Anda di halaman 1dari 10

NAMA: HENI HANDAYANI

NIM : 02410013021019
TUGAS: PATOFISIOLOGI

 SEL TH (HELPER)
1.PENGERTIAN
sel T helper adalah peningkatan jumlah sel T helper yang mengenali antigen spesifik , dan
beberapa sitokin sel T diproduksi. Sitokin memiliki konsekuensi lain , salah satunya adalah
bahwa IL-2 memungkinkan sel T sitotoksik atau regulator yang mengenali antigen yang sama
menjadi aktif dan berkembang biak. Dalam kasus sel B, sekali sel T pembantu telah
diaktifkan oleh antigen, menjadi mampu mengaktifkan sel B yang telah bertemu dengan
antigen yang sama. Sitokin yang disekresikan oleh sel T penolong juga dapat berinteraksi
dengan sel B dan memberikan stimulasi tambahan.
Sel T pembantu (bahasa Inggris: T helper cell, Th, T effector cell) adalah sub-kelompok
limfosit (jenis sel darah putih atau leukosit) hasil aktivasi sel T CD4+ yang memainkan peran
penting dalam sistem imun.[1] Sel T pembantu tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Sel ini
tidak dapat membunuh patogen secara langsung.

Sel TH ikut serta dalam mengaktivasi dan mengarahkan sel imun lainnya, dan penting pada
sistem kekebalan tubuh. Mereka penting dalam menentukan pemilihan kelas antibodi sel B,
aktivasi dan pertumbuhan sel T sitotoksik, dan memaksimalkan aktivitas bakterisidal dari
fagosit seperti makrofag. Sel ini disebut sel T pembantu karena perannya dalam membantu
selsel lain untuk meningkatkan aktivitasnya.

2.FUNGSI
Sel TH ikut serta dalam mengaktivasi dan mengarahkan sel imun lainnya, dan penting pada
sistem kekebalan tubuh. Mereka penting dalam menentukan pemilihan kelas antibodi sel B,
aktivasi dan pertumbuhan sel T sitotoksik, dan memaksimalkan aktivitas bakterisidal dari
fagosit seperti makrofag.
4.JUMLAH DALAM TUBUH
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting
dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai sel-T. jumlah sel CD4
yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal
biasanya berkisar antara 500 dan 1.600. Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang
lebih cocok kita lihat persentase sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4% = 34%, ini berarti
34% limfosit kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil dibandingkan jumlah sel CD4
mutlak. Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium mempunyai kisaran yang
berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdasarkan CD4%, kecuali untuk
anak berusia di bawah lima tahun.Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan
yang berat pada sistem kekebalan tubuh.

 SEL TS SUPRESOR

1.PENGERTIAN

Sel T supresor adalah salah satu jenis sel T yang berperan dalam respon kekebalan seluler

2.FUNGSI

Sel T Supresor, berfungsi untuk menekan produksi antibodi yang dihasilkan oleh sel-sel B
plasma, serta menghambat aktivitas dari sel T sitotoksik dan sel T penolong. Sel T supresor
akan bekerja ketika suatu infeksi sudah berhasil ditangani.

3.MANFAAT

Sel T supresor, bermanfaat setelah diaktivasi oleh sel T helper akan menekan sel B dan T
 SEL TC (cytotoxic)

kelas ketiga terdiri dari sel T “pembunuh”, yang bersifat sitotoksik (yaitu, mereka mampu
menghancurkan sel lain). sebagian besar limfosit yang terletak di antara sel-sel epitel mukosa
adalah sel T pembunuh. sel T menemukan dan membunuh sel yang terinfeksi virus karena
antigen virus di permukaannya, sehingga menyebabkan infeksi karena virus tidak akan
tumbuh di dalam sel mati. Jika sel yang terinfeksi virus tidak penting untuk fungsi inang, sel
T pembunuh. mekanisme imunitas yang diperantarai sel melibatkan sel T sitotoksik. Mereka
menempelkan diri dengan reseptor mereka ke sel target yang permukaannya mengekspresikan
antigen yang sesuai (terutama yang dibuat oleh virus yang sedang berkembang) dan merusak
sel yang menginfeksi cukup untuk membunuh mereka.sel darah putih yang dikenal sebagai
limfosit T sitotoksik (atau sel T sitotoksik), yang bertindak untuk menghancurkan virus yang
menyerang dan sel yang terinfeksi virus sel, yang dapat berupa sel T sitotoksik atau sel
pembunuh alami, memiliki reseptor yang mengikat bagian ekor dari molekul antibodi IgG
(bagian yang tidak mengikat antigen). Setelah terikat, sel pembunuh memasukkan protein
yang disebut perforin ke dalam sel target, menyebabkannya membengkak yaitu bahwa IL-2
memungkinkan sel T sitotoksik atau regulator yang mengenali antigen yang sama menjadi
teraktivasi dan berkembang biak. Sel T sitotoksik,

pada gilirannya, dapat menyerang dan membunuh sel lain yang mengekspresikan antigen
asing dalam hubungannya dengan molekul MHC kelas I, yang—seperti dijelaskan di atas—
ada pada hampir ... mengaktifkan sel T pembantu atau limfosit T sitotoksik. Semua limfosit
yang diaktifkan bermigrasi melalui medula dan memasuki sirkulasi limfatik melalui
pembuluh limfatik eferen, yang mengalir ke kelenjar getah bening yang dekat atau akhirnya
ke saluran toraks, pembuluh utama sistem limfatik.

2.FUNGSI

Sub populasi limfosit T lain yang disebut dengan sel T-sitotoksik (T-cytotoxic), juga
berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme intraseluler yang disajikan melalui MHC
kelas I secara langsung (cell to cell). Selain menghancurkan mikroorganisme secara langsung,
sel Tsitotoksik, juga menghasilkan gamma interferon yang mencegah penyebaran
mikroorganisme kedalam sel lainnya. Sel T sitotoksik berfungsi untuk membunuh dan
menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Sel sitotoksik dapat melepaskan granula sitotoksok
ke dalam sel yang terinfeksi virus. Hal tersebut akan membunuh sel tersebut sehingga tidak
meganggu sistem kekebalan tubuh.

* SEL TD

1.PENGERITAN

Sel TH1. Sel TH1 berperan dalam mengaktifkan makrofag untuk meningkatkan
kapasitasnya dalam menghancurkan bakteri terfagosit.Hipersensitivitas (juga disebut reaksi
hipersensitivitas atau intoleransi ) mengacu pada reaksi yang tidak diinginkan yang dihasilkan
olehsistem kekebalanbiasa, termasukalergidanautoimunitas. Mereka biasanya disebut sebagai
produksi berlebihan dari sistem kekebalan dan reaksi ini dapat merusak dan tidak nyaman. Ini
adalah istilah imunologis dan jangan dikacaukan dengan istilah kejiwaan hipersensitif yang
menyiratkan kepada individu yang mungkin terlalu sensitif terhadap fisik (yaitu suara,
sentuhan, cahaya, dll) dan/atau rangsangan emosional. Meskipun ada hubungan antara
keduanya – penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang
memilikiADHD(gangguan psikiatri) lebih mungkin mengalami reaksi hipersensitivitas seperti
alergi, asma, eksim daripada mereka.

Reaksi imun tubuh yang dapat menimbulkan cedera disebut hipersensitivitas merupakan
dasar dari patologi yang terkait dengan penyakit imunologi. Istilah ini muncul dari
individu yang sebelumnya pernah terpapar antigen memanifestasikan reaksi yang dapat
dideteksi terhadap antigen tersebut dan karena itu disebutt.Ada beberapa hal penyebab
gangguan hipersensitivitas secara umum yaitu :

• Reaksi hipersensitivitas dapat ditimbulkan secara eksogen oleh antigen

lingkungan (mikroba dan non mikroba) atau secara endogen oleh antigen diri

(self). Manusia hidup di lingkungan yang penuh dengan zat-zat yang mampu

menimbulkan respons imun. Antigen eksogen meliputi yang ada di debu,

serbuk sari, makanan, obat-obatan, mikroba, dan berbagai bahan kimia.

Respon imun akibat antigen eksogen dapat terjadi pada berbagai bentuk, mulai

dari gangguan ringan, seperti gatal-gatal kulit, hingga penyakit yang

berpotensi fatal, seperti asma bronkial dan anafilaksis. Beberapa reaksi yang

umum pada antigen lingkungan menyebabkan kelompok penyakit dikenal

sebagai alergi. Respon imun terhadap diri sendiri atau autologous, antigen,

mengakibatkan penyakit autoimun.

• Hipersensitivitas biasanya diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara

mekanisme efektor respon imun dan mekanisme kontrol yang berfungsi

membatasi respon-respon secara normal. Faktanya banyak hipersensitivitas

diduga penyebab utamanya adalah kegagalan regulasi normal. Kita akan

kembali ke konsep ini saat kita mempertimbangkan autoimmunitas.

• Perkembangan penyakit hipersensitivitas (alergi dan autoimun) sering

dikaitkan dengan pewarisan gen kepekaan tertentu. Gen HLA dan banyak gen

non-HLA telah terlibat dalam berbagai penyakit, contoh spesifik akan

dijelaskan dalam konteks penyakitnya.

• Mekanisme cedera jaringan pada reaksi hipersensitivitas sama dengan

mekanisme efektor pertahanan terhadap infeksi patogen. Masalah pada

ersensitisasi atau menjadi peka atau menjadi sensitif. Hipersensitivitas


berdampak pada sesuatu yang berlebihan atau reaksi berbahaya terhadap

antigen.

2.Reaksi pada tubuh

Reaksi hipersensitivitas dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis.

Tipe I : Reaksi langsung yang diperantarai IgE

Tipe II : Reaksi yang diperantarai antibodi (antibodi IgG atau IgM)

Tipe III : Reaksi yang diperantarai kompleks imun

Tipe IV : Sitotoksik, diperantarai sel, reaksi hipersensitivitas Anda [2]

Tiga jenis pertama dianggap sebagai reaksi hipersensitivitas langsung karena terjadi dalam 24
jam. Jenis keempat dianggap sebagai reaksi hipersensitivitas, karena biasanya terjadi lebih
dari 12 jam setelah terpapar alergen, dengan waktu reaksi maksimal antara 48 dan 72 jam.

RINGKASAN
Hipersensitifitas Tipe I Segera

• Ini juga disebut reaksi alergi, atau alergi


• Mereka diinduksi oleh antigen lingkungan (allergen), yang merangsang kuat respon

TH2 dan produksi IgE pada individu yang rentan secara genetis

• IgE melapisi sel mast dengan ikatan terhadap reseptor Fcε; terpapar kembali oleh

allergen menyebabkan ikatan silang IgE dan FcεRI, aktivasi sel mast dan pelepasan

mediator.

• Mediator-mediator utama adalah histamin, protease dan isi granula lainnya,

prostaglandin dan leukotrien dan sitokin.

• Mediator-mediator yang respon terhadap reaksi segera vaskuler dan otot polos juga
reaksi fase akhir (inflamasi).

• Manifestasi klinis mungkin bersifat lokal atau sistemik dan berkisar dari rinitis ringan
yang mengganggu sampai anafilaksis fatal

Hipersensitivitas Tipe II yang dimediasi Antibodi

Antibodi yang bereaksi dengan antigen timbul pada permukaan sel atau di dalam matriks

ekstraselular menyebabkan penyakit dengan merusak sel-sel tersebut, memicu inflamasi atau

mengganggu fungsi normal. Antibodi mungkin spesifik untuk sel normal atau antigen-

antigen jaringan (autoantibodies) atau untuk antigen-antigen eksogen, seperti protein kimia

atau mikroba, yang mengikat ke permukaan sel atau matrik jaringan. Mekanisme yang

bergantung pada antibodi dapat menyebabkan cedera jaringan yaitu diilustrasikan pada

(Gambar 6-16) dan dijelaskan berikutnya. Reaksi-reaksi ini adalah penyebab penting

beberapa penyakit (Tabel 6-3)


Hipersensitifitas Tipe III ( Immune Complex-Mediated)

Kompleks antigen-antibodi menghasilkan kerusakan jaringan terutama dengan menimbulkan


area deposit pada inflamasi. Reaksi patologis biasanya diawali ketika antigen bergabung
dengan antibodi dalam sirkulasi darah, menghasilkan kompleks imun yang biasanya
tersimpan di dinding pembuluh. Seringkali, kompleks dapat terbentuk di lokasi dimana
antigen telah tertanam (planted) sebelumnya (disebut kompleks imun insitu). Antigen yang
membentuk kompleks imun, bisa jadi eksogen, seperti protein asing yang ada disuntikkan
atau diproduksi oleh mikroba yang
infeksius, atau berasal dari endogen, jika individu menghasilkan antibodi terhadap antigen
diri sendiri (autoimmunity). Contoh-contoh gangguan kompleks imun dan antigen yang
terlibat tercantum dalam Tabel 6-4. Penyakit yang dimediasi imun kompleks cenderung
bersifat sistemik, namun seringkali melibatkan ginjal

(glomerulonefritis), sendi (arthritis) dan pembuluh darah kecil (vaskulitis), semua yang
umumnya area deposit kompleks imun.
Hipersensitifitas Tipe IV( T Cell-Mediated)

Hipersensitifitas yang dimediasi oleh sel tipe ini disebabkan oleh sitokin yang menyebabkan
inflamasi dihasilkan oleh Sel T CD4+ dan pembunuhan sel oleh sel sel T CD8 (Gambar 6-
18). Hipersensitifitas yang dimediasi oleh sel T CD4+ diinduksi oleh lingkungan dan antigen
sendiri adalah penyebab terbanyak penyakit inflamasi kronis, termasuk penyakit autoimun
(Tabel 65). Sel CD8+ bisa juga terlibat dalam beberapa kasus penyakit autoimun dan
mungkin sel efektor dominan dalam reaksi tertentu, Hal tersebut terutama terjadi pada infeksi
virus.

Anda mungkin juga menyukai