Anda di halaman 1dari 31

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AROMATERAPI MINYAK

SEREH (Citronella Essential Oil) UNTUK MENINGKATKAN ASUPAN


MAKAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

CRITICAL ANALYSIS

KEPERAWATAN ANAK

OLEH:

RARA NATASYA

161211226

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2020
ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AROMATERAPI MINYAK
SEREH (Citronella Essential Oil) UNTUK MENINGKATKAN ASUPAN
MAKAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

CRITICAL ANALYSIS

KEPERAWATAN ANAK

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

OLEH:

RARA NATASYA

161211226

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2020
A. ANALISA PERMASALAHAN

Pada masa Prasekolah (usia 3-5 tahun), pertumbuhan fisiknya tidak

secepat masa bayi atau sebelumnya, tetapi ada banyak kemampuan fisik yang

makin berkembang baik pada amasa ini terutama dari segi kualitasnya. Pola

pertumbuhan bervariasi setiap anak karena ada berbagai faktor yang

mempengaruhi, antara lain faktor bawaan, kurangnya hormon pertumbuhan, gizi

buruk, infeksi kronis dan gangguan emosi. Umunya orang tua mengganggap

masa ini sebagai usia bermasalah atau usia sulit karena pada masa ini sering

terjadi masalah perilakiu sebagai akibat karena anak sedang dalam proses

perkembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan, yang pada

umumnya masih kurang berhasil. Juga anak sering bersikap bandel, keras

kepala , tidak menurut, melawan dan marah tanpa alasan. (soetjiningsih, 2012)

Usia 3-5 tahun, anak akan mengalami perkembangan psikis menjadi lebih

mandiri, autonom, dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta lebih

mengekspresikan emosinya. Bentuk luapan emosi yang terjadi adalah menangis

atau menjerit saat anak tidak nyaman. Sifat perkembangan akademi

Keperawatan Jambi yang terbentuk ini dapat mempengaruhi pola makan anak

yang akan menyebabkan anak terkadang pemilih, misalnya cenderung menyukai

makanan ringan sehingga menjadi kenyang dan menolak makan saat waktu jam

makan. (Soetjiningsih, 2012).

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut pieget, maka pada

masa kanak-kanak awal ini ada pada tahap pra-operasional. Disebut operasional

karena pada masa ini anak belum siap untuk terlibat dalam operation atau

manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Pada tahap ini

pemikiran anak makin kompleks dan mampu menggunkan pemikiran simbolis.

Pada berpikir simbolis, anak mengembangkan kemampuan untuk

membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Kemampuan untuk

berfikir simbolis semaca, itu disebut fungsi simbolis. Anak-anak prasekolah


menunjukkan fungsi simbolis melalui imitasi tertunda (deffered imitation),

bermain sandiwara (pretend play), dan kemampuian menggunkan sistem simbol

(kata) untuk untuk komunikasi (papila dkk,2008 dalam buku soetjoningsih 2012)

Pemberian gizi seimbang pada anak-anak sangat penting dilakukan untuk

mendukung perkembangannnya secara optimal. Sejak janin didalam kandungan,

makanan bergizi merupakan hal penting karena pertumbuhan fisik yang baik

tergantung pada gizi makannya . Demikian dimasa kanak-kanak awal, walaupun

biasanya nafsu makan anak-anak berkurang, faktor gizi dalam makanan harus

diperhatikan. Pada masa ini yang penting adalah kebiasaan makan berbagai

macam makanan yang bergizi karena akan memengaruhi pertumbuan

rangka/tulang, bentuk tubuh, bertumbuh otak, dan kerentanan terhadap penyakit.

(soetjiningsih,2012)

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asupan makan anak adalah

kebudayaan setempat dan gaya hidup keluarga, sedangkan pemilihan jenis

makanan untuk anak (dan seluruh keluarga) biasanya ditentukan oleh ibu. Jika

ibunya tidak menyukai buah-buahan , akan cenderung jarang menyediakan buah-

buahan dirumah sehingga anak juga tidak terbiasa makan buah. Bahkan

pengaturan menu bervariasi dan bergizi seimbang sangat diperlukan anak akan

pertumbuhan yang sehat dan optimal. (soetjiningsih,2012)

Adapun dampak dari anak tidak nafsu makan akan dapat mengakibatkan

anak tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik seperti tidak memiliki

tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya karena tidak memiliki asupan

vitamin dan zat sehat lainnya pada anak tersebut dan anak juga bisa mengalami

masalah gizi buruk yang bisa membuat pertumbuhan fisik berjalan yang tidak

baik. (Moestijanti,2013)

Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang

tua. Penelitian yang dilakukan Soekirman (2015) menyatakan bahwa penyebab

kurang gizi secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang tidak
seimbang dan penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah

dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Penyakit

infeksi rentan terjadi dan sering dialami pada balita, dimana balita merupakan

kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Salah satu masalah yang

sering dialami pada balita adalah diare, campak dan infeksi saluran pernafasan

atas (ISPA) (WHO, 2014).

Konsumsi pangan masyarakat yang masih belum sesuai dengan

komposisi gizi yang seimbang salah satunya adalah konsumsi buah dan sayur.

(Kemenkes, 2014). Rekomendasi kecukupan konsumsi buah dan sayur untuk

anak prasekolah adalah 300-400 gram perorang perhari (kemenkes,2014).

Asupan energi diperoleh dari pemecahan karbohidrat, protein dan lemak dari

asupan makanan sehari-hari. (WHO,2017) merekomendasikan bahwa asupan

energi diperoleh karbohidrat 60-75%, lemak 10-25% dan protein 10-15%. Pada

penelitian ini asupan energi dikatakan cukup jika ≥1600 kkal/hari, asupan protein

≥35 gram/hari, dan asupan lemak ≥62 gram/hari .

Menurut sensus yang dilakukan World Health Organization (WHO)

(2013) diketahui bahwa 42 % dari 15,7 juta kematian anak dibawah 5 tahun

terjadi di negara berkembang. Dari data tersebut sebanyak 84% kasus kekurangan

gizi anakusia dibawah lima tahun terjadi di Asia dan Afrika. Di Indonesia

tahun2012 terdapat sekitar 53% anak di bawah usia 5 tahun menderita gizi buruk

disebabkanoleh kurangnya makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi sehari-hari

(Depkes, 2012).

Amerika Serikat 31,5% anak usia prasekolah mengkonsumsi buah kurang

dari rekomendasi kecukupan dan 80,3% kurang mengkonsumsi sayur

(Krebs,2013 dalam hamack 2014). Data di Amerika menyebutkan bahwa asupan

sayur dan buah pada anak prasekolah hanya terpenuhi sekitar 25% perhari dari

total rekomendasi sebesar 80% perhari . Pada tahun 2015 di Inggris menyebutkan

20% orang tua mengatakan anaknya mengalami masalah makan, dengan


prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Survei lain di

Amerika lebih dari 20,5 % ibu mengeluh karena memiliki anak yang susah

makan sehingga mengakibatkan anak menjadi sangat kurus dan lemah dalam

beraktifitas, dan ditemukan pada usia yang bervariasi terutama terjadi.

Dilihat dari hasil RISKESDAS 2018, Indonesia mengalami angka

penurunan gizi buruk dan gizi kurang pada balita sejak tahun 2013, yaitu 19,6%

menjadi 17,7% ( gizi buruk 3,9% dan gizi kurang 13,8%). Namun angka

penurunan tersebut belum mencapai target RPJMN 2019 yaitu 17%.

Di indonesia juga diperoleh data bahwa konsumsi buah dan sayur

masyarakat masih relatif rendah, padahal indonesia merupakan negara agraris

dengan komoditi sayur dan buah lokal yang melimpah (Riskesdas,2013).

Berdasarkan profil kesehatan provinsi jawa timur tahun 2010 didapatkan data

tingkat konsumsi buah dan sayur penduduk Jawa Timur sebesar 70%,penelitian

yang dilakukan Melati dan Etik mengungkapkan sebanyak 93,6% anak usia

prasekolah di semarang mengkomsumsi sayur kurang dari 73,5 gram/hari dan

100% anak kurang mengkonsumsi buah sesuai angka kecukupan yaitu 58,6

gram/hari (profil kesehatan,2015)

Di sumatera barat data pada tahun 2017 menunjukan prevalensi anak

dengan gizi buruk masih sekitar 20,2 %, angka ini diatas rata-rata nasional

yaitusekitar 18,4%. Dimana Sumatera Barat yang merupakan provinsi basis

pangan di kawasan Sumatera merupakan daerah yang seharusnya memiliki

prevalensi penderita gizi buruk yang lebih rendah, Ternyata justru ironis.Pada

tahun 2016 persentase balita gizi kurang sebesar 4,8% sedangkan pada tahun

2017 meningkat menjadi 14,2%. untuk persentase balita gizi buruk pada tahun

2016 sebesar 1,6% meningkat pada tahun 2017 menjadi 3,3%. Prevalensi

kekurangan gizi (underweight) pada anak balita pada tahun 2016 sebesar 4,8%

meningkat pada tahun 2017 sebesar 17,5%.


Adapun terapi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan salah

satunya yaitu minyak sereh . Dalam beberapa dekade terakhir ini terapi aroma

dengan minyak atsiri kembali digemari, karena masyarakat banyak menganggap

bahwa terapi obat-obatan sintesis membawa dampak buruk pada tubuh manusia

akibat akumulasi bahan-bahan sintesis pada organ penting seperti. Berdasarkan

beberapa penelitian sumber tanaman disekitar yang banyak mengandung minyak

atsiri yang digunakan sebagai aromaterapi sebagai peningkat nafsu makan yaitu;

daun sereh, temulawak, jahe, temu ireng, lemon, jasmine, rosemary dan lain-lain.

(Sudarsono, dkk. 2012).

Aromaterapi minyak sereh wangi secara psikologis dan fisik melalui aktivasi

system limbic memberikan sinyal bau akan dihantarkan ke area olfaktorius bagian

lateral pada kortek sserebri dan selanjutnya dihantarkan ke system limbic. Melalui

hypothalamus sinyal ini akan diolah dan dihantar ke amigdala dan menghasilkan

emosi terhadap aroma yang sudahdihirup, selain itu bila rangsangan dihantarkan ke

system saraf pusat otonom di medulla spinalis maka akan mengaktifkan efek

penghambatan system simpatis dan penguatan system parasimpatis (Guyton, 2006).

Sebagian aromaterapi yang dioles akan terhirup, molekul yang mudah menguap dari

minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di manasilia –silia yang

lembut muncul darisel-selreseptor. Saat molekul-molekul itu menempel pada

rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditransmisikan melalui

saluran olfactory ke dalam system limbic. Hal ini akan merangsang memori dan

respons emosional. Hipotalamus sangat berperan sebagai relay dan regulator,

memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak serta bagian

badan yang lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang

berupa pelepasan senyawa neurokimia seperti serotonin dan enkefalin yang

menyebabkan euphoria, relaks, dan sedative (Koensoemardiyah,2009).


B. TUJUAN

Tujuan dari critical analysisini ini adalah untuk menganalisis dan

memaparkan secara ilmiah bagaimana Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Minyak

Sereh (Citronella Essential Oil) Untuk Meningkatkan Asupan Makan Pada Anak

Usia 3-5 Tahun dengan melakukan penelurusan berbagai sumber atau referensi

ilmiah.

C. METODE ANALISIS

Waktu pelaksanaan analisis ini adalah tanggal 3 Agustus sampai 12 Agustus

2020. Strategi penelusuran sumber atau referensi ilmiah adalah dengan cara mencari

buku dan jurnal penelitian. Penelusuran dilakukan dengan cara mencari sumber atau

referensi dalam bentuk cetak melalui perpustakaan dan lainnya serta melalui data

base elektronik seperti E-Book dan google scholar. Sumber dan referensi ilmiah yang

ditelusuri dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris serta dalam bentuk buku, full

text, bukan case study. Buku yang digunakan dengan waktu penerbitan 10 tahun

terakhir dan jurnal penelitian dengan waktu penerbitan 5 tahun terakhir.

Berdasarkan proses pencarian yang telah dilakukan oleh penulis ditemukan

beberapa buku dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan

Aromaterapi minyak sereh (Citronella Essential Oil) Untuk Meningkatkan Asupan

Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Adapun sumber atau referensi ilmiah yang

ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Damayanti, T., Murbawani, etisa asi, & Fitrianti, deny yudi. (2018). Hubungan

Usia Pengenalan Sayur Dan Buah Dengan Tingkat Konsumsi Sayur Dan Buah

Pada Anak Prasekolah Usia 3-5 Tahun. 7, 1–7

2. fatmawati, E. (2016). Penggunaan Aromaterapi Sebagai Stimulasi Meningkatkan

Asupan Makanpada Balita. 07, 161–166.


3. Laras Santi, L. R. (2019). STUDI KASUS EFEKTIVITAS INTERVENSI

MASSAGE KAKI, AROMATERAPI SEREH & KOMBINASI KEDUANYA

TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Akademi Keperawatan

Husada Karya Jaya.

Loka, Lola Vita dkk. (2018). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Perilaku

Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun).

4.

pintautami, jatuwaris (2016) Effect Of Zinc Suplementation On Appetite in

Children. Yogyakarta

5. Putri,D.M.P, & Amalia.R.N. (2019). Terapi komplementer konsep dan aplikasi

dalam keperawatan.. Yogyakarta : PT Pustaka Baru

6. ramadhanti, n. n. (2019). TERAPI PIJAT ANAK DAN PEMBERIAN SERBUK

RIMPANG Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Untuk Meningkatkan Nafsu

Makan Pada Anak. perpustakaan universitas airlanga.

7.

8. sari, d. s. (2018). Pengaruh Aromaterapi Minyak Sereh (Cymbopogon citratus)

Terhadap Pencegahan Postpartum Blues Pada Ibu Primipara Di RSUD Kabupaten

Sukoharjo. Indonesian Journal On Medical Science, 7-11.

Soetjiningsih, C.H. (2012) perkembangan anak sejak pembuahan sampai dengan

kanak-kanak awal. Jakarta : Kharisma Putra Utama

9.
D. HASIL ANALISIS

Asupan makanan merupakan semua jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan dipelajari untuk

dihubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Masalah

ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya intervensi untuk

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) atau untuk menyusun menu, mulai dari

keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui asupan makanan

suatu kelompok masyarakat atau individu adalah salah satu cara untuk menduga

keadaan gizi kelompok masayarat atau individu yang bersangkutan. Secara Umum

Asupan makanan merupakan informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang

dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.

Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk

memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik. (Engel,2016)

Menurut Santoso (2009) menjelaskan bahwa Standar kebutuhan energi

sehari anak usia 3-5 tahun adalah 67-75 kalori per berat badan, sedangkan

kebutuhan protein 10 % - 20 % dari total energi. Setiap anak adalah unik, banyak

sedikitnya jumlah makanan perporsi bisa disesuaikan dengan kemampuan makan

balita usia 3-5 tahun. Porsi yang dianjurkan perhari sayuran 3 porsi, 2 buah porsi,

makanan pokok 3 porsi, makanan tinggi kalsium 3 porsi dan makanan kaya protein

2 porsi.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asupan makan anak adalah

pengetahuan gizi yang akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Sikap dan

perilaku ibu dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi anak dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya adalah tingkat pengetahuan seseorang tentang gizi, jika

pengetahuan gizi ibu yang kurang dapat menjadi salah satu penentu status gizi

balita. Pengetahuan gizi ibu dapat dipegaruhi oleh usia, pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan danpendapatan. Oleh karena itu, jika seorang ibu memiliki pengetahuan

gizi yang kurang maka asupan makanan yang akan diberikan kepada balita juga

kurang tepat dan dapat mempengaruhi status balita tersebut. (Kurniawati,2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Loka dkk (2018) Perilaku sulit makan

merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak usia prasekolah (3-6

tahun) dimana anak menolak makan atau memilih-milih jenis makanan tertentu yang

akan berdampak pada status gizi anak, pertumbuhan dan perkembangan anak,

sehingga perlu perhatian khusus bagi ibu agar kebutuhan pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat terpenuhi secara optimal. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Loka dkk, 2018) Pola pemberian makan baik yaitu ibu yang sangat baik dalam

mengatur frekuensi makan anak dengan presentase 62,5% dan anak yang tidak

dipaksa untuk makan tidak mengalami sulit makan dengan presentase 59,4%.

Tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak prasekolah dibawah dari angka

yang direkomendasikan. Pengenalan sayur dan buah pada anak oleh orang tua

sangat penting dalam pengembangan awal penerimaan dan pola makan sayur dan

buah yang akan diterapkan sampai anak tersebut dewasa. Hasil yang diteliti oleh

(Damayanti, 2018) tidak terdapat hubungan antara usia pengenalan sayur dengan

tingkat konsumsi sayur, sedangkan usia pengenalan buah berhubungan negatif

dengan tingkat konsumsi buah pada anak prasekolah usia 3-5 tahun.

Oleh karena itu, saat ini penting diperhatikan pola makan yang sehat dan

pemberian makanan bergizi seimbang pada anak, karena apa yang dimakan anak

akan memengaruhi kesehatan fisik dan perkembangan psikisnya. Sering kali

pemberian makanan sebenarnya cukup bahkan berlebih tetapi tidak memenuhi gizi

yang seimbang. Seperti probl em kebiasaan makan yang buruk dan kelebihan berat

badan pada anak-anak di Amerika Serikat saat ini penyebabnya adalah kebiasaan

makan cepat saji yang penuh lemak. Dari pengamatan, hal ini juga banyak terjadi

pada anak-anak di Indonesia yang makin banyak memiliki kebiasaan makan


makanan cepat saji, berlemak, banyak duduk, menonton televisi atau membuka

komputer, dan melakukan sedikit olahraga. (santrock,2015)

Pada pengobatan non-farmakologi memiliki kelebihan dibandingkan

farmakologi, pengobatan farmakologi seperti obat-obatan memiliki efek samping

yaitu ketergantungan akan obat, penurunan metabolisme pada lansia, penurunan

fungsi ginjal, dan menyebabkan kerusakan fungsi kognitif. Sedangkan dalam

pengobatan non-farmakologi ada beberapa opsi teknik pengobatan, diantaranya ada

aromaterapi sereh dan masase (Stanley, 2008)

Adapun terapi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan salah

satunya yaitu minyak sereh . Adapun pada beberapa dekade terakhir terapi dengan

minyak atsiri digemari kembali, karena banyak masyarakat beranggapan bahwa

terapi obat-obatan sintesis membawa dampak buruk pada tubuh manusia akibat

akumulasi bahan-bahan sintesis pada organ penting seperti. Berdasarkan beberapa

penelitian sumber tanaman disekitar yang banyak mengandung minyak atsiri yang

digunakan sebagai aromaterapi sebagai peningkat nafsu makan yaitu; daun sereh,

temulawak, jahe, temu ireng, lemon, jasmine, rosemary dan lain-lain. (Sudarsono,

dkk. 2012).

Aromaterapi merupakan pengobatan komplementer yang menggunakan

bahan yang berbentuk cairan yang terbuat dari tanaman dan mudah menguap,

dikenal sebagai minyak esensial dan senyawa aromatik lainnya yang dapat

mempengaruhi jiwa, emosi, fungsi kognitif dan kesehatan seseorang (Putri, 2019 ).

Aromaterapi sereh sebagai terapi non farkamologis memiliki kandungan

utama antara lain: minyak asitri yang terdiri dari sitrat, sitroneral, lonalol, geraniol,

a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, psimen, limonen, cisosimen, terpinol, sitronelal,

borneol, dan farsenol, yang memiliki efek menenangkan, menyeimbangkan,

stimulansia, antidepresan, dan vasodilator yang dapat membantu meningkatkan

kualitas tidur, memberikan efek hangat, dan melemaskan otot (Laras Santi, 2019)
Aromaterapi minyak sereh wangi secara psikologis dan fisik melalui aktivasi

system limbic memberikan sinyal bau akan dihantarkan ke area olfaktorius bagian

lateral pada kortek serebri dan selanjutnya dihantarkan ke system limbic. Melalui

hypothalamus sinyal ini akan diolah dan dihantar ke amigdala dan menghasilkan

emosi terhadap aroma yang sudahdihirup, selain itu bila rangsangan dihantarkan ke

system saraf pusat otonom di medulla spinalis maka akan mengaktifkan efek

penghambatan system simpatis dan penguatan system parasimpatis (Guyton, 2013).

Sereh merupakan jenis rempah-rempah yang digolongkan seperti jenis

rumput-rumputan, bisa bermanfaat juga sebagai obat tanaman herbal. Adapun

Kandungan utama yang terdapat dalam sereh ini yaitu minyak atrisi yang terdiri dari

sitrat,sitroneral, linalool, geraniol, apinen, kamfen, sabinen, mirsen, feladren beta,

p-simen, limonen, cis-osimen terpinol, sitronelal, borneol, dan farsenol. yang

memiliki efek menenangkan, menyeimbangkan, stimulansia, antidepresan dan efek

vasodilator dari sereh dapat membantu dalam peningkatan kualitas tidur dan nafsu

makan (Price, 2008).

Sereh telah terbukti mampu menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem

saraf. Sereh dapat merangsang pikiran dan membantu mengatasi kejang-

kejanggugup, vertigo serta gangguan lain seperti alzaimer dan parkinson. Minyak

sereh dapat digunakan untuk mandi terapi, yang mampu membantu untuk

menenangkan saraf, mengurangi gejala depresi dan kelelahan akibat stress. Minyak

sereh juga memiliki khasiat membantu merangsang sirkulasi darah dan

meremajakan jaringan kulit. Hal ini membantu untuk mengangkat dan

mengencangkan kulit yang lesu dan lelah. (sari, 2018)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Jatuwarih (2016) yaitu

tentang suplement zink untuk meningkatkan nafsu makan anak , dimana dalam

penelitian ini pemberian suplementasi zink selama 14 hari dapat meningkatkan

nafsu makan pada anak, tetapi suplementasi zink selama 14 hari tidak dapat

meningkatkan status gizi anak.


Penelitian yang dilakukan (ramadhanti, 2019) yaitu tentang terapi pijat anak

dan pemberian serbuk rimbang temulawak (curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk

meningkatkan nafsu makan pada anak dimana pada penelitian Nafa (2019) ini

menunjukkan hasil bahawa terapi kombinasi pijat anak serta pemberian herbal

temulawak (curcuma xanthorrhiza Roxb) dapat meningkatkkan nafsu makan anak .

(ramadhanti, 2019)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (fatmawaty,2016) menunjukkan

bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pemberian aromaterapi minyak sereh

terhadap asupan makan balit dalam kategori lauk hewani, sedangkan tidak terdapat

pengaruh pemberian aroma terapi minyak sereh yang signifikan terhadap

peningkatan asupan makan balita dalam kategori asupan makanan pokok, lauk

nabati, sayur dan buah. Jadi pada penelitian yang dilakukan ole fatmawaty setelah

dilakukan pemberian aromaterapi minyak sereh anak usia 3-5 tahn mengalami

peningkatan asupan makanan dalam kategori lauk hewani seperti : daging sapi,

ayam, bebek, ikan dan termasuk hasil laut, susu dan hasil olahannya. Akan tetapi

belum adanya peningkatan asupan makanan dalam kategori asupan pokok, lauk

nabati (kacang-kacangan,tahu tempe) sayur dan buah.

Berdasarkan pemaparan hasil analisis yang telah penulis lakukan dengan

merujuk kepada berbagai sumber yang ilmiah dan terpercaya, pemberian

aromaterapi minyak sereh meningkatkan asupan makan pada anak usia 3-5 tahun

dalam kategori asupan lauk hewani. Disamping itu, penelitian lebih lanjut

diperlukan untuk memperkuat teori yang ada. Penelitian diharapkan dapat

memberikan bukti yang nyata bahwa pemberian aromaterapi minyak sereh dapat

meningkatkan asupan makan pada anak usia 3-5 tahun.

E. DAFTAR PUSTAKA

a. Afridawaty MJ. (2018). Cara Ibu Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak

Pra Sekolah Di Desa Penyengat Olak Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015.

18(1), 1–6.
b. Candrawati erlisa. (2014). Ketersediaan Buah Dan Sayur Dalam Keluarga

Sebagai Strategi Intervensi Peningkatan Konsumsi Buah Dan Sayur Anak

Usia Prasekolah. 2(3), 31–40.

c. Laras Santi, L. R. (2019). STUDI KASUS EFEKTIVITAS INTERVENSI

MASSAGE KAKI, AROMATERAPI SEREH & KOMBINASI

KEDUANYA TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA.

Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya.

d. Loka, Lola Vita dkk. (2018). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan

Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun).

e. Damayanti, T., Murbawani, etisa asi, & Fitrianti, deny yudi. (2018).

Hubungan Usia Pengenalan Sayur Dan Buah Dengan Tingkat Konsumsi

Sayur Dan Buah Pada Anak Prasekolah Usia 3-5 Tahun. 7, 1–7

f. Fitri,I.,& Wiji, rizki Natia. (2019). Gizi Reproduksi dan Bukti. Yogyakarta

g. pintautami, jatuwaris (2016) Effect Of Zinc Suplementation On Appetite in

Children. Yogyakarta

h. Putri,D.M.P, & Amalia.R.N. (2019). Terapi komplementer konsep dan

aplikasi dalam keperawatan.. Yogyakarta : PT Pustaka Baru

i. ramadhanti, n. n. (2019). TERAPI PIJAT ANAK DAN PEMBERIAN

SERBUK RIMPANG. perpustakaan universitas airlanga.

j. sari, d. s. (2018). Pengaruh Aromaterapi Minyak Sereh (Cymbopogon

citratus) Terhadap Pencegahan Postpartum Blues Pada Ibu Primipara Di

RSUD Kabupaten Sukoharjo. Indonesian Journal On Medical Science, 7-11.


Saputra, W., & Nurrizka, rahmah hida. (2013). Pengaruh Faktor Demografi Terhadap
Resiko Gizi Buruk Pada Tiga Komunitas Di Sumatera Barat. August.

k. Soetjiningsih, C.H. (2012) perkembangan anak sejak pembuahan sampai

dengan kanak-kanak awal. Jakarta : Kharisma Putra Utama

l. Tanjung, I. N., & Pangaribuan, L. (2018). Analisis Kualitas Massage Oil

Aromatherapy Dari Hasil Pemurnian Minyak Sereh Wangi Pada Siswa

Kelas Xi Tata Kecantikan Smk Negeri 8 Medan. 8, 46–54.

m.
F. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai