Anda di halaman 1dari 3

Tradisi atau Budaya Serta Sistem

Pendidikan di Pondok Pesantren

A. Budaya pondok pesantren


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebua kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan tradisi
adalah kebiasaan yang turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat.

Pondok pesantren adalah tempat dimana anak anak muda dan dewasa belajar
secara lebih mendalam dan lebih lanjut ilmu agama islam yang diajarkan secara
sistematis langsung dari bahasa arab berdasarkan pembacaan kitab kitab klasik karangan
ulama besar.

Adapun kebiasaan atau tradisi di pondok pesantren yaitu:

a. Santri selalu bangun sebelum subuh, biasanya melakukan sholat tahjjud, witir, dan
ibadah malam lainnya.

b. Santri terbiasa membaca al-qur’an setelah sholat wajib maupun sunnah.

c. Membaca kitab

d. Taat kepada Allah, orang tua, dan kiai.

Adapun kebiasaan negatif santri:

a. Ghosob (meminjam barang tanpa izin)

b. Ngopi (nongkrong)

c. Ngantri

d. Begadang

e. Tidur di kelas

Adapun budaya budaya pesantren:

1. Rihlah ilmiah (perjalanan ilmu pengetahuan)

2. Budaya menulis buku

3. Budaya meneliti
4. Budaya membaca kitab kuning

5. Budaya bahasa arab

6. Budaya menghafal

B. Sistem pendidikan di pondok pesantren


Sebagai sebuah sistem pendidikan hampir semua pesantren memiliki keunikan keunikan
dan unsur unsur sistem pendidikannya. Unsur unsur pendidikan pesantren tersebut dapat
dikelompokkan kedalam:

a. Aktor atau pelaku yakni, kiai, uastad, santri, dan pengurus.

b. Sarana perangkat keras yakni, masjid, ruamah kiai, rumah, asrama ustad, asrama santri,
gedung madrasah, dan tanah untuk sarana lainnya.

c. Sarana perangkat lunak yakni, tujuan kurikulum, kitab, penilaian, tata tertib,
perpustakaan, pusat dokumentasi, dan penerangan, cara pengajaran, pusat pengembangan
masyarakat, dan alat alat pendidikan lainnya.

Bagi sebagian pesantren seperti model gontor yang memang sejak awal sudah otonom
dan menggunakan sistem pendidikan yang dibuat sendiri, keluarnya peraturan tersebut,
khususnya terkait dengan pembinaan pendidik tidak menjadi persoalan. Lain lagi dengan
pesantren yang mengikuti arus formal (seperti didalamnya terdapat jenis pendidikan
madrasah dan sekolah). Dalm penyelenggaraan pendidikan mau tidak mau pesantren
harus merespon peraturan perundang-undangan tersebut, walaupun di pesantren-
pesantren tersebut merupan otoritas kiai dalam pemenuhan pendidikannya. Dan
keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh pendidik.
Perkembangan pendidikan islam

Perkembangan ilmu pendidikan islam menurut ahmad tafsir serius dimulai


oktober 1993 sepanjang tahun 1994-1996, banyak seminar nasional yang membicarakan
ilmu pendidikan islam. Hasil dari seminar itu adalah berupa buku yang diproduk oleh
Asosiasi Sarjana Pendidikan Islam (ASPI) yang membicarakan landasan filosofis,
paradigma, metodologi, model penelitian, semuanya dimaksudkan untuk digunakan
dalam pengembangan ilmu pendidikan islam.

Ada dua cara pengembangan ilmu pendidikan islam:

1. Cara deduksi, yaitu mulai dariteks wahyu/sabda rasul lalu ditafsirkan sehingga dari
sini muncul teori pendidikan pada tingkat ilmu. Selanjutnya diurai lebih operasional
sehingga langsung dapat dijadikan petunjuk teknis.

2. Cara induksi-konsultasi, yaitu sebagaimana telah diuraikan tadi, mengambil teori


yang sudah ada baik dari barat maupun dari timur. Kita konsultasikan ke al-qur’an
dan hadits, jika tidak berlawanan, maka teori itu dipadukan kedalam khazanah ilmu
pendidikan islam.

Anda mungkin juga menyukai