Anda di halaman 1dari 6

Dinamika Jual Beli Jabatan Dalam Pemerintahan dan Dampaknya

Terhadap Sektor Ekonomi

Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Sistem politik Indonesia
didasarkan pada konstitusi yang menjamin hak-hak dan kebebasan warga negara. Negara ini
memiliki presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang dipilih oleh rakyat
melalui pemilihan umum. Namun, seperti negara-negara demokrasi lainnya, Indonesia juga
menghadapi tantangan dalam menjalankan sistem demokrasi ini. Beberapa tantangan yang
dihadapi termasuk korupsi, ketimpangan ekonomi, akses terhadap pendidikan dan kesehatan
yang merata, serta perlindungan hak asasi manusia yang masih perlu ditingkatkan (Kristina,
2021).
Dinamika posisi jual beli pemerintah merupakan fenomena mengkhawatirkan yang
mempengaruhi banyak negara di dunia. Praktek ini termasuk praktek korupsi dimana individu
atau kelompok tertentu membayar sejumlah uang atau suap kepada pejabat pemerintah untuk
mendapatkan jabatan resmi yang diinginkan. Dalam beberapa kasus, jabatan pemerintah dijual
kepada individu yang tidak memiliki kualifikasi atau keterampilan yang sesuai, dengan
mengabaikan prinsip meritokrasi dan integritas yang seharusnya menjadi dasar untuk mengisi
jabatan publik.
Dinamika posisi jual beli pemerintah berdampak buruk terhadap perekonomian negara.
Praktik ini merusak integritas sistem administrasi, menghambat pengambilan keputusan yang
efektif, dan merusak pengelolaan sumber daya pemerintah yang efektif. Dalam jangka panjang,
korupsi yang terkait dengan transaksi jual beli dapat menghancurkan kepercayaan investor,
menghambat pertumbuhan ekonomi, dan merugikan masyarakat secara umum.
Selain itu, jual beli pekerjaan pemerintah juga menciptakan ketimpangan dan
ketimpangan sosial. Orang yang mampu membeli kantor sering kali berasal dari latar belakang
kaya atau memiliki banyak sumber daya. Hal ini menghambat mobilitas sosial dan menciptakan
sistem yang tidak setara di mana individu yang berkualitas tetapi kurang kaya tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Dengan demikian, dinamika posisi jual beli pemerintah tidak hanya berbahaya dari sudut
pandang ekonomi, tetapi juga mengarah pada ketidakadilan sosial yang lebih besar. Dalam
pembahasan ini, kami mempelajari lebih dalam tentang dinamika posisi jual beli di pemerintahan
dan dampaknya terhadap perekonomian. Kami melihat contoh kasus nyata dari berbagai negara,
menganalisis dampak negatifnya dan menunjukkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memerangi korupsi ini. Memahami dampak keuangan yang merugikan dari berbagai posisi yang
memungkinkan kita untuk memahami pentingnya membangun pemerintahan yang transparan,
akuntabel, dan jujur serta mendorong reformasi yang diperlukan untuk memperkuat integritas
dan efisiensi pemerintah.

ISI
Birokrasi menjadi landasan pemerintahan di Indonesia dimana sistem administrasi
pemerintahan yang terdiri dari aturan, prosedur, dan struktur hirarki yang dirancang untuk
mengatur dan menjalankan fungsi pemerintahan. Birokrasi berusaha untuk menciptakan
ketertiban, efisiensi dan keadilan dalam penyelenggaraan negara. (PECB, 2021) Di Indonesia,
birokrasi merupakan bagian penting dari sistem pemerintahan. Birokrasi Indonesia terdiri dari
sejumlah lembaga pemerintah dengan peran dan tanggung jawab tertentu.
Di Indonesia Politisasi birokrasi merupakan salah satu patologi birokrasi yang telah ada
sejak lama, bahkan dapat dikatakan telah dipraktikkan secara turun-temurun dan sangat sulit
dihilangkan dalam kebiasaan para birokrat maupun dalam kehidupan masyarakat. administrasi
pusat. dan di tingkat daerah. Politisasi birokrasi dapat menjadi salah satu aspek pertama dari
praktik turunan korupsi dan nepotisme yang disebabkan oleh ketidakmampuan, mendorong
mereka saat ini untuk mengambil tindakan ilegal untuk mengamankan posisi mereka. Seperti
yang banyak terjadi, yakni praktik jual beli jabatan dalam ketatanegaraan yang merupakan
bagian dari komersialisasi birokrasi, saat ini paling marak dan menjadi patologi birokrasi. Salah
satu kasusnya adalah kasus suap penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang di ungkap oleh
KPK (Noviansyah, 2022).
Kasus jual beli jabatan pada akhirnya banyak menimbulkan dampak negatif terhadap
negara, masyarakat, hingga ekonomi nasional. Praktek tersebut mempengaruhi berbagai tingkat
pemerintahan dari pusat hingga daerah dan beberapa sektor ekonomi. Berbagai aspek terkait
dinamika posisi jual beli pemerintah dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia:
A. Korupsi dan penyalahgunaan sumber daya publik:
Pembelian dan penjualan jabatan pemerintah seringkali melibatkan tindakan
korupsi yang melibatkan pembayaran suap atau sogokan untuk mendapatkan jabatan. Hal
ini menyebabkan pemborosan sumber daya publik yang seharusnya digunakan untuk
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Uang publik yang ditujukan untuk sektor-sektor
vital seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan telah disalahgunakan oleh oknum-
oknum yang korupsi.
B. Investasi yang terhambat:
Kebijakan pemerintah tentang jual beli jabatan dapat mempengaruhi iklim
investasi Indonesia. Investor enggan berinvestasi dalam situasi di mana korupsi
merajalela dan kebijakan tidak didasarkan pada pertimbangan obyektif. Ketidakamanan
dan ketidakadilan dalam lingkungan bisnis dapat menghambat masuknya investasi asing
langsung (FDI) dan investasi dalam negeri, yang pada gilirannya mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara.
C. Dampak buruk terhadap pembangunan infrastruktur:
Dalam konteks pembangunan infrastruktur, posisi jual beli dapat mengakibatkan
pembangunan yang tidak efisien dan berkualitas rendah. Mungkin ada oknum yang tidak
memiliki keterampilan atau pengalaman yang memadai pada posisi strategis dalam
pengambilan keputusan pembangunan infrastruktur berdasarkan suap. Hal ini dapat
menyebabkan proyek infrastruktur yang kurang optimal, pembengkakan biaya dan
kualitas yang buruk, serta menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
D. Ketimpangan sosial dan ketimpangan ekonomi:
Jual jabatan juga dapat memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi di
Indonesia. Orang yang mampu mendapatkan jabatan cenderung berasal dari latar
belakang yang lebih terpandang, sedangkan mereka yang berkualitas dan kompeten tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses kesempatan yang sesuai dengan
keahliannya. Hal ini mengarah pada ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebih dalam
yang dapat menghambat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
(HUMAS FHUI, 2023) Langkah penting harus diambil untuk mengatasi dinamika jual
beli jabatan dan dampak negatifnya terhadap perekonomian. Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam sistem perekrutan dan penempatan jabatan pemerintah, pemberantasan
korupsi melalui penyeleksian yang ketat, dan peningkatan kesadaran dan pelatihan antikorupsi
mungkin merupakan langkah awal yang diperlukan. Selain itu, penting untuk memperkuat tata
kelola yang baik dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan penertiban
jual beli jabatan. Dengan memerangi praktik jual beli jabatan pemerintah, Indonesia dapat
membangun sistem pemerintahan yang lebih bermartabat dan jujur serta mendorong
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Kesimpulan
Jual beli jabatan menjadi hal yang pasti terjadi di Indonesia terutama aparatur negara.
Secara umum proses pemilihan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberikan, namun hasil
yang diperoleh masih jauh dari kata adil, ketidakadilan dalam proses pemilihan beberapa orang.
Lemahnya politisasi birokrasi sangat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan aparat
dan juga rendahnya kualifikasi aparat sehingga menimbulkan berbagai dampak negatidf. Dua
faktor yang selama ini menyebabkan politisasi birokrasi sangat sulit dihilangkan dalam
pemerintahan Indonesia, yaitu politik transaksional atau lebih umum politik resiprokal. Praktik
politik ini dilakukan melalui perjanjian kerjasama yang dibuat oleh beberapa pihak, terutama
yang berkepentingan dengan politik. Jual beli jabatan masih dijadikan sebagian orang untuk
menikmati hal bersama sebagai kepentingan ataupun konsumsi individu, tanpa memikirkan
dampaknya yang terjadi.

Saran
Praktik jual beli jabatan dalam pemerintahan di Indonesia dapat diatasi dengan langkah-
langkah berikut. Pertama, penting untuk meningkatkan pengawasan yang lebih ketat dari
pemerintah dan lembaga penegak hukum guna menekan kelanjutan praktik jual beli jabatan.
Kedua, para pemimpin pemerintahan yang terpilih secara sah dan seluruh birokrasi pemerintahan
harus mengikuti dan mematuhi Undang-Undang yang telah ditetapkan, sehingga terhindar dari
keterlibatan dalam politik praktis. Ketiga, diperlukan sosialisasi yang melibatkan masyarakat di
pedesaan mengenai politik, sehingga mereka dapat memiliki kesadaran tentang praktik politik
dan membantu menghilangkan politisasi yang masih terus berkembang. Dengan langkah-langkah
ini, diharapkan praktik jual beli jabatan dalam pemerintahan dapat diminimalisir atau bahkan
dihilangkan sehingga sistem pemerintahan menjadi lebih transparan dan berintegritas.
Daftar Pustaka

HUMAS FHUI. (2023, March 28). Jual-Beli Jabatan Ganggu Reformasi Birokrasi.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Retrieved July 4, 2023, from

https://law.ui.ac.id/jual-beli-jabatan-ganggu-reformasi-birokrasi/

Kristina. (2021, September 24). Ini Bunyi Pembukaan UUD 1945 yang Menunjukkan

Indonesia Negara Demokrasi. detik.com. Retrieved July 4, 2023, from

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5738322/ini-bunyi-pembukaan-uud-1945-yang-

menunjukkan-indonesia-negara-demokrasi

Noviansyah, W. (2022, November 16). KPK Ungkap Marak Suap Jual Beli Jabatan ASN

hingga Rp 350 M! detikNews. Retrieved July 4, 2023, from

https://news.detik.com/berita/d-6409267/ssttt-kpk-ungkap-marak-suap-jual-beli-jabatan-

asn-hingga-rp-350-m

PECB. (2021, September 22). Suap Jual Beli Jabatan – Sustainable Indonesia. sustain.id.

Retrieved July 4, 2023, from https://sustain.id/2021/09/22/suap-jual-beli-jabatan/

Anda mungkin juga menyukai