Anda di halaman 1dari 40

Laporan Praktikum Pneumatik

ANALISIS MEKANISME KERJA SISTEM PNEUMATIK

Disusun oleh :
Kelompok 03

1. Riski Afandi (02.2018.1.09498)


2. Aziz Nurrachmad (02.2018.1.09613)
3. Hafiz Mundziri (02.2018.1.09652)

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PNEUMATIK


ANALISIS MEKANISME KERJA SISTEM PNEUMATIK

Disusun oleh :
Kelompok 03

1. Riski Afandi (02.2018.1.09498)


2. Aziz Nurrachmad (02.2018.1.09613)
3. Hafiz Mundziri (02.2018.1.09652)

Surabaya, 21 November 2021

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Pneumatik & Dosen Pembimbing
Hidrolik

Ardi Noerpamoengkas, S.T., M.T. Miftahul Ulum, S.T., M.T.


NIP. 122097 NIP. 133015

ii
Kelompok : 03
Dosen Pembimbing Praktikum : Miftahul Ulum, S.T., M.T.
Nama Peserta Praktikum :
1. Riski Afandi NPM. 02.2018.1.09498
2. Aziz Nurrachmad NPM. 02.2018.1.09613
3. Hafiz Mundziri NPM. 02.2017.1.09652

ABSTRAK
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan
udara sebagai tenaga penggeraknya. Sistem penggerak pneumatik dituntut lebih
bersih, dan sistem penggerak yang relatif lebih ringan dibandingkan sistem
penggerak lain menjadi alasan mengapa memilih jenis sistem penggerak
ini.
Pembuatan laporan ini menggunakan cara simulasi analisis mekanisme
gerak sistem pneumatik sederhana. Software yang digunakan untuk mendukung
laporan praktikum pneumatik ini yaitu menggunakan Fluidsim. Dimana setelah
mensimulasikan mekanismenya dengan software fluidsim kami akan menjelaskan
bagaimana cara kerja sistem mekanisme tersebut.
Mekanisme inilah yang akan mengubah tekanan udara tersebut menjadi
tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada silinder). Sistem pneumatik ini biasa
diaplikasikan pada mesin – mesin industri dengan didukung beberapa komponen
seperti katup pengarah untuk mengatur udara yang akan bekerja menggerakkan
actuator. One way adjustable flow control valve untuk mengatur aliran udara satu
arah, sedangkan arah sebaliknya lancar. Throttle valve untuk mengatur
perlambatan aliran udara di ke kedua arah. Shuttle valve untuk menjalankan
logika OR. Dan two pressure valve untuk menjalankan logika AND.

Kata Kunci: Pneumatik, mekanisme, fluidsim, katup.

iii
Lembar Bimbingan Praktikum Pneumatik
Tahun Akademik 2021-2022 Semester Gasal
Kelompok 03
Nama Anggota Kelompok :
1. Riski Afandi NPM. 02.2018.1.09498
2. Aziz Nurrachmad NPM. 02.2018.1.09613
3. Hafiz Mundziri NPM. 02.2018.1.09652

No. Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan


Pembimbing
1

10

Surabaya,______________

Miftahul Ulum, S.T., M.T.


NIP. 133015

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Tak lupa kami sampaikan shalawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya perubahan dalam dunia ini.
Sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Resmi Praktikum Pneumatik” ini,
semoga menambah pengetahuan dan pengalaman kami tentang sistem mekanis
pneumatik.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dengan rasa kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Miftahul Ulum, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dalam menyelesaikan laporan resmi ini.
2. Bapak Ardi Noerpamoengkas, S.T., M.T. sebagai koordinator praktikum
pneumatik.
3. Para asisten laboratorium pneumatik yang telah membimbing dalam
melaksanakan praktikum dan menyelesaikan laporan ini.

Semoga laporan resmi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Masih banyak kekurangan yang ada pada laporan ini, kami
harapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk penyempurnaan
dan perbaikan laporan berikutnya.

Surabaya, 21 November 2021

Kelompok 03

v
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................. ii


Abstrak ................................................................................................ iii
Lembar Bimbingan .............................................................................. iv
Kata Pengantar ..................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................... 1
1.3. Perumusan Masalah .......................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pneumatik ....................................................... 3
2.2. Karakteristik Udara Bertekanan ........................................ 3
2.3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Udara Kempa ..... 3
2.4. Peralatan Sistem Pneumatik .............................................. 5
2.4.1. Kompresor .................................................................... 5
2.4.2. Unit Pengolah Udara Bertekanan ................................. 8
2.4.3. Konduktor (Selang Penyalur) ....................................... 12
2.4.4. Konektor ...................................................................... 12
2.4.5. Katup-Katup Pneumatik ............................................... 12
2.4.6. Unit Penggerak atau Aktuator ...................................... 19
2.4.7. Jenis dan Simbol Komponen Sistem Pneumatik........... 12
BAB III METODOLOGI
3.1. Persiapan Praktikum ......................................................... 23
3.2. Simulasi Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik 1
Menggunakan Software Fluidsim ........................................... 23
3.3. Validasi Gerak Sistem Pneumatik 1 Menggunakan Pneumatic
Trainer..................................................................................... 24
3.4. Simulasi Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik 2
Menggunakan Software Fluidsim .......................................... 25
BAB IV ANALISIS MEKANISME GERAK SISTEM PNEUMATIK
4.1. Analisis Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik .......................... 27
4.1.1. Lembar soal sistem pneumatik................................................ 27
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................... 32
5.2. Saran ................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 34

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum, mekanisme atau aktuator dapat digerakkan oleh beberapa
jenis sistem penggerak. Sistem penggerak tersebut di antaranya internal
combustion engine atau inotor pembakaran dalam, sistem penggerak
menggunakan motor listrik, sistem penggerak pneumatik dan sistem penggerak
hidrolik. Penggunaan tiap sistem penggerak tergantung pada beberapa hal,
seperti kondisi operasi mesin dan daya yang dibutuhkan.
Dari sekian jenis sistem penggerak, sistem penggerak pneumatik
memiliki keunggulan dibandingkan sistem penggerak yang lain. Sistem
penggerak pneumatik adalah sistem penggerak yang digunakan hampir di
semua industri. Kondisi operasi mesin yang dituntut lebih bersih, dan sistem
penggerak yang relatif lebih ringan dibandingkan sistem penggerak lain
menjadi alasan mengapa memilih jenis sistem penggerak ini.
Penggunaannya yang luas di dunia industri layak menjadikan sistem
pneumatik sebagai objek pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mahasiswa di bidang ini.
Harapannya praktikan dapat mengetahui bagaimana mekanisme kerja
sistem pneumatik. Praktikum menggunakan media pneumatic trainer dan
simulasi menggunakan software Fluidsim.

1.2. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini meliputi.
1. Mahasiswa dapat membaca simbol dan mengetahui fungsi dari tiapkomponen
sistem penggerak pneumatik pada pneumatic trainer.
2. Mahasiswa dapat menyimulasikan sistein menggunakan software Fluidsim
dan memvalidasinya pada pneumatic trainer.
3. Mahasiswa dapat menganalisis mekanisme gerak pada sistem penggerak
pneumatik.

1.3. Perumusan Masalah

1
Perumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara kerja katup pengarah dan pengaruhnya terhadap gerak
aktuator.
2. Bagaiinana cara kerja katup cekik dan pengaruhnya terhadap gerak
aktuator.
3. Bagaimana mekanisme gerak aktuator pada pneumatic trainer dan pada
Fluidsim.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pneumatik


Pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang, berarti nafas
atau udara. Istilah ini selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara
bertekanan, baik tekanan di atas 1 atm maupun tekanan di bawah 1 atm (vakum).
Secara umum, penumatik adalah ilmu yang berhubungan dengan teknik
pemakaian udara bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas,
antara lain menambah tekanan udara ban mobil/motor, melepaskan ban mobil
dari peleknya, membersihkan kotoran dan sejenisnya. Aplikasi sistem penggerak
pneumatik sangat luas karena udara yang bersih, melimpah dan mudah
didapatkan. Pneumatik banyak digunakan dalam proses produksi seperti industri
makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang dan lain-lain.

2.2. Karakteristik Udara Bertekanan


Dalam sistem penggerak pneumatik udara diffingsikan sebagai media
transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dikempa atau
dimampatkan. Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu
mengalir dan bersifat compressible (dapat dikempa). Karakteristik udara dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
b. Volume udara tidak tetap
c. Udara dapat dikempa (dipadatkan)
d. Berat jenis udara 1,3 kg/m3
e. Udara tidak berwama.

2.3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Udara Kempa


Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa
keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
a. Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam
jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.

3
b. Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke
tempat lain melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
c. Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai
temperat-ur yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk
keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang, agak ekstrem udara masih
dapat bekerja.
d. Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itli tidak mudah
terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak
sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan
sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
e. Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang
berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan
sehingga sistem pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan,
makanan, dan minuman maupun tekstil.
f. Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaju
dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau
sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka
kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya
dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor turbin dapat
mencapai 450.000 rpm.
g. Dapat disimpan, udara dapat disiinpan melalui tabung yang diberi
pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat dipasang
pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim menj adi aman.
h. Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung
missal untuk membersihkan permukaan logam dan mesin-mesin, maupun
tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik untuk menghasilkan
gerakan tertentu.
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
a. Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus
dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi kriteria
tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang

4
diperlukan untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik
memerlukan instalasi peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor,
penyaring udara, tabung pelumas, pengeering, regulator, dll.
b. Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin
selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah
dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal agar
udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat meniinbulkan kerugian energi.
Peralatan pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara
agar kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal
mungkin.
c. Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka,
artinya udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim, udara yang
keluar cukup keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara bising
terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah dengan
memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
d. Mudah Mengembun, Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga
sebelum memasuki sistem harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi
persyaratan tertentu, misal kering, memiliki tekanan yang cukup, dan
inengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada katup-katup
dan aktuator.

2.4. Peralatan Sistem Pneumatik

Sistem penggerak pneumatik memiliki beberapa komponen atau


peralatan pokok antara lain:
a. Kompressor
b. Unit Pengolahan Udara Bertekanan
c. Konduktor (selang penyalur)
d. Konektor
e. Katup Pneumatik
f. Aktuator

2.4.1. Kompresor

5
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara
bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian
disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem
pneumatik). Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk inenyimpan udara
bertekanan, sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan.
Tabung udara bertekanan pada kompressor dilengkapi dengan katup pengaman,
bila tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka
secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume
udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder
pneumatik). Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan seperti di
bawah ini.
Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement kompressor, dan Dynamic kompressor, (Turbo),
Positive Displacement kompressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic kompressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector,
secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:

Gambar 2.1. Klasifikasi Kompresor. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-


Hidrolik, Wirawan, Pramono)

6
Salah satu jenis kompresor adalah kompresor torak. Kompresor ini dikenal
juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja
bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan
dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat teijadi
pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan
masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompressi torak bergerak
ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan
tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung
penyiinpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada
dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-
menerus hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan inengisap dan
mengkompressi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus,
pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas maka katup
pengaman akan terbuka atau mesin penggerak akan mati otomatis.

Gambar 2.2. Kompresor torak resiprokal. (Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)

Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar kompressor, sehingga


kompressor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompressor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 2.3.
Kompressor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase
atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan
bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan
oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).

7
Gambar 2.3. Kompresor torak berpindah. (Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,
Wirawan, Pramono)

2.4.2. Unit Pengolah Udara Bertekanan


Udara bertekanan (kempa) yang akan masuk dalam sistem pneumatik
harus harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan, antara lain; a)
tidak mengandung banyak debu yang dapat merusak keausan komponen-
komponen dalam sistem pneumatik, b) mengandung kadar air rendah, kadar air
yang tinggi dapat merimbulkan korosi dan kemacetan pada peralatan
pneumatik, c) mengandung pelumas, peluinas sangat diperlukan untuk
mengurangi gesekan antar komponen yang bergerak seperti pada katup-katup
dan aktuator.
Secara lengkap suplai udara bertekanan memiliki urutan sebagai berikut:
Filter udara, sebelum udara atmosfer dihisap kompresor, terlebih dahulu disaring
agar tidak ada partikel debu yang merusak kompresor. Koinpresor digerakkan
oleh inotor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung kebutuhan. Tabung
penampung udara bertekanan akan menyimpan udara dari kompresor,
selanjutnya melalui katup saru arah udara dimasukan ke FR/L unit, yang
terdiri dari Filter, Regulator dan Lubrication/pelumasan agar lebih memenuhi
syarat. Setelah memenuhi syarat kemudian baru ke sistim rangkaian pneumatik,
seperti tertera dalam bagan di bawah ini:

Gambar 2.4. Distribusi Sistem Pengolahan Udara Bertekanan. (Sumber:


Bahan Ajar PneumatikHidrolik, Wirawan, Pramono)

8
Adapun peralatan yang memadai dalam proses pengolahan udara bertekanan
sebagai berikut.
a. Filter Udara (air filter), berfungsi sebagai alat penyaring udara yang
diambil dari udara luar yang masih banyak mengandung kotoran. Filter
berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang terbawa seperti debu,
oli residu, dsb.

Gambar 2.5. Filter Udara. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
b. Tangki udara , Berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga pada
tekanan tertentu hing,gsa pengisian akan berhenti, kemudian dapat
digunakan sewaktu-waktu diperlukan.

Gambar 2.6. Tangki Udara. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
c. Pengering udara (air dryer)

Gambar 2.7. Pengering Udara. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)

9
d. Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfir kemudian
dimampatkan ke tabung penyimpan hingga tekanan tertentu. Sebelum
digunakan harus ada sistim pengolahan udara bertekanan untuk
membersihkan dan mengeringkan sebelum digunakan.
e. Pemisah air udara bertekanan yang keluar melalui filter masih mengandung
uap air. Kelembaban dalam udara bertekanan dapat menyebabkan korosi
pada semua saluran, sambungan, katup, alatalat yang tidak dilindungi
sehingga harus dikeringkan dengan cara memisahkan air melalui tabung
pemisah air.

Gambar 2.8. Pemisah Air. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
f. Tabung pelumas. Komponen sistim pneumatik meinerlukan pelumasan
(lubrication) agar tidak cepat aus, serta dapat mengurangi panas yang timbul
akibat gesekan. Oleh karena itu udara bertekanan/mampat harus
mengandung kabut pelumas yang diperoleh dari tabung pelumas pada
regulator.

Gambar 2.9. Tabung Pelumas. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
g. Regulator udara bertekanan. Udara yang telah memenuhi persyaratan,
selanjutnya akan disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatur
besar kecilnya udara yang masuk, diperlukan keran udara yang terdapat

10
pada regulator, sehingga udara yang disuplai sesuai dengan kebutuhan
kerjanya. Adapun unit pengolahan udara dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 2.10. Tabung Pelumas. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
Unit pengolahan udara bertekanan memiliki jaringan instalasi perpipaan yang
sudah dirancang agar air dapat terpisah dari udara. Air memiliki masa jenis
(Rho) yang lebih tinggi sehingga cenderung berada di bagian bawah. Untuk
menjebaknya maka intalasi pipa diberi kemiringan, air akan mengalir secara
alami ke tabung penampung air, selanjutnya dibuang. Sedangkan udara kering
diambil dari bagian atas instalasai agar memiliki kadar air yang rendah. Secara
lengkap unit pengolahan udara bertekanan dapat dilihat dalain skema berikut :

Peralatan sistim pneumatik seperti valve, silinder dan lain-lain


umumnya dirancang untuk tekanan antara 8-10 bar. Pengalaman praktik
menunjukkan bahwa tekanan kerja pada umumnya sekitar 6 bar. Kehilangan
tekanan dalam perjalanan udara kempa karena bengkokan (bending), bocoran
restriction dan gesekan pada pipa dapat menimbulkan kerugian tekanan yang
diperkirakan antara 0,1 s.d 0,5 bar. Dengan demikian kompressor harus
membangkitkan tekanan 6,5 - 7 bar. Apabila suplai udara kempa tidak sesuai
dengan syarat-syarat tersebut di atas maka berakibat kerusakan seperti berikut :
a) Terjadi cepat aus pada seal (perapat) dan bagian-bagian yang bergerak di

11
dalam silinder atau valve, b) Terjadi oiled-up pada valve, d) Terjadi pencemaran
(kontaminasi) pada silencers.

