Anda di halaman 1dari 16

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Sejarah Desa Oro-oro Ombo

Oro oro Ombo, pada zaman dahulu adalah merupakan sebuah tempat

dimana terdapat area atau lahan tanah kosong [oro oro;bhs Jawa] yang cukup

luas [ombo;bhs Jawa] dan digunakan sebagai tempat berkumpul para Petinggi

Kerajaan Mataram untuk beristirahat dalam perjalanannya. Konon para Raja,

Ratu, Adipati dan Punggawa Kerajaan antara lain Raja Mataram bersama para

istri selirnya sering melaksanakan permandian di sumber mata air panas

Songgoriti dan kemudian beristirahat atau berkumpul [bahasa Jawa] di

daerah yang konon pada saat itu ada hamparan tempat yang sangat luas

berupa lahan kosong yang sekarang disebut dengan Desa Oro oro Ombo.

Geografis wilayah Oro oro Ombo yang terletak di kaki lereng Gunung

Panderman dengan panorama yang indah serta hawanya yang sangat sejuk

saat itu menjadikan daya tarik tersendiri bagi siapapun yang sedang dalam

perjalanan untuk beristirahat di tempat ini, maka pada akhirnya daerah ini

dinamakan “Desa Oro Oro Ombo.” Oleh seorang yang bernama” Brodjodento

“ yang tak lain adalah salah satu petingi kerajaan Mataram.

Dalam era perkembangannya, karena tingkat pertambahan penduduk

yang meningkat dengan perkembangan sosial budaya masyarakat yang

semakin tinggi dengan norma kehidupan masyarakat yang diatur berdasarkan

tatanan pemerintahan, Desa Oro-oro Ombo terbagi menjadi beberapa wilayah

78
kecil yang disebut “Dusun” dengan nama yang juga diambil dengan

mengikuti sejarah asal-usul Dusun masing-masing.

Tiga dusun tersebut adalah:

a. Dusun Krajan

b. Dusun Dresel

c. Dusun Gondorejo

3.2 Kondisi Geografis

Gambar 3. 1 Kondisi Geografis

Sumber : Profil Desa Oro – oro Ombo 2019

Desa Oro oro ombo adalah sebuah desa yang berada di wilayah

perkotaan dengan ketinggian 850s/d 970 meter dari permukaan laut, curah

hujan rata-rata pertahun antara 2000 s/d 3000 mm, dengan bulan basah rata

rata 7 bulan dan bulan kering rata rata 5 bulan,serta suhu rata-rata antara 240

79
C – 260 C, salah satu dari 4 [empat] desa dan 4 [empat] kelurahan yang

berada di wilayah administratif Kecamatan Batu.

Tabel 3. 1 Batas Wilayah

BATAS –
N WILAYAH
BATAS
NO

Kelurahan Temas
1 Utara

Kelurahan Sisir

2 Timur Desa Beji

Desa Tlekung
3 Selatan
Perhutani

Gunung Panderman
4 Barat
Perhutani

Sumber : Profil Desa Oro – oro Ombo 2019

Berdasarkan Data batas wilayah Desa Oro – oro Ombo yang sudah di

jelaskan diatas bahwa sebelah utara Desa Oro – oro Ombo berbatasan

langsung dengan Kelurahan Temas Dan Kelurahan Sisir, sebelah timur

berbatasan langsung dengan Desa Beji, sebelah selatan berbatasan langsung

dengan Desa Tlekung dan Perhutani, sebelah barat berbatasan langsung

dengan Gunung Panderman Dan Perhutani.

Adapun luas wilayah Desa Oro – oro Ombo meliputi sebagai berikut :

80
Tabel 3. 2 Luas Wilayah

LUAS
N WILAYAH
NO Ha Km

1 Wilayah Desa 363

2 Pemukiman dan pekarangan 72

3 Sawah irigasi teknis 18

4 Sawah irigasi setengah teknis 24

LUAS
N WILAYAH
NO Ha Km

1 Pertanian lahan kering 196

2 Perhutani / hutan lindung 650

3 Tanah kas desa 41

4 Tanah lapangan 1

5 Perkantoran 0.5

6 Pegunungan 1.5

7 Jalan 14

Sumber : Profil Desa Oro – oro Ombo 2019

81
Berdasarkan Data Luas Wilayah yang sudah di jelaskan diatas bahwa

luas perhutani / hutan lindung paling luas diantara 11 wilayah yang ada di

Desa Oro – oro Ombo. Sedangkan luas pertanian lahan kering menduduki

posisi kedua (2) sebagai daerah paling luas di Desa Oro – oro Ombo.

3.3 Kondisi Demografis

3.3.1 Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Desa Oro-oro Ombo adalah 11.982 jiwa, yang terdiri

atas laki-laki 5.885 jiwa dan perempuan 6.097 jiwa.

Tabel 3. 3 Jumlah Penduduk

N
TINGKATAN PENDUDUK JUMLAH [JIWA]
NO

1 Jumlah Penduduk Desa Oro oro ombo 12.036

2 Jumlah menurut Jenis Kelamin

3 a) Laki-laki 5.914

b) Perempuan 6.122

TOTAL 12.036

Sumber : Profil Desa Oro – oro Ombo 2019

Jumlah penduduk Desa Oro-oro Ombo tersebar dalam tiga Dusun,

jumlah penduduk terbanyak adalah ada pada Dusun Krajan sebanyak

5903 jiwa, kemudian Dusun Gondorejo sebanyak 3852 jiwa, dan

sisanya bertempat tinggal di Dusun Dresel yaitu sebanyak 2227 jiwa.

82
Dilihat dari tabel klasifikasi penduduk berdasarkan jenjang usia,

penduduk desa Oro-oro Ombo didominasi oleh usia produktif (19 – 49

Tahun) sebanyak 6158 jiwa. Banyaknya penduduk usia produktif akan

dapat mempengaruhi tingginya tingkat produktivitas kerja penduduk,

jika Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dikelola atau diberdayakan

dengan baik misalnya melalui produktivitas kerja mereka nantinya

dapat membawa perkembangan desa untuk ke depannya.

3.3.2 Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 3. 4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian

N Mata Pencaharian [Jiwa]


NO

1
Belum Bekerja 3308
1

2
Petani 1285
2

3
Nelayan -
3

4
Pedagang 234
4

Pegawai
5 Negeri Sipil 92

83
5

6
ABRI [AD/AU/AL] 26
6

7
Kepolisian 28
7

8
Purnawirawan 20
8

9
Pensiunan 34
9

1
Guru/Dosen 36
10

1
Dokter 3
11

1
Bidan/Tenaga Medis Lain 11
12

1
Pejabat Tinggi Negara -
13

1
Pegawai Swasta/Karyawan 1855
14

84
1
Wiraswasta/Swasta 1885
15

1
Pembantu Rumah Tangga 98
16

1
Pelajar/Mahasiswa 636
17

1
Ibu Rumah Tangga 376
18

1
Sopir 28
19

1
Tukang 172
20

1
Buruh 1428
21

1
Peternak 326
22

1
Jasa 115
23

1
Lain-lain 40
24

12.036

85
PROFESI [Jiwa]
N

TOTAL 12.036

Sumber : Profil Desa Oro – oro Ombo 2019

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah mayoritas

sebagai wiraswasta atau swasta, banyak penduduk desa yang

mendirikan toko, pusat oleh-oleh, homestay, maupun warung-warung

makan. Hal ini dikarenakan banyaknya objek wisata yang berdiri

disekitar desa sehingga masyarakat lokal berlomba-lomba

mengembangkan usaha baik dalam sektor perdagangan maupun

penyedia fasilitas bagi para wisatawan yang datang. Hal tersebut

berdampak positif pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan

masyarakat di desa ini.

3.4 Kondisi Sosial Budaya

Berdasarkan pada kondisi sosial budaya masyarakat Desa Oro-oro Ombo

masih bersifat tradisional dalam kehidupan bermasyarakatnya, hal ini terlihat

dari masyarakat yang masih memegang kuat nilai-nilai adat warisan dari

leluhur mereka, seperti salah satunya kegiatan bersih desa atau yang disebut

slametan deso dalam Bahasa jawa yang masih dilakukan oleh masyarakat

setempat. Budaya bersih desa yang masih rutin setiap tahun dilakukan oleh

masyarakat, adalah sebagai wujud rasa syukur pada Sang Pencipta atas alam

yang subur untuk kemakmuran masyarakat Desa setempat serta masyarakat

mengharapkan Desa Oro-oro Ombo dijauhkan dari marabahaya dan bencana.

86
Gambar 3.2 Selamatan Desa Oro-oro Ombo

Selain kegiatan Bersih Desa sebagai wujud budaya dari para leluhur,

budaya gotong-royong, ramah tamah, serta guyub rukun antara sesama warga

juga masih terjaga kuat pada Masyarakat Desa Oro-oro ombo dalam

menjalani kehidupan sosial mereka sehari-hari, dengan didukung juga dengan

banyaknya kelompok-kelompok lokal yang ada di masyarakat Desa yang

berfungsi sebagai alat pemersatu sarta sebagai alat komunikasi sosial dalm

kehidupan bermasyarakat.

Seperti halnya kelompok jamaah tahlil, kelompok Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK), kelompok tani, serta masih banyak

kelompok-kelompok lainnya. Adapun bentuk gotong-royong di masyarakat

seperti misalnya, dalam melakukan pembangunan yang ada di masyarakat

baik untuk kepentingan desa maupun kepentingan antar warga masyarakat

ikut terlibat dan berpartisipasi memberikan bantuan baik dalam segi materi

maupun tenaga. Oleh sebab itu pembangunan masyarakat Desa Oro-oro

Ombo banyak juga yang berasal dari swadaya masyarakat sendiri, artinya

disini pembangunan di Desa oro - oro ombo adalah hasil kerjasama dan

gotong-royong masyarakat Desa dari berbagai lapisan masyarakat yang telah

87
memberikan bantuan tenaga maupun materi. Hal ini membuktikan bahwa

budaya gotong-royong masih terjaga di masayarakat Desa Oro - oro Ombo.

Gambar 3.3 Kerja Bakti

Kondisi sosial budaya di desa Oro-oro Ombo sejauh ini berjalan dengan

baik dan tingkat kepedulian sesama masyarakat masih tinggi. Hal ini sejalan

dengan tidak adanya konflik yang timbul ditengah-tengah masyarakat.

Terciptanya hubungan baik masyarakat dan suasana kondusif di Desa tidak

terlepas dari kredibilitas aparat yang tinggi dan rasa percaya masyarakat serta

peran tokoh masyarakat dan masyarakat dalam mendukung berbagai kegiatan

desa guna suksesnya program pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat secara umum.

Gambar 3.4 Kesenian Bantengan

88
Sejatinya dengan adanya tatanan sosial dan budaya yang kuat di Desa

Oro-oro Ombo dapat mempengaruhi masyarakat untuk sealu menjaga budaya

lokal, nilai-nilai, dan norma-norma sosial sehingga terwujud pemanfaatan

aset dan potensi desa untuk pengembangan di segala bidang masyarakat, serta

terwujudnya pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan ditunjang Sumber Daya Manusia (SDM),

Sumber Daya Alam (SDA), dan budaya lokal yang dinamis.

3.5 Desa Wisata Oro-oro Ombo

Gambar 3.5 Tempat Wisata di Desa Oro-oro Ombo


Desa Oro-oro Ombo pada awalnya merupakan sebuah desa agraris,

dimana mayoritas dari masyarakatnya bekerja sebagai petani yang menggarap

lahan pertanian milik pribadi. Akan tetapi lahan yang awalnya difungsikan

sebagai sektor pertanian kini telah berubah menjadi lahan yang difungsikan

sebagai sektor kegiatan pariwisata. Proses perubahan fungsi lahan pertian

menjadi pusat kegiatan pariwisata di Desa Oro-oro Ombo berawal dengan

dibangun dan dibukanya Batu Night Spectacullar (BNS) pada ahun 2008.

Tempat wisata BNS dibangun diatas taah kas desa dengan luas sebesar 3,9

hektare, dimana dalam pebangunannya berdasarkan perjanjian-perjanjian

89
tertulis serta perjanjian sewa tanah kas desa tersebut harus dibayarkan setiap 5

tahun sekali.

Dibukanya tepat wisata BNS menjadikan masyarakat Desa Oro-oro

Ombo seiring dengan berjalannya waktu melakukan adaptasi-adaptasi dari

perkembangan yang dibawa oleh wisatawan yang berkujung. Adaptasi

tersebut menjadikan masyarakat Desa Oro-oro Ombo memanfaatkan peluang

dari kegiatan pariwisaata dilingkungannya dalam menambah penghasilan

ekonominya. Adanya beberapa pekerjaan yang terbentuk akibat dari hadirnya

kegiatan pariwisata di Desa Oro-oro Ombo seperti paguyuban pedagang yang

bernam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kelompok ini sebagai

pengorganisir pedagang makanan, minuman, aksesoris, hingga pakaian yang

berjualan disekitar tempat wisata BNS.

Kelompok informasi masyarakat (KIM) juga merupaka sebuah organisasi

kelompok masyarakat yang bekerja dalam bidang jasa informasi wisata yang

memberikan informasi mengenai tempat-tempat kepada pengunjung maupun

masyarakat sekitar mengenai perkebangan tempat wisata. Bentuk adpatasi

lain yang dilakuan oleh masyarakat Desa Oro-oro Ombo adalah

menyesuaikan kebutuhan dari wisatawan yang berkunjung dengan

menyediakan akomodasi jasa berupa homestay yang bisa disewa oleh

wisatawan yang berkunjung, restoran, dan minimarket. Daari adaptasi yang

dilakukan oleh asyaraat Desa Oro-oro Ombo maka kegiatan pariwisata d

Desa Oro-oro Ombo dapat berjalan dengan baik.

90
Perkembangan sektor pariwisata yang terus meningkat di Desa Oro-oro

Ombo menjadikan Desa Oro-oro Ombo sebagai salah satu desa wisata yang

dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu. Hal tersebut karena Desa

Oro-oro Ombo memiliki potesi wisata yang sangat besar mulai dari potensi

alam yang mendukung hingga SDM yang memadai dalam proses kegiatan

pariwisata. Peerintah Kota batu juga memberikan perhatian teradap indstri

homestay di Desa Oro-oro Ombo dengan melakuan pembinaan dan regulasi

terhadap homestay agar lebih terarah, dengan mewajibkan setiap pemiik

homestay wajib memiliki TDUP (tanda daftar usaha pariwisata) terkait denga

UU No 10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan.

Pengembangan Desa Wisata Oro-oro Ombo juga didukung oleh

perkembangan jumlah tempat wisata yang diangun beberapa tahun terakhir di

Desa Oro-oro Ombo. Pembangunan tempat wisata di Desa Oro-oro Ombo

terus dilakukan oleh investor yang melihat peluang besar pada sektor

pariwisata di Desa Oro-oro Ombo seperti Jawa Timur Park 2 yang berada di

kelurahan sisir, akan tetapi lebih dekat degan Desa Oro-oro Ombo. Batu

Flower Garden yang dibangun pada tahun 2016 diatas tanah milik perhutani,

Wisata Coban rais, Wisata Jalibar, Penangkaran Kuda Mega Star, D’Kline

Café yag berada pada dusun dresel Desa Oro-oro Ombo. Dan yang terakhr

adalah wisata kolam renang D’Beran yang dibangun oleh kelompok

masayarakat di dusun gondorejo, Desa Oro-oro Ombo.

91
3.6 Sejarah Homestay di Desa Oro-oro Ombo

Gambar 3.6 Homestay Pertama di Desa Oro-oro Ombo

Desa Oro-oro Ombo merupakan salah satu desa wisata yang berada di

Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa Oro-oro Ombo belakangan ini telah

menjadikan sektor parwisata sebagai salah satu penopang perekonomiannya

sehari-hari. Desa Oro-oro Ombo sendiri mulai menjadikan kegiatan

pariwisata sebagai salah satu pemenuh kebutuhan ekonomi sehari-hari pada

tahun 2008, dimana pada tahun terebut di bukalah sebuah tempat wisata

dengan konsep wisata keluarga dan buka di malam hari. Tidak seperti tempat

wisata lainya yang buka pada siang hari BNS (Batu Night Spectacullar)

mempunyai konsep wisata malam, sehingga banyak wisatawan tertarik untuk

berkunjung.

Antusias wisatawan yang berkujung untuk berwisata ke BNS (Batu Night

Spectacullar) sangat besar, karena dapat dilihat bahwa lahan parkir yang telah

disediakan tidak dapat menampung kendaraan yang dibawa oleh wisatawan.

Sehingga pada saat itu parkir meluber hingga bahu jalan disepanjang jalan

menuju tempat wisata, bahkan hingga gang-gang disekitarnya. Hal lain yang

92
dapat dijadikan tolak ukur bahwa antusiasme wisatwan yang berkunjung ke

Kota Batu khususnya Desa Oro-oro Ombo cukup besar adalah kamar-kamar

hotel disekitar tempat wisata BNS selalu penuh terisi oleh wisatawan.

Melihat peluang yang besar dengan adanya wisatawan yang berkunjung

ke Desa Oro-oro Ombo pada tahun 2010 Bapak Sholeh bersama dengan

Kepala desa yang saat itu menjabat adalah Bapak Wiweko melakukan sebuah

diskusi untuk menciptakan sebuah industri baru untuk digeluti. Industri

homestay adalah ide dan gagasan dari hasil diskusi dari Bapak Sholeh dengan

Bapak Wiweko dengan memanfaatkan rumah yang dimiliki untuk kemudian

disewakan kepada wisatawan dengan harga yang lebih murah dibandingkan

kamar hotel. Rumah Bapak Sholeh adalah sebagai uji coba dari ide dan

gagasan industri homestay di Desa Oro-oro Ombo, yang mana hasil dari

percobaan menyewakan rumah tersebut ternyata di minati oleh para

wisatawan.

Kesuksesan dari percobaan Bapak Sholeh untuk menyewakan rumahnya

sebagai homestay membuat Bapak Sholeh ingin untuk mengajak masyarakat

yang lainnya turut menjalankan industri homestay. Peningkatan jumlah

wisatwan pada setiap tahunnya menjadikan masayarakat tergiur untuk ikut

menekuni industri homestay yang telah dilakukan Bapak Sholeh, sehingga hal

tersebut juga memicu banyaknya terjadi alih profesi di Desa Oro-oro Ombo.

Hingga saat ini industri homestay di Desa Oro-oro Ombo telah mengalami

perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan pariwisata di

Kota Batu.

93

Anda mungkin juga menyukai