Anda di halaman 1dari 31

Komplikasi dan Efek samping

pemberian terapi intravena


sulistyorini
Tujuan pembelajaran
• Memahami definisi terapi intravena
• Memahami Faktor resiko
• Memahami Macam komplikasi pemberian terapi intrvena
• Memahami Strategi pencegahan dan penanganan komplikasi
Pendahuluan
• Klinisi harus memiliki kompetensi dalam mengenal dan intervensi
yang tepat untuk tanda dan gejala komplikasi akses vaskular (VAD)
selama insersi, pemasangan , dan saat pelepasan VAD.

• Pencegahan, penilaian, dan pengelolaan komplikasi ditetapkan dalam


kebijakan organisasi, prosedur, dan/atau pedoman praktik.
Komplikasi VAD
Komplikasi lokal
Komplikasi sistemik VAD : CLABSI
• Terjadi peningkatan clabsi
pada 15 bulan terakhir di
bandingkan sebelum pandemi
mencapai 450% atau kenaikan
kasus sekitar 5,38% di setiap
1000 pasien (AS)

• Clabsi merupakan HAIs


tertinggi di bandingkan kasus
hais yang lain setelah
pandemi
Impact clabsi

CR-BSIs merupakanpenyebabtertinggijumlahkematiandi rumahsakit. CR-BSIs are one of the most


Mortality: Studimeta analisismenemukanbahwaCR-BSI menyebabkanangka costly hospital acquiredinfections
12%-25% increase 9,10 kematianmeningkat1,57 kali di ruangankritikaldewasa1
Attributed cost of CR-BSIs per patient (US) 7
Hospitalization: Evidence secara gloal menunjukkan peningkatan jumlah hari $75,000

12-24 more daysin rawat dan biaya yang diperlukan untuk mengatasi CR-BSI.
hospital $44,000 $49,000
$54,000

Costs: CR-BSI adalah salah satu HAIs yang dapat dicegah 60 – 70% $33,000
Adults ICU Adults surgical Pediatric ICU
dengan pencegahan yang rasional. ICU
70% are preventable

CR-BSIs have significant impact on mortality, length of stay, and cost to treat

7
Komplikasi VAD

1
Plebhitis 4
Infiltrasi

2
Extravasasi 5
Nerve injury

3
Occlusi 6 Infectie
Resiko PIVC

1. Plebhitis
2. Extravasasi
3. Oklusi
4. Infiltrasi
1. Plebhitis
VIPScore
2. Extravasasi
3. Oklusi
3. Infiltrasi
5. Nerve Injury
• Merupakan cedera syaraf saat pemasangan dan setelah di
lepas PIVD
• Penyebab : insersi melintasi sendi jaringan saraf di area
extremitas, tusukan saraf langsung atau kompresi syaraf.
• Tanda dan gejala : nyeri seperti tertusuk duri, nyeri yang
menjalar, kesemutan, terbakar, paraestesi
Anatomi kapiler vena
Pencegahan nerve injury
1. Kenali variasi anatomi pada vena, arteri, dan saraf yang
kompleks, sehingga meningkatkan risiko saraf sementara
atau permanen cedera selama pemasangan dan
pemasangan VAD
2. Hati2 saat penusukan di area, terutama pada :
 Vena sefalika pada pergelangan tangan radial,
 fossa dalam di pergelangan tangan dpt potensi cedera
pada nervus medianus,
 Di atas fossa antecubital dpt potensi cedera ke nervus
interoseus medianus dan anterior dan saraf antebrachialis
lateral dan medial,
 subklavia dan jugularis dengan potensi cedera ke saraf
pleksus brakialis,
 Vena brakialis selama penyisipan PICC dengan potensi
cedera pada nervus medianus, site arteri.
Pencegahan nerve injury
3. Mengurangi risiko cedera saraf terkait pungsi
vena : gunakan ultrasound, saat plebhotomi
sudut insersi tidak lebih dari 30˚ (5 s.d 15˚)
4. Pilih vena median cubiti dan vena sepahalika krn
berada di atas permukaan
5. Hindari vena sephalik pada radius 8,5 cm di atas
pergelangan karena risiko cedera saraf radial
superfisial.
Penanganan Nerve injury
1. Hentikan prosedur insersi VAD
2. Segera lepas VAD
3. Laporkan DPJP untuk identifikasi dini kerusakan syaraf
4. Dokumentasikan keluhan
5. Batasi larutan yang masuk jaringan extravasasi atau infiltrasi
6. Pantau tanda2 peningkatan paraestesia
7. Pantau pernafasan dan kesadaran.
6. infeksi
Kesimpulan
• Komplikasi VAD menurunkan keselamatan dan keamanan pasien yang
di berikan terapi VAD
• Komplikasi VAD dapat di cegah dengan peningkatan pengetahuan,
latihan, kebijakan dan monitoring pelaksanaannnya
• Pemantauan kejadian komplikasi harus menjadi study kasus untuk
belajar menrunkan resiko kejadian.

Anda mungkin juga menyukai