Anda di halaman 1dari 13

KOORDINASI PERCEPATAN

PENURUNAN STUNTING
dr. Kirana Pritasari, MQIH - Dirjen Kesehatan Masyarakat

disampaikan pada
Pertemuan Tindak Lanjut Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting
di 10 Provinsi Prioritas
23 Oktober 2020
Prevalensi Stunting dan Wasting
di 10 Provinsi Lokus Prioritas
50

43,8
45

40,4
37,9
40

34,9
34,2
32,3
31,8
35

31,5
31,4
31,3

30

25

20

15 Target stunting 2024: 14%

9,9
9,5
9,0
8,7

8,6
8,5

8,2
8,0
10
Target wasting 2024: 7%

6,5
6,3
5

0
Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Kalimantan Kalimantan Aceh Gorontalo Nusa Tenggara Sulawesi Barat Nusa Tenggara
Selatan Tengah Barat Timur

Stunting wasting target stunting target wasting

Sumber: SSGBI 2019


KERANGKA PIKIR PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
INTERMEDIATE
STRATEGI INTERVENSI OUTPUT DAMPAK
OUTCOME

Peningkatan
cakupan
Pilar 1 intervensi pada
Komitmen dan Visi sasaran
2020
Kepemimpinan 1.000 HPK 24,1% 2022
18,4%
2021
Perbaikan
Pilar 2
Asupan Gizi
21,1%
Kampanye Nasional
Konsumsi Gizi 2023
dan Perubahan SPESIFIK
Perilaku 16%
• Anemia
• BBLR
• ASI Eksklusif 2024
Pilar 3
Konvergensi Program
Pola Asuh • Diare 14%
• Kecacingan Stunting
Pusat, Daerah dan
• Gizi Buruk
Desa

• Air bersih dan sanitasi


• Bantuan Pangan Non-Tunai
Pilar 4 • Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pelayanan
Ketahanan Pangan • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kesehatan Penurunan
dan Gizi • Program Keluarga Harapan (PKH) Infeksi
• Bina Keluarga Balita (BKB)
• Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
• Fortifikasi pangan Kesehatan Penurunan Stunting memerlukan
Pilar 5
Lingkungan implementasi intervensi lintas sektor
Pemantauan dan
(spesifik dan sensitif) secara terintegrasi
Evaluasi
di tingkat pusat dan daerah

Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024


PERAN DAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
PENANGGULANGAN STUNTING

INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF


Puskesmas, PKK, BKB, PAUD
1.Promosi dan konseling pemberian makanan bayi KETERSEDIAAN SUMBER PANGAN
1 Kementan, Kemendagri, Kemendes PDT &
dan anak (PMBA)
Trans, BPOM, KKP
2.Promosi dan konseling menyusui
3.Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI
menyusui, bayi dan balita 2 Kemen PUPERA, Kemendagri, Kemendes, PDTT
4.Pelayanan imunisasi, pemberian obat cacing
5.Surveilans gizi, pemantauan dan promosi 6 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
pertumbuhan dan perkembangan balita 3 Kemendagri, Kemendes PDT & Trans
6.Pemberian suplementasi tablet tambah darah
pada ibu hamil dan remaja, serta pemberian vit A PENINGKATAN PENGASUHAN DI TINGKAT
7.Penanganan masalah gizi dengan pemberian 4 KELUARGA DAN MASYARAKAT
Kemendikbud, Kemenag , Kemen PPA, BKKBN
makanan tambahan ibu hamil dan balita dan
tatalaksana gizi buruk PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5 TIDAK MAMPU
Kemen Sosial
PELAKSANAAN INTERVENSI
Perencanaan & Penganggaran
(Aksi 1, 2, 3) PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
DI KABUPATEN/ KOTA
Perencanaan kegiatan penurunan stunting
dilakukan dengan berbasis data;
Intervensi yang diprioritaskan oleh daerah
dapat dipastikan alokasinya pada dokumen
anggaran

Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa (Aksi 4, 5)
memaksimalkan peran masyarakat dan
desa dalam intervensi prioritas untuk
kesinambungan program

Pemantauan & Evaluasi


(Aksi 6, 7, 8)
Sistem manajemen data yang baik untuk
mengukur hasil-hasil pelaksanaan kegiatan; dan
Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar
perencanaan dan penganggaran tahun
berikutnya.
Capaian cakupan program sampai Triwulan II di 10 Provinsi Lokus

persalinan di balita
fasilitas yang PMT
Kunjungan Kunjungan TTD PMT posyand Akses
No Provinsi pelayanan dipantau bumil ASI EKS Vit A IDL Desa ODF
Antenatal Neonatal bumil Balita u aktif Sanitasi
kesehatan tumbuh KEK
(PF) kembang
1 ACEH 37,9 0,7 30,5 24,9 90,8 41,9 #DIV/0! 59,7 94,4 15,8 37,7 75,2 11,2
2 NUSA TENGGARA BARAT 102,3 1,0 104,6 63,3 85,9 20,7 94,9 87,8 96,4 49,3 61,0 90,0 49,6
3 NUSA TENGGARA TIMUR 8,8 0,1 9,1 5,5 65,0 16,1 50,3 78,0 92,7 39,9 50,3 85,6 39,4
4 KALIMANTAN BARAT 70,2 0,8 78,5 53,2 79,5 43,3 94,4 58,9 79,2 27,1 31,9 63,4 9,4
5 KALIMANTAN TENGAH 73,2 0,7 69,9 46,4 98,3 39,1 92,9 45,2 75,1 32,5 46,0 66,5 21,7
6 KALIMANTAN SELATAN 80,0 0,7 84,1 50,2 78,5 54,0 94,3 64,2 89,7 21,2 35,4 80,2 25,9
7 SULAWESI TENGAH 71,1 0,7 73,7 49,7 74,3 48,6 86,3 45,4 89,8 43,4 57,5 76,5 20,7
8 SULAWESI TENGGARA 59,9 0,5 60,1 21,0 76,9 33,4 92,0 47,7 #DIV/0! 39,5 63,9 81,0 16,8
9 GORONTALO 14,9 0,1 15,2 44,1 100,0 26,4 99,4 34,0 84,7 37,3 67,5 77,2 4,8
10 SULAWESI BARAT 66,6 0,6 70,4 46,2 98,2 30,0 86,3 76,7 87,0 38,2 45,5 79,3 23,1
Nasional 61,4 0,6 61,9 35,3 88,0 32,4 79,9 56,4 77,5 41,4 65,4 79,4 32,5

Penurunan stunting perlu didukung oleh intervensi sensitive dari lintas sektor dan swasta

Sumber: Laporan Provinsi sampai September 2020


KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
Fokus Pada Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting
Capaian DLI 6
No Indikator 2019 2020 2021
Target Capaian % Target Capaian % Target
1 Kebijakan/Regulasi
Implementasi KPP
128 128 100 260 135 52 360
Penurunan Stunting di
Kab/Kota Lokus
2 Strategi KPP Penurunan
128 65 51 260 68 26 360
Stunting di Kab/Kota Lokus
3 Kab/Kota melaksanakan
orientasi/pelatihan KAP - 68 - - 72 - 360
bagi Nakes Puskesmas
4 Minimal 70% desa di
Kab/Kota melaksanakan
128 71 55,4 260 71 27,3 360
Komunikasi Antar Pribadi
Rekapitulasi Kab/Kota yg Memiliki Regulasi dan Strategi Komunikasi Perubahan
Perilaku (KPP) Penurunan Stunting, Melaksanakan Orientasi Komunikasi Antar
Pribadi (KAP) dan Melaksanakan KAP

Jumlah Kab/Kota yg Memiliki Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota dengan 70%


No Provinsi melaksanakan orientasi desa melaksanakan Komunikasi
Regulasi Strategi KPP
KAP bagi nakes/kader Antar Pribadi
1 Aceh 4 3 1 1
2 Nusa Tenggara Barat 7 2 6 4
3 Nusa Tenggara Timur 16 2 6 6
4 Sulawesi Barat 4 1 2 0
5 Sulawesi Tenggara 3 0 2 2
6 Sulawesi Tengah 2 2 0 0
7 Gorontalo 3 1 1 0
8 Kalimantan Barat 3 2 1 1
9 Kalimantan Tengah 3 1 2 2
10 Kalimantan Selatan 2 2 2 2
BEBERAPA HAL KUNCI YANG PERLU DIDORONG
(tercantum dalam Rancangan Perpres Percepatan Penurunan Stunting)

Pemberdayaan Masyarakat
Komitmen Gubernur, Bupati/Walikota • termasuk melalui pemanfaatan dana
• Konvergensi kegiatan antar Dinas (OPD) desa, posyandu, kader desa
• Stunting menjadi target dalam RPJMD
Sistem insentif
Komitmen multisektoral secara konvergen • bagi daerah yang mempunyai kinerja
upaya penurunan stunting yang baik
Sistem Monev terpadu dan spasial:
• Memastikan kegiatan dan anggaran Peningkatan Peran aktor non-pemerintah
mencapai sasaran dan lokasi prioritas • (Dunia usaha, NGO, Perguruan Tinggi,
organisasi profesi dan Mitra
Data yang akurat pembangunan Internasional)
• Sasaran jelas (kab/kota, desa, dan • Technical Assistance, Pendampingan ke
rumah tangga penerima program daerah, Riset, advokasi, CSR
• Digitalisasi Posyandu (mis. data
penimbangan, penerima makanan Riset dan Inovasi daerah
tambahan/PMT, tablet tambah darah, dll) • Daerah di dorong untuk melakukan
inovasi sesuai dengan kondisi lokal
• Riset untuk mendukung kebijakan
berbasis data dan bukti
PENGUATAN INTERVENSI SPESIFIK SAMPAI LEVEL DESA

Dukungan Perubahan perilaku


Memastikan yang mendukung intervensi :
intervensi spesifik 01 - spesifik ; kepatuhan minum
dilaksanakan 03 TTD , melaksanakan PMBA
optimal - Sensitif : pemicuan STBM,
agar masyarakat
mengggunakan jamban
02
Dukungan ketersediaan
anggaran dan rencana Deteksi dini melalui pemantauan
kerja implementasi 04 pertumbuhan dan perkembangan
intervensi spesifik serta deteksi dini bumil KEK dan
sampai level kab/ kota bumil dengan masalah gizi
dan desa lainnya melalui ANC berkualitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai