Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTON

UNIVERSITAS TERBUKA

Fakultas: FHISIP
Program Studi: Ilmu Hukum
Nama MK: ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
Tugas : 1

Nama : Novrianda Setiawan NIM


: 043425602
1. Mengutip pendapat Rudolf Stammler (1856-1939) seorang ahli filsafat hukum
beraliran Neo-Kantian berpendapat bahwa cita hukum adalah konstruksi pikir yang
merupakan keharusan bagi mengarahkan hukum kepada cita-cita yang diinginkan
masyarakat. Cita hukum berfungsi sebagai bintang pemandu (Leitsteren) bagi
tercapainya cita-cita masyarakat. Meski merupakan titik akhir yang tidak mungkin
dicapai, namun cita hukum memberi manfaat karena ia mengandung dua sisi;
dengan cita hukum kita dapat menguji hukum positif dan kepada cita hukum kita
dapat mengarahkan hukum positif sebagai usaha dengan sanksi pemaksa menuju
sesuatu yang adil (Zwangversuch zum Richtigen). Oleh karenanya menurut
Stammler keadilan adalah usaha atau tindakan mengarahkan hukum positif kepada
cita hukum. Dengan demikian maka cita hukum yang adil (Richtiges Recht) adalah
hukum positif yang memiliki sifat yang diarahkan oleh cita hukum untuk mencapai
tujuan-tujuan masyarakat.
Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 ialah Pancasila yang
berwujud dalam hukum, pembukaan dari Hukum Dasar dari Undang-undang Dasar.
Kedudukan Pancasila sebagai Cita Hukum maka nilai-nilai yang terdapat dalam
Pancasila mempunyai fungsi konstitutif yang menentukan apakah tata hukum
Indonesia merupakan tata hukum yang benar sesuai kepribadian bangsa Indonesia
atau tidak, selain sebagai fungsi regulative yang menentukan hukum itu adil atau
tidak.

2. Negara hukum Pancasila mengandung lima asas, yaitu Pertama, asas Ketuhanan
Yang Maha Esa. Asas ini tercantum pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV, yaitu
“… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.Berdasarkan pernyataan ini, Indonesia merupakan negara yang ber-Tuhan,
agama dijalankan dengan cara yang berkeadaban, hubungan antar umat beragama,
kegiatan beribadahnya dan toleransi harus berdasarkan pada Ketuhanan. Kebebasan
beragama harus dilaksanakan berdasarkan pada tiga pilar, yaitu freedom
(kebebasan), rule of law (aturan hukum) dantolerance (toleransi)

Kedua, asas perikemanusiaan universal. Asas ini mengakui dan memperlakukan


manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, juga
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, ras, warna kulit, kedudukan sosial, dan
lainnya. Dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perwujudan dari asas
perikemanusiaan dalam hukum positif Indonesia dalam kehidupan sehari-hari hal ini
terlihat pada lembaga-lembaga yang didirikan untuk menampung segala yang tidak
seimbang dalam kehidupan sosial.

Ketiga, asas kebangsaan atau persatuan dalam kebhinekaan, yaitu setiap warga
negara mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Asas ini
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia bebas untuk menentukan nasibnya sendiri
dan berdaulat, sehingga tidak membolehkan adanya campur tangan (intervensi) dari
bangsa lain dalam hal mengenai urusan dalam negeri.

Keempat, asas demokrasi permusyawaratan atau kedaulatan rakyat. Penjelmaan dari


asas ini dapat dilihat pada persetujuan dari rakyat atas pemerintah itu dapat
ditunjukkan bahwa presiden tidak dapat menetapkan suatu peraturan pemerintah,
tetapi terlebih dahulu adanya undang-undang artinya tanpa persetujuan rakyat
Presiden tidak dapat menetapkan suatu peraturan pemerintah

Kelima, asas keadilan sosial. Asas ini antara lain diwujudkan dalam pemberian
jaminan sosial dan lembaga negara yang bergerak di bidang sosial yang
menyelenggarakan masalah-masalah sosial dalam negara.

(sumber : https://fh.umj.ac.id/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-pembentukan-
peraturan-perundang-undangan/)

Anda mungkin juga menyukai