Anda di halaman 1dari 35

PENCEGAHAN IADP

(INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER)


Dr Lilik Indrawati SpPK

PP PERDALIN
18 September 2021
Dr Lilik Indrawati, SpPK
lilikindrawati.dr@gmail.com
• Pendidikan Formal
• Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2001
• Spesialis Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
2012
• Riwayat Pekerjaan
• Staf Medik Fungsional Penunjang Kardiovaskular, RS Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita, 2014 - sekarang
• Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita, 2017 – sekarang
• Anggota Tim PRA, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, 2017 –
sekarang
• Ketua Tim Penanganan KLB Covid, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
17/09/21
Kita, 2020 – sekarang lilikindrawati.dr@gmail.com 2
POKOK BAHASAN

PENDAHULUAN
DEFINISI
SURVEILANS
FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
STRATEGI PENERAPAN
PENDAHULUAN

• Central Venous Catheters (CVC) esensial dalam perawatan pasien kritis


(ICU) à devise = port d entry MO à Risiko CLABSI
• CLABSI merupakan infeksi serius, signifikan meningkatkan morbiditas, LOS,
peningkatan cost dan mortalitas (12 – 40%)
• Laporan NHSN:
• CLABSI merupakan penyebab kematian ke 8 di USA, menurun 46%
pada 2008 – 2013, diperkirakan masih terjadi di ICU 30.100
kasus/tahun
• Tahun 2016, 23.500 kasus à 3.11 ‰
• International Nosocomial Infection Control Consortium (INICC) tahun
2010-2015, surveilans di 703 ICU di 50 negara à 4.1 ‰

NHSN, Patient Safety Component Mnual, 2021


Haddadin Y, Central Line Associated Blood Stream Infections, NCBI 2011
Alanazi KH, Burden of CLABSI in 106 Ministry of Helalth hospitals of Saudi Arabia, Internatioal Journal of Infection Control, 2021
PENDAHULUAN

• Saudi Ministry of Health, Januari 2018 – Des 2019: 475.913 central line-
days à CLABSI 3.24 ‰
• Data di negara berkembang??
• Dilaporkan data dari 422 ICU di 36 negara di Amerika latin, Asia, Afrika
dan Eropa tahun 2004 – 2009, CLABSI 6.8 ‰
• Biaya? CDC memperkirakan biaya $16,550 /kasus CLABSI

• CLABSI dapat dicegah melalui penerapan evidence- based practices


(termasuk surveillance), insersi dan manajemen CVC yang baik à patient
safety dan menguntungkan faskes

NHSN, Patient Safety Component Mnual, 2021


Haddadin Y, Central Line Associated Blood Stream Infections, NCBI 2011
Alanazi KH, Burden of CLABSI in 106 Ministry of Helalth hospitals of Saudi Arabia, Internatioal Journal of Infection Control, 2021
DEFINISI

• Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)/ Primary bloodstream infection (BSI):


Infeksi yang terjadi pada sistem aliran darah, dengan konfirmasi laboratorium,
tidak terdapat infeksi di sistem/organ lain.
• PLABSI (Pheripheral line-associated bloodstream infection)
• CLABSI (Central line-associated bloodstream infection)

• Infeksi Aliran Darah Sekunder/ Secondary BSI:


Infeksi aliran darah yang merupakan penyebaran dari infeksi di tempat lain.

NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021


DEFINISI

CLABSI - Central line-associated bloodstream infection (CDC dan NHSN):


Merupakan definisi surveilans, yaitu:
• Ditemukannya patogen dari kultur darah (kultur darah tunggal untuk
mikroorganisme yang bukan flora kulit atau dua/lebih kultur darah untuk
mikroorganisme yang merupakan flora kulit)
• Pada pasien dengan tanda dan gejala infeksi
• Terpasang central line 48 jam sebelum infeksi (NHSN 2021: more than two
consecutive calendar days (on or after CL day 3))
• Tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain atau inkubasi saat pasien
masuk RS

Latif A, Halim MS, Pronovost, Eliminating Infections in the ICU: CLABSI, Curr Infect Dis, 2015
NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021
DEFINISI

CRBSI- Catheter-related bloodstream infection (IDSA):


Merupakan definisi klinis, yaitu:
• Pertumbuhan pada kultur darah semi quantitative (>15 CFU/catheter
segment) atau quantitative (>103 CFU/catheter segment) dengan
organisme yang sama (species and antibiogram) yang diambil melalui
CVC dan yang diambil dari vena perifer (tusukan kulit)
• Sampel darah yang simultan diambil melalui CVC dan vena perifer, rasio
pertumbuhan sampel CVC ≥ 5:1 vena perifer.
• Pertumbuhan kultur darah yang diambil dari central line, lebih awal 2
jam/lebih daripada sampel dari vena perifer.

APSIC Guide for prevention of Central line associated bloodstream infection (CLABSI), 2015
SURVEILANS

Central line (CL): Pembuluh darah besar


Kateter intravaskular • Aorta • Subclavian veins
yang berakhir pada/ • Pulmonary artery • External iliac veins
dekat dengan jantung,
• Superior vena cava • Common iliac veins
atau pembuluh darah
besar untuk tujuan • Inferior vena cava • Femoral veins
infus, pengambilan • Brachiocephalic • In neonates, the
darah, monitoring veins umbilical artery/vein
hemodinamik. • Internal jugular veins

NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021


Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
SURVEILANS

Tipe Central Line (NHSN):


• Permanent central line:
• Tunneled catheters, termasuk tunneled dialysis catheters
• Implanted catheters (termasuk ports)
• Temporary central line: A non-tunneled, non-implanted catheter
• Umbilical catheter: A vascular catheter yang insersinya melalui arteri atau
umbilicalis neonates.

NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021


SURVEILANS

Tidak termasuk Central line (NHSN):


• Arterial catheters
• Arteriovenous fistula
• Arteriovenous graft
• Atrial catheters (transthoracic intra-cardiac catheters, insersi langsung pada
atrium kanan/kiri melalui dinding jantung)
• Extracorporeal life support (ECMO)
• Hemodialysis reliable outflow (HERO) dialysis catheter
• Intra-aortic balloon pump (IABP) devices
• Peripheral IV or Midlines
• Ventricular Assist Device (VAD)

NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021


MIKROORGANISME
Mikroorganisme berikut ini di eksklusi dari surveilans CLABSI
Berhubungan dengan IAD sekunder Penyebab infeksi komunitas

• Campylobacter, • Blastomyces,
• Salmonella, • Histoplasma,
• Shigella, • Coccidioides,
• Listeria, • Paracoccidioides,
• Vibrio • Cryptococcus,
• Yersinia • Pneumocystis
• C. difficile,
• Enterohemorrhagic E.coli,
• Enteropathogenic E. coli
NHSN, Patient Safety Component Manual, 2021
FAKTOR RISIKO CLABSI
Insersi & maintenance
PASIEN Pelayanan Kesehatan
Kateter
• Usia: • Skill insersi kurang • Kepatuhan kebersihan
neonatus/pediatrik/ • Pemilihan lokasi tangan (<<)
dewasa, geriatrik (femoral > internal • Pemakaian APD kurang
• Jenis kelamin: laki-laki > jugular, Subclavia) tepat
• Kondisi medis dasar: • Kondisi pemasangan • Kurangnya perawatan
luka bakar, trauma, (emergensi/elektif) kateter
defisiensi imunologi • Multiple vascular • Respon nakes rendah
(transplant, DM), catheter • Kurangnya rasio
malnutrisi, kelainan • Multilumen catheter perawat- pasien
hematologi, GIT,
• Durasi pemakaian • Kurangnya kesadaran
kardiovaskular dan renal
• Nutrisi parenteral antara nakes - pasien
• Waktu rawat inap
• Transfusi darah

APSIC Guide for prevention of Central line associated bloodstream infection (CLABSI), 2015
Haddadin Y, Central Line Associated Blood Stream Infections, NCBI 2011
PATOFISIOLOGI

1. Ekstraluminer
Bakteri pada permukaan kulit migrasi
melalui permukaan kateter ke
intravaskular (>>>, 10 hari insersi)
2. Intraluminer:
• Kontaminasi hub dari tangan
petugas (biasanya > 10 hari),
• kontaminasi infusate (IV fluid, obat
(pabrikan/saat penyiapan), produk
darah) (<<<)

Crnich CJ, Maki DG, The promise of Novel technology for the prevention of intravascular device-related bloodstream infection, Clin Infect Dis, 2002
APSIC, APSIC Guide for prevention of Central line associated bloodstream infection (CLABSI), 2015
PENCEGAHAN CLABSI

• Bundles: Serangkaian prosedur sesuai evidence-based yang dijalankan


secara terstruktur dan simultan untuk memperbaiki proses perawatan
pasien
• Penerapan bundles CLABSI:
• Tim multidisiplin (dokter, perawat, praktisi / Komite PPI, Komite Mutu) à
kajian kasus CLABSI secara komprehensif
• Edukasi komponen bundles
• Siklus PDSA (plan – Do – Study – Act)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
1.Optimal catheter site selection
2.Hand hygiene
3.Alcohol based Chlorhexidine 2% skin preparation
4.Complete maximum barrier precautions
Maintenance Bundles
1)Daily review of catheter necessity and replacement
2)Hand hygiene
3)Disinfection of hubs
4)Strict aseptic technique for dressing changes
5)Standardize administrations sets changes
Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
1. Pemilihan lokasi insersi (Optimal catheter site
selection)
• Pemilihan lokasi insersi kateter - berkaitan dengan
risiko thrombophlebitis dan densitas flora normal
kulit
• Kateter femoral mempunyai risiko paling tinggi
terjadi infeksi dan deep venous thrombosis à harus
dihindari
• Untuk pasien dewasa, kateter subclavia lebih
disarankan, meskipun faktor kesulitan mekanik dan
risiko stenosis harus dipikirkan.

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
1. Pemilihan lokasi insersi (Optimal catheter site selection)
• Rekomendasi:
• Pilih type kateter dan lokasi insersi berdasarkan tujuan dan durasi
pemasangan, risiko infeksi, dan komplikasi non infeksi, kompetensi petugas
dan pemeliharaannya. (IB)
• Gunakan kateter midline atau PICC, jika durasi terapi IV > 6 hari. (IB)
• Rekomendasi untuk CVC:
• Pertimbangkan risk dan benefit pemasangan, dan pilih lokasi untuk menurunkan
risiko infeksi dan komplikasi. (IA)
• Hindari vena femoral untuk CVC. (I)
• Untuk menghindari vena stenosis pada hemodialysis dan pheresis jangka pendek,
vena jugular atau femoral lebih dipilih daripada vena subclavia. (IA)
• Jika memungkinkan, gunakan ultrasound guidance saat pemasangan, untuk
menghindari komplikasi mekanik. (IB)
Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
2. Hand Hygiene
• Rekomendasi:
• Hand hygiene harus dilakukan sebelum dan sesudah palpasi area insersi kateter, juga
saat replacing, accesing, repairing or dressing CVC .Tidak melakukan palpasi setelah
melakukan antisepsis kulit, kecuali teknik aseptik terjaga. (IB)
• Menjaga teknik aseptik saat melakukan insersi dan perawatan kateter intravaskular.
(IB)
• Sarung tangan steril harus dipakai saat melakukan insersi. (IA)
• Gunakan sarung tangan steril baru sebelum memegang kateter baru ketika
mengganti guidewire kateter. (II)
• Gunakan sarung tangan bersih/steril ketika mengganti dressing kateter intravaskular.
(IC)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
3. Alcohol-based chlorhexidine skin preparation
• Rekomendasi:
• Lakukan skin preparasi dengan alcoholic chlorhexidine solution, konsentrasi 0.5 – 2%
chlorhexidine dan 70% alcohol, sebelum insersi CVC dan saat melakukan penggantian
dressing. Jika ada kontraindikasi terhadap Chlorhexidine (misalnya hipersensitifitas),
dapat digunakan iodine tincture, iodophor, atau alcohol 70% sebagai alternatif. (iA)
• Tidak dapat dibuat rekomendasi safety dan efficacy chlorhexidine pada bayi <2 bulan
(UI, unresolved issue)
• Biarkan antiseptik kulit kering sempurna sebelum melakukan insersi kateter. (IB)
Tidak diperbolehkan mengusap atau meniup.
• Disinfeksi hub kateter, needleless connector, taps dan port injeksi dengan alcoholic
chlorhexidine atau alkohol 70% sebelum mengakses. (IIB)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Insertion Bundles
4. Maximum barrier precaution
• Merujuk pada penggunaan gaun steril, sarung tangan
steril, masker, cap, dan full body sterile drape untuk
menutupi tubuh pasien (seperti di ruang operasi)
selama melakukan insersi CVC.
• Rekomendasi:
• Gunakan maximal sterile barrier precautions
selama insersi CVC. (IB)
• Gunakan sterile sleeve untuk melindungi kateter
arteri pulmonal selama insersi. (IB)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
1) Daily review of catheter necessity and replacement
• Selama penggunaan CVC harus dilakukan pengkajian harian, jika sudah tidak
diperlukan segera dilepas
• Risiko CLABSI meningkat seiring lamanya penggunaan
• Rekomendasi:
• Pastikan hanya petugas yang terlatih dan kompeten untuk melakukan insersi
CVC. (IA)
• Segera lepas CVC jika tidak diperlukan lagi. (IA)
• Pastikan level kompetensi perawat di ICU sesuai. Studi observasional
menunjukkan bahwa tingginya proporsi perawat umum atau peningkatan
rasio pasien-perawat berhubungan dengan peningkatan CRBSI di ICU. (IB)
Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
1) Daily review of catheter necessity and replacement
• Rekomendasi:
• Segera lepas CVC jika tidak lagi diperlukan. (IA)
• Jika pelaksanaan teknik aseptik tidak dapat dipastikan (misalnya pemasangan
di pada kondisi emergensi), ganti kateter sesegera mungkin atau dalam 48
jam. (IB)
• Jangan melakukan penggantian rutin CVC, PICC, kateter hemodialysis, atau
arteri pulmonal. (IB)
• Jangan melepas CVC atau PICC hanya berdasarkan demam saja. Lakukan
clinical assement untuk menentukan bukti infeksi atau demam karena sebab
non infeksi. (II)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
2) Hand hygiene, glove use and asepic tehnique
• Rekomendasi:
• Gunakan sarung tangan steril baru dan teknik aseptik sebelum handling
kateter baru ketika dilakukan penggantian guidewire. (II)
• Hand hygiene harus dilakukan sebelum dan sesudah palpasi area insersi
kateter, juga saat replacing, accesing, repairing or dressing CVC. Tidak
melakukan palpasi setelah melakukan antisepsis kulit, kecuali teknik aseptik
terjaga. (IB)
• Menjaga teknik aseptik saat melakukan insersi dan perawatan kateter
intravaskular. (IB)
• Gunakan sarung tangan bersih atau steril ketika melakukan penggantian
dressing kateter. (IC)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
3) Disinfection of hubs and changing the access lumen/devices
• Hub pada CVC merupakan sumber kolonisasi bakteri yang tersering, dalam waktu
cepat menjadi portal of entry mikroorganisme ke permukaan intraluminal kateter.
• Rekomendasi:
• Penggunaan CVC dengan jumlah port/lumen minimal, penting untuk
manajemen pasien. (IB)
• Penggantian komponen needleless bersamaan dengan administration set
sesuai rekomendasi pabrikan bertujuan untuk menurunkan infeksi. Tidak
perlu mengganti administration set dan hub/connector lebih sering dari 72
jam. (II)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
3) Disinfection of hubs and changing the access lumen/devices
• Rekomendasi:
• Pastikan semua komponen compatible untuk menghindari kebocoran dan
terganggunya system. (II)
• Meminimalkan risiko kontaminasi dengan melakukan scrubbing pada access
port dengan antiseptik (alcohol based chlorhexidine, povidone iodine, alcohol
based iodophor, atau alcohol 70%) dan melakukan akses port hanya dengan
peralatan steril (IA)
• Jika menggunakan nedleles, split septum valve lebih disarankan daripada
mechanical valve, (II)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles

4) Strict aseptic technique for dressing changes


• Rekomendasi:
• Gunakan kassa steril atau dressing steril, transparan dan
semipermeable untuk menutup catheter site. (IA)
• Jika pasien mengalami diaphoresis (berkeringat) atau ada
perdarahan pada lokasi insersi, gunakan penutup kassa steril, hingga
masalah tersebut sudah bisa diatasi. (II)
• Ganti dressing kateter jika lembab, longgar atau tampak kotor. (IB)
• Jangan menggunakan ointment atau cream antibiotic topical, kecuali
untuk kateter dialysis, karena memicu infeksi jamur dan resistensi
antimikroba. (IB)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles

4) Strict aseptic technique for dressing changes


• Rekomendasi:
• Jangan mencelupkan catheter site ke dalam air, karena akan meningkatkan
risiko mikroorganisme masuk ke lokasi insersi, kecuali jika kateter ,
administration conector dan hub ditutup dengan penutup waterproof.
• Ganti dressing kassa jika kotor. (II)
• Ganti dressing transparan setidaknya setiap 7 hari, kecuali pada pasien
pediatrik karena risiko kateter terlepas mungkin lebih besar. (IB)
• Ganti dressing transparan yang digunakan pada tunneled/implant CVC
tidak lebih dari 1x setiap minggu (kecuali dressing kotor/lembab), hingga
lokasi insersi sembuh. (II)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
4) Strict aseptic technique for dressing changes
• Rekomendasi:
• Pastikan perawatan kateter sesuai dengan material kateternya. (IB)
• Penggunaan dressing ber-chlorhexidine untuk CVC pada pasien >2 bulan,
boleh jika insiden CLABSI tinggi dan tidak menurunkan kepatuhan bundle
pencegahan lainnya, termasuk edukasi petugas. (IB)
• Sarankan pasien untuk melaporkan setiap perubahan lokasi kateter atau ada
ketidaknyamanan. (II)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
BUNDLES PENCEGAHAN CLABSI
Maintenance Bundles
5) Standardize administrations sets changes
• Rekomendasi:
• Pada pasien yang tidak menerima darah, produk darah atau emulsi lemak,
penggantian administration set tidak lebih sering dari setiap 96 jam, tetapi
minimal setiap 7 hari. (IA)
• Ganti tubing yang digunakan untuk memasukkan darah, produk darah, atau
emulsi lemak dalam 24 jam sejak mulai pemberian. (IB)
• Ganti tubing yang digunakan untuk memasukkan Propofol setiap 6 – 12 jam,
ketika vial diganti, sesuai rekomendasi pabrikan. (IA)

Gupta P, et all, Bundle approach use to achieve zero CLABSI in an adult coronary intensive care unit, BMJ, 2021
Ling ML et all, APSIC guide for prevention of CLABSI, 2016
STRATEGI PENERAPAN

• Penerapan Bundles pencegahan CLABSI (insersi dan maintenans) akan


baik jika menggunakan pendekatan perbaikan mutu
berkesinambungan (siklus PDSA) dan melibatkan tim yang
multidisiplin.
• Tim yang dibentuk termasuk champion di setiap Unit yang menjadi
target perbaikan.
• Tingkatkan komunikasi untuk sharing data kasus, dan langkah tindak
lanjut, sehingga setiap pihak yang terkait memiliki persepsi yang sama
terhadap masalah.
• Dukungan kepemimpinan di RS sangat dibutuhkan untuk
menumbuhkan budaya zero tolerans terhadap infeksi
SIMPULAN

• IADP (CLABSI) merupakan infeksi serius di ICU, signifikan meningkatkan


morbiditas, LOS, peningkatan cost dan mortalitas.

• IADP (CLABSI) dapat dicegah melalui penerapan evidence- based practices


(termasuk surveillance), insersi dan manajemen CVC yang baik

• Dalam penerapan bundle pencegahan ini dibutuhkan tim yang


multidisiplin, training, dan komunikasi intensif antar anggota tim serta
dukungan manajemen, untuk menumbuhkan budaya zero tolerance
terhadap infeksi.

Anda mungkin juga menyukai