Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PUPR

PERMASALAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN


RENDAH PADA SEKTOR INFORMAL DALAM
MENDAPATKAN SUBSIDI PEMBIAYAAN RUMAH
MAKALAH
TUGAS KELOMPOK ORIENTASI CPNS

KELOMPOK 25

ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
2022
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................................................3


1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.........................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................4

BAB 2 FAMILY TREE PERATURAN DAN TINJAUAN PUSTAKA.......................................................5

2.1 FAMILY TREE PERATURAN.....................................................................................................5


2.2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
2.2.1 Rumah..........................................................................................................................6
2.2.2 Masyarakat Berpenghasilan Rendah...........................................................................6
2.2.3 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).................................................................................6
2.2.4 Pekerja Sektor Informal................................................................................................6
2.2.5 Pembiayaan.................................................................................................................6

BAB 3 ISI................................................................................................................................... 7

3.1 TINGKAT AKSES PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI
SEKTOR INFORMAL............................................................................................................................7
3.1.1 Penghasilan..................................................................................................................7
3.1.2 Tingkat akses................................................................................................................9
3.2 KENDALA PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI SEKTOR
INFORMAL.......................................................................................................................................9
3.3 ALTERNATIF SKEMA PEMBIAYAAN RUMAH BERSUBSIDI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN RUMAH
BERSUBSIDI BAGI PEKERJA SEKTOR INFORMAL.......................................................................................10

BAB 4 PENUTUPAN................................................................................................................. 11

4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11
4.2 SARAN.............................................................................................................................11

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
3

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah merupakan salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Fungsi rumah selain sebagai pelindung dari segala cuaca
dan gangguan alam juga makhluk hidup lainnya, rumah juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan keluarga, pusat persemaian budaya dan peningkatan kualitas
generasi muda suatu bangsa. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
mengakibatkan permintaan atas rumah tidak seimbang dengan ketersediaan rumah
yang menyebabkan terjadinya kekurangan rumah (backlog). Tingginya kebutuhan
atas rumah mengakibatkan tingginya harga rumah. Harga rumah yang terus naik
membuat masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan hunian yang layak dan
terjangkau. Backlog kepemilikan perumahan saat ini mencapai 11 juta dan
backlog keterhunian mencapai 7,6 juta. Dari 93% backlog kepemilikan
perumahan sebagian besar merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
sejumlah 33% dan masyarakat miskin sejumlah 60%, dan seluruhnya didominasi
oleh segmen MBR Informal atau Non Fixed Income.

Pada saat ini, upaya dalam pembangunan rumah terutama rumah yang
harganya terjangkau oleh masyarakat telah dilakukan baik dari program
pemerintah maupun swasta. Dalam hal tersedianya kebutuhan terhadap rumah,
pemerintah memberikan subsidi terhadap masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR). Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah masyarakat yang
memiliki pendapatan kurang. Subsidi KPR oleh pemerintah merupakan upaya
untuk meningkatkan kepemilikan rumah terhadap masyarakat berpenghasilan
rendah, di tenggah tingginya harga rumah. KPR bersubsidi merupakan pinjaman
atau pembiayaan yang dilaksanakan baik secara tradisional maupun berbasis
syariah dengan dukungan pemerintah dalam bentuk dana murah berjangka
panjang dan memperoleh subsidi rumah yang dikeluarkan oleh Bank Pelaksana.

Pada program perumahan yang telah memberikan subsidi bunga untuk


pembiayaan perumahan melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan
(FLPP) telah membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam
mewujudkan keinginan mereka dalam mendapatkan rumah tinggal yang layak
huni. FLPP sendiri dikenakan suku bunga yang tetap yaitu 5 persen sepanjang
tenor kredit yang mencapai 20 tahun. Untuk mendapatkan FLPP tersebut tentu
saja perlu beberapa persyaratan yang harus disepakati seperti belum punya rumah,
belum pernah mendapatkan program subsidi perumahan, hingga besaran gaji
minimum yang disyaratkan agar bisa lolos dalam verifikasi bank yang
menyalurkan BLPP.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 20 Tahun


2019 menyatakan bahwa semua kalangan pekerja baik pekerja formal di sebuah

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
4

perusahaan maupun pekerjaan informal seperti pedagang atau pekerja wiraswasta


juga dapat mendapatkan FLPP. Walaupun telah ada di peraturan bahwa semua
berhak mendapatkan FLPP namun pada kenyataannya mayoritas penerima KPR
bersubsidi didominasi oleh para pekerja yang berada di sektor formal. Hal ini
dapat diperkirakan bahwa, tim verifikasi lebih yakin memberikan KPR kepada
pekerja yang memiliki slip gaji yang jelas per bulannya dalam pelunasan KPR
tersebut. Perumahan yang dapat menjangkau MBR di sektor informal perlu dikaji
skemanya agar pihak yang memverifikasi lebih yakin untuk memberikan KPR
bersubsidi tersebut sehingga semua masyarakat dapat memperoleh rumah yang
layak huni dan dapat mendukung produktivitas.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaanya, program rumah bersubsidi belum sepenuhnya berhasil


terutama sasaran di sektor informal
1. Bagaimana tingkat akses pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di sektor informal
2. Apa saja kendala pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di sektor informal
3. Adakah alternatif program pembiayaan rumah bersubsidi untuk meningkatkan
penerimaan rumah bersubsidi bagi pekerja sektor informal
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:


1. Mengetahui tingkat akses pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di sektor informal
2. Mengetahui kendala pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di sektor informal
3. Memberi alternatif program pembiayaan rumah bersubsidi untuk
meningkatkan penerimaan rumah bersubsidi bagi pekerja sektor informal

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
5

BAB 2
FAMILY TREE PERATURAN DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Family Tree Peraturan

PASAL 28H ayat (1)


UUD 1945

Undang-Undang Nomor 39 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Undang-undang nomor 4 tahun Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Tahun 1999 tentang Hak tentang Rencana Pembangunan Jangka 2016 tentang Tabungan 2011 tentang Perumahan dan
Panjang Nasional Tahun 2005 2025, Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman
Asasi Manusia

Peraturan pemerintah nomor 88 tahun Peraturan Presiden Nomor 19 Permen PUPR No.13 Tahun 2016
2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan
tahun 2005 tentang Pembiayaan tentang Bantuan Stimulan
Kawasan Permukiman Sekunder Perumahan  Perumahan Swadaya

Permen PUPR 21/2016 tentang


Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun kemudahan dan/atau bantuan perolehan
2016 tentang Penyelenggaraan rumah bagi masyarakt berpenghasilan
Perumahan dan Kawasan Permukiman rendah

Permen PUPR No. 20/PRT/M/2019 Tahun


Peraturan Pemerintah nomor 64 tahun 2019 tentang Kemudahan dan Bantuan
2016 tentang pembangunan perumahan Kepemilikan Rumah bagi Masyarakat
masyarakat berpenghasilan rendah Berpenghasilan Rendah

Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 tahun 2021


tentang Kriteria Masyarakat Berpenghasilan
Rendah dan Persyaratan Kemudahan
Pembangunan dan Perolehan Rumah 

peraturan Menteri PUPR (PUPR) No


18/2017 tentang Bantuan Pembiayaan
Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
6

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Rumah

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan


Kawasan Pemukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan
martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Rumah Umum adalah rumah
yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.

2.2.2 Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Masyarakat berpenghasilan rendah yang selanjutnya disebut MBR adalah


masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat
dukungan pemerintah untuk memperoleh sarusun umum (Pasal 1 Angka 14
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun).
2.2.3 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang


diberikan oleh perbankan kepada nasabah perorangan untuk membeli atau
memperbaiki rumah.
2.2.4 Pekerja Sektor Informal

Pekerja sektor informal menurut UU Ketenagakerjaan merupakan orang


yang bekerja tanpa relasi kerja, artinya tidak ada perjanjian yang mengatur
elemen-elemen kerja, upah dan kekuasaan. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi secara umum mendefinisikan sektor informal sebagai aktifitas
ekonomi yang tidak terdaftar, yang tidak memiliki struktur organisasi formal dan
secara umum memiliki ciri-ciri : dimiliki keluarga, kegiatan berskala kecil, padat
karya, menggunakan teknologi yang diadaptasi dan bergantung pada sumber lokal
(Haerawati, 2015). Sebagai contoh, termasuk pekerja sektor informal adalah
pedagang kaki lima, buruh parkir, nelayan dan sebagainya

2.2.5 Pembiayaan Perumahan

Sistem pembiayaan perumahan adalah mekanisme dan proses yang


melibatkan berbagai pelaku dalam mengalirkan dana dari pihak pemilik dana
(investor) ke pihak yang membutuhkan pendanaan (peminjam) untuk memenuhi
kebutuhan dan atau memiliki hunian melalui lembaga intermediary.
2.2.6 FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)
FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) kepada MBR yang pengelolaannya
dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. FLPP bertujuan untuk menyediakan kemudahan
dan/atau bantuan dalam mendukung kredit/pembiyaan pemilikan rumah sederhana

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
7

sehat (KPRSh) bagi MBR, dan menyediakan kemudahan dan/atau bantuan dalam
mendukung pembangunan dan perbaikan rumah swadaya sejahtera bagi MBR melalui
penyaluran dana murah jangka panjang.

2.2.7 KPR SSB (Kredit Pemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga)


adalah kredit pemilikan rumah yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana secara
konvensional yang mendapat pengurangan suku bunga melalui subsidi Bunga Kredit
Perumahan

2.2.8 SBUM (Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan)


subsidi Pemerintah yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam
rangka pemenuhan sebagian/seluruh uang muka perolehan rumah. SBUM ini diberikan
untuk pembelian rumah tapak bersubsidi.

2.2.9 Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)


Bantuan BP2BT merupakan pembiayaan KPR yang disubsidi oleh Bank Dunia. Program
ini dilakukan dengan memberikan bantuan uang muka untuk membeli rumah sebesar
20%-30% dari harga beli, sisa pembiayaannya akan dicicil dengan bunga komersil.

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
8

BAB 3
ISI

3.1 Tingkat akses pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat


berpenghasilan rendah di sektor informal

3.1.1 Penghasilan

Menurut data BPS terdapat tujuh kategori pekerjaan informal yaitu mereka
yang berusaha sendiri, berusaha sendiri buruh tidak tetap, berusaha dibantu buruh
tetap, dan buruh atau karyawan, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non-
pertanian, dan pekerja keluarga atau tidak dibayar.

Berikut adalah Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas

1. Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas menurut kelompok umur

dalam Ribu Rupiah


1600 1467.7 1377.7
1400 1202.7 1147.9
1200
1000
800
600
400
200
0
Menurut kelompok Umur (tahun)

15-24 25-54 55+ rata-rata

Sumber : data BPS, 2021

2. Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas menurut Pendidikan


tertinggi yang ditamatkan

dalam Ribu Rupiah


2000 1497.2 1564.6
1353.6 1377.7
1500 1109.9
1000
500
0
Menurut Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

Tidak Pernah Sekolah/Belum tamat SD SD


SMP SMA ke atas
rata-rata2

3. Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas Lapangan Pekerjaan


Utama

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
9

dalam Ribu Rupiah


2000 1717.4
1500 1377.7
1044.8 1123.9
1000
500
0
Menurut pekerjaan utama

Pertanian Industri Jasa Service rata-rata

Keterangan tambahan :
Pertanian: Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan

Industri: Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air; Bangunan

Jasa: Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel, Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi; Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan atau Tanah, dan Jasa Perusahaan; Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan/

4. Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas Jenis Pekerjaan Utama

dalam Ribu Rupiah


2000
1800 1724.6
1600 1396.6 1377.7
1400
1200 1113.9
1000
800
600
400
200
0
Menurut jenis pekerjaan utama

Kerah putih Kerah Abu abu Kerah Biru rata-rata

Keterangan tambahan:
Kerah putih/White-collar : Tenaga profesional, Teknisi dan yang sejenis; Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan; tenaga tata
usaha dan yang sejenis

Kerah abu-abu/Gray-collar : Tenaga usaha penjualan; Tenaga usaha jasa

Kerah biru/Blue-collar : Tenaga Usaha Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan; Tenaga produksi, operator alat-alat
angkutan dan pekerja kasar

5. Rata-Rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas menurut Jam kerja

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
10

dalam Ribu Rupiah


2000 1809.8 1767.4
1800
1600 1389.2 1377.7
1400
1200 1109.8
1000 819.9
800
600
400
200
0
Menurut jam kerja/minggu

1-24' 25-34 35-40 49+ rata-rata

3.1.2 Tingkat akses

Pemerintah telah meyediakan fasilitas untuk MBR dengan meluncurkan


program melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi
Bunga Kredit Perumahan (SSB), Subsidi Bantuan uang Muka (SBUM) dan
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Sampai saat ini,
realisasi penyaluran FLPP dan SSB sudah mencapai jumlah 917.562 unit, dan
penyaluran SBUM mencapai 682. 958 unit. Meski demikian, upaya pemerintah
untuk mengatasi masalah perumahan masih belum substantif. Data Bappenas
menunjukkan bahwa saat ini hanya 40,05% rumah tangga Indonesia yang tinggal
di rumah layak. Hal ini tentu menjadi tantangan kita bersama untuk meningkatkan
ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau bagi MBR, sekaligus menjadi titik
komitmen. Pembangunan permukiman bagi MBR sektor informal belum tergarap
secara maksimal. Sesuai realisasi 2021, sektor informal hanya mampu tergarap 12
persen dari total keseluruhan. Angka ini sangat rendah tentunya dan harus segera
ditingkatkan.

3.2 Kendala pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan


rendah di sektor informal

Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR) sektor informal kini memiliki


banyak akses untuk mendapatkan bantuan pembiayaan rumah subsidi lewat
program pemerintah yang telah disiapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Beberapa program tersebut yaitu Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Bantuan Uang
Muka (BUM). Program bantuan ini merupakan hasil Kerjasama pemerintah
dengan perbankan seperti Bank tabungan negara dan Bank Rakyat Indonesia.
Meskipun sudah banyak akses bagi MBR untuk mendapatkan bantuan
pembiayaan perumahan, ternyata masih banyak MBR sulit mendapatkan bantuan
untuk pembiayaan rumah bersubsidi.

Beberapa kendala bagi MBR sektor informal untuk mendapatkan fasilitas


pembiayaan perumahan dari perbankan umumnya adalah karena alasan jadwal

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
11

penghasilan yang tidak sesuai dengan jadwal cicilan, penghasilan yang tidak tetap
dan tidak tercatat dengan baik, tidak adanya rekam jejak kredit, tidak ada legalitas
usaha, atau minimnya nilai aset yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman
bisa diatasi. Tenor dan agunan KPR FLPP yang lebih singkat dan bertahap juga
diharapkan lebih sesuai dengan karakteristik mereka yang berpenghasilan tidak
tetap.

3.3 Alternatif Program pembiayaan rumah bersubsidi untuk meningkatkan


penerimaan rumah bersubsidi bagi pekerja sektor informal

Berdasarkan peraturan Menteri PUPR No. 18 tahun 2017 tentang bantuan


penyediaan pembiayaan perumahan berbasis tabungan PB2BT. Pekerja informal
diberikan subsidi untuk pembiayaan kredit perumahan rakyat atau KPR. PB2BT
merupakan program yang disubsidi oleh bank dunia dengan memberikan bantuan
uang muka untuk membeli rumah sebesar 20-30% dari harga beli, sisa
pembiayaannya akan dicicil oleh bunga komersil sesuai dengan persyaratan yang
berlaku. Pekerja informal hanya perlu menabung di bank yang bekerja sama
dengan pemerintah sehingga dapat memudahkan pengajuan program PB2BT.

Namun pada kenyataannya bank keberatan untuk memberikan program


tersebut ke pekerja informal sebab kemampuan pembayaran per bulan pekerja
informal yang tidak menentu menyulitkan bank untuk mengetahui kemampuan
mereka dalam membayar cicilan.

Oleh sebab itu, setelah mengelompokkan kriteria dari data BPS tentang
pendapatan pekerja tersebut dapat dipetakan kriteria risiko yang ada sebagai risiko
tinggi, sedang dan rendah berdasarkan jumlah pendapatan bersih per bulannya
yang didapatkan. Sebagai contoh untuk kriteria risiko tinggi yaitu dengan
penghasilan bersih per bulan terendah didapatkan pada kelompok umur usia 55+
yaitu Rp1.147.900 per bulannnya, Pendidikan yang tidak lulus SD atau tidak
bersekolah Rp 1.109.900,00, pekerjaan pertanian Rp 1.044.800, kerah abu-abu Rp
1.113.900, dan kelompok berdasarkan jam kerja perbulan selama 1-24 jam Rp
819.900.

Pekerja informal dengan tingkat risiko tinggi tersebut sebaiknya melakukan


setoran awal selama 3 bulan berturut-turut agar bank pelaksana dapat mengetahui
kemampuan pekerja informal dalam melakukan pembayaran cicilan kedepannya
sehingga bank pelaksana yakin dalam meberikan program bantuan rumah subsidi
maka skema pembiayaan untuk MBR pekerja informal dapat disesuaikan
berdasarkan tingat risikonya.

Sehingga didapatkan program untuk penghasilan terendah (tingkat risiko


tinggi) pada range Rp.800.000 – Rp.1.000.000 menggunakan program BP2BT
dengan diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pekerja informal agar bisa
memiliki rumah dan menjadi acuan bagi bank pelaksana dalam memperkirakan
kebijakan apa yang akan ditempuh sesuai dengan kriteria risiko masing-masing.

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
12

BAB 4
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Tingkat akses pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan


rendah di sektor informal masih terbilang cukup rendah dan masih di dominasi
oleh pekerja di sektor formal.

2. Kendala pembiayaan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan


rendah di sektor informal yaitu jadwal penghasilan yang tidak sesuai dengan
jadwal cicilan, penghasilan yang tidak tetap dan tidak tercatat dengan baik,
tidak adanya rekam jejak kredit, tidak ada legalitas usaha, atau minimnya nilai
aset yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman bisa diatasi.

3. Sehingga didapatkan program untuk penghasilan terendah (tingkat risiko


tinggi) pada range Rp.800.000 – Rp.1.000.000 menggunakan program BP2BT
dengan diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pekerja informal agar
bisa memiliki rumah dan menjadi acuan bagi bank pelaksana dalam
memperkirakan kebijakan apa yang akan ditempuh sesuai dengan kriteria
risiko masing-masing

4.2 Saran

1. Pemerintah harus lebih memperhatikan MBR khususnya pekerja sektor


informal dalam akses mendapatkan skema pembiayaan rumah bersubsidi

2. Mempermudah syarat pekerja sector informal dalam mengajukan rumah


bersubsidi dengan memcari solusi yang aman bagi semua pihak

3. Bantuan subsidi pembiayaan rumah bagi MBR sebaiknya dilakukan


pengawasan yang lebih ketat oleh stakeholder terkait agar pemberian subsidi
tersebut tepat sasaran

4. Dilakukan sosialisasi yang intensif terkait adanya bantuan subsidi pembiayaan


rumah bagi MBR khususnya sector informal kepada masyarakat.

5. Pekerja informal dengan tingkat risiko tinggi sebaiknya melakukan setoran


awal selama 3 bulan berturut-turut agar bank pelaksana dapat mengetahui
kemampuan pekerja informal dalam melakukan pembayaran cicilan
kedepannya sehingga bank pelaksana yakin dalam meberikan program
bantuan rumah subsidi maka skema pembiayaan untuk MBR pekerja informal
dapat disesuaikan berdasarkan tingat risikonya.

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021
13

Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2021

Anda mungkin juga menyukai