Anda di halaman 1dari 59

UJIAN TENGAH SEMESTER

ILMU PENDIDIKAN ISLAM


NAMA : LOTIS HARMIN
NIM : 19010101119
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Sejarah

A. Pengertian

Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi dimasa
lalu, baik berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan, teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban, agama,
dan lain sebagainya.
Ilmu pendidikan islam, dengan pendekatan sejarah pada dasarnya adalah
sebuah kegiatan akademik dan ilmiah yang berusaha memanfaatkan berbagai
peristiwa sejarah yang terkait dengan pendidikan islam dimasa lalu untuk
membangun dan mengembangkan ilmu pendidikan islam dimasa
sekarang dan yang akan datang.
B. Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan sejarah

Melalui pendekatan sejarah ditemukan informasi tentang pendidikan islam. Yaitu


Terdapat sejumlah lembaga pendidikan islam yang pernah memainkan peranan
dan sumbangan bagi pengembangan ajaran islam dan pemberdayaan.

Sejumlah lembaga pendidikan


islam

Rumah Al-Qur’an Kuttab, yaitu tempat


dan rumah para Suffah, yaitu tempat belajar belajar bagi para
ulama yang menggunakan bagian siswa tingkat dasar.
dari ruangan masjid madinah

Masjid, tempat
Al-badiyah, tempat
digunakan untuk
mempelajari bahasa
melaksanakan
arab klasik.
sholat dll.
Al-ribath, tempat yang Al-zawiyah, ruangan
digunakan untuk masjid yang digunakan Meunasah, lembaga
mendidik para siswa untuk melakukan pendidikan tingkat
yang akan mendalami kegiatan berkhalwat. dasar
bidang
tasawuf

Rangkang, lembaga Dayah, lembaga Surau, lembaga


pendidikan islam pendidikan tingkat atas pendidikan islam dasar
tingkat menengah dan sebagai empat
berkumpul dan tinggal
Tajug, tempat mengaji para pemuda
dan belajar agama
Langgar, tempat
tingkat dasar Pesantren, tempat
mengaji agama tingkat
dasar memperdalam ilmu
Masjid, selain tempat agama (tafaqquh fi al-
sholat, juga tempat din)
mengaji al-qur’an dan
Majelis ta’lim, tempat ceramah agama.
mengaji al-qur’an,
ceramah agama dan Rumah, para guru ngaji Madrasah, tempat
kegiatan keagamaan. juga merupakan tempat mempelajari ilmu
belajar membaca al- agama dan ilmu-ilmu
qur’an. umum lainnya.
Munculnya berbagai tempat tersebut memperlihatkan hal-hal sebagai
berikut :

Bahwa sejak kedatangan islam, umat islam tergerak hati, pikiran, dan perasaannya untuk
1 memberikan perhatiannya yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.

2 Model lembaga pendidikan islam yang diadakan oleh umat islam adalah model
lembaga pendidikan informal, non formal dan formal.

Lembaga pendidikan yang dibangun umat islam bersifat dimnamis, kreatif, inovatif,
3 fleksibel, dan terbuka untuk dilakukan perubahan dari waktu kewaktu

Adanya lembaga-lembaga pendidikan tersebut menunjukkan adanya pendidikan yang


4 berbasis masyarakat, pendidikan seumur hidup, pendidikan untuk masyarakat, gerakan
wajib belajar dan pendidikan gratis.

5 Melalui pendekatan sejarah, diketahui bahwa dikalangan umat islam telah terdapat
sejumlah ulama yang memiliki erhatian untuk berkiprah dalam bidang pendidikan.
Mereka itu antara lain, al-kindi, al-farabi, ibnu sinah, al-ghazali, ibnu rusyd, ibnu sahnun,
al-qabisih, ibnu jama’ah dan ibnu taimiyah.
C. Model dan Strategi Kajian

Model dan strategi ilmu pendidikan islam dengan pendekatan sejarah telah dilakukan
baik oleh sarjana muslim maupun non muslim.

1 Dari kalangan sarjana muslim: ahmad syalabi dengan bukunya tarikh al-tarbiyah
al-islamiyah (sejarah pendidikan islam)

2 Dari kalangan non muslim: van bruinnesen dengan bukunya


jellow book (kitab kuning)
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Filsafat

A. Sifat Dan Objek Kajian Filsafat Serta Hubungannya Dengan Ilmu Pendidikan
Jasa filsafat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tersebut dapat dilihatdari sifat dan objek kajian filsafat yang
dapat dikemukakan sebagai berikut:

1 Sifat Dan Karakternya

Filsafat adalah upaya mencari kebenaran, kebaikan, keindahan, hikmah, dan keutamaan dengan
cara berpikir secara sistematik, radikal, universal, logis, dan spekulatif. Seorang filosof adalah orang
yang mencintai, menyukai, dan mendambahkan lahirnya kebenaran, kebaikan, keindahan dan
keutamaan. Cara berpikir seperti ini diperluhkan dalam memecahkan berbagai masalah
pendidikan. Seseorang yang merumuskan visi, misi dan tujuan pendidikan, misalnya, harus berpikir
merumuskan visi misi, dan tujuan pendidikan tersebut tidak hanya sekedarnya apalagi asal-asalan.
2 Objek Kajian Filsafat

a Metafisika b Etika
Merupakan kegiatan abstraksi manusia. Adalah studi mengenai
metafisika, sebagai sebuah cabang ilmu, ingkah laku yang terpuji
menunjukkan dan menggaris bawahi bahwa yang dianggap sebagai ilmu
manusia adalah makluk rasional. pengetahuan yang nilainya
tinggi (sopisticated)

c logika d Estetika
Adalah studi mengenai metode-metode ideal Adalah studi tentang
mengenai berpikir (thingking) dan meneliti bentuk dan keindahan atau
(research) dalam melakukan observasi, kecantikan, yang
introspeksi, deduksi, induksi, hipotesis, dan sesungguhnya merupakan
analisis eksprimental. filsafat mengenai kesenian.
B. Pendapat Para Filosof Tentang Pendidikan

1. Pendidikan menurut socrates (470-399 SM)


Dalam bidang pendidikan, socrates telah menyumbangkan pemikirannya pada empat aspek
penting yaitu:
a) pemikiran tentang tujuan pendidikan, metode pendidikan, guru dan kurikulum, yaitu
menyadarkan orang agar sungguh-sungguh mengetahui dan mengerti apa yang benar dan
salah, serta menyadari akibat-akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
b) Pemikiran tentang metode pengajaran, yaitu metode dialektis dan dialogis yang ditunjukkan
untuk mendorong seseorang agarbelajar berpikir secara cermat, menguji coba diri sendiri, serta
memperbaiki pengetahuannya.
c) Pemikiran tentang guru yang demokratis dan humoris, yaitu bahwa dalam mmengajar, seorang
guru hendaknya bersikap seperti bidan yang membantu seseorang yang akan melahirkan anak.
d) Pemikiran tentang kurikulum, yaitu bahwa diantara isi kurikuum harus berkenaan dengan ajaran
moral yang disampaikan para pendiri agama (para nabi, filosof, dan pujangga), yaitu ajaran
moral yang berkenaan dengan cita-cita yang melekat pada ketuhanan, cinta kepada umat
manusia, keadilan keberanian, pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan, kerendahan hati,
toleransi dan kejujuran.
2. Pendidikan menurut plato (427-347 SM)
Pemikiran plato tentang pendidikan berkisar pada tida khas sebagai berikut:
a. Peran dan fungsi pendidikan
Menurutnya, pendidikan itu sangat perluh bagi setiap warga, baik selaku individu maupun selaku
mwarga negara. Negara wajib memberikan pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian,
setiap peserta didik harus diberikan kebebasan untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuan masing-masing, sesuai dengan jenjang usia.
b. Tujuan pendidikan
Menurutnya, tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kemanpuan-kemampuan ilmiah setiap
individu dan melatihnyasehingga ia menjadi seorang warga negara yang baik, masyarakat yang harmonis,
yaitu masyarakat yang melaksanakan tugas-uganya secara efisien sebagai seorang anggita masyarakat.
c. Tahapan dan rencana pendidikan
Menurutnya, pendidikan yang baik haruslah direncanakan dan diprogramkan dengan baik agar
dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu, dalam menetapkan program pendidikan, pemerintah harus
mengadakan motivasi, semangat loyalitas, kebersamaan dan kesatuan cinta terhadap kebaikan dan
keadilan. Berkaitan dengan perencanaan ini, plato mengusulkan agar pendidikan direncanakan dan
diprogramkan menjadi tiga tahap sesuai dengan tingakat usia. pertama, pendidikan yang diberikan kepada
taruna hingga sampai usia 20 tahun. Kedua pendidikan yang diberikan pada usia 20-30 tahun. Ketiga
pendidikan yang diberikan pada usia 30-40 tahun.
C. pendapat para filosof modern tentang pendidikan

1. Pendidikan menurut aliran progresivisme dan paragmatisme


Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme
dalam semua realita kehidupan, dengan tujuan agar manusia dapat bertahan menghadapi
semua tantangan hidup. Aliran ini dimanai pula sebagai aliran instrumentalisme, karena
aliran beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan, dan untuk mengembangkan kerpibadian manusia.
Menurut aliran pragmatisme, suatu keterangan itu baru dapat dikatakan benar jika
sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan dikatakan benar kalau sesuai dengan
kenyataan. Aliran pragmatisme ini dikomandoi oleh william james, john dewey, hans
vaihinger, ferdinat schiller dan georges santayana.
2. Pendidikan Menurut Aliran Esensialisme
• Aliran esensialisme merupakan aliran pendidkan yang didasarkan pada nilai-nilai kebuadayaan
yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Esensialisme muncul pada zaman renaissance
dengan ciri-cirinya yang berbeda dengan progresivisme. Jika lairan progresivisme memandang
pendidikan sebagai yang felksibel dan terbuka untuk perubahan, tolerann, dan tidak ada keterkaitan
dengan dokrin tertentu, maka esnsialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nila-nilai
terpilihyang mempunyai tata yang jelas. Nilai –nilai yang dimaksudkan oleh aliran esensialisme
adalah nilai yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad
belakangan, yaitu sejak zaman renaissance, sebagai panggakl timbulnya pandangan esensialisme
adat. Sedangkan puncaknya adalah pada pertengahan kedua abad ke-19.
3. Pendidikan Menurut Kaum Perenialis

• Kaum perenialis menilai, di zaman modern ini, banyak bermunculan krisis


diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan.
Untuk mengatasi masalah krisis ini, kaum perenialis mengusulkan agar
kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan
teruji ketangguhannya. Kaum ini memandang pendidikan sebagai jalan
kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Kaum ini
memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupum praktik
bagi kehidupan dan pendidikan zaman sekarang. Sebagaimana kaum
esensialis, kaum perenilis pun memiliki pandangan tentang ilmu
pengetahuan, baik pada aspek ontologi, epistemologi maupun aksiologis
yang selanjutnya menjadi dasar bagi pengembangan konsep kurikulum.
4. Pendidikan Menurut Aliran Rekonstruksoinisme

• Aliran ini merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini pada prinsipnya sepaham dengan
aliran perenilis yaitu yang bersal dari krisis kebudayaan modern. Aliran ini berkeyakinan bahwa tugas
penyelamatan duia merupakan tugas semua umat. Oleh karena itu pembinaan aya intelektual dan
spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia agar hidup sesuai
dengan nilai dan norma yang benar, demi generasi sekarang dan yang akan datang sehingga
terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
D. pendidikan menurut para filosof muslim

1. Ibnu maskawaih
• Berdasarkan pandangannya tentang manusia ibnu maskawaih,
merumuskan tujuan pendidikan, materi pendidikan, pendidik, dan anak didik,
lingkungan pendidikan dan metodologi pendidikan. Menurutnya, tujuan
pendidikan akhlak adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong
secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik.
Sedangkan materi pendidikan akhlak menurutnya mencankup hal-hal yang
wajib bagi kebutuhan tubuh manusia. Berkaitan dengan lingkungan,
menurutnya manusia memerlukan kondisi yang baik dari luar dirinya sendiri.
Sementara yang berkaitan dengan metodologi pendidikan ibnu maskawaih
berpendapat bahwa, masalah perbaikan akhlak bukanlah merupakan
bawaan karena jika demikian keadaanya, maka pendidikan tidak diperlukan.
2. ibnu sina

• Berdasarkan pertimbangan psikologinya, ibnu sina berpendapat, bahwa suatu materi pelajaran tertentu tidak akan
dapat dijelaskan kepada bermacam-macam anak didik dengan satu cara melainkan harus dicapai dengan berbagai
cara sesuai dengan perkembangan psikologinya. Kemudian mengenai konsep guru yang baik, ibnu sina berpendapat
guru yang baik adalah gur yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik
anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan
santun, bersih dan suci murni.
• Menurut al-ghazali, tujuan akhir yang ingin dicapai melalui pendidikan ada dua. Pertama, tercapainya
kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, dan kedua, kesempurnaan
insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat
3. al-ghazali

• Pemikiran ikhwan al-shafa tentang ilmu pengetahuan dapat dilihat dari pendapatnya tentang
memperoleh ilmu pengetahuan dengan tiga cara. Pertama, dengan menggunakan pancaindra untuk
mendapat ilmu pengetahuan yang ada pada setiap zaman dan tempat. Kedua, dengan cara
mendengarkan dan menyimak informasi yang dengan cara in manusia berbeda dengan binatang,
4. ikhwan al- dan dengan itu pula manusia dapat memahami berbagai perkara yang gaib yang tidak terikat oleh
shafa waktu dan tempat. Ketiga, dengan cara menulis dan membaca yang dengan cara ini manusia dapat
memahami arti dari kalimat, bahasa dan berbagai pendapat yang dihasilkan melalui penalaran.
5. ibnu khaldun
• Pemikiran ibnu khaldun tentang pendidikan dapat diketahui melalui pemikirannya tentang
manusia, pengajaran, kurikulum, dan tahapan dalam pendidikan. Pemikiran ibnu khaldun
tentang manusia dapat diketahui dari pendapatnya yang mengatakan bahwa manusia
adalah hayawan (binatang) yang berpikir dan memiliki bakat bermasyarakat, bergantung
pada hubungan manusia yang lain dan tunduk pada undang-undang bermasyarakat dalam
segala urusannya. Selanjutnya, pemikiran ibnu khaldun tentang belajar dapat diketahui dari
pendapatnya yang mengatakan, bahwa belajar merupakan kebutuhan dan tabiat manusia,
yaitu beruppa kecenderungan dan kebutuhannya untuk mengetahui berbagai macam ilmu
pengetahuan yang beraneka ragam yang tidak akan dapat dicapai dengan hanya
pemahaman dan pemikiran saja, melainkan dengan kecakapan khusus. Kemudian dalam
bidang kurikulum ibnu khaldun berpendapat bahwa al-qur’an adalah pelajaran yang harus
lebih dahulu dipelajari oleh seorang anak.
ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI

A. Pengertian Dan Tujuan

Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan psikologi dapat diartikan sebagai usaha memanfaatkan jasa
psikologi islam pada khususnya dan psikologi pada umumnya untuk mendukung perumusan konsep dan praktik
pendidikan. Penggunaan jasa psikologi ini ditujukan agarkonsep dan praktik pendidikan tersebut dapat
dirumuskan secara komprehensif dan dapat diterapkan secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Penyataan tersebut didasarkan pada dua asumsi sebagai berikut.

1. Kepentingan masyarakat 2. kepentingan individu


Pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai, Pendidikan, dilihat dari segi kaca mata individu,
ilmu, dan keterampilan dari genarasi tua, dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan
kegenarasi muda untuk melanjutkan dan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi.
memelihara identitas masyarakat tersebut. Individu laksana lautan dalam yang penuh muara dan
Dalam pemindahan, nilai-nilai ilmu dan bermacam-macam ikan, tetapi tidak tampak. Ia masih
keterampilan inilah psikologi memegang berada didasar laut. Ia berlu dipancing dan digali
peranan yang sangat penting. supaya dapat menjadi makanan dan perhiasan bagi
manusia.
B. Peran Psikologi Dalam Perkembangan Ilmu Pendidikan Islam

Menurut nana syaodih sukmadinata, nimimal ada dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Keduanya sangat diperluhkan, baik dalam merumuskan tujuan, memilih dan
menyusun bahan ajar, memilih dan menetapkan metode pembelajaran serta teknik-
teknik penilaian. Menurut P. Hunt, sebagaimana dikutip oleh nana syahodi
sukmadinata, ada tiga keluarga atau rumpun teori belajar, yaitu teori disiplin mental,
behaviorisme, dan cognitif gestalt field. Penjelasanselanjutnya mengenai ketiga
rumpun teori belajara ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Teori Disiplin Mental
• Menurut teori disiplin mental bahwa dari sejak kelahirannya atau secara herediter, seorang anak telah memiliki
potensi-potensi tertentu. Menurut teori ini, belajar adalah upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.
Menurut kajian para ahli, bahwa teori disiplin mental ini dapat dibagi lagi menjadi disiplin mental theistik, humanistik,
naturalistik, dan aprersepsi.
• Teori disiplin mental theistik ini berasal dari psikologi daya yang berpendapat, bahwa setiap anak atau individu
mempunyai sejumlah daya mental, seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir, memecahkan
masalah, dan sebagainya. Menurut teori ini, bahwa belajar adalah proses melatih daya-daya tersebut sehingga
dengan mudah dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah.
• Semenatara itu, teori disiplin mental humanistik yang bersumber pda psikologi humanisme klasik karya plato
dan aris toteles pada dasarnya sama dengan pendapat teori daya theistik. Sementara
itu, teori mental naturalisme atau natural unfoldment atauself actualization yang bersumber pada psikologisme
romantik dengan tokoh utamanya jean jacques rouseau pada dasarnya sama dengan pendapat teori theistik dan
humanistik sebagaimana tersebut diatas, yakni menganggap bahwa semua anak mempunyai sejumlah potensi
dan kemampuan, namun bedanya adalah bahwa teori mental naturalisme ini adalah bahwa anak atau individu
bukan saja mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melakukan berbagai tugas, tetapi juga
memiliki kemauan dan kemampuan utntuk belajar dan berkembang sendiri. Selanjutnya teori mental apersepsi
atau juga disebut herbartisme yang bersumber pasa psikologi strukturalisme dengan tokoh utamanya herbat
berpendapat bahwa belajar adalah membentuk masa apersepsi.
2. Teori Behaviorisme

• Teori ini berpijak pada sebuah asumsi bahwa anak atau individu tidak memiliki atau tidak
membawa potensi apa-apa dari kelahirannya. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor-
faktor yang berasal dari lingkungan, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
lingkungan manusia, alam, budaya, religi, dan sebagainya. Kelompok ini tidak mengakui teori
mental sebagaimana telah disebutkan diatas. Menurut teori ini, perkembangan anak
menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan diamati.

3. Teori Kognitif Gestalt Field

• Pada teori cognitif gestalt field inipun terdapat berbagai teori. Teori belajar pertama dari
rumpun ini adalah teori insight yang bersumber pada gestalt. Menurut teori ini, belajaradalah
proses mengembangkan insght atau pemahaman baru atau pengubah pemahaman lama.
Pemahaman tersebut terjadi apabila individu menemukan cara baru dalam menggunakan
unsur-unsur yang ada dalam lingkungan, termasuk stuktur tubuhnya sendiri. Gestalt field
melihat bahwa belajar merupakan yang bertujuan, eksploraatif, imajinatif, dan kreatif.
C. Peranan Psikologi Islam Dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam

Jika dilakukan kajian secara seksama terhadap beragai pendapat mengenai teori psikologi, baik psikologi
pekrkembangan maupun psikologi belajardalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan aspek
pendidikan lainnya, akan terlihat bahwa perhatian utanmanya adalah kajian terhadap aspek bain manusia. Islam,
sebagai agama diahyukan tuhan memiliki perhatian yang amat besar terhadap manusia. Berbagai aspek tentang
ajaran islam, mulai dari visi, misi, tujuan, ruang lingkup ajarannya, serta sasarannya adalah manusia. Islam datang
membawa visi untuk memberi rahmat begi semua manusia, dan membawa misi untuk mengangkat harkat dan
martabat manusia, memuliakan, memberikan petunjukke jalan yang benar dan mengeluarkannya menuju alam terang
benderang, menyelamatkannya dari jurang kehancuran, dan menjadikannya sebagai mahluk yang paling sempurna
diantara mahluk lainnya. Islam bertujuan agar manusia terpelihara segi kehidupannya, agama, harta benda, dan
keturunannya, dan menjadikannya sebagai hamba Allah yang sempurna iman dan akhlaknya, memiliki hidup yang
seimbang dunia akhirat, terbina seluruh potensinya, dan berperan sebagai khalifah dimuka bumi.
D. Antara Psikologi Islam Dan Psikologi Barat

Psikologi barat dengan psikologi islam/islami sesungguhnya saling mengisi dan melengkapi.
Islam sesungguhnya telah memberikan kontribusi bagi pengembangan psikologi barat, dan ketika
orang barat mengambil psikologi dari islam, mereka tidak menjadi muslim. Demikian pula ketika
umat islam mengambil psikologi barat tidak mesti menjadi orang barat yang sekuler, karena yang
diambil umat islam dari psikologi barat tersebut hanya bagian-bagian yang sesuai dengan ajaran
islam. Ide-ide ibnu sina tentang jiwa, ide ibnu sirin tentang tafsir mimpi, dan ide alghazali dan al-
muhassibi tentang kajian pribadi diserap oleh psikologi barat, Sehingga jika membuang psikologi
modern/barat berati terbuang pula warisan islam di dalamnya.
Ilmu Pendididkan Islam Dengan Pendekatan Sosiologi

A. Pengertian Dan Tujuan

Pendidikan dengan pendekatan sosioligi dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang dihapadinya. Pendidikan dengan
pendekatan sosiologi ini menarik dan penting untuk dikaji dan diketahui karena beberapa alasan sebagai berikut.

1 Konsep pendidikan, selain didefinisikan melalui pendekatan individual sebagaimana pada aliran
nativisme, juga dapat didekati melalui pendekatan masyarakat sebagaimana pada aliran
behaviorisme.

2 Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial yang
memungkinkan terjadinya interaksi memlalui suatu jaringan hubngan-hubungan kemanusian.
B. Konsep Pendidikan Yang Berbasis Sosiologi

Kuatnya pengaruh perkembangan masyarakat terhadap visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar
mengajar, manajemen, sarana prasana, biaya dan aspek pedidikan lainnya dapat dikemukakan sebagai berikut.

Kedua, misi pendidikan nasional sebagainama


Pertama, visi pendididkan saat ini, dimuat dalam UU No 20 tahun 2003 tentang
sebagaiman aditetapka dalam renana sistem pendidikan menytakan sebagai berikut. (1)
strategis pendidikan nasional 2005-2009 mengupanyakan perluasan dan pemerataan
adalah terwujudnya sistem pendidikan kesempatan memperoleh pendididkan yang
sebagai pranata sosial yang kuat dan bermutu bagi seluruh rakyat indonesia. (2)
membantu dan memfasilitasi pengembangan
berwibawa untuk memberdayakan semua potensi anak bangsa seacra utuh sejak usia dini
warga negara indonesia berkembang sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
menjadi manusia yang berkualitas masyarakat belajar. (3) meningkatkan kesiapan
sehingga mampu dan proaktif menjawab masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
tantangan zaman yang selalu berubah. mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
bermoral.
Ketiga, tujuan pendidikan nasional
sebagaimana dimuat dalam UU No 20 Keempat, dalam kurikulum pendidikan
sebagaiman adimuat dalam peraturan
tahun 2003 tentang sistem pendidikan pemerintah nomr 19 tahun 2005 tentang
nasional dinyatakan bahwa pendidikan standar nasional pendidikan dinyatakan
adalah upaya mencerdaskan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
kehidupan bangasa dan meningkatkan umum, kejuruan, dan khususus pada jenjang
pendidikan dasar dan menegah terdiirir atas,
kualitas manusia indonesia yang (a) kelompok mata pelajaran agama dan
beriman, bertakwa, berakhlak mulia akhlak mulia, (b) kelompok mata elajaran
serta menguasai ilmu pengetahuuan, kewarganegaraan, dan kepribadian, (c)
teknologi, dan seni dalam mewujudkan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
masyarakat yang maju, adil, makmur, dan teknologi, (d) kelompok mata pelajaran
estetika, € kelompok mata pelajaran jasmani,
dan beradab berdasarkan pancasila olahraga dan kesehatan, dan kesenian.
dan UUD negara RI.
Ilmu Pendekatan Islam Dengan Pendekatan Manajemen

A. Pengertian Manajemen Dalam Pendidikan Islam

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja “To Manage” yang sinonimnya antara lain; “To Hand”
berarti mengurus, “to control” berarti memeriksa, “to guide” berarti memimpin. Dalam kamus istilah populer, kata
manajemen mempunyai arti pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, pengunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan direksi.

Sedangkan manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan


agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Manajemen
pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti
tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulu, dana, sarana dan prasarana pendidikan,
tata laksana, dan lingkungan. Pendapat yang lain manajemen pendidikan dirumskan sebagai
mobilitasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di
terapkan.
B. Unsur-unsur Pendukung Manajemen Dalam Pendidikan Islam

Unsur-unsur manajemen pendidikan islam merupakan fungsi manajemen.


Dimana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil
tidak akan tercapai. Adapun unsur pendukung manajemen pendidikan islam yaitu:

1. Planing (perencanaan)
• Perencanaan adalah sebuah proses yang dilakukan
dalam menentukan visi dan misi serta langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tersebut. Allah memberikan
arahan bahwa setiap orang beriman dan bertaqwa
hendaknya memperhatikan hari esok.
• Planing adalah suatu proses pemikiran, baik secara
garis besar maupun secara mendetail. Proses berpikir
dilakukan untuk menghindari kerugian atau kegagalan.
Lanjutan....
2. Organizing (pengorganisasian)
Adalah penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu
kesatuan. Organizing diperlukan dalam
pendidikan islam dalam rangka
menyatukan visi misi hingga tujuan bisa
tercapai.

4. Controlling (pengawasan)
3. Actuating (pelaksanaan/tindakan) Pengawasan merupakan
Actuating pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
mengggerakkan orang-orang untuk kegiatan, menilai dan mengendalikan
mencapai tujuan yang ditetapkan secara jalannya suatu kegiatan yang
efektif dan efisien. mengarah demi tercapainya tujuan
yang telah direncanakan dan di
tetapkan.
C. Standar Pendidikan Dalam Pendidikan Islam

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah,
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global.
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Information Technology (IT)

A. Pengertian dan Tujuan

Sains atau science (dalam Bahasa Inggris) Sedangkan teknologi (technology) terdiri
secara harfiyah adalah pengetahuan yang telah dari kata technique dan logie. Technique,
memenuhi syarat dan rukun ilmiyah, yakni secara harfiyah, rancang bangun tentang
selain memiliki kejelasan tujuan, objek dan sesuatu, sedangkan logie berarti ilmu
metodologinya, juga terdapat tokoh yang pengetahuan. Dengan demikian, teknologi
mengembangkannya serta dibutuhkan oleh secara harfiyah adalah ilmu tentang teknik.
masyarakat. Singkatnya sains adalah ilmu Teknologi adalah perpaduan antara teknik dan
pengetahuan ilmiyah tentang alam jagat raya ilmu pengetahuan, atau penggunaan ilmu
yang bersifat fisik, seperti matematika, fisika, pengetahuan yang mendasari teknik, atau
biologi, astronomi, kedokteran, dan sebagainya. penggunaan teori-teori ilmu pengetahuan.
B. Pandangan Islam Tentang Sains Dan Teknologi Pendidikan

Umat islamlah yang menyelamatkan warisan ilmu


pengetahuan tersebut, dengan cara menumbuhkan kembali
semangat dan jiwa meneliti dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, serta memberikan apresiasi dan penghargaan yang
tinggi bagi orang yang melakukannya. Apresiasi yang diberikan
islam ini merata di seluruh wilayah kekuasaan islam pada masa
itu, seperti di baghdad (Irak), cordova (Spanyol), mesir, Persia
(Iran Sekarang), dan sebagainya.
C. Pengaruh Sains Dan Teknologi Terhadap Pendidikan

Visi pendidikan yang berbasis TI dapat dirumuskan: menjadikan pendidikan


sebagai wahana yang kokoh dan berwibawa yang memungkinkan peserta
didik dapat tereksplorasi seluruh potensi intelektual, jiwa, dan raganya secara
mandiri.
1. Visi, Misi, dan Tujuan Pelaksanaan dari visi, misi, dan tujuan tersebut dalam praktiknya
berhadapan dengan dua teori yang selalu bertentangan. Teori atau aliran
yang memanfaatkan pendidikan menekankan.Para pemrakarsa kedua aliran
ini mempunyai pandangan mereka sendiri-sendiri dan pendukung maupun
pembelot mereka sendiri-sendiri.

Menurut pendekatan TI, bahwa keterbatasan yang


terbesar dalam pendidikan yang sekarang ini adalah
kurikulumnya. Entah anda menyukainya atau tidak, Anda
harus mempelajari semua pelajaran yang telah ditetapkan. 2. Kurikulum
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kita akui sebagai alat
bantu yang dapat memberikan berbagai kemudahan dalam
mendapat informasi atau berkomunikasi yang kita butuhkan untuk
mendukung berbagai kegiatan kita termasuk dalam bidang
pendidikan.

Pengetahuan yang dituangkan dalam komputer, leptop atau


peralatan TI lainnya adalah ilmu yang baru berada diatas kertas
atau didalam TI, dan belum menjadi milik seseorang. Ilmu yang telah
menjadi milik seseorang adalah ilmu yang telah direfleksikan atau
dihafalkan dengan baik, sebagai mana yang diperlihatkan oleh para
ulama ahli hadis, atau ahli ilmu bahasa dan lainnya di masa klasik.
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Kebudayaan

A. Pengertian dan Tujuan

Pada garis besarnya, definisi kebudayaan, dengan jumlah tersebut, terbagi dalam
berbagai kelompok yang meninjau kebudayaan dari berbagai sudut pandang.

Pertama, kelompok yang menggunakan pendekatan deskriptif yang menekankan pada sejumlah isi
yang terkandung didalamnya. Menurut taylor, kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan
serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat.
Lanjutan...
Kedua, kelompok yang
menggunakan pendekatan
histensis yang menekankan pada
warisan sosial dan tradisi

Ketiga, kelompok yang Keenam, kelompok yang


menggunakan penndekatan menggunkanpendekatan genetik
normatif yang antara lain yang memandang kebudayaan
menekankan pada aspek sebagai suatu produk, alat-alat,
peraturan, cara hidup, ide atau benda-benda maupun ide dan
nilai-nilai dan perilaku. simbol.

Keempat, kelompok yang Kelima, kelompok yang


menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan
psikologi, yang antara lain struktural dengan menekankan
menekankan pada aspek pada aspek pola dan organisasi
penyesuaian diri (adjustment) kebudayaan.
dan proses belajar.
B. Hubungan Kebudayaan Dengan Pendidikan

1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

Visi pendidikan dengan pendekatan


kebudayaan dapat dirumuskan antara lain
menjadikan pendidikan sebagai pranata yang
kuat dan berwibawa dalam memelihara,
melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan
indonesia.
Sedangkan misi pendidikan yang berbasis kebudayaan antara lain.

a Mengintegrasikan nilai- nilai kebudayaan c Mengupayakan terhindarnya peserta didik


Indonesia kedalam perencanaan, pelaksanaan, dari pengaruh budaya global yang negatif.
dan pengembangan pendidikan.

b Menyediakan pendidikan sebagai wahana d Mendorong tumbuh dan berkembangnya


bagi pemasyarakatan nilai-nilai budaya nilai-nilai budaya yang mendorong lahirnya
kepada generasi muda. etos kerja yang tinggi.
Adapun tujuan pendidikan yang berbasis kebudayaan adalah melahirkan peserta didik yang
memiliki karakter yang merupakan keseluruhan dinamika rasional antar pribadi dengan berbagai
macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya agar pribadi itu semakin bertanggung
jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam
hidup mereka. Secara singkat, tujuan pendidikan karakter adalah sebagai sebuah bantuan sosial
agar individu itu dapat tumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan
orang lain dalam dunia. Pendidikan karakter bertujuan membentuk pribadi menjadi insan yang
berkeutamaan.
2.Layanan dan Kemasan Pendidikan
Layanan dalam kemasan
pendidikan modern dalam 3. Muatan Pendidikan
menghadapi dampak budaya kota Kebudayaan indonesia yang
sebagaimana tersebut diatas, dicita-citakan ialah satu kebudayaan
misalnya adalah dengan cara yang tetap mencerminkan
mengajak siswa, orang tua, dan kepribadian Indonesia dan mampu
bersama pendidik bersama-sama meningkatkan kualitas manusia dan
mengadakan refleksi atau masyarakat Indonesia.
perenungan secara mendalam atau
secara berkala.
Lanjutan...
Hal ini terlihat dalam rencana pendidikan dari pengajaran dan kebudayaan pada satuan persiapan kemerdekaan sebagai berikut:

• Dengan “Undang-Undang kewajiban belajar” atau peraturan lain jika


keadaan di sesuatu daerah memaksanya, pemerintah memelihara
pendidikan kecerdasan, akal budi untuk segenap rakyat dengan cukup dan
sebaik-baiknya.
• Dalam garis-garis besar pendidikan ada perikemanusiaan, seperti
terkandung dalam segala pengajaran agama, maka pendidikan dan
pengajaran bersedia agam dan kebudayaan bangsa, serta menuju ke arah
“keselamatan” dan “kebahagiaan” masyarakat.
• Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budidaya rakyat indonesia seluruhnya.
• Untuk dapat memerhatikan serta memelihara kepentingan khusus dengan
sebaik-baiknya, teristimewa yang berdasarkan agama dan/atau
kebudayaan, maka pihak rakyat diberi kesempatan yang cukup luas untuk
mendirikan sekolah-sekolah partikelir, yang penyelenggaraannya sebagian
atau sepenuhnya boleh dibiayai oleh pemerintah.
4. Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural yang mempunyai wajah baru, yaitu
penghargaan akan kebudayaan dari maing-masing kelompok etnis
dipengaruhi oleh perubahan di dalam konsep mengenai arti
budaya di dalam kehidupan manusia. Pendidikan
multikulturalisme berjalan bergandengan dengan proses
demokratisasi di dalam kehidupan masyarakat.

6. Atsmosfir Akademik
Atsmosfir Akademik adalah salah satu faktor yang sangat diperlukan
bagi terciptanya suasana yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar.
Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan politik

A. Pengertian dan Tujuan

Secara harfiyah, politik dapat


diartikan sebagai usaha atau
Pengertian politik, dalam arti
rekayasa yang diatur
kekuasaan atau kebijakan yang
sedemikian rupa dalam rangka
berkaitan dengan urusan
mencapai tujuan. Dengan
pemerintahan tersebut,
pengertian ini, politik yang
tampaknya yang paling
dalam bahasa Arabnya di kenal
menonjol dibandingkan dengan
dengan istilah al-siyasah
pengertian politik lainnya.
berlaku pada semua aspek
kehidupan, seperti pendidikan.
Lanjutan...

Pada umumnya, bagi para penguasa muslim sudah jelas.


Madrasah-madrasah tersebut didirikan untuk menunjang
kepentingan-kepentingan politik tertentu dari penguasa Hubungan pendidikan dengan politik, lebih lanjut, dapat
muslim, di antaranya untuk mendapatkan dan memperkokoh dikemukakan dalam catatan sejarah berikut ini. Sekitar 10
citra penguasa sebagai orang-orang yang mempunyai tahun yang lalu, di sydney, negara bagian New South Wales
kesalehan, minat, dan keperdulian kepada kepentingan umat, Australia. Menteri negara bagian tersebut memberi ceramah
dan ini lebih penting lagi sebagai pembeda antara ortodoksi kepada para orang tua siswa yang belajar pada sekolah-
dan lainnya. Semua ini, menurut azyumardi Azra, pada sekolah konvensional swasta dikota itu, sang menteri
gilirannya akan memperkuat legitimasi penguasa berkaitan berkenan untuk mengungkapkan pandangan-
dengan rakyat yang mereka pimpin, persoalan selanjutnya, pandangannya tentang pendidikan swasta dengan simpati
sejauh mana madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan besar, karena ia mengharapkan dukungan para
lainnya, secara sadar, juga difungsikan sebagai wahana pendengarnya pada pemilu yang sudah semakin mendekat.
“pendidikan politik” anak didik atau masyarakat muslim pada
umumnya.
B. Hubungan Politik Pemerintahan Dengan Pendidikan

Dalam konteks politik di indonesia ini dapat di sebutkan beberapa implikasinya


terhadap pendidikan sebagai berikut :

• 1. Perbaikan Mutu Pendidikan Pada uraian tersebut di atas, telah


di sebutkan bahwa perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 menjadi Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan antar lain di dasarkan karena
keinginan yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
2. Perbaikan Kurikilum
• Sejalan dengan perbaikan mutu pendidikan tersebut dilakukan pula perbaikan
kurikulum, baik dari segi isi maupun pendekatannya. Dari segi isinya, kebijakan
kurikulum diserahkan kepada lembaga pendidikan masing-masing. Tugas
pemerintah hanya menetapkan kerangka dasar dan patokan umum saja. Misalnya
untuk jenjang pendidikan strata 1 (S1) harus mencapai 144 sampai 160 SKS, dan
setiap satuan SKS ditentukan juga jumlah waktu yang harus dipenuhi. Selanjutnya
dari segi pendekatannya, kurikulum yang ditetapkan adalah kurikulum yang lebih
mengarah pada terciptanya kegiatan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik.
3. Perbaikan KBM

• Sejalan dengan arah perbaikan mutu pendidikan dan kurikulum sebagaimana tersebut diatas,
terdapat pula kebijakan untuk melakukan perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), perbaikan
tersebut antara lain dari adanya perubahan paradigma dari yang semula banyak bertumpu pada
guru, menjadi yang banyak bertumpu pada siswa.

4. Perbaikan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan

• Tenaga pendidik adalah sebuah istilah generatif yang menghimpun atau mencakup pada semua
orang yang berprofesi sebagai tenaga pendidik pada semua tingkatan. Pendidik pada tingkatan
satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah disebut guru, pendidik pada tingkat satuan
pendidikan tinggi disebut dosen, dan pendidik pada tingkat satuan kursus atau pelatihan disebut
instruktur, tutor, nara sumber, dan seterusnya. Perbaikan mutu tenaga pendidik, sebagai mana
tersebut di atas, di atur lebih lanjut dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan, bahwa guru dan dosen adalah tenaga
profesional, sebagaimana halnya tenaga profesional lainnya seperti dokter, pengacara, dan
seterusnya.
5. Perbaikan Manajemen
• Dalam bidang manajemen, pemerintah menetapkan kebijakan tentang manajemen berbasis sekolah
(school Baned Management) dan manajemen berbasis Masyarakat (social baned Management). Dua
konsep manajemen ini timbul sebagai reaksi atas konsep manajemen yang sentralistik yang
menempatkan para pengambil kebijakan sebagai yang paling otoritatif dalam mengelola pendidikan,
tanpa melibatkan pihak sekolah sebagai pelaksana pendidikan dan masyarakat sebagai pengguna
pendidikan. Akibatnya, pihak sekolah menjadi pasif, sgalanya menunggu perintah dari atas, sementara
masalah yang dihadapi kian berat dan menumpuk. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna
(stakeholder) pendidikan merasa di cekoki oleh hal-hal yang sesungguhnya tidak lagi mereka butuhkan.

6. Perbaikan Anggaran
• Dalam bidang anggaran telah muncul kebijakan untuk menetapkan anggaran pendidikan sebesar
20% dari total anggaran yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kebijakan ini muncul berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan pemerhati pendidikan yang melihat
keterpurukan pendidikan di indonesia yang di akibatkan karena minimnya anggaran yang dialokasikan
oleh pemerintah.
Penutup
• Berdasarkan uraian dan analisis diatas, dapat dikemukakan beberapa catatan
penutup sebagai berikut:
• Pertama, dinamika, pertumbuhan, maju dan mundurnya pendidikan amat
bergantung kepada kebijakan politik pemerintah.
• Kedua, secara umum, kebijakan politik pemerintah di Indonesia dapat dibagi
kepada masa orde lama (1945-1966), orde baru (1966-1998), dan orde reformasi.
• Ketiga, ideologi politik pemerintah ternyata sangat memengaruhi berbagai
komponen pendidikan.
Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Hukum

A. Pengertian dan Tujuan


• Dalam kamus umum bahasa indonesia dinyatakan terdapat beberapa
pengertian tentang hukum,
• Pertama, hukum adalah peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat
yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak.
• Kedua, hukum adalah segala undang-undang, peraturan, dan sebagainya
untyk mengatur pergaulan hidup dimasyarakat.
• Ketiga, hukum adalah ketentuan ( kaidah, patokan) mengenai sesuatu
peristiwa atau kejadian ( alam dan sebagainya).
• Keempat, hukum adalah keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh
hakim (di pengadilan).
Hukum taklifi

1. Ijab, yaitu kitab syar’i yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan yang pasti. Efek dari khitab (perintah) ini disebut wujud dan perbuatan
yang dituntut untuk dikerjakan di sebut wajib atau fardu. Yang termaksud
dalam ijab ini antara lain perintah untuk mengerjakan sholat sesuai waktu yang
ditentukan.

2. Nadb, ialah seruan syarat yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang tidak harus dikerjakan.
Lanjutan...

Selanjutnya pada periode taklid dan penutupan pintu ijtihad yang


mulai terjadi pada abad kesebelas masehi, berhentilah
perkembangan hukum islam.

Fikih atau hukum islam termasuk bidang ilmu yang paling populer
yang terkait dengan hampir seluruh kegiatan lahiriyah manusia, yakni
mulai dari kegiatan yang bersifat ibadah, maupun muamalah
(ekonomi, pidana, perdata, perdamaian, perang, hubungan antar
agam, dan lain sebagainya).
B. Hubungan Ilmu Pendidikan Dengan Ilmu Hukum

Ilmu pendidikan islam dengan pendekatan hukum


dapat diartikan sebagai sebuah konsep pendidikan
dengan menggunakan fikih sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan berbagai aspek
dan komponennya. Visi, misi, dan tujuan, proses
belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan
pendidik, dan peserta didik, pengelolaan, sarana
prasarana, pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi
pendidikan dirancang dengan mempertimbangkan
kebijakan hukum.
1. Hukum Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

Visi pendidikan adalah berupa cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai yang selanjutnya menjadi
sumber inspirasi, motivasi, payung, dan arah bagi kegiatan pendidikan. Didalam al-Qur’an terdapat ayat-
ayat yang dapat dijadikan sebagai sumber perumusan visi tersebut. Allah SWT berfirman : Tidaklah
kami mengutus engkau muhammad, melainkan agar menjadi rahmad bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya
{21}: 107) Sedangkan tujuannya adalah agar manusia dapat
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dalam rangka beribadah kepada Allah, dengan cara terlebih
dahulu membina kepribadian, akhlak, wawasan, keterampilan, cita, dan tanggung jawabnya.
2. Hukum kurikulum
Salah satu ciri utama kegiatan pendidikan adalah pemberian ilmu pengetahuan dalam arti
seluas-luasnya kepada peserta didik. Berbagai ilmu pengetahuan yang akan di berikan kepada
peserta didik lazimnya diatur dalam kurikulum. Walaupun diketahui bahwa pengertian kurikulum
saat ini sudah jauh berkembang, yakni bukan hanya sekedar susunan ilmu pengetahuan,
melainkan mencakup berbagai aspek seperti tujuan, proses belajar mengajar, pendekatan,
tahun ajaran, dan evaluasi, bahkan ada pula yang mengartikan bahwa kurikulum adalah semua
kegiatan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang memengaruhi perubahan sikap peserta
didik.
3. Hukum belajar
Upaya mengajarkan dan belajar ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan pencapaian Visi,
Misi, dan Tujuan pendidikan tersebut di atas hukumnya adalah wajib. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT.
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (kemedan perang),
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS Al-Taubah [9]: 122)
4. Hukum Pendidik, Peserta Didik, dan Pendengar 5. Hukum Proses Mengajar dan Belajar
• Di dalam Salah Satu sabdanya, Rasulullah • Menurut Abdullah Ibrahim al-khayami,
SAW, menyatakan: "Jadilah kamu sebagai perintah dalam menyampaikan atau
pendidik, Peserta Didik, dan Pendengar." (HR mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
Dailami). Didalam hadis tersebut, kata Pendidik Sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur'an
diungkap dalam kata Al-'alim, peserta didik dan al-sunnaah, dan bagi setiap orang yang
diungkap dengan kata muta'allim, dan mempelajari Al-Qur'an dan al-sunnaah atau yang
Pendengar diungkap dengan kata mustami'an. sungguh-sungguh memahami dan
Kata-kata tersebut diawali dengan kata kerja mendalaminya wajib mengajarkan kepada orang
perintah, yaitu 'kan" (Jadilah). Dalam ketentuan yang belum mengetahuinya sehingga ia terbebas
hukum Islam, setiap kata kerja perintah pada dari kewajiban mengajarkan tersebut.
dasarnya mengandung hukum wajib.
6. hukum pendekatan dalam mengajar dan belajar
Didalam salah satu hadits, mengandung isyarat tentang pendekatan proses belajar Dengan berbasis dengan
konvergensi, yaitu adanya guru profesional, murid yg siap menerima pelajaran lingkungan yg kondusif dan
petunjuk dari Allah SWT.
7. Hukum menerima upah dalam belajar
Ulama Al Gazali berpendapat menerima upah dalam belajar hukumnya haram karena dapat menghilangkan
niat iklas dan pahala dari Allah SWT.*QS Yasin (36:22)*
8. Hukum menjatuhkan sanksi
Dikalangan ulama terdapat pro-kontra tentang penggunaan sanksi dalam pendidikan yakni penggunaan
sanksi terhadap peserta didik yang menunjukan sikap dan perhambat yg tercela seperti peserta didik yang tidak
disiplin,malas mengganggu temannya,dan tidak mengerjakan tugas-tugas yg diberikan oleh guru dsb.
Sebagian ulama berpendapat bahwa penggunaan sanksi tersebut hukum nya haram karena bertentangan ajaran
kasih sayang dan memuliakan manusia dalam Islam.
9. Hukum murid laki dan perempuan belajar dalam satu kelas
Dikalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai Hukum murid laik-laki dan perempuan yang
belajar dalam satu kelas, sebagai ada yang berpendapat hukumnya haram, karena dikhawatirkan terjadinya
perbuatan tercela dan maksiat. Sebagian Ulama lainnya berpendapat, peserta didik laki-laki dan perempuan
dalam satu kelas tidak akan menimbulkan maksiat dengan alasan, karena selain mereka berada bersama-sama
dan dan disaksikan oleh guru, terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, berpakaian sopan, menutup aurat, dan duduk
berpisah agak berjauhan.
Daftar Pustaka

• Nata,Abuddin,2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai