Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTON

UNIVERSITAS TERBUKA

Fakultas: FHISIP
Program Studi: Ilmu Hukum
Nama MK: HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
Tugas : 2

Nama : Novrianda Setiawan NIM


: 043425602
• Sesuai dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 bahwasanya Pengadaan Langsung
atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah); maka tahapannya adalah:
PPK menyusun spesifikasi teknis dan gambar sesuai dengan hasil pengkajian
ulang spesifikasi teknis dan gambar brosur, termasuk perubahan yang telah
disetujui oleh PA/KPA. (BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP
14/2012). PPK menetapkan Hargaa Perkiraan Sendiri (HPS) paling lama 28 (dua
puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran; (Pasal 66
Perpres 70/2012 & BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 14/2012)

HPS dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat


dipertanggungjawabkan.
HPS ditetapkan berdasarkan harga barang yang dikeluarkan oleh pabrikan /
distributor tunggal atau informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
HPS telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), keuntungan dan
biaya overhead (OH). Keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar
bagi Penyedia maksimal 15% (lima belas perseratus) dari total biaya tidak
termasuk PPN;
HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak
Penghasilan (PPh) Penyedia.
Berdasarkan ketentuan diatas, untuk pengadaan barang, tata cara perhitungan
HPS dapat dirumuskan sbb:
Harga Perhitungan Sendiri (HPS) = Harga pada tingkat distributor + 15%
Keuntungan dan OH + 10% PPN

b. Penggunaan Sementara BMN


Penggunaan Sementara hanya dapat dilakukan antar Pengguna Barang setelah
mendapat persetujuan dari Pengelola Barang, tanpa mengubah Penetapan Status
Penggunaannya.
• Jangka waktu penggunan sementara 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang kembali.
• Jika penggunaan sementara kurang dari 6(enam) bulan, maka tidak memerlukan
persetujuan dari Pengelola Barang.
• Tata Cara pelaksanaan Penggunaan Sementara BMN.
• Permohonan Penggunaan Sementara BMN diajukan secara tertulis oleh KPB dan/
atau PPB-E1 kepada Pengguna Barang, selanjutnya Pengguna Barang mengajukan
Kepada Pengelola Barang.
• Permohonan paling sedikit, memuat:
 
• Data BMN;
- Calon pengguna barang sementara;
- Jangka waktu penggunan;
- Penjelasan dan pertimbangan.
- Dokumen yang dilampirkan:
• Fotokopi Kep PSP BMN;
• Fotokopi permintaan Penggunaan Sementara
• Perjanjian dibuat minimal sama seperti perjanjian Penggunaan BMN untuk
dioperasikan pihak lain,namun ditambahkan kewajiban pemeliharaan BMN yang
dibebankan kepada pihak yang menngunakan sementara.

• Penyerahan BMN baik pada saat awal maupun setelah berakhirnya perjanjian
dituangkan dalam BAST

2. Pasal 1365 BW yang sering dipakai dasar untuk menuntut ganti kerugian akibat perbuatan
melawan hukum, “Tiap perbuatan melawan hukum yang meyebabkan orang lain menderita
kerugian, menyebabkan siapa yang bersalah karena menyebabkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.
Dalam ilmu hukum dikenal tiga kategori perbuatan melawan hukum, yaitu sebagai berikut:

• Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan,


• Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan maupun

kesalahan),

• Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.

Menurut saya kasus diatas merupakan perbuatan melawan hukum karena kelalaian, karena

Negara telah lalai dalam memberitahukan kenaikan TDL tersebut. Selain itu Negara juga

lalai dalam hal mengontrol para mafia di balik pembelian TDL dengan konsep voucher. Ia

menyatakan ada skema korupsi yang terjadi dalam potongan administrasi yang merugikan

rakyat.

(sumber :
https://zalirais.wordpress.com/2019/04/01/perbuatan-melawan-hukum-oleh-pemerintah/
https://www.kemhan.go.id/pusbmn/2018/12/14/panduan-singkat-pelaksanaan-penggunaan-bmn-
di-lingkungan-kemhan-dan-tni.html)

Berikut Jawaban Yang Benar untuk di pelajari kembali.

Berikan contoh gambaran dan alasan jenis metode pengadaan pada kegiatan penyediaan
barang/pekerjaan konstruksi /jasa lain berdasarkan contoh kasus diatas adalah:

a. Metode yang digunakan dalam pengadaan tersebut yaitu pelelangan sederhana metode
pemilihan penyedia barang/jasa lainya dilakukan khusus untuk kegiatan pekerjaan yang bernilai
paling tinggi RP. 200.000.000,00 (dua ratus juata rupiah). karena nilai pekerjaan yang diberikan
kepada penyedia pada kasus tersebut tidak lebih dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
sehingga dilakukan pelelangan sederhana yang diikuti oleh semua penyedia jasa konsultasi yang
memenuhi syarat, metode yang digunakan dinamakan seleksi umum.

Pada pemanfaatannya dilakukan peminjaman barang milik negara pada kasus diatas yaitu mobil
pintar kepada suatu badan hukum. jelaskan proses yang harus dilakukan pada penggunaan
barang milik negara tersebut.

b.Selama proses pinjam pakai, pihak peminjam wajib mengelola mobil tersebut sebaik-baiknya
dan digunakan sesuai peruntukan dalam perjanjian pinjam pakai dan tidak diperkenankan
mengubah, baik menambah maupun mengurangi bentuk mobil pintar tersebut. Pengeluaran
untuk biaya pemeliharaan dan segala biaya yang timbul selama masa pelaksanaan pinjam
menjadi tanggung jawab peminjam.

klasifikasikan jenis perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pemerintah dan berikan
analisis berdasar kasus diatas adalah:
Kasus tersebut termasuk kedalam klasifikasi perbuatan yang menyalahgunakan wewenang
(detournement de pouvoir) dimana pemerintah tersebut dianggap melakukan perbuatan
sewenang-wenang manakala perbuatan tersebut telah keluar dari tujuan asli sebagaimana diatur
dalam undang-undang. Dari kasus tersebut dapat dikatakan pemerintah melakukan tindakan
sewenang-wenang dengan menaikkan tarif listrik tanpa memberitahukan kepada masyarakat, hal
ini dirasa merugikan pihak masyarakat dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut.

Demikian, Tingkatkan semangat belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai