2
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN GLOBAL
DAN INDONESIA
3
TREN PERTUMBUHAN EKONOMI BERAGAM PADA Q1 2023, INDONESIA DI ANTARA YANG TERKUAT
Ekonomi Tiongkok dan AS mengalami perbaikan didukung penguatan konsumsi, sementara beberapa negara Eropa masih
terkendala tingkat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga agresif.
13,7
11,2
10,0
8,7
7,7
6,5
5,9
5,5
5,5
5,5
5,1
4,7
4,4
4,5
5,7
3,9
4,5
4,2
4,4
5,5
5,0
3,9
3,7
3,6
2,1 4,0
4,0
3,3
5,0
3,9
5,0
4,8
3,6
2,9
1,3 3,1
3,0
2,5
2,5
2,9
2,4
1,8
1,6
1,9
0,91,9
1,8
1,8
1,4
1,3
1,6
1,4
0,8
0,8
1,0
0,9
0,4
0,1
0,4
-0,1
INDONESIA CHN SAU MEX VNM ITA USA EU KOR FRA SGP DEU
Proyeksi Inflasi oleh IMF, % yoy Proyeksi Pertumbuhan Tahun 2023 oleh IMF
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global G-20 & ASEAN-6 (% yoy)
oleh IMF, % yoy Global
Philippines 6,0
Negara Maju India
WEO Okt '22 WEO Jan '23 WEO Apr '23 5,9
Negara Berkembang Vietnam 5,8
China 5,2
9,8 Indonesia 5,0
Malaysia 4,5
8,6 Thailand 3,4
Saudi Arabia 3,1
8,7 Türkiye
6,3 2,7
Mexico 1,8
7,3 6,5 Australia
7,0 1,6
3,4 3,2 United States
2,8
3,13,0
2,8 1,6
2,9
2,7
Korea
4,9 1 ,5
Singapore
4,7 1,5
Canada
Japan 1,5
-2,8 2,6 Brazil 1,3
Russia 0,9
France 0,7
Italy 0,7
Argentina 0,7
2019 2020 2021 2022 2023f 2024f 2019 2020 2021 2022 2023F 2024F 0,2
South Africa
Germany 0,1
• Downside risks masih dominan: United Kingdom -0,1
-0,3
✓ Tekanan sektor keuangan, ✓ Tingkat inflasi inti yang persisten tinggi,
✓ Debt distress, ✓ Geoeconomics fragmentation. EU 0,8
✓ Eskalasi perang di Ukraina, Global 2,8
ASEAN-5 4,5
Sumber: WEO IMF Oktober 2022, Januari dan April 2023, diolah 5 10
SECARA SPASIAL, TREN PERTUMBUHAN POSITIF TERJADI DI SEMUA KAWASAN
Perekonomian pulau
Kalimantan dan Sulawesi
SUMATERA KALIMANTAN Distribusi PDB Triwulan I 2023 (%)
ditopang oleh sektor Industri
2021 2022 2023-Q1 Pertumbuhan Triwulanan %yoy
2021 2022 2023-Q1
SULAWESI Pengolahan dan
9,0
2021 2022 2023-Q1 Pertambangan & Penggalian.
4,7 4,8
3,2
5,8 MALUKU
4,9 6,9 2,5 Hilirisasi pertambangan masih
3,2 & PAPUA
2021 2022 2023-Q1
terus mendorong laju
7,1 7,0 ekonomi kawasan Indonesia
5,7 Timur Sulawesi, Maluku, &
21,8
Papua.
2021 2022 2023-Q1
JAWA
5,3
5,0
Perekonomian Pulau Jawa
3,7 2021 2022 2023-Q1 terutama ditopang sektor
Industri Pengolahan,
5,1 10,2 8,7 2,0
4,7 perdagangan dan infokom.
6
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2023
6
Pemulihan Ekonomi Berkualitas, Mampu Menurunkan Pengangguran
dan Kemiskinan, momentum ini perlu terus dijaga
• Periode 2014-2019 tercipta lapangan kerja sebanyak 17,9 juta orang (neto), kemudian menurun sebesar 0,3 juta orang (neto) akibat pandemi
(2020). Pemulihan ekonomi 2021-2022, mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 6,8 juta orang (neto), sehingga angka pengangguran
turun ke angka 5,45%.
• Penguatan Program Perlinsos telah mendorong penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan. Tingkat kemiskinan turun
dari 11,0% di tahun 2014 menjadi 9,57% di tahun 2022. Rasio Gini turun tajam dari 0,414 di tahun 2014 menjadi 0,381 di tahun 2022.
5.70 6.26 5
8.0 0.400
6 5.45
5 4.94 4 6.0 0.390
4
3
3
4.0 0.385 0.380
2 0.381 0.381
2
2.0 0.370
1
1
0 0 0.0 0.360
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: BPS, data Februari, diolah Sumber: BPS, data September, diolah
7 7
KINERJA PEMBANGUNAN
DAN ARAH KEBIJAKAN
MAKRO FISKAL 2024
8
CAPAIAN PEMBANGUNAN MENJADI MODALITAS UNTUK MENGAKSLERASI
TRANSFORMASI EKONOMI MENUJU INDONESIA MAJU
APK PAUD APK SMA Sederajat APK PT Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan • Sarana Pendidikan
PENDIDIKAN 35,28 perempuan
79,77
87,85
perempuan 26,3
33,55 SD SD
1,5 ribu
perlu terus diakselerasi
20…
28,91 sekolah • Partisipasi pendidikan
Rp3.485,1T 20…
29,31 La ki -laki
76,4
83,24 La ki -laki 25,24 SMP SM
P
4,9 ribu usia dini dan
2022
(2015-2022) 70 80 90 0 20 40 SM
sekolah
2015
pendidikan tinggi perlu
0 50 2022 2014 2022 2014
SMA& A&
SM
K
3,7 ribu sekolah ditingkatkan
SMK
10.292
27,5% 27,7% 26,9%
10.205
10.134
9.993
9.754
9.767
9.825
9.754
24,4%
(2015-2022) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
21,6%
Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas (Unit) Rasio Puskesmas per Kecamatan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Panjang Jalan Tol Beroperasi Pembangkit Listrik Jalan Nasional + Jalan Daerah
(Km) Kapasitas Bendungan
INFRASTRUKTUR 69,68 GW 74,53 GW 510.573
2014: 6,39 Miliar m3 (186 bendungan
2100 2545 53,06 GW 279.676
Rp2.779,8 T 784 2019: 7,05 Miliar m3 (186 bendungan)
85.056
(2015-2022) 2021 2021: 16,68 Miliar m3 (201 bendungan)
2014 2019
2014 2019 2021 2014 2019 2021
27
KEBIJAKAN FISKAL DALAM MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI
FUNGSI STABILISASI DAN DISTRIBUSI UNTUK
PENGUATAN FONDASI (JANGKA PENDEK)
Penghapusan
Penurunan
Kemiskinan Stunting Ekspektasi
Ekstrem Transformasi
Tema Ekonomi VISI
Kebijakan Fiskal Pengendalian Peningkatan INDONESIA
2024 Inflasi Investasi Produktivitas
MAJU 2045
Rendah → tinggi
“Mempercepat
Transformasi Penguatan
Nilai Tambah
Rendah → tinggi
EKONOMI
ke 5 Terbesar
di Dunia
12
KONSEPTUAL HARMONISASI KEBIJAKAN FISKAL PUSAT DAN DAERAH
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Regional - Implementasi UU HKPD
Pemda yg memenuhi syarat dpt mengakses alternatif pembiayaan utang daerah dgn skema: Pinjaman
Alternatif Pembiayaan APBD Daerah, Pinjaman Daerah Syariah, Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah, serta pembiayaan kreatif dengan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
13
Harmonisasi Kebijakan Fiskal Pusat – Daerah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan
Peningkatan Kesejahteraan yang Lebih Merata
PERTUMBUHAN EKONOMI TINGKAT KEMISKINAN PENGANGGURAN TERBUKA GINI RASIO
Mendorong pertumbuhan Perlu effort lebih untuk menurunkan Mendorong perluasan Melalui pemerataan pembangunan
ekonomi lebih merata dan tingkat kemiskinan dampak scaring kesempatan kerja untuk diharapkan akan mengurangi
Strategi Kebijakan berkeadilan disemua wilayah effect pandemi 2020 penurunan pengangguran ketimpangan antardaerah
melalui program padat karya
8, 4 8, 7
5, 9 5, 6
4, 8 4, 3 4, 9
3,4 3,0 3, 6
3, 4 3,6 3, 2 5, 5
3, 6
3, 4 TERCAPAINYA TARGET INFLASI 2024
3, 1 2, 8
2,5% ± 1%
2, 7 1, 7 1, 9 2, 8
0, 7 3, 4 1, 8 1, 2
0, 4 0, 2 0, 5 0, 3
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023* 2024*
*angka estimasi
*volatile food a .l. meliputi beras, aneka cabai, aneka bawang, minyak goreng, telur dan daging ayam. 33
RATA-RATA TINGKAT INFLASI DAERAH
BERDASARKAN KARAKTERISTIK EKONOMI WILAYAH
❑ Daerah dengan sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan sebagai lapangan usaha utama
mempunyai rata-rata inflasi tahun 2022 (garis
kuning) yang relatif lebih rendah dibandingkan
daerah lainnnya.
❑ Hal ini menjadi indikasi mengenai pentingnya
belanja daerah terkait ketahanan pangan dalam
menjaga inflasi di tingkatan yang stabil dan
kondusif.
❑ Daerah sektor primer perlu diarahkan agar mampu
memenuhi rantai pasok makanan (volatile food)
bagi daerah lain, sehingga perlu didukung dengan
akses yang baik untuk mempercepat distribusi
bahan makanan.
❑ Berdasarkan data inflasi 90 daerah (25 kabupaten,
64 kota, dan 1 provinsi) dari hasil survey BPS
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementerian Keuangan, data diolah
Data inflasi dihitung berdasarkan pola konsumsi di 90 daerah
17
Untuk pengendalian Inflasi daerah, Optimalisasi TPID Dan Penguatan Peran APBD
Dalam Penanganan Inflasi Perlu Terus Diperkuat.
KORELASI PORSI BELANJA INFLASI DALAM APBD DENGAN TINGKAT INFLASI
TANTANGAN DAN PERMASALAHAN
• Daerah-daerah dengan porsi realisasi Belanja terkait Inflasi terhadap total
Belanja Daerah yang relatif tinggi di Tahun 2022 cenderung mempunyai
tingkat inflasi yang rendah. Hal ini menandakan bahwa kebijakan penanganan
dampak inflasi melalui belanja terkait Ketahanan Pangan, Perlindungan
Sosial, dan BTT (Belanja Tidak Terduga) sudah di arah yang tepat dan perlu
dipertahankan.
