(19.011.797)
Abstrak
Tasawuf lebih dikenal dengan istilah sufisme. Tasawuf merupakan langkah seorang muslim
untuk bisa lebih dekat dengan Tuhannya. Seorang muslim malakukan pendekatan spiritual
untuk mencapai pengetahuan yang luar biasa dan untuk mencapai kepuasan lahiriyah dan
batiniyahnya. Adapun orang yang melakukan/mempraktikan tasawuf disebut dengan sufi.
Pendidikan Islam berbasis tasawuf tentu akan mendapatkan hasil yang sangat luar biasa,
salah satu diantaranya yaitu akan menjadi individu yang berpengetahuan luas, menjadi
individu yang berakhlaq mulia, bertaqwa, mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pendidikan
tasawuf sangatlah penting, hal tersebut perlu diterapkan terutama dalam proses pembelajaran,
baik di dalam pendidikan formal maupun non formal. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tasawuf sudah memberikan kontribusi
yang sangat menguntungkan terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam bidang seni,
bidang sastra, budaya agama Islam, dan telah membentuk pemikiran-pemikiran luar biasa
terhadap tokoh-tokoh agama dan pilosofis agama Islam.
Abstract
Sufism is better known as Sufism. Sufism is a step for a Muslim to get closer to God. A
Muslim takes a spiritual approach to achieve extraordinary knowledge and to achieve inner
and outer satisfaction. People who practice/practice Sufism are called Sufis. Islamic
education based on Sufism will certainly get extraordinary results, one of which is becoming
an individual who is knowledgeable, an individual who has noble character, is devout, has a
high social spirit. Sufism education is very important, this needs to be applied especially in
the learning process, both in formal and non-formal education. This research uses descriptive
research methods with a qualitative approach. Sufism has made a very beneficial contribution
to human life, especially in the fields of art, literature, Islamic religious culture, and has
shaped the extraordinary thoughts of Islamic religious and philosophical figures.
A. PENDAHULUAN
Agama Islam sebagai agama rahmatan lil aa’lamiin, sangat memperhatikan
pendidikan manusia dari beberapa aspek, terutama pendidikan mental spiritual dengan
nilai-nilai pengetahuan, agama, dan akhlaq atau budi pekerti. Dalam hal ini tampak
bahwa pendidikan agama Islam senantiasa berusaha mengembangkan aspek-aspek
dalam kehidupan manusia, yang meliputi: aspek spiritual, aspek intelektual, aspek
imajinasi, dll.
Pendidikan merupakan sarana pembinaan dan informasi yang paling krusial yang
dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan menjadi tolak
ukur utama dasar kekuatan manusia dari generasi kegenerasi. Pendidikan akan terus
menerus berkembang dari waktu ke waktu. Pendidikan yaitu sebuah proses yang
sistematis dengan melibatkan pemberian dan penerimaan daya serap/pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan etika/norma kepada setiap individu melalui pembelajaran,
pelatihan, atau penelitian. Adapun Tujuan utama pendidikan yaitu meningkatkan potensi
manusia agar dapat berperan aktif dan produktif di lingkungan masyarakat.
Terdapat dua jenis Pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu pendidikan formal
(lembaga yang resmi seperti sekolah dan universitas). Lembaga formal diatur oleh
kurikulum tertentu yang biasanya diakui dengan penganugerahan ijazah atau sertifikat
pada akhir pencapaian. Yang kedua pendidikan non-formal (lembaga pendidikan di luar
sistem formal, seperti pondok pesantren, kursus/pelatihan, workshop, dan kegiatan
belajar mandiri).
Pendidikan tentunya akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Adapun tujuan pendidikan diantaranya yaitu:
Untuk mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan seseorang
Untuk membentuk Karakteristik seseorang (membentuk sifat/karakter, moral,
etika/norma, integritas seseorang, dapat bertanggung jawab, dan memiliki sifat
empati)
Untuk mengembangkan kreativitas seseorang
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih luas, logis, dan kritis
Page|3
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu
penelitian yang meneliti langsung pada sumber data, peneliti merupakan instrumen
kunci yang menyajikan data dalam bentuk kata atau gambar, penelitian ini tidak
menggunakan angka-angka sebagai analisis data. Peneliti tidak melakukan manipulasi
data dalam metode penelitian ini, analisis data yang peneliti lakukan di dasarkan pada
fakta-fakta yang ada yang telah peneliti temukan di lapangan.
Adapun Sumber data penelitian ini yaitu sumber data dari berbagai literatur seperti
jurnal, artikel, koran, surat kabar, maupun buku yang berkaitan dengan penelitian.
Kemudian data dikumpulkan dan diolah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
peneliti. Adapun teknik Pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui tahapan
mencari sumber data yang sesuai dengan penelitian ini, kemudian dikumpulkan dan
diolah menjadi data yang valid agar dapat disajikan dengan tepat sebagai tambahan
pengetahuan bagi para pembaca (Yunitasari & Hanifah, 2020).
Page|4
(1) Rabba yarbu tarbiyah, artinya tambah (zad) dan berkembang (nama). Pendidikan
merupakan sebuah proses tumbuh kembangnya apa yang dimiliki siswa dalam tubuh,
pikiran, jiwa, roh, dan kehidupan sosial mereka .
(2) Rabba yurbi tarbiyah, mempunyai arti tumbuh (nasya'a) dan menjadi akbar atau
dewasa, pendidikan dalam hal ini merupakan sebuah perjuangan untuk membantu
siswa secara spiritual, emosional, sosial, dan fisik.
(3) Rabba yarubbu tarbiyah, mempunyai arti memperbaiki (ashlaha), keberadaan dan
keberlanjutannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan perjuangan
untuk melestarikan, merawat, meningkatkan, dan menata kehidupan peserta didik
agar menjadi lebih baik .
Pendidikan agama Islam dapat diperoleh melalui lembaga-lembaga pendidikan yang
didalamnya mempelajari al-Qur'an dan al-Hadits. Lembaga pendidikan agama Islam
dikenal dengan istilah pondok pesantren. Pondok Pesantren merupakan lembaga yang siap
untuk menampung, mengajar, memberi arahan bagi para pelajar. Para pelajar yang berada
di pondok pesantren dikenal dengan istilah santriwan/ santriwati. Para santriwan/
santriwati tersebutlah yang mengamalkan sistem ajaran berpusatkan kyai.
Kata pesantren berasal dari kata santri, dengan menggunakan awalan “pe” dan akhiran
“an” yang berarti tempat tinggal, tempat diam, para santri. Menurut pendapat Manfred
Ziemek Pesantren Berasal dari kata pe-santri-an yang berarti “tempat santri”. Sedangkan
Menurut versi ensiklopedia, Islam memberikan gambaran yang berbeda tentang pondok
pesantren. Menurutnya pesantren berasal dari “tamil” yang berarti “guru ngaji” atau
dalam bahasa India disebut dengan “sastria” yang berarti buku-buku suci, buku-buku
tentang keagamaan, dan buku-buku tentang ilmu pengetahuan alam maupun sosial.
Adapun secara terminologi pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam
yang didirikan dengan tujuan agar para santri dapat memahami, menghayati, serta
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam (tafaquh fiddin) dengan menanamkan
pentingnya mempelajari moral-moral agama Islam untuk pedoman hidup sehari-hari.
Page|5
8. Pendidikan Lingkungan:
Mengajarkan kesadaran lingkungan dan bertanggung jawab melalui
pendidikan Islam dengan menanamkan pemahaman tentang pentingnya menjaga
alam dan keberlanjutan sumber dayanya
9. Kerjasama dengan Komunitas:
Melibatkan komunitas lokal dalam pengembangan pendidikan Islam.
Berupaya menciptakan kolaborasi dengan masjid, organisasi sosial, dan lembaga-
lembaga keagamaan lainnya yang bisa memberikan dukungan baik berupa
kendaraan beroda empat juga materi serta dapat menambah sumber daya.
10. Evaluasi
Mengadakan evaluasi yang rutin dengan tujuan untuk mengukur kemajuan
siswa, kinerja guru, dan efektivitas program pendidikan.
Pengembangan pendidikan Islam memerlukan komitmen jangka panjang dari
pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Dengan menggunakan strategi-
strategi ini, pendidikan Islam dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman,
memberikan manfaat maksimal bagi siswa, dan mendukung pertumbuhan positif dalam
masyarakat.
Konsep Tasawuf
Makna tasawuf berasal dari kata tashawwafa, yatashawwafa, tashawwafa, yang
berarti (proses) “pemurnian” (Haidar Bagir, 2019: 77). Secara umum definisi tersebut
mengandung makna shafa’ (suci), wara’ (kehati-hatian ekstra untuk tidak melanggar
batas-batas agama), dan ma’rifah (pengetahuan ketuhanan atau hakikat segala sesuatu).
Secara etimologis tasawuf memiliki kesamaan makna dengan kata Suf (Wool) yang telah
lama dikenalkan oleh tokoh sufi terdahulu, atau safa (kesucian) yang berarti kesucian.
Dilihat dari sudut pandang, pendidikan Islam berbasis sufi melibatkan proses
pembelajaran yang berlarut-larut. Dampak variabel internal dan eksternal
mempengaruhi efektivitas sistem pendidikan Islam berbasis sufi. Pemahaman kiai dan
santri terhadap pembelajaran tasawuf dijadikan sebagai salah satu variabel internal.
Refleksi santri terhadap lingkungan belajarnya sedang belajar di pesantren mengarah
pada variabel eksternal, lingkungan di pesantren menimbulkan variabel eksternal.
Kemampuan pesantren dalam menyelenggarakan pendidikan Islam berbasis tasawuf
sangat dipengaruhi oleh keadaan internal dan eksternal.
Dalam proses pendidikan Islam berbasis sufi, kyai merupakan sosok yang
sangat penting. Seorang kyai harus mampu menjadi dimensi spiritual yang
dikembangkan santri melalui berbagai kegiatan pendidikan Islam berbasis sufi
(Nashihin, 2012). Dalam mempertimbangkan penyelenggaraan implementasi pendidikan
Islam berbasis tasawuf, maka penting untuk memperhatikan banyak komponen
pendidikan Islam, seperti kurikulum, lingkungan belajar, pendidik, siswa, dan tujuan.
Pendidikan agama Islam dalam konteks tasawuf sering disebut dengan istilah
riyadhoh dan tirakat. Supaya dianggap telah melakukan riyadhoh, seseorang harus
mampu melakukan perbuatannya dengan istiqomah. Riyadhoh tidak bisa terlaksana
tanpa adanya kata kunci yaitu istiqomah.
Pengembangan pendidikan Islam berbasis tasawuf mencakup pendekatan
pendidikan yang menekankan pada aspek spiritual, moral, dan etika dalam Islam,
dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip tasawuf ke dalam proses pembelajaran.
P a g e | 11
5. 'Uns (Dekat)
P a g e | 13
Uns’ atau dekat dengan Allah SWT merupakan pola pikir yang terbentuk
melalui rasa hormat kepada makhluk dan menjaga diri dari perilaku maksiat.
(Sugiyatno, 2018)
P a g e | 14
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Roza Susanti , Nilai-Nilai Tasawuf dalam Konsep Pendidikan Islam Menurut Hamka 2021-
06-30 Vol 4 No 1 (2021): JOEAI (Journal of Education and Instruction)
Ictiar Baru Van Houve, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ictiar Baru Van Houve,1993) hlm. 107
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai
Sisten Pendidikan Pesantren, ( Jakarta: INIS, 1994) hlm. 6
Rausyan Fikr, Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia 2018-01-2018 Vol. 14 No. hlm.
159
Iswati Iswati, ‘Transformasi Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Nilai Karakter
Peserta Didik Yang Humanis Religius’, Al-I’tibar : Jurnal Pendidikan Islam
3, no. 1 (1 February 2017): 44.
Kamas Wahyu Amboro, ISLAMIC PEDAGOGY: Journal of Islamic Education Vol. 01, No.
01, 52-63, Juni 2023
Neni Triana dkk, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 12/NO: 01 Februari
2023 P-ISSN: 2252-8970 DOI: 10.30868/ei.v12i01.2917
Muhajir Ilallah dkk, CENDEKIA : Jurnal Ilmu PengetahuanVol 2. No. 4, Oktober 2022
Ahmad Zaini, Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf issn 2460-7576 eissn 2502-884
P a g e | 16
P a g e | 17
P a g e | 18
P a g e | 19