Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 12, No. 3, Juli 2010, hal 91 - 96

Pemodelan Struktur Pori Dari Batuan Geologi Dengan Fractal


S. Ferani
Jurusan pendidikan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Email: feranie@upi.edu

Abstract
Has done modeling with fractal pore structure and fracture of geology rock. Sun and Koch
(1998)[2] states that the geological formations of porous rock has a fractal nature ..Modeling the
generated fractal porous media have been carried out, which generated fractal modeling has the
potential high enough to be able to model the porous media, although the modeling parameters
require optimization in order to generate fractal porous media a valid model with actual data. The
studied rock samples taken from surface rock formations Parigi Cirebon, West Java. Fractal model
is then validated by optimizing the parameters that appear in the modeling for valid with the data
of rock that can be estimated by image analysis.

Key words: fractal, models, rock geology

Abstrak
Telah dilakukan pemodelan dengan fractal struktur pori dan rekahan dari batuan geologi . Sun
dan Koch (1998) menyatakan bahwa formasi batuan geologi berpori memiliki sifat fraktal[2]..
Pemodelan media berpori yang digenerasi fraktal telah banyak dilakukan , pemodelan yang
digenerasi fraktal memiliki potensial yang cukup tinggi untuk dapat memodelkan media berpori
walaupun dalam pemodelannya memerlukan optimasi parameter-parameter dalam menggenerasi
fraktal untuk dapat memodelkan media berpori yang valid dengan data sebenarnya. Sampel
batuan yang diteliti diambil dari batuan permukaan formasi parigi Cirebon, Jawa Barat. Model
fraktal ini lalu divalidasi dengan mengoptimasi parameter-parameter yang muncul dalam
pemodelan agar valid dengan data-data batuan yangdapat diestimasi melalui analisis citra

Kata-Kata Kunci: fraktal, model, batuan geologi

PENDAHULUAN data tanah. Hasil penelitiannya menunjukan


Pemodelan yang digenerasi oleh fungsi PSF cocok dengan data hasil
fraktal telah mencakup berbagai bidang dan pengukuran
berdasarkan penelitian sebelumnya Sun dan Penelitian lain yang telah dilakukan
Koch (1998) menyatakan bahwa formasi adalah penelitian Pape dkk (1999) yang
batuan geologi berpori memiliki sifat fractal memprediksi permeabilitas dari distribusi
[2]. ukuran pori[1]. Pape memperkenalkan
Pemodelan media berpori yang pendekatan yang murah dan dapat
digenerasi fraktal telah banyak dilakukan, diaplikasikan untuk mendapatkan informasi
diantaranya: Wei-Wei (2006)[3], Teo permiabiltas skala sampel inti (core) dan bor.
(2006)[4], Wang (2005)[5], Sun (1998)[2], Pendekatan yang digunakan secara teori
Pape (1999)[1] dan Mistakidis (1997)[6]. berdasarkan suatu model fraktal untuk struktur
Salah satu contohnya adalah penelitian internal media bepori. Dari pemodelan ini
yang dilakukan Wang (2005) yang didapatkan bahwa permeabilitas dipengaruhi
mengembangkan fungsi retensi air tanah porositas baik langsung dari porositas maupun
berdasarkan model fraktal pori-solid (PSF = dari distribusi ukuran pori. Hubungan ini
pore-solid fraktal) untuk menggambarkan berlaku di seluruh spektrum sandstone. Hasil
dan menginterpretasi secara akurat sifat perumusan permeabilitas untuk setiap tipe
hidroliknya[5]. Fungsi yang digenerasi batuan yang berbeda dikalibrasi dengan 640
oleh PSF ini lalu dikomparasi dengan 65

