G ' ( x)  lim
h 0 h
1  xh x

 lim   f (t )dt   f (t )dt 
h 0 h
a a 
xh
1
 lim
h 0 h  f (t )dt.
x

Ketika h kecil, f tak berubah banyak pada [x, x+h].


Pada selang ini, f(t) ≈ f(x), sehingga integral-nya
kira-kira sama dengan h.f(x). Jadi G’(x) = f(x).
11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 21
Catatan
TDK I dapat dibuktikan pula dengan mengguna-
kan TDK II. Karena dua anti-turunan dari f ber-
selisih konstan, kita mempunyai
x

 f (t )dt  F ( x)  C,
a
x  [a, b].
Nah, untuk x = a, ruas kiri sama dengan 0. Jadi
F(a) + C = 0, sehingga C = - F(a). Karena itu
x

 f (t )dt  F ( x)  F (a),
a
x  [a, b].

Dalam hal x = b, kita peroleh TDK I.


10/30/2013 (c) Hendra Gunawan 22
Contoh
d  x

1.   t dt   x 3 .
3

dx  1 

d  3  d  
1 x

2.   t dt      t dt    x 3 .
3

dx  x  dx 
  1


d  2x
 u  2 x d  u
 du
3.   t dt  
3
  t dt 
3
 u 3
.2  16 x 3
.
dx  1 
 du 
1
 dx

d  3  d  3  d  3 
2x 1 2x

4.   t dt     t dt     t dt 
dx  x  dx 
 x
 dx 
 1


  x 3  16 x 3  15 x 3 .
11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 23
Latihan
d  
x
1.   (2t  t )dt   ...
2

dx  1 
d  2 
x
2.   x t.dt   ...
dx  1 
x
s
3. Diketahui f ( x)   1  s 2 ds .
0
Tentukan selang di mana grafik y = f(x)
(a) naik, (b) cekung ke atas.

11/01/2013 (c) Hendra Gunawan 24

Anda mungkin juga menyukai