Anda di halaman 1dari 16

Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

INFORMASI PERAMALAN BANJIR MENGGUNAKAN


DATA HUJAN DARI SATELIT

(FLOOD FORECASTING INFORMATION USING RAIN DATA


FROM SATELLITES)

Pian Sopian Amsori 1) Tasya Asyantina 2) Radhika 3)


1,2,3) Balai Hidrologi dan Tata Air, Pusat Litbang Sumber Daya Air, Jl. Ir. H Juanda No. 193 Bandung, Jawa
Barat, Indonesia 40135
e-mail: amsori@gmail.com, tasyaasyantina@yahoo.co.id, radhika@yahoo.com

ABSTRAK
Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang selalu terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi yang kerap terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.
Guna meminimalkan kerugian akibat bencana tersebut, maka perlu di buat sistem informasi peramalan
banjir yang disebar luaskan kepada para pemangku kepentingan terkait di setiap wilayah pengelolaan
sumber daya air yang dibatasi oleh wilayah sungai. Makalah ini menyajikan sistem informasi peringatan
dini banjir yang menginformasikan potensi banjir sampai dua hari ke depan, dengan menggunakan input
berupa data statis (peta kerentanan sosial-ekonomi, peta rawan banjir dan peta kemiringan lahan) dan data
dinamis (hujan TRMM dan data forecasting). Metode yang digunakan adalah dengan cara
menumpangtindihkan data statik dan dinamik pada perangkat lunak FEWS (Flood Early Warning System)
dan dengan batasan tertentu dalam penentuan potensi banjir menghasilkan output berupa peta informasi
potensi banjir pada setiap wilayah di Indonesia untuk kondisi hari ini sampai dua hari ke depan. Tujuan
yang ingin dicapai dari dibangunnya sistem informasi peringatan dini banjir ini adalah untuk menyajikan
informasi peringatan dini banjir di Wilayah Indonesia dan hasilnya diharapkan dapat dipakai oleh para
pemangku kepentingan dalam menghadapi ancaman terkait banjir di daerahnya.
Kata kunci: Banjir, hujan, satelit, system informasi

ABSTRACT
Flood disaster is one of the natural disasters that always occur in various regions in Indonesia. One of the
causes is the high rainfall that often occurs in all regions in Indonesia. In order to minimize the losses caused
by the disaster, it is necessary to make information system of flood forecasting that is disseminated to
relevant stakeholders in every area of water resources management which is limited by river area.
This paper presents a flood early warning information system that informs the potential for floods for up to
two days ahead, using inputs in the form of static data (socio-economic vulnerability map, flood hazard map
and land slope map) and dynamic data (TRMM rainfall and forecasting data). The method used is to overlay
static and dynamic data on FEWS (Flood Early Warning System) software and with certain limitations in
determining the potential of flood generating output in the form of map of potential flood information in
every region in Indonesia for today condition up to two days ahead .
The objective of a flood early warning information system is to present flood early warning information in
Indonesian Territory and the result is expected to be used by the stakeholders in facing the flood-related
threat in their area.
Keywords: Flood, rainfall, satellite, information system

99
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

PENDAHULUAN menyapu bersih suatu kota. Bencana alam ekstra-


terestrial merupakan bencana alam yang terjadi di
Indonesia merupakan salah satu negara yang luar angkasa. Bencana ini biasanya diakibatkan
tidak terlepas dengan yang namanya bencana oleh datangnya berbagai benda langit seperi
alam. Bencana alam yang terjadi di Indonesia ada asteroid atau bahkan gangguan dari badai
yang disebabkan oleh alam dan ada pula yang matahari (Sumber: http://sahabatnesia.com).
disebabkan oleh manusia. Apapun bentuknya,
bencana alam pasti akan merugikan kita. Masalah Diantara kondisi alam yang mendukung
ini sudah menjadi topik yang sering terjadinya bencana yang disebabkan olehnya
diperbincangkan di era modern seperti ini. adalah curah hujan yang tinggi, posisi Indonesia
Walaupun manusia bisa memprediksi kapan yang terletak pada jalur subduksi lempeng
terjadinya sebagian dari bencana alam, tapi tektonik, terdapatnya banyak gunungapi aktif,
manusia tidak akan pernah bisa menghentikan pola struktur geologi aktif, serta kemungkinan
bencana alam tersebut. Walaupun bisa interaksi akibat bencana alam dan ulah manusia,
memperkecil korban jiwa, kerugian yang seperti: adanya degradasi lingkungan,
dirasakan cukuplah besar (Ginting and Van pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya alam
Loeneon, 2014). yang tidak tersistematik dan terencana dan
sebagainya.
Ada 3 (tiga) jenis bencana alam yang harus
kita ketahui, yaitu bencana alam: meteorologi, BNPB dalam situs resminya merilis berbagai
geologi dan ekstra-terestrial. Bencana alam macam kejadian bencana di Indonesia yang sering
meteorologi merupakan bencana alam yang terjadi dari tahun 1900 s/d 2016 dan
berhubungan dengan iklim atau cuaca. Bencana memprosentasekannya seperti pada Gambar 1
alam ini pada umumnya tidak terjadi pada suatu (BNPB, 2017).
tempat yang khusus. Bencana alam meteorologi Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa
paling banyak terjadi di seluruh dunia seperti bencana banjir merupakan kejadian bencana yang
banjir, tanah longsor, dan kekeringan. paling besar (31,3 %) dibandingkan dengan
Kekhawatiran terbesar pada masa modern kejadian-kejadian lainnya dan ini menandakan
sekarang ini adalah terjadinya pemanasan global bahwa bencana banjir seolah tak pernah lepas di
yang dapat mencairkan es di daerah kutub. Hal ini Indonesia setiap kali musim hujan. Banjir di
dapat menyebabkan tenggelamnya beberapa Jakarta, Semarang dan Bojonegoro sudah terkenal
daratan atau bahkan pulau-pulau kecil. Bencana selama ini jadi masalah tahunan saat musim hujan
Alam Geologi merupakan bencana alam yang datang. Media mengulas bencana banjir seperti
terjadi di permukaan bumi. Misalnya gempa bumi, sudah biasa terjadi, padahal bagi warga yang
gunung meletus, tanah longsor, dan tsunami. terkena imbas banjir, mereka mengalami musibah
Bencana alam ini memiliki dampak yang begitu yang sangat merugikan.
besar karena kekuatan dari bencana alam ini bisa

Sumber: BNPB

Gambar 1 Kejadian Bencana di Indonesia dari Tahun 1900 s/d 2016

100
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Kondisi yang dihadapi saat ini terkait bencana Meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh
banjir yang menjadi permasalahan adalah belum banjir merupakan tujuan dari dibangunnya sistem
tersedianya informasi yang lengkap tentang peringatan dini banjir. Sistem ini dikembangkan
bencana banjir dan tanah longsor sebagai akibat dengan menggunakan beberapa kemajuan bidang
dari kurangnya peran institusi ke-PUPR-an dalam ilmu terkait sehingga memungkinkan dapat
menyikapi bencana banjir lebih dini. Hal-hal memprakirakan besarnya banjir yang mungkin
tersebut disebabkan karena adanya keterbatasan terjadi beberapa hari ke depan serta daerah
dasar pemahaman akan pengetahuan banjir genangannya. Teknologi tersebut adalah Flood
sehingga diagnosis sebab akibat menggunakan Early Warning System (FEWS) dengan
rumusan umum yang bersifat tunggal. Padahal memanfaatkan berbagai input data secara real time
kenyataannya bisa bersifat multi sebab. Kekakuan maupun data prakiraan beberapa hari ke depan
atau kurang lenturnya penjabaran tupoksi institusi (Ginting, dkk, 2014).
dalam menyikapi masalah. Selain itu disebabkan Untuk melakukan peringatan dini banjir (flood
pula oleh lemahnya koordinasi sistem wilayah early warning) terdapat beberapa tahapan untuk
kerja dengan wilayah permasalahan yang bersifat dapat tercapainya hasil secara efektif. Tahapan-
Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga melemahkan tahapan tersebut antara lain (Werner and Kwadijk,
koordinasi antar institusi dalam memformulasikan 2005):
masalah dalam suatu wilayah kerja. Oleh karena
Detection, tahapan ini, data tepat waktu (real
itu, maka perlu dibuat suatu sistem sederhana yang
time) di monitor dan di proses untuk mendapatkan
dapat menginformasikan rawan banjir yang
informasi tentang banjir yang mungkin terjadi.
dilakukan pada setiap pengelola sumber daya air.
Informasi tersebut selanjutnya diteruskan untuk
Satgas (satuan tugas) banjir merupakan suatu melakukan peringatan (warning) tanpa melalui
sistem informasi yang dapat menyajikan informasi forecasting. Pada tahapan ini diperlukan juga filter
daerah yang berpotensi banjir. Satgas banjir ini terhadap data yang ada karena data yang diperoleh
mengambil istilah dari satuan tugas yang dikelola dari lapangan belum tentu memiliki kualitas yang
oleh Balai Litbang Hidrologi dan Tata Air, baik.
Puslitbang Sumber Daya Air yang bertanggung
Forecasting, tahapan ini dilakukan prakiraan
jawab terhadap pemberian informasi daerah yang
terhadap curah hujan, tinggi muka air atau debit
berpotensi banjir. Satgas banjir ini memiliki
aliran banjir serta waktu datangnya banjir
komponen-komponen: input, proses dan output.
tersebut. Dengan diketahuinya kejadian banjir
Komponen input berupa data statis (peta
tersebut maka dapat diteruskan untuk melakukan
kerentanan sosial ekonomi, peta rawan banjir dan
peringatan (warning).
peta kemiringan lahan) dan data dinamis (hujan
TRMM dan data forecasting). Komponen proses Warning dan dissemination, tahapan ini
berupa perangkat lunak FEWS (Flood Early merupakan faktor kunci sukses dalam sistem
Warning System) yang akan melakukan proses peringatan dini banjir (flood early warning).
tumpang tindih atau overlay) terhadap data-data Tahapan ini menggunakan informasi yang
input. Komponen output, berupa peta potensi diperoleh dari tahapan detection ataupun
banjir (peringatan dini banjir) di seluruh wilayah forecasting. Pihak yang bertanggung jawab
Indonesia. Metodologi dari satgas banjir yaitu menyebarluaskan informasi tersebut untuk dapat
melakukan proses overlay terhadap data-data meminimalisasi resiko yang ditimbulkannya.
input, sistem melakukan penyaringan atau batasan Response, tanggap terhadap isu peringatan
penentuan potensi banjir dan output berupa banjir, dan hal ini merupakan yang sangat penting
peringatan dini banjir atau potensi banjir pada untuk tercapainya tujuan pelaksanaan peringatan
suatu daerah pada level kabupaten. Tujuan yang dini banjir. Jika tujuan dari peringatan dini banjir
ingin dicapai dari dibangunnya sistem informasi adalah untuk mengurangi kerugian materil
satgas banjir yaitu untuk menyajikan peringatan maupun non materil, maka diperlukan personil
dini banjir dan menginformasikannya kepada yang tanggap secara cepat dan tepat dalam
stakeholder daerah rawan banjir dan masyarakat. melakukan evakuasi apabila banjir benar-benar
TINJAUAN PUSTAKA terjadi. Tahapan-tahapan tersebut dapat
diilustrasikan melalui diagram seperti dapat dilihat
Konsep Sistem Peringatan Dini Banjir pada Gambar 2.
Peramalan banjir merupakan bagian penting Pada tahapan detection perlu
dari manajemen banjir, karena tidak ada ukuran
mempertimbangkan berbagai kemungkinan data
pencegahan ataupun pertahanan yang lebih efektif.
Peramalan juga akan menjadi bagian dari yang dapat digunakan untuk melakukan prakiraan
perencanaan dan pengembangan pengelolaan banjir (Ginting, 2013). Untuk sistem satgas banjir,
strategi banjir (WMO, 2011). berbagai data bisa digunakan seperti: The
European Centre for Medium-Range Weather

101
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Forecasts (ECMWF) merupakan prakiraan hujan awalnya dikembangkan dalam menanggapi


selama 10 hari ke depan, Tropical Rainfall perkembangan peramalan dan peringatan dini
Measuring Mission (TRMM) merupakan data banjir, menyediakan koleksi canggih modul generik
dirancang untuk membangun sistem disesuaikan
satellite monitoring real time, data statis (peta
dengan kebutuhan spesifik dari setiap instansi.
kerentanan sosial ekonomi, rawan banjir dan Selama lebih dari 10 tahun pembangunannya yang
kemiringan lahan). Penggunaan dari berbagai data sistemnya bersifat fleksibel yang menyertakan
tersebut diperuntukkan bagi sistem peringatan aplikasi untuk sumber daya air, peramalan
dini banjir (satgas banjir) untuk menghasilkan kekeringan, peramalan kualitas air dan
prediksi banjir hari ini sampai dua hari ke depan. pengendalian secara tepat waktu (real time)
(Deltares, 2009).
Konsep Dasar DELFT-FEWS Filosofi dari DELFT-FEWS adalah untuk
Sejak diperkenalkan pada tahun 2002/2003, menyediakan sistem kerangka terbuka untuk
platform DELFT-FEWS ini melakukan proses mengelola proses peramalan. DELFT-FEWS
forecasting di lebih dari 40 pusat operasional. menggabungkan berbagai data umum yang
Dalam hal ini telah digunakan untuk diperlukan untuk peramalan banjir, sambil
menghubungkan data dan model secara real time, memberikan interface terbuka untuk setiap model
menghasilkan prakiraan setiap hari. Dalam eksternal yang akan diintegrasikan dengannya.
beberapa kasus, ini membentuk blok bangunan Sifat modular dan sangat mudah dikonfigurasi dari
dari sistem peramalan nasional di seluruh negara DELFT-FEWS memungkinkan untuk digunakan
dengan menggunakan teknologi client-server secara efektif, baik dalam sistem yang sederhana
terdistribusi. Dalam kasus lain, hal itu diterapkan dan dalam sistem yang sangat kompleks dengan
pada skala yang jauh lebih kecil di sebuah memanfaatkan berbagai pemodelan hidrologi dan
komputer sederhana, yang menyediakan perkiraan hidraulik. DELFT-FEWS dapat digunakan dalam
untuk satu cekungan. Fleksibilitas perangkat lunak lingkungan yang berdiri sendiri, yang digerakkan
dalam integrasi model dan data terbuka juga secara manual, atau dalam lingkungan yang
sangat menarik bagi komunitas riset terkait terdistribusi sepenuhnya secara otomatis berupa
DELFT-FEWS ini (Werner et al, 2012). client-server (Ginting and Putuhena, 2014).
Sistem peramalan banjir DELFT-FEWS Konsep dari DELFT-FEWS diilustrasikan pada
menyediakan framework arsitektur terbuka, yang Gambar 3. Pada gambar tersebut menunjukkan
memungkinkan user dapat memodifikasi sistem alur pikir dari sistem DELFT-FEWS yang terdiri
tersebut. Melalui struktur modularnya, dan dua proses yaitu proses FEWS dan aplikasi. Pada
dukungan terbuka, antarmuka yang user friendly, proses FEWS terjadi proses input data (data
sistem dapat dengan mudah diperluas dan diubah dinamis ataupun data statis), proses pengolahan
untuk bisa menyertakan berbagai macam format data (import, validasi, interpolasi, pengolahan data
dan model data (Werner and Van Dijk, 2005). historis dan data forecast) serta tambahan model
DELFT-FEWS merupakan sebuah perangkat pendukung (WFLOW, Sobek, RTC, Ribasim, dll).
lunak yang dikembangkan oleh Deltares Pada proses aplikasi, merupakan tahapan
bekerjasama dengan Puslitbang Sumber Daya Air pengaplikasian model FEWS sesuai dengan
melalui wadah kegiatan JCP (joint cooperation peruntukannya (aplikasi ketersediaan air,
programme) antara Pemerintahan Republik peramalan banjir, kekeringan dan operasi waduk).
Indonesia dengan Kerajaan Belanda. DELFT-FEWS

Detection Warning Response

Forecasting

Simulation

Sumber: Ginting, 2014


Gambar 2 Konsep Flood Early Warning System (FEWS)
102
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Sumber: Puslitbang SDA, 2017


Gambar 3 Konsep dari Perangkat Lunak DELFT-FEWS

J-FEWS (Jakarta Flood Early Warning System) b) Data Forecasting


Jakarta Flood Early Warning System (J-FEWS) Data Forecasting (prakiraan) adalah data hidro-
merupakan suatu sistem peramalan dini banjir di klimatologi yang diperoleh dari prakiraan global
Jakarta. Sistem peringatan dini banjir yang dengan menggunakan Numerical Weather
terdapat di Jakarta saat ini khususnya untuk DAS Prediction untuk memodelkan gambaran kondisi
Ciliwung dan sungai-sungai yang melintasi Jakarta iklim pada masa mendatang. Adapun data
telah terbentuk. Sistem ini saat ini dikelola prakiraan yang digunakan dalam J-FEWS adalah
olehBBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Ciliwung- prakiraan data hujan yang dikembangkan oleh
Cisadane dan Dinas PU DKI Jakarta. Konsep sistem Australia yaitu Access-A (Australia) dengan ukuran
peringatan dini banjir yang ada saat ini hanya grid sekitar 12 km, Access-T (Tropical) dengan
mengandalkan muka air Katulampa dan beberapa ukuran grid 37,5 km, ECWMF oleh Eropa dengan
muka air yang ada dihilirnya. Dengan diketahuinya ukuran grid sekitar 13 km, dan aplikasi C-CAM
muka air tersebut, maka dalam beberapa jam yang dikembangkan oleh BMKG dengan ukuran
kemudian akan dapat memperkirakan kejadian grid 3 km dan hanya terbatas pada wilayah Jakarta
banjir di Jakarta (Ginting, 2014). dan sekitarnya. Sementara untuk data prakiraan
Pengembangan J-FEWS untuk prakiraan banjir tinggi muka air laut menggunakan hasil
dan peringatan dini di Jakarta, menggunakan Astronomical Tide Model dan South China Sea
berbagai sumber data sebagai input untuk proses Model.
perhitungan hidrodinamik sungai (Ginting, 2014). Untuk dapat melakukan prakiraan banjir,
Data yang digunakan sebagai input untuk J- maka terlebih dahulu dibangun model hidrologi
FEWS adalah sebagai berikut: dan hidraulik di sungai yang masuk ke Jakarta.
a) Data Real Time Model yang digunakan dan output yang dihasilkan
diharapkan dapat melakukan prakiraan banjir.
Data tepat waktu adalah data yang termonitoring Dalam membangun model tersebut, berbagai
pada saat ini, digunakan untuk memodelkan suatu infrastruktur ke-air-an yang terdapat di sungai
kondisi dan hasilnya pada saat yang sama, diikutsertakan dalam model sehingga diharapkan
dibandingkan dengan kondisi di lapangan pada dapat lebih menyerupai kondisi sebenarnya. Model
beberapa titik yang dijadikan acuan. hidrologi berperan dalam melakukan simulasi
Data real time yang digunakan dalam J-FEWS hujan menjadi limpasan, dan limpasan tersebut
bersumber dari: satellite, radar, dan ground akan dirambatkan secara hidraulik untuk
stations. Data yang diperoleh dari satelit yaitu mengetahui muka air yang terjadi di sungai dan
Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM), Radar genangannya (Putuhena dan Ginting, 2013).
dari BPPT, dan ground stations diperoleh dari JFEWS mengintegrasikan berbagai model yang
berbagai instansi seperti Automatic Weather sudah dikonfigurasikan dalam Toolbox Delft-FEWS.
Station (AWS) dari BMKG, Pos Hujan dan Pos Duga Model-model tersebut adalah: South China Sea
Air yang dilengkapi dengan sistem pengiriman data Model yang meramalkan arah dan besarnya arus
tepat waktu (telemetri) dari Kementerian PU dan yang terjadi dengan menggunakan Delft3D, yang
Dinas PUDKI. pada akhirnya mempengaruhi pasang surut air laut
di Teluk Jakarta.

