Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP DR.

MOHAMMAD HOESIN
NOMOR : HK.02.03/XVII.4/375/2022

TENTANG

KEBIJAKAN TATA LAKSANA SKRINING COVID-19 DAN ISOLASI PADA TENAGA


KESEHATAN RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR UTAMA RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN

Menimbang : a. sehubungan dengan upaya pendeteksian dalam rangka mengurangi risiko


penularan COVID-19 terhadap tenaga kesehatan di lingkungan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang, dipandang perlu untuk diatur dalam
Kebijakan Tata Laksana Skrining COVID-19 dan Isolasi pada Tenaga
Kesehatan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang;
b. bahwa dalam rangka penyempurnaan, maka Surat Keputusan Direktur
Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Nomor
HK.02.03/XVII.2/1200/2021 tanggal 02 Juni 2021 tentang Kebijakan Tata
Laksana Skrining COVID-19 pada Tenaga Kesehatan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang;
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
5. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5340);
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1243/MENKES/SK/VIII/2005
tentang Penetapan 13 (tiga belas) Eks Rumah Sakit Perusahaan Jawatan
(Perjan) Menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan
dengan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 145/Menkes/SK/I/2007 tentang
Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 634/MENKES/SK/VIII/2009
tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang;

Dokumen ini telah ditanda tangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020
tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
sebagai Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor KP. 03.03/Menkes/165/2020
tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari
Jabatan Struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020
tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit
Infeksi Emerging Tertentu;
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/243/2022
tentang Manajemen Klinis Tata Laksana Corona Virus Disesase 2019
(COVID-19) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
14. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
8/I/IO/KES/PMDN/2018 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai Rumah Sakit Umum
Kelas A.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN


PALEMBANG TENTANG KEBIJAKAN TATA LAKSANA SKRINING COVID-
19 DAN ISOLASI PADA TENAGA KESEHATAN RSUP Dr. MOHAMMAD
HOESIN PALEMBANG
KESATU : Tata Laksana Skrining COVID-19 dan Isolasi pada Tenaga Kesehatan, diatur
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KEDUA : Semua biaya yang timbul akibat dikeluarkannya surat keputusan ini
dibebankan pada anggaran RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
KETIGA : Dengan diberlakukannya surat keputusan ini, maka segala hal yang
bertentangan dengan surat keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Palembang
Pada tanggal 23 Februari 2022
DIREKTUR UTAMA,

BAMBANG EKO SUNARYANTO

Dokumen ini telah ditanda tangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE.
Tembusan:
1. Direktur Utama
2. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
3. Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian
4. Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara
5. Ketua Satuan Pemeriksa Internal
6. Koordinator Kelompok Substansi Pelayanan Medik / ketua tim HTA
7. Koordinator Kelompok Substansi Umum
8. Kepala Instalasi Graha Eksekutif
9. Kepala Instalasi Farmasi
10. Kepala Instalasi Gizi
11. Kepala Instalasi Gawat Darurat
12. Kepala Instalasi Rawat Jalan dan Geriatri
13. Kepala Instalasi Brain Heart Center
14. Kepala Instalasi Bedah Sentral
15. Kepala Instalasi Rawat Intensif
16. Kepala Instalasi Hemodialisa
17. Kepala Instalasi Rawat Inap
18. Kepala KSM Bedah
19. Kepala Instalasi Rehabilitas Medik / Kepala KSM Rehabilitas Medik
20. Kepala Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam
21. Kepala Instalasi Radiologi / Kepala KSM Radiologi
22. Kepala KSM Kesehatan Anak
23. Kepala Instalasi Radioterapi / Kepala KSM Radioterapi
24. Kepala Instalasi Verifikasi dan Penjaminan Pasien
25. Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
26. Kepala KSM THT KL
27. Kepala KSM Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium / Kepala Instalasi Laboratorium
Sentral
28. Kepala Kelompok Staf Medis Neurologi
29. Kepala Instalasi Forensik Dan Pemulasaraan Jenazah
30. Kepala KSM Mata
31. Kepala KSM Dermatologi dan Venerologi
32. Kepala Kelompok Staf Medik Anestesi dan Terapi Intensif
33. Kepala Instalasi Rekam Medik
34. Kepala Kelompok Staf Medik Patologi Anatomi
35. Kepala Kelompok Staff Medik Gigi dan Mulut
36. Kepala KSM Kardiologi
37. Kepala KSM Gizi Klinik, Forensik dan Jiwa
38. Kepala KSM Umum
39. Kepala KSM Obstetri dan Ginekologi
40. Kepala Instalasi Pelayanan Pelanggan, PKRS dan Humas
41. Kepala KSM Orthopedi dan Traumatologi
42. Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu
43. Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3RS
44. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit
45. Kepala Instalasi Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
46. Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Dokumen ini telah ditanda tangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
NOMOR : HK.02.03/XVII.4/375/2022
TANGGAL : 23 Februari 2022

TATA LAKSANA SKRINING COVID-19 DAN ISOLASI PADA TENAGA KESEHATAN


RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

1. Tata laksana skrining COVID-19 pada tenaga kesehatan adalah pengaturan protokol
pendeteksian dan penanganan COVID-19 pada tenaga kesehatan.
2. Skrining tenaga kesehatan yang ada gejala dan kontak erat diagnosis COVID 19
ditegakkan berdasarkan hasil PCR. Untuk yang kontak erat tanpa gejala/gejala tidak khas,
dilakukan pemeriksaan RT Antigen. Jika positif, dilanjutkan pemeriksaan PCR.
3. Bagi tenaga kesehatan yang sudah kontak erat, bergejala ringan dan sedang,
direkomendasikan untuk isolasi mandiri di rumah sampai hasil swab keluar.
4. Kriteria kembali bekerja bagi tenaga kesehatan/SDM yang terkofirmasi COVID-19:
a. Tanpa Gejala : Isolasi mandiri selama 5 hari (terhitung dari hasil pemeriksaan PCR
dan dinyatakan positif) pada hari kelima dilakukan pemeriksaan PCR ulang, dengan
ketentuan:

1. Hasil Negatif : kembali bekerja (1 hari setelah hasil swab keluar)


2. Hasil Positif : lanjut isolasi mandiri sampai hari ke 10, setelah hari ke 10
l a n g s u n g masuk kerja. Untuk Nakes yang merawat pasien
immunocompromised dan pasien anak dilakukan pemeriksaan PCR ulang, bila
hasil positif maka konsul ke Tim PIE.
3. Untuk pelaksanaan Swab Evaluasi yang bertepatan dihari Sabtu dan Minggu
pelaksanaan pemeriksaan PCR dilaksanakan di hari Sabtu.

b. Gejala Ringan-Sedang
Isolasi Mandiri selama 10 hari, pada hari ke 10 PCR ulang jika hasil :

1. Negatif : Masuk kerja (1 hari setelah hasil swab keluar)


2. Positif : Dikonsulkan ke Tim PIE

c. Gejala Berat-Kritis

Dilakukan perawatan 10-20 hari dan 48 jam setelah hilang demam tanpa obat serta
perbaikan gejala dilakukan pemeriksaan PCR sebanyak 2x (Selang 24 Jam).
5. Bagi tenaga kesehatan yang dirawat dengan gejala berat dan kritis setelah dipulangkan
dengan hasil swabnya negatif, selanjutnya isolasi mandiri di rumah selama 7 hari lalu
masuk kerja. Jika dipulangkan dengan hasil swab masih positif, maka lanjut isolasi mandiri
di rumah sampai10 hari, bila tanpa gejala langsung masuk kerja. Bila masih ada gejala
dikonsulkan ke TIM PIE.
6. Swab berkala tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19 menetap dilakukan 3
bulan sekali dan bagi tenaga kesehatan yang berganti setiap bulan maka dilakukan swab
PCR saat masuk dan keluar ruang perawatan COVID-19.
7. Pelaksanaan skrining COVID-19 terjadwal dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun
oleh Kelompok Substansi Sumber Daya Manusia.
8. Semua tenaga kesehatan yang bekerja wajib mematuhi protokol kesehatan yang sudah
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

DIREKTUR UTAMA,

BAMBANG EKO SUNARYANTO

Dokumen ini telah ditanda tangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE.

Anda mungkin juga menyukai