• Ditengah gelombang ketidakpastian dan kondisi geopilitik, inflasi agar terus
dijaga agar terkendali diperlukan kebijakan TKD yang dapat menjaga
keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi
perdagangan
STRATEGI KEBIJAKAN
• DAK Fisik diarahkan untuk ketahanan pangan dan peningkatan kualitas
EVALUASI BELANJA INFLASI DI DAERAH konektivitas jalan-jembatan kawasan ekonomi, kawasan pusat pariwisata,
kawasan pertanian (termasuk perkebunan, perikanan, peternakan);
• Maluku utara merupakan wilayah yang daerahnya mempunyai rata-
rata inflasi paling rendah di Tahun 2022. Belanja daerah di Maluku • Pemberian insentif fiskal untuk daerah dengan kinerja terbaik dalam
Utara terkait penanganan inflasi relatif tinggi, yaitu mencapai sekitar pengelolaan inflasi;
5% dari total Belanja Daerah. • Penggunaan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur demi menjamin
distribusi bahan pangan sehingga dapat menekan biaya logistik dan menjaga
• Sebaliknya, Sumatera Barat cukup terdampak inflasi di Tahun 2022. kestabilan harga pangan;
Belanja daerah di Sumatera Barat terkait penanganan inflasi relatif
rendah di Tahun 2022, yaitu di kisaran 3% dari total Belanja Daerah. • Peningkatan ketetapan sasaran belanja perlindungan sosial melalui peningkatan
kualitas basis data penerima manfaat dalam upaya menjaga daya beli
masyarakat.
18
18
TEMA:
PENURUNAN KEMISKINAN EKSTREM
48.4
34,1
Banten dan Sumut).
25.4
30.6 32,95 • Intervensi spesifik : peningkatan gizi untuk ibu hamil kurang energi kronik
46.6
29.2
32,1 (KEK) dan balita kurus serta imunisasi.
28.5
21.9
• Intervensi sensitif: Penyediaaan fasilitas kesehatan (al. posyandu),
2019 2020 2021 2022 2023 penyediaan tambahan makanan dan minuman bernutrisi melalui bansos
dan penyediaan akses sumber air minum sehat
Spesifik Sensitif Pendampingan & Koordinasi
2424
Pencapaian target 14% memerlukan dukungan kebijakan yang memperhatikan
capaian eksisting dan karakteristik wilayah
STUNTING
29.08
❑ Angka stunting menunjukkan tren menurun setiap
tahunnya. Stunting wilayah Maluku Papua
25.15 24.36 22.86 20.00
SUMATERA
mengalami peningkatan dibandingkan dengan
26.78 24.02 23.18 21.25
seluruh wilayah pada tahun 2022.
JAWA 18.57
25
KUALITAS BELANJA STUNTING PERLU DIPERKUAT UNTUK MENDORONG PENURUNAN PREVALENSI
STUNTING
Belum terlihat adanya pola korelasi langsung antara besaran porsi belanja stunting dengan penurunan prevalensi stunting, efektivitas
penurunan prevalensi stunting dipengaruhi oleh kualitas penggunaan belanja stunting
Jabar
DKI
8.0 T
Jateng ▪ DAU Earmarked bidang Pendidikan & Kesehatan
▪ DBH CHT untuk Kesehatan diarahkan untuk dukungan penanganan stunting
▪ DAK Non Fisik (BOK, BOKB, BOP PAUD, dan Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian)
(Rp. Triliun)
6.0 T
▪ DAK Fisik Tematik Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumut ▪ DAK Fisik Tematik Penanganan Kawasan Kumuh
▪ Dana Desa diarahkan untuk mendukung penguatan kebijakan intervensi spesifik seperti
4.0 T Papua
Banten Sulsel
perbaikan gizi ibu hamil dan balita di pedesaan dan kebijakan intervensi sensitif seperti
Sumsel Aceh
Kaltim
peningkatan posyandu desa yang dilakukan sesuai dengan kewenangan desa
Riau NTT
2.0 T Lampung Kalsel Kalbar
Jambi Sulut Sulteng NTB
III Sultra IV
Bali Kepri
DIY Bengkulu
Malut
Sumbar
Kalteng
Papua Barat Sulbar ▪ Insentif Fiskal untuk mendorong peningkatan kinerja daerah dalam penurunan stunting
Babel Kaltara Gorontalo Maluku
0.0 T
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Prevalensi Stunting 2022
26
Intervensi sensitive dan spesifik terbukti berpengaruh terhadap penurunan
prevalensi stunting, dukungan APBD perlu terus diperkuat
Dari hasil path analysis, terlihat bahwa hanya bel
intervensi sensitive yang signifikan
berpengaruh terhadap ketiga jenis indeks dan
bel intervensi spesifik hanya signifikan pada
indek kesehatan.
PP Nomor 78
Tax Allowance Tahun 2019
Merupakan upaya pembenahan regulasi
kemudahan berusaha untuk meningkatkan
investasi dan produktivitas. SWF UNTUK DORONG
3 INVESTASI
2932
PEMERATAAN INVESTASI DI LUAR JAWA BALI PERLU TERUS DIDORONG AGAR
PERTUMBUHAN EKONOMI SEMAKIN INKLUSIF
Pergeseran Porsi PMDN 2017-2021 • Hasil evaluasi investasi secara kewilayahan selama 5
tahun terakhir (2017-2021) menunjukkan bahwa porsi
(share) investasi mulai bergeser dari wilayah Jawa-Bali
ke wilayah luar Jawa-Bali
• Peningkatan investasi swasta (asing maupun dalam
negeri) perlu terus didorong melalui deregulasi
prosedur investasi, sinkronisasi dan harmonisasi
peraturan perizinan, termasuk meningkatkan Ease of
Doing Business (EoDB) Indonesia dan daerah, dan
dukungan infrastruktur.
• Ketersediaan infrastruktur yang memadai di daerah
seperti jalan, pelabuhan, bandara, listrik, dan air bersih
sebagai salah satu faktor yang berkontribusi pada daya
tarik investasi daerah.
STRATEGI KEBIJAKAN
• Penggunaan DAK fisik untuk konektivitas dan elektrifikasi
• DAK Tematik untuk Destinasi Pariwisata Prioritas
• DAK Tematik untuk Penguatan Kawasan Sentra Produksi Pangan
• DAK Non Fisik untuk memfasilitasi penanaman modal
• Hibah daerah diarahkan untuk peningkatan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah urban
• Insentif Perpajakan daerah
30
30
PENINGKATAN KUALITAS INFRASTRUKTUR DAERAH DAN KETERSEDIAAN
TENAGA KERJA FORMAL AKAN MENDUKUNG INVESTASI DI DAERAH
70000 70000
40000 40000
30000 KALIMANTAN TIMUR JAWA TENGAH 30000 JAWA TENGAH KALIMANTAN TIMUR
RIAU BANTEN RIAU BANTEN
20000 20000
SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA
KALIMANTAN BARAT SUMATERA SELATAN SUMATERA SELATAN
LAMPUNG
LAMPUNG SULAWESI SELATAN 10000 NUSA TENGGARA KALIMANTAN BARAT
10000 KEP. RIAU KALIMANTAN KEP. RIAU
KALIMANTAN ACEH BARAT
NUSA TENGGARA ACEHBALI
BALI KEP. BANGKA KEP. BANGKA
TENGAH
TENGAH SUMATERA BARAT DI YOGYAKARTA TIMUR
BELITUNG 0 PAPUA GORONTALO
SULAWESI BARAT BELITUNG
0 PAPUA BARAT PAPUA BARAT
50 55 60 65 70 75 80 85 90 15 25 35 45 55 65 75
Jalan Mantab Nasional, Provinsi, Kab/Kota (persen) -10000
Tenaga Kerja Formal (persen)
Investasi dan Tenaga Kerja Formal Linear (Investasi dan Tenaga Kerja Formal)
Investasi dan Infrastruktur Jalan Mantab
Linear (Investasi dan Infrastruktur Jalan Mantab)
Korelasi positif antara nilai investasi dengan infrastruktur jalan Korelasi positif antara nilai investasi dengan tenaga kerja
mantap menunjukkan bahwa kualitas pembangunan formal menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja
infrastruktur daerah berperan penting dalam meningkatkan terdidik, terlatih dan terampil berperan penting dalam
investasi, sehingga belanja daerah untuk mendukung meningkatkan investasi. Sehingga pemerintah daerah perlu
konektivitas dan akses perlu terus diperkuat. meningkatkan kualitas tenaga kerja formal setempat.
31
31
BELANJA WAJIB DAERAH:
▪ PENDIDIKAN
▪ KESEHATAN
▪ INFRASTRUKTUR
▪ BELANJA PEGAWAI
310.00
27.88 27.60 memenuhi belanja wajib Pendidikan (mayoritas berada
300.00
27.40
27.20
di wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat).
2018 2019 2020 2021 2022
STRATEGI KEBIJAKAN
Distribusi Daerah Berdasarkan Rata-rata Rasio Belanja
Strategi Kebijakan Fiskal Regional ke depan:
Pegawai terhadap Total Belanja Tahun 2018 - 2022
▪ Melakukan restrukturisasi belanja pegawai sehingga
Rasio Belanja Pegawai hanya mencakup gaji dan tunjangan melekat, tunjangan
Terhadap Total Belanja
Provinsi Kab/Kota kinerja daerah, serta iuran pensiun dan JKN. Hal ini
untuk mendorong efisiensi belanja pegawai di daerah.
>45% 0 37
Saat ini struktur belanja daerah juga termasuk
>30% - 45% 12 391
honorarium, insentif dan belanja pegawai lainnya.
>15% - 30% 21 75
<15% 1 5 ▪ daerah juga diharapkan untuk melakukan penyesuaian
Jumlah 34 508 kebijakan kepegawaian di daerah sehingga dapat
menekan cost belanja pegawai yang tinggi.
60
percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan
20,000.00 54
50
konektivitas.
16,554.22
▪ Strategi pembiayaan utang daerah didukung pula
15,000.00 40
dengan kebijakan pemberian penjaminan dan
30
dukungan insentif dari Pemerintah.
10,000.00 26
▪ Pemerintah juga melakukan penguatan kelembagaan
PT. Sarana Multi Infrastruktur selaku SMV (Special
20
15
5,000.00
2,613.12 11
3,697.38
10 Mission Vehicle) yang ditugaskan untuk memperluas
1,677.83
akses alternatif pembiayaan infrastruktur daerah.
- -
2018 2019 2020 2021 2022 ▪ Peran swasta sebagai mitra pembangunan melalui
Komitmen Pinjaman Daerah (miliar Rp) Jumlah Pemda Pinjaman Daerah skema KPBU perlu di dorong. Pemerintah telah
menyiapkan berbagai fitur pendukung, seperti sinergi
Pemda yang memanfaatkan instrumen pinjaman daerah masih sedikit. pendanaan pusat dan daerah, dan kebijakan
Jumlah pinjaman daerah dalam 5 tahun terakhir (2018-2022) sebesar rata- pembangunan infrastruktur yang mengutamakan
rata Rp9.736,9 miliar, meningkat dari Rp2.613,12 miliar di tahun 2018. elemen kualitas.
37
KEBIJAKAN PINJAMAN DAERAH BERDASARKAN KLASTERISASI PEMERINTAH DAERAH
Jangka Waktu
Klaster Jenis Pinjaman Fasilitas Tingkat Suku Bunga
Pinjaman
Klaster 1 - Pinjaman kegiatan Project Development 5-10 tahun Risk-based pricing (market
- Kapasitas fiskal (kapfis) tinggi dan sangat - Pinjaman program Facility (PDF) pricing)
tinggi
- Pemda dengan indikator sosio-ekonomi ideal
(IPM > angka nasional, % Kemiskinan <
angka nasional)
Klaster 2 - Pinjaman kegiatan Project Development 10-15 tahun Below market pricing
- Pemda berkapfis sedang dengan indikator - Pinjaman program Facility (PDF) (prioritas ke
sosio-ekonomi ideal Pemda tanpa riwayat
- Pemda berkapfis tinggi dan sangat tinggi, penyiapan proyek)
namun indikator sosio-ekonomi belum ideal
(IPM < angka nasional dan/atau %
Kemiskinan > angka nasional)
Klaster 3 - Pinjaman kegiatan, dengan Project Development 10-20 tahun Lebih rendah dari Klaster 2
- Pemda berkapfis sedang, namun indikator kinerja indikator tertentu Facility (PDF)
sosio-ekonomi belum ideal (IPM < angka - Pinjaman program (fokus di
nasional dan/atau % Kemiskinan > angka output berupa kebijakan)
nasional)
- Pemda berkapfis rendah dan sangat rendah
dengan indikator sosio-ekonomi ideal
Klaster 4 - Pinjaman kegiatan, dengan Project Development 20-30 tahun Lebih rendah dari Klaster 3
- Pemda berkapfis rendah & sangat rendah, kinerja indikator tertentu Facility (PDF) s.d. bunga 0%
namun indikator sosio-ekonomi belum ideal - Pinjaman program (fokus di
(IPM < angka nasional dan/atau % output berupa kebijakan)
Kemiskinan > angka nasional) 38
KEBIJAKAN UMUM
TRANSFER KE DAERAH
2024
39
KEBIJAKAN UMUM TKD TAHUN 2024
penguatan quality control terhadap TKD sejalan dengan fokus penguatan recovery dan reformasi struktural
KEBIJAKAN UMUM TKD 2024
Perkembangan TKD (Rp Triliun) Kebijakan umum TKD tahun 2024 diarahkan untuk mendukung
845.0
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui
peningkatan kualitas tata kelola dan kinerja pengelolaan TKD.
816.2 814.7 815.0 Pengalokasian TKD juga mempertimbangkan agenda nasional seperti
813.0
pembangunan IKN dan pemilihan umum serentak.
762.5
01 harmonisasi belanja pusat dan daerah dari tahap perencanaan
hingga penganggaran.
42
Defisit APBD 2005-2022
▪ Defisit APBD merupakan 60.00
perhitungan
Pendapatan dikurangi 40.00 36.28
28.43
dengan Belanja pada
27.66
22.75 23.13
19.19 20.25
APBD 20.00 17.07
9.48 11.48 10.38
9.12
▪ APBD dianggarkan
6.88
0.08
defisit dalam kurun -
cenderung surplus
▪ Realisasi Defisit APBD -40.00 -34.01
-40.52 -40.41
terjadi pada tahun 2009, -43.71
-48.17 -47.32 -49.52
2015, 2020, dan 2022* -60.00 -54.38 -54.38
-58.38 -58.88
-60.76 -60.60
-64.13 -63.02
2015 0,1054% Anggaran -9.77 -14.62 -34.01 -43.71 -48.17 -40.52 -40.41 -54.38 -54.38 -58.38 -64.13 -60.76 -47.32 -58.88 -49.52 -60.60 -74.51 -63.02
Realisasi 19.19 22.75 6.88 9.48 -10.99 9.12 27.66 28.43 11.48 36.28 -12.14 0.08 20.25 17.07 10.38 -6.47 23.13 -16.31
2020 0,0419%
Sumber: DJPK, diolah (2023)
2022 0,0833%
*data tahun 2022 unaudited
43
Batas Maksimal Defisit* APBD Tahun 2024
▪ Batas maksimal defisit APBD secara agregat dan defisit APBD per daerah ditetapkan dengan mempertimbangkan
postur makro fiskal APBN, proyeksi pendapatan daerah, dan kapasitas fiskal daerah.
▪ Batas maksimal kumulatif defisit APBD untuk setiap wilayah pada tahun 2024 diarahkan berada pada rentang
0,013 persen sampai dengan 0,097 persen terhadap PDB tahun 2024.
44