Anda di halaman 1dari 12

Nama : Yustika Sari

Nim : 043628766

Prodi/upbjj : Ekonomi syariah / Jakarta

1. Makna identitas nasional dan berikanlah contoh identitas nasional yang ada di Indonesia.
Jawab :

Seperti hal nya pada manusia, yang mana setiap individunya memiliki identittas yang
berbeda dengan individu lainnya. Setiap negara pun juga memiliki identitas nasional yang
berbeda-beda. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap negara. Setiap
negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas
nasional. Jawabannya sudah jelas, identitas ini digunakan agar negara tersebut dapat
dikenali oleh negara dan bangsa lain.

Identitas biasa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu hal itu.
Sedangkan identitas nasional merupakan sebuah rancangan buatan karena identitas
nasional ini dibuat, dan disepakati oleh warga mmasyarakat yang tinggal dari suatu
bangsa sebagai identittasnya yang melekat pada dirinya.

Banyak ragam macam identitas negara yang ada di dunia, tak terkecuali pada bangsa
Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai identitas yang telah lama
melekat dari nilai-nilai budaya yang ada diberbagai daerah yang kemudian menjadi suatu
kesatuan utuh dalam sebuah negara. Identittas nasional di Indonesia juga tercipta dari
berbagai macam faktor yakni agama yang menciptakan ideology yang menciptakan
sebuah identitas, tokoh bangsa dan pemimpin bangsa yang berperan penting yang
dianggap sebagai symbol persatuan dan sejarah bangsa yang dapat mempengaruhi pola
pikir masyarakat terhadap masa lalu yang telah dialaminya.

Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara, pembeda


dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa. Identitas nasional juga
mampu menjaga eksistensi dan keberlangsungan hidup berbangsa. Artinya dimilikinya
sebuah identitas nasional ini akan menjadikan negara bangsa memiliki kewibawaan dan
kehormatan.

Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama dan kebudayaan. Dari berbagai
suku dan ras saja yang ada mulai dari sabang sampai merauke, kta temui bersama betapa
kaya nya kebudayaan yang Indonesia miliki. Bukan hanya sebagai penciri Indonesia di
mata dunia akan tetapi juga menjadi sebuah kewibawaan dan kehormatan bangsa
tersebut. Bahkan ada warga negara asing pernah menyampaikan rasa kekagumannya
yang mendalam terhadap beraneka ragam budaya yang telah ada yang mana telah
menjadi suatu identitas nasional negeri ini, rasa kagumnya ia tulis dalam sebuah buku
berjudul “Real Paradise Not Just Story”. Ragam nya yang ada mulai dari kebudayaan
sukunya seperti baju adatnya, tari-tariannya, lagu daerahnya dan tak terlepas dari itu
adalah sumber kekayaan alam nya yang melimpah telah menjadikan suatu ciri khas
bangsa ini. Bahkan warga asing tersebut menyampaikan bagaimana indahnya alam yang
ada, bisa berpakaian sesederhana apa dinegara ini karena iklim cuaca yang lebih stabil
dibanding negara lain, dan aneka ragam kekayaaan yang bisa diolah dan disantap oleh
masyarakatnya seperti aneka buah, umbi-umbian, bunga-bungaan, kacang-kacangan,
semua tersebut mirip seperti serpihan surga jelasnya. Dari sini bisa disimpulkan identitas
nasional menjadikan sebuah kehormatan tersendiri yang hadirnya kemudian dapat
mempersatukan keberagaman masyarakat Indonesia.

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal


Mulkan, dijelaskan bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu :
1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
2) Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
3) Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
4) Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
5) Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
6) Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
7) Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9) Konsepsi wawasan nusantara.
10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting karena
telah memiliki dasar yang sangat kuat, sehingga sudah seharusnya kita warga nya bangga
sebangga-bangga nya merupakan salah satu pemilik asset yang luar biasa ragamnya ini
dan memeliharanya dengan baik ragam yang menjadi identittas nasional ini.

2. Analisis terkait sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis dari Pancasila.
Jawab :

Prof. Notonagoro untuk mencari asal mula Pancasila menggunakan teori kausalitas
(sebab akibat). Berdasarkan teori kausalitas tersebut, kausa materialis Pancasila berasal
dari adat kebiasaan, kebudayaan dan agama yang ada di Indonesia (Notonagoro,
1975:32). Dengan demikian, tidak dapat diragukan bahwa dasar negara yang kita miliki
digali dari nilai yang terdapat dalam masyarakat. Nilai tersebut tersebar pada masyarakat,
digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi
bahwa Pancasila sebenarnya merupakan budaya dan pembudayaan bangsa Indonesia
yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa Inonesia.

Causa Pancasila atau yang biasa disebut dengan asal mula dari Pancasila terbagi menjadi
beberapa causa. Causa materials atau asal mula bahan, causa normalis atau asal mula
bentuk, causa efisien atau asal mula karya dan causa finalis atau asal mula tujuan.
Sebenarnya keempat-empat asal mula memiliki kedudukan yang sama-sama penting,
dalam arti tidak dapat diabaikan, diibarat sebuah asal mula kursi yang terbuat dari kayu.
Yang mana dalam terbentuknya kursi melewati tahapan pemilihan kayu yang baik,
pengrajin yang handal dan terampil, model kursi yang laku dipasaran hingga
pewarnaannya. Kesemua asal mula kursi tersebut menjadi sebuah hal yang semua penting
untuk membedakan kursi yang baik.

Causa materials (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, semua
elemen yang ada diadopsi dari hal yang melekat pada negara Indonesia. Asal mula
bahannya terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya
sehingga pada hakikatnya nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila adalah digali
dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat kebudayaan dan nilai-nilai
religious yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Jadi asal mula
bahan atau causa materialis Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang berupa
kepribadian dan pandangan hidup. Catatan yang perlu mendapatkan garis bawah, bahwa
nilai-nilai yang terdapat pada kelima sila Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
ideal, sedangkan yang dianggap tidak ideal tidak diakomodasikan. Jika kita bersama
secara rinci dan seksama, maka tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan bahwa terdapat
hal-hal yang kurang baik dan berat sebelah, seperti terlalu individual atau sebaliknya
terlalu sosial, sehingga mengorbankan kepentingan sosial atau sebaliknya mengorbankan
kepentingan sendiri, sedangkan sila-sila Pancasila berupaya mencari jalan tengah diantara
kedua kutub itu.

Terkait dengan sila-sila Pancasila dari causa materialis dari pancasila :


a. Sila keTuhanan Yang Maha Esa
Asal mula dari sila keTuhanan Yang Maha Esa bahwasannya di negara Indonesia
dalam berbangsa dan bernegara bahkan bermasyarakat harus di ikuti dengan
kepercayaan akan Tuhan pada setiap warga negara karena negara Indonesia sejak
dulu telah menganut berbagai paham agama dari sejak sebelum kemerdekaan dan
sesudahnya. Sila keTuhanan Yang Maha Esa muncul dikarenakan dengan
penduduk Indonesia yang menganut berbagai macam paham agama yang hidup
berdampingan sejak dulu hingga sekarang. Dalam merumuskan sila Pancasila
keTuhanan Yang Maha Esa dilihat bagaimana keadaan penduduk bangsa atau
warga negara Indonesia yang menganut paham keTuhanan lalu dibuatkan sila ini
untuk mengatur warga negara yang majemuk dalam hal kepercayaan ketuhanan.

b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab


Hakikat manusia adalah bersusun, yaitu terdiri atas unsur-unsur yang majemuk
tunggal atau monopluralis. Unsur-unsur tersebut adalah tubuh-jiwa
(akal,kehendak dan rasa), sifat perseorangan-makhluk sosial yang menimbulkan
kebutuhan mutlak kebutuhan dan kejiwaan, diresapi akal-kehendak rasa, masing-
masing dalam perwujudannya mutlak berupa nilai-nilai hidup, kenyataan
termasuk kebenaran, kebaikan dan keindahan kejiwaan. Kemanusiaan yang
dimaksud adalah kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, sesame manusia,
dan Tuhan atau causa prima. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
prinsip kemanusiaan atau internasionalisme yang terjelma dalam hubungan dan
penghargaan terhadap semua bangsa dan semua negara. Istilah beradab dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab dimaksudkan sebagai penjelmaan unsur-unsur
hakikat manusia, yaitu jiwa,raga, akal rasa kehendak, dan sifat kodrat makhluk
perseorangan dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat pribadi berdiri sendri
dan makhluk Tuhan dalam kesatuan monopluralis. Hidup beradab adalah bentuk
penyelenggaraan hidup yang bermartabat setinggi-tingginya (Notonagoro,
1980:92). Sila kemanusiaan yang adil dan beradab muncul dilihat dari warga
negara Indonesia yang beragam kedudukan sosial individunya, sila dimaksudkan
agar setiap warga negara Indonesia berlaku adil dan menjunjung sifat
kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara antara sesame individu warga
negara Indonesia, karena sejak dulu sebelum penjajahan pun di Indonesia banyak
berdiri kerajaan-kerajaan yang menerapkan dan melakukan kegiatan kemanusiaan
dan berlaku adil walaupun berbeda kerajaan maupun agama.

c. Sila persatuan Indonesia


Rakyat Indonesia sebagai keseluruhan penjumlahan semua orang Indonesia
mempunyai tanah air tersendiri sehingga mempunyai tempat tersendiri di atas
bumi terpisah dari manusia lain. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dipelihara,
dipererat dan diperkembangkan dalam arti agar perbedaan-perbedaan yang saling
mempunyai daya penarik saling melengkapi untuk memperkaya kehidupan,
sedangkan perbedaan-perbedaan yang menimbulkan pertentangan agar
disatupadukan dalam suatu resultan atau sintesis. Dlam perumusan sila ini, para
pendiri mengamati keadaan dan keberagaman penduduk di Indonesia, mereka
memikirkan cara agar semua penduduk dapat bersatu padu dalam kemajemukan.
Oleh karena itu, dirumuskanlah sila persatuan Indonesia sebagai pegangan atau
pedoman hidup bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara si
tengah-tngah kemajemukan serta sila ini dimaksud agar setiap warga negara
Indonesia paham betul arti dari persatuan negara Indonesia yang hanya dapat
dicapai dengan campur tangan seluruh warga negara yang memprioritaskan
kepentingan negara (persatuan) diatas kepentingan pribadi.

d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mempunyai dasar-dasar terdalam, yaitu yang
mutlak kemanusiaan dan kemanusiaan rakyat Indonesia sesuai dengan hakikat
rakyat. Negara Indonesia adalah negara monodualis karena unsur-unsur yang
terdapat pada negara monodualis tersebut sesuai dengan sejarah asal mula dan
penjelasan resmi sila kerakyatan Pnacasila. Negara didasarkan atas rakyat tidak
ada satu golongan walaupun golongan kaya, tetapi negara untuk semua, satu
untuk semua dan semua untuk satu. Dalam perumusan sila ini ara pendiri berfikir
bahwa negara didasarkan atas rakyat tidak pada golongan dan tidak pada
perseorangan, berdasarkan atas permusyawaratan (kedaulatan rakyat) bahwa
kepentingan serta kebahagian seluruh rakyat dijamin, serta menerima aliran
pikiran untuk membentuk negara yang berdasarkan atas kekeluargaan, asas hidup
kekeluargaan bukan hanya hidup kekeluargaan kedalam, tetapi juga keluar.

e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Keadilan sosial adalah tentang hubungan hidup dan hubungan keadilan diantara
sesame manusia, tetapi didalamnya seharusnya terselenggara keadilan dalam
hubungan dengan Tuhan, yaitu keadilan religious, serta keadilan dalam hubungan
hidup terhadap diri sendiri atau keadilan pribadi agar terlaksana penjelmaan
segenap unsur hakikat manusia dalam kesatuan wajib yang bersifat kodrat, moral,
ideal atas dasar cita-cita yang ideologis san politis yang bersifat religious atas
firman Tuhan. Keadilan sosial sebagai tujuan empat sila yang mendahuluinya dan
berkat sifat persatuan dan kesatuan Pnacasila dalam bentuk perwujudannya adalah
sosialismeIndonesia. Sosialisme Indonesia adalah perpaduan antara unsur
sosialisme, yaitu keadilan sosial dan kesejahteraan dengan unsur kepribadian
Indonesia, yaitu kekeluargaan dan gotong royong. Sila ini dirumuskan agar warga
negara Indonesia dapat hidup dengan berlandaskan asas kekeluargaan dan gotong
royong yang menjunjung tinggi nilai keadilan bagi sesame, tidak merugikan orang
lain untuk kepentingannya sendiri melainkan menjadi makhluk sosial yang
banyak membantu dan bermanfaat bagi orang lain dalam menciptakan keadilan
sosial dilingkungan masyarakat.

3. Analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Jawab :
a. Ketuhanan yang maha esa
 Mmebiasakan keluarga untuk menjalankan kewajiban ibadah dengan rajin
seperti, salat lima waktu bagi penganut agama Islam atau beribadah ke
gereja bbagi penganut agama Kristen.
 Membiasakan berdoa setiap sebelum dan sesudah melakukan aktifitas,
missal saat makan, tidur atau berpergian.
 Menghormati orangtua serta menaati nasihat dan perintahnya
 Saling menghormati antar tetangga walaupun berbeda keyakinan
 Memperkuat toleransi diantara para pemeluk agama dengan cara
memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah masing-masing
 Memperlakukan tetangga dengan baik, misalnya dengan saling berbagi
oleh-oleh makanan atau hadiah
 Menganggap semua temen sama meskipun berbeda-beda agamanya
 Saling menghormati dan bertoleransi antar teman dengan keyakinan yang
berbeda
 Bergaul dengan positif dan produktif, misalnya saling mendukung untuk
mencari kesuksesan, saling membantu, juga bermain dan belajar bersama.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab


 Menghormati, menghargai dan menyayangi orangtua serta saudara
 Membantu orangtua mengerjakan pekerjaan rumah
 Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orangtua
 Tidak semena-mena terhadap orangtua dan sesame saudara
 Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah
 Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan
 Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan
 Menjaga norma kesopanan di lingkungan masyarakat
 Melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati di lingkungan
masyarakat, misalnya menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut kerja
bakti
 Tidak main hakim sendiri
 Menghormati guru dan teman serta orang yang lebih tua dari kita
 Membantu antar sesame masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan

c. Persatuan Indonesia
 Menenamkan jiwa dan semangat patriotism serta cinta tanah air bagi
seluruh anggota keluarga maupun masyarakat. Misalnya dengan
membiasakan mengkonsumsi produk-produk lokal buatan Indonesia
 Mengajarkan kepada anggota masyarakat untuk menjaga nama baik
Indonesia
 Menumbuhkan sikap saling menghormati, bekerja sama, menyayangi dan
menghargai diantara anggota masyarakat tanpa membedakan suku, agama,
ras, dan golongan demi persatuan Indonesia
 Tidak memaksakan keinginan kita kepada orangtua
 Mnejaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
 Ditengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang
budaya, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pergaulan
 Berteman tanpa memandang status sosial demi persatuan
 Menjaga kerukunan dan toleransi
 Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan
umum demi persatuan
 Mengutamakan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat.

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
 Mengikuti pemilihan umum untuk memilih calon wakil rakyat demi
kesejahteraan bersama
 Mendengarkan nasihat orangtua, guru dan orang yang lebih tahu dari kita
 Mengambil keputusan untuk kepentingan bersama dengan cara
musyawarah
 Tidak memaksakan pendapat dan kehendak orang lain
 Aktif mengikuti kegiatan musyawarah dan memberikan pendapat
 Menghargai dan melaksanakan keputusan hasil musyawarah
 Percaya kepada para wakil rakyat untuk melaksanakan permusyawaratan

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


 Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat
 Membantu masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat status sosial
 Dapat bermanfaat bagi orang lain
 Tidak bersikap boros
 Tidak terlalu berlebihan dalam gaya kehidupan yang mewah
 Bekerja demi kepentingan bersama
 Menghormati hak orang lain
 Tidak mengambil hak orang lain yang bukan hak milik kita
 Menghargai hasil karya orang lain dan tidak mengejeknya.
Dalam sepanjang sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan masyarakat sejak sebelum
Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu system nilai. Terbukti pada zaman
dulu wilayah-wilayah di nusantara memiliki beberapa nilai yang dipegang teguh oleh
masyarakatnya sebagai contoh kepercayaannya terhadap Tuhan, rasa toleransi, sikap
gotong royong, musyawarah, solidaritasnya dan lain-lain. Nilai yang ada sebelumnya
tersebut menjadi bekal hingga terbentuknya rumusan yang dibahas oleh beberapa orang
yang kemudian disahkannya Pancasila.

Namun kita perhatikan bersama, tentang internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari masyarakat. Nilai-nilai yanga ada beberapanya masih kita temui
dalam masyarakat-masyarakat bangsa yang ada sebagi contoh, masih banyaknya yang
mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat bangsa Indonesia juga masih
banyak yang mempraktikkan toleransi, gotong-royong, musyawarah mufakat dan lain
sebagainya.

Untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda khususnya pada


mahasiswa dan pelajar sebagai tombak estafet perjuangan nasib bangsa ataupun kepada
masyarakat yang luas perlu diberikan motivasi, dorongan dan pemahaman tentang
manfaat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan positif yang salah satu kegiatan tersebut
adalah internalisasi atau penanaman nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah serta keadilan, serta kegiatan yang
bermanfaat lainnya.

Menurut (Supriadi, Matnuh & Mitha, 2014) internalisasi merupakan suatu proses
penanaman sikap yang fokus langsung kepada pribadi sesseorang melalui pengajaran
untuk menimbulkan kesadaran tentang nilai-nilai, sehingga generasi muda tersebut dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya internalisasi nilai ini lebih
mengarahkan orang kepada pribadi yang lebih baik, sebagai contoh ialah dengan
berpartisipasi dalam penyuluhan kegiatan anti narkoba, mengikuti pengajian rohani, serta
mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dalam
diri seseorang dan terus berkembang menjadi sebuah kebiasaan.

Berdasarkan temuan proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor penghambat


proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat disimpulkan bahwa proses internalisasi
nilai-nilai Pancasila. Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu dari melalui proses
pembelajaran, proses pembiasaan, proses keteladanan.

Faktor penghambat internalisasi nilai-nilai Pancasila pun bisa melalui faktor internal
adalah kurangnya motivasi dari dalam diri masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam
proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor eksternal, yaitu pada lingkungan
masyarakat yang kurang terjalinnya kerjasama antara masyarakat. .

Sebagai suatu postulat, maka norma Pancasila harus menjadi tolak ukur bagi seluruh
penilaian terhadap segala kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan dan perorangan di
Indonesia. Hakikat isi Pancasila merupakan norma dan tolak ukur bagi segala kegiatan
kenegaraan, kemasyarakatan, dan perorangan yang menyangkut nilai etika atau
kesusilaan atau baik dan buruk. Dikatakan bermoral atau berkesusilaan atau beretika jika
sesuai dengan atau memenuhi syarat tolak ukur tersebut. Sila-sila dalam Pancasila sudah
semestinya perlu diinternalisasikan ke dalam sendi-sendi pemahaman masyarakat,
dihayati oleh setiap masyarakat pelayan pbulik, diimplementasikan dalam setiap kegiatan
masyarakat.

4. Analisis kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan


sehari-hari.
Jawab :

Adapun Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari


dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari menurut sila-sila Pancasila sebagai berikut:
a. Sila pertama
 Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain
 Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah
 Bekerja sama santar umat beragama agar tercipta kerukunan antar umat
beragama

b. Sila kedua
 Bersikap tenggang rasa kepada orang lain
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
 Saling menghormati dan mau bekerja sama dengan orang lain
 Tidak bertindak sewenang-wenang kepada orang lain
 Mengakui persamaan derajat,hak dan kewajiban

c. Sila ketiga
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
 Cinta tanah air dan bangsa
 Bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan

d. Sila keempat
 Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
 Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
 Mengutamakan musyawarah dalam emngambil keputusan untuk
kepentingan bersama
 Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan sendiri

e. Sila kelima
 Menghormati hak-hak orang lain
 Menjauhi sifaat boros dan bergaya hidup mewah
 Ringan tangan atau gemar membantu orang lain
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Secara umum kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Karna kepribadian sendiri adalah tergolong sifat, maka
macam kepribadian yang sehat adalah mampu menerima tanggung jawab, dapat
mengontrol emosi, berorientasi tujuan. Sedang contoh yang tidak sehat seperti mudah
marah atau tersinggung, menunjukkan ke khawatiran atau kesemasan berlebih, sering
merasa tertekan stress atau depresi.

Dapat disimpulkan bahwa kepribadian bangsa Indonesia adalah refleksi dari perubahan
dan perkembangan dari masa ke masa yang perubahan terjadi pada lingkungan
masyarakat yang ada.

Menurut Dewan Perancang Nasional, kepribadian Indonesia dimaksud sebagai


keseluruhan ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa yang lain. Dimana keseluruhan ciri khas tersebut adalah bentuk pencerminan dari
garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Sejak 1 Juni 1945, Pancasila berada pada peranan penting sebagai dasar dan landasan
kepribadian bangsa Indonesia. Setiap silanya memiliki nilai kehidupan yang harus
diamalkan semua warga negara Indonesia. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia mengandung makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia
sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai ketuhanan, keagamaan,
kemanusiaan, persatuan kerakyatan demokrasi dan nilai keadilan sosial.

Adapun yang dimaksud Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dicontohkan


seperti diantaranya adalah gotong-royong. Gotong-royong sendiri merupakan sebuah
aktifitas bekerja sama-sama, tolong-menolong dan bantu membantu. Nilai yang
terkandung dalam aksi gotong-royong pun sangat beragam diantaranya nilai
kebersamaan, nilai kesatuan, nilai rela berkorban, nilai tolong-menolong dan nilia
sosialisasi yang mana kepribadian ini tidak semua negara memilikinya.
Contoh kepribadian lain yang ada dalam bangsa Indonesia dan yang paling menonjol
adalah bangsa Indonesia terkenal dengan sifat keramahannya kepada orang lain.
Masyarakat dari zaman nenek moyang atau leluhur terdahulu memang memiliki sifat
yang anggun lemah lembut dan murah senyum, yang mana nilai keramah-tamahan
tersebut masih dipelihara turun menurun hingga saat ini sehingga di adopsi atas
kesepakatan bersama menjadi sebuah cerminan ciri kepribadian bangsa Indonesia.
Nilainya mencerminkan semua sila yang terkandung dalam Pancasila.

Tujuan sebuah Pancasila dicerminkan sebagai jiwa bangsa atau kepribadian suatu negara
tidak lain agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasrkan sila pada Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam sebuah suatu
perkehidupan bangsa yang aman, tertib, dan dinamis serta masuk dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap warga
masyarakat, karena kepribadian bangsa Pancasila sendiri berakar sumber pada budaya
dan pandangan hidup masyarakat Indonesia, jadi bukan semata-mata hanyalah sebuah
karangan saja. Kepribadian hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia menjelma
menjadi kepribadian hidup bangsa yang dirintis sejak jaman Sriwijaya hingga Sumpah
Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara ini serta
disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia.

Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala daya upaya bangsa
Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai garis pedoman dari pandangan
hdiup bangsa Indonesia.

Referensi :
 BMP MKDU4111 Universitas Terbuka
 https://www.sosiologis.com
 https://www.media.neliti.com
 https://www.gramedia.com

Anda mungkin juga menyukai