SINOPSIS
A. JUDUL
“HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AL-RASYID
KECAMATAN MARPOYAN DAMAI”.
B. LATAR BELAKANG
Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” artinya adalah makanan. Gizi
dalam bahasa inggris disebu nutrition. Gizi merupakan rangkaian proses
secara organic makanan yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta mempertahankan kehidupan
seseorang. Gizi di Indonesia berkaitan erat dengan pangan, yaitu segala bahan
yang dapat digunakan sebagai makanan (Ida,2017).
Status gizi merupakan keadaan kesehatan individu atau kelompok
yang ditentukan dengan derajat kebutuhan fisik (energi dan zat gizi lain)
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur secara
antropometri. Keadaan status gizi pada anak dapat mempengaruhi
penampilan, kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan. Anak dengan gizi
kurang terutama pada tingkat berat (gizi buruk) yang dikarenakan tidak
terpenuhinya zat gizi secara maksimal dapat mengalami hambatan atau
gangguan dalam perkembangan. Salah satu aspek penting pada proses
perkembangan adalah perkembangan motorik kasar yaitu gerak tubuh
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar dari seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak sebagai awal dari kecerdasan dan
emosi sosial anak khususnya anak toddler (Soedjiningsih, 2012).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses
dideferensi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing sel dapat memenuhi
3
Perkembangan
Status Gizi Motorik
Normal Abnorma Total
F F
% % F %
51 0
Normal 79,7 0 51 79,7
11
Abnorma
2 3,1 17,2 13 20,3
53 11
Jumlah 82,8 17,2 64 100
P Value = 0,000 α = 0,05
0.000 hal ini berarti terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan
pengukuran BB/U dengan perkembangan motorik.
Menurut Mariana (2016), hal di atas dapat berpengaruh terhadap
kesehatan anak. Selain pada kesehatan anak, hal ini juga dapat berpengaruh
pada perkembangan fisik dan otak anak. Apabila makanan tidak cukup
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama
akan dapat menyebabkan perubahan metabolism dalam otak yang berakibat
terjadi ketidakmampuan berfungsi secara normal. Pada keadaan yang lebih
berat dan kronis kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan
terganggu, badan kecil diikuti dengan ukuran otak juga kecil.
Hal ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Coirunnisa
dkk (2013) tentang hubungan status gizi dengan perkembangan motorik anak
balita di TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru sejumlah 34
anak (68%) memiliki status gizi normal dan 16 anak (32%) memiliki status
gizi abnormal yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi
dengan perkembangan motorik anak di TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan
Damai Pekanbaru.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, peneliti menilai bahwa status
gizi siswa dan siswi TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru
tergolong baik dengan didapatkannya hasil yang anak dengan status gizi
normal sejumlah 51 anak (79,7%) dan anak dengan status gizi abnormal
sejumlah 13 anak (20,3%). Di sini peneliti berharap adanya peran baik dari
pihak pendidik (guru) maupun orang tua siswa dalam mempertahankan serta
meningkatkan status gizi anak-anak di TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan
Damai Pekanbaru.
Menurut Soetjiningsih (1995) pendidikan orang tua sangat penting
dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka
orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik. Data yang diperoleh saat penelitian masih banyak
orang tua balita yang pendidikannya hanya sampai dijenjang sekolah
7
menengah atas (SMA) saja, hal ini termasuk salah satu faktor yang
berpengaruh pada hasil penelitan perkembangan motorik kasar balita.
Penelitian oleh Wulandari (2009) yang meneliti mengenai hubungan
status gizi dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia
3-5 tahun di TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 3-5 tahun di
TK Al-Rasyid Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fitriana
dan Maria (2006) dengan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
Menurut Tedjasaputra (2003), faktor kebutuhan stimulasi atau
rangsangan terhadap anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun
keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan
anak. Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayii berwujud janin,
sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Berdasarkan dari bentuk
kecerdasan yang perlu dikembangkan, mengharuskan stimulasi yang beragam
pula. Salah satu yang utama stimulasi motorik, alasannya perkembangan
motorik anak usia balita sangat pesat, terutama motorik kasar. Perkembangan
motorik kasar diusia balita terkait erat dengan perkembangan fisik dan rasa
percaya diri. Apabila pada usia tertentu anak belum bisa melakukan motorik
kasar, maka anak telah mengalami keterlambatan.
Faktor stimulasi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak/kurang mendapatkan
stimulasi. (Soetjingsih, 1995).
Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan pollit (1996) bahwa
kekurangan gizi di awal kehidupan manusia tidak memberikan dampak
langsung terhadap perkembangan manusia dikemudian hari karena ada
8
C. RUMUSAN MASALAH
D. METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Brown, J., Larry & Pollit, Erresto, 1996, Malnutrition,Proverty, And Intellectual
Developmet, British Journal of Nutrition.
Ida. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Mariana. 2016. Dampaknya Apabila Anak Kurang Gizi. Mariana.
My.id/kesehatan/dampak-kurang-gizi-pada-ana. Di akses: 1 Mei 2020.
Nurul. 2015. Panduan Terlengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun.
Surakarta: Cinta
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 3. Jakarta: Salemba
Medika
Prasetya, 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kemampuan Gerak Umum
Siswa Putra Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Olahraga
Dan Kesehatan. Vol.1(3):547-552
Rizky.2015.Teori dan konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia
Remaja. Yogyakarta : Nuha Medika
Soedjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Susanto. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya.Jakarta : Kencana Prenada Media Groub
Tedjasaputra, M., 2003, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta