Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN STUDI LAPANG

MATA KULIAH ETIKA ADMINISTRASI

(PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENGEMBANGKANDAN


MELESTARIKAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT
DI DESA SANJAI KECAMATAN SINJAI TIMUR KABUPATEN SINJAI)

DISUSUN OLEH :

Nama : Wardayanti
NIM : 200222120
Kelas : AP Reguler 3
Dosen : Syamsuddin, S. Sos., M. Si.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(FISIP)
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH SINJAI
T.A. 2022-2023
A. LATAR BELAKANG

1.Gambaran Umum Desa Sanjai


Nama Desa Sanjai adalah suatu nama yang bersumber dari nama
seseorang yaitu PuangSanjai Labone. Puang Sanjai yaitu nama
orang sedangkan Labone, berasal dari kata La yang artinya laki-laki
berani dan bone yang artinya Watampone. jadi Puang Sanjai
Labone mengandung arti seorang laki-laki berani yang berasal dari
Bone, Puang sanjai Labone berasal dari Bone yang bertempat
tinggal di suatu ladang yang berpondok-pondok dengan kata lain
Maddumme. Puang Sanjai Labone pernah membantu Arung Lasiai
untuk mengembalikan puterinya yang telah diambil paksa oleh
Belanda dan dibawa ke daerah Gowa pada zaman penjajahan
Belanda pada masa pemerintahan raja Gowa yang ke X.
Puteri Aru Lasiai berhasil diambil kembali oleh Puang Sanjai
Labone di Gowa, kemudian diantar pulang ke kampung asalnya
dengan menggunakan perahu, setelah sampai di pinggir pantai
Kampung Dumme di teluk Bone atau tempat kediaman Puang
Sanjai Labone, mereka mampir sejenak untuk beristirahat di suatu
pasik di teluk Bone tersebut. Di tempat peristirahatan itulah puteri
Aru Lasiai dijemput oleh rakyat Lasiai yang disertai dengan bunyi-
bunyian khas kebudayaan bugis, antara lain gendang dan gong.
Atas jasa-jasanya, nama Puang Sanjai Labone menjadi asal
mula tiga nama tempat, yaitu tempat tinggal puang Sanjai Labone di
sebuah ladang berpondok disebut dengan nama kampung
MADDUMME, daerah kekuasaan atau tempat untuk melanjutkan
cita-citanya diberi nama Desa SANJAI, dan pasik untuk beristirahat
diberi nama Pasik LASIAI. Dan Puang Sanjai Labone Mampu
mempersatukan masyarakat empat kampung tersebut yaitu
Kampung Bisokeng, Jahung-Jahung, Lasiai, Korasa dan kampung-
kampung lainnya, begitulah sejarah singkat Dumme Sanjai sehingga
Dumme menjadi ibu kota Desa Sanjai sampai sekarang.
Desa Sanjai terbentuk pada Tahun 1961 yang ditandai dengan
pelantikan A.Mappangaro yang dilantik pada Tahun 1961.Desa
Sanjai adalah Desa yang berada di wilayah Kecamatan Sinjai Timur
yang membawahi 4 (Empat) Kampung yakni elk
1. Kampung Bisokeng
2. Kampung Jahung-Jahung
3. Kampung Korasa
4. Kampung Lasiai
Keempat Kampung tersebut diatas masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala
Kampung, Kemudian pada tahun Tahun 1993 Desa Sanjai dimekarkan menjadi
2 Desa yakni Desa pecahannya adalah sekarang Desa Lasiai, dan pada tahun
pemekaran akhirnya Desa Sanjai terbagi atas 5 (lima) Dusun yaitu :
1. Dusun Bisokeng,
2. Dusun Jahung-Jahung
3. Dusun Kahu-Kahu.
4. Dusun Dumme
5. Dusun Takkalala
Adapun Kepala Desa yang perna memerintah Di Desa Sanjai :

1. A.Mappanganro Tahun 1961 – 1965


2. A.Bustan Tahun 1965-1991
3. A.Biswadi Tahun 1991 – 1997
4. A.Sonda Tahun 1997 -2006
5. Baharuddin Tahun 2006 – 2008 (Pejabat Sementara)
6. A.Muhammad Arsal 2008 – 2014
7. Drs. Abdul Rasyid 2014-2015 ( Pejabat Sementara)

8. Muhammad Arsal, S.Ip (2015-2021)


1.Bidang-Bidang Kerja/Job Discription

Tata kerja Organisasi Kapala kantor Desa Sanjai, yaitu


a. Kepala Desa

Kepala desa mempunyai tugas dan wewenang

1) Menyelenggarakanpemerintahan Desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama BPD

2) Mengajukan rancangan peraturan Desa

3) Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan

persetujuan bersama BPD

4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa

mengnenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan

bersama BPD

5) Membina kehidupan masyarakat Desa

6) Membina ekonomi Desa

7) Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

8) Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

paeraturan perundang-undangan; dan

9) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

b. Sekretaris Desa

Sekertaris desa mempunyai tugas

1) Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal Kepala Desa

berhalangan
2) Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa

diberhentikan sementara

3) Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa

4) Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa

5) Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan;

dan

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

c. Kepala Urusan (Kaur) Umum

Mempunyai tugas yaitu:

1) Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk

dan surat keluar serta pengendalian tata kearsipan

2) Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa

3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum

4) Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian

alat tulis kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan

kantor

5) Pengelolaan administrasi perangkat Desa

6) Persiapan bahan-bahan laporan; dan

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

Desa.

d. KAUR Keuangan

Bertugas yaitu:
1) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa

2) Persiapan bahan penyusunan APB Desa; dan

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

Desa.

e. KAUR Pemerintahan

Bertugas :

1) Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan

2) Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan

Desa dan keputusan Kepala Desa

3) Pelaksanaan kegiatan Administrasi Pertanahan

4) Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa

5) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan

kelembagaanmasyarakat untuk kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan Desa

6) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan

kemasyarakatan yang berhubungan dengan upaya

menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan

pertahanan sipil; dan

7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepada Desa.

f. KAUR Ekonomi Pembangunan


Tugas kaur ekonomo pembangunan yaitu:
1) Penyiapan bantuan-bantuan analisa & kajian
perkembangan ekonomi masyarakat
2) Pelaksanaan kegiaatan Administrasi Pembangunan
3) Pengelolaan tugas pembantuan; dan
4) Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
g. KAUR KESRA (Kesejahteraan Rakyat)
Tugasnya yaitu:
1) Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan
keagamaan
2) Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan
kehidupan beragama
3) Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan
masyarakat dan sosial kemasyarakatan; dan
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
h. Kepala Dusun (KADUS)
Bertugas :
1) Membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah
kerjanya
2) Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan
swadaya dan gotong royong masyarakat
3) Melakukan kegiatan penerangan tentang program
pemerintah kepada masyarakat
4) Membantu kepala desa dalam pembinaan dan
mengkoordinasikan kegiatan RW (Rukun Wilayah) dan RT
(Rukun Tetangga) diwilayah kerjanya
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
2. Prosedur Kerja
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010
Tentang prosedur kerja. dimana aturan ini merupakan satu landasan
pencapaian kinerja kerja bagi aparatur pemerintahan. Agar
pelayanan publik secara umum dapat benar-benar terwujud sesuai
keinginan masyarakat. Dalam bab peraturan pemerintah sudah
menjelaskan secara sistematis Hari kerja bagi seluruh lembaga
Pemerintah ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin sampai
dengan hari Jumat. Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja
yang di mulai. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis, Jam 07.30 -
16.00. Waktu istirahat Jam12.00 - 13.00 Hari. Jumat, Jam 07.30 -
16.30. Waktu istirahat, Jam 11.30 - 13.00.
Ketika mengambil patokan dasar dari aturan ini maka sistem
prosedur kerja pemerintahan Desa dalam menjalangkan proses
pelayanannya tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53
Tahun 2010 Tentang prosedur kerja. Di desa sanjai misalnya sesuai
kondisi objektif yang ada frekuensi jam kerja dan hari kerja di mulai
hari Senin sampai Hari Jum’at , jam 08.00 – 15.00.
Ketika persoalan –persoalan semacam ini tetap di adakan
pembiaran tanpa solusi yang kongrit dan rasional maka akan
terkonstruk budaya ketidak disiplinan. Bukan persoalan kurang atau
tidak menentunya masyarakat yang butuh dilayani namun persoalan
yang fundamental dan substansial adalah pemberdayaan
masyarakat. Hal ketidak kedisiplinan itu persoalan kesadaran Moral
namun hal yang harus disadari apakah siap menerima konsekuansi
ketika hal ini diambil patokan buat masyarakat untuk
mentransferkan satu sikap opertunisem kedalam kondisi kesadaran
masyarakat, sehingga menciptakan masyarakat Desa yang
konservatif serta reaksioner fundamentalis. Secara substansial Desa
merupakan akar dari terjadinya perubahan dalam bidang social baik
dalam segi ekonomi, politik dan bahkan agama. sebab Masyarakat
Desa merupakan mesin pengerak peradaban Dunia. Masyarakat
yang bertempat tinggal di desa bukanlah merupakan mesin produksi
penghasil pajak yang hanya bisanya dihisap dan ditindas dari semua
suprstruktur tanpa pernah dipikirkan kesejahteraannya.
Pemerintah Desalah yang merupakan dasar yang paling
penting dalam melihat kondisi masyarakatnya, sebagai aparat Desa
yang bersentuhan langsung dengan masyarakat akar rumput bukan
pemerintah pusat yang langsung dapat melihat dan merasakan
kebutuhannya, namun pemerintah pusat hanya menggali informasi
dari aparatur-aparaturnya sehingga kadang terjadi pemblusukan.
Oleh karena itu pemerintah Desa memiliki program-program
progresif dan fleksibel yang dapat bersentuhan langsung dengan
kondisi sosial yang terjadi di desanya. Sama halnya dengan desa
sanjai yang memiliki potensi objek wisata yang ketika titik-titik
potensi ini mampu dikembangkan oleh pemerintah menjadi satu
tempat wisata yang mampu menarik wisatawan domestic dan
mancanegara lebih banyak lagi, karena dilihat dari jiwa petualang
orang – orang eropa itu masih kental dalam rohnya. Ketika ide ini
terwujud dalam satu kenyataan maka secara tidak langsung roda
perekonomian Desa Sanjai mengalami fluktuasi dan sistem
birokrasi desa Sanjai lebih aktif.
3. Kendala Yang Dihadapi dan Upaya Untuk Memecahkannya
Adapun kendala yang biasa dihadapi adalah adanya
ketimpangan dan ketidak efektifan dalam prosedur kerja yang sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010. Hal ini
merupakan sebuah cerminan bahwa sistem prosedur kerja yang
telah diregulasi oleh pemerintah tidak bisa melahirkan kedisiplinan
secara konstituen, sehingga masyarakat yang menjadi korban dari
tindakan ketidak disiplinan aparatur Desa. Ketika persoalan –
persoalan semacam ini tetap dipelihara maka harapan kesejahtraan
masyarakat hanyalah sekedar sebatas polesan bibir. Pemerintah
Desa seharusnya jeli dalam melihat kondisi dan menciptakan
regulasi-regulasi yang sesuai dengan kondisi objektif didesanya
dengan adanya Otonomi Desa. Secara intrinsik sistem pelayanan
Administrasi di kantor Desa Sanjai sudah lumayan baik, namun ada
sedikit yang menghambat tidak teraturnya system penyimpanan
arsip sehingga banyak temuan nomor surat yang sama dan jika di
revisi maka akan membuang waktu. Contohnya saja, surat-surat
yang dikeluarkan disimpan dalam satu tempat meskipun jenis
suratnya berbeda. Hal tersebut, membuat peserta magang kesulitan
mendapat arsip yang diperlukan dikarenakan penyimpanan yang
kurang baik.
Dalam mengatasi kendala tersebut, peserta magang
mengelompokkan arsip-arsip yang telah dibuat hari itu juga menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan label yang ada. Kemudian,
menata dan menyusun kembali arsip tersebut dari tanggal terlama
hingga tanggal terbaru, untuk mengindari arsip yang tertumpuk
bersama dengan surat-surat yang tidak terpakai

2.Organisasi Pemerintah Desa (Struktur Organisasi)

3.Kondisi Geografis
Desa Sanjai merupakan salah satu dari tiga belas Desa yang ada di
Kecamatan Sinjai Timur. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa bua
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Bone
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lasiai
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Passimarannu

Desa Sanjai yang berada pada 0-500 m dari permukaan laut dengan
luas wilayah 8,20 Km laut dengan luas wilayah 8,20 Km,terletak ± 9Km
dari ibukota Kecamatan,15 Km dari wilayah Kabupaten dan terbagi ke
dalam 3 dusun.Adapun luas wilayah Desa Sanjai berdasarkan potensi
wilayah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Luas Wilayah Berdasarkan Potensi Desa Sanjai Kec.Sanjai Timur

NO Potensi Wilayah Luas (Ha)


1 Pertanian/ Perkebunan 594,15
2 Perkantoran 0,625
3 Permukiman 2,50
4 Empang 10
5 Hutan 15
6 Pekuburan 10
7 Prasarana Umum Lainnya 0,25
Jumlah 632,525

Berdasarkan Tabel diatas bahwa potensi wilayah terluas adalah pertanian


perkebunan seluas :594,15 Ha. Hal ini di sebabkan karena mayoritas
penduduk Desa Sanjai adalah petani sehingga kebanyakan wilayah Desa
ini di jadikan lahan persawahan dan perkebunan.
4.Keadaan Demografi

Penduduk merupakan satuan masyarakat yang utuh sebagai obyek


dan subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan masyarakat harus
mampu memegang peranan dan tanggung jawab dalam proses
pembangunan. Segala bentuk pembangunan tidak akan berhasil tanpa

Jumlah penduduk Desa Sanjai adalah 3.214 jiwa yang terdiri dari
1.534 jiwa jenis kelamin laki-laki dan 1.680 jiwa jenis kelamin perempuan
yang terbagi dalam 814 kepala Keluarga dan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 386 jiwa/Km.Penduduk Desa Sanjai sebahagian besar bermata
pencaharian adalah peternak dan nelayan.Dengan jumlah penduduk
sebanyak ini merupakan modal dasar dan potensi yang cukup besar untuk
di kembangkan guna kegiatan pembangunan Desa.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang sangat di harapkan
di masa sekarang sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan penduduk
yang merupakan indikator nyata untuk mengukur kualitas
penduduk.Peningkatan pendidikan secara signifikan akan meningkatkan
kemampuan teknis dan manajerial dalam melakukan aktivitas.

Dalam pembangunan pendidikan mutlak di perlukan dalam rangka


meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan.Desa Adapun
jumlah penduduk Desa Sanjai menurut tingkat pendidikan dan di lihat pada
Tabel:

Tabel Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase


1 Tidak Tamat SD 287 8,93
2 Tamat SD 620 19,29
3 Tamat SLTP 779 24,24
4 Tamat SLTA 1.164 36,22
5 Tamat Perguruan Tinggi 364 11,32
Jumlah 3.214 100,00

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat


di Desa Sanjai sudah cukup memadai di mana presentase penduduk yang tidak
tamat SD sebesar 8,93% .Tamat SD sebesar 19,29%.Tamat SLTP sebesar 24,24%
tamat SLTA sebesar 36,22% dan Tamat Perguruan Tinggi sebbesar 11,32%. Ini
berarti kesadaran masyarakat dalam pendidikan cukup tinggi. Namun masih perlu
di tingkatkan untuk mewujudkan potensi sumber daya manusia yang handal di
dalam peningkatan pembangunan di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai.

5.Sarana Perekonomian

Di Desa Sanjai terdapat 1 unit pasar yang terletak di Dusun Dumme pasar
tersebut menjadi tempat traksaksi jual beli dan sebagai sumber
perekonomian masyarakat di Desa Sanjai.

6.Fokus Masalah Penelitian


Berdasarkan hasil observasi awal yang kami lakukan di Desa Sanjai
Kecamatan Sinjai Timur yang di mulai pada tanggal 24,27,30 Mei 2022 di
Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur melaporkan berbagai masalah dengan
uraian sebagai berikut :
1. Arsip Kantor Desa kurang tertata
2. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan sekitar
3. Banyaknya sampah dan rumput liar di sekitar lingkungan warga
maupun area masjid
4. Kurangnya pengetahuan warga tentang manfaat pupuk kompos
5. Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya papan jalur
evakuasi untuk mencegah terjadinya bencana
B.PEMBAHASAN

Penelitian ini akan membahas mengenai kebudayaan yang ada di Desa


Sanjai.Yang secara spesifik akan membahas mengenai tradisi kebudayaan ini
dilestarikan dan di kembangkan oleh masyarakat setempat.Desa Sanjai ini adalah
desa yang terletak di kecamatan sinjai timur kabupaten sinjai.Masyarakat
indonesia mempunyai keanekaragaman tradisi dan adat masing-masing
masyarakat Indonesia tumbuh dari suatu proses perjalanan yang sangat panjang
karena pembentukan sejarah,keanekaragaman,dan kesegaraman,tradisi,dan
adatnya masing-masing .Budaya dan tradisi yang ada mempunyai makna
tersendiri bagi masyarakat,akan tetapi tidak semua masyarakat mampu
mempertahankan tradisi dan kebudayaannya masing-masing.
Tradisi dan kebudayaan tumbuh dan berkembang sesuai dengan
lingkungan sosial.Tradisi adalah kebiasaan yang tumbuh dan berkembang
yang menjadi suatu identitas bagi suatu kelompok masyarakat,karna
tradisi masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan
gama.Tradisi dalam masyarakat ini dilaksanakan secara turun temurun
dari generasi ke generasi,kita ketahui bahwa masih banyak masyarakat
yang masih mempertahankan tradisinya karena dianggap sebagai suatu
kepercayaan.
Dalam suatu wilayah budaya tumbuh dianut dan di pertahankan di
dalam masyarakat karna di anggap dengan melaksanakan suatu tradisi
tertentu akan sangat mempererat tali silaturahmi mereka dimana ada
masyarakat di situ ada budaya.
adalah suatu fenomena yang universal setiap masyarakat memiliki
kebudayaan meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda di setiap
masyarakat yang masyarakat pendukungnya.Budaya adalah cara hidup
yang berkembang yang dimiliki oleh sekelompok orang,lalu di wariskan
kegenerasi generasi selanjutnya,yang terbentuk dari unsur-unsur yang
rumit seperti sistem kepercayaan,adat istiadat, politik, pakaian,
bahasa,tempat tinggal atau bangunan,dan karya seni.
Pemerintah Desa Sanjai sangat mendukung masyarakatnya
mengembangkan dan melestarikan kebudayaan.Masyarakat Desa Sanjai
Kecamatan Sinjai Timur memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang masih
dianut dan di pertahankan dalam kehidupan mereka salah satu kebiasaan
yang masih di pertahankan hingga kini Di Desa Sanjai ialah tradisi “
mabbarasanji,marrimpa salo” tradisi mabbarasanji ini merupakan budaya
lokal suku bugis yang masih di pertahankan dan masih di lakukan hingga
saat ini.Tradisi ini adalah sebuah kegiatan yang harus ada dalam perayaan
besar keluarga seperti pada acara pernikahan,aqiqah dan acara syukuran
keluarga. Pada acara-acara tersebut kegiatan mabbarasanji di rangkaikan
khusus kepada masyarakat yang ada di Desa Sanjai pada kegiatan
mabbarasanji ini merupakan juga bentuk komunikasi secara internal atau
silaturrahmi khususnya masyarakat yang ada di Desa Sanjai.Pada acara
pernikahan juga mereka melakukan adat mappaccing dimana acara
mappaccing ini merupakan sebuah tradisi dalam kehidupan masyarakat
bugis dalam kehidupan masyarakat bugis,yaitu salah satu bentuk ritual
yang biasanya dilakukan pada malam hari,sehari sebelum prosesi
pernikahan.Mappaccing ini memiliki hikmah yang mendalam,mempunyai
nilai arti kesucian dan kebersihan.
Acara mappaccing ini di hadiri oleh kepala Desa, imam Desa,kepala
dusun dan tokoh-tokoh yang ada di Desa Sanjai bukan hanya mappaccing
ada juga tradisi yang dilakukan oleh masyarakat adalah acara aqiqah
dimana ada acara pemotongan rambut bayi pada saat mabbarasanji setelah
itu masyarakat yang di undang terkadang pemerintah desa yang juga di
hadiri oleh kepala desa,imam desa,kepala dusun.Masyarakat yang ada di
Desa Sanjai sebelum melakukan kegiatan mereka mengundang semua
tokoh-tokoh masyarakat khusunya di Desa Sanjai .Bukan hanya itu ada
juga kegiatan yang di lakukan Desa Sanjai adalah Marrimpa Salo dimana
di lakukan oleh masyarakat dalam bahasa bugis artinya menghalau ikan
di sungai.Salah satu warisan budaya leluhur di kabupaten sinjai yang
bermakna ungkapan rasa syukur warga usai panen laut dan hasil tani yang
melimpah,ritual menghalau dari hulu ke muara sungai. Acara marrimpa
salo ini dilakukan oleh dua desa yaitu di Desa Bua dan di Desa Sanjai
setiap satu kali setahun dan waktunya di tetapkan menurut kesepakatan
masyarakat .Keyakinan masyarakat sangat kental bahwa pesta ini adalah
adat dan tradisi nenek moyang yang mampu memurahkan reski
masyarakat dan penghargaan terbesar pada sungai , tetapi sudah hampir
tiga tahun berturut-turut ini tidak melakukan karena dalam hal kondisi
pandemi Covid-19.Di dalam proses pelaksanaan ini sebelum pelaksanaan
tradisi marrimpa salo para tokoh adat,tokoh agama,tokoh
masyarakat,bermusyawarah guna menentukan waktu dan pelaksanaan
penbagian tugas, masing-masing warga yang di tunjuk pada saat
musyawarah harus bersiap-siap melaksanakan tugas yang di berikan ada
yang mempersiapkan tenda,bambu,daun,kelapa,jala,perahu,dan lain-lain.
Pada pelaksanan nya itu banyak dari pemerintah kabupaten yang hadir
terkadang bupati yang hadir untuk turun.
Kegiatan ini khususnya kegiatan marrimpa salo, masyarakat juga
memakai pakaian adat sesuai ritual-ritualnya itulh yang dilakukan oleh
mamsyarakat di Desa Sanjai sebagai bentuk gotong-royong masyarakat
dalam hal proses melihat ekonomi yang ada di masyakarat jadi itulah
bentuk ritual-ritual yang sering di lakukan.Di lain sisi dari pihak
pemerintah desa merupakan sebuah bentuk ada yang mereka lakukan
walaupun nanti adat istiadat ini terkadang masuk sebagai
kabupaten.Pelaksanaan atau kebersamaan karena pelaksanan marrimpa
salo ini tidak di lakukan secara sepihak tetapi melalui suatu pertemuan
atau masyarakat dengan melibatkan masyarakat serta pemerintah
desa .Memiliki nilai ekonomi kondisi seperti ini tentu merupakan
kesempatan yang sangat baik para pedagang atau penjual (khususnya
pedagang kaki lima) untuk menjual dagangannya dan meraup keuntungan.

C.KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti mengenai peran


pemerintah dalam melestarikan budaya di Desa Sanjai dalam melestarikan
kebudayaan di Desa Sanjai peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
peran pemerintah dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Desa Sanjai
sudah cukup baik karena adat istiadat dan budaya nya termasuk
mabbarasanji dan marrimpa salo yang di lakukan oleh masyakarat sudah
sangat melestarikan dan sebagai masyarakar khususnya di Desa Sanjai
dalam pelaksaan budaya tersebut para masyarakat,mempererat tali
silaturahmi mereka dan bekerja sama dalam proses pelaksaan semoga
masyarakat di Desa Sanjai ini tidak akan menghilangkan budaya atau adat
istiadat tersebut.
Lampiran Penelitian

DOKUMENTASI

Wawancara dengan pak sekretaris Desa Sanjai

Wawancara bersama dengan pak Foto bersama dengan pak sekretaris Desa

sekretaris Desa Sanjai


LOG BOOK STUDI LAPANG

MATA KULIAH ETIKA ADMINISTRASI

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU


SOSISAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

T.A. 2021-2022

Identitas Peserta

Nama Mahasiswa : WARDAYANTI

NIM : 200222120

Program Studi : ADMINISTRASI PUBLIK

Lokasi Studi : DESA SANJAI KECAMATAN SINJAI TIMUR

No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil Catatan


1 Selasa,24/05/202 Mengajuka Pada hari selasa Dihari itu
2 n surat tanggal 24 Mei setelah kami
kepada 2022,saya beserta mengajukan
karyawan di teman saya berada di surat,kita
kantoe Desa kantor Desa Sanjai bertanya
Sanjai untuk mengajukan dengan
surat penelitian karyawan
wawancara dengan yang
kepala Desa. melayani
kita apakah
ini hari bisa
langsung
wawancara
dengan pak
kepala Desa
tetapi,merek
a
mengatakan
bahwa pak
kepala Desa
tidak masuk
kantor
dikarenakan
mengahdiri
acara
pengantin.
..2 Jumat,27/05/2022 Kembali Pada hari jumat Di hari itu
lagi ke tanggal 27 Mei melihat
kantor Desa 2022,saya dengan kantor Desa
Sanjai teman saya pergi lagi Sanjai tutup
ke kantor Desa Sanjai jadi saya
untuk melakukan dengan
wawancara tetapi teman saya
kantor Desa Sanjai pulang dan
sudah tutup. kami akan
berkunjung
lagi pada
tanggal 30.
3 Senin,30/05/2022 Wawancara Selama kegiatan Di saat
bersama wawancara wawancara
sekretaris berlangsung,saya berlangsung
Desa di menanyakan tentang sekretaris
kantor Desa apa saja kebudayaan Desa sangat
Sanjai dan adat istiadat yang merespon
sering di lakukan oleh dengan baik
pemerintah/masyaraka kepada
t di Desa Sanjai. saya,dan
salah satu
teman saya
melakukan
pengambilan
foto dengan
sekretaris
Desa sebagai
bukti
dokumentasi
atas hasil
wawancara.

Anda mungkin juga menyukai