SKRIPSI
FATHUL MUHAMMAD
B111 12 150
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
HALAMAN JUDUL
OLEH:
FATHUL MUHAMMAD
B111 12 150
SKRIPSI
i
PENGESAHAN SKRIPSI
FATHUL MUHAMMAD
NIM B111 12 150
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
A.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik
ii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
2015)
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi
A.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam seminar ujian skripsi di
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Slamet Sampurno, S.H, M.H Dr. Hj. Haeranah, S.H, M.H
NIP. 1968 0411 1992 031 003 NIP. 1966 1212 1991 032 002
iv
ABSTRAK
v
ABSTRAK
This research for to find out what factors that cause crime robber
who use sharp weapons in the city of Makassar in the past five years, and
to determine the efforts of what can be done to minimize the occorence of
crime robber who use sharp weapons in the city of Makassar.
The data collected then analysis by comparing the real and data
about the factors that cause crime robber in the city of Makassar and the
efforts of what is done by law enforcement officers.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, tak lupa pula salawat dan salam
sujud ananda pada ayah dan bunda semoga skripsi ini menjadi awal
bunda. Kepada kakak dan adik-adikku yang besar hatinya, kakek, nenek,
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
vii
1. Ibu Prof. Dr. Dwie Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor
Universitas Hasanuddin.
2. Ibu Prof. Dr. Faridah Patittingi, S.H., M.H, selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Prof. Dr. Ahmadi Miru, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan I,
Bapak Dr. Syamsuddin Mukhtar, S.H., M.H selaku Wakil Dekan II,
dan Bapak Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H selaku Wakil Dekan III
kepada penulis.
5. Bapak Prof. Dr. H.M. Said Karim, S.H.,M.H, Bapak Dr. Amir Ilyas,
Bunga, Bapak Usman, dan Ibu Sri selaku Staf Akademik yang tak
melakukan penelitian.
viii
9. Teman-teman anggota KKN reguler Kab. Bulukumba, Kec.
Anca, Yusran, Isnan dan semuanya yang namanya tidak bisa penulis
sisipkan satu-satu.
13. Geng bureng terima kasih tak terhingga atas segalanya di hari
kemarin, sekarang dan yang akan datang, semoga Allah SWT selalu
rangka perbaikan skripsi ini, harapan penulis kiranya skripsi ini akan
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................. vi
A. Pengertian .................................................................................... 8
x
D. Ketentuan Pidana Pencurian Dengan Ancaman Kekerasan ........ 42
Makassar...................................................................................... 52
A. Kesimpulan ................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................ 70
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Jumlah Pencurian Dengan Kekerasan di Kota Makassar Tahun
2011-2015 ................................................................................... 37
Tabel 2
Usia Pelaku Pencurian Dengan Kekerasan di Kota Makassar
Tahun 2011-2015 ...................................................................... 39
Tabel 3
Jumlah Pendapatan Pelaku Pencurian Dengan kekerasan
di Kota Makassar Tahun 2011-2015 ......................................... 43
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Pelaku Pencurian Dengan Kekerasan
di Kota Makassar Tahun 2011-2015 .......................................... 60
xii
BAB I
PENDAHULUAN
mengatur setiap tingkah laku warga negaranya agar tidak terlepas dari
dan bernegara.
melanggar hukum.1
1
R.Abdoel Djamali 2005. Pengantar ilmu Hukum Indonesia. PT. Raja Grapindo Persada. Hlm. 26.
1
sekarang ini, secara tidak langsung menceritakan berbagai hal dalam
kehidupan tersebut. Mulai dari hal yang positif dan negatif, serta
tersebut. Hal ini merupakan masalah yang harus segera mungkin untuk
terpelihara.
motif kejahatan dan tindak pidana yang terjadi saat ini. Dari sekian
banyak motif kejahatan dan tindakan kriminal, yang dilakukan oleh begal.
juga.
2
Chainur Arasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum (Jakarta, 2000), hlm. 133.
2
kejahatan merupakan masalah abadi dalam kehidupan manusia, karena ia
sampai saat ini telah ditandai oleh berbagai usaha manusia untuk
banyaknya begal yang ada di Kota Makassasr. Hal ini tetntunya harus
mendapat perhatian serius, karena jika kita melihat yang terjadi di Kota
semakin banyak tindak pidana dan kejahatan yang dilakukan oleh begal
3
Sampai saat ini sesungguhnya masih banyak hal yang menjadi
kejahatan dan tindak pidana yang dilakukan oleh begal. Ada sebuah Teori
mendalam.
mereka beraksi tak kenal waktu serta tempat. Intensitasnya juga semakin
sudah bebas dari “penjajahan” para begal. Hampir setiap hari, terjadi aksi
mulai dari wanita, karyawan, polisi, TNI, PNS hingga wartawan. Para
pelaku juga semakin nekat, mereka mulai melukai korbannya meski tanpa
korbannya, melainkan harta benda seperti emas dan uang tunai. Mereka
4
catatan kepolisian, kedua kawanan pembegal sadis tersbut telah banyak
penjara.
kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang menjadi faktor tindak pidana
tersebut terjadi dan apa alasan dari seseorang melakukan tindak pidana.
pidana yang dilakukan oleh begal, agar kemudian dapat ditentukan solusi
5
terwujudnya stabilitas dalam setiap hubungan di tengah-tengah
masyarakat.
Makassar”
B. Rumusan Masalah
Makassar
6
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh aparat hukum
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Pengertian Kriminologi
kata “crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang
3
Romli Atmassasmita. Teori dan kapita selekta Kriminologi (Bandung 2010). Hlm. 3.
4
Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa, Kriminologi (Jakarta, 2010). Hlm. 9.
8
W.A.Bonger memberikan definisi kriminologi sebagai ilmu
5
Ibid, hlm.9-10.
9
b. Etiologi kejahatan, yaitu cabang ilmu kriminologi yang mencari
sebab musabab dan kejahatan; dan
6
Ibid. hlm. 10-11.
7
Ibid. hlm. 12.
10
lainnya, walaupun variasi bahasa dalam pengungkapannya berbeda, akan
2. Pengertian Kejahatan
Kejahatan adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk
Jadi apa yang disebut kejahatan oleh seseorang belum tentu diakui oleh
11
bahwa kejahatan adalah suatu tindakan anti sosial yang merugikan, tidak
dalam masyarakat.
dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang hukum (a crime from
the legal point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah
the sociology point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini
didalam masyarakat.
berikut :
disebut kejahatan.
12
3. Pengertian secara yuridis
8
Ibid., hlm.16-17.
9
Ibid., hlm.18.
13
namun seburuk-buruknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan itu tidak
dianggap sebagai kejahatan dari sudut pandang hukum atau yang kita
3. Pengertian Begal
Indonesia saja.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
14
kejahatan perampasan kendaraan bermotor roda dua, yang diistilahkan
kendali balistik.
tajam memiliki kekuatan sakti (gaib) senjata tajam yang sakti itu disebut
15
kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan
sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai
identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Badik ini tidak
Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang)
dan bilah (besi), serta sebagai pelengkap adalah warangka atau sarung
sebab-sebab kejahatan sudah dimulai sejak abad ke-18. Pada waktu itu,
dan muncullah beberapa aliran, yaitu aliran klasik, kartografi, tipologi dan
16
Aliran klasik timbul dari Inggris, kemudian menyebar luaskan ke
Eropa dan Amerika. Dengan aliran ini adalah psikologi hedonistik. Bagi
senang dan tidak senang. Setiap manusia berhak memilih mana yang baik
mendatangkan kesenangan.
diajukan oleh para ahli dari berbagai disiplin dan bidang ilmu
pengetahuan. Namun, sampai dewasa ini masih belum juga ada satu
kejahatan, karena smapai saat ini belum dapat ditentukan faktor pembawa
17
resiko yang besar atau yang lebih kecil dalam menyebabkan orng tertentu
lingkungan apa den bagaimana, yang menjadi sebab yang pasti daripada
melakukan aktivitas kriminal. Teori ini berasumsi bahwa kelas sosial dan
18
tingkah laku kriminal saling berhubungan. Pada penganut teori anomie
seperti gaji tinggi, bidan usaha yang maju, dan lain-lain, mereka menjadi
norma-norma konvensional.
19
c. Memudarnya pola-pola kepribadian individu yang terkait kuat pada pola
menentukan perilakunya.11
1. Teori anomie
a. Emile Durkheim
masing komponen berhubungan satu sama lain . Dengan kata lain, kita
11
A. S. Alam, Pengantar Kriminologi (Makassar 2010), hlm 46
20
berfungsi. Jika msyarakat itu stabil, bagian-bagiannya beroperasi secara
seperti itu ditandai oleh kepaduan, keja sama, dan kesepakatan. Namun,
terletak pada diri siindividu, tetapi terletak pada kelompok dan organisasi
21
lain, sistem tersebut secara bertahap akan runtuh, dan masyarakat itu
inginkan.
b. Robert Merton
adalah suatu kondisi manakala tujuan tidak tercapai oleh keinginan dalam
interaksi sosial. dengan kata lain, “anomie is a gap between goals and
12
Ibid., hlm 48
22
diciptakan oleh sudden social change tetapi oleh social structure yang
semua orang itu taat hukum dan semua orang dalam masyarakat memiliki
tujuan yang sama (meraih kemakmuran), akan tetapi dalam tekanan besar
umumnya diukur dari harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. Untuk
cara (means) tentu yang diakui dan dibenarkan yang harus ditempuh
23
seseorang. Meskipun demikian pada kenyataannya tidak semua orang
hukum). Oleh karena itu, terdapat individu yang berusaha mencapai cita-
13
Ibid., hlm 41-50.
24
c. Cloward and Ohlin
bahwa kaum para kaum muda kelas bawah akan cenderung memilih
suatu tipe subkultural lainya (gang) yang sesuai dengan situasi anomie
d. Cohen
Reaction Theory. Inti teori ini menjelaskan bahwa Deliquency timbul dari
reaksi kelas menengah yang dirasakan oleh remaja kelas bawah sebagai
14
Ibid., hlm 52-53.
25
Ada tiga teori utama dari cultural deviance theories, antara lain:
15
Ibid., hlm 54.
26
dipelajari, yang dipindahkan dari generasi yang satu ke generasi
2) Differential Associatiaon
berikut:
intim/dekat).
16
Ibid., hlm 55
27
kadang-kadang sangat mudah dan arah khusus dari motif-motif,
hukum).
proses belajar).
28
i) While criminal behavior is an expression of general needs and
bahwa teori asosiasi diferensial masih relevan dengan situasi dan kondisi
17
Ibid., hlm 56-58.
29
pertemuan norma-norma dari berbagai daerah yang satu sama lain
18
Ibid., Hlm 58
19
Ibid., Hlm 59
30
mengenal gaya hidup kelas menegah, dan kemudian berada di tengah-
seperti inilah yang membuat frustasi dan tekanan pada anak tersebut,
31
dicela. Sistem nilai seperti ini ditransmisikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
dominan.
orang tua.
20
Ibid., Hlm 62
32
Reis juga membedakan dua macam kontrol , yaitu: personal control
interrelasi antara dua bentuk kontrol, yaitu kontrol eksternal dan kontrol
posisi yang netral, berda di antara tekanan sosial (social pressures) dan
tarikan sosial (social pulls) lingkungan dan dorongan dari dalam individu.21
disebabkan gabungan antara hasil proses belajar dan kontrol sosial yang
21
Ibid., Hlm 62
22
Ibid., Hlm 63
33
David Matza dan Gresham Sykes, menegaskan bahwa kenakalan
remaja, meskipun dilakukan oleh mereka yang berasal dari strata sosial
23
Ibid., Hlm 64.
34
kesalahan atau memiliki perasaan tidak senang pada mereka, karena
oleh tidak adanya keterkaitan moral dengan orang tua, sekolah, dan
lembaga lainnya.24
sambil terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam mengatasi
permasalahan tertentu.
24
Ibid., Hlm 64.
35
Menurut Barda Nawawi Arief, bahwa upaya atau kebijakan untuk
kebijakan kriminal. Kebijakan kriminal ini pun tidak terlepas dari kebijakan
yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial yang terdiri dari kebijakan / upaya-
perlindungan masyarakat.25
(preventif).26
terjadinya penyimpangan-penyimpangan
rakyat
25
Barda Nawawi Arif. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam
Penanggulangan Kejahatan, Kencana. (Jakarta 2001), hlm 77.
26
Baharuddin Lopa & Moch Yamin. Undang-Undang Pemberantasan Tipikor. (Bandung 2001),
hlm16.
36
e. Meningkatkan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para
ada dua buah metode yang dipakai untuk mengurangi frekuensi dari
kejahatan,28 yaitu;
yang pertama kali (the first crime) yang akan dilakukan oleh seseorang
lembaga pemasyarakatan.
27
Ibid., Hlm. 16-17
28
Romli Atmasasmita. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. PT. Eresco, (Bandung 1992), hlm 66.
37
Dengan kata lain upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan
1. Upaya preventif
dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian khusus dan
ekonomis.
38
mendapat kesempatan sosial ekonomis yang cukup baik sehingga
Jadi dalam upaya preventif itu adalah melakukan suatu usaha yang
bersama.
2. Upaya Represif
29
Ibid., hlm. 79.
39
memperbaikinya kembali agar sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya
masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak
berat.
a. Perlakuan (treatment)
ditimbulkannya.
30
Abdul Syani. Sosiologi Kriminologi. Pustaka Refleksi. (Makassar,1987) hlm 137.
40
Perlakuan berdasarkan penerapan hukum, menurut Abdul Syani
yang membedakan dari segi jenjang berat dan ringannya suatu perlakuan,
yakni:31
pelaku kejahatan agar tidak melakukan hal-hal yang lebih buruk lagi di
kemudian hari.
31
Ibid., hlm. 139.
41
b. Penghukuman (punishment)
pidana.32
32
A. S. Alam, Pengantar Kriminologi (Makassar 2010), hlm. 80.
42
Pasal 365 KUHP ayat (1) “Diancam dengan pidana penjara paling
atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.”
Ayat (2) “Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.
pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Ayat (4) “Diancam dengan
piidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka
berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu, disertai pula oleh salahsatu hal yang diterangkan dalam nomor
1 dan 3.
Unsur Objektif :
Unsur Subjektif :
atau jika tertangkap tangan memberi kesempatan bagi diri sendiri atau
43
Yang dikatakan dengan kekerasan adalah setiap perbuatan yang
menegaskan :
Pasal 2
44
nyata dimaksudkan untuk dipergunakan guna pertanian atau untuk
tujuan sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib
(merkwaardigheid).
1951 pasal 2 (ayat 1 dan 2) tentang delik penguasaan tanpa hak senjata
Pasal 2 ayat 1
- Barang siapa
45
Pasal 2 ayat 2
nyata
a. Badik
senjata tajam ini dapat berfungsi sebagai alat pengaman, dapat juga
barang pusaka, barang kuno atau barang gaib. Bagi masyarakat Bugis
b. Keris
sebagai barang pusaka atau barang kuno/barang gaib. Senjata ini jarang
46
digunakan untuk melakukan suatu kejahatan, dan hanya digunkan oleh
Upacara perkawinan
c. Tombak
senjata tajam yang bentuknya panjang yang ujungnya runcing dan tajam.
Jenis senjata tajam ini berfungsi sebagai alat untuk melakukan suatu
d. Celurit
sebagai alat untuk melakukan pekerjaan di ladang. Tidak jarang juga jenis
e. Kapak
biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat pada sebuah tangkai,
47
biasanya dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusiayang sudah tua
usianya, sama umurnya saat manusiapertama kali membuat alat dari batu
dan kayu. Zaman dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu dan
pada saat zaman besi lalu dibuat dari besi. Kapak sangat berguna dan
f. Parang
sebagai alat potong atau alat tebas (Terutama semak belukar) kala
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
lokasi ini didasari alasan karena daerah tersebut merupakan salah satu
yang cukup pesat. Hal tersebut diikuti pula dengan meningkatnya angka
1. Data Primer
49
2. Data Sekunder
antara satu dengan yang lain dan dari hasil perbandingan itulah ditarik
C. Sumber Data
antara lain:
50
a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
51
BAB IV
Makassar
dengan istilah kata jaman sekarang yaitu begal sudah menjadi salah satu
perempuan.
kekerasan di kota Makassar yang terdiri dari data jumlah kasus yang
Tabel 1
Jumlah Kasus Pencurian dan Kekerasan di Kota Makassar
Tahun 2011-2014 yang Dilaporkan dan Kasus yang selesai
52
Tabel 1 di atas menunjukkan jumlah kasus pencurian dengan kekerasan
tahun mengalami peningkatan akan tetapi justru pada tahun 2014 jumlah
dan yang diselesaikan 29 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 101 kasus
dan yang diselesaikan 79 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 280 kasus
sebanyak 255 kasus yang dilaporkan dan yang diselesaikan 223 kasus,
dan pada tahun 2015 sebanyak 313 kasus dan yang diselesaikan 190
kasus. Dapat dilihat dari kedua kolom di atas bahwa ada perbedaan
diselesaikan, yang dapat diselesaikan tidak ada yang sesuai dari jumlah
53
Dapat disimpulkan bahwa pihak kepolisian belum maksimal dalam
Tabel 2
Usia Pelaku Pencurian dan Kekerasan di Kota Makassar Tahun
2011-2015
jenis busur dan parang, ada yang hanya mengancam bahkan ada yang
54
banyak dipengaruhi oleh lingkungan, perubahan-perubahan sosial dan
tingkatan umur. Apabila keduanya itu seimbang maka tidak akan terjadi
sesuatu yang negatif, begitu pula sebaliknya jika keseimbangan itu tidak
pintas yakni melakukan kejahatan pencurian. Hal ini sesuai dengan hasil
55
penelitian penulis dimana kebanyakan pelaku pencurian yang masih
oleh beberapa faktor. Selama di dalam masyarakat itu ada sesuatu yang
a. Faktor Ekonomi
56
melakukan tindak pidana pencurian. Para pelaku sering kali tidak
sering lupa diri dan akan melakukan apa saja demi kebahagiaan
umumnya ibu yang sudah janda), atau isteri atau anak maupun anak-
sulit di dapat. Oleh karena itu, maka seorang pelaku dapat termotivasi
57
Rp.200.000/bulan, sedangkan tingkat pendapatan tinggi adalah
Tabel 3
Tingkat Pendapatan Pelaku Pencurian dengan Kekerasan di Kota
Makassar Tahun 2011-2015
No. Tingkat Pendapatan Frekuensi Persentase
1. Rendah ( ≤ 250.000) 12 80%
3 Tinggi (≥ 900.000) - -
Jumlah 20 100%
Sumber Data : Polrestabes Makassar 2015
sekitar kurang dari Rp. 250.000 per bulan sebanyak 12 orang atau 80%
900.000 per bulan mencapai 8 orang atau sekitar 20%. Golongan pelajar
pada orang tua dan masih mendapatkan uang jajan yang jumlahnya tidak
58
Data tersebut menunjukkan bahwa para pelaku kebanyakan yang
kekerasan
Ferdy, buruh (25 tahun) yang juga seorang pelaku pencurian dengan
untuk dijual dan uangnya untuk membiayai istri dan 6 orang anaknya. Ia
teman temannya.
b. Faktor Pendidikan
59
Tabel 4
SMU sebanyak 3 orang atau 15%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
rendah diri serta kurang kreatif sehingga tidak ada kontrol terhadap
itu penulis batasi seperti pendidikan yang kurang berhasil adalah dari
60
pelaku yang relatif pendidikan rendah, maka akan mempengaruhi
umumnya adalah buruh yang pekerjaannya tidak tetap. Hal itu disebabkan
tingkah laku jahat karena faktor pendidikan ini penulis anggap penting
merugikan masyarakat.
kekerasan.
61
c. Faktor Lingkungan
watak, serta kepribadian seseorang. Hal ini dapat dilihat pada kasus
mereka pasti baik pula dan apabila bergaul dengan orang yang suka
dipengaruhinya.
62
kurang hati-hatinya para pemilik kendaraan bermotor yang melewati
63
atau sangat membahayakan masyarakat. Untuk melenyapkan sama sekali
yang berbeda, maka sebelum itu pula masih ada namanya kejahatan
pencurian.
sebab itu polisi akan selalu berkaitan dengan peranan pokok polisi dalam
64
pemeriksaan hasil-hasil penindakan dalam rangka proses
a. Upaya Preventif
misalnya diaktifkan karang taruna, remaja mesjid, olah raga dan lain
sebagainya.
33
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta 1987), hlm 42
65
Usaha melakukan tindakan pencegahan dari berbagai pihak
dianggap turut memegang peranan penting agar hasil dan tujuan yang
66
dengan masyarakat, agar apa yang telah disosialisasikan oleh
b. Upaya Represif
tidak melakukan kejahatan lagi, dan kalau perlu harus diberikan sanksi
hukum yang berat supaya pelaku pencurian kendaraan bermotor itu tidak
apakah terbukti atau tidak. Begitu pula kalau terbukti melakukan kejahatan
67
3. Memberikan kegiatan kerja bakti dalam lembaga
permasyarakatan.
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
69
hukum yang berat agar pelaku pencurian dengan kekerasan
B. Saran
sudah berlaku.
70
DAFTAR PUSTAKA
71
Internet
http://beritakotamakassar.com/makassar-dijajah-begal-kapolda-baru-
harus-tegas/ diakses pada tanggal 8 oktober 2015
http://senjatajam.blogspot.com/ diakses pada tanggal 8 oktober 2015
http://reginafadjriandira.blogspot.com/2015/02/begal-ditinjau-dari-hukum-
pidana.html diakses pada tanggal 8 oktober 2015
http://news.liputan6.com/read/2187533/2-kawanan-begal-di-makassar-
lumpuh-ditembak-polisi diakses pada tanggal 8 oktober 2015
http://unjalu.blogspot.co.id/2011/03/delik-delik-dalam-kuhp.html diakses
pada tanggal 12 oktober 2015
72