Sebuah artikel, materi, jurnal, dan bentuk bacaan lainnya tentu terdiri dari paragraf-paragraf
tersusun secara terstruktur sehingga membentuk teks yang memiliki kesatuan,
keharmonisan, dan kecocokan. Dalam sebuah paragraf terdiri atas dua bagian diantaranya
ialah Paragraf deduktif dan paragraf induktif yang berisi pikiran-pikiran dari seorang penulis.
Sebagian pembaca tidak akan membuang waktunya untuk membaca keseluruhan isi dari
tulisan tersebut, apalagi tulisan tersebut sangat panjang dan sulit untuk dipahami. Oleh karena
itu, cara yang digunakan untuk menangani masalah tersebut yaitu buatlah ringkasan dari teks
atau tulisan.
Ringkasan, berasal dari kata dasar “ringkas” memiliki arti pendek, potong, dan pangkas. Kata
ringkasan secara harfiah berasal dari bahasa yunani yaitu “percis” artinya memotong atau
memangkas. Jadi, Ringkasan secara sempit adalah cara efektif dalam penyajian suatu
karangan atau bentuk tulisan lainnya dalam bentuk singkat.
Fungsi Ringkasan adalah untuk mengetahui dan memahami gagasan utama dan tujuan
penulis melalui tulisannya seperti buku, artikel, dll secara keseluruhan dengan cepat dan
singkat.
Pembuatan ringkasan harus berdasarkan suatu karangan asli bukan berdasarkan pendapat atau
pemikiran pembuat ringkasan. Penulis ringkasan tidak bisa melepaskan dirinya dari kesan asli
karangan tersebut. Oleh sebab itu, sebuah ringkasan harus atau wajib mempertahankan setiap
bagian-bagian dari sebuah karangan atau bentuk tulisan lainnya tanpa ada kekurangan
sedikitpun. Sebuah karangan di pilah dan dipangkas dengan mengambil bagian-bagian pokok
dan membuang hal-hal yang bersifat tambahan atau tidak penting (menemukan pokok
permasalahan sebuah tulisan, menyusun kembali dalam tulisan yang ringkas). Pokok
permasalahan tersebut bisa ditemukan oleh penulis di setiap pragraf yang memiliki kalimat-
kalimat utama.
Kadang-kadang kita masih bingung perbedaan antara Ringkasan, kesimpulan, ikhtisar dan
rangkuman. Keempat metode penyajian ulang materi tersebut memiliki persamaan yaitu bisa
memperpendek atau mepersingkat sebuah karangan namun memiliki beberapa perbedaan
diantaranya ialah :
Membaca naskah asli dari sebuah karangan merupakan cara pertama yang harus dilakukan
oleh sesorang dalam pembuatan suatu ringkasan. Bacalah karangan atau naskah asli beberapa
kali untuk mengetahui tujuan, sudut pandang serta bagian-bagian penting penulis naskah
tersebut. Tujuan dan sudut pandang penulis naskah dapat ditemukan dan dipahami melalui
daftar isi, karena daftar isi berisi judul dan sub judul pokok-pokok sebuah karangan.
Setelah membaca naskah atau karangan asli, maka saatnya mencatat setiap ide pokok atau
gagasan utama yang mewakili setiap paragraf dalam karangan tersebut. Biasanya ide pokok
atau gagasan utama bisa terletak di awal, tengah dan akhir paragraf. Jangan lupa untuk
membaca kembali karangan terseut, alinea demi alinea dengan teliti dan seksama.
Ide pokok yang telah dicatat sebelumnya, selanjutnya akan di susun baru tetapi masih
menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Jika gagasan pokok atau ide pokok
tersebut masih belum jelas, disarankan baca ulang kembali karangan agar bisa menentukan
ide pokok yang sebenarnya.
Diatas merupakan cara yang digunakan untuk menyusun ringkasan yang baik dan benar,
namun terdapat tambahan atau peraturan dalam membuat ringkasan, yaitu :
1. Gunakanlah kalimat tunggal dari pada kalimat majemuk untuk membuat kalimat
ringkasan.
2. Perpendeklah tiap kalimat suatu karangan menjadi frasa dan frasa menjadi kata.
3. Jika, kalimat pada sebuah paragraf tidak penting untuk dijadikan sebagai ide pokok
maka dibuang saja
4. Wajib mempertahankan struktur, gagasan, dan sudut pandang karangan asli. Tidak
diperkenankan untuk memasukan pendapat pribadi dalam ringkasan.
5. Jika ringkasan tersebut diambil dari teks pidato atau ceramah, maka sudut pandang
yang digunakan diubah dari sudut orang pertama tunggal menjadi sudut pandang
orang ketiga.
6. Panjang sebuah ringkasan pun memiliki ketetapan, tidak bisa dibuat seperti keinginan
pembuat ringkasan. panjang ringkasan tergantung dari permintaan berapa panjang
ringkasan tersebut.
Jadi, untuk memahami dan mengetahui sebuah isi buku, artikel, atau bentuk penulisannya
lainnya dapat dilakukan dengan cara melakukan peringkasan pada karangan yang di baca.
selalu berpedoman pada aturan-aturan ringkasan, sehingga menciptakan ringkasan yang tetap
mempertahankan keaslian isi karangan dan ringkasan yang baik.
Referensi :
http://id.scribd.com/doc/13560779/Meringkas-Secara-Efektif
http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/ringkasan-dan-rangkuman/
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2155440-definisi-ringkasan-dan-ikhtisar/
PENGERTIAN RANGKUMAN
(RINGKASAN)Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau
meringkas suatu tulisan ataupembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan
perbandingan secara proporsionalantara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya
(Djuharni, 2001). Rangkuman dapat puladiartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan
pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yangterpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau
pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagiandemi bagian, dan sudut pandang
(pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.CARA MEMBUAT RANGKUMAN
DAN IKHTISAR Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji
kemampuan penulis pemuladalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan,
kemudian menyusun kembali dalamsebuah tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat
suatu rangkuman, penulis bisa langsungmengemukakan isi suatu uraian atau pembicaraan itu
tanpa harus menggunakan kalimatpenyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung
itu adalah menggunakan pernyataandengan kata-kata:³Pada buku yang berjudul Terampil
Meringkas, pengarang memulai dengan penjelasan tentangmasalah menulis ringkasan bagi
para penulis pemula sebagai berikut.´ atau ³Pengarang buku yang berjudul Ayo Menulis
memulai uraiannya dengan menyebutkan hal-hal sebagai berikut.´ Kalimatpenyambung
dalam sebuah rangkuman seperti contoh di atas tidak diperlukan. Penulis dapatlangsung
melakukan kegiatan mencari pokok-pokok permasalahan terhadap tulisan yang
akandirangkum sesuai dengan tulisan yang telah dibaca dan dipahami. Pokok-pokok
permasalahan dalam
Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan
anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap
berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan
pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu
sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang
sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi,
perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial.
Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan
perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat
perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul
menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna
mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan
orang tua mengenai perkembangan anaknya.
Perkembangan Kognitif
Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan
refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi
berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal
atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan
anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi
saat usia 0-2 tahun.
Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan
operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini
tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan,
menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret
operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak
sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara
hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna
memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir
terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak
sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti
matematika, agama dan lain-lain.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk
dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima
stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi
akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang
tidak dikenal dan ditakutinya.
Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu
membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan
orang lain.
Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan
bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar.
Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi
kuantitas dan kualitas.
Perkembangan Sosio-emosional
Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam
tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman
yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat
pengalaman yang tidak menyenangkan.
Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun,
perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh
anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika
lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5
tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah
mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat
menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa
terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan
lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.
149
Cover belakang Perkembangan bahasa dan bagaimana cara mengembangkannya untuk Anak Usia Dini
(AUD) kini semakin menarik perhatian orang khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam
dunia anak, lebih khusus lagi bagi mereka yang asyik dengan masalah pendidikan anak. Buku tentang
pengembangan bahasa AUD ini, sudah masuk dalam kurikulum Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak
(PGTK). Oleh karena buku yang tersedia belum seperti yang diharapkan, maka buku ini sengaja ditulis untuk
mengisi kekosongan tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai buku ini, pembaca dapat mengetahui tentang
hakikat pengembangan bahasa anak, hubungan antara bahasa dan berbicara, teori pemerolehan bahasa, tahap-
tahap perkembangan bahasa, dan beberapa contoh teknik pengembangannya. Pengembangan bahasa pada anak
merupakan suatu proses. Proses yang dimaksud adalah pola pembentukan bahasa yang dimulai dari kegiatan
yang paling sederhana, yaitu kegiatan menyimak/mendengarkan, mengucapkan/berbicara, membaca/membaca
gambar, sampai pada kegiatan yang sulit yaitu menulis/menggambar. Ketika anak menyimak bunyi bahasa, ia
juga mendengarkan bahasa yang digunakan sehari-haro. Dari kegiatan mendengar itu, anak diharapkan dapat
mengungkapkannya dalam bahasanya sendiri secara bebas, ini berarti anak berbicara. Demikian juga ketika anak
melihat gambar karena ia belum dapat membaca, ia pun juga diharapkan dapat menceritakannya kembali secara
lisan atau menggambarkan kembali dengan sesuka hati. Ini berarti anak belajar menulis. Sehingga tidak
mengherankan ketika anak pada awal memasuki sekolah, ia sudah menunjukkan keterampilannya dalam
berbahasa. Demikianlah gambaran tentang bagaimana keterampilan bahasa anak ini ditanamkan agar
kemampuan linguistiknya berkembang. Anak haruslah diberi kesempatan untuk mengekspresikan
kemampuannya lewat bahasa. Anak seharusnya diberi kebebasan untuk mendengarkan, bercerita,
membaca/malihat gambar, berbicara dan menulis atau menggambar. Berilah kesempatan itu,
150
berilah dorongan, penghargaan, dan tumbuhkan harga dirinya, agar anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Oleh karena itu, lingkungan haruslah memberikan kesempatan yang kaya bahasa, dan memungkinkan anak
dapat berkembang bahasanya secara maksimal. Guru di sekolah, sebelum mengajar, hendaknya membuat
rancangan pembelajaran terlebih dahulu. Selain itu, guru juga perlu mengikuti perkembangan bahasa yang
sedang dikuasi anak. Anak tidak harus dikondisikan untuk dapat belajar memindahkan pola-pola kalimat agar
mereka terampil berbahasa, namun mereka perlu beljaar bahasa secara alami, yakni dengan menggunakan
program yang telah tertata secara bersistem.
TABEL KARAKTERISTIK USIA 0-8 TAHUN
Usi
a
Lingkup Perkembangan
Ana
k
Usi
a 6-
8
Tah
un