2.4.3. Konduktor (Selang Penyalur)


Penginstalan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu sistem yang dapat
dioperasikan diperlukan konduktor, sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi
konduktor adalah untuk menyalurkan udara kempa yang akan
membawa/mentransfer tenaga ke aktuator.
Macam-macam konduktor :
a. Pipa yang terbuat dari tembaga, kuningan, baja, galvanis atau stenlees
steel. Pipa ini juga disebut konduktor kaku (rigid) dan cocok untuk
instalasi yang permanen.
b. Tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan atau aluminium. Ini
termasuk konduktor yang, semi fleksible dan untuk instalasi yang sesekali
dibongkar-pasang.
c. Selang fleksible yang biasanya terbuat dari piastik dan biasa digunakan
untuk instalasi yang frekuensi bongkar-pasangnya lebih tinggi.

2.4.4. Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit konduktor (selang
atau pipa) agar tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk ataupun
macamnya disesuaikan dengan konduktor yang digunakan. Adapun nacam-
macam konektor dapat kita lihat pada gambar berikut.

I
Gambar 2.12. Macam-Macam Konektor. (Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,
Wirawan, Pramono)

2.4.5. Katup-Katup Pneumatik

12
Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara kempa yang
akan bekerja menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi untuk
mengendalikan arah gerakan aktuator. Katup-katup pneumatik diberi nama
berdasarkan pada: a) Jumlah lubang/saluran kerja (port), b) Jumlah posisi kerja,
d) Jenis penggerak katup, dan d) Nama tambahan lain sesuai dengan
karakteristik katup. Berikut ini contoh penamaan katup yang umum disimbolkan
sebagai berikut :

------ 5 3
[Nomor Lubang/Port (1.3.5 . 2 . 4

Gambar 2.13. Detail Pembacaan Katup 5/2. (Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik,


Wirawan, Pramono)
Dari simbol katup di atas menunjukkan jumlah lubang/port bawah ada tiga
(1,3,5) sedangkan di bagian output ada 2 port (2,4). Katup tersebut juga
memiliki dua posisi/ruang yaitu a dan b. Penggerak katup berupa udara
bertekanan dari sisi 14 dan 12. Sisi 14 artinya bila disisi tersebut terdapat
tekanan udara, maka tekanan udara tersebut akan menggeser katup ke kanan
sehingga udara bertekanan akan mengalir melalui port 1 ke port 4 ditulis 14.
Demikian pula sisi 12 akan mengaktifkan ruang b sehingga port 1 akan
terhubung dengan port 2 ditulis 12. Berdasarkan pada data-data di atas, maka
katup di atas diberi nama : KATUP 5/2 penggerak udara bertekanan.

Gambar 2.14. Katup 3/2 knop, pembalik pegas. (Bahan Ajar Pneumatik-
Hidrolik, Wirawan, Pramono)
Pada gambar 2.14. Katup ini memiliki tiga port dan dua Katup ini memiliki
tiga port dan dua pembalik pegas, maka katup tersebut diberi nama : Katup 3/2
dengan knop, dan pembalik pegas.

13
Katup-katup pneumatik memiliki banyak jenis dan fungsinya. Katup tersebut
berperan sebagai pengatur/pengendali di dalam sistem pneumatik. Komponen-
komponen kontrol tersebut atau biasa disebut katup-katup (valves) menurut
desain konstruksinya dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Katup Poppet (Poppet Valves)
• Katup Bola (Ball Seat Valves)
• Katup Piringan (Disc Seat Valves)
b. Katup Geser (Slide valves)
• Longitudinal Slide
• Plate Slide
Sedangkan menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai berikut :
a. Katup Pengarah (Directional Control Valves)
b. Katup Satu Arah (Non Return Valves)
c. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
d. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
Sedangkan susunan urutannya dalam sistem pneumatik dapat kita jelaskan
sebagai berikut :
1. Sinyal masukan atau input element mendapat energi langsung dari
sumber tenaga (udara kempa) yang kemudian diteruskan ke pemroses
sinyal.
2. Sinyal pemroses atau processing element yang memproses sinyal
masukan secara logic untuk diteruskan ke final control element.
3. Sinyal pengendalian akhir (final control element) yang akan
mengarahkan output yaitu arah gerakan aktuator (working element) dan
ini merupakan hasil akhir dari sistem pneumatik.

1. Katup Pengarah

14
Gambar 2.15. Katup 4/2 Plunyer Pembalik Pegas. (Bahan Ajar
Pneumatik-Hidrolik, Wirawan, P)

Gambar 2.16. Katup 4/3 manually jenis plate slide valves. (Bahan
Ajar Pneumatik-Hidrolik, Wirawan)

Gambar 2.17. Katup 5/2 Plunyer Penggerak Udara Bertekanan.


(Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik)

2. Katup Satu Arah (Non Return Valves)


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran udara kempa hanya satu
arah saja yaitu bila udara telah melewati katup tersebut maka udara tidak dapat
berbalik arah. Sehingga katup ini juga digolongkan pada katup pengarah
khusus. Macam-macam katup searah : Katup Satu Arah Pembalik Pegas,
Shuttle Valve, Katup Dua Tekan, dan Katup Buang Cepat (Quick Exhoust
Valve).
Katup satu arah hanya bisa mengalirkan udara hanya dari satu sisi saja.
Udara dari arah kiri (lihat gambar 30) akan menekan pegas sehingga katup
terbuka dan udara akan diteruskan ke kanan. Bila udara mengalir dari arah
sebaliknya, maka katup akan menutup dan udara tidak bisa mengalir kearah
kiri. Katup satu arah dalam sistem elektrik identitik dengan fungsi dioda
yang hanya mengalirkan arus listrik dari satu arah saja.

Gambar 2.18. Katup satu arah dan simbolnya. (Bahan Ajar Pneumatik-
Hidrolik, Wirawan, Pramono)

15
Shuttle Valve akan mengalirkan udara bertekanan dari salah satu sisi,
baik sisi kiri saja atau sisi kanan saja. Katup ini juga disebut katup "OR" (Logic
OR function).

Gambar 2.19. Shuttle Valve. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-


Hidrolik, Wirawan, Pramono)
Katup Dua Tekan dapat bekerja apabila mendapat tekanan dari kedua
saluran masuknya, yaitu saluran X, dan saluran Y secara bersama-sama (lihat
gambar 2.20). Bila udara yang mengalir dari satu sisi saja, maka katup akan
menutup, namun bila udara mengalir secara bersamaan dari kedua sisinya,
maka katup akan membuka, sehingga katup ini juga disebut "AND" (Logic
AND function).

Gambar 2.20. Katup Dua Tekan. (Sumber: Bahan Ajar Pneumatik-


Hidrolik, Wirawan, Pramono)

Gambar 2.21. Katup Buang Cepat dan simbolnya. (Sumber: Fluid Power
Engineering, M. Galal Rabie)

16
3. Katup Pengatur Tekanan
Pressure Regulation Valve, ini berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya
tekanan udara kempa yang akan keluar dari service unit dan bekerja pada sistim
pneumatik (tekanan kerja).

Gambar 2.22. Pressure Regulation Valve dan simbolnya. (Bahan Ajar


Pneumatik-Hidrolik, Wirawan)
Katup Pembatas Tekanan/Pengaman berfungsi untuk membatasi tekanan
kerja maksimum pada sistem. Apabila terjadi tekanan lebih maka katup out-let
akan terbuka dan tekanan lebih dibuang, jadi tekanan udara yang mengalir ke
sistem tetap aman.

Gambar 2.23. Pressure Relief Valve. (Sumber: Fluid Power


Engineering, M. Galal Rabie)
Sequence Valve memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan relief
valve, hanya fungsinya berbeda yaitu untuk membuat urutan kerja dari sistem.
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.24. Squence Valve dan simbolnya. (Bahan Ajar Pneumatik-


Hidrolik, Wirawan, Pramono)

17
Time Delay Valve (Katup Penunda) berfungsi untuk menunda aliran udara
hingga pada waktu yang telah ditentukan. Udara akan mengalir dahulu ke tabung
penyimpan, bila suda penuh baru akan mengalir ke saluran lainnya. Katup
penunda ini juga dikenal pula dengan timer.

Gambar 2.25. Time Delay Valve dan simbolnya. (Bahan Ajar Pneumatik-
Hidrolik, Wirawan, Pramono)
4. Katup Pengontrol Aliran
Katup ini berfungsi untuk mengontrol/mengendalikan besar-kecilnya aliran
udara kempa atau dikenal pula dengan katup cekik, karena akan mencekik aliran
udara hingga akan menghambat aliran udara. Hal ini diasumsikan bahwa
besarnya aliran yaitu jumlah volume udara yang mengalir akan mempengaruhi
besar daya dorong udara tersebut.
Macam-macam flow control: a) Fix flow control yaitu besarnya lubang
laluan tetap (tidak dapat disetel), b) Adjustable flow control yaitu lubang laluan
dapat disetel dengan baut penyetel., c) Adjustable flow control dengan check
valve by pass. Penampang dan simbol flow control valve:

Gambar 2.26. Katup Pengatur Aliran Udara dan simbolnya. (Fluid Power
Engineering, M. Galal Rabie)

Gambar 2.27. Katup Cekik dua arah dan simbolnya. (Bahan Ajar Pneumatik-
Hidrolik, Wirawan, P)
5. Aktuasi Katup Pneumatik

18
Simbol penekan katup sinyal memiliki beberapa jenis, antara lain penekan
manual, roll, tuas, dan lain-lain. Sesuai dengan standar Deutsch Institut fur
Normung (DIN) dan ISO 1219, terdapat beberapa jenis penggerak katup, antara
lain:

Gambar 2.28. Katup tekan 3/2 dengan pegas pembalik dan simbolnya. (Bahan
Ajar PneumatikHidrolik, Wirawan, Pramono)

Gambar 2.29. Katup Roll 3/2 derwan pegas pembalik dan simbolnya. (Bahan
Ajar Pneumatik-Hidrolik)

Gambar 2.30. Katup tuas 4/2 dengan penahan/tuas dan simbolnya. (Bahan
Ajar Pneumatik-Hidrolik)

2.4.6. Unit Penggerak atau Aktuator


Unit ini berfungsi untuk menghasilkan gerak atau usaha yang
merupakan hasil akhir atau output dari sistim pneumatik. Macam-macam
aktuator :
a. Linear Motion Aktuator (Penggerak Lurus)
• Single Acting Cylinder (Silinder Kerja Tunggal)
• Double Acting Cylinder (Penggerak Putar)
b. Rotary Motion Actuator (Limited Rotary Aktuator)
• Air Motor (Motor Pneumatik)

19
• Rotary Aktuator (Limited Rotary Aktuator)
Pemilihan jenis aktuator tentu saja disesuaikan dengan fungsi, beban dan
tujuan penggunaan sistim pneumatik.
1. Single Acting Cylinder
Silinder ini mendapat suplai udara hanya dari satu sisi saja. Untuk
mengembalikan keposisi semula biasanya digunakan pegas. Silinder kerja
tunggal hanya dapat memberikan tenaga pada satu sisi saja. Gambar berikut
ini adalah gambar silinder kerja tunggal.

Gambar 2.31. Katup tuas 4/2 dengan penahan/tuas dan simbolnya. (Bahan
Ajar Pneumatik-Hidrolik)
Silinder Pneumatik sederhana terdiri dari beberapa bagian, yaitu torak, seal,
batang torak, pegas pembalik, dan silinder. Silinder sederhana akan bekerja bila
mendapat udara bertekanan pada sisi kiri, selanjutnya akan kembali oleh gaya
pegas yang ada di dalam silinder pneumatik. Secara detail silinder pneumatik
sederhana pembalik pegas dapat dilihat pada gambar 2.30. sebelah kiri.
2. Silinder Penggerak Ganda (Double Acting Cyinder)
Silinder ini mendapat suplai udara kempa dari dua sisi. Konstruksinya
hampir sama dengan silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa
silinder ini dapat memberikan tenaga kepada dua belah sisinya. Silinder kerja
ganda ada yang memiliki batang torak (piston road) pada satu sisi dan ada pada
kedua pula yang pada kedua sisi. Konstruksinya yang mana yang akan dipilih tent-
u saja harus disesuaikan dengan kebutuhan.

20
Gambar 2.31. Double Acting Cylinder dan simbolnya. (Bahan Ajar
Pneumatik-Hidrolik, Wirawan).
Silinder pneumatik penggerak ganda akan maju atau mundur oleh karena
adanya udara bertekanan yang disalurkan ke salah satu sisi dari dua saluran yang
ada. Silinder pneumatik penggerak ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu torak,
seal, batang torak, dan silinder. Suinber energi silinder pneumatik penggerak
ganda dapat berupa sinyal langsung melalui katup kendali, atau melalaui katup
sinyal ke katup pemroses sinyal (processor) kemudian baru ke katup kendali.
Pengaturan ini tergantung pada banyak sedikitnya tuntutan yang harus
dipenuhi pada gerakan aktuator yang diperlukan. Secara detail silinder
pneumatik dapat dilihat seperti gambar 2.13.
3. Double Acting Cylinder With Cushioning
Cushion ini berfungsi untuk menghindari kontak yang keras pada akhir
langkah. Jadi denaan sistem cushion ini kita memberikan bantalan atau pegas
pada akhir langkah.

Gambar 2.32. Double Acting Cylinder with Cushioning. (Bahan Ajar


Pneumatik-Hidrolik)
4. Air Motor (Motor Pneumatik)
Motor pneumatik mengubah energi pneumatik (udara kempa) menjadi
gerakan putar mekanik yang kontinyu. Motor pneumatik ini telah cukup
berkembang dan penggunaanya telah cukup ineluas. Macam-macam motor
pneumatik, antara lain: a) Piston Motor Pneumatik, b) Sliding Vane Motor , c)
Gear Motor. d) Turbines (High Flow). Berikut contoh-contoh motor pneumatik.

Gambar 2.33. Motor Piston Radial, Rotari Vane Motor dan simbol. (Bahan
Ajar Pneumatik-Hidrolik)

21
Ada beberapa kelebihan penggunaan motor pneumatik, antara lain: a)
Kecepatan putaran dan tenaga dapat diatur secara tak terbatas, b) Batas
kecepatan cukup lebar, c) Ukuran kecil sehingga ringan, d) Ada pengaman beban
lebih, e) Tidak peka terhadap debu, cairan, panas dan dingin, t) Tahan terhadap
ledakan, g) Mudah dalam pemeliharaan, h) Arah putaran mudah dibolak-balik.

Gambar 2.33. Jenis dan Simbol Motor Pneumatik/Rotary Actuator. (Bahan


Ajar Pneumatik-Hidrolik)

2.4.7. Jenis dan Simbol Komponen Sistem Pneumatik


Tabel 2.4. Jenis dan Simbol Komponen Sistim Pneumatik Lainnya

22
BAB III
METODOLOGI

3.1. Persiapan Praktikum


Sebelum melakukan simulasi analisis mekanisme gerak sistem pneumatik,
tiap kelompok praktikan akan diajarkan cara menggunakan software Fluidsim oleh
grader praktikum. Lalu sebelum membuat sistem pneumatik oleh tiap kelompok
praktikan sendiri, terlebih dahulu membuat folder untuk menyimpan file hasil
rangkaian sistem pneumatik dengan nama folder berformat Tahun-Bulan-
TanggalPraktikum-NoKelompok. Semisal, kelompok 22, praktikurn tanggal 20
Desember 2013 maka nama folder 2013-12-20-22. Letak folder dalam komputer
akan diberitahu grader atau instruktur praktikum.
Adapun persiapan sebelum melakukan validasi mekanisme gerak di
pneumatic trainer, tiap kelompok praktikan menyiapkan pneumatic trainer
dan akan diminta menjawab pertanyaan dari grader praktikum terkait bagian-
bagian umum dari pneumatic trainer.

3.2. Simulasi Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik 1 Menggunakan


Software Fluidsim
Sistem pneumatik 1 ini adalah rangkaian sistem pneumatik yang
disimulasi menggunakan Fluidsim dan divalidasi mekanisme gerak
menggunakan pneumatic trainer. Berikut ini prosedur simulasi mekanisme
gerak sistem pneumatik 1.
1. Tiap kelompok praktikan akan mendapatkan penjelasan tentang membuat
sistem pneumatik sederhana menggunakan software Fluidsim.
2. Tiap kelompok praktikan akan memilih dan menerima lembar soal sistem
pneumatik 1 dari grader praktikum.
3. Tiap kelompok praktikan membuat sistem pneumatik 1 sesuai dengan soal
yang diberikan grader menggunakan software Fluidsim. Jika ada proses
pembuatan yang tidak dimengerti segera ditanyakan ke grader praktikum.

23
4. Jika sistem pneumatik sudah selesai, tiap praktikan menyimulasikan
sistem pneumatik tersebut dengan menekan menu "run", dan amati
mekanisme gerak sistem tersebut.
5. Tiap kelompok praktikan melakukan print screen pada layar monitor di
mana sistem pneumatik berjalan. Print screen dilakukan untuk tiap
kemungkinan mekanisme gerak sistem pneumatik berdasarkan kombinasi
posisi katup-katup pneumatik. Tiap gambar hasil print screen ini nantinya
akan menjadi gambar soal yang akan dianalisis mekanisme geraknya
akibat kerja katup pneumatik.
6. Hasil print screen dari tiap kemungkinan kondisi sistem pneumatik di copy-
paste ke file Microsoft Word dengan kondisi satu halaman menampilkan
maksimal 2 gambar hasil print screen. Lalu simpan file tersebut dengan
format pneumatiksatu-(TanggalPraktikum)- (NomorKelompok).doc.
Sebagai contoh kelompok praktikan no. 23 praktek tanggal 17 Agustus
2014 maka nama filenya pneumatiksatu-170814-23.doc. Kemudian file
word ini diprint satu kali untuk laporan dan analisis.

3.3. Validasi Gerak Sistem Pneumatik 1 Menggunakan Pneumatic Trainer


Berikut ini prosedur validasi mekanisme gerak dari sistem pneumatik 1.
1. Grader mempersiapkan pneumatic trainer dan memberikan beberapa
pertanyaan kepada tiap kelompok praktikan terkait bagian-bagian pada
pneumatic trainer.
2. Berbekal berkas soal sistem pneumatik 1, tiap kelompok praktikan
merangkai sistem pneumatik 1 pada pneumatic trainer.
3. Jika sistem pneumatik 1 sudah terangkai pada pneumatic trainer, tiap
praktikan dapat memulai validasi dengan mengaktifkan katup yang
menggunakan dengan aktuasi manual.
4. Grader praktikum akan mengecek dan menilai apakah mekanisme gerak
pada pneumatic trainer sudah sesuai dengan hasil simulasi Fluidsim. Jika
belum, kelompok praktikan hams memperbaiki sistem pneumatik sampai
dirasa cukup dan diberi penilaian akhir oleh grader.

24
5. Saat validasi pada pneumatic trainer, tiap kelompok praktikan mengubah-
ubah aktuasi katup dan mengamati kondisi arah pergerakan aktuator
silinder pneumatik. Setelah itu, tiap kelompok praktikan mengubah-ubah
besar cekikan pada katup cekik dan mengamati kondisi cepat-lambatnya
pergerakan aktuator silinder pneumatik. Hasil pengamatan ditulis pada
lembar data tentang kedua hal tersebut.
3.4. Simulasi Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik 2 Menggunakan
Software Fluidsim
Sistem pneumatik 2 ini adalah rangkaian sistem pneumatik yang
disimulasi menggunakan Fluidsim tanpa divalidasi mekanisme gerak
menggunakan pneumatic trainer. Sistem ini lebih rumit dibandingkan
sistem pneumatik 1. Berikut ini prosedur simulasi mekanisme gerak sistem
pneumatik 2.
1. Tiap kelompok praktikum akan memilih dan menerima soal tentang sistem
pneumatik 2 dari grader praktikum.
2. Tiap kelompok praktikan membuat sistem pneumatik 2 sesuai dengan soal
yang diberikan grader menggunakan software Fluidsim. Jika ada proses
pembuatan yang tidak dimengerti segera ditanyakan ke grader praktikum.
3. Jika sistem pneumatik sudah selesai, tiap praktikan menyimulasikan
sistem pneumatik tersebut dengan menekan menu "run", dan amati
mekanisme gerak sistem tersebut.
4. Tiap kelompok praktikan melakukan print screen pada layar monitor di
mana sistem pneumatik berjalan. Print screen dilakukan untuk tiap
kemungkinan mekanisme gerak sistem pneumatik berdasarkan kombinasi
posisi katup-katup pneumatik. Tiap gambar hasil print screen ini nantinya
akan menjadi gambar soal yang akan dianalisis mekanisme geraknya
akibat keija katup pneumatik.
5. Hasil print screen dari tiap kemungkinan kondisi sistem pneumatik di copy-
paste ke file Microsoft Word dengan kondisi satu halaman menampilkan
maksimal 2 gambar hasil print screen. Lalu simpan file tersebut dengan
format pneumatikdua-(TanggalPraktikum)- (NomorKelompok).doc.
Sebagai contoh kelompok praktikan no. 23 praktek tanggal 17 Agustus 2014

25
maka nama filenya pneumatiksatu-170814-23.doc. Kemudian file word
ini diprint satu kali untuk laporan dan analisis.

26
BAB IV
ANALISIS MEKANISME GERAK SISTEM PNEUMATIK

4.1. Analisis Mekanisme Gerak Sistem Pneumatik


Kelompok : 03
Hari/Tanggal/Sesi Praktikum :
Nama Peserta Praktikum :
1. Riski Afandi NPM. 02.2018.1.09498
2. Aziz Nurrachmad NPM. 02.2018.1.09613
3. Hafiz Mundziri NPM. 02.2018.1.09652

4.1.1. Lembar soal sistem pneumatik

27
A. Pembahasan sistem pneumatik kondisi 1

Dalam sistem pneumatik kondisi 1 ini udara yang berasal dari


sumber tenaga angin (kompresor) akan disuplai kepada Air Service Unit.
Dalam Air Service Unit untuk membersihkan udara dari kotoran dan air.
Udara di pompakan menuju ke katup 3/2 direction valve (V1, V2, V3) akan
tetapi udara tertahan atau tidak dapat di teruskan karena katup tertutup.
Sehingga udara dari Kompressor langsung menuju ke katup 5/2 direction
control valve (V4) dan udara masuk melalui port 1 dan keluar melalui port 2
lalu udara diteruskan menuju ke one way flow control valve dengan bukaan
katup 70 % kemudian udara akan menuju ke actuator (C1) ke kiri (Min).

28
B. Pembahasan sistem pneumatik Kondisi 2

Dalam sistem pneumatik kondisi 2 ini udara yang berasal dari sumber
tenaga angin (kompresor) akan disuplai kepada Air Service Unit. Dalam Air
Service Unit untuk membersihkan udara dari kotoran dan air. Udara
dipompakan menuju ke katup 3/2 direction valve (V2) udara tidak dapat
diteruskan karena katup dalam kondisi tertutup. Udara Air Service Unit
diteruskan ke Direction Valve 3/2 (V3) dari port 1 ke port 2 menuju direction
valve (V1) ke piloted (V4). Sehingga udara dari kompressor langsung
menuju ke katup 5/2 direction control valve (V4) dan udara masuk melalui
port 1 dan keluar melalui port 4 lalu udara diteruskan menuju ke one way
flow control valve dengan bukaan katup 50 % kemudian udara diteruskan
menuju ke actuator dengan bukaan setengah bergerak ke arah kanan menuju
ke one way flow control valve dengan bukaan katup 70 %. Kemudian udara
menuju ke direction control valve dari port 2 keluar ke port 3.

29
C. Pembahasan sistem pneumatik Kondisi 3

Dalam sistem pneumatik kondisi 3 ini udara yang berasal dari sumber
tenaga angin (kompresor) akan disuplai kepada Air Service Unit. Dalam Air
Service Unit untuk membersihkan udara dari kotoran dan air. Udara
dipompakan menuju ke katup 3/2 direction valve (V3) udara tidak dapat
diteruskan karena katup dalam kondisi tertutup. Dari Air Service Unit Udara
dapat diteruskan melalui direction valve (V2) udara masuk melalui port 1
dan keluar melalui port 2 Sehingga udara langsung menuju ke piloted
direction control valve (V4) dan udara masuk melalui port 3 dan keluar
melalui port 2 lalu udara diteruskan menuju ke one way flow control valve
dengan bukaan katup 70 % kemudian udara diteruskan menuju ke actuator
bergerak sedikit ke arah kiri menuju ke one way flow control valve dengan
bukaan katup 50 %. Kemudian udara menuju ke direction control valve dari
port 4 keluar ke port 5.

30
Tabel logika Mekanisme Pneumatik

No. V1 V2 V3
1 OFF OFF ON
2 ON OFF ON
3 OFF ON OFF

31
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwasanya hasil dari praktikum ini
ialah sebagai berikut :
a. Merangkai skematik komponen pneumatic yang sesuai kebutuhan, sebelum
merangkai skematik komponen pneumatic perlu kita ketahui terlebih
dahulu semua fungsi komponen-komponen tersebut.
b. Mengetahui cara kerja pada
a. Directional control valve yang berfungsi untukmengendalikan arah
gerakan aktuator.
b. Directional control valve with knop yang befungsi untuk
mengendalikan arah gerakan dengan tuas penekan
c. Shuttle valve berfungsi sebagai menjalankan logika OR pada aliran
udara
d. Throttle valve berfungsi sebagai mengalirkan 2 arah aliran udara
kempa dari dan menuju silinder
e. One way adjustable flow control berfungsi untuk mengontrol
banyaknya aliran udara satu arah yang masuk pada silinder
f. Compressor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara
bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara
g. Air service unit berfungsi mengatur udara yang akandisalurkan
h. Silinder pneumatik adalah penggerak ganda akan maju ataumundur
oleh karena adanya udara bertekanan yang disalurkan ke salah satu
sisi dari dua saluran yang ada
i. Aktuator yang digunakan dalamsimulasi adalah Double Actik
Cylinder

5.2 Saran
Dalam melakukan penggambaran skematik menggunakan Fluidsim
diharapkan untuk lebih teliti dan cermat dalam pemilihan simbol komponen

32
pneumatik. Selain itu untuk setiap symbol dari beberapa komponen pneumatic
seperti valve, actuator, supply, harus dipahami fungsi, kegunaan, dan cara kerjanya
supaya tidak terjadi kesalahan pada saat disimulasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Alhudah, Ixwan. 2012. Analisia Konversi Energi Pada Sistem Kontrol


Pneumatik Trainer. Surabaya: Teknik Mesin ITATS.
Khanif, Mochamad. 2012. Sistem Kontrol Pneumatik pada Pneumatic Trainer
dan Aplikasi Sistem Kontrol. Surabaya: Teknik Mesin ITATS.
Pramono, Wirawan. 2010. Bahan Ajar Pneumatik-Hidrolik. Semarang: Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang.
Rabie, Galal. 2009. Fluid Power Engineering. United State of America: The
McGraw-Hill Companies, Inc.

34

Anda mungkin juga menyukai