Anda di halaman 1dari 6

JPPM

PENGEMBANGAN USAHA KERIPIK TALAS DENGAN PEMBAHARUAN DESAIN


KEMASAN DAN PEMASARAN MELALUI SOSIAL MEDIA

*Kosim, Zaenal Abidin, Ike Fadia Putri, Rona Restu Victoria, Rosita Jefriyanti, Yana
Fitriani, Haerani, Nunuk Hartatik, Baiq Wilda Muliadi, Sulistia Ningrum
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
*Email : kosim@unram.ac.id

Abstrak – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang
banyak digeluti oleh masyarakat Desa Mujur. Salah satu yaitu masyarakata di Dusun Dahe
rata-rata memiliki usaha rumahan atau usaha kecil-kecilan yang perlu untuk dikembangkan
seperti usaha keripik talas. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat yang memiliki usaha kecil atau rumahan khususnya
usaha keripik talas melalui pembuatan desain kemasan baru dan pemasaran melalui sosial
media. Metode yang digunakan adalah observasi langsung kegiatan proses pembuatan keripik
talas hingga proses pemasaran. Untuk kegiatan pemasaran online dilakukan melalui media
social seperti Instagram dan whatsapp. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang sudah
dilakukan dapat dikatakan bahwa usaha produk keripik talas lebih berkembang dari
sebelumnya, dilihat dari hasil produksi dan penjualan untuk tiap minggunya semakin
meningkat, sehingga dengan pembaharuan desain kemasan dan pemasaran melalui sosial media
dapat meningkatkan minat konsumen dan meluaskan tingkat pemasaran. Selain itu juga untuk
kepuasan konsumen terhadap produk keripik talas ini didapatkan nilai sebesar 96,7%
termasuk ke dalam kategori memuaskan.

Kata kunci : UMKM, Usaha Mikro, Sosial Media, Keripik Talas,


LATAR BELAKANG kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran,
Kegiatan ekonomi merupakan suatu dan sebagainya.
usaha untuk meningkatkan daya dan taraf Kemasan adalah salah satu kunci
hidup masyarakat untuk dapat memenuhi dalam menjaga kualitas produk. Kemasan
kebutuhan hidup. Peningkatan selalu melibatkan design agar pesan produk
perekonomian dan kesejahteraan tersampaikan kepada konsumen, fungsi
masyarakat perlu untuk dikembangkan kemasan juga bukan hanya sebagai
melalui sektor UMKM. pelindung produk melainkan sebagai daya
Sektor Usaha Mikro Kecil tarik terhadap pembeli. Desain kemasan
Menengah (UMKM) memegang peran suatu produk tidak lepas dari nilai estetika
penting dalam meningkatkan perekonomian yang lahir dari pewarnaan kemasan,
suatu daerah. UMKM merupakan bagian informasi, dan fakta produk, hal tersebut
dari dunia usaha yang melibatkan kegiatan ditujukan agar dapat memenangkat hati
ekonomi rakyat yang mempunyai konsumen ketika memilih suatu produk
kedudukan, peran dan potensi strategis (Mufreni, 2016).
untuk mewujudkan struktur perekonomian Selain bentuk kemasan yang
nasional (Maulidah dan Renny, 2020). berperan penting dalam menarik minat
Kehadiran UMKM bukan hanya sebagai konsumen, dalam hal ini penggunaan sosial
peningkatan pendapat masyarakat media juga sangat penting untuk
melainkan juga diharapkan dapat mengatasi memperluasan tingkat pemasaran. Internet
permasalahn-permasalahan yang ada di sangat berperan penting bagi aspek
lingkungan seperti tingginya tingkat kehidupan, seperti Pendidikan,
1
perdagangan, dan pemeritahan. Dalam pengembangan usaha khususnya usaha
bidang perdagangan, berbisnis melalui keripik talas melalui pembuatan kemasan
internet sudah tidak asing lagi, dan sangat baru dengan pemasaran online.
efektif. Siapapun, bahkan masyarakat yang
belum memiliki pekerjaan juga bias METODE PELAKSANAAN
menggeluti bisnis via internet ini. Menurut Murdjito dalam Raharja
Keberadaan teknologi internet secara dan Sari (2021), metode pengabdian pada
otomatis turut pula mempengaruhi masyarakat merupakan suatu pola sistem
perkembangan penggunaan media sosial di tindakan yang akan dilakukan, dengan
masyrarakat. Media sosial adalah media beberapa tahapan-tahapan diantaranya yaitu:
online yang mendukung terjadinya inetraksi (1) analisis kondisi masarakat (2)
sosial. Melalui media sosial, setiap orang identifikasi masalah (3) menentukan tujuan
dapat membuat, menyunting sekaligus kerja (4) rencana pemecahan masalah (5)
mempublikasikan sendiri konten berita, pendekatan social (6) pelaksanaan kegiatan
promosi, artikel, foto, dan video, selain (7) evaluasi kegiatan dan hasil. Berdasarkan
lebih fleksibel dan luas cakupannya, media hal tersebut maka metode dan tahap
sosial juga lebih efektif, efisien, cepat, kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut:
interaktif, dan variativ (Suryani, 2014). 1) Analisis kondisi masyrakat. Dalam hal
Desa mujur merupakan salah satu ini dilakukan analisis situasi dan
Desa di Kecamatan Praya Timur yang kondisi masyarakat setempat terkait
termasuk sebagai pusat desa dan kerap potensi yang ada di lingkungan
dijadikan sebagai pusat perbelanjaan baik masyrakat yang berhubungan dengan
sandang, papan, maupun pangan. Rata-rata kewirausahaan atau UMKM.
penduduk di Desa Mujur menggantungkan 2) Identifikasi masalah yaitu dengan
hidupnya pada sektor kewirausahaan, salah mengidentifikasi permasalahan-
satunya yaitu penduduk Dusun Dahe yang permasalahan yang muncul di
memiliki usaha rumahan kecil yang lebih masyrakat terkait dengan UMKM yang
dominan dari dusun lain di Desa Mujur. ada di daerah tersebut.
Sektor usaha di Dusun Dahe masih 3) Menentukan tujuan kerja yaitu
tergolong usaha mikro sehingga perlu menentukan target yang ingin dicapai
dikembangkan untuk meningkatkan dari kegiatan yang dilakukan. Dalam
perekonomian masyarakat. hal ini tujuan kerja adalah membuat
Permasalahan yang dihadapi oleh kemasan baru untuk produk keripik
kalangan masyarakat Desa Mujur yaitu talas dan menggunakan sosial media
kurangnya keterampilan dalam mendesain sebagai wadah pemasaran produk
kemasan dan kurangnya pemahaman keripik talas.
masyarakat dalam penggunaan dan 4) Rencana pemecahan masalah dari
pengelolaan media sosial sebagai wadah kegiatan ini yaitu melalui observasi
pemasaran produk, ia hanya mengandalkan langsung dan penelitian.
pemasaran secara manual dan sebatas 5) Pendekatan sosial, dalam hal ini berupa
pengenalan produk di wilayah sekitar. perlakuan terhadap mitra sebagai
Sehingga berdasarkan permasalahan subjek kegiatan. Pendekatan sosial
tersebut kegiatan pengabdian ini dilakukan yang dilakukan yaitu berdialog secara
untuk dapat meningkatkan perekonomian langsung dan pengisin angket.
masyarakat Dusun Dahe melalui

2
6) Pelaksanaan kegiatan, dalam hal ini Langkah menghitung presentase
adalah kegiatan pembuatan kemasan keterampilan proses sains:
keripik talas dan proses pembuatan 1. Pemberian tanda cek (√) pada tiap
keripik talas hingga pemasarannya. pernyataan pada lembar angket yang
Kegiatan proses pembuatan keripik diberikan peneliti kepada responden.
talas di lakukan setiap hari senin-kamis, 2. Data hasil angket kepuasan konsumen
yang dilakukan langsung oleh terhadap produk keripik talas.
mahasiswa KKN, remaja Dusun Dahe, Table 1. Rubri Penilaian Angket
dan pemilik usaha keripik talas. Kategori Skor
7) Evaluasi, pasca kegiatan pembuatan Sangat Setuju (SS) 4
kemasan keripik talas dan proses Setuju (S) 3
pembuatan hingga pemasaran, Tidak Setuju (TS) 2
dilakukan evaluasi terhadap hasil Sangat Tidak Setuju (STS) 1
produk untuk melihat kelayakan Jumlah skor kriterium (bila setiap
produk dari segi kemasan hingga butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 20 =
produk itu sendiri. 80, untuk ini skor tertinggi tiap butir 4,
Untuk mengetahui respons pembeli jumlah butir 1, dan jumlah responden 20.
terhadap kelayakan produk keripik talas Sedangkan bila setiap butir mendapat skor
mulai dari kemasan, harga dan kualitas terendah = 1 x 1 x 20 = 20.
produk keripik talas, dilakukan penyebaran Jika dibuat persentase menjadi :
angket kepada para konsumen keripik talas 20 40
Dusun Dahe, dengan jumlah responden 20 Tidak puas : x 100% - x 100% =
80 80
orang. Menurut Abdullah dan Tantri dalam 25%-50%
Sufyanti, dkk. (2017) kepuasan adalah 40 60
Cukup puas : x 100% - x 100% =
tingkat perasaan seseorang yang dirasakan 80 80
setelah membandingkan kinerja produk 50%-75%
(hasil) disertai harapannya. Tingkat 60 80
Puas : x 100% - x 100% = 75%-
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan 80 80
antara kinerja yang dirasakan dan harapan. 100%
Jika kinerja (hasil) dibawah harapan maka 80
Sangat puas : x 100% = 100%
pelanggan akan tidak puas. Sebaliknya 80
jika kinerja (hasil sesuai dengan harapan
maka pelanggan akan puas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Angket merupakan alat Kondisi usaha keripik talas di Dusun
pengumpulan data untuk kepentingan Dahe pada awalnya belum berkembang dan
penelitian. Angket atau sering disebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat
kuesioner digunakan dengan menyebarkan luar. Hal tersebut dikarenakan pemasaran
formulir yang berisi beberapa pernyataan produk keripik talas hanya sebatas
kepada responden untuk memperoleh lingkungan sekitar tanpa adanya
informasi (Una, 2021). pemanfaatan sosial media sebagai wadah
Penilaian angket menggunakan pemasaran. Sehingga penjualan produk
alat/instrument berupa lembar angket keripik talas hanya sekitar 10 pack degan
dengan daftar (check list) pada jawaban harga Rp.10.000/pack untuk setiap harinya.
yang sesuai dipilih oleh responden. Kemasan suatu produk merupakan
salah satu hal yang penting dalam
meningkatkan daya tarik pembeli. Adapun
3
bentuk desain kemasan lama keripik talas
T ing ka t Pe njua la n Pr o duk
ini tergolong sederhana yaitu dikemas K e r ipik Ta la s
dengan plastik bening disertai gambar dan
bertuliskan keripik talas, sama dengan Minggu Ke 5
kemasan produk keripik lainnya. Maka dari
Minggu Ke 4
itu untuk dapat bersaing dengan produk
lain dan menarik minat pembeli Minggu Ke 3
dibutuhkan pembaharuan desain kemasan
baru produk keripik talas agar dapat Minggu Ke 2

diterima diberbagai tempat baik di


Minggu Ke 1
minimarket maupun supermarket.
Sedangkan untuk memperluas pemasaran 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

produk keripik talas ini kami Diagram 1. Tingkat Penjualan Produksi


memanfaatkan media sosial seperti Keripik Talas.
instagram, facebook dan whatsaap. Berdasarkan diagram tersebut
Berdasarkan hasil kegiatan, setelah menunjukkan bahwa tingkat produksi dan
melakukan pengembangan usaha keripik penjualan produk keripik talas terus
talas dengan memperbaharui kemasan dan meningkat dari minggu ke minggu. Tingkat
melakukan pemasaran melalui sosial produksi keripik talas disesuaikan dengan
media, produk keripik talas yang biasanya orderan konsumen, sehingga seluruh keripik
terjual 10 pack seharga Rp.10.000/pack, talas yang sudah diproduksi langsung habis
kini terjual tidak kurang dari 20 pack untuk terjual. Sehingga dapat diketahui dengan
setiap harinya. Sedangkan untuk kemasan adanya pembaharuan kemasan prdoduk dan
yang seharga Rp.5000 kurang diminati pemasaran melalui sosial media berhasil
masyarakat sehingga kami memperbaharui dalam meningkatkan tingkat pemasaran.
kemasan yang sebelumnya kurang diminati Selanjutnya untuk tingkat kepuasan
masyarakat menjadi kemasan yang lebih konsumen terhadap produk keripik talas ini
menarik dan cocok untuk dipasarkan di dapat dilihat pada table berikut:
minimarket maupun supermarket dengan Aspek-aspek yang dinilai untuk
peningkatan harga sesuai dengan kelayakan mengetahui tingkat kepuasan konsumen
kemasan menjadi Rp.7000/pcs, kemudian terhadap produk keripik talas yaitu produk,
untuk kemasan seharga Rp.7000/pcs ini harga, kemasan, dan kualitas. Adapun
terjual sekitar 15 pack setiap harinya. temuan hasil pernyataan disajikan dalam
Adapun tingkat produksi dan table berikut:
penjualan produk keripik talas dapat dilihat Table 2. Hasil angket yang diperoleh dari
pada diagram berikut: konsumen keripik talas.

Aspek Pernyataan Persentase


yang (%)
dinilai
Produk 1. Keripik talas 96,8%
memiliki
rasa enak,
gurih dan
lezat,

4
disertai bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap
dengan produk keripik talas dikatakan memuaskan.
varian rasa.
2. Banyaknya KESIMPULAN DAN SARAN
isi pada Berdasarkan hasil dan pembahasan
keripik talas dapat disimpulkan bahwa dengan
sesuai pembaharuan desain kemasan dan
pemasaran melalui sosial media seperti
dengan
whatsapp, instagram, dan facebook dapat
harga. meningkatkan daya tarik konsumen
Harga Harga keripik 97,5% sehingga produk penjualan terus meningkat
talas terjangkau dari mingggu-keminggu. Selanjutnya untuk
Kemasa Kemasan baru 97,5% tingkat kepuasan konsumen terhadap
n produk keripik produk keripik talas didapatkan persentase
rata-rata 96,7% dengan kategori
talas menarik
memuaskan.
Kualitas Kualitas produk 95% Untuk kedepanya diharapkan bagi
keripik talas kelompok KKN di Desa Mujur selanjutnya
sudah baik dengan tema yang sama agar bisa konsisten
dan mengembangkan produk usaha melalui
Berdasarkan hasil angket tersebut sosial media. Kemudian untuk masyarakat
dapat digambarkan tingkat kepuasan Desa Mujur yang memiliki usaha mikro
konsumen terhadap produk, harga, kemasan agar bisa menggunakan dan memanfaatkan
dan kualitas keripik talas sebagai berikut: sosial media sebagai salah satu wadah untuk
meningkatkan dan memperluas pemasaran
Persentase (%) Tingkat Kepuasan usaha yang dimiliki.
Konsumen terhadap Produk
Keripik Talas UCAPAN TERIMAKASIH
97.50% Ucapan terimakasi kepada anggota
97.00% KKN yang sudah berkontribusi dalam
96.50% pelaksanaan kegiatan pengabdian masyrakat
96.00% di Desa Mujur dan yang telah berkontribusi
95.50%
95.00%
dalam penulisan artikel. Selanjutnya
94.50% uacapan terimakasih kepada DPL yang
94.00% sudah membimbing selama kegiatan KKN
93.50% dan berkontribusi dalam penerbitan jurnal
Produk Harga Kemasan Kualitas
pengabdian masyarakat.
Untuk kepuasan terhadap produk
didapatkan nilai 96,8%, untuk kepuasan
DAFTAR PUSTAKA
terhadap keterjangkauan harga didapatkan
Maulidah, Fai’zah, dan Renny Oktafia,
nilai 97,5%, untuk kepuasan terhadap 2020, Strategi Pengembangan Usaha
kemasan didapatkan nilai 97,5%, dan untuk Kecil dan Mikro Serta Dampak
kualitas didapatkan nilai 95%. Dan untuk Kesejahteraan Masyarakat Desa
nilai persentase rata-rata tingkat kepuasan Kweden Kecamatan Tarik
konsumen terhadap produk kerik talas Kabupaten Sidoarjo (Menurut
didapatkan nilai 96,7%. Sehingga Pandangan Maqashid Syariah),
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, No.
berdasrkan hasil tersebut menunjukkan
6, Vol. 3, Hal. 571-581.
5
Mufreni, Alfin, NF., 2016, Pengaruh
Desain Produk, Bentuk Kemasan
dan Bahan Kemasan Terhadap
Minat Beli Konsumen (Studi Kasus
Teh Hijau Serbuk Tocha), Jurnal
Ekonomi Manajemen, No. 2, Vol. 2,
Hal. 48-54.

Raharja, Sami’un Jaja, dan Sari Usih


Natari, 2021, Pengembangan Usaha
UMKM di Masa Pandemi Melalui
Optimalisasi Penggunaan dan
Pengelolaan Media Digital, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyrakat, No
1, Vol 4, Hal 108-123.

Sufyanti, Ety, A. Jalaludin Sayutu, dan Ayu


Oka Windarti, 2017, Tingkat
Kepuasan Konsumen Terhadap
Kualitas Pelayanan Minimarket,
Jurnal Reset Bisnis dan Investasi,
No. 1, Vol, 3, Hal, 43-51.

Suryani, Ita, 2014, Pemanfaatan Media


Sosial Sebagai Media Pemasaran
Produk dan Potensi Indonesi dalam
Upaya Mendukung ASEAN
Community 2015, (Studi Sosial
Media Marketing Pada Twitter
Kemeparekraf RI dan Facebook
Disparbud Provinsi Jawa Barat),
Jurnal Komunikasi, NO. 2, VOL. 8,
HAL. 123-138.

Una, Muna, 2021, Laporan Analisis


Angket dan Konseling, Guepedia,
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai