Anda di halaman 1dari 10

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan iklim global adalah perubahan jangka panjang berdasarkan data


statistik cuaca secara global (NOAA 2007). Lebih lanjut, LAPAN (2009).
mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan rata-rata salah satu atau lebih
elemen cuaca pada suatu daerah tertentu (regional). IPCC (2007) menyatakan
bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat
atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang
panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga, diperjelas bahwa perubahan
iklim mungkin disebabkan oleh proses alam internal maupun adanya kekuatan
eksternal yang memicu terjadinya emisi gas rumah kaca (GRK). Penyebab eksternal
merupakan kegiatan manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan
tata guna lahan. Penyebab internal yang merupakan faktor alam disebut juga
penyebab natural dan penyebab eksternal adalah penyebab antropogenik.

Perubahan iklim mengacu pada perubahan status iklim yang diidentifikasi


dengan perubahan rata-rata dan/atau variabilitas faktor-faktor yang berkaitan
dengan iklim dan tetapberlaku untuk periode yang luas atau lebih panjang. Undang-
Undang Nomo3 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 1 (19) mendefinisikan Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang
diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga
menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga
berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang
dapat dibandingkan.

Perubahan iklim, yang dipicu oleh pemanasan global lebih diakibatkan oleh
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK)di atmosfer.Gas Rumah Kaca
(GRK) adalah gas yang pada saat terakumulasi di atmosphere dan menciptakan
selubung kemudianmenimbulkan gangguan pada pelepasan panas dari bumi ke luar
lapisan atmosphere. Gas yangmemungkinkan untuk hal tersebut terjadi
adalahKarbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogenoksida (N2O),

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-1


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

Hidrofluorokarbon (HFCs),Perfluorokarbon (PFCs), dan Sulfur hexafluoride (SF6)


(USAID, 2011).

Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim yang memicu


peningkatan curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir
dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Energi dari matahari memacu cuaca
dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi mengembalikan
energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atomsfer (uap air, karbondioksida
dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang disebabkan pada ketimpangan
pola produksi, konsumsi dan gaya hidup yang mendorong eksploitasi SDA
melampaui kemampuan alam memulihkan dirinya. Sampah-sampah sebagai
implikasi memenuhi kebutuhan dan produksi menjadi kontributor utama pemanasan
global berbaur dengan eksploitasi SDA yang berlebih.

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, merupakan salah satu


negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum,
model perubahan iklim global memprediksi semua wilayah Indonesia akan
mengalami dampak serius terhadap perubahan iklim termasuk banjir, kekeringan,
tanah longsor dan cuaca ekstrim. Olehnya itu maka diperlukan upaya-upaya konkrit
untuk mengantisipasinya.

Pada Level Nasional; upaya dan strategi adaptasi, baik jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang dirasakan perlu untuk melindungi masyarakat
dan menghindari kerugian ekonomi yang lebih besar. Di Indonesia dampak ekonomi
perubahan iklim diperkirakan sangat besar walaupun masih sulit diperhitungkan
secara pasti. Pembangunan nasional dengan agenda adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim memiliki tujuan akhir agar tercipta sistem pembangunan yang
adaptif atau tahan terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini.

Untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim, Pemerintah Indonesia


telah melakukan berbagai upaya adaptasi perubahan iklim, termasuk penyusunan
dokumen kebijakan nasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim, seperti
Indonesia Adaptation Strategy, Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-2


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

Indonesia, dan Indonesia Climate Change Sectoral Road Map serta Dokumen
Strategi Pengarusutamaan Adaptasi dalam Perencanaan Pembangunan Nasional.

Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk salah satu daerah dengan risiko tinggi
mengalami bencana hidrometeorologi. Masih segar dalam ingatan kita bencana
banjir yang terjadi sekitar Juni-Juli 2019 di Konawe Utara, Konawe, Kolaka Timur
dan Kolaka Utara serta wilayah lainnya telah menimbulkan banyak kerugian baik
moriil maupun materiil. Selesainya bencana banjir tersebut kemudian diikuti
kemarau mulai Agustus-Oktober 2019 di beberapa wilayah di Sultra. Berdasarkan
hal ini maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah mengambil langkah
strategis untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim tersebut.

Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 17 kabupaten/kota tersebar di


Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara tersebar di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sehingga secara geografis wilayah ini sangat
rawn terhadap kondisi hidrometeorologi yang ekstrim. Bencana hidrometeorologi
yang cukup ekstrim antara lain angin kencang, geombang tinggi dan bencana
kekeringan yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih. Wilayah-wilayah seperti
Kabupaten Wakatobi, Buton Selatan, Buton Utara, dan Konawe Kepulauan sangat
rentan terhadap bencana hidrometeorolgi tersebut.

Komitmen pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengantisipasi


dampak perubahan iklim sangatlah nyata. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sultra telah
mengakomodir Sustainable Development Goals ke-13 yakni “mengambil
tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya”.
Tindakan tersebut tercermin ke dalam RPJM Provinsi Sulawesi Tenggara 2018-2023
yang mencakup substansi: (1) Bidang Ketahanan Ekonomi, meliputi: sub bidang
ketahanan pangan dan sub bidang memandirian energi; (2) Bidang ketahanan
sistem kehidupan, meliputi: sub bidang kesehatan, sub bidang permukiman dan sub
bidang infrastruktur; (3) Bidang ketahanan ekosistem; (4) Bidang ketahanan wilayah
khusus, meliputi: sub bidang perkotaan dan sub bidang pesisir dan pulau-pulau
kecil; serta (5) Bidang sistem pendukung.

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-3


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

Kebijakan yang bersifat mandatori terkait dengan peningkatan daya adaptasi


perubahan iklim telah terwujud dengan lahirnya Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2019 tentang Adaptasi Perubahan Iklim. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
provinsi pertama di Indonesia yang sudah melahirkan kebijakan adaptasi perubahan
iklim yang menjadi substansi utama pembangunan daerah. Peraturan Daerah
tersebut memerintahkan untuk segera menyusun “Rencana Aksi Daerah Adaptasi
Perubahan Iklim (RAD-API)” di level provinsi dan level kabupaten/kota.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-
API) adalah merumuskan rencana aksi daerah adaptasi terhadap dampak perubahan
iklim yang terkoordinasi secara terpadu dengan semua pemangku kepentingan yang
terlibat, baik dari pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan dan seluruh
masyarakat.

Tujuan utama dari adaptasi perubahan iklim dalam RAD-API adalah


terselenggaranya sistem pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki ketahanan
(resiliensi) tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Tujuan utama tersebut akan
dicapai dengan membangun ketahanan ekonomi, ketahanan tatanan kehidupan,
baik secara fisik, maupun ekonomi dan sosial, dan menjaga ketahanan ekosistem
serta ketahanan wilayah khusus untuk mendukung sistem kehidupan. Adapun tujuan
khusus penyusunan dokumen RAD-API ialah untuk: (1) Memberikan arahan untuk
pengarusutamaan isu adaptasi perubahan iklim dalam proses perencanaan
pembangunan nasional; (2) Menyediakan arahan bagi aksi adaptasi perubahan iklim
sektor, serta aksi adaptasi perubahan iklim terintegrasi (lintas sektor) di dalam
perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang; (3)
Menyediakan arahan bagi langkah aksi adaptasi prioritas jangka pendek untuk
diusulkan, agar mendapatkan perhatian khusus dan dukungan pendanaan baik
nasional maupun internasional; dan (4) Sebagai arahan bagi sektor dan daerah
(kabupaten/kota) dalam mengembangkan langkah aksi adaptasi yang sinergis dan
upaya membangun sistem komunikasi serta koordinasi yang lebih efektif.

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-4


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Peubahan Iklim (RAD-API) Provinsi Sulawesi


Tenggara diharapkan dapat memberikan manfaat dalam: (1) Mendorong
terbangunnya sinergitas pelaksanaan program antar-sektor dan antar-daerah untuk
meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional; dan (2)
Mendorong terbentuknya sistem koordinasi yang lebih baik antar-sektor dan antara
pemerintah pusat dengan daerah dalam mengembangkan kebijakan dan rencana
aksi adaptasi perubahan iklim.

1.3. Dasar Hukum


Penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Peubahan Iklim (RAD_API) Provinsi
Sulawesi Tenggara mencacu pada Peraturan Perundangan, sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam


dan Ekosistemnya. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor
10);

2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations


Framework Convention on Climate Change. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1994 Nomor 1);

3) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167);

4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto


atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan
Iklim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 72);

5) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-5


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

7) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

9) Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir


dan Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4739);

10) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

11) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 149);

12) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

13) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

14) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);

15) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-6


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

16) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Nomor 10);

17) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 Nomor 2);

18) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2015 Nomor 1);

19) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Hutan Lindung dan Hutan Produksi (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Nomor 12);

20) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2019 Nomor 09).

21) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Adaptasi Perubahan Iklim (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2019 Nomor 11).

1.4. Kedudukan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-


API)

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Provinsi Sulawesi


Tenggara merupakan bagian dari kerangka perencanaan pembangunan daerah di
Provinsi Silawesi Tenggara. Penjabarankedudukan RAD-API ditunjukkan dalam
Gambar 1.1. Dari sisi perencanaan pembangunan daerah, RAD-APImerupakan
rencana yang lebih spesifik bersifat lintas sektor dalam mempersiapkan rencana
pembangunanyang memiliki daya tahan terhadap perubahan iklim ( climate
proof/resilient development) di tingkat daerah,dimana RAD-API sendiri diharapkan
dapat memberikan arahan pada Rencana Kerja Pemerintah maupunRencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di masa depan, agar lebih
tanggap terhadapdampak perubahan iklim. RAD-API tidak menjadi dokumen

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-7


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

terpisah yang memiliki kekuatan legal formal tersendiri, namun menjadi masukan
utama dan bagian integral dari dokumen perencanaan pembangunandaerah dan
perencanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). RAD-API juga merupakan acuan
bagi pemerintahkabupaten/kota dalam menyusun Rencana Aksi/Strategi Daerah
Adaptasi Perubahan Iklim sebagai arahan dalammenyiapkan dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang tahan perubahan iklim.

Untuk memastikan keterlibatan dan kepemilikan RAD-API oleh Organisaasi


Perangkat Daerah (OPD) terkait dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara,
penyusunan RAD-API telah dilakukan melalui pendekatan partisipatif yangmelibatkan
berbagai Organisasi Perangkat Daerah yang difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan demikian, kegiatan-kegiatanprioritas yang
difokuskan dalam RAD-API merupakan bentuk penguatan rencana strategis dari
masing-masingOPDdalammelakukanadaptasi terhadap perubahan iklim.

Secara regional, RAD-API akan berada di bawah Tim Koordinasi Adaptasi


Perubahan Iklim Provinsi Sulawesi Tenggara yang nantinya akan dibentuk oleh
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara. Kelompok Kerja ini bertanggungjawab dalam
sinkronisasi rencana maupun implementasi program maupun kegiatan terkait
dengan adaptasi perubahan iklim sehingga mempunyai fokus dan lokus yang lebih
terarah.

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-8


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

RAD-API Provinsi
Sultra

RPJPD Provinsi RTRW Provinsi RPJMD Provinsi RKPD Provinsi


Sultra Sultra Sultra Sultra

Renstra SKPD Renja SKPD Sultra


Sultra

Gambar 1.1. Kedudukan RAD-API dengan Kerangka Pembangunan Provinsi


Sulawesi Tenggara
Untuk pelaksanaan adaptasi perubahan iklim di daerah perlu disusun strategi
adaptasi daerah di tingkatkabupaten/kota yang penyusunannya merupakan
tanggung jawab daerah masing-masing dengan koordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara. Strategi Adaptasi Daerah disusun dengan
melibatkan dinas teknis terkait dansesuai dengan prioritas pembangunan daerah
berdasarkan kemampuan APBD dan masyarakat. Adapunpengaturan kewenangan
pemerintahaan pada level daerah mengacupada Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014dan PP No. 38 Tahun 2007. Penyusunan program dan rencana aksi
adaptasidalam beberapa bidang/sektor perlu diselaraskan dengan pengaturan
kewenangan sebagaimana diaturdalam PP No. 38 Tahun 2007.

1.5. Pendekatan dan Kerangka Kerja

RAD-API Provinsi Sulawesi Tenggara disusun dengan mengacu kepada


dokumen-dokumen dan rencana kerja yang telah ada. Penyusunan dimulai dengan
melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen yang telah ada, mengidentifikasi
risiko perubahan iklim terhadap berbagai bidang kehidupan, dan menetapkan
tujuan, sasaran, strategi, dan rencana aksi untuk mengantisipasi risiko perubahan

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I-9


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara

iklim di masa depan, yang disinkronisasikan dengan program kerja Organisasi


Perangkat Daerah (OPD) di level provinsi. Memperhatikan tujuan utama adaptasi
perubahan iklim dalam RAD-API Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu tercapainya sistem
pembangunan daerah yang memiliki ketahanan atau resiliensi terhadap dampak
perubahan iklim dan mempertimbangkan hasil kajian ilmiah yang ada, dengan
dokumen RPJMD dan Renstra masing-masing OPD terkait, dan konsultasi dengan
sektor dan stakeholder lainnya, maka disusun rencana aksi adaptasi perubahan iklim
daerah termasuk pengarusutamaan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023 dan RPJMD berikutnya yakni Tahun
2024-2029). Dokumen RAD-API Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah disusun
selanjutnya akan ditinjau kembali secara periodik untuk terus disempurnakan
dengan didukung oleh data dan kajian ilmiah yang lebih terarah.

Sumber pendanaan utama pelaksanaan RAD-API adalah Anggaran Pendapatan


Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulwesi Tenggara, namun demikian maka RAD-API
juga dapat dikaitkan dengan sumber-sumber pendanaan non-APBD seperti Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat. Karena itu, perlu diidentifikasi kegiatan-kegiatan aksi yang dapat
dilaksanakan melalui APBD dan kegiatan yang dapat didanai sumber-sumber lainnya,
sehingga pendanaannnya dapat dilakukan melalui sumber-sumber non APBN.
Sebagai sebuah konsep yang menunjang RPJMD dan Renstra, RAD-API menjadi
payung bagi dokumen rencana dan hasil kegiatan yang terdapat di setiap OPD.
Sementara itu, berkaitan dengan pengurangan risiko bencana, maka RAD-API
menjadi penyambung dengan RAD (Rencana Aksi Daerah) Pengurangan Risiko
Bencana untuk sumber-sumber kebencanaan yang terkait dengan dampak
perubahan iklim, seperti bencana hidrometeorologi di level kabupaten/kota,
sehingga RAD-API betul-betul menjadi arus utama program pembangunan sektor
baik di level provinsi maupun level kabupaten/kota.

Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim I - 10

Anda mungkin juga menyukai