103
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Astronomical Tide, Model pasang surut untuk rawan, bila nilainya: 21, 22, 23; dan c) kategori
meramalkan tinggi muka air laut di Teluk sangat rawan, bila nilainya: 31, 32,33.
Jakarta. 3 Output, berupa peta potensi banjir (peringatan
Hydraulic and Hydrologic Model (SOBEK) yang dini banjir) di seluruh wilayah Indonesia.
digunakan untuk merubah data hujan (real time Diinformasikan ke stakeholder terkait.
dan forecast) yang jatuh di seluruh DAS Jakarta (13 Metodologi sistem informasi satgas banjir
sungai) menjadi aliran sungai dan genangan tersebut disajikan pada Gambar 4. Data statis (peta
(Putuhena dan Ginting, 2013). kerentanan sosial ekonomi, peta rawan banjir dan
Numerical Weather Prediction (NWP) adalah peta kemiringan lahan) merupakan data yang tidak
model untuk prakiraan hujan yang dikembangkan real time (tetap), sedangkan data dinamis (hujan
oleh Badan Meteorologi seperti Australia, Eropa TRMM dan data forecasting) merupakan data real
dan Indonesia. time yang berubah tiap waktu. Yang menjadi
J-FEWS yang telah dibangun melakukan batasan (threshold) dalam penentuan suatu daerah
akuisisi data secara online dari berbagai sumber, itu berpotensi banjir atau tidak adalah apabila
dan secara otomatis menjalankan program besaran curah hujan 1 hari > 50 mm atau hujan 3
hidrologi dan hidraulik secara berkala untuk hari berturut-turut > 100 mm.
melihat prakiraan banjir. Output dari J-FEWS ini Namun perlu menjadi catatan adalah bahwa
berupa prakiraan hujan, prakiraan muka air dan kondisi satu wilayah dengan wilayah lain akan
debit sungai, prakiraan muka air laut, monitoring berbeda meskipun apabila curah hujannya besar.
radar, monitoring hujan di ground stations dan Hal ini karena tergantung dari parameter-
prakiraan genangan banjir (Ginting, 2014). parameter lainnya yaitu peta kerentanan sosial
ekonomi, kemiringan lahan dan peta rawan banjir.
METODOLOGI
Metode Penentuan Potensi Banjir Peta Kemiringan Lahan
Metodologi yang digunakan dalam penentuan Peta kemiringan lahan merupakan salah satu
potensi banjir pada suatu wilayah, dilakukan dalam data statis yang digunakan pada sistem informasi
wadah Sistem Informasi Satgas Banjir dengan satgas banjir. Data ini diperoleh dari Badan
komponen-komponen sebagai berikut: Informasi Geospatial dan disajikan pada Gambar 5.
1 Input, berupa data statis (peta kerentanan Peta ini berisikan informasi terkait sebaran
sosial-ekonomi, peta rawan banjir dan peta kemiringan lahan dengan klasifikasi: datar, landai,
kemiringan lahan) dan dinamis (hujan TRMM agak curam, curam dan sangat curam. Pada
dan data forecasting). Gambar 5 terlihat bahwa prosentase sebaran
2 Proses, yaitu perangkat lunak FEWS kemiringan lahan yang berwarna kuning sampai
melakukan overlay terhadap data-data merah menandakan sebaran daerah yang memiliki
masukan (input) dan dengan menerapkan kemiringan yang cukup besar dan ini dapat
pembobotan dalam menentukan daerah menjadi salah satu potensi terjadinya bahaya
potensi banjir sesuai dengan batasan tertentu. banjir maupun longsoran.
Pembobotan yang dilakukan yaitu: a) kategori
aman, bila nilainya: 11,12, 13; b) kategori

Gambar 4 Metodologi Sistem Informasi Satgas banjir

104
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Sumber:
1. SRTM 90 m USGS
2. Peta WS GIS Kepres No. 12 tahun 2012
Gambar 5 Peta Kemiringan Lahan di Indonesia

105
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Sumber:
1. Peta Indeks Ancaman Banjir di Indonesia, BNPB
2. Peta WS GIS Kepres No. 12 tahun 2012
Gambar 6 Peta Rawan Banjir di Indonesia
106
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Sumber:
1. Peta Indeks Kesehatan Sosial Ekonomi, BNPB
2. Peta WS GIS Kepres No. 12 tahun 2012
Gambar 7 Peta Kerawanan Sosial-Ekonomi di Indonesia

107
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Peta Rawan Banjir peramalan dini banjir dan merupakan jenis data
Peta kerawanan banjir merupakan salah satu dinamis yang diupdate setiap periode tertentu
data statis yang digunakan pada sistem informasi (setiap 3 hari sekali). Data ini diperoleh dari BMKG
satags banjir dan diperoleh dari BNPB. Peta dan berupa data European Centre for Medium-
tersebut disajikan pada Gambar 6. Peta tersebut Range Weather Forecasts (ECMWF) yang
berisi informasi sebaran tingkat kerawanan berisikan informasi prakiraan hujan sampai 32
terhadap bahaya banjir dan diklasifikasikan ke hari ke depan. di seluruh wilayah Indonesia.
dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu tingkat kerawanan Namun, tentu saja semakin jauh rentang harinya
rendah, sedang dan tinggi. Pada Gambar 6 terlihat maka akan semakin kecil probabilitas prakiraan
bahwa sebaran kerawanan tinggi adalah daerah hujan yang terjadinya. Dalam sistem informasi
yang berwarna merah, warna kuning menandakan satgas banjir ini, data prakiraan hujan diupdate
tingkat kerawanan sedang dan warna hijau dengan seminggu dua kali untuk mendapatkan prakiraan-
tingkat kerawanan rendah. prakiraan hujan yang terkini. Pada Gambar 8
diperlihatkan contoh data curah hujan prediksi
Peta Kerentanan Sosial-Ekonomi ECMWF untuk tanggal 20 Oktober 2017 dan
Peta kerentanan sosial-ekonomi digunakan prediksi 10 hari ke depan (hingga tanggal 30
sebagai input dari sistem informasi satgas banjir Oktober 2017).
dan diperoleh dari BNPB. Peta ini merupakan salah
satu data statis yang digunakan pada sistem Curah Hujan Satelit Tropical Rainfall Measuring
informasi satgas banjir. Peta ini disajikan pada Mission (TRMM)
Gambar 7. Pada peta tersebut diklasifikasikan tiga Pada sistem informasi satgas banjir, input
jenis tingkat kerawanan sosial-ekonomi yaitu dinamis lainnya yaitu data Tropical Rainfall
rendah, sedang dan tinggi. Tingkat kerawanan Measuring Mission (TRMM) dari satelit (Gambar 9)
rendah berwarna hijau, sedang berwarna kuning dengan ukuran grid 28 x 28 km atau 0,25 derajat x
dan warna merah menunjukkan tingkat kerawanan 0,25 derajat. Satelit TRMM mampu mengukur
sosial-ekonomi tinggi. intensitas curah hujan mulai dari skala tiga jam-an,
harian sampai bulanan (Syaifullah, 2011). Untuk
Prakiraan Hujan (Forecasting) keperluan sistem informasi satgas banjir, data yang
Data prakiraan hujan merupakan salah satu input digunakan adalah data 3 jam –an.
yang sangat diperlukan dalam melakukan

Sumber: BMKG

Gambar 8 Data Prakiraan Hujan (ECMWF) dari BMKG

108
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Sumber: Data Curah Hujan Satelit TRMM

Gambar 9 Data TRMM dari Satelit Tamggal 19 Oktober 2017

Data satelit digunakan karena sangat sulit untuk DELFT-FEWS berdasarkan data-data masukan
mendapatkan data ground station di seluruh (dinamis dan statis) sehingga menghasilkan
wilayah Indonesia. Data satelit TRMM ini sangat keluaran berupa peta prediksi banjir hari ini
sampai dua hari ke depan (besok dan lusa).
mudah didapatkan, hanya saja resolusinya masih
Keluaran yang dihasilkan merupakan prediksi
kasar. Namun demikian, koreksi data satelit TRMM banjir dalam skala kabupaten dan ke depannya
agar sesuai dengan data ground-station di akan ditingkatkan sehingga bisa melakukan
Indonesia telah dibahas oleh Vernimmen et al prediksi pada tingkat kecamatan atau desa. Pada
(2012) dan menunjukkan adanya korelasi yang Gambar 11 diperlihatkan hasil-hasil dari
cukup akurat dengan data ground station. Validasi peramalan dini banjir. Terdapat tiga buah tanda
data TRMM terhadap data curah hujan di DAS yang menginformasikan kondisi di daerah
tersebut. Tanda bulat hijau menandakan bahwa
Citarum, DAS Brantas dan DAS Larona telah
daerah tersebut masih dianggap relatif aman dari
dibahas oleh Syaifullah (2014) dengan hasil bahwa bahaya banjir. Untuk tanda segitiga kuning
data bulanan berkorelasi erat dan memiliki pola menandakan bahwa daerah tersebut terindikasi
yang sama dengan data pengamatan konvensional. berpotensi rawan banjir. Potensi rawan banjir ini
Data curah hujan satelit ini pada prosesnya dikarenakan pada daerah tersebut, kondisi curah
digabungkan dengan data prakiraan hujan ECMWF hujan hariannya > 50 mm atau kumulatif tiga
untuk menghasilkan data hujan gabungan harian hariannya > 100 mm. Tanda segitiga merah
menandakan bahwa daerah tersebut terindikasi
(Gambar 10) maupun data 3 (tiga) harian.
sangat rawan banjir dan perlu adanya
kewaspadaan tinggi pada daerah tersebut karena
HASIL DAN PEMBAHASAN dianggap bahwa curah hujan hariannya >100 mm
Sistem informasi satgas banjir melakukan atau kumulatif curha hujan hariannya > 200 mm.
serangkaian proses-proses dengan cara membuat Untuk para pemangku kepentingan, peringatan
overlay peta rawan banjir dan peta kerentanan dini tersebut seharusnya bisa menjadi acuan dalam
sosial ekonomi dan membaginya ke dalam 3 kelas, mewaspadai akan datangnya bahaya banjir dan
yaitu normal, rawan dan sangat rawan. Setelah itu bisa menjadi kesiapsiagaan dalam menghadapi
hujan TRMM dengan format data raster diubah datangnya bahaya banjir.
menjadi polygon yaitu dengan cara dibuat per Pada Tabel 1 dan 2 terlihat beberapa daerah
wilayah sungai dan per kabupaten berdasarkan yang terindikasi rawan banjir dan sangat rawan
pemangku kepentingannya. Pada perangkat lunak banjir. Apabila suatu daerah tidak terindikasi

109
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

rawan banjir, maka daerah tersebut tidak akan merah. Untuk warna hijau menandakan bahwa
muncul pada tabel peringatan dini banjir, begitu daerah tersebut aman dari bahaya banjir,
pula sebaliknya. Dalam penentuan status rawan sedangkan warna kuning adalah kondisi rawan
banjir maupun sangat rawan banjir, batasan yang banjir dan warna merah menandakan bahaya
digunakan adalah apabila besarnya curah hujan banjir sangat tinggi atau sangat rawan banjir. Bagi
sebesar >50 mm/hari atau >100 mm kumulatif tiga pemangku kepentingan di daerah, kondisi sangat
hari, maka terindikasi rawan banjir seperti yang rawan banjir harus menjadi kewaspadaan tingkat
telah diulas sebelumnya. Pada tabel tersebut tinggi dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
terdapat tiga jenis warna yaitu hijau, kuning dan banjir di daerahnya.

Sumber: Puslitbang SDA, 2017

Gambar 10 Data Curah Hujan Gabungan TRMM dan Data Hujan Prediksi (ECMWF)

Sumber: Puslitbang SDA, 2017

Gambar 11 Peta Peringatan Dini Banjir tgl 12 Oktober 2017


110
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Tabel 1 Peringatan Dini Banjir Tiap Kabupaten Dalam Wilayah Sungai tgl 12 Oktober 2017

111
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Tabel 2 Peringatan Dini Banjir Tiap Kabupaten Dalam Wilayah Sungai tgl 12 Oktober 2017

112
Informasi Peramalan Banjir Menggunakan…(Pian Sopian Amsori; Tasya Asyantina, Radhika)

Dinyatakan status sangat rawan banjir apabila Iskandar (anggota whatsapp group satgas banjir)
besaran curah hujan > 100 mm/hari ataupun >200 memberikan laporan informasi banjir di Ujung
mm kumulatif 3 hari. Harus diperhatikan pula, Batu, Lubuk Bendahara, Riau. Laporan satgas
karena sistem peringatan dini banjir ini juga banjir pada waktu dua hari sebelum kejadian
menggunakan data statis yaitu kerentanan sosial memberikan peringatan bahaya banjir di daerah
ekonomi dan rawan banjir,. Ilustrasinya adalah tersebut.
apabila daerah A dan B terkena curah hujan yang
sama, maka belum tentu kedua daerah tersebut
memiliki ststus rawan banjir. Bisa saja daerah A KESIMPULAN
terindikasi rawan banjir namun daerah B tidak. Hal Sistem peringatan dini banjir dalam wadah
ini karena dilihat dari peta kerentanan daerahnya. satgas banjir merupakan suatu tool sederhana yang
Daerah yang kerentanannya tinggi dan keadaan dapat menginformasikan peramalan dini banjir
sosial ekonomi rendah, maka akan terkena dampak pada suatu wilayah dalam skala kabupaten. Data-
dan menjadi rawan banjir. Sebaliknya daerah B data masukan berupa data statis (peta kerentanan
tidak terjadi karena tidak termasuk daerah rentan. sosial ekonomi, peta rawan banjir dan peta
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa kemiringan lahan) dan data dinamis (TRMM dan
prediksi peringatan dini banjir ini masih dalam ECMWF) dioverlaykan dengan batasan potensi
skala kabupaten sehingga apabila pda suatu daerah banjir sehingga menghasilkan peta potensi rawan
atau kabupaten terindikasi rawan banjir ataupun banjir hari ini sampai dua hari ke depan.
sangat rawan banjir, bukan berarti bahwa pada Sistem satgas banjir ini sudah berjalan dan
seluruh kabupaten tersebut akan terjadi banjir. banyak komentar positif masuk terkait hasil dari
Namun, bisa dilihat pada kabupaten yang peringatan dini banjir ini terutama kejadian banjir
bersangkutan memiliki titik atau daerah yang yang terjadi di daerah yang persis sama dengan
rawan banjir, maka pada daerah tersebut yang yang diramalkan. Ke depannya diharapkan agar
harus diwaspadai. Sistem peringatan dini banjir ini sistem ini dapat diperbaharui, baik berupa
karena masih dalam skala kabupaten, maka ke pembaruan terhadap data-data statis maupun data
depannya akan ditingkatkan menjadi skala dinamis (dengan menggunakan data radar atau
kecamatan ataupun desa. Selain itu data statisnya himawari) sehingga prediksi yang dihasilkan bisa
pun akan diperbaharui agar tingkat keakuratannya lebih meningkat keakuratannya. Selain itu dapat
menjadi lebih tinggi. pula dilakukan otomatisasi pada sistemnya lewat
Sistem informasi satgas banjir ini dijalankan server agar proses menjalankan (running) tidak lagi
secara mandiri pada komputer PC atau laptop oleh dijalankan secara standalone dan manual.
petugas piket satgas banjir yang kemudian hasilnya
diinformasikan kepada stakeholder terkait.
Salah satu contoh dari peringatan dini banjir
UCAPAN TERIMA KASIH
adalah pada peristiwa banjir bandang di Garut Pengembangan software DEWS/FEWS dilakukan
pada tanggal 20 September 2016. Dua hari atas kegiatan JCP (joint cooperation programme)
sebelum kejadian, yaitu pada tanggal 18 dan 19 antara Pemerintahan Republik Indonesia dengan
September 2016, sistem informasi satgas banjir Belanda yang diwakili oleh Puslitbang Sumber
telah menginformasikan bahwa daerah Garut Daya Air, BMKG dan Deltares.
sangat rawan banjir dan terbukti pada tanggal 20 Ucapan terima kasih disampaikan kepada Drs.
September 2016 kejadian banjir bandang terjadi. Irfan Sudono, M.T, Oky Subrata, ST, MPSDA dan
Untuk saat ini, hasil dari peringatan dini banjir Dra. Heny Rengganis atas bantuan dan
tersebut sudah dapat diinformasikan secara masukannya dalam penulisan ini.
terbatas melalui media sosial (Whatsapp Group)
kepada instansi-instansi terkait (BNPB, BPPT,
BWS/BBWS/Dinas Pekerjaan Umum) sebagai
acuan bagi instansi terkait dalam menghadapi DAFTAR PUSTAKA
peringatan dini terkait banjir sebagai langkah awal Deltares. 2009. Introduction to Delft-FEWS , WL, Delft
antisipasi bencana banjir di daerahnya. Masukan- Hydraulic.
masukan sangat positif selalu datang dari
BNPB. 2017. Http://dibi.bnpb.go.id. (Diakses tgl 19
stakeholder terkait terhadap sistem peringatan dini
Oktober 2017).
banjir ini. Sebagian besar mengapresiasi dan selalu
memberikan informasi akurat apabila pada saat Ginting, S. W. Putuhena. 2014. Sistem Peringatan Dini
bersamaan di daerahnya sedang terjadi banjir dan Banjir Jakarta Jakarta-Flood Early Warning
menginformasikannya kepada petugas piket satgas System (J-Fews). Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 10
banjir bahwa prediksi banjir tersebut benar-benar No. 1, Mei 2014: 71-84.
akurat. Contohnya tanggal 23 Desember 2017, Pa

113
Jurnal Sumber Daya Air Vol.13 No. 2 November 2017: 99 –114

Ginting, S.H., and Wanny K. Adidarma. 2013. "Jakarta R. R. E. Vernimmen, A. Hooijer, Mamenun, E. Aldrian,
Flood Early Warning System (J-FEWS)." JAMSTEC and A. I. J. M. van Dijk. 2012. Evaluation and bias
- Japan Agency For Marine - Earth Science and correction of satellite rainfall data for drought
Technology. Februari 28, 2013. monitoring in Indonesia. Hydrol. Earth Syst. Sci.,
http://www.jamstec.go.jp/rigc/tcvrp/satreps_id/ 16, 133–146, 2012.
slide/Radar_WS/Session2/RadarWS_130228_Wa Werner, M G F,. Schellekens, J and Kwadijk, J C J,.
nny.pdf (diakses 19 Oktober 2017). 2005. Flood Early Warning Systems for
Ginting, S. Van Loeneon, A. 2013. Delft-FEWS sebagai Hydrological (sub) Catchments, In Encyclopedia
Kerangka untuk Sistem Peringatan Dini Banjir, of Hydrological Sciences vol 1, Editors: Anderson,
Bahan Materi Pelatihan. MG and McDonnell, J J, John Wiley & Sons Ltd.
Ginting, S. Van Loeneon, A. 2013. Delft-FEWS Si Werner, M,, Schellekens, J,, Gijsbers, P,, van Dijk, M,,
Peramal Banjir. Majalah Dinamika Riset. van den Akker, O,, and Heynert, K,. 2012. The
Ginting, S. 2014. Sistem Peringatan Dini Banjir DELFT-FEWS flow forecasting system,
Jakarta. Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 10 No. 1, Environmental Modelling & Software (2012),
Mei 2014: 71-84. http://dx,doi,org/10,1016/j,envsoft,2012,07,010
. (accessed Oct 19, 2017).
Sahabatnesia. http://sahabatnesia.com/bencana-
alam. (Diakses tgl 19 Oktober 2017). Werner, M and van Dijk, M,. 2005. Developing Flood
Forecasting Systems: Examples from The UK,
Syaifullah, M.D. 2011. Validasi Data TRMM Terhadap
Europe and Pakistan, International conference on
Data Curah Hujan Aktual di Tiga DAS di
innovation advances and implementation of
Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika .15:
flood forecasting technology, 17 to 19 October
109-118.
2005, Tromsø, Norway.
Pemanfaatan Informasi Data Hujan TRMM 3B43
World Meteorological Organization (WMO). 2011.
dalam Penentuan Panjang Periode Basah dan
Manual on Flood Forecasting and Warning, WMO
Kering dalam Usaha Pertanian (PDF Download
No, 1072.
Available). Available from:
https://www.researchgate.net/publication/3121
92244_Pemanfaatan_Informasi_Data_Hujan_TR
MM_3B43_dalam_Penentuan_Panjang_Periode_
Basah_dan_Kering_dalam_Usaha_Pertanian
[accessed Oct 20 2017].

114

Anda mungkin juga menyukai