A. Pengertian
Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi dimasa
lalu, baik berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan, teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban, agama,
dan lain sebagainya.
Ilmu pendidikan islam, dengan pendekatan sejarah pada dasarnya adalah
sebuah kegiatan akademik dan ilmiah yang berusaha memanfaatkan berbagai
peristiwa sejarah yang terkait dengan pendidikan islam dimasa lalu untuk
membangun dan mengembangkan ilmu pendidikan islam dimasa
sekarang dan yang akan datang.
B. Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan sejarah
Masjid, tempat
Al-badiyah, tempat
digunakan untuk
mempelajari bahasa
melaksanakan
arab klasik.
sholat dll.
Al-ribath, tempat yang Al-zawiyah, ruangan
digunakan untuk masjid yang digunakan Meunasah, lembaga
mendidik para siswa untuk melakukan pendidikan tingkat
yang akan mendalami kegiatan berkhalwat. dasar
bidang
tasawuf
Bahwa sejak kedatangan islam, umat islam tergerak hati, pikiran, dan perasaannya untuk
1 memberikan perhatiannya yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.
2 Model lembaga pendidikan islam yang diadakan oleh umat islam adalah model
lembaga pendidikan informal, non formal dan formal.
Lembaga pendidikan yang dibangun umat islam bersifat dimnamis, kreatif, inovatif,
3 fleksibel, dan terbuka untuk dilakukan perubahan dari waktu kewaktu
5 Melalui pendekatan sejarah, diketahui bahwa dikalangan umat islam telah terdapat
sejumlah ulama yang memiliki erhatian untuk berkiprah dalam bidang pendidikan.
Mereka itu antara lain, al-kindi, al-farabi, ibnu sinah, al-ghazali, ibnu rusyd, ibnu sahnun,
al-qabisih, ibnu jama’ah dan ibnu taimiyah.
C. Model dan Strategi Kajian
Model dan strategi ilmu pendidikan islam dengan pendekatan sejarah telah dilakukan
baik oleh sarjana muslim maupun non muslim.
1 Dari kalangan sarjana muslim: ahmad syalabi dengan bukunya tarikh al-tarbiyah
al-islamiyah (sejarah pendidikan islam)
A. Sifat Dan Objek Kajian Filsafat Serta Hubungannya Dengan Ilmu Pendidikan
Jasa filsafat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tersebut dapat dilihatdari sifat dan objek kajian filsafat yang
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Filsafat adalah upaya mencari kebenaran, kebaikan, keindahan, hikmah, dan keutamaan dengan
cara berpikir secara sistematik, radikal, universal, logis, dan spekulatif. Seorang filosof adalah orang
yang mencintai, menyukai, dan mendambahkan lahirnya kebenaran, kebaikan, keindahan dan
keutamaan. Cara berpikir seperti ini diperluhkan dalam memecahkan berbagai masalah
pendidikan. Seseorang yang merumuskan visi, misi dan tujuan pendidikan, misalnya, harus berpikir
merumuskan visi misi, dan tujuan pendidikan tersebut tidak hanya sekedarnya apalagi asal-asalan.
2 Objek Kajian Filsafat
a Metafisika b Etika
Merupakan kegiatan abstraksi manusia. Adalah studi mengenai
metafisika, sebagai sebuah cabang ilmu, ingkah laku yang terpuji
menunjukkan dan menggaris bawahi bahwa yang dianggap sebagai ilmu
manusia adalah makluk rasional. pengetahuan yang nilainya
tinggi (sopisticated)
c logika d Estetika
Adalah studi mengenai metode-metode ideal Adalah studi tentang
mengenai berpikir (thingking) dan meneliti bentuk dan keindahan atau
(research) dalam melakukan observasi, kecantikan, yang
introspeksi, deduksi, induksi, hipotesis, dan sesungguhnya merupakan
analisis eksprimental. filsafat mengenai kesenian.
B. Pendapat Para Filosof Tentang Pendidikan
• Aliran ini merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini pada prinsipnya sepaham dengan
aliran perenilis yaitu yang bersal dari krisis kebudayaan modern. Aliran ini berkeyakinan bahwa tugas
penyelamatan duia merupakan tugas semua umat. Oleh karena itu pembinaan aya intelektual dan
spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia agar hidup sesuai
dengan nilai dan norma yang benar, demi generasi sekarang dan yang akan datang sehingga
terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
D. pendidikan menurut para filosof muslim
1. Ibnu maskawaih
• Berdasarkan pandangannya tentang manusia ibnu maskawaih,
merumuskan tujuan pendidikan, materi pendidikan, pendidik, dan anak didik,
lingkungan pendidikan dan metodologi pendidikan. Menurutnya, tujuan
pendidikan akhlak adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong
secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik.
Sedangkan materi pendidikan akhlak menurutnya mencankup hal-hal yang
wajib bagi kebutuhan tubuh manusia. Berkaitan dengan lingkungan,
menurutnya manusia memerlukan kondisi yang baik dari luar dirinya sendiri.
Sementara yang berkaitan dengan metodologi pendidikan ibnu maskawaih
berpendapat bahwa, masalah perbaikan akhlak bukanlah merupakan
bawaan karena jika demikian keadaanya, maka pendidikan tidak diperlukan.
2. ibnu sina
• Berdasarkan pertimbangan psikologinya, ibnu sina berpendapat, bahwa suatu materi pelajaran tertentu tidak akan
dapat dijelaskan kepada bermacam-macam anak didik dengan satu cara melainkan harus dicapai dengan berbagai
cara sesuai dengan perkembangan psikologinya. Kemudian mengenai konsep guru yang baik, ibnu sina berpendapat
guru yang baik adalah gur yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik
anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan
santun, bersih dan suci murni.
• Menurut al-ghazali, tujuan akhir yang ingin dicapai melalui pendidikan ada dua. Pertama, tercapainya
kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, dan kedua, kesempurnaan
insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat
3. al-ghazali
• Pemikiran ikhwan al-shafa tentang ilmu pengetahuan dapat dilihat dari pendapatnya tentang
memperoleh ilmu pengetahuan dengan tiga cara. Pertama, dengan menggunakan pancaindra untuk
mendapat ilmu pengetahuan yang ada pada setiap zaman dan tempat. Kedua, dengan cara
mendengarkan dan menyimak informasi yang dengan cara in manusia berbeda dengan binatang,
4. ikhwan al- dan dengan itu pula manusia dapat memahami berbagai perkara yang gaib yang tidak terikat oleh
shafa waktu dan tempat. Ketiga, dengan cara menulis dan membaca yang dengan cara ini manusia dapat
memahami arti dari kalimat, bahasa dan berbagai pendapat yang dihasilkan melalui penalaran.
5. ibnu khaldun
• Pemikiran ibnu khaldun tentang pendidikan dapat diketahui melalui pemikirannya tentang
manusia, pengajaran, kurikulum, dan tahapan dalam pendidikan. Pemikiran ibnu khaldun
tentang manusia dapat diketahui dari pendapatnya yang mengatakan bahwa manusia
adalah hayawan (binatang) yang berpikir dan memiliki bakat bermasyarakat, bergantung
pada hubungan manusia yang lain dan tunduk pada undang-undang bermasyarakat dalam
segala urusannya. Selanjutnya, pemikiran ibnu khaldun tentang belajar dapat diketahui dari
pendapatnya yang mengatakan, bahwa belajar merupakan kebutuhan dan tabiat manusia,
yaitu beruppa kecenderungan dan kebutuhannya untuk mengetahui berbagai macam ilmu
pengetahuan yang beraneka ragam yang tidak akan dapat dicapai dengan hanya
pemahaman dan pemikiran saja, melainkan dengan kecakapan khusus. Kemudian dalam
bidang kurikulum ibnu khaldun berpendapat bahwa al-qur’an adalah pelajaran yang harus
lebih dahulu dipelajari oleh seorang anak.
ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI
Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan psikologi dapat diartikan sebagai usaha memanfaatkan jasa
psikologi islam pada khususnya dan psikologi pada umumnya untuk mendukung perumusan konsep dan praktik
pendidikan. Penggunaan jasa psikologi ini ditujukan agarkonsep dan praktik pendidikan tersebut dapat
dirumuskan secara komprehensif dan dapat diterapkan secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Penyataan tersebut didasarkan pada dua asumsi sebagai berikut.
Menurut nana syaodih sukmadinata, nimimal ada dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Keduanya sangat diperluhkan, baik dalam merumuskan tujuan, memilih dan
menyusun bahan ajar, memilih dan menetapkan metode pembelajaran serta teknik-
teknik penilaian. Menurut P. Hunt, sebagaimana dikutip oleh nana syahodi
sukmadinata, ada tiga keluarga atau rumpun teori belajar, yaitu teori disiplin mental,
behaviorisme, dan cognitif gestalt field. Penjelasanselanjutnya mengenai ketiga
rumpun teori belajara ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Teori Disiplin Mental
• Menurut teori disiplin mental bahwa dari sejak kelahirannya atau secara herediter, seorang anak telah memiliki
potensi-potensi tertentu. Menurut teori ini, belajar adalah upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.
Menurut kajian para ahli, bahwa teori disiplin mental ini dapat dibagi lagi menjadi disiplin mental theistik, humanistik,
naturalistik, dan aprersepsi.
• Teori disiplin mental theistik ini berasal dari psikologi daya yang berpendapat, bahwa setiap anak atau individu
mempunyai sejumlah daya mental, seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir, memecahkan
masalah, dan sebagainya. Menurut teori ini, bahwa belajar adalah proses melatih daya-daya tersebut sehingga
dengan mudah dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah.
• Semenatara itu, teori disiplin mental humanistik yang bersumber pda psikologi humanisme klasik karya plato
dan aris toteles pada dasarnya sama dengan pendapat teori daya theistik. Sementara
itu, teori mental naturalisme atau natural unfoldment atauself actualization yang bersumber pada psikologisme
romantik dengan tokoh utamanya jean jacques rouseau pada dasarnya sama dengan pendapat teori theistik dan
humanistik sebagaimana tersebut diatas, yakni menganggap bahwa semua anak mempunyai sejumlah potensi
dan kemampuan, namun bedanya adalah bahwa teori mental naturalisme ini adalah bahwa anak atau individu
bukan saja mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melakukan berbagai tugas, tetapi juga
memiliki kemauan dan kemampuan utntuk belajar dan berkembang sendiri. Selanjutnya teori mental apersepsi
atau juga disebut herbartisme yang bersumber pasa psikologi strukturalisme dengan tokoh utamanya herbat
berpendapat bahwa belajar adalah membentuk masa apersepsi.
2. Teori Behaviorisme
• Teori ini berpijak pada sebuah asumsi bahwa anak atau individu tidak memiliki atau tidak
membawa potensi apa-apa dari kelahirannya. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor-
faktor yang berasal dari lingkungan, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
lingkungan manusia, alam, budaya, religi, dan sebagainya. Kelompok ini tidak mengakui teori
mental sebagaimana telah disebutkan diatas. Menurut teori ini, perkembangan anak
menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan diamati.
• Pada teori cognitif gestalt field inipun terdapat berbagai teori. Teori belajar pertama dari
rumpun ini adalah teori insight yang bersumber pada gestalt. Menurut teori ini, belajaradalah
proses mengembangkan insght atau pemahaman baru atau pengubah pemahaman lama.
Pemahaman tersebut terjadi apabila individu menemukan cara baru dalam menggunakan
unsur-unsur yang ada dalam lingkungan, termasuk stuktur tubuhnya sendiri. Gestalt field
melihat bahwa belajar merupakan yang bertujuan, eksploraatif, imajinatif, dan kreatif.
C. Peranan Psikologi Islam Dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam
Jika dilakukan kajian secara seksama terhadap beragai pendapat mengenai teori psikologi, baik psikologi
pekrkembangan maupun psikologi belajardalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan aspek
pendidikan lainnya, akan terlihat bahwa perhatian utanmanya adalah kajian terhadap aspek bain manusia. Islam,
sebagai agama diahyukan tuhan memiliki perhatian yang amat besar terhadap manusia. Berbagai aspek tentang
ajaran islam, mulai dari visi, misi, tujuan, ruang lingkup ajarannya, serta sasarannya adalah manusia. Islam datang
membawa visi untuk memberi rahmat begi semua manusia, dan membawa misi untuk mengangkat harkat dan
martabat manusia, memuliakan, memberikan petunjukke jalan yang benar dan mengeluarkannya menuju alam terang
benderang, menyelamatkannya dari jurang kehancuran, dan menjadikannya sebagai mahluk yang paling sempurna
diantara mahluk lainnya. Islam bertujuan agar manusia terpelihara segi kehidupannya, agama, harta benda, dan
keturunannya, dan menjadikannya sebagai hamba Allah yang sempurna iman dan akhlaknya, memiliki hidup yang
seimbang dunia akhirat, terbina seluruh potensinya, dan berperan sebagai khalifah dimuka bumi.
D. Antara Psikologi Islam Dan Psikologi Barat
Psikologi barat dengan psikologi islam/islami sesungguhnya saling mengisi dan melengkapi.
Islam sesungguhnya telah memberikan kontribusi bagi pengembangan psikologi barat, dan ketika
orang barat mengambil psikologi dari islam, mereka tidak menjadi muslim. Demikian pula ketika
umat islam mengambil psikologi barat tidak mesti menjadi orang barat yang sekuler, karena yang
diambil umat islam dari psikologi barat tersebut hanya bagian-bagian yang sesuai dengan ajaran
islam. Ide-ide ibnu sina tentang jiwa, ide ibnu sirin tentang tafsir mimpi, dan ide alghazali dan al-
muhassibi tentang kajian pribadi diserap oleh psikologi barat, Sehingga jika membuang psikologi
modern/barat berati terbuang pula warisan islam di dalamnya.
Ilmu Pendididkan Islam Dengan Pendekatan Sosiologi
Pendidikan dengan pendekatan sosioligi dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang dihapadinya. Pendidikan dengan
pendekatan sosiologi ini menarik dan penting untuk dikaji dan diketahui karena beberapa alasan sebagai berikut.
1 Konsep pendidikan, selain didefinisikan melalui pendekatan individual sebagaimana pada aliran
nativisme, juga dapat didekati melalui pendekatan masyarakat sebagaimana pada aliran
behaviorisme.
2 Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial yang
memungkinkan terjadinya interaksi memlalui suatu jaringan hubngan-hubungan kemanusian.
B. Konsep Pendidikan Yang Berbasis Sosiologi
Kuatnya pengaruh perkembangan masyarakat terhadap visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar
mengajar, manajemen, sarana prasana, biaya dan aspek pedidikan lainnya dapat dikemukakan sebagai berikut.
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja “To Manage” yang sinonimnya antara lain; “To Hand”
berarti mengurus, “to control” berarti memeriksa, “to guide” berarti memimpin. Dalam kamus istilah populer, kata
manajemen mempunyai arti pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, pengunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan direksi.
1. Planing (perencanaan)
• Perencanaan adalah sebuah proses yang dilakukan
dalam menentukan visi dan misi serta langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tersebut. Allah memberikan
arahan bahwa setiap orang beriman dan bertaqwa
hendaknya memperhatikan hari esok.
• Planing adalah suatu proses pemikiran, baik secara
garis besar maupun secara mendetail. Proses berpikir
dilakukan untuk menghindari kerugian atau kegagalan.
Lanjutan....
2. Organizing (pengorganisasian)
Adalah penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu
kesatuan. Organizing diperlukan dalam
pendidikan islam dalam rangka
menyatukan visi misi hingga tujuan bisa
tercapai.
4. Controlling (pengawasan)
3. Actuating (pelaksanaan/tindakan) Pengawasan merupakan
Actuating pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
mengggerakkan orang-orang untuk kegiatan, menilai dan mengendalikan
mencapai tujuan yang ditetapkan secara jalannya suatu kegiatan yang
efektif dan efisien. mengarah demi tercapainya tujuan
yang telah direncanakan dan di
tetapkan.
C. Standar Pendidikan Dalam Pendidikan Islam
Sains atau science (dalam Bahasa Inggris) Sedangkan teknologi (technology) terdiri
secara harfiyah adalah pengetahuan yang telah dari kata technique dan logie. Technique,
memenuhi syarat dan rukun ilmiyah, yakni secara harfiyah, rancang bangun tentang
selain memiliki kejelasan tujuan, objek dan sesuatu, sedangkan logie berarti ilmu
metodologinya, juga terdapat tokoh yang pengetahuan. Dengan demikian, teknologi
mengembangkannya serta dibutuhkan oleh secara harfiyah adalah ilmu tentang teknik.
masyarakat. Singkatnya sains adalah ilmu Teknologi adalah perpaduan antara teknik dan
pengetahuan ilmiyah tentang alam jagat raya ilmu pengetahuan, atau penggunaan ilmu
yang bersifat fisik, seperti matematika, fisika, pengetahuan yang mendasari teknik, atau
biologi, astronomi, kedokteran, dan sebagainya. penggunaan teori-teori ilmu pengetahuan.
B. Pandangan Islam Tentang Sains Dan Teknologi Pendidikan
Pada garis besarnya, definisi kebudayaan, dengan jumlah tersebut, terbagi dalam
berbagai kelompok yang meninjau kebudayaan dari berbagai sudut pandang.
Pertama, kelompok yang menggunakan pendekatan deskriptif yang menekankan pada sejumlah isi
yang terkandung didalamnya. Menurut taylor, kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan
serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat.
Lanjutan...
Kedua, kelompok yang
menggunakan pendekatan
histensis yang menekankan pada
warisan sosial dan tradisi
6. Atsmosfir Akademik
Atsmosfir Akademik adalah salah satu faktor yang sangat diperlukan
bagi terciptanya suasana yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar.
Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan politik
• Sejalan dengan arah perbaikan mutu pendidikan dan kurikulum sebagaimana tersebut diatas,
terdapat pula kebijakan untuk melakukan perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), perbaikan
tersebut antara lain dari adanya perubahan paradigma dari yang semula banyak bertumpu pada
guru, menjadi yang banyak bertumpu pada siswa.
• Tenaga pendidik adalah sebuah istilah generatif yang menghimpun atau mencakup pada semua
orang yang berprofesi sebagai tenaga pendidik pada semua tingkatan. Pendidik pada tingkatan
satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah disebut guru, pendidik pada tingkat satuan
pendidikan tinggi disebut dosen, dan pendidik pada tingkat satuan kursus atau pelatihan disebut
instruktur, tutor, nara sumber, dan seterusnya. Perbaikan mutu tenaga pendidik, sebagai mana
tersebut di atas, di atur lebih lanjut dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan, bahwa guru dan dosen adalah tenaga
profesional, sebagaimana halnya tenaga profesional lainnya seperti dokter, pengacara, dan
seterusnya.
5. Perbaikan Manajemen
• Dalam bidang manajemen, pemerintah menetapkan kebijakan tentang manajemen berbasis sekolah
(school Baned Management) dan manajemen berbasis Masyarakat (social baned Management). Dua
konsep manajemen ini timbul sebagai reaksi atas konsep manajemen yang sentralistik yang
menempatkan para pengambil kebijakan sebagai yang paling otoritatif dalam mengelola pendidikan,
tanpa melibatkan pihak sekolah sebagai pelaksana pendidikan dan masyarakat sebagai pengguna
pendidikan. Akibatnya, pihak sekolah menjadi pasif, sgalanya menunggu perintah dari atas, sementara
masalah yang dihadapi kian berat dan menumpuk. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna
(stakeholder) pendidikan merasa di cekoki oleh hal-hal yang sesungguhnya tidak lagi mereka butuhkan.
6. Perbaikan Anggaran
• Dalam bidang anggaran telah muncul kebijakan untuk menetapkan anggaran pendidikan sebesar
20% dari total anggaran yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kebijakan ini muncul berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan pemerhati pendidikan yang melihat
keterpurukan pendidikan di indonesia yang di akibatkan karena minimnya anggaran yang dialokasikan
oleh pemerintah.
Penutup
• Berdasarkan uraian dan analisis diatas, dapat dikemukakan beberapa catatan
penutup sebagai berikut:
• Pertama, dinamika, pertumbuhan, maju dan mundurnya pendidikan amat
bergantung kepada kebijakan politik pemerintah.
• Kedua, secara umum, kebijakan politik pemerintah di Indonesia dapat dibagi
kepada masa orde lama (1945-1966), orde baru (1966-1998), dan orde reformasi.
• Ketiga, ideologi politik pemerintah ternyata sangat memengaruhi berbagai
komponen pendidikan.
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Hukum
1. Ijab, yaitu kitab syar’i yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan yang pasti. Efek dari khitab (perintah) ini disebut wujud dan perbuatan
yang dituntut untuk dikerjakan di sebut wajib atau fardu. Yang termaksud
dalam ijab ini antara lain perintah untuk mengerjakan sholat sesuai waktu yang
ditentukan.
2. Nadb, ialah seruan syarat yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang tidak harus dikerjakan.
Lanjutan...
Fikih atau hukum islam termasuk bidang ilmu yang paling populer
yang terkait dengan hampir seluruh kegiatan lahiriyah manusia, yakni
mulai dari kegiatan yang bersifat ibadah, maupun muamalah
(ekonomi, pidana, perdata, perdamaian, perang, hubungan antar
agam, dan lain sebagainya).
B. Hubungan Ilmu Pendidikan Dengan Ilmu Hukum
Visi pendidikan adalah berupa cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai yang selanjutnya menjadi
sumber inspirasi, motivasi, payung, dan arah bagi kegiatan pendidikan. Didalam al-Qur’an terdapat ayat-
ayat yang dapat dijadikan sebagai sumber perumusan visi tersebut. Allah SWT berfirman : Tidaklah
kami mengutus engkau muhammad, melainkan agar menjadi rahmad bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya
{21}: 107) Sedangkan tujuannya adalah agar manusia dapat
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dalam rangka beribadah kepada Allah, dengan cara terlebih
dahulu membina kepribadian, akhlak, wawasan, keterampilan, cita, dan tanggung jawabnya.
2. Hukum kurikulum
Salah satu ciri utama kegiatan pendidikan adalah pemberian ilmu pengetahuan dalam arti
seluas-luasnya kepada peserta didik. Berbagai ilmu pengetahuan yang akan di berikan kepada
peserta didik lazimnya diatur dalam kurikulum. Walaupun diketahui bahwa pengertian kurikulum
saat ini sudah jauh berkembang, yakni bukan hanya sekedar susunan ilmu pengetahuan,
melainkan mencakup berbagai aspek seperti tujuan, proses belajar mengajar, pendekatan,
tahun ajaran, dan evaluasi, bahkan ada pula yang mengartikan bahwa kurikulum adalah semua
kegiatan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang memengaruhi perubahan sikap peserta
didik.
3. Hukum belajar
Upaya mengajarkan dan belajar ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan pencapaian Visi,
Misi, dan Tujuan pendidikan tersebut di atas hukumnya adalah wajib. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT.
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (kemedan perang),
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS Al-Taubah [9]: 122)
4. Hukum Pendidik, Peserta Didik, dan Pendengar 5. Hukum Proses Mengajar dan Belajar
• Di dalam Salah Satu sabdanya, Rasulullah • Menurut Abdullah Ibrahim al-khayami,
SAW, menyatakan: "Jadilah kamu sebagai perintah dalam menyampaikan atau
pendidik, Peserta Didik, dan Pendengar." (HR mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
Dailami). Didalam hadis tersebut, kata Pendidik Sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur'an
diungkap dalam kata Al-'alim, peserta didik dan al-sunnaah, dan bagi setiap orang yang
diungkap dengan kata muta'allim, dan mempelajari Al-Qur'an dan al-sunnaah atau yang
Pendengar diungkap dengan kata mustami'an. sungguh-sungguh memahami dan
Kata-kata tersebut diawali dengan kata kerja mendalaminya wajib mengajarkan kepada orang
perintah, yaitu 'kan" (Jadilah). Dalam ketentuan yang belum mengetahuinya sehingga ia terbebas
hukum Islam, setiap kata kerja perintah pada dari kewajiban mengajarkan tersebut.
dasarnya mengandung hukum wajib.
6. hukum pendekatan dalam mengajar dan belajar
Didalam salah satu hadits, mengandung isyarat tentang pendekatan proses belajar Dengan berbasis dengan
konvergensi, yaitu adanya guru profesional, murid yg siap menerima pelajaran lingkungan yg kondusif dan
petunjuk dari Allah SWT.
7. Hukum menerima upah dalam belajar
Ulama Al Gazali berpendapat menerima upah dalam belajar hukumnya haram karena dapat menghilangkan
niat iklas dan pahala dari Allah SWT.*QS Yasin (36:22)*
8. Hukum menjatuhkan sanksi
Dikalangan ulama terdapat pro-kontra tentang penggunaan sanksi dalam pendidikan yakni penggunaan
sanksi terhadap peserta didik yang menunjukan sikap dan perhambat yg tercela seperti peserta didik yang tidak
disiplin,malas mengganggu temannya,dan tidak mengerjakan tugas-tugas yg diberikan oleh guru dsb.
Sebagian ulama berpendapat bahwa penggunaan sanksi tersebut hukum nya haram karena bertentangan ajaran
kasih sayang dan memuliakan manusia dalam Islam.
9. Hukum murid laki dan perempuan belajar dalam satu kelas
Dikalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai Hukum murid laik-laki dan perempuan yang
belajar dalam satu kelas, sebagai ada yang berpendapat hukumnya haram, karena dikhawatirkan terjadinya
perbuatan tercela dan maksiat. Sebagian Ulama lainnya berpendapat, peserta didik laki-laki dan perempuan
dalam satu kelas tidak akan menimbulkan maksiat dengan alasan, karena selain mereka berada bersama-sama
dan dan disaksikan oleh guru, terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, berpakaian sopan, menutup aurat, dan duduk
berpisah agak berjauhan.
Daftar Pustaka