Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

STUDI KASUS

“Studi Analisa Penyebab Penurunan Daya Mampu (derating)


pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel “

Disusun oleh Yuliandra Syarial Nurdin ST MT, Mahasiswa Magister Teknik Mesin ITB – PLN

Email ; yuliandra@pln-litbang.co.id, yuliandra1980@gmail.com

I. Pendahuluan
I.1 Latar belakang
Dalam usaha penyediaan tenaga listrik di wilayah Indonesia, pembangkit listrik berbahan
bakar minyak sering menjadi sorotan nasional karena dari segi operasional memerlukan biaya
operasi yang relatif tinggi di bandingkan jenin pembangkit lain, dan kondisi ini didominasi
oleh Unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sejumlah Satuan Pembangkit Diesel
milik PLN yang tersebar diseluruh wilayah nusantara telah mengalami derating, sehingga
mengakibatkan daya yang tersedia tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan penyediaan
tenaga listrik. Pengelolaan PLTD dengan seksama oleh manajemen PT PLN, mutlak
diperlukan agar aset dan performance, keandalan (reliability) dan ketersediaan (availibility)
selalu dapat dipertahankan pada kondisi optimum sehingga biaya operasional tidak semakin
tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis membuat suatu kajian/analisa dalam bentuk
knowledge sharing untuk menganalisa penyebab derating dari PLTD secara sistem sehingga
kedepannya dapat diantisipasi untuk tindakan perbaikannya.
Knowledge sharing ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pihak manajemen
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), untuk mengantisipasi lebih dini penyebab
terjadinya derating, dan menentukan action plan perbaikan kedepan. Sehingga dapat
mempertahankan dan meningkatkan kinerja unit pembangkit thermal (PLTD. Dan juga
sebagai sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dalam bidang
ketenagalistrikan.

I.2 Perumusan Masalah dan Metodologi.


Untuk mengetahui penyebab terjadinya derating pada PLTD, akan diidentifikasi dengan
beberapa pertanyaan seperti berikut ini :

1 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

 Komponen apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya derating pada PLTD ?
 Pada masing-masing komponen, parameter apa saja yang dapat digunakan sebagai
indikator yang menunjukan indikasi penyebab derating ?

Komponen-komponen penyebab derating pada PLTD banyak sekali, tetapi secara umum
dapat dikelompokan menjadi 3 bagian , yaitu :
1. Energi Awal (bahan bakar).
2. Komponen mekanik (prime mover).
3. Listrik ( generator).

Pada kajian ini, ruang Iingkup yang dianalisa sebagai sumber penyebab derating dibatasi,
hanya pada komponen mekanik mesin itu sendin (prime mover). Selanjutnya untuk meng
identifikasi masalah dan ruang lingkup kajian ini, penyebab terjadinya derating pada PLTD
dapat dirumuskan sebagai berikut ini :

a) Apakah ada pengaruh sistem pembakaran terhadap derating?


b) Apakah ada pengaruh sistem pendingin mesin terhadap derating?
c) Apakah ada pengaruh sistem pengisapan, pembuangan terhadap derating?
d) Apakah ada pengaruh undersize crankshaft terhadap derating?
e) Apakah ada pengaruh degradasi komponen material terhadap derating ?

2 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

II. Kajian Literatur

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, teori yang dikaji adalah teori-teori yang relevan
dengan penyebab derating pada PLTD.
II.1 Terminologi derating
Daya terpasang :
Daya terpasang adalah besarnya kapasitas produksi terbesar (maximum capacity) yang
dapat dibangkitkan oleh PLTD, tanpa dibatasi oleh kondisi mesin dan musim. Daya
terpasang tersebut sesuai dengan yang tertulis pada " name plate " mesin.
Daya mampu :
Daya mampu adalah besarnya kapasitas produksi yang tersedia (availibility capacity) yang
dapat dibangkitkan oleh PLTD, karena kondisi mesin maupun musim. Daya mampu
tersebut biasanya dipikul oleh PLTD pada saat jam pelayanan beban puncak dan daya
kritis.
Derating :
Derating adalah pengurangan produksi atau penurunan daya mampu yang dibangkitkan
oleh PLTD karena kondisi mesin maupun musim, atau selisih antara daya terpasang
dengan daya mampu. Berdasarkan kondisi yang dialami oleh PLTD, derating dapat dibagi
menjadi 2 (dua) macam, yaitu derating sementara dan derating permanen.

II.2 Kesetimbangan energi


Sesuai dengan hukum termodinamika pertama (kekekalan energi), energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat berubah dari satu bentuk kebentuk
energi yang lain. Terdapat suatu kesetimbangan antara energi masukan dan keluaran. Energi
yang dimiliki oleh bahan bakar di dalam ruang bakar mesin selain menghasilkan daya mesin
juga menghasilkan energi panas dan energi yang dibuang melalui gas buang,
lihat rumus di bawah ini :

Dimana : EBB = Energi bahan bakar


W = Kerja mekanik mein
A = Panas yang diserap oleh sistem pendingin
EGB = Energi gas buang
Berdasarkan analisa empiris heat balance pada mesin diesel, komposisi energi mulai dari
energi yang dihasilkan oleh bahan bakar dapat diuraikan menjadi :
3 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT
Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

1) Kerja Mekanik (41%).


2) Kerugian karena gas buang (30%).
3) Kerugian karena pendinginan air (21%).
4) Kerugian karena pendinginan minyak pelumas (oli) (5%)),
5) Kerugian karena radiasi (3%).

Gambar 2.1 Diagram Sankey untuk balance energi pada mesin diesel
Apabila daya mampu yang dibangkitkan suatu PLTD menurun (derating) hal tersebut sudah
pasti disebabkan karena penurunan kerja mekanik. Bila terjadi penurunan kerja mekanaik,
maka akan diiringi dengan peningkatan kerugian. Dengan demikian maka komponen
peralatan yang menyebabkan peningkatan kerugian adalah merupakan penyebab menurunnya
kerja mekanik atau penyebab terjadinya derating pada PLTD. Secara umum bagan konversi
energi sebuah mesin-diesel dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Aliran energi pada mesin diesel


4 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT
Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

Pada PLTD, bahan bakar diumpankan ke dalam ruang bakar dan bercampur dengan udara
sehingga terbakar, selanjutnya terjadi perubahan energi kimia menjadi energi panas. Energi
panas yang terjadi tidak dapat semua digunakan untuk memutar poros engkol karena terdapat
kerugian gas buang, pendinginan dan radiasi. Energi yang tersisa yang dikonversi menjadi
tenaga sebut tenaga indikatif (indikatif horse power,IHP). Tenaga inilah yang menggerakan
piston dan akan mengalami kerugian dalam mentrasmisikannya karena gesekan, pemompaan,
dan lain-lain. Jumlah semua kerugian tersebut dikonversikan ketenaga dan disebut tenaga
gesek (friction horse power, FHP). Energi yang tersisa adalah energi mekanis yang berguna,
yang disebut energi efektif (brake horse power, BHP).

Efisiensi Mesin
Bila unjuk kerja mesin diindikasikan dengan istilah efisiensi (), dan ada lima macam
efisiensi yang dapat didefenisikan sebagai berikut :
l. Efisiensi termal indikatif (indicated thermal efficiency), adalah perbandingan energi daya
indikatif terhadap energi bahan bakar.


( )

2. Efisiensi mekanis (mechanical efficiency) adalah perbandingan daya efektif (daya yang
dihasilkan) terhadap daya indikasi (daya yang mengerakan piston)

dan daya gesekan (friction horse pwer) :


fhp= ihp - bhp

3. Efisiensi termal brake (brake thermal efficiency), adalah efisiensi total yaitu perbandingan
energi dalam daya brake terhadap energi bahan bakar.


( )

Dan
  

5 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

4. Efisiensi Volumetris
Keluaran mesin dibatasi oleh jumlah maksimum udara yang dapat diambil selama langkah
isap karena hanya sejumlah tertentu bahan bakar yang dapat terbakar secara efektif dengan
jumlah udara yang tersisa. Efisiensi volumetris adalah petunjuk kemampuan mesin dalam
menghisap udara dan didefinisikan sebagai perbandingan udara aktual yang terhisap pada
kondisi atmosfir terhadap volume langkah mesin. Efisiensi volumetrik dapat dihitung
berdasarkan mass atau volume udara.

5. Efisiensi relatif atau perbandingan efisiensi adalah perbandingan efisiensi termal siklus
actual terhadap siklus ideal.

II.3 Sistem bahan bakar


Sistem bahan bakar pada gambar 2.3, merupakan rangkaian komponen, tangki, filter, pompa
supply, pompa injektor dan pipa saluran untuk dapat menyemprotkan bahan bakar ke ruang
bakar dengan waktu (timing) dan jumlah yang tepat.

Gambar 2.3 Aliran sistem bahan bakar pada PLTD

6 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

Gambar 2.4 Aliran sistem bahan bakar pada PLTD

Komponen - komponen sistem bahan bakar :


 Tangki bahan bakar berfungsi untuk menampung bahan bakar yang akan digunakan
untuk proses pembakaran dalam mesin.
 Filter berfungsi untuk menyaring atau membersihkan bahan bakar dari kotoran-kotoran
sebelum digunakan untuk proses pembakaran.
 Power supply berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar dari tangki penyimpan ke
tangki harian atau langsung ke pompa injeksi melalui filter.
 Pompa injeksi berfungsi untuk memompakan dan menaikkan tekanan bahan bakar ke
injektor (20 s/d. 30 kpsi). Parameter tekanan yang kurang tinggi akan mempengaruhi
jumlah bahan bakar yang masuk kedalam silinder, hal ini menyebabkan kualitas
pembakaran menjadi kurang sempurna. Biasanya ditandai dengan tekanan pembakaran
yang lemah jika dibandingkan silinder lainnya. Fungsi lain dari pompa injeksi bahan
bakar adalah sebagai pendingin dalam ruang bakar, volume bahan bakar yang kurang
dapat menyebabkan temperatur mesin tinggi.

7 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

Prinsip kerja pompa injeksi jenis Bosch sesuai gambar 2.5 ;


 Saat plunyer melangkah turun, bahan bakar masuk ke ruang atas plunyer.
 Plunyer melangkah naik, menutup lubang masuk dan bypass mulai penyemprotan.
Plunyer terus melangkah naik, bahan baker diatas plunyer bertekanan tinggi mernbuka
katup penutup plunyer (livery valve) melalui pipa tekanan tinggi, bahan bakar
menyemprot keruang bakar melalui injector.
 Ketika alur (helix) pada plunyer bertemu dengan tubang bypass, tekanan diatas plunyer
hilang karena bahan bakar dibocorkan lewat bypass. Katup penyalur kembali tertutup
rapat karena ada pegas, sehingga bahan baker yang ada didalam pipa saluran ke injector
tidak bisa kembali ke pompa injeksi.

Gambar 2.5 Pompa injeksi Bosch

 Injektor : berfungsi sebagai alat injeksi dan pengabutan bahan bakar dalam silinder.
Kualitas pengabutan yang kurang baik menyebabkan proses pembakaran yang terjadi
tidak sempurna. Hal ini biasanya ditandai dengan temperatur exhaust yang tinggi, karena
delay time menjadi lebih panjang, ada kemungkinan bahan bakar terbakar pada akhir
langkah buang, sehingga bahan bakar terbakar disaluran gas buang. Prinsip kerjanya
Injektor yaitu sbb :
1) Kekuatan/tenaga pegas F menekan jarum (needle) sehingga mentup ternpat dudukan
jarum di nozzle. Bila pompa injeksi bekerja, tekanan bahan bakar (p) akan naik pada
ruang nozzle dan mengangkat jarum keatas.

8 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

2) Jarum terangkat keatas sewaktu ada tekanan bahan bakar (p) selama waktu tertentu.
3) Setelah tekanan (p) turun, berarti proses injeksi bahan bakar selesai, maka jarum
bergerak kebawah untuk menutup.

 Injection valve, terdiri dari ;


 Sebuah nozzle (4) dan sebuah nozzle holder (1) dengan pegas beban untuk needle (5)
diikat pada bagian bawah oleh tutup (cupment) (6).
 Tenaga pegas (7) dibebankan pada jarum lewat push rod (8). Dimana pengaturan
beban tekanan pegas tersebut diatur oleh regulating screw(9).
 Pipa penghubung aliran bahan bakar (2) ditahan atau dirapatkan oreh grand (3) untuk
menjaga dari kemungkinan bocor.
 Pendingin mengalir kedalam dan keluar injector rewat lubang pendingin yang ada di
nozzle dan nozzle holder, untuk menjaga supaya tepat (presisi) maka dipakai dowel
pin (10).

Gambar 2.6 Fuel injection valve

 Ruang bakar
Ruang bakar terdiri dari cylinder liner, piston dan cylinder head. Cylinder liner
berpenampang lingkaran, di dalamnya terdapat piston (torak) yang dapat bergerak translasi
secara bolak balik dengan leluasa, sedangkan pada cylinder head terdapat katup isap dan
katub buang serta perlengkapan penyemprot bahan bakar (injector). Kerapatan gas dalam
silinder dijamin oleh cincin torak yang bergerak translasi sesuai dengan gerakan torak itu

9 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT


Studi Kasus Tugas Belajar – Semester II - 2013

sendiri. Hal tersebut merupakan syarat utama untuk menjamin berlangsungnya proses
pembakaran dengan sebaik baiknya.
Proses pembakaran pada ruang bakar mesin diesel 4 langkah mengikuti langkah-langkah
berikut :
Prinsip kerja mesin diesel 4 langkah, bila gerakan piston telah mencapai 4 (empat) kali, maka
putaran pena engkol terjadi 2 (dua) kali dan menghasilkan 1(satu) kali kerja [3].

Langkah-1 :yaitu langkah pemasukan, pada langkah ini kedua katub masuk membuka dan
katub buang tertutup. Udara mengalir kedalam silinder.
Langkah-2 :yaitu langkah kompresi, pada langkah ini kedua katub masuk menutup, piston
bergerak dari TMB ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. Sesaat
sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan.
Langkah-3 :yaitu langkah ekspansi, pada langkah ini karena bahan bakar yang
diinjeksikan kedalam silinder yang bertekanan tinggi maka terjadi pembakaran
bahan bakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai
piston mencapai TMB, pada langkah ini kedua katub tertutub.
Langkah-4 :yaitu langkah buang, ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang
terbuka dan katub masuk tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA
& gas sisa pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah
ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi.

Kualitas Pembakaran
Kualitas pembakaran sangat tergantung pada timing penyemprotan, tekanan bahan bakar dan
suplai udara untuk keperluan pembakaran.
a) Timing Penyemprotan Bahan Bakar
Gambar 2.7 menunjukan profil pembakaran dalam ruang bakar pada beberapa sudut
penyemprotan .
 Jika sudut penyemprotan terlalu cepat akan menyebabkan parameter laju kenaikan
tekanan pembakaran semakin cepat dan semakin tinggi tekanan pembakaran dalam
silinder.
 Jika timing penyemprotan terlambat, maka waktu yang dibutuhkan bahan bakar untuk
terbakar menjadi sempit, bahan bakar dapat terbakar pada knalpot atau saluran exhaust.

10 Yuliandra Syahrial Nurdin ST MT

Anda mungkin juga menyukai