1. Ada tiga hal yang menjadi penyebab utama kasus korupsi masih kerap terjadi.
Penyebab pertama adalah masih adanya sistem yang membuka celah
terjadinya tindakan korupsi. Sejumlah penerapan administrasi pemerintahan
juga membuka peluang terjadinya tindakan korupsi, seperti sistem yang
masih mengandalkan pertemuan fisik, alur birokrasi yang berbelit-belit, dan
regulasi yang terlalu panjang. Penerapan sistem administrasi pemerintahan
seperti itu berpotensi memunculkan tindakan transaksional. Untuk mencegah
hal itu terjadi, perlu penerapan sistem administasi pemerintahan yang lebih
transparan dan mengurangi kontak fisik. Caranya dengan memanfaatkan
layanan digitalisasi di berbagai bidang, mulai dari perencanaan hingga
eksekusi kebijakan. Langkah itu kemudian memunculkan konsep smart
city, smart government, dan e-government.
Penyebab kedua adalah kurangnya integritas yang dimiliki individu sehingga
memunculkan tindakan korupsi. Kondisi itu disebabkan masih minimnya
kesejahteraan penyelenggara negara. Untuk mencegah potensi korupsi dari
individu, maka perlu dipikirkan upaya pencegahan dari aspek
kesejahteraan.
Ketiga, karena budaya (culture). Sebab, pada kenyataannya seringkali
ditemukan praktik-praktik yang salah, tapi dianggap benar karena kebiasaan.
Tito menyontohkan, adanya pimpinan yang menganggap bahwa prestasi
bawahan diukur dari loyalitas yang salah kaprah. “Budaya-budaya (korupsi)
ini harus dipotong, dan ini memerlukan kekompakan dari atas sampai
dengan bawah, memiliki satu mindset, frekuensi yang sama,” katanya.
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
a. Pengaruh Faktor Ideologi Ideologi suatu negara akan berperan sebagai pedoman bangsa
untuk mencapai tujuan nasionalnya. Jika ideologi dianggap sebagai suatu nilai yang
tersusun secara sistematis dan merupakan ajaran atau doktrin yang dijadikan dasar dalam
memberi arah dan tujuan yang ingin dicapai didalam administrasi negara baik secara
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
b. Pengaruh Faktor Sistem Politik Lingkungan administrasi meliputi sistem politik yang
dianut, keterkaitan antara administrasi dengan pemegang kedaulatan dan kekuatan politik,
partisipasi masyarakat dalam proses politik, derajat keterbukaan dan kebebasan
mengeluarkan pendapat dan berserikat, kedudukan dan kekuatan hukum, serta
perkembangan budaya dan kelembagaan politik pada umumnya. Bagi administrasi negara
misalnya, tidak ada netralitas politik karena politik harus seirama dengan politik negara.
Pada aspek kelembagaan dimana administrasi negara berada dibawah pimpinan pejabat-
pejabat politik yang berorientasi pada Partai Politik tertentu (kasus Orde Baru), sehingga
sering terjadi pembentukan suatu badan atau lembaga yang baru dibentuk dalam suatu
kemanterian, walaupun secara terselubung dilatarbelakangi kepentingan untuk
menempatkan orang-orang Partai pada jabatan jabatan yang baru dibentuk tersebut. Dalam
kondisi administrasi negara seperti itu, dimana lambat laun terciptanya struktur organisasi
administrasi yang tidak efisien, dengan akibat adanya suatu organisasi yang tidak jelas
tugas dan fungsinya, disamping terjadi double job dibeberapa organisasi yang mempunyai
tugas dan fungsi yang sama, dan birokrasi berlebihan yang dapat menghambat proses kerja
dan penyalahgunaan wewenang
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
4. Yang wajib diperbuat dalam birokrasi Pemerintahan agar terciptanya negara kuat dan
terpandang dalam kehidupan International
- Mengamankan hasil nilai yang lebih baik dari kontrak jasa pemerintah;
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
5. Untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang baik dan jujur, bersih dan berwibawa
dengan kata lain tidak terulang adanya pembusukan nilai-nilai etika dan moral,
meminimalisir terjadinya KKN, beberapa tawaran tentang bagaimana birokrasi ke depan
dalam melayani kepentingan publik adalah sebagai berikut :
1. Mengedepankan etika dan moral dalam menjalankan tugas pemerintahan. Para birokrat
wajib memperlihatkan sikap dan perilaku yang baik yang dilandasi dengan nilai-nilai susila
dalam memberikan pelayanan yang merupakan bagian dari tugas dan kewajibannya.
2. Menumbuhkan cara berfikir dan cara bekerja yang rasional bukan dengan emosi,
mandiri dan kreatif bukan menunggu perintah atau kebiasaan dalam organisasi. Disamping
itu dalam memberikan pelayanan harus memandang bahwa penerima layanan / masyarakat
itu sederajat, tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan.
3. Birokrasi dalam menjalankan tugasnya harus profesional, sadar bahwa tugas utamanya
adalah melayani kepentingan masyarakat. Birokrat adalah mitra masyarakat, bukan sebagai
tuan yang harus dihormat dan dilayani oleh masyarakat. Oleh karena itu para birokrat harus
mengedepankan perilaku yang bertanggung jawab, konsisten terhadap aturan dan prosedur,
tanggap terhadap keluhan masyarakat, transparan dalam memberikan pelayanan.
5. Dalam rekrutmen calon Pegawai Negeri Sipil (PNS), birokrasi pemerintahan diharapkan
lebih selektif, terbuka, dan menghindari cara-cara yang mengarah pada nepotisme.
SelamatMengerjakan
STIA CIMAHI
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI
6. Birokrasi harus bersikap netral, konsekuen dan konsisten terhadap apa yang di katakan
dengan apa yang diperbuat. Tidak melakukan diskriminasi dalam memberikan pelayanan.
SelamatMengerjakan