Manajemen
Risiko
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN
FATAH PALEMBANG
2018
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG NOMOR:
2398 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mengembangkan tridarma perguruan tinggi yang sejalan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang relevan dengan kebutuhan zaman yang berbasis pada tradisi ilmu yang intergralistik dan
dapat mengakomodir kepentingan publik, maka perlu pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam mengatasi
berbagai risiko yang memungkin terjadi;
b. bahwa pedoman manajemen risiko menjadi penting mengingat berbagai kendala di lapangan dalam
melaksanakan kegiatan yang dapat berdampak masif dan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun sehingga keberadaan pedoman menjadi sangat dibutuhkan;
c. dalam rangka untuk memenuhi maksud poin a dan b di atas, maka perlu menetapkan pedoman manajemen
risiko yang dituangkan dalam Keputusan Rektor.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014 tentang SPMI;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2014 tentang SPME;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang SNPT;
7. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor: 37 Tahun 2009 Tentang Dosen;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 49 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi;
10. Peraturan MENPAN dan RB Nomor 15 tahun 2014 Tentang Komponen Standar Pelayanan Publik;
11. Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2014 Tentang Perubahan Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang Menjadi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2015 Tentang Statuta Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
MEMUTUSKAN
KESATU : Pedoman manajemen risiko ini adalah naskah akademik yang memuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan
dengan manajemen risiko yang harus dijadikan bahan acuan dalam melaksanakan mekanisme manajerial
oleh semua civitas akademika Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
KEDUA : Dalam mempedomani dokumen Pedoman Manajemen Risiko yang termuat dalam Keputusan ini harus
dipandang secara komprehensif atas aturan-aturan lain yang lebih tinggi, sehingga tidak terjadi kerancuan
satu sama lain dalam memahami aturan yang berlaku sehingga tidak menghambat jalannya suatu kegiatan
manajerial.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Palembang
pada tanggal, 31 Desember 2018
Rektor,
Muhammad Sirozi
Tembusan:
1.Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Jakarta;
2.Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Jakarta:
3.Kepala Biro Kepegawaian Satjen Kementerian Agama Jakarta
4.Bendahara DIPA UIN Raden Fatah Palembang;
5.Yang Bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji
syukur kehadirat-Nya karena rahmat taufik serta hidayahnya, kami bisa
menyelesaikan pedoman yang berjudul “Manajeman Risiko UIN Raden Fatah Palembang”
dengan lancar.
Dalam pembuatan pedoman ini, kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan
yang kami hadapi dalam proses pembuatan pedoman ini bisa diatasi dengan baik dan
selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih atas
berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan pedoman ini.
Kami berharap pedoman ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta
menjadi inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang Manajeman Risiko
pada UIN Raden Fatah Palembang.
iii
DAFTAR ISI
SK REKTOR.......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Pendahuluan.............................................................................................................1
B. Risk-Based Thinking (RBT) dalam ISO 9001:2015.............................................2
C. Prinsip dalam ISO 9001:2015, Sistem Akreditasi Nasional dan
Sistem Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi..........................................................4
D. Implementasi RBT ISO 9001:2015 dalam Sistem Manajemen Mutu
UIN Raden Fatah Palembang...................................................................................7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pendidikan tinggi memainkan peran yang dinamis dan positif dalam masyarakat,
budaya dan ekonomi suatu negara. Tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi Indonesia
saat ini antara lain adalah pergeseran tuntutan masyarakat akan kualitas lulusan perguruan
tinggi (PT) terkait dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; semakin ketatnya
kompetisi lulusan PT dalam memasuki dunia kerja; semakin ketatnya kompetisi PT dalam
memperoleh calon mahasiswa, termasuk dengan PT asing; dan perkembangan teknologi
informasi yang memungkinkan pembelajaran jarak jauh dan universitas virtual (distance
learning & virtual university). Di era liberalisasi dan globalisasi dimana PT saat ini
diberi kebebasan dengan status otonominya harus diimbangi dengan peningkatan
tanggung jawab dan akuntabilitas yang memadai. Tantangan-tantangan tersebut menuntut
PT untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan.
Ada banyak pengertian mutu yang telah dikembangkan oleh para ahli manajemen
organisasi. Juran (1999) mengungkapkan dua pengertian mutu, yaitu
(1) mutu berarti fitur-fitur produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan dengan
demikian memberikan kepuasan pelanggan, dan (2) mutu berarti bebas dari kekurangan -
kebebasan dari kesalahan agar tidak mengulang pekerjaan, ketidakpuasan pelanggan,
klaim pelanggan, dan sebagainya. Campell dan Rozsnayi (2002) mengelompokkan
konsep mutu menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah quality as excellence
(selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik), quality as “zero errors” (tidak melakukan
kesalahan), quality as “fitness for purpose” (kesesuaian tujuan), quality as
transformation (fokus pada peserta didik), quality as threshold (sesuai kriteria
tertentu), dan quality as enhancement or improvement (peningkatan kualitas secara
keberlanjutan). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2014 menjelaskan bahwa mutu pendidikan tinggi adalah tingkat
kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi
yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang
Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
Untuk menjawab tantangan-tantangan di atas dan membentuk budaya mutu maka
perlu dikembangkan sistem perbaikan mutu berkelanjutan melalui suatu Sistem
Manajemen Mutu. Sistem manajemen mutu (SMM) adalah sistem formal yang
mendokumentasikan proses, prosedur, dan tanggung jawab untuk mencapai kebijakan dan
sasaran mutu. SMM membantu mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan organisasi
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara
terus menerus (http://asq.org/learn- about-quality/quality-management- system/, diakses
25 Agustus 2016). Salah satu standar internasional yang menetapkan dan menerapkan
SMM adalah International Organization for Standardization (ISO), khususnya ISO
9001, yang secara luas telah digunakan oleh banyak organisasi di dunia.
1
Berdasarkan sejarahnya, ISO 9001 diperkenalkan pada tahun 1987 (ISO
9001:1987 untuk penjaminan mutu (quality assurance/QA) dalam desain,
pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki
aktivitas menciptakan produk baru. Pada tahun 2000 keluar ISO 9001:2000 yang
memadukan tiga standar penjaminan mutu (ISO 9001, 9002, dan 9003) menjadi hanya
satu standar yaitu 9001. ISO 9001:2000 membuat perubahan mendasar dalam SMM
dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran, pengamatan dan
peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, serta menuntut keterlibatan manajemen
puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara
keseluruhan, dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan
berkesinambungan. Versi selanjutnya adalah ISO 9001:2008 yang menekankan bahwa
ISO 9001 mensyaratkan “Documented quality management system”, and not a
“system of documents” (https://kasmancepu.wordpress.com/sejarah-iso-9001/, diakses
20 Agustus 2016). Versi terakhir yang keluar pada tahun 2015 adalah ISO 9001:2015
yang didasarkan pada sejumlah prinsip manajemen mutu termasuk fokus yang kuat pada
pelanggan, motivasi dan implikasi dari manajemen puncak, pendekatan proses dan
perbaikan terus-menerus. ISO 9001:2015 membantu memastikan bahwa pelanggan
mendapatkan produk-produk dan layanan berkualitas baik
(http://www.iso.org/iso/home/standards/management- standards/iso_9000.htm, diakses
20 Agustus 2016).
Salah satu perubahan penting pada revisi ISO 9001:2015 adalah membangun
pendekatan sistematis untuk risiko daripada memperlakukannya sebagai komponen
tunggal dari SMM. Risk-based thinking (berpikir berbasis risiko) sebenarnya telah
dilakukan secara otomatis dan tanpa sadar untuk mendapatkan hasil terbaik. Konsep
risiko selalu tersirat dalam ISO 9001, revisi tahun 2015 membuatnya lebih eksplisit dan
membangun ke dalam sistem manajemen secara keseluruhan
(www.bsigroup.com/IS09001Revision, diakses 20 Agustus 2016). Risk-based thinking
(RBT) dalam ISO 9001:2015 dan contoh implementasinya untuk pengembangan sistem
manajemen mutu di UIN Raden Fatah Palembang. Lingkup kajian implementasi RBT
dalam pengembangan sistem manajemen mutu di UIN Raden Fatah Palembang
dilakukan berdasarkan kriteria-kritera dalam akreditasi institusi perguruan tinggi.
2
Dalam ISO 9001:2015 RBT perlu dipertimbangkan dari awal terhadap seluruh
sistem, membuat tindakan preventif yang melekat untuk perencanaan, pengoperasian,
analisis dan evaluasi kegiatan. RBT merupakan bagian dari pendekatan proses dimana
tidak semua proses dari sistem manajemen mutu mewakili tingkat risiko yang sama,
disesuaikan dengan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.
ISO 9001:2015 sering memadukan istilah risiko dan peluang. Peluang atau
kesempatan adalah seperangkat keadaan yang memungkinkan untuk melakukan sesuatu
dimana dalam menentukan untuk mengambil atau tidak mengambil kesempatan
dilakukan berdasarkan tingkat risiko yang berbeda. RBT akan menganalisis situasi saat
ini dan kemungkinan peluang untuk perbaikan.
Risiko dalam ISO 9001:2015 dibahas sebagai bagian terpadu (terintegrasi) dari
pendekatan proses. Bagian-bagian dalam ISO 9001:2015 yang membahas RBT adalah
(ISOc, 2015):
Pendahuluan – menjelaskan konsep RBT
Klausul 4 – mensyaratkan organisasi untuk membahas risiko dan peluang terkait
proses SMM
Klausul 5 – mensyaratkan manajemen puncak untuk meningkatkan kesadaran RBT
serta menentukan risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi produk/layanan
yang sesuai
Klausul 6 – mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi risiko dan peluang
yang terkait dengan kinerja SMM dan mengambil tindakan yang tepat untuk
mengatasinya
Klausul 7 – mensyaratkan organisasi untuk menentukan dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan (risiko tersirat setiap kali "tepat" atau "sesuai" disebutkan)
Klausul 8 – mensyaratkan organisasi untuk mengelola proses operasional (risiko
tersirat setiap kali "tepat" atau "sesuai" disebutkan)
Klausul 9 – mensyaratkan organisasi untuk memantau, mengukur, menganalisis dan
mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil untuk mengatasi risiko dan peluang
Klausul 10 – mensyaratkan organisasi untuk memperbaiki, mencegah atau
mengurangi efek (dampak) yang tidak diinginkan dan meningkatkan SMM serta
memperbarui risiko dan peluang.
Dengan mempertimbangkan risiko di seluruh sistem dan semua proses yang
memungkinkan untuk mencapai tujuan dan hasil yang lebih konsisten, maka pelanggan
dapat yakin bahwa mereka akan menerima produk atau layanan yang diharapkan.
Penerapan RBT dalam SMM suatu organisasi akan memberikan manfaat, yaitu:
meningkatkan tata kelola organisasi
membangun basis pengetahuan yang kuat
membangun budaya proaktif untuk selalu melakukan perbaikan
mengikuti hukum dan peraturan yang berlaku
menjamin konsistensi kualitas produk dan layanan
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
3
C. Prinsip dalam ISO 9001:2015, Sistem Akreditasi Nasional dan Sistem
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi
Standar ISO selalu ditinjau setiap lima tahun dan direvisi jika diperlukan. Hal ini
akan membantu memastikan standar ISO sebagai alat tetap berguna bagi pelanggan
(pasar). Tantangan yang dihadapi oleh bisnis dan organisasi saat ini sangat berbeda dari
beberapa dekade yang lalu, misalnya globalisasi telah mengubah cara berbisnis dan
organisasi, operasi rantai pasokan lebih kompleks daripada yang dilakukan di masa lalu.
Selain itu, terdapat peningkatan harapan dari pelanggan dan pihak berkepentingan
lainnya agar lebih banyak akses ke informasi, masyarakat saat ini memiliki suara yang
lebih kuat daripada sebelumnya. Oleh karena itu, ISO 9001 harus mencerminkan
perubahan ini agar tetap relevan.
Perubahan yang paling terlihat dalam ISO 9001:2015 adalah struktur baru yang
sekarang mengikuti struktur yang sama secara keseluruhan dengan standar sistem
manajemen ISO lainnya, sehingga memudahkan bagi siapa saja yang menggunakan
beberapa sistem manajemen. Perubahan utama lainnya adalah fokus pada risk-based
thinking (RBT) yang sebenarnya telah menjadi bagian dari standar ISO sebelumnya,
hanya saja pada versi baru RBT diungkapkan lebih eksplisit dan masuk ke dalam sistem
manajemen secara keseluruhan (ISOa, 2015).
Revisi yang juga cukup signifikan dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
menjadi ISO 9001:2015 adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7
prinsip manajemen mutu (Tabel 1). Pada ISO 9001:2015, prinsip ke-4 dan ke-5
digabungkan menjadi satu prinsip yaitu “Process Approach”, sehingga hanya ada 7
prinsip manajemen mutu.
Tabel 1 Perbedaan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan ISO
9001:2015
ISO 9001:2008 ISO 9001:2015
1. Customer focus 1. Customer focus
2. Leadership 2. Leadership
3. Involvement of people 3. Engagement of people
4. Process approach 4. Process approach
5. Systems approach to management 5. Improvement
6. Continual improvement 6. Informed decision making
7. Factual approach to decision 7. Relationship management
making
8. Mutually beneficial
supplier relationship
ISOb (2015) menjabarkan lebih rinci prinsip-prinsp manajemen mutu dalam ISO
9001:2015. Secara ringkas, penjabaran ke-7 prinsip manajemen mutu ISO 9001:2015
adalah sebagai berikut:
1. Costumer Focus: fokus utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk melebihi harapan pelanggan.
4
2. Leadership: pemimpin dari semua tingkatan menetapkan serta menyatukan tujuan,
arahan dan menciptakan kondisi dimana orang-orang terlibat dalam mencapai
sasaran organisasi.
3. Engagement of People: kompeten, mampu diberdayakan, dan keterlibatan orang-
orang di semua tingkatan adalah hal yang penting untuk menambah kapabilitas
organisasi dalam menciptakan dan memberikan nilai.
4. Process Approach: hasil yang dapat diprediksi dan konsisten akan tercapai lebih
efektif dan efisien jika aktifitas-aktifitas dapat dimengerti dan dikelola sebagai
proses- proses yang saling berkaitan serta berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh.
5. Improvement: organisasi yang sukses selalu fokus terhadap perbaikan.
6. Evidence-Based Decision Making: pengambilan keputusan berdasarkan analisis
dan evaluasi data dan informasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
7. Relationship Management: untuk mempertahankan kesuksesan, organisasi harus
mengelola hubungannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya
adalah para pemasoknya.
Prinsip-prinsip dalam ISO 9001:2015 tersebut masih sejalan dengan 10 prinsip
dan empat asas dalam sistem akreditasi nasional pendidikan tinggi Indonesia. Adapun
10 prinsip sistem akreditasi nasional pendidikan tinggi Indonesia yaitu:
1. Independen: adalah prinsip yang harus ditegakkan dalam sistem manajemen dan
lembaga penjaminan mutu yang memiliki kemandirian dalam pengambilan
keputusan penilaian, terbebas dari konflik kepentingan maupun intervensi pihak
ketiga
2. Akurat: sistem manajemen dan penjaminan mutu harus dibangun berdasarkan pada
data dan iformasi yang akurat, sahih dan andal.
3. Obyektif: sistem manajemen dan penjaminan mutu harus didasarkan atas bukti dan
informasi serta penilaian yang obyektif.
4. Transparan: sistem manajemen dan penjaminan mutu harus ditegakkan atas
persyaratan, proses dan hasilnya secara terbuka,
5. Akuntabel: sistem manajemen dan penjaminan mutu harus dibangun, diterapkan dan
dikembangkan sebagai akuntabilitas publik dengan penuh tanggungjawab
6. Imparsialitas: ketidakberpihakan adalah prinsip yang harus ditegakkan dalam sistem
manajemen dan lembaga penjaminan mutu dalam proses penilaian dan pengambilan
keputusan
7. Kredibel: kredibilitas adalah prinsip yang harus ditegakkan dalam sistem
manajemen dan lembaga penjaminan mutu dalam proses penilaian, pengambilan
keputusan dan akuntabilitas publik
8. Menyeluruh: akreditasi harus dilakukan secara komprehensif mencakup seluruh
sistem manajemen maupun penjaminan mutu pendidikan tinggi.
9. Efektif: akreditasi harus dilaksanakan dengan cerminan hasil dan daya guna dalam
membangun budaya mutu, menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi.
5
10. Efisien: akreditasi harus dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya yang
berdaya guna dan berhasilguna.
7
kunci) sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan kinerja
perguruan tinggi yang bersangkutan. Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), terdapat 9 kriteria
akreditasi institusi perguruan tinggi, yaitu:
• C.1 Visi, misi, tujuan dan strategi
• C.2. Tata pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
• C.3. Mahasiswa
• C.4. Sumber daya manusia
• C.5 Keuangan, Sarana dan Prasarana
• C.6 Pendidikan
• C.7 Penelitian
• C.8 Pengabdian kepada masyarakat
• C.9 Luaran dan Capaian Tridharma
8
BAB II
TABEL
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
ELEMEN INDIKATOR SASARAN RISIKO PELUANG TINDAKAN PENANGGUNG JAWAB
A Kondisi Eksternal (Environmental Setting) 1
Perguruan tinggi mampu: Perguruan tinggi belum menetapkan analisis mengenai Perguruan tinggi harus menetapkan analisis mengenai : Perguruan tinggi harus Rektor dan semua Wakil Rektor
1) mengidentifikasi kondisi lingkungan yang relevan, komprehensif, dan : 1) kondisi lingkungan yang relevan, komprehensif, dan 1) mengidentifikasi kondisi lingkungan
strategis, 1) kondisi lingkungan yang relevan, komprehensif, dan strategis, yang relevan, komprehensif, dan
2) menetapkan posisi perguruan tinggi relatif terhadap lingkungannya, strategis, 2) posisi perguruan tinggi relatif terhadap lingkungannya, strategis,
3) menggunakan hasil identifikasi dan posisi yang ditetapkan untuk 2) posisi perguruan tinggi relatif terhadap 3) analisis SWOT/analisis lain yang relevan, dan 2) menetapkan posisi perguruan tinggi
melakukan analisis SWOT/analisis lain yang relevan, dan lingkungannya, 4) program pengembangan yang konsisten dengan hasil relatif terhadap lingkungannya,
4) menghasilkan program pengembangan yang konsisten dengan hasil analisis 3) analisis SWOT/analisis lain yang relevan, dan analisis SWOT/analisis lain yang digunakan. 3) menggunakan hasil identifikasi dan
SWOT/analisis lain yang digunakan. 4) program pengembangan yang konsisten dengan hasil posisi yang ditetapkan untuk melakukan
analisis SWOT/analisis lain yang digunakan. analisis SWOT/analisis lain yang relevan,
Konsistensi dengan hasil analisis SWOT dan/atau analisis lain serta rencana
dan
pengembangan ke depan.
4) menghasilkan program
pengembangan yang konsisten dengan
hasil analisis SWOT/analisis lain yang
digunakan.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
B
ELEMEN INDIKATOR SASARAN RISIKO PELUANG TINDAKAN PENANGGUNG JAWA
B Profil Institusi 2
Keserbacakupan informasi dalam profil dan konsistensi antara profil dengan data Deskripsi profil institusi menunjukkan keserbacakupan informasi yang belum dapat menunjukkan deskripsi perguruan tinggi mendeskripsikan profil institusi membuat profil institusi yang memuat rektor dan wakil
dan informasi yang disampaikan pada masing-masing kriteria. disampaikan secara ringkas dan jelas, serta konsisten dengan data dan informasi profil institusi yang memuat informasi yang serba cukup dan
yang disampaikan pada masing-masing kriteria. keserbacakupan informasi yang disampiakn secara ringkas.
disampaikan secara ringkas dan jelas,
serta konsisten dengan data dan
informasi yang disampaikan pada masing-
masing kriteria.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
ELEMEN INDIKATOR SASARAN RISIKO PELUANG TINDAKAN PENANGGUNG JAWAB
C Kriteria
1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
4 Indikator Kinerja Utama 3
Perguruan Tinggi memiliki rencana pengembangan jangka panjang, menengah, Perguruan tinggi memiliki: penetapan visi, misi, tujuan dan strategi 1. Membuat vmts yang mudah diukur dan 1. 1. Latar Belakang, Tujuan, rasional VTMS Kepala Biro, WR1 dan WD1
dan pendek yang memuat indikator kinerja dan targetnya untuk mengukur 1) rencana pengembangan mencakup: jangka panjang, jangka pencapaian (VMTS) antara lain: diterjemahkan ke dalam indikator kinerja memerlukan
ketercapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan. menengah, dan jangka pendek, kunci (ikk) serta a. Statuta
2) indikator kinerja, b. Ortala dan Ortaker
3) target yang berorientasi pada daya saing internasional, dan c. Kebijakan-kebijakan Pemerintah
4) bukti pelaksanaan pengembangan yang konsisten. d. Kebijakan Kemenag
2. Mekanisme penetapan VMTS:
a. SK Panitia VMTS dengan melibatkan
pemangku kepentingan internal maupun
eksternal
b. TOR Kegiatan VTMS
c. Daftar Hadir Rapat VTMS
d. Notulensi Rapat VTMS
e. SK Penetapan VTMS
f. SK Perubahan VTMS
Ø VMTS sulit diukur atau terlalu abstrak 2. Membuat vmts yang sederhana dan
untuk mencapainya, sehingga sulit mudah dipahami, dan melakukan
diterjemahkan menjadi indikator- sosialisasi kepada semua stakeholder
indikator yang terukur terkait.
Ø VMTS gagal dipahami oleh 3. Mekanisme penetapan visi, misi, tujuan, 1. Kebijakan rektor tentang penyusunan kepala biro, WR1 dan WD1
stakeholder, karena minimnya sosialisasi dan strategi (vmts), harus mencakup VMTS
atau memang bahasanya yang sulit keterlibatan para pemangku kepentingan 2. Pedoman Penyusunan VTMS mencakup:
dipahami, sehingga arah jalannya internal maupun eksternal., dan kebutuhan a. Penyusunan VMTS
organisasi menjadi tidak jelas. pengembangan perguruan tinggi b. Evaluasi VMTS
c. Sosialisasi VMTS
d. Implementasi VMTS ke dalam peraturan dan
program Pengembangan
3. SK Rektor Tim Penyusunan VMTS
4. SK Rektor Tentang Evaluasi VMTS
5. SK Rektor tentang Sosialisasi VMTS
6. SK Rektor tentang VMTS menjadi acuan
peraturan dan program pengembangan UIN
Raden Fatah
7. Laporan/Bukti kegiatan evaluasi VMTS
(survei VMTS)
8. Laporan/Bukti Kegiatan Sosialisasi VMTS
9. Laporan/Bukti bahwa VMTS menjadi
landasan peraturan dan program
pengembangan
10. mekanisme kontrol pencapaian VMTS
c) Pengelolaan 6
1) Ketersediaan bukti formal keberfungsian sistem pengelolaan fungsional dan Perguruan tinggi memiliki bukti formal keberfungsian sistem pengelolaan 10. Tidak tersedia bukti formal 10. Menunjukkan bukti formal mengidentifikasi dan mengkategorikan Rektor dan seluruh bagian
operasional perguruan tinggi yang meliputi perencanaan (planning) , fungsional dan operasional perguruan tinggi yang mencakup 5 aspek yang keberfungsian sistem pengelolaan keberfungsian sistem pengelolaan bukti keberfungsian sistem pengelolaan
pengorganisasian (organizing), penempatan personil (staffing), dilaksanakan secara konsisten, efektif, dan efisien. fungsional dan operasional perguruan fungsional dan operasional perguruan fungsional dan operasional
pengarahan (leading), dan pengawasan (controlling). tinggi yang meliputi perencanaan tinggi yang meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (planning), pengorganisasian
(organizing), penempatan personil (organizing), penempatan personil
(staffing), pengarahan (leading), dan (staffing), pengarahan (leading), dan
pengawasan (controlling). pengawasan (controlling).
2) Ketersediaan dokumen formal dan pedoman pengelolaan mencakup aspek: Perguruan tinggi memiliki dokumen formal dan pedoman pengelolaan yang rinci Perguruan tinggi belum memiliki dokumen menunjukkan bukti formal kesesuaian 11 menidentifikasi dan menyusun dokumen 11 rektor dan wakil rektor
a) pendidikan, b) pengembangan suasana akademik dan otonomi keilmuan, c) dan memiliki kesesuaian antar 11 aspek. formal dan pedoman pengelolaan yang rinci aspek (lihat di Kriteria ban PT) aspek
kemahasiswaan, d) penelitian, e) PkM, f) SDM, g) Keuangan, dan memiliki kesesuaian antar 11 aspek.
h) Sarana dan Prasarana, i) Sistem Informasi, j) Sistem Penjaminan Mutu,
dan k) Kerjasama.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang implementasi kebijakan dan pedoman Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih tentang implementasi kebijakan dan 12. tidak tersedia bukti yang sahih 12. Mengumpulkan bukti yang sahih 37. hasilnya dipublikasikan dan mudah Rektor bersama humas
pengelolaan aspek: a) pendidikan, b) pengembangan suasana akademik dan pedoman pengelolaan dengan penerapan yang konsisten, efektif, dan efisien tentang implementasi kebijakan dan tentang implementasi kebijakan dan diakses oleh para pemangku
otonomi keilmuan, c) kemahasiswaan, d) penelitian, e) PkM, mencakup 11 aspek. pedoman pengelolaan aspek: a) pedoman pengelolaan aspek: a) kepentingan (sehubungan dengan 31)
f) SDM, g) Keuangan, h) Sarana dan Prasarana, i) Sistem Penjaminan Mutu, dan pendidikan, b) pengembangan suasana pendidikan, b) pengembangan suasana
j) Kerjasama. akademik dan otonomi keilmuan, c) akademik dan otonomi keilmuan, c)
kemahasiswaan, d) penelitian, e) pkm, kemahasiswaan, d) penelitian, e) pkm,
f) SDM, g) Keuangan, h) Sarana dan f) SDM, g) Keuangan, h) Sarana dan
Prasarana, i) Sistem Penjaminan Mutu, Prasarana, i) Sistem Penjaminan Mutu,
dan j) Kerjasama, k) sistem informasi. dan j) Kerjasama, k) sistem informasi.
Rektor dan wakil rektor
4) Ketersediaan dokumen formal rencana strategis dan bukti mekanisme persetujuan Perguruan tinggi memiliki dokumen formal rencana strategis dan bukti 13. belum menetapkan dokumen menetapkan RENSTRA menetapkan RENSTRA dan mekanisme
terhadap rencana strategis (yang mencakup: 1) keterlibatan pemangku kepentingan, mekanisme penyusunan serta persetujuan dan penetapannya, yang mencakup 5 formal dan bukti mekanisme persetujuannya, ada benchmark perguruan
2) mengacu kepada capaian renstra periode sebelumnya, 3) mengacu kepada VMTS aspek dan ada benchmark dengan perguruan tinggi sejenis tingkat internasional. persetujuan dan penetapan terhadap tinggi sejenis tingkat internasional
institusi, 4) analisis kondisi internal dan eksternal, dan 5) disahkan oleh organ yang rencana strategis (yang mencakup
memiliki kewenangan).
perencanaan finansial dan sumber
daya, pengelolaan dan pengendalian
risiko, kepatuhan terhadap peraturan,
konflik kepentingan, pelaporan dan
audit
d) Sistem Penjaminan Mutu 7
rektor dan semua bagian
1) Ketersediaan dokumen formal SPMI yang dibuktikan dengan keberadaan 5 aspek Perguruan tinggi telah menjalankan SPMI yang dibuktikan dengan keberadaan 5 belum tersedia dokumen formal SPMI 16. Menetapkan dokumen mutu 15. Menunjukkan terbangunnya yang
sebagai berikut: aspek, memiliki standar yang melampaui dari SN-DIKTI, dan menerapkan SPMI yang dibuktikan dengan keberadaan 5 dapat mencakup: pernyataan sistem penjaminan mutu internal komitmen
1) organ/fungsi SPMI, berbasis resiko (Risk Based Audit) atau inovasi lainnya. aspek sebagai berikut: mutu, kebijakan mutu, yang fungsional yang paling tidak
2) dokumen SPMI, 1) organ/fungsi SPMI, standar mutu, manual mutu dan termasuk:dokumen formal dokumen
3) auditor internal, 2) dokumen SPMI, lain yang diperlukan. pembentukan unsur pelaksana
4) hasil audit, dan 3) auditor internal,
penjaminan mutu internal di
5) bukti tindak lanjut. 4) hasil audit, dan
perguruan tinggi
5) bukti tindak lanjut.
LPM
2) Ketersediaan bukti yang sahih terkait praktik baik pengembangan budaya mutu di Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih terkait praktik baik pengembangan 21. Belum tersedia bukti yang sahih 17. Menetapkan rencana implementasi 21. mengidentifikasi bukti yang sahih
perguruan tinggi melalui rapat tinjauan manajemen, yang mengagendakan budaya mutu di perguruan tinggi melalui rapat tinjauan manajemen, yang terkait praktek baik pengembangan penjaminan mutu yang mencakup: terkait praktek baik pengembangan
pembahasan unsur-unsur: mengagendakan pembahasan 7 unsur. budaya mutu di perguruan tinggi. strategi, kebijakan, pemberdayaan para budaya mutu di perguruan tinggi.
1) hasil audit internal, melalui rapat tinjauan manajemen, pemangku kepentingan yang melalui rapat tinjauan manajemen, yang
2) umpan balik, yang mengagendakan pembahasan merupakan bagian dari rencana jangka mengagendakan pembahasan unsur-
3) kinerja proses dan kesesuaian produk,
unsur-unsur: menengah maupun jangka panjang unsur:
4) status tindakan pencegahan dan perbaikan,
1) hasil audit internal, 1) hasil audit internal,
5) tindak lanjut dari tinjauan sebelumnya,
2) umpan balik, 2) umpan balik,
6) perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan
7) rekomendasi untuk peningkatan. 3) kinerja proses dan kesesuaian 3) kinerja proses dan kesesuaian
produk, produk,
4) status tindakan pencegahan dan 4) status tindakan pencegahan dan
perbaikan, perbaikan,
5) tindak lanjut dari tinjauan 5) tindak lanjut dari tinjauan
sebelumnya, sebelumnya,
6) perubahan yang dapat 6) perubahan yang dapat
mempengaruhi sistem manajemen mempengaruhi sistem manajemen
mutu, dan mutu, dan
7) rekomendasi untuk peningkatan. 7) rekomendasi untuk peningkatan.
15
7 Penjaminan Mutu
Efektivitas pelaksanaan sistem penjaminan mutu yang memenuhi 4 aspek sebagai Perguruan tinggi telah melaksanakan sistem penjaminan mutu yang terbukti 14. Belum tersedia dokumen formal Perguruan tinggi melaksanakan sistem melaksanakan sistem penjaminan mutu Rektor dan LPM penjaminan mutu
berikut: efektif memenuhi 4 aspek dan dilakukan review terhadap siklus penjaminan mutu pengembangan sistem penjaminan yang terbukti efektif yang terbukti efektif memenuhi 4 aspek
1) keberadaan dokumen formal penetapan standar mutu, yang melibatkan reviewer eksternal. mutu perguruan tinggi. memenuhi 4 aspek dan dilakukan dan dilakukan review terhadap siklus
2) standar mutu dilaksanakan secara konsisten, review terhadap siklus penjaminan mutu penjaminan mutu yang melibatkan yang
3) monitoring, evaluasi dan pengendalian terhadap standar mutu yang telah melibatkan reviewer eksternal. reviewer eksternal seperti ISO
ditetapkan, dan
4) hasilnya ditindak lanjuti untuk perbaikan dan peningkatan mutu
16
8 Kepuasan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Tingkat kepuasan pemangku kepentingan internal dan eksternal pada masing- Perguruan tinggi melaksanakan pengukuran kepuasan pemangku kepentingan 35. Belum ada survey kepuasan dan umpan Perguruan tinggi melaksanakan pengukuran 35. melaksanakan survey kepuasan dan rektor dan semua bagian
masing kriteria: tata pamong dan kerjasama, mahasiswa, sumber daya manusia, internal dan eksternal pada masing-masing kriteria yang memenuhi 4 aspek, balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan kepuasan pemangku kepentingan internal umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan
keuangan, sarana dan prasarana, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada hasilnya dipublikasikan serta mudah diakses oleh kepentingan, dan dilakukan peningkatan mutu luaran secara berkala dan dan eksternal pada masing-masing kriteria dan peningkatan mutu luaran secara berkala
masyarakat yang memenuhi 4 aspek sebagai berikut: review terhadap pelaksanaan pengukuran kepuasan pengguna. tersistem (sehubungan dengan 31)36. yang memenuhi 4 aspek, hasilnya dan tersistem (sehubungan dengan 31)36.
1) menggunakan instrumen kepuasan yang sahih, andal, mudah Review terhadap pelaksanaan pengukuran dipublikasikan serta mudah diakses oleh Review terhadap pelaksanaan pengukuran
digunakan, kepuasan para pemangku kepentingan kepentingan, dan dilakukan review terhadap kepuasan para pemangku kepentingan
2) dilaksanakan secara berkala, serta datanya terekam secara (sehubungan dengan 31)37. Hasilnya pelaksanaan pengukuran kepuasan (sehubungan dengan 31)37. Hasilnya
komprehensif, dipublikasikan dan mudah diakses oleh pengguna. dipublikasikan dan mudah diakses oleh para
3) dianalisis dengan metode yang tepat serta bermanfaat untuk para pemangku kepentingan (sehubungan pemangku kepentingan (sehubungan dengan
pengambilan keputusan, dan dengan 31) 31)
4) tingkat kepuasan dan umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan
peningkatan mutu luaran secara berkala dan tersistem.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
LKPT Persentase pendaftar ulang terhadap pendaftar lulus seleksi (Tabel 2.a LKPT) 18 Persentase jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang terhadap jumlah pendaftar yang Rektor, WR III
lulus seleksi pada program utama. (PTN.PTS >=95%)
membentuk tim penetapan standar PT
terkait sistem layanan dan sistem seleksi
LKPT Mahasiswa asing (Tabel 2.b LKPT) 19 Persentase jumlah mahasiswa asing terhadap jumlah seluruh mahasiswa. (0,5%) Ø Mahasiswa Asing: rasio jumlah Ø Mahasiswa Asing: rasio jumlah Rektor, WR III
1) Jumlah mahasiswa asing dalam 3 tahun terakhir. mahasiswa asing terhadap jumlah mahasiswa asing terhadap jumlah
2) Jumlah mahasiswa aktif dalam 3 tahun terakhir.
seluruh mahasiswa seluruh mahasiswa
b) Layanan Kemahasiswaan 20
Ketersediaan dan mutu layanan kemahasiswaan yang mencakup Perguruan tinggi menyediakan layanan kemahasiswaan dalam bentuk: 5. Belum mampu melaksanakan 5. Menetapkan layanan membentuk tim penetapan standar PT Rektor, WR III
bimbingan dan konseling, pengembangan nalar, minat dan bakat, 1) pembinaan dan pengembangan minat dan bakat, semua Layanan mahasiswa yang mahasiswa yang disediakan oleh terkait sistem layanan dan sistem seleksi
pengembangan soft skills, layanan beasiswa, bimbingan karir dan 2) peningkatan kesejahteraan, serta disediakan oleh perguruan tinggi perguruan tinggi untuk seluruh
kewirausahaan, dan layanan kesehatan. 3) penyuluhan karir dan bimbingan kewirausahaan. untuk seluruh mahasiswa dalam mahasiswa dalam bentuk
bentuk pembinaan, peningkatan dan pembinaan, peningkatan dan
pengembangan: pengembangan:
1) penalaran, termasuk softskills, 1) Penalaran, termasuk softskills, membentuk tim penetapan standar PT Rektor, WR III
terkait sistem layanan dan sistem
seleksi
2) minat dan bakat, termasuk 2) Minat dan bakat, termasuk membentuk tim penetapan standar PT Rektor, WR III
didalamnya pengembangan didalamnya pengembangan terkait sistem layanan dan sistem seleksi
kegiatan mahasiswa dan UKM, kegiatan mahasiswa dan ukm, membentuk tim penetapan standar PT
3) kesejahteraan, yang dapat 3) Kesejahteraan, yang dapat terkait sistem layanan dan sistem Rektor, WR III
meliputi bimbingan konseling, meliputi bimbingan konseling,
beasiswa, layanan kesehatan, serta beasiswa, layanan kesehatan, serta seleksi
LKPT Rekognisi dosen (Tabel 3.d LKPT) 28 Rata-rata jumlah pengakuan atas prestasi/ kinerja dosen terhadap jumlah dosen tetap dalam belum3sesuai
tahun Rata-rata
terakhir. jumlah pengakuan c) Sertifikasi Dosen (Pendidik atas prestasi/ kinerja dosen terhadapProfesional/ Profesi/ Rektor,
Industri/WR II, Bag
jumlah tetap dalam 3 tahunKompetensi)
Kepegawaian
dosen
Pencapaian prestasi dosen dalam bentuk seperti: terakhir.
menjadi visiting professor di perguruan tinggi nasional/ internasional. Pencapaian prestasi dosen dalam bentuk seperti:
menjadi keynote speaker/invited speaker pada pertemuan ilmiah tingkat nasional/ internasional.
menjadi visiting professor di perguruan tinggi nasional/ internasional.
menjadi staf ahli di lembaga tingkat nasional/ internasional. menjadi keynote speaker/invited speaker pada pertemuan ilmiah tingkat nasional/ internasional.
menjadi editor atau mitra bestari pada jurnal nasional terakreditasi/ jurnal internasionalmenjadi
bereputasi.
staf ahli di lembaga tingkat nasional/ internasional.
mendapat penghargaan atas prestasi dan kinerja di tingkat nasional/ internasional. menjadi editor atau mitra bestari pada jurnal nasional terakreditasi/ jurnal internasional bereputasi.
mendapat penghargaan atas prestasi dan kinerja di tingkat nasional/ internasional.
Jumlah pengakuan atas prestasi/kinerja dosen tetap dalam 3 tahun terakhir (>= 0,5/dsn).
Jumlah dosen tetap.
c)Tenaga Kependidika n 29 Perguruan tinggi memiliki tendik yang memenuhi tingkat kecukupan dan kualifikasi berdasarkan jenis pekerjaannya
Belum dapat menunjukkan (pustakawan, laboran,
Analisis data teknisi,
Analisis datadll.) untuk Tenaga
tentang mendukung pelaksanaan
tentang Tenaga tridharma,
melakukan fungsidata
dan tentang
pengembangan
Kependidikan.Kependidikan.
Analisis Tenagainstitusi
Kecukupan secara
Kependidikan.
dan
Rektor, WRefektif.
Kecukupan
II,Kecukupan
Bag dan kualifikasi
dan kualifikasi
Kepegawaian tenagakualifikasi
tenaga kependidikan
tenaga ke
pekerjaannya (pustakawan, laboran,(pustakawan, laboran, teknisi, dll.). (pustakawan, laboran, teknisi, dll.). teknisi, dll.). Indikator Kecukupan: FTE Indikator Kecukupan: FTE tenaga
tenaga kependidikan, jumlah, dukungan kependidikan, jumlah, dukungan teknologi Indikator
informasi Kecukupan:
(fungsi-fungsiFTEyangtenaga
teknologi informasi (fungsi-fungsi
kependidikan, sudahteknologi
jumlah, dukungan berjalan),informasi
dan kompetensi tenagayan
(fungsi-fungsi y
LKPT Perolehan dana dari selain mahasiswa (Tabel 4.a LKPT). 31 Persentase perolehan dana perguruan tinggi yang bersumber selain dari mahasiswa Persentase perolehan dana perguruan 5. Menetapkan standar perguruan 5. Menetapkan standar Rektor dan WR II
dan kementerian/lembaga terhadap total perolehan dana perguruan tinggi (PTN >= tinggi yang bersumber selain dari tinggi dan strategi pencapaian perguruan tinggi dan
10%). mahasiswa dan kementerian/lembaga standar terkait: a) keuangan yang strategi pencapaian berisi:
Perolehan dana melalui: terhadap total perolehan dana perguruan perencanaan, sumber-sumber standar terkait: a) keuangan,
a. pendapatan atas kegiatan/income generating activities (jasa layanan profesi tinggi (PTN >= 10%).
pengalokasian, realisasi, keuangan yang berisi: dan pertanggung
dan/atau keahlian, produk institusi, kerjasama kelembagaan, dll.), Perolehan dana melalui:
jawaban, danb) perencanaan, sumber-
b. sumber lain (hibah, dana lestari dan filantropis, dll.). a. pendapatan atas kegiatan/income
sarana dan prasarana yang berisi: sumber keuangan, perencanaan,
---------------------------------------------------------------------------------------- generating activities (jasa layanan profesi
1) Jumlah dana yang bersumber selain dari mahasiswa dalam 3 tahun dan/atau keahlian, produk institusi, pengadaan, pengalokasian, realisasi,
terakhir. kerjasama kelembagaan, dll.), pemanfaatan, pemeliharaan, dan dan pertanggung jawaban.
2) Jumlah penerimaan dana perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir. b. sumber lain (hibah, dana lestari dan penghapusan. Juga melakukan analisis
filantropis, dll.). terhadap jumlah dana yang
------------------------------------------------------- bersumber dari penerimaan
--------------------------------- mahasiswad alam tiga
1) Jumlah dana yang bersumber selain dari tahun
mahasiswa dalam 3 tahun terakhir.
2) Jumlah penerimaan dana perguruan
tinggi dalam 3 tahun terakhir.
LKPT Dana operasional pembelajaran (Tabel 4.b LKPT). 32 Rata-rata dana operasional proses pembelajaran/ mahasiswa/ tahun (>= 20%). 3. Belum ada Kebijakan pengelolaan 7. Pada bagian Keuangan, mengidentifikasi kecukupan,
1) Jumlah dana operasional penyelenggaraan pendidikan dalam 3 tahun terakhir keuangan yang mencakup: sebaikbya segera membuat proporsi, kebverlanjutan,
(Satuan: juta Rupiah). perencanaan, sumber- sumber aAnalisis kecukupan, proporsi, dan perolehan dan penggunaan
2) Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS. keuangan, pengalokasian, realisasi, dan data
keberlanjutan dari perolehan dana
pertanggung jawaban. dan penggunaan dana
LKPT Dana penelitian (Tabel 4.b LKPT). 33 Rata-rata dana penelitian dosen/ tahun (>= 20%). Rata-rata dana penelitian dosen/ tahun (>= 6. Menetapkan sumber daya yang Pada bagian Sarana dan akan
1) Jumlah dana penelitian yang diperoleh dosen tetap dalam 3 tahun terakhir 20%). dialokasikan untuk mencapai prasarana ; belum ada standar yang
(Satuan: juta Rupiah). 1) Jumlah dana penelitian yang
telah ditetapkan serta analisis
2) Jumlah dosen tetap. diperoleh dosen tetap dalam 3 tahun
mekanisme kontrol pencapaiannya.
terakhir (Satuan: juta Rupiah).
2) Jumlah dosen tetap.
LKPT Dana PkM (Tabel 4.b LKPT). 34 Rata-rata dana PkM dosen/ tahun (>= 5%). Rata-rata dana PkM dosen/ tahun (>= 7. Pada bagian Keuangan, 1) Kecukupan, Rektor dan WR II
1) Jumlah dana PkM yang diperoleh dosen tetap dalam 3 tahun terakhir 5%). melakukanAnalisis kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu
(Satuan: juta Rupiah). 1) Jumlah dana PkM yang diperoleh
proporsi, dan keberlanjutan dari Sarana
2) Jumlah dosen tetap. dosen tetap dalam 3 tahun terakhir
perolehan dana dan penggunaan
(Satuan: juta Rupiah).
2) Jumlah dosen tetap. dana
LKPT Dana penelitian institusi (Tabel 4.b LKPT). Persentase penggunaan dana penelitian terhadap total dana perguruan tinggi (>= 5%). Persentase penggunaan dana penelitian 7. Pada bagian Keuangan, 1) Kecukupan, Rektor dan WR II
35
1) Jumlah dana yang digunakan perguruan tinggi untuk kegiatan penelitian dalam terhadap total dana perguruan tinggi (>=
melakukanAnalisis kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu
3 tahun terakhir. 5%).
proporsi, dan keberlanjutan dari Sarana
2) Jumlah penggunaan anggaran perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir. 1) Jumlah dana yang digunakan
perguruan tinggi untuk kegiatan perolehan dana dan penggunaan
penelitian dalam 3 tahun terakhir. dana
2) Jumlah penggunaan anggaran perguruan
tinggi dalam 3 tahun terakhir.
LKPT
Dana PkM institusi (Tabel 4.b LKPT). 36 Persentase penggunaan dana PkM terhadap total dana perguruan tinggi (>= Persentase penggunaan dana PkM 7. Pada bagian Keuangan, 1) Kecukupan, Rektor dan WR II
1%). terhadap total dana perguruan tinggi (>= melakukanAnalisis kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu
1) Jumlah dana yang digunakan perguruan tinggi untuk kegiatan PkM dalam 1%). proporsi, dan keberlanjutan dari Sarana
3 tahun terakhir. 1) Jumlah dana yang digunakan perolehan dana dan penggunaan
2) Jumlah penggunaan anggaran perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir. perguruan tinggi untuk kegiatan PkM
dana
dalam 3 tahun terakhir.
2) Jumlah penggunaan anggaran perguruan
tinggi dalam 3 tahun terakhir.
2) Ketersediaan Sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk Perguruan tinggi memiliki sistem informasi untuk layanan administrasi yang Perguruan tinggi belum memiliki sistem Perguruan tinggi mengupayakan sistem mengiodentifikasi sistem Rektor dan PUSTIPD
mengumpulkan data yang akurat, dapat dipertanggung jawabkan dan terjaga terbukti efektif memenuhi aspek-aspek berikut: informasi untuk layanan administrasi informasi untuk layanan administrasi yang informasi untuk layanan
kerahasiaannya (misal: Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi/ 1) mencakup layanan akademik, keuangan, SDM, dan sarana dan prasarana yang terbukti efektif memenuhi aspek- terbukti efektif memenuhi aspek-aspek administrasi yang terbukti
SIMPT). (aset), aspek berikut: berikut: efektif memenuhi aspek-
2) mudah diakses oleh seluruh unit kerja dalam lingkup institusi, 1) mencakup layanan akademik, 1) mencakup layanan akademik, aspek berikut:
3) lengkap dan mutakhir, keuangan, SDM, dan sarana dan keuangan, SDM, dan sarana dan 1) mencakup layanan
4) seluruh jenis layanan telah terintegrasi dan digunakan untuk pengambilan prasarana (aset), prasarana (aset), akademik, keuangan, SDM,
keputusan, dan 2) mudah diakses oleh seluruh unit kerja 2) mudah diakses oleh seluruh unit kerja dan sarana dan prasarana
5) seluruh jenis layanan yang terintegrasi dievaluasi secara berkala dan dalam lingkup institusi, dalam lingkup institusi, (aset),
hasilnya ditindak lanjuti untuk penyempurnaan sistem informasi. 3) lengkap dan mutakhir, 3) lengkap dan mutakhir, 2) mudah diakses oleh
4) seluruh jenis layanan telah terintegrasi 4) seluruh jenis layanan telah terintegrasi seluruh unit kerja dalam
dan digunakan untuk pengambilan dan digunakan untuk pengambilan lingkup institusi,
keputusan, dan keputusan, dan 3) lengkap dan mutakhir,
5) seluruh jenis layanan yang terintegrasi 5) seluruh jenis layanan yang terintegrasi 4) seluruh jenis layanan telah
dievaluasi secara berkala dan hasilnya dievaluasi secara berkala dan hasilnya terintegrasi dan digunakan
ditindak lanjuti untuk penyempurnaan ditindak lanjuti untuk penyempurnaan untuk pengambilan
sistem informasi. sistem informasi. keputusan, dan
5) seluruh jenis layanan yang
terintegrasi dievaluasi secara
berkala dan hasilnya ditindak
lanjuti untuk penyempurnaan
sistem informasi.
3) Ketersediaan Sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk Perguruan tinggi memiliki sistem informasi untuk layanan proses pembelajaran, Perguruan tinggi memiliki sistem informasi
mengelola dan menyebarkan ilmu pengetahuan (misal: Sistem Informasi penelitian, dan PkM yang terbukti efektif memenuhi aspek- aspek berikut: untuk layanan proses pembelajaran,
Pendidikan/ Pembelajaran, Sistem Informasi Penelitian dan PkM, Sistem 1) ketersediaan layanan e-learning, perpustakaan (e-journal, e-book, e- penelitian, dan PkM yang terbukti efektif
Informasi Perpustakaan, dll.). repository, dll.), memenuhi aspek-aspek berikut:
2) mudah diakses oleh sivitas akademika, dan 1) ketersediaan layanan e-learning,
3) seluruh jenis layanan dievaluasi secara berkala yang hasilnya ditindak lanjuti perpustakaan (e-journal, e-book, e-
untuk penyempurnaan sistem informasi. repository, dll.),
2) mudah diakses oleh sivitas
akademika, dan
3) seluruh jenis layanan dievaluasi secara
berkala yang hasilnya ditindak lanjuti
untuk penyempurnaan sistem informasi.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
ELEMEN INDIKATOR SASARAN RISIKO PELUANG TINDAKAN PENANGGUNG JAWAB
6 Pendidikan
4 Indikator Kinerja Utama
a) Kurikulum 38
1) Ketersediaan kebijakan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan Perguruan tinggi memiliki kebijakan pengembangan kurikulum yang 4. Belum tersedia kebijakan 4. Menyediakan kebijakan 1. Membuat deskripsi yang jelas Rektor dan WR I
keterkaitan dengan visi dan misi (mandat) perguruan tinggi, pengembangan ilmu mempertimbangkan keterkaitan dengan visi dan misi (mandat) perguruan tinggi, pengembangan kurikulum yang pengembangan kurikulum yang mengenai latar belakang, tujuan,
pengetahuan dan kebutuhan stakeholders. pengembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan stakeholders yang komprehensif mempertimbangkan keterkaitan mempertimbangkan keterkaitan rasional, dan mekanisme penetapan
dan mempertimbangkan perubahan di masa depan. dengan visi dan misi (mandat) dengan visi dan misi (mandat) standar perguruan tinggi terkait
perguruan tinggi, pengembangan perguruan tinggi, pengembangan pendidikan yang mencakup
ilmu pengetahuan dan kebutuhan ilmu pengetahuan dan kebutuhan kurikulum, pembelajaran, integrasi
para pemangku kepentingan para pemangku kepentingan kegiatan penelitian dan PkM dalam
pembelajaran, dan suasana
akademik yang didasarkan atas
analisis internal dan eksternal, serta
posisi dan daya saing perguruan
tinggi.
c) Integrasi Kegiatan Penelitian dan PkM dalam Pembelajaran 40 Rektor dan WR I Rektor
dan WR I
1) Ketersediaan dokumen legal kebijakan dan pedoman untuk mengintegrasikan Perguruan tinggi memiliki dokumen formal kebijakan dan pedoman yang 8. Belum ada pneteapan Integrasi 8. menetapkan pedoman Integrasi 8. menetapkan pedoman kegiatan
kegiatan penelitian dan PkM kedalam pembelajaran komprehensif dan rinci untuk mengintegrasikan kegiatan penelitian dan PkM ke kegiatan penelitian dan PkM dalam penelitian dan PkM dalam Integrasi kegiatan penelitian dan pembelajaran
dalam pembelajaran. pembelajaran berupa: PkM dalam pembelajaran a.
1) dokumen formal kebijakan dan a. dokumen formal kebijakan dan dokumen formal kebijakan dan pedoman
pedoman untuk mengintegrasikan untuk mengintegrasikan pedoman untuk
kegiatan penelitian dan PkM ke dalam kegiatan penelitian dan PkM ke mengintegrasikan kegiatan
pembelajaran. dalam pembelajaran penelitian dan PkM ke dalam
2) bukti yang sahih tentang b. bukti yang sahih tentang pembelajaran
pelaksanaan, evaluasi, pelaksanaan, evaluasi, b. bukti yang sahih tentang
pengendalian, dan peningkatan pengendalian, dan peningkatan pelaksanaan, evaluasi, kualitas
kualitas secara berkelanjutan secara berkelanjutan pengendalian, dan peningkatan
integrasi kegiatan penelitian dan integrasi kegiatan penelitian dan kualitas secara berkelanjutan
PkM ke dalam pembelajaran. PkM ke dalam pembelajaran. integrasi kegiatan penelitian dan
PkM ke dalam pembelajaran.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, Perguruan tinggi memiliki pedoman pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan Perguruan tinggi belum memiliki pedoman Perguruan tinggi memiliki pedoman membuat pedoman pelaksanaan, Rektor dan WR I
dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan integrasi kegiatan penelitian peningkatan kualitas secara berkelanjutan terintegrasi kegiatan penelitian dan PkM pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan evaluasi, pengendalian, dan
dan PkM ke dalam pembelajaran. ke dalam pembelajaran. peningkatan kualitas secara berkelanjutan peningkatan kualitas secara berkelanjutan peningkatan kualitas secara
terintegrasi kegiatan penelitian dan PkM ke terintegrasi kegiatan penelitian dan PkM berkelanjutan terintegrasi kegiatan
dalam pembelajaran. ke dalam pembelajaran. penelitian dan PkM ke dalam
pembelajaran.
3) Ketersedian bukti yang sahih SPMI melakukan monitoring dan evaluasi Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih tentang hasil monitoring dan evaluasi BELUM Ktersedia bukti yang sahih Ketersediaan bukti yang sahih SPMI melakukan monitoring dan Rektor dan WR I
integrasi penelitian dan PkM terhadap pembelajaran. integrasi penelitian dan PkM terhadap pembelajaran yang ditindak lanjuti secara SPMI melakukan monitoring dan melakukan monitoring dan evaluasi evaluasi integrasi penelitian dan
berkelanjutan. evaluasi integrasi penelitian dan integrasi penelitian dan PkM terhadap PkM terhadap pembelajaran sebagai
PkM terhadap pembelajaran. bukti pelaksanaan SPMI
pembelajaran.
d) Suasana Akademik 41
membuat dokumen formal
Rektor dan WR I
1) Ketersediaan dokumen legal kebijakan suasana akademik yang mencakup: otonomi Perguruan tinggi memiliki dokumen formal kebijakan suasana akademik yang 9. Belum tersedia informasi mengenai dokumen formal kebijakan suasana kebijakan suasana akademik yang
keilmuan, kebebasan akademik, dan kebebasan mimbar akademik. komprehensif dan rinci yang mencakup: otonomi keilmuan, kebebasan akademik, Suasana akademik baik dalam bentuk: akademik yang mencakup: kebebasan mencakup: kebebasan akademik,
dan kebebasan mimbar akademik. 1) Ketersediaan dokumen formal akademik, kebebasan mimbar kebebasan mimbar akademik, dan
kebijakan suasana akademik yang akademik, dan otonomi keilmuan. otonomi keilmuan. menyediakan
mencakup: kebebasan akademik, bukti sahih tentang terbangunnya
kebebasan mimbar akademik, dan suasana akademik yang kondusif
otonomi keilmuan. dan dapat berupa:a) Keterlaksanaan
2) Ketersediaan bukti sahih tentang interaksi akademik antar sivitas
terbangunnya suasana akademik yang akademika dalam kegiatan
kondusif dan dapat berupa: pendidikan, penelitian dan PkM baik
a) Keterlaksanaan interaksi akademik pada skala lokal/nasional/
antar sivitas akademika dalam kegiatan internasional,b)
pendidikan, penelitian dan PkM baik Keterlaksanaan
pada skala lokal/nasional/ internasional, program/kegiatan non
b) Keterlaksanaan program/kegiatan akademik yang melibatkan
non akademik yang melibatkan seluruh warga kampus yang
seluruh warga kampus yang didukung didukung oleh ketersediaan
oleh ketersediaan sarana, prasarana, sarana, prasarana, dan dana
dan dana yang memadai. yang memadai.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang langkah-langkah strategis yang Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih tentang analisis dan perencanaan Perguruan tinggi memiliki bukti yang
dilakukan untuk meningkatkan suasana akademik. strategis pengembangan suasana akademik dan implementasinya secara efektif sahih tentang analisis dan perencanaan
dan konsisten. strategis pengembangan suasana akademik
dan implementasinya secara efektif dan
konsisten.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
ELEMEN INDIKATOR SASARAN RISIKO PELUANG TINDAKAN PENANGGUNG JAWAB
7 Penelitian
4 Indikator Kinerja Utama
a) Penelitian 42
1) Ketersedian dokumen formal Rencana Induk Penelitian (RIP) yang memuat Perguruan tinggi memiliki dokumen formal Rencana Strategis Penelitian yang a) belum dapat menunjukkan a) Ketersediaan dokumen menyediakan dokumen formal formal WR I dan LPPM
landasan pengembangan, garis besar RIP (peta jalan), sasaran program strategis memuat landasan pengembangan, peta jalan penelitian, sasaran program Ketersediaan dokumen formal Rencana Strategis Rencana Strategis Penelitian Penelitian
dan indikator kinerja. strategis dan indikator kinerja, serta berorientasi daya saing nasional dan Rencana Strategis Penelitian yang yang memuat landasan yang memuat landasan pengembangan, peta jalan,
internasional. memuat landasan pengembangan, pengembangan, peta jalan, sasaran
peta jalan, sasaran program strategis sasaran program strategis dan program strategis dan indikator
dan indikator kinerja, serta pelaksanaan indikator kinerja, serta pelaksanaan kinerja, serta pelaksanaan rencana rencana
rencana strategis. strategis. strategis.
2) Ketersediaan pedoman penelitian dan bukti sosialisasinya. Perguruan tinggi memiliki pedoman penelitian yang disosialisasikan, mudah b) belum dapat menunjukkan b) Ketersediaan pedoman menyediakan pedoman penelitian WR I dan LPPM
diakses, sesuai dengan rencana strategis penelitian, serta dipahami oleh para Ketersediaan pedoman penelitian dan penelitian dan bukti dan bukti sosialisasinya.Bukti yang
pemangku kepentingan. bukti sosialisasinya, mudah diakses, sosialisasinya.Bukti yang sahih sahih tentang pelaksanaan proses
sesuai dengan renstra penelitian, tentang pelaksanaan proses penelitian mencakup tata cara
dipahami oleh para pemangku penelitian mencakup tata cara penilaian dan review, legalitas
kepentingan penilaian dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti
pengangkatan reviewer, bukti tertulis hasil penilaian usul
tertulis hasil penilaian usul penelitian, legalitas
penelitian, legalitas
3) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses penelitian mencakup Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses c) Belum dapat menunjukkan c) Bukti yang sahih tentang c) penugasan peneliti/kerjasama WR I dan LPPM
tatacara penilaian dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis penelitian yang mencakup 6 aspek dan perguruan tinggi melakukan review Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses penelitian peneliti, berita acara hasil monitoring
hasil penilaian usul penelitian, legalitas penugasan peneliti/kerjasama peneliti, terhadap pelaksanaan proses penelitian (aspek 1 s.d. 6) secara berkala dan pelaksanaan proses penelitian mencakup tata cara penilaian dan dan evaluasi, serta dokumentasi
berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi output penelitian. ditindak lanjuti. mencakup tata cara penilaian dan review, legalitas pengangkatan output penelitian.Dokumentasi
review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis hasil pelaporan penelitian oleh pengelola
reviewer, bukti tertulis hasil penilaian usul penelitian, legalitas penelitian kepada pimpinan perguruan
penilaian usul penelitian, legalitas penugasan peneliti/kerjasama tinggi dan mitra/pemberi dana.
penugasan peneliti/kerjasama peneliti, berita acara hasil
peneliti, berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta
monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi output penelitian.
dokumentasi output penelitian.
4) Dokumen pelaporan penelitian oleh pengelola penelitian kepada pimpinan Perguruan tinggi memiliki dokumen laporan kegiatan penelitian, yang d) Dokumentasi pelaporan penelitian d) Dokumentasi pelaporan d) menyediakan Dokumentasi WR I dan LPPM
perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana. memenuhi 5 aspek, yang dibuat oleh pengelola penelitian dilaporkan kepada oleh pengelola penelitian kepada penelitian oleh pengelola pelaporan penelitian oleh penelitian
pimpinan perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana. pimpinan perguruan tinggi dan kepada pimpinan pengelola penelitian kepada perguruan
mitra/pemberi dana belum memenuhi tinggi dan mitra/pemberi pimpinan perguruan tinggi dan dana belum
5 aspek yaitu memenuhi 5 aspek mitra/pemberi danayang memenuhi
1)komprehensif, yaitu 5 aspek yaitu
2)rinci, 1) komprehensif, 1)komprehensif,
3)relevan, 2) rinci, 2)rinci,
4)mutakhir, dan 3) relevan, 3)relevan,
5)disampaikan tepat waktu. 4) mutakhir, dan 4)mutakhir, dan
5) disampaikan tepat 5)disampaikan tepat
waktu. waktu.
2) Ketersediaan pedoman PkM dan bukti sosialisasinya. Perguruan tinggi memiliki pedoman PkM yang disosialisasikan, mudah diakses, belum tersedia pedoman PkM dan bukti b) Ketersediaan pedoman PkM dan bukti 2. Belum mampu WR I dan LPPM
sesuai dengan rencana strategis PkM, serta dipahami oleh pemangku kepentingan. sosialisasinya. sosialisasinya. mendeskripsi dokumen
formal kebijakan dan
panduan PkM yang
mencakup perencanaan,
pelaksanaan, dan
pelaporan PkM.
3) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses PkM mencakup 6 aspek Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses PkM yang belum ada bukti yang sahih tentang c) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan 3. Tidak dapat WR I dan LPPM
sebagai berikut: mencakup 6 aspek serta melakukan review terhadap pelaksanaan proses PkM pelaksanaan proses PkM mencakup proses PkM mencakup tata cara penilaian menjelaskan standar dan
1) tatacara penilaian dan review, (aspek 1 sampai 6) secara berkala dan ditindaklanjuti. tata cara penilaian dan review, review, legalitas pengangkatan perguruan tinggi dan
2) legalitas pengangkatan reviewer, legalitas pengangkatan reviewer, bukti reviewer, bukti tertulis hasil penilaian usul strategi pencapaian PkM,
3) hasil penilaian usul PkM, legalitas penugasan standar terkait PkM di
tertulis hasil penilaian usul PkM,
4) legalitas penugasan pelaksana PkM/kerjasama PkM, pengabdi/kerjasama PkM, berita acara perguruan tinggi yang
legalitas penugasan
5) berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta
pengabdi/kerjasama PkM, berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta mencakup: perencanaan,
6) dokumentasi output PkM.
hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi luaran PkM. pelaksanaan, dan
dokumentasi luaran PkM. pelaporan PkM, yang
memenuhi dan/atau
melampaui Standar
Nasional Pendidikan
Tinggi. Pada bagian ini
juga harus diuraikan
sumber daya yang akan
dialokasikan untuk
mencapai standar yang
telah ditetapkan serta
mekanisme kontrol
pencapaiannya.
belum terdokumentasi pelaporan PkM
4) Dokumentasi pelaporan PkM oleh pengelola PkM kepada pimpinan perguruan Perguruan tinggi memiliki dokumen pelaporan kegiatan PkM dari pengelola PkM oleh pengelola PkM kepada Dokumentasi pelaporan PkM oleh 4. Tidak menetapkan WR I dan LPPM
tinggi dan mitra/pemberi dana yang memenuhi 5 aspek sebagai berikut: kepada pimpinan perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana terkait yang memenuhi pimpinan perguruan tinggi dan pengelola PkM kepada pimpinan Indikator Kinerja Utama
1) komprehensif, 5 aspek serta komprehensif, rinci, relevan, mutakhir dan disampaikan tepat waktu. mitra/pemberi dana yang memenuhi 5 perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana seperti
2) rinci, aspek
3) relevan,
4) mutakhir, dan
5) disampaikan tepat waktu.
b) Kelompok Keberadaan kelompok pelaksana PkM. Pelaksana 45 Perguruan tinggi memiliki kelompok pelaksana PkM yang fungsional yang Perguruan tinggi belum memiliki Perguruan tinggi belum memiliki kelompok WR I dan LPPM
PkM ditunjukkan dengan: kelompok pelaksana PkM yang pelaksana PkM yang fungsional yang
1) adanya bukti legal formal keberadaan kelompok pelaksana PkM, fungsional yang ditunjukkan dengan: ditunjukkan dengan:
2) dihasilkannya produk PkM yang bermanfaat untuk menyelesaikan 1) adanya bukti legal formal keberadaan 1) adanya bukti legal formal keberadaan
permasalahan di masyarakat, dan kelompok pelaksana PkM, kelompok pelaksana PkM,
3) dihasilkannya produk PkM yang berdaya saing nasional. 2) dihasilkannya produk PkM yang 2) dihasilkannya produk PkM yang bermanfaat
bermanfaat untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat,
permasalahan di masyarakat, dan dan
3) dihasilkannya produk PkM yang 3) dihasilkannya produk PkM yang berdaya
berdaya saing nasional. saing nasional.
INSTRUMEN APT 3.0 - KRITERIA DAN BUTIRNYA
LKPT Sertifikat Kompetensi/Profesi/Industri (Tabel 5.a.2) LKPT) PT Persentase lulusan yang memiliki sertifikasi kompetensi/profesi/ industri dalam a) Pendidikan a) Pendidikan BAK
V 3 tahun terakhir (>= 30%).
1) Jumlah lulusan yang memiliki sertikat kompetensi, profesi, dan/atau 2) Prestasi akademik mahasiswa
industri dalam 3 tahun terakhir.
2) Jumlah lulusan dalam 3 tahun terakhir.
LKPT Prestasi akademik mahasiswa (Tabel 5.b.1) LKPT). 47 Jumlah prestasi akademik mahasiswa di tingkat provinsi/wilayah, nasional, Melakukan deskripsi atas Keberadaan dan WR III
dan/atau internasional terhadap jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir (TS-2 implementasi sistem yang menghasilkan
s.d. TS). data luaran dan capaian pendidikan yang
1) Jumlah prestasi akademik internasional (0,005%).
sahih dan paling tidak mencakup IPK,
2) Jumlah prestasi akademik nasional (1%).
prestasi akademik/non- akademik, masa
3) Jumlah prestasi akademik wilayah/lokal (5%).
4) Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS.
studi, daya saing lulusan (masa tunggu dan
kesesuaian bidang kerja) dan kinerja
lulusan (kepuasan pengguna dan tempat
kerja), yang dikumpulkan, dimonitor,
dikaji dan dianalisis untuk perbaikan
berkelanjutan. Analisis harus dilakukan
secara mendalam dan komprehensif yang
paling tidak meliputi data sebagai berikut.
prestasi non-akademik mahasiswa
1) Capaian pembelajaran yang
diukur melalui Indeks Prestasi
LKPT Prestasi non-akademik mahasiswa (Tabel 5.b.2) LKPT). 48 Jumlah prestasi non-akademik mahasiswa di tingkat provinsi/wilayah, nasional, Kumulatif (IPK) lulusan WR III
dan/atau internasional terhadap jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir (TS-2 s.d.
TS).
1) Jumlah prestasi non-akademik internasional (0,1%).
2) Jumlah prestasi non-akademik nasional (2%).
3) Jumlah prestasi non-akademik wilayah/lokal (10%). 1) Prestasi akademik mahasiswa dan
4) Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS. prestasi non-akademik mahasiswa
LKPT Lama Studi Mahasiswa (Tabel 5.c.1) LKPT). 49 Lama studi mahasiswa untuk setiap program dalam 3 tahun terakhir. Perhitungan BAK
Skor untuk program Doktor/Subspesialis (2,5 <= MS <= 3,5 ) Perhitungan Skor
untuk program Magister/Spesialis (1,5 <= MS <= 2,5 ) Perhitungan Skor untuk
program Sarjana (3,5 <= MS <= 4,5) Perhitungan Skor untuk program Diploma
Tiga (3 <= MS <= 3,5 )
3) Efektivitas dan produktivitas
pendidikan 2) Efektivitas dan produktivitas
4) Daya saing lulusan Kinerja pendidikan
LKPT Kelulusan Tepat Waktu (Tabel 5.c.2).a - h LKPT). 50 Persentase kelulusan tepat waktu untuk setiap program (>= 50%). lulusan 3) Daya saing lulusan Kinerja lulusan
b) Pada bagian Penelitian dan
LKPT Keberhasilan Studi (Tabel 5.c.2).a - h LKPT). Persentase keberhasilan studi untuk setiap program (>= 85%). b) melakukan analisis data Penelitian dan
51 Pengabdian kepada masyarakat belum
mamapu menunjukkan data yang Pengabdian kepada Masyaraka yang berisi
LKPT Waktu tunggu lulusan (Tabel 5.d.1) LKPT). Lama waktu tunggu lulusan program utama di perguruan tinggi untuk data publikasi, sitasi dan luaran penelitian
52 berisi data publikasi, sitasi dan luaran BAK
mendapatkan pekerjaan pertama (<= 6 bulan). yang sahih, yang dikumpulkan, dimonitor,
Ketentuan persentase responden lulusan:
penelitian yang sahih, yang
dikumpulkan, dimonitor, dikaji dan dikaji dan dianalisis untuk perbaikan
1) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun berkelanjutan. Analisis harus dilakukan
paling sedikit 5000 orang, maka Prmin = 10%. dianalisis untuk perbaikan
berkelanjutan. Analisis harus secara mendalam dan komprehensif
2) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun
kurang dari 5000 orang, maka Populasi minimal = 20% - (10% / 5000) x jumlah
lulusan.
1) Publikasi Ilmiah 1) Publikasi Ilmiah Rektor
LKPT Kesesuaian bidang kerja lulusan (Tabel 5.d.2) LKPT). 53 Kesesuaian bidang kerja lulusan dari program utama di perguruan tinggi terhadap
kompetensi bidang studi.
Ketentuan persentase responden lulusan:
1) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun
paling sedikit 5000 orang, maka Prmin = 10%.
2) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3
tahun kurang dari 5000 orang, maka Populasi minimal = 20% - (10% / 5000) x
jumlah lulusan.
2) Sitasi Karya Ilmiah. Data
LKPT Kepuasan pengguna lulusan (Tabel 5.e.1) LKPT). 54 Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek: 1 : 2) Sitasi Karya Ilmiah. Data dan analisis Rektor
dan analisis disampaikan oleh
Etika, disampaikan oleh pengusul dari perguruan
2 : Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama), 3 :
pengusul dari perguruan tinggi
akademik. tinggi akademik.
Kemampuan berbahasa asing,
4 : Penggunaan teknologi informasi, 5 :
Kemampuan berkomunikasi,
6 : Kerjasama tim,
7 : Pengembangan diri.
Ketentuan persentase responden lulusan:
1) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun
paling sedikit 5000 orang, maka Prmin = 10%.
2) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun
kurang dari 5000 orang, maka Populasi minimal = 20% - (10% /
5000) x jumlah lulusan.
2. Belum menetapkanIndikator
LKPT Tempat kerja lulusan (Tabel 5.e.2) LKPT). 55 Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan. 2. MenetapkanIndikator kinerja
kinerja tambahan yakni indikator
1) Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat internasional/multi
kinerja luaran lain yang ditetapkan tambahan yakni indikator kinerja luaran
nasional (5%).
oleh masing masing perguruan tinggi lain yang ditetapkan oleh masing masing
2) Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat nasional atau
untuk melampaui SN DIKTI. Data perguruan tinggi untuk melampaui SN
berwirausaha yang berizin (20%).
3) Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat wilayah/lokal atau indikator kinerja tambahan DIKTI. Data indikator kinerja tambahan
berwirausaha tidak berizin (90%). yang sahih harus
Ketentuan persentase responden lulusan: yang sahih harus diukur, dimonitor, diukur, dimonitor, dikaji dan dianalisis
1) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun dikaji dan dianalisis untuk untuk perbaikan berkelanjutan.
paling sedikit 5000 orang, maka Prmin = 10%. perbaikan berkelanjutan.
2) untuk perguruan tinggi dengan jumlah lulusan program utama dalam 3 tahun
kurang dari 5000 orang, maka Populasi minimal = 20% - (10% /
5000) x jumlah lulusan.
b) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 3. Belum dapat melaporkan 3. Melaporkan Evaluasi Capaian Kinerja
Evaluasi Capaian Kinerja yang yang berisi deskripsi dan analisis
berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
keberhasilan dan/atau pencapaian standar yang telah ditetapkan.
ketidakberhasilan pencapaian Capaian kinerja harus diukur dengan
standar yang telah ditetapkan. metoda yang tepat, dan hasilnya
Capaian kinerja harus diukur dianalisis serta dievaluasi. Analisis
dengan metoda yang tepat, dan terhadap capaian
hasilnya dianalisis serta dievaluasi. kinerja harus mencakup identifikasi
Analisis terhadap capaian kinerja akar masalah, faktor pendukung
harus mencakup identifikasi akar keberhasilan dan faktor penghambat
masalah, faktor pendukung ketercapaian standar, dan deskripsi
keberhasilan dan faktor singkat tindak lanjut yang akan
penghambat ketercapaian standar, dilakukan institusi. dan
deskripsi singkat tindak lanjut
yang akan dilakukan institusi.
LKPT Publikasi di jurnal ilmiah (Tabel 5.f LKPT). 56 Jumlah publikasi di jurnal dalam 3 tahun terakhir. 4. Belum dapat menunjukkan
1) Jumlah publikasi di jurnal tidak terakreditasi. deskripsi dan bukti yang sahih 4. Menunjukkan deskripsi dan bukti LPPM
2) Jumlah publikasi di jurnal nasional terakreditasi. yang sahih sistem penjaminan mutu
3) Jumlah publikasi di jurnal internasional. sistem penjaminan mutu luaran dan luaran dan capaian yang ditetapkan,
4) Jumlah publikasi di jurnal internasional bereputasi. capaian yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan
5) Jumlah dosen tetap. dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta dilakukan upaya
dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
peningkatan sesuai dengan siklus
LKPT Publikasi pada seminar/media massa (Tabel 5.f LKPT). 57 Jumlah publikasi di seminar/ tulisan di media massa dalam 3 tahun terakhir. PPEPP. 5. Melakukan survey Kepuasan Pengguna
1) Jumlah publikasi di seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi. 5. Belum melakukan survey LPPM
2) Jumlah publikasi di seminar penelitian nasional. Kepuasan Pengguna
3) Jumlah publikasi di seminar penelitian internasional.
4) Jumlah tulisan di media massa nasional.
5) Jumlah tulisan di media massa internasional.
6) Jumlah dosen tetap.
PTA LKPT Sitasi karya ilmiah (Tabel 5.g LKPT). 58 Jumlah artikel karya ilmiah dosen tetap yang disitasi dalam 3 tahun terakhir.
1) jumlah artikel yang disitasi. Bagian ini berisi: Bagian ini berisi: LPPM
2) Jumlah dosen tetap.
b) sistem untuk mengukur kepuasan
pengguna luaran a) sistem untuk LPPM
LKPT Produk/jasa yang diadopsi oleh industri/masyarakat (Tabel 5.g LKPT). PT Rasio jumlah produk/jasa yang diadopsi oleh industri/masyarakat terhadap jumlah
mengukur kepuasan
V dosen tetap dalam 3 tahun terakhir. perguruan tinggi (pengguna lulusan dan pengguna luaran
1) Jumlahproduk/jasa yang diadopsi oleh industri/masyarakat dalam 3 tahun
mitra), termasuk kejelasan instrumen perguruan tinggi (pengguna
terakhir.
yang digunakan, pelaksanaan, lulusan dan mitra),
2) Jumlah program studi.
perekaman, dan analisis datanya. termasuk kejelasan
instrumen yang digunakan,
pelaksanaan, perekaman,
dan analisis datanya.
4 Keberlanjutan Program 63
Perguruan tinggi memiliki kebijakan dan upaya yang diturunkan ke dalam Perguruan tinggi tidak memeiliki tersedianya kebijakan dan Perguruan tinggi rektor
Upaya dan praktik baik (good practices) penjaminan keberlangsungan program berbagai peraturan untuk menjamin keberlanjutan program yang mencakup: kebijakan dan upaya yang diturunkan ke upaya yang diturunkan ke menyediakan kebijakan dan
yang dihasilkan, serta jaminan ketersediaan sumberdaya untuk mendukung 1) alokasi sumber daya, dalam berbagai peraturan untuk dalam berbagai peraturan upaya yang diturunkan ke
pelaksanaan program termasuk rencana penjaminan mutu yang berkelanjutan.
2) kemampuan melaksanakan, menjamin keberlanjutan program yang untuk menjamin keberlanjutan dalam berbagai peraturan
3) rencana penjaminan mutu yang berkelanjutan, dan mencakup: program yang mencakup: untuk menjamin keberlanjutan
4) keberadaan dukungan stakeholders eksternal. 1) alokasi sumber daya, 1) alokasi sumber daya, program yang
2) kemampuan melaksanakan, 2) kemampuan melaksanakan, mencakup:
3) rencana penjaminan mutu yang 3) rencana penjaminan mutu 1) alokasi sumber daya,
berkelanjutan, dan yang berkelanjutan, dan 2) kemampuan
4) keberadaan dukungan stakeholders 4) keberadaan dukungan melaksanakan,
eksternal. stakeholders eksternal. 3) rencana penjaminan mutu
yang berkelanjutan, dan
4) keberadaan dukungan
stakeholders eksternal.
Salah satu perubahan penting dalam ISO 9001:2015 adalah membangun pendekatan
sistematis dengan mempertimbangkan risiko yang melekat dalam semua aspek sistem
manajemen mutu. Revisi yang juga cukup signifikan dari sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi
7 prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip dalam ISO 9001:2015 tersebut masih sejalan
dengan 10 prinsip dan empat asas dalam sistem akreditasi nasional pendidikan tinggi
Indonesia. Sistem manajemen mutu (SMM) pendidikan tinggi (Dikti) telah menerapkan 8
(delapan) prinsip manajemen mutu dalam sistem ISO 9001. Pada penerapannya di Dikti
ditambahkan 4 (empat) prinsip untuk keberhasilan yang berkelanjutan dalam pengelolaan
Dikti. Implementasi risk-based thinking (RBT) dalam ISO 9001:2015 dapat diterapkan
dalam pengembangan SMM UIN Raden Fatah Palembang dengan mengidentifikasi
kemungkinan risiko dalam setiap standar akreditasi institusi perguruan tinggi dan prinsip
pencegahannya. Dengan demikian diharapkan risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat
diminimalisir bahkan jika mungkin diatasi.
32