KELOMPOK 25
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
BAB 3 ISI................................................................................................................................... 7
3.1 TINGKAT AKSES PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI
SEKTOR INFORMAL............................................................................................................................7
3.1.1 Penghasilan..................................................................................................................7
3.1.2 Tingkat akses................................................................................................................9
3.2 KENDALA PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI SEKTOR
INFORMAL.......................................................................................................................................9
3.3 ALTERNATIF SKEMA PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN RUMAH
BERSUBSIDI BAGI PEKERJA SEKTOR INFORMAL.......................................................................................10
BAB 4 PENUTUPAN................................................................................................................. 11
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11
4.2 SARAN.............................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah merupakan salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Fungsi rumah selain sebagai pelindung dari segala cuaca
dan gangguan alam juga makhluk hidup lainnya, rumah juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan keluarga, pusat persemaian budaya dan peningkatan kualitas
generasi muda suatu bangsa. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
mengakibatkan permintaan atas rumah tidak seimbang dengan ketersediaan rumah
yang menyebabkan terjadinya kekurangan rumah (backlog). Tingginya kebutuhan
atas rumah mengakibatkan tingginya harga rumah. Harga rumah yang terus naik
membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan hunian yang layak dan
terjangkau. Backlog kepemilikan perumahan saat ini mencapai 11 juta dan
backlog keterhunian mencapai 7,6 juta. Dari 93% backlog kepemilikan
perumahan sebagian besar merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
sejumlah 33% dan masyarakat miskin sejumlah 60%, dan seluruhnya didominasi
oleh segmen MBR Informal atau Non Fixed Income.
Pada saat ini, upaya dalam pembangunan rumah terutama rumah yang
harganya terjangkau oleh masyarakat telah dilakukan baik dari program
pemerintah maupun swasta. Dalam hal tersedianya kebutuhan terhadap rumah,
pemerintah memberikan subsidi terhadap masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR). Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah masyarakat yang
memiliki pendapatan kurang. Subsidi KPR oleh pemerintah merupakan upaya
untuk meningkatkan kepemilikan rumah terhadap masyarakat berpenghasilan
rendah, di tenggah tingginya harga rumah. KPR bersubsidi merupakan pinjaman
atau pembiayaan yang dilaksanakan baik secara tradisional maupun berbasis
syariah dengan dukungan pemerintah dalam bentuk dana murah berjangka
panjang dan memperoleh subsidi rumah yang dikeluarkan oleh Bank Pelaksana.
BAB 2
FAMILY TREE PERATURAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 39 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Undang-undang nomor 4 tahun Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Tahun 1999 tentang Hak tentang Rencana Pembangunan Jangka 2016 tentang Tabungan 2011 tentang Perumahan dan
Panjang Nasional Tahun 2005 2025, Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman
Asasi Manusia
Peraturan pemerintah nomor 88 tahun Peraturan Presiden Nomor 19 Permen PUPR No.13 Tahun 2016
2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan
tahun 2005 tentang Pembiayaan tentang Bantuan Stimulan
Kawasan Permukiman Sekunder Perumahan Perumahan Swadaya
2.2.1 Rumah
sehat (KPRSh) bagi MBR, dan menyediakan kemudahan dan/atau bantuan dalam
mendukung pembangunan dan perbaikan rumah swadaya sejahtera bagi MBR melalui
penyaluran dana murah jangka panjang.
BAB 3
ISI
3.1.1 Penghasilan
Menurut data BPS terdapat tujuh kategori pekerjaan informal yaitu mereka
yang berusaha sendiri, berusaha sendiri buruh tidak tetap, berusaha dibantu buruh
tetap, dan buruh atau karyawan, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non-
pertanian, dan pekerja keluarga atau tidak dibayar.
Keterangan tambahan :
Pertanian: Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
Industri: Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air; Bangunan
Jasa: Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel, Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi; Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan atau Tanah, dan Jasa Perusahaan; Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan/
Keterangan tambahan:
Kerah putih/White-collar : Tenaga profesional, Teknisi dan yang sejenis; Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan; tenaga tata
usaha dan yang sejenis
Kerah biru/Blue-collar : Tenaga Usaha Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan; Tenaga produksi, operator alat-alat
angkutan dan pekerja kasar
penghasilan yang tidak sesuai dengan jadwal cicilan, penghasilan yang tidak tetap
dan tidak tercatat dengan baik, tidak adanya rekam jejak kredit, tidak ada legalitas
usaha, atau minimnya nilai aset yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman
bisa diatasi. Tenor dan agunan KPR FLPP yang lebih singkat dan bertahap juga
diharapkan lebih sesuai dengan karakteristik mereka yang berpenghasilan tidak
tetap.
Oleh sebab itu, setelah mengelompokkan kriteria dari data BPS tentang
pendapatan pekerja tersebut dapat dipetakan kriteria risiko yang ada sebagai risiko
tinggi, sedang dan rendah berdasarkan jumlah pendapatan bersih per bulannya
yang didapatkan. Sebagai contoh untuk kriteria risiko tinggi yaitu dengan
penghasilan bersih per bulan terendah didapatkan pada kelompok umur usia 55+
yaitu Rp1.147.900 per bulannnya, Pendidikan yang tidak lulus SD atau tidak
bersekolah Rp 1.109.900,00, pekerjaan pertanian Rp 1.044.800, kerah abu-abu Rp
1.113.900, dan kelompok berdasarkan jam kerja perbulan selama 1-24 jam Rp
819.900.
BAB 4
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran