Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi geografis Indonesia berada di antara samudera Pasifik dan
Samudera Hindia dan di antara benua Asia dan Benua Australia pada ekuator. Akibat
dari kondisi ini menyebabkan cuaca, musim dan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh
sirkulasi atmosfer global, regional dan lokal, seperti sirkulasi utara-selatan (Hadley),
sirkulasi barat-timur (Walker) dan sistem angin lokal. Apabila terdapat gangguan
pada salah satu sistem sirkulasi tersebut, maka akan memengaruhi cuaca dan iklim di
Indonesia (Mukarami, 2000).
Cuaca adalah seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau
sebuah planet lainnya dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka
waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim (Anonim, 2018).
Informasi mengenai cuaca dan iklim merupakan kebutuhan utama untuk
mendukung kegiatan di berbagai sektor. Sektor yang paling membutuhkan informasi
mengenai cuaca dan iklim ialah sektor pertanian. Informasi tersebut dapat berupa
prakiraan cuaca atau iklim.
Prakiraan (perkiraan) cuaca, dalam bahasa sehari-hari disebut ramalan
cuaca, adalah penggunaan ilmu dan teknologi untuk memperkirakan keadaan
atmosfer Bumi pada masa datang untuk suatu tempat tertentu (Anonim, 2018).
Informasi cuaca dan iklim dapat pula digunakan untuk antisipasi
perubahan iklim maupun perubahan cuaca yang berdampak pada bencana alam
seperti kekeringan maupun banjir. Berbagai metode untuk prakiraan cuaca telah
banyak dikembangkan hingga saat ini. Salah satu Badan yang memberikan informasi
mengenai cuaca yakni prakiraan cuaca ialah Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah lembaga
pemerintah non departemen yang berada dalam koordinasi Departemen
Perhubungan. Dalam menjalankan tugasnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) bertanggung jawab kepada Presiden.
Kegiatan pengumpulan data, observasi, pengolahan, serta analisis data
adalah salah satu tugas dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kegiatan ini dilakukan setiap harinya secara berkelanjutan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat tentang kondisi cuaca harian. Salah satu sistem terbaru

I-1
yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat
ini ialah National Digital Forecest (NDF).
National Digital Forecest (NDF) adalah sistem prakiraan cuaca berbasis
kecamatan. National Digital Forecest (NDF) bertujuan untuk memberikan layanan
yang cepat, tepat, akurat dengan jangkauan yang lebih luas dan mudah dipahami.
Selain itu, juga untuk mewujudkan weather ready nation atau bangsa yang siap
dalam menghadapi dan memanfaatkan cuaca.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana Cara Pembuatan Prakiraan Cuaca dengan National Digital Forecest
(NDF)?
1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pembuatan Prakiraan Cuaca dengan National Digital Forecest


(NDF)

1.4 Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Memiliki pengetahuan awal tentang NDF.
2. Memudahkan mahasiswa dalam membuat prakiraan cuaca berbasis kecamatan
3. Membuat Mahasiswa jadi lebih aktif dalam mempelajari curah hujan.
Bagi Institusi
Dengan adanya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat meningkatkan
kerja sama dan hubungan baik antara instansi atau lembaga dengan Institusi tersebut.

I-2

Anda mungkin juga menyukai