Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Pentingnya Bahasa Indonesia Dalam Dunia Kefarmasian


(Standar Pelayanan Pengelolaan Sediaan Farmasi)

Disusun Oleh :
Sindi Fatma Fahela
(NIM 202005020)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi


Progam Studi D3 Farmasi
Banyuwangi
April 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan hidayah Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Kefarmasian”.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Harapan penulis makalah ini bisa memberikan panduan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia bagi pembaca.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritikan senantiasa diharapkan demi perbaikan
karya penulis.

Banyuwangi, 20 April 2022

Penulis
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Apotek adalah sarana kefarmasian dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Pelayanan kefarmasian di apotek yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.73 Tahun 2016 sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat
penerapan dan menganalisis adanya pengaruh karakteristik pada apoteker
terhadap standar pelayanan kefarmasian khususnya pada bidang pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai pada apoteker.
Pada biasa nya metode penelitian yang di pakai adalah non-
eksperimental dan deskiptif dengan metode survey cross sectional. Dimana
populasi di dalam penelitian ini yaitu memperumpamakan ada beberapa
apotek di suatu kota yang di ambil sampelnya yang sesuai dan besedia ikut
memenuhi kriteria inklusi. Data kemudian diperoleh dari hasil kuesioner, lalu
dianalisis dengan statistik chi-square dengan tingkat signifikansi yang sesuai.
Hasil penelitian apotek tingkat implementasi standar pelayanan
kefarmasian dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di apotek akan menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara karakteristik pengalaman apoteker dan
penanggungjawab apotek, dan tidak berpengaruh pada signifikan antara umur,
jenis kelamin, tahun lulus, dan penghasilan.
Keragaman bahasa yang terjadi di Indonesia terkadang menjadi salah
satu faktor penghambat dalam berkomunikasi. Keragaman bahasa yang ada
dapat menimbulkan perbedaan pemahaman antara komunikator dan komunikan.
Begitu halnya pada sistem pemberian pelayanan kesehatan penggunaan bahasa
Indonesia menjadi hal yang penting dilakukan oleh apoteker agar klien tidak
salah dalam mengartikan bahasa yang dimaksudkan.
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional di Negara ini sangat
penting digunakan oleh para tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kesehatan karena bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh penduduk Indonesia
sehingga jika menggunakan bahasa Indonesia dalam memberikan pelayanan
kesehatan maka hambatan komunikasi akan semakin berkurang. Walaupun
demikian sebagai seorang tenaga kefarmasian harus tetap menghormati bahasa
daerah yang digunakan pasien/klien. Hal tersebut dilakukan karena seorang
tenaga kefarmasian harus menghormati budaya yang di bawa pasien, salah satu
dari budaya tersebut adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar..

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka beberapa rumusan
masalah akan dikemukakan sebagai berikut:
2.1.1 Apa yang mempengaruhi komunikasi antara tenaga kefarmasian
dengan pasien?
2.1.2 Apa manfaat komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
dalam pelayanan tenaga Kefarmasian di Indonesia?
1.1.3 Bagaimana pengaruh bahasa Indonesia dalam pemberian
pelayanan tenaga Kefarmasian di Indonesia?
1.1.4 Bagaimana cara menerapkan standar pelayanan kefarmasian
didalam pengelolaannya?

3.1 Tujuan Penelitian


3.1.1 Menjelaskan komunikasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan
3.1.2 Menjelaskan pengaruh bahasa Indonesia terhadap pelayanan
kesehatan
3.1.3 Menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia dalam
pelayanan kesehatan di semua lingkup pelayanan kesehatan.
3.1.4 penelitian apotek tingkat implementasi standar pelayanan
kefarmasian dalam bidang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di apotek akan menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara karakteristik pengalaman apoteker dan penanggungjawab
apotek, dan tidak berpengaruh pada signifikan antara umur, jenis kelamin, tahun
lulus, dan penghasilan.

4.1 Manfaat Penelitian


4.1.1 Penulisan makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang
penggunaan Bahasa Indonesia di dalam dunia kefarmasian yang baik
4.1.2 Juga agar mempermudah dalam memberikan pengertian terhadap pasien.

Bab ll
Pembahasan
5.1 Hakekat dan Manfaat Bahasa Secara Umum
Bahasa dibentuk oleh kaidah atau aturan serta pola yang tidak boleh
dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi. Kaidah atau
aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata
kalimat. Bahasa penting dikusai oleh pengirim maupun penerima pesan agar
komunikasi yang terjadi antar keduanya dapat berjalan dengan lancar. Bahasa
adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri
(Godam,2008). Bahasa terdiri dari dua jenis, yaitu bahasa lisan sebagai bahasa
primer, dan bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder.
5.1.1 Manfaat Penggunaan Bahasa Dalam Kefarmasian Pada Masyarakat
5.1.2 Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, pasien/ klien.
5.1.3 Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, pasien/ klien.
5.1.4 Alat untuk mengidentifikasi diri.
Keragaman bahasa yang banyak dinegara Indonesia ini dapat
menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi jika penerima pesan tidak
mengerti bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, untuk
mempersatukan bangsa dan mengurangi hambatan dalam berkomunikasi
biasanya disetiap Negara memiliki bahasa pemersatu, begitu pula di Indonesia
yang memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa
pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis dengan
latar belakang bahasa berbeda.Di Indonesia kesepakatan Bahasa persatuan
sebagai Bahasa Indonesia telah dibentuk sejak Sumpah Pemuda (secara de
Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa yang sah sebagai
Bahasa pemersatu. Jadi ketika kita menggunakan Bahasa Indonesia jelas sudah
kesepakatan kita untuk menjadikan BahasaIndonesia sebagai Bahasa pemersatu
yang terealisasi hingga detik ini, dengan harapan setiap warga Indonesia di
kedepannya dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami kesulitan
dengan seluruh manusia yang berada di wilayah Indonesia.
5.1.5 Manfaat Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang ada Indonesia sangat beragam mulai
dari lingkup yang sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan
kesehatan diberikan mulai dari lingkup personal, keluarga, dan yang berada di
lingkungan masyarakat. Pelayanan kesehatan dalam lingkungan masyarakat
dapat meliputi pelayanan kesehatan di puskesmas, kelompok-kelompok
masyarakat atau komunitas dan Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan oleh orang yang memberikan pelayanan
kesehatan. Dalam komunikasi faktor yang sangat berpengaruh adalah bahasa.
Oleh karena itu dibutuhkan kesamaan jenis bahasa yang digunakan agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di Indonesia penggunaan bahasa
Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dari pada bahasa daerah. Hal ini
dilakukan oleh tenaga Farmasi agar klien memahami bahasa yang tenaga
Farmasi gunakan. Namun, sebagai seorang tenaga Farmasi harus tetap
menghormati bahasa yang digunakan oleh kliennya.
 Adapun manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam pelayanan
kesehatan adalah:
 Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.
 Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya
tenaga Farmasi dalam memberikan intervensi kepada kliennya.
 Memudahkan klien dan tenaga Farmasi dalam berkomunikasi.
 Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah
dimengerti oleh hampir seluruh penduduk Indonesia sehingga penerima
pelayanan ketenaga Farmasian mudah memahami dan menerima pesan
yang disampaikan oleh pengirim pesan.
 Tenaga Farmasi akan lebih mudah dalam menerapkan komunikasi
teraupetik kepada klien sebagai penerima pelayanan kesehatan.
5.1.6 Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan
meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter,2005). Komunikasi dapat terjadi
pada tingkat intrapersonal, interpersonal dan umum. Komunikasi yang terjadi
tidak selamanya lancar karena dalam berkomunikasi terkadang mengalami
hambatan-hambatan. Hambatan tersebut dapat berasal dari pengirim pesan
ataupun penerima pesan. Beberapa hambatan dalam komunikasi adalah:
1. Hambatan dari Proses Komunikasi, diantaranya:
 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak
sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan ini yang
akan sering terjadi jika terdapat perbedaan bahasa yang digunakan oleh
pengirim dan penerima pesan. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang
mudah dimengerti dan bahasa ndonesia merupakan bahasa yang mudah
dimengerti di Negara ini.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran
listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan
yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
 Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang- kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-
belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Tenaga Farmasi sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi teraupetik.
Komunikasi teraupetik merupakan proses dimana tenaga Farmasi
berkomunikasi dengan menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien
(Potter,2005). Perbedaaan dalam penggunaan bahasa dalam memberikan
pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga Farmasi maupun petugas
kesehatan lainnya merupakan faktor yang terpenting yang harus dipahami
karena perbedaan bahasa ini akan memberikan dampak terhadap semua proses
selama pelayanan kesehatan diberikan.
4.1.7 Pengaruh Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan
banyaknya arti dari setiap kata. Tidak tersampianya pesan yang disampaikan
oleh pengirim pesan dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam komuniksi
tersebut. Perbedaan bahasa antara pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini
tenaga Farmasi dengan klien dapat menjadi hambatan dalam komunikasi antar
keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh
hampir seluruh warga Indonesia dan dapat digunakan dimana saja tenaga
Farmasi dan klien itu berada, bahasa tersebut adalah Bahasa Indonesia karena
bahasa ini merupakan bahasa pemersatu semua penduduk yang ada di
Indonesia.
Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika
berhubungan dengan klien, terutama jika perbedaan bahasa menciptakan
rintangan kultural antara tenaga Farmasi dan klien. Perbedaan bahasa yang
terjadi antara tenaga Farmasi dan klien harus dijembatani oleh orang ketiga agar
pesan yang disampaikan oleh tenaga Farmasi dapat diterima klien tanpa adanya
kesalahpahaman arti. Jika terjadi kesalahpahaman maka komunikasi yang
terjadi antara keduanya dapat dikatakan tidak lancar. Ketidakberhasilan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan klien tidak hanya menyebabkan penundaan
dalam diagnosis dan tindakan tetapi juga dapat mengarah pada hasil yang tragis.
Oleh karena itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat diperlukan. Bahasa
Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan kesehatan.
Hampir seluruh penduduk di Indonesia mengeti dan memahami arti dari
penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan
pelayanan kesehatan seorang tenaga Farmasi harus menggunakan bahasa
Indonesia yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman.
BAB lll
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu penting
digunakan oleh tenaga Farmasi karena dapat memudahkan tenaga
Farmasi dalam berkomunikasi dengan kliennya. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa pemersatu sehinga mudah dimengerti oleh
penduduk Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya seorang tenaga
Farmasi dalam memberikan pelayanan kesehatannya harus tetap
menghormati bahasa yang digunakan kliennya, seperti bahasa daerah
yang digunakan klien.
Bahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap komunikasi yang terjadi antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan, diantaranya dapat mengurangi hambatan
komunikasi dan mudahnya terjalin komunikasi teraupetik antar
keduanya sehingga intervensi yang dilakukan akan lebih mudah
dilakukan karena sudah ada kesepahaman antar keduanya. Bahasa
Indonesia yang baik sangat penting digunakan oleh tenaga Farmasi
diamanapun lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan, baik itu di
lingkup personal, keluarga, rumah sakit maupun di lingkungan
komunitas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pemberi dan penerima pelayanan kesehatan yang dapat mengganggu
komunikasi antar keduanya.

7.1 Daftar pustaka

1. Godam,2008 Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Kefarmasian (online)


https://oputu.blogspot.com, diakses Selasa 23 Mei 2013, 07.36
2. Hasibuan, Reski Rumonda, 2019 Penerapan Standar pelayanan Kefarmasian Dalam
Bidang Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
di Apotek (online) http://repositori.usu.ac.id, diakses 08 Mei 2019, 01:54:08
3. Godam,2008 Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Kesehatan
(online) http://endangengkusdafa.blogspot.com, diakses Kamis 10 Januari 2013, 04.46

Anda mungkin juga menyukai