91
Selly Feranie, Dkk Pemodelan Struktur Pori Dari …

data batuan yang sudah terukur sifat Besaran-besaran penting batuan


batuannya pada sampel core diantaranya porositas, turtositas, bilangan
sandstone di Lower Permian, Timur Laut koordinasi [8], [9], luas permukaan spesifik,
Jerman. Dengan sedikit modifikasi, model jari-jari hidrolik dan permeabilitas. Besaran-
ini dapat diterapkan untuk batuan beku dan besaran tersebut dapat diestimasi dari citra
metamorphik. Dan hasil pnelitian dalam bentuk data array dua dimensi maupun
menujukkan permeabilitas hasil data array tiga dimensi. Bagian matriks batuan
perhitungan cocok dengan permeabilitas dan bagian pori digambarkan dengan
hasil pengukuran sampel batuan sedimen perbedaan warna yang ekstrem. Misal pori
dan metamorf. batuan diberi warna putih, maka bagian
Fraktal adalah objek yang memiliki matriks batuan diberi warna hitam. Gambar
kemiripan dengan dirinya sendiri (self digital dipetakan sebagai grid titik atau elemen
similarity) pada skala yang berbeda. Ini gambar (pixels). Setiap pixel merupakan nilai
berarti, bagian-bagian dari objek akan warna (hitam, putih, abu-abu atau warna) yang
tampak sama dengan objek itu sendiri bila merepresentasikan kode biner (nol atau satu).
dilihat secara keseluruhan [7]. Nilai setiap pixel juga memiliki makna nilai
Model fractal 3D untuk pemodelan tingkat energi gelombang mikro yang
struktur pori pada paper ini adalah model dipantulkan oleh objek. Binary digits (bits)
menger sponges. Deskripsi Model Fraktal untuk setiap pixel dikirim secara berurutan
3D Struktur pori dan besaran fisis yang oleh komputer dan selalu direduksi menjadi
dikomparasi diuraikan sebagai berikut: representasi matematik. Kemudian bits
Parameter pemodelan untuk mengenerasi diinterpretasi dan dibaca oleh komputer untuk
model menger sponges ini adalah menghasilkan versi analog untuk kepentingan
porositasawal (p), faktor skala (s) dan tampilan (display) atau cetak (print).
iterasi (i). Untuk mengkontruksi model ini Citra 3D biner dapat didealkan sebagai
dapat dipelajari dalam referensi theori matrik 3D dengan dua fase medium yang
fraktal [6]. Porositas pada iterasi ke-i terdiri dari pori dan matrik.. Kita dapat
dinyatakan oleh mendefinisikan sutu fungsi indikator f(x) untuk
  setiap posisi x dalam citra 3D tersebut. untuk
p 
i

pi = 100 1 − 1 −
  100  
(1) tiap pori and matrik didefinisikan sebagai
  berikut:
dengan I adalah iterasi dan p adalah 0 untuk pori
porositas awal/porositas pada iterasi
f ( x) =  (3)
 1 untuk matrik
pertama (dalam %). dimensi fractal
Porositas yang dikomparasi pada paper ini
matrik(solid) model menger sponges
adalah poositas relative yang didefinisikan sbb:
dinyatakan oleh
 2 p * s2 
log  s − 
: Ds =  100 
(2)
log s
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,
Dengan s adalah factor skala citra 3D dapat didefinisikan sebagai fungsi
f(x). Sebagai penambahan kualitas komparasi
antara samel batuan dan model batuan,kita
gunakan koefisien korelasi produk momen
pearson (R) antara citra 3D sampel batuan dan
model batuan Rumusan untuk R adalah sbb:
Gambar 1. Model menger sponges dengan
R=
∑ ( z − z )( y − y ) (4)
∑(z − z ) ∑ ( y − y)
dimensi fractal D=2.9299 dengan iterasi dan 2 2
porositas (a) i=2, 14.27% (b) i=3, 20.62% (c)
i=4,26.50%. Dimana z y adalah rata-rata fsampel(x) and
rata-rata fmodel(x).

92
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 12, No. 3, Juli 2010, hal 91 - 96

METODE PENELITIAN
Alur metoda penelitian dapat dilihat dalam diagram berikut:

Rekontruksi 3D dari
Pemograman rekontruksi sampel batuan
Pengambilan sampel 3D dan karakterisasi
batuan struktur pori batuan
berbasis analisis citra Karakteristik struktur
1 pori sampel batuan
2

Pemograman pemodelan batuan Validasi/K


yang digenerasi oleh fraktal omparasi
5

Data Rekontruksi 3D
Optimasi dari sampel batuan Model 3D dari
3 parameter 4 sampel batuan yang
pemodelan digenerasi fraktal
Pemograman
Rancangan Model 3D karakterisasi struktur
batuan yang digenerasi pori batuan berbasis Karakteristik struktur
fraktal analisis citra pori model batuan

Gambar 2. Diagram alur penelitian

Berdasarkan diagram alur penelitian maka 5. Langkah 5: Komparasi besaran-


langkah-langkah penelitian adalah sebagai besaran/ karakteristik batuan yang
berikut: telah diestimasi antara kontruksi 3D
1. Langkah 1: Pengambilan sampel sampel batuan dan model batuan yang
batuan batuan permukaan formasi digenerasi fraktal.
parigi Cirebon, Jawa Barat Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
2. Langkah2: Pengambilan data citra berikut:
sampel batuan untuk rekontruksi 1. Alat pengambilan citra digital 2D dan
3D sampel batuan dan karakterisasi untuk kontruksi batuan 3D (gambar
struktur pori batuan berbasis 5.2.a)
analisis citra 2. Alat pemotong batuan, Kapur, Pilok,
3. Langkah 3: Berdasarkan data ampelas,
rekontruksi 3D sampel batuan 3. Seperangkat PC dan program
sebagai input untuk pemodelan karakterisasi
batuan yang digenerasi fraktal lalu
dilakukan optimasi parameter
pemodelan
4. Langkah 4: Rancangan model
batuan lalu dikarakterisasi struktur
pori batuan berbasis analisis citra

93
Selly Feranie, Dkk Pemodelan Struktur Pori Dari …

Gambar 4. Kontruksi sampel batuan permukaan


formasi parigi cirebon

Parameter pemodelan dan hasil


komparasi porositas model dan sampel batuan,
dimensi fraktal matrik model dan koefisien
korelasi antara model dan sampel untuk tiap
Gambar 3. Rancangan dan alat pengambil ukuran diperlihatkan pada tabel 1.
citra digital untuk kontruksi batuan 3D.
Hasil dan pembahasan merupakan satu
kesatuan yang memberikan gambaran tentang
hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
literatur/pustaka yang ada. Diuraikan apa yang
Hasil kontruksi 3D batuan sampel
diperoleh dan bila memungkinkan dibahas apa
diperlihatkan pada gambar 4, porositas dan
yang menjadi daya tarik dari yang telah
tortuo sampel batuan masing-masing
dikerjakan, apa keunggulan dan
17.59% dan 1.11.
kekurangannya.

Tabel 1. Parameter pemodelan dan hasil komparasi porositas model dan sampel batuan, dimensi fraktal
matrik model dan koefisien korelasi antara model dan sampel untuk tiap ukuran.
Parameter input Keluaran Keluaran citra
P=0.045 φmodel=0.093696
S=5 φsampel=0.09368
It=2 Ds=2.9
Ukuran 25x25x25 Koefkorelasi=0.911
42

Model Kontruksi 3D batuan sampel

P=0.045 φmodel=0.13414
S=8 φsampel=0.12868
It=2 Koefkorelasi=0.924
Ukuran 64x64x64 24Ds=2.9654

P=0.05 φmodel=0.10705
S=3 φsampel=0.098688
It=3 Ds=2.9656
Ukuran 27x27x27 Koef
korelasi=0.91494

94
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 12, No. 3, Juli 2010, hal 91 - 96

Jika dilihat dari tabel 1, parameter DAFTAR PUSTAKA


pemodelan porositas awal untuk tiap [1] Hansgeorg Pape, Christoph Clauser, and
ukuran untuk sampel batuan yang sama Joachim Iffland (1999), Permeability
hampir sama sehingga menyebabkan prediction based on fractal pore-space
dimensi fraktal untuk tiap mode di tiap geometry, GEOPHYSICS, VOL. 64, NO.
ukuran hampir sama. Ini merupakan salah 5 (SEPTEMBER-OCTOBER 1999); P.
satu indikator bahwa batuan geologi 1447–1460
memiliki sifat fraktal [2] Hongbin Sun (1998), Manfred Koch,
Jika ditinjau dari koefisien korelasi Fractal generation of surface area of
yang menunjukkan korelasi posisi di tiap porous media, Stochastic Hydrology and
sampel batuan dan model rata-rata R>0.9 Hydraulics 12 83±96
ini menunjukkan korelasi antara sampel [3] Wong Wei-Wei (2006), Heat Conduction
batuan dan model tinggi. Walaupun and Characteristic size of Fraktal Porous
demikian dalam pemodelan batuan dengan Media.,Chin Physics Letter, Vol 23 no.6
model fraktal ini masih memerlukan 1511
optimasi parameter pemodelan lebih lnjut [4] Lay Lian Teo, B. S. Daya Sagar (2006),
agar dapat memodelkan batuan serealistik Modeling, Description, And
mungkin. Untuk pekerjaan lebih lanjut, Characterization Of Fractal Pore Via
perlu dicari model fraktal untuk pemodelan Mathematical Morphology, Hindawi
batuan untuk bentuk pori yang lebih sesuai Publishing Corporation Discrete Dynamics
dengan batuan yang akan dimodelkan. in Nature and Society, Volume 2006,
Article ID 89280, Pages 1–24, DOI
KESIMPULAN DAN SARAN 10.1155/DDNS/2006/89280
Penggunaan model fractal menger [5] Kang Wang. Renduo Zhang, Fuqin Wang,
sponges untuk memodelkan batuan geologi (2005), Testing the Pore-Solid Fractal
cukup potensial, didasarkan pertimbangan – Model for the Soil Water Retention
pertimbangan berikut: (1) penelitian Function, Reproduced from Soil Science
sebelumnya Sun dan Koch (1998) Society of America Journal. Published by
menyatakan bahwa formasi batuan geologi Soil Science Society of America. May 6,
berpori memiliki sifat fractal [2]. (2) 2005
parameter pemodelan porositas awal untuk [6] Mistakidis E. S. (1997), Fractal Geometry
tiap ukuran untuk sampel batuan yang sama in Structural Analysis Problems: A
hampir sama sehingga menyebabkan Variational Formulation for Fractured
dimensi fraktal untuk tiap mode di tiap Bodies with Non-monotone Interface
ukuran hampir sama. Ini merupakan salah Conditions., Chaos, Solitons & Fraktals
satu indikator bahwa sampel batuan yang Vol. 8, No. 2, pp. 269-285, ELSEVIER
ditinjau memiliki sifat fractal dan (3) Jika [7] Mandelbrot,B, (1984), The Fractal
ditinjau dari koefisien korelasi yang Geometry of Nature, New York: Henry
menunjukkan korelasi posisi di tiap sampel Holt&Company
batuan dan model rata-rata R>0.9 ini [8] Feranie.S, ,(2007) Microgeometry
menunjukkan korelasi antara sampel batuan Analysis of Two Dimensional-Random
dan model cukup tinggi Sierspinski Carpets (RSCs), Proceeding
Walaupun demikian dalam 2nd Asian Physics Symposium 2007,
pemodelan batuan dengan model fraktal ini .Grand Aquila Hotel Bandung, November
masih memerlukan optimasi parameter 29-30, 2007
pemodelan lebih lnjut agar dapat [9] Fauzi, U. and Hamzah, I., 2006,
memodelkan batuan serealistik mungkin. Reconstruction of Microstructure Using
Untuk pekerjaan lebih lanjut, perlu dicari Pigeon-hole Model as a Preliminary Study
model fraktal untuk pemodelan batuan to Investigate Relationship between
untuk bentuk pori yang lebih sesuai dengan Porosity and Hydraulic Radius with
batuan yang akan dimodelkan. Fractal Dimension International
Conference on Mathematics and Natural
Sciences, Bandung.

95
Selly Feranie, Dkk Pemodelan Struktur Pori Dari …

96

Anda mungkin juga menyukai