Anda di halaman 1dari 9

https://ejournal3.undip.ac.id/index.

php/naval

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN


Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
ISSN 2338-0322

Analisis Teknis Pengaruh Beban Berlebih Perahu Wisata “Wiro


Sableng” Rawa Pening Pada Batas Capsizing
Dicky Putra Novem1), Wilma Amiruddin2), Parlindungan Manik3)
1)
Laboratorium Kapal-kapal Kecil dan Perikanan
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
e-mail : dickyputranovem@gmail.com, wisilmiw@yahoo.com, parlin1974@yahoo.com

Abstrak
Perahu wisata “Wiro Sableng” Rawa Pening merupakan perahu wisata tradisional yang digunakan untuk kegiatan
pariwisata di Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kapal ini dibuat dengan cara tradisional
menggunakan bahan kayu surian yang tidak diketahui faktor keselamatan terkait dengan stabilitas. Stabilitas yang
dimaksud ditinjau berdasarkan kelebihan jumlah penumpang. Berdasarkan fakta ini perlu dilakukan kajian untuk
mencegah kemungkinan terjadi kecelakaan karena kapal dalam kondisi capsizing. Analisis stabilitas dilakukan dengan
memberikan perlakuan beban lebih pada sarat maksimum dalam kondisi layik hingga batas capsizing. Asumsi berat
penumpang dalam perlakuan tersebut adalah 75 Kg perorang. Hasil penelitian menunjukkan jumlah penumpang sebelum
mengalami capsizing adalah 18 orang dalam kondisi duduk, 10 orang 5 orang portside duduk 5 orang starboard berdiri,
10 orang 6 orang depan midship berdiri 4 orang belakang midship duduk, 12 orang 8 orang belakang midship berdiri 4
orang depan midship duduk, 6 orang dalam kondisi berdiri. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
IMO code on Intact stability A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to all ships.

Kata Kunci : Rawa Pening, Perahu, Stabilitas, Capsizing

1. PENDAHULAN Tenggelamnya seorang pemancing dengan kondisi


terbalik [2], maka diperlukan kapal dengan
Rawa Pening merupakan danau alami yang peralatan keselamatan dan sesuai regulasi
terletak di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa keselamatan sangat dibutuhkan pada saat ini untuk
Tengah. Rawa Pening memiliki beberapa fungsi menghindari korban jiwa [3].
sebagai pembangkit tenaga listrik, perikanan darat, Faktor Kelebihan beban penumpang menjadi
irigasi pertanian, sumber air baku air minum, dan salah satu hal yang mampu mempengaruhi
obyek wisata air. stabilitas yang apabila hal tersebut terjadi akan
Wisata air di Rawa Pening umumnya memperkecil nilai GZ atau momen Koppel pada
menggunakan perahu-perahu wisata tradisional kapal. Nilai GZ yang kecil pada kapal akan
yang dibuat oleh pengrajin-pengrajin di kawasan mengakibatkan capsizing atau kapal terbalik [4].
Rawa Pening. Desa Asinan Kecamatan Bawen Stabilitas adalah kemampuan sebuah kapal
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah adalah salah untuk kembali pada kedudukan semula setelah
satu penghasil perahu wisata tersebut. dikenai gaya-gaya dari luar kapal. Gaya-gaya dari
Faktor keselamatan mengenai jumlah luar tersebut diantaranya : arus, ombak,
penumpang maksimum yang dapat dimuat dalam gelombang, angin, dan lain-lain [5].
perahu tersebut belum diketahui secara pasti, Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya Analisa Beban Muatan Maksimum Yang
beberapa perahu wisata di Rawa Pening, Diperbolehkan Untuk Keselamatan Penumpang
diantaranya Akibat angin besar menyebabkan Pada Kapal Kharisma Jaya menyatakan bahwa
perahu oleng dan penumpang tenggelam [1], hasil analisis kapal tanpa cadik menghasilkan nilai

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 514


stabilitas kondisi pembebanan dengan muatan 16 penumpang. Variabel-variabel tetap yang
orang, 18 orang, 20 orang, dan 21 orang dengan didapatkan dari hasil pengukuran yaitu :
beban masing-masing penumpang 75 Kg. Hasil
analisis yang tertera pada kapal tersebut
menunjukan fail pada beban muatan 21
penumpang, pada kriteria IMO 3.1.2.2: Max GZ at
30 or greater (Panjang lengan GZ area 30 atau
lebih ) yang menunjukan hasil 0.198 m. Nilai ini
tidak memenuhi kriteria yaitu sebesar tidak boleh
kurang atau sama dengan 0.2 m [6].
Penelitian mengenai Analisa Teknis Dan Gambar 1. Perahu Wisata “Wiro Sableng”
Ekonomis Pada Kapal Pelayaran Rakyat “KLM Rawa Pening
Lestari Budaya” Setelah Dimodifikasi Menjadi
Kapal Pariwisata dengan kesimpulan kapal Tabel 1. Ukuran Utama Kapal
sebelum dimodifikasi menghasilkan nilai GZ Dimensi Kapal Nilai Satuan
terbaik sebesar 0,474 m pada sudut 31,8°, LOA 5.40 m
sedangkan setelah dimodifikasi menghasilkan nilai LPP 5.173 m
GZ terbaik sebesar 0,623 m pada sudut 36,4°
Breadth 1.50 m
dimana letak muatan digeser ke bagian kapal yang
lain [7]. Draught 0.31 m
Penelitian mengenai Stabilitas Statis dan Height 0.70 m
Dinamis Kapal Pur Seine di Pelabuhan Perikanan Speed 5.00 Knot
Pantai Lampulo Kota Banda Aceh Nanggroe Aceh Jumlah Muatan 7 Orang
Darussalam juga menjelaskan mengenai perubahan
stabilitas karena variasi posisi atau tinggi BBM dan
Ukuran utama yang telah didapatkan
muatan mulai dari 100 % hingga 0 % yang
kemudian dimodelkan menggunakan software
mengakibatkan kapal mengalami variasi trim
Maxsurf Modeller dan dijalankan pada program
dengan hasil nilai KG terbesar pada kondisi muatan
“Maxsurf Stability” untuk dianalisis stabilitas
1 (100% BBM – 0 % muatan) dan KG terkecil pada
kapal tersebut dalam kondisi kapal sarat penuh,
kondisi muatan 3 (BBM tersisa 26 % dan muatan
maksimum, dan capsizing dengan jumlah, posisi,
70 %) [8].
dan letak penumpang pada kondisi kapal statis
Pengaruh Pergeseran letak dan posisi muatan
sebagai berikut :
dalam kapal juga mempengaruhi stabilitas. Hal ini
1. Variasi I
terjadi karena nilai GZ sebagai lengan pembalik
Semua penumpang dalam posisi duduk.
menjadi kecil ketika terjadi penambahan beban.
2. Variasi II
Nilai GM yang kecil akan menyebabkan nilai GZ
Posisi penumpang sebelah Starboard berdiri,
kapal kecil [9].
sedangkan Portside dalam posisi duduk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
3. Variasi III
mengetahui jumlah penumpang maksimum yang
Posisi penumpang dari midship ke depan
mampu diangkut kapal sehingga dapat mencegah
berdiri, sedangkan dari midship ke belakang
kecelakaan kapal akibat capsizing pada saat kapal
duduk.
statis.
4. Variasi IV
Posisi penumpang dari midship ke belakang
2. METODE
berdiri, sedangkan dari midship ke depan
duduk.
Objek Penelitian ini adalah Perahu Wisata “Wiro
5. Variasi V
Sableng” Rawa Pening dengan cara pengambilan
Posisi semua penumpang dalam kondisi
data primer menggunakan metode studi lapangan
berdiri.
dan wawancara. Data-data yang diperoleh yaitu
Analisis stabilitas diasumsikan dengan beban
ukuran utama kapal, data jumlah penumpang, dan
penumpang 75 Kg perorang. Kriteria analisis yang
data penunjang lainnya.
dipakai adalah International Maritime
Perlakuan penelitian ini adalah Pengukuran
Organization (IMO) code on Intact stability A.749
langsung untuk mengetahui ukuran utama kapal
(18), Ch 3-design criteria applicable to all ships.
meliputi panjang (L), lebar (B), sarat (T), tinggi
(H), dan lain-lain. Metode wawancara dilakukan
untuk mendapatkan data jumlah muatan

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 515


Tabel 2. IMO code on Intact stability A.749 (18), .
Ch 3-design criteria applicable to all ships [10]
Parameter Kriteria Unit
Max Area of GZ 0 to 30 3,151 m.deg
Max Area of GZ 0 to 40 5,156 m.deg
Max Area of GZ 30 to 40 1,718 m.deg
Max GZ at 30 or greater 0,2 M
Angle of max. GZ 25 Deg
Initial Metacentric Height 0,15 M

Gambar 3. Lines Plan Perahu Wisata “Wiro


Penelitian ini dilakukan dengan metode Sableng” Rawa Pening
pengambilan data primer di Danau Rawa Pening
Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Metode- 3.2. Komponen LWT dan DWT Kapal
metode penelitian dengan cara ini banyak
dilakukan oleh para peneliti untuk meneliti kapal- Komponen LWT didapat dari perhitungan
kapal tradisional karena belum dilakukan data di lapangan. Jenis Material kayu yang
pengukuran-pengukuran sebelumnya, baik oleh digunakan adalah Kayu Surian dengan Massa Jenis
pemilik kapal atau peneliti-peneliti sebelumnya, 3.8 Ton/ m³ [11]. Berikut komponen-komponen
Kelebihan dari metode ini adalah peneliti mampu LWT dan DWT kapal :
melihat kondisi secara langsung di lapangan Light Weight Tonnage (LWT) adalah berat mati
mengenai objek yang akan diteliti. Kekurangan kapal hasil dari perhitungan kapal kosong. LWT
dari metode ini adalah waktu dan validasi ukuran kapal ini dihitung dari data di lapangan sebagai
yang lama untuk pengumpulan data. Alat-alat yang berikut :
digunakan dalam penelitian ini yaitu : mistar,
meteran, alat tulis, dan lain-lain Tabel 3. LWT Kapal
No Bagian Massa (Kg)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Pelat Kayu 1009.55
Hasil penelitian didapatkan dengan 2 Girder 10.853
3 Tempat Duduk 17.100
melakukan pembuatan model dengan software
4 Penumpu Mesin 12.825
Maxsurf Modeller dan menganalisis menggunakan
5 Mesin Honda 5.3 HP 15
software Maxsurf Stability. Berikut hasil dan
6 Shaft Propeller 5.341
pembahasan dalam penelitian ini :
7 Propeller 2
Jumlah 1072.67
3.1. Pembuatan Hullform dan Lines Plan

Model Kapal Wiro Sableng dibuat dengan Dead Weight Tonnage (DWT) adalah daya angkut
menggunakan software Maxsurf Modeller dengan sebuah kapal yang dapat ditambah maupun
menginput ukuran-ukuran di lapangan. Pembuatan dikurangi DWT pada kapal ini hanya dihitung berat
Model pada software Maxsurf Modeller kemudian crew dan penumpang saja. Berat masing-masing
dilanjutkan dengan pembuatan lines plan dengan orang diasumsikan 75 Kg.
menggunakan software Autocad 2007 dikarenakan
belum adanya data lines plan di lapangan. Tabel 4. DWT Kapal [12]
No Posisi Dimensi Long. Trans. Vert.
KG KG KG
(m) (m) (m)
1 Duduk
Tinggi (m) 0.919 0.4595
Lebar (m) 0.466 0.233
Tebal (m) 0.278 0.139
2 Berdiri
Tinggi (m) 1.732 0.866
Lebar (m) 0.466 0.233
Tebal (m) 0.278 0.139
Gambar 2. Permodelan Kapal dengen software
Maxsurf Modeller

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 516


3.3. Hasil Analisis Stabilitas Perahu Wisata A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to
“Wiro Sableng” Rawa Pening all ships.
Apabila penumpang dengan posisi semua
Analisis stabilitas kapal dilakukan dengan duduk melebihi dari 18 Orang penumpang,
menggunakan software Maxsurf Stability dengan sebagai contoh analisis 19 orang penumpang
kriteria IMO code on Intact stability A.749 (18), Ch pada sarat 0.448 m menunjukkan Fail pada
3-design criteria applicable to all ships criteria :
1. Variasi I a. 3.1.2.1 : Area 0 to 30 (Panjang lengan GZ
Semua penumpang dalam posisi duduk, area 30 m.deg atau lebih) yang
dengan kondisi kapal : menunjukkan nilai 3.1477 m.deg tidak
a. Sarat Penuh memenuhi kriteria sebesar 3.151 m.deg.
Penumpang berjumlah 7 orang beserta b. 3.1.2.1 : Area 0 to 40 (Panjang lengan GZ
crew dengan letak penumpang sebagai area 40 m.deg atau lebih) yang
berikut : menunjukkan nilai 5.0678 m.deg tidak
memenuhi kriteria sebesar 5.1566 m.deg.
c. 3.1.2.2 : Max GZ at 30 (Panjang lengan GZ
Maksimum area 30 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 0.197 m.deg tidak
memenuhi kriteria sebesar 0.2 m.deg.
Maka stabilitas pada 19 orang penumpang
Gambar 6. Simulasi Variasi I a dinyatakan Tidak Aman karena kapal tidak
memenuhi syarat IMO code on Intact stability
b. Sarat Maksimum A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to
Penumpang berjumlah 18 orang beserta all ships yang akan berpotensi mengalami
crew dengan letak penumpang sebagai Capsizing. Berikut grafik stabilitas kapal
berikut : tersebut setelah dianalisis :

Gambar 7. Simulasi Variasi I b

c. Capsizing
Penumpang berjumlah 19 orang beserta
Grafik 1. Hasil Rekapitulasi Analisis
crew dengan letak penumpang sebagai
Stabilitas Kapal Variasi I
berikut :
Grafik Hasil Rekapitulasi Analisis
Stabilitas Kapal pada Variasi I menunjukkan
bahwa semakin banyak jumlah penumpang
maka nilai GZ semakin kecil.

2. Variasi II
Gambar 8. Simulasi Variasi I c Posisi penumpang sebelah Starboard berdiri,
sedangkan Portside dalam posisi duduk,
Hasil Rekapitulasi Variasi I menunjukkan dengan kondisi kapal :
bahwa pada kondisi kapal statis, Kapal dapat a. Sarat Penuh
dimuat penumpang dengan posisi semua Penumpang berjumlah 7 orang beserta
penumpang duduk berjumlah 7 orang pada crew dengan letak penumpang sebagai
kondisi kapal sarat penuh 0.31 m. Dalam berikut :
kondisi tertentu kapal ini dapat memuat
maksimum 18 orang penumpang pada sarat
0.438 m dan dinyatakan Aman karena telah
memenuhi syarat IMO code on Intact stability

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 517


menunjukkan nilai 2.5362 m.deg tidak
memenuhi kriteria sebesar 5.1566 m.deg.
c. 3.1.2.1 : Area 30 to 40 (Panjang lengan GZ
area 30-40 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 0.8748 m.deg tidak
Gambar 9. Simulasi Variasi II a memenuhi kriteria sebesar 1.7189 m.deg.
d. 3.1.2.2 : Max GZ at 30 (Panjang lengan GZ
b. Sarat Maksimum Maksimum area 30 m.deg atau lebih) yang
Penumpang berjumlah 10 orang beserta menunjukkan nilai 0.092 m.deg tidak
crew dengan letak penumpang sebagai memenuhi kriteria sebesar 0.2 m.deg.
berikut : Maka stabilitas pada 12 orang penumpang ini
dinyatakan Tidak Aman karena kapal tidak
memenuhi syarat IMO code on Intact stability
A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to
all ships yang akan berpotensi mengalami
Capsizing. Berikut grafik stabilitas kapal
tersebut setelah dianalisis :

Gambar 10. Simulasi Variasi II b

c. Capsizing
Penumpang berjumlah 11 orang beserta
crew dengan letak penumpang sebagai
berikut :

Grafik 2. Hasil Rekapitulasi Analisis Stabilitas


Kapal Variasi II

Gambar 11. Simulasi Variasi II c Grafik Hasil Rekapitulasi Analisis


Stabilitas Kapal pada Variasi II menunjukkan
Hasil Rekapitulasi Variasi II menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah penumpang,
bahwa pada kondisi kapal statis dapat dimuat letak penumpang menjauhi midship, dan posisi
penumpang dengan Posisi penumpang sebelah titik berat semakin tinggi, maka nilai GZ
Starboard berdiri, sedangkan Portside dalam semakin kecil.
posisi duduk berjumlah 7 orang pada kondisi
kapal sarat penuh 0.31 m. Dalam kondisi 3. Variasi III
tertentu kapal ini mampu memuat maksimum Posisi penumpang dari midship ke depan
10 orang penumpang pada sarat 0.347 m dan berdiri, sedangkan dari midship ke belakang
dinyatakan Aman karena telah memenuhi duduk, dengan kondisi kapal :
syarat IMO code on Intact stability A.749 (18), a. Sarat Penuh
Ch 3-design criteria applicable to all ships. Penumpang berjumlah 7 orang beserta
Apabila penumpang dengan posisi crew dengan letak penumpang sebagai
penumpang sebelah Starboard berdiri, berikut :
sedangkan Portside dalam posisi duduk
melebihi dari 10 Orang penumpang, sebagai
contoh analisis 11 orang pada sarat 0.354 m
penumpang menunjukkan Fail pada criteria :
a. 3.1.2.1 : Area 0 to 30 (Panjang lengan GZ
area 30 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 1.6614 m.deg tidak Gambar 12. Simulasi Variasi III a
memenuhi kriteria sebesar 3.151 m.deg.
b. 3.1.2.1 : Area 0 to 40 (Panjang lengan GZ
area 40 m.deg atau lebih) yang

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 518


b. Sarat Maksimum Maka stabilitas pada 11 orang penumpang ini
Penumpang berjumlah 10 orang beserta dinyatakan Tidak Aman karena kapal tidak
crew dengan letak penumpang sebagai memenuhi syarat IMO code on Intact stability
berikut : A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to
all ships yang akan berpotensi mengalami
Capsizing. Berikut grafik stabilitas kapal
tersebut setelah dianalisis :

Gambar 13. Simulasi Variasi III b

c. Capsizing
Penumpang berjumlah 11 orang beserta
crew dengan letak penumpang sebagai
berikut :
Grafik 3. Hasil Rekapitulasi Analisis Stabilitas
Kapal Variasi III

Grafik Hasil Rekapitulasi Analisis


Stabilitas Kapal pada Variasi I menunjukkan
bahwa semakin banyak jumlah penumpang,
Gambar 14. Simulasi Variasi III c letak penumpang menjauhi midship, dan posisi
titik berat semakin tinggi, maka nilai GZ
Hasil Rekapitulasi Variasi III semakin kecil.
menunjukkan bahwa pada kondisi kapal statis
dapat dimuat penumpang dengan Posisi 4. Variasi IV
penumpang sebelah Starboard berdiri, Posisi penumpang dari midship ke belakang
sedangkan Portside dalam posisi duduk berdiri, sedangkan dari midship ke depan
berjumlah 7 orang pada kondisi kapal sarat duduk, dengan kondisi kapal :
penuh 0.31 m. Dalam kondisi tertentu kapal ini a. Sarat Penuh
mampu memuat maksimum 10 orang Penumpang berjumlah 7 orang beserta
penumpang pada sarat 0.347 m dan dinyatakan crew dengan letak penumpang sebagai
Aman karena telah memenuhi syarat IMO berikut :
code on Intact stability A.749 (18), Ch 3-design
criteria applicable to all ships.
Apabila penumpang dengan posisi
penumpang sebelah Starboard berdiri,
sedangkan Portside dalam posisi duduk
melebihi dari 10 Orang penumpang, sebagai
contoh analisis 11 orang penumpang pada sarat Gambar 15. Simulasi Variasi IV a
0.357 m menunjukkan Fail pada criteria :
a. 3.1.2.1 : Area 0 to 30 (Panjang lengan GZ b. Sarat Maksimum
area 30 m.deg atau lebih) yang Penumpang berjumlah 12 orang beserta
menunjukkan nilai 2.7336 m.deg tidak crew dengan letak penumpang sebagai
memenuhi kriteria sebesar 3.151 m.deg. berikut :
b. 3.1.2.1 : Area 0 to 40 (Panjang lengan GZ
area 40 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 4.6267 m.deg tidak
memenuhi kriteria sebesar 5.1566 m.deg.
c. 3.1.2.2 : Max GZ at 30 (Panjang lengan GZ
Maksimum area 30 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 0.194 m.deg tidak Gambar 16. Simulasi Variasi IV b
memenuhi kriteria sebesar 0.2 m.deg.

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 519


c. Capsizing
Penumpang berjumlah 13 orang beserta
crew dengan letak penumpang sebagai
berikut :

Grafik 4. Hasil Rekapitulasi Analisis Stabilitas


Gambar 17. Simulasi Variasi IV c Kapal Variasi IV

Hasil Rekapitulasi Variasi IV Grafik Hasil Rekapitulasi Analisis


menunjukkan bahwa pada kondisi kapal statis Stabilitas Kapal pada Variasi IV menunjukkan
dapat dimuat penumpang dengan Posisi bahwa semakin banyak jumlah penumpang,
penumpang dari midship ke belakang berdiri, letak penumpang menjauhi midship, dan posisi
sedangkan dari midship ke depan duduk titik berat semakin tinggi, maka nilai GZ
berjumlah 7 orang pada kondisi kapal sarat semakin kecil.
penuh 0.31 m. Dalam kondisi tertentu kapal ini
mampu memuat maksimum 12 orang 5. Variasi V
penumpang pada sarat 0.365 m dan dinyatakan Posisi semua penumpang dalam kondisi
Aman karena telah memenuhi syarat IMO berdiri, dengan kapal :
code on Intact stability A.749 (18), Ch 3-design a. Sarat Penuh
criteria applicable to all ships. Penumpang berjumlah 6 orang beserta
Apabila penumpang dengan posisi crew dengan letak penumpang sebagai
penumpang sebelah Starboard berdiri, berikut :
sedangkan Portside dalam posisi duduk
melebihi dari 12 Orang penumpang, sebagai
contoh analisis 13 orang penumpang pada sarat
0.379 m menunjukkan Fail pada criteria :
a. 3.1.2.1 : Area 0 to 30 (Panjang lengan GZ
area 30 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 3.0658 m.deg tidak Gambar 18. Simulasi Variasi V a
memenuhi kriteria sebesar 3.151 m.deg.
b. 3.1.2.1 : Area 0 to 40 (Panjang lengan GZ b. Sarat Maksimum
area 40 m.deg atau lebih) yang Penumpang berjumlah 6 orang beserta
menunjukkan nilai 5.0025 m.deg tidak crew dengan letak penumpang sebagai
memenuhi kriteria sebesar 5.1566 m.deg. berikut :
c. 3.1.2.2 : Max GZ at 30 (Panjang lengan GZ
Maksimum area 30 m.deg atau lebih) yang
menunjukkan nilai 0.197 m.deg tidak
memenuhi kriteria sebesar 0.2 m.deg.
Maka stabilitas pada 13 orang penumpang ini
dinyatakan Tidak Aman karena kapal tidak
memenuhi syarat IMO code on Intact stability Gambar 19. Simulasi Variasi V b
A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to
all ships yang akan berpotensi mengalami c. Capsizing
Capsizing. Berikut grafik stabilitas kapal Penumpang berjumlah 7 orang beserta
tersebut setelah dianalisis : crew dengan letak penumpang sebagai
berikut :

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 520


titik berat semakin tinggi, maka nilai GZ
semakin kecil.

Hasil Analisis stabilitas kapal “Wiro Sableng”


Rawa Pening variasi I sampai dengan V sejalan
dengan Penelitian sebelumnya mengenai Analisa
Gambar 20. Simulasi Variasi V c Beban Muatan Maksimum Yang Diperbolehkan
Untuk Keselamatan Penumpang Pada Kapal
Hasil Rekapitulasi Variasi V menunjukkan Kharisma Jaya menyatakan bahwa hasil analisis
bahwa pada kondisi kapal statis hanya dapat kapal tanpa cadik menghasilkan nilai stabilitas
dimuat penumpang dengan Posisi semua kondisi pembebanan dengan muatan 16 orang, 18
penumpang dalam kondisi berdiri berjumlah 6 orang, 20 orang, dan 21 orang dengan beban
orang pada kondisi maksimumnya karena tidak masing-masing penumpang 75 Kg. Hasil analisis
mampu mengangkut 7 orang dalam kondisi yang tertera pada kapal tersebut menunjukan fail
sarat penuhnya 0.297 m. Pada kondisi 6 orang pada beban muatan 21 penumpang, pada kriteria
penumpang atau sarat maksimum ini, kapal IMO 3.1.2.2: Max GZ at 30 or greater (Panjang
dinyatakan Aman karena telah memenuhi lengan GZ area 30 atau lebih ) yang menunjukan
syarat IMO code on Intact stability A.749 (18), hasil 0.198 m. Nilai ini tidak memenuhi kriteria
Ch 3-design criteria applicable to all ships. yaitu sebesar tidak boleh kurang atau sama dengan
Apabila penumpang dengan Posisi semua 0.2 m [6]. Hasil ini menyatakan jika penambahan
penumpang dalam kondisi berdiri melebihi jumlah muatan pada kapal akan mengakibatkan
dari 6 Orang penumpang, sebagai contoh Nilai GM semakin kecil yang mengakibatkan nilai
analisis 7 orang penumpang padasarat 0.31 m GZ atau momen koppel menjadi kecil [13].
menunjukkan Fail pada criteria : Penelitian mengenai Analisa Teknis Dan
a. 3.1.2.1 : Area 0 to 30 (Panjang lengan GZ Ekonomis Pada Kapal Pelayaran Rakyat “KLM
area 30 m.deg atau lebih) yang Lestari Budaya” Setelah Dimodifikasi Menjadi
menunjukkan nilai 2.865 m.deg tidak Kapal Pariwisata dengan kesimpulan kapal
memenuhi kriteria sebesar 3.151 m.deg. sebelum dimodifikasi menghasilkan nilai GZ
b. 3.1.2.1 : Area 0 to 40 (Panjang lengan GZ terbaik sebesar 0,474 m pada sudut 31,8°,
area 40 m.deg atau lebih) yang sedangkan setelah dimodifikasi menghasilkan nilai
menunjukkan nilai 4.9137 m.deg tidak GZ terbaik sebesar 0,623 m pada sudut 36,4°
memenuhi kriteria sebesar 5.1566 m.deg. dimana letak muatan digeser ke bagian kapal yang
Maka stabilitas pada 13 orang penumpang ini lain [7]. Kesimpulan ini mendukung hasil
dinyatakan Tidak Aman karena kapal tidak penelitian analisis stabilitas Perahu Wisata “Wiro
memenuhi syarat IMO code on Intact stability Sableng” Rawa Pening dimana letak muatan
A.749 (18), Ch 3-design criteria applicable to mampu mengakibatkan nilai LCG maupun VCG
all ships yang akan berpotensi mengalami berubah sehingga mengakibatkan nilai KG pada
Capsizing. Berikut grafik stabilitas kapal kapal akan berubah. Muatan yang letaknya
tersebut setelah dianalisis : semakin jauh dari midship akan mengakibatkan
nilai GM semakin kecil dan berakibat terhadap
nilai GZ yang juga semakin kecil.
Posisi penumpang dengan variasi duduk
maupun berdiri pada Perahu Wisata “Wiro
Sableng” Rawa Pening juga mempengaruhi nilai
GZ. Penelitian mengenai Stabilitas Statis dan
Dinamis Kapal Pur Seine di Pelabuhan Perikanan
Pantai Lampulo Kota Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darussalam juga menjelaskan hal tersebut dengan
penjelasan mengenai perubahan stabilitas karena
Grafik 5. Hasil Rekapitulasi Analisis Stabilitas
variasi posisi atau tinggi BBM dan muatan mulai
Kapal Variasi V
dari 100 % hingga 0 % yang mengakibatkan kapal
mengalami variasi trim dengan hasil nilai KG
Grafik Hasil Rekapitulasi Analisis
terbesar pada kondisi muatan 1 (100% BBM – 0 %
Stabilitas Kapal pada Variasi I menunjukkan
muatan) dan KG terkecil pada kondisi muatan 3
bahwa semakin banyak jumlah penumpang,
(BBM tersisa 26 % dan muatan 70 %) [8].
letak penumpang menjauhi midship, dan posisi
Penelitian ini juga menjelaskan semakin tinggi

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 521


posisi maka semakin besar nilai KG nya yang Dynamic),” Jurnal Teknik Perkapalan, vol. 5,
menyebabkan nilai GM dan GZ besar. pp. 130-136, 2017.
[5] A. W. B. Santosa & I. P. Mulyanto, Pengantar
KESIMPULAN Ilmu Perkapalan. Semarang: Universitas
Diponegoro, 2012.
Kesimpulan dari Hasil analisis stabilitas [6] A. Andilala, W. Amiruddin & A. W. B.
Perahu Wisata “Wiro Sableng” sesuai kriteria IMO Santosa, “Analisa Beban Muatan Maksimum
code on Intact stability A.749 (18), Ch 3-design Yang Diperbolehkan Untuk Keselamatan
criteria applicable to all ships mampu mengangkut Penumpang Pada Kapal Kharisma Jaya,”
penumpang sebagai berikut : 1) Posisi semua Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 5, pp. 792-
penumpang duduk, Perahu Wisata “Wiro Sableng” 799, 2017.
Rawa Pening maksimum mengangkut 18 orang [7] I. Aditio, E. S. Hadi & Kiryanto, “Analisa
pada kondisi statis. 2) Posisi penumpang sebelah Teknis Dan Ekonomis Pada Kapal Pelayaran
Starboard berdiri, sedangkan Portside dalam Rakyat "KLM Lestari Budaya" Setelah
posisi duduk Perahu Wisata “Wiro Sableng” Rawa Dimodifikasi Menjadi Perahu Wisata,” Jurnal
Pening maksimum mengangkut 10 orang pada Teknik Perkapalan, Vol. 6, pp. 1-9, 2018.
kondisi statis. 3) Posisi penumpang dari midship ke [8] M. B. H. Iskandar & M. Imron, “Stabilitas
depan berdiri, sedangkan dari midship ke belakang Statis Dan Dinamis Kapal Purse Seine Di
duduk Perahu Wisata “Wiro Sableng” Rawa Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Kota
Pening maksimum mengangkut 10 orang pada Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam,”
kondisi statis. 4) Posisi penumpang dari midship ke Marine Fisheries, Vol. 1, pp. 113-122, 2010.
belakang berdiri, sedangkan dari midship ke depan [9] M. A. Amardana, W. Amiruddin & B.
duduk Perahu Wisata “Wiro Sableng” Rawa Arswendo, “Analisa Teknis dan Ekonomis
Pening maksimum mengangkut 12 orang pada Pengaruh Modifikasi Kapal Ikan Menjadi
kondisi statis. 5) Posisi semua penumpang dalam Kapal Pengolah Ikan,” Jurnal Teknik
kondisi berdiri Perahu Wisata “Wiro Sableng” Perkapalan, Vol. 5, pp. 758–765, 2017.
Rawa Pening maksimum mengangkut 6 orang pada [10] IMO, “Code on intact stability for all type of
kondisi statis. ships covered by IMO instruments,”
Resolution A.749(18). pp. 255–337, 1993.
UCAPAN TERIMA KASIH [11] Biro Klasifikasi Indonesia, Peraturan Kapal
Kayu. Jakarta, 1996.
Ucapan terima Kasih Penulis sampaikan [12] E. Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar Dan
kepada Allah SWT yang tidak henti-henti Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya, 1991.
memberikan Karunia dan CintaNya, Orang Tua [13] A. Hardjanto, Pengaruh Kelebihan Dan
yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, Pergeseran Muatan Di Atas Kapal Terhadap
Bapak Santosa selaku Pemilik Perahu Wisata Stabilitas Kapal. Jurnal Aplikasi Pelayaran
“Wiro Sableng” Rawa Pening. dan Kepelabuhan, Vol. 1, pp. 1-17, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Munir, (2014, 15 Januari). “Perahu Oleng


Pemancing Tewas Tenggelam di Rawa
Pening”, Kompas.com. Diakses 27 November
2018.
[2] S. Munir, (2017, 14 Oktober). “Pemancing
hilang di Rawa Pening perahu ditemukan
terbalik”, Kompas.com. Diakses 27
November 2018.
[3] A. Ranin, (2018, 14 Februari). “Dishub sikapi
keselamatan transportasi air di Rawa Pening”,
suaramerdeka.com. Diakses 27 November
2018.
[4] A. Herbowo, D. Chrismianto & M. Iqbal,
“Analisa Fin Stabilizer Terhadap Rolling
Pada Kapal Ferry Ro-Ro 500 GT Dengan
Metode CFD (Computational Fluid

Jurnal Teknik Perkapalan Vol. 4 No. 7 Oktober 2019 522

Anda mungkin juga menyukai