PROPOSAL Hajah Ningsih
PROPOSAL Hajah Ningsih
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
penelitian yang berjudul “Formulasi Sediaan Blush On Stick Ekstrak Etanol Biji Buah
Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Pewarna Alami” guna memenuhi salah satu
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan proposal Penelitian ini sangat
penulis harapkan.
Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa pula menghaturkan rasa terima kasih yang
Pembimbing I dan kepada Ibu apt. Dian Rahmanir, S. Farm., MKM selaku Pembimbing
II atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing,
mengarahkan, memberi saran maupun kritik sehingga proposal Penelitian ini menjadi lebih
baik.
Tak lupa pula penulis haturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
6. Ketua Prodi S1 Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala Waluya
ii
7. Para Tim Penguji masing-masing : Dr. Sri Anggarini Rasyid, S.Si., M.Si selaku
penguji I, apt. Nikeherpianti Lolok, S.Farm., M.Farm selaku penguji II serta apt. La
8. Seluruh dosen dan staf/karyawan Universitas Mandala Waluya yang telah banyak
9. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang serta motivasi.
10. Seluruh teman–teman khususnya Program Studi S1 Farmasi yang telah memberikan
bantuan dan motivasi kepada Penulis hingga selesainya proposal penelitian ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam peneyelesaian proposal
penelitian ini penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berpenampilan menarik. Banyak kaum wanita maupun pria akan mengeluarkan biaya
yang sangat besar untuk membuat diri mereka menarik dengan membeli beberapa
“bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik.”
Blush on adalah salah satu kosmetik yang biasanya diaplikasikan pada pipi, untuk
menimbulkan rona kemerahan yang alami, agar rona wajah kelihatan segar, sehat dan
tidak pucat. Blush on konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah
kecoklatan. Tidak semua zat warna bisa digunakan sebagai pewarna dalam kosmetik.
Ada zat- zat tertentu yang penggunaanya sangat dilarang karena menyebabkan dampak
diantaranya, bentuk padat (compact), bentuk anhydrous cream, bentuk liquid blush,
bentuk krim emulsi dan bentuk batang (stick). Blush on bentuk batang (stick) dikemas
dalam tube seperti lipstick. Penggunaannya cukup mudah karena langsung dipoleskan
secara lurus di pipi kemudian diratakan dengan jari (Mulyawan dan Suriana, 2013).
1
Pewarna sintetik sering menimbulkan efek samping, sedangkan pewarna alami
mempunyai keunggulan yang tidak kalah dengan zat warna sintetis, yaitu intensitas
warna yang jauh lebih rendah dari zat warna sintetis, sehingga pada pemakaian
menimbulkan kesan sejuk (Sutara, 2009). Salah satu sumber bahan alami yang
memiliki potensi di Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami adalah
pinang. Pewarna alami dari bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna untuk blush on yaitu ekstrak biji pinang. Adapun salah satu kandungan utama
yang terdapat dalam biji buah pinang (Areca catechu L.) adalah antosianidin yang
merupakan pigmen berwarna merah yang berfungsi sebagai pewarna (Chadijah, 2021).
5%,10%,dan 15% telah memberikan warna pada formulasi sediaan lipstick. Semakin
tinggi konsentasi yang digunakan maka semakin gelap warna yang dihasilkan. Pada
pewarna buah pinang sebanyak 10% berwarna merah, konsentrasi pewarna ekstrak
formulasi blush on dari zat pewarna alami buah pinang (Areca catechu L.) Penggunaan
terhadap kosmetik herbal serta dapat mendukung usaha pemanfaatan buah pinang yang
menggunakan biji buah pinang (Areca catechu L.) sebagai pewarna alami dalam
bentuk sediaan blush on stick yang mudah digunakan dan dievaluasi secara fisik.
B. Rumusan Masalah
2
1. Apakah ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.) dapat dibuat sebagai pewarna
alami sediaan blush on dalam bentuk stick dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan
15% ?
C. Tujuan Penelitian
zat warna ekstrak biji buah pinang ( Areca catechu L.) dengan konsentrasi 0%, 5%,
2. Untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan formulasi blush on dengan warna yang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberi tambahan kajian pustaka tentang ekstrak biji buah pinang (Areca
2. Manfaat Institusi
bidang pengobatan alternatif dari bahan alam serta acuan untuk melakukan
3. Manfaat Praktis
E. Kebaruan Penelitian
3
Tabel 1. Kebaruan Penelitian
No Nama/Penulis Judul Persamaan Perbedaan
.
1 Pitralina Formulasi Sediaan Pembuatan Sampel yang
Bu’ulolo Pemerah Pipi Kombinasi sediaan berbeda.
(2019) Ekstrak Umbi Bit Merah Formulasi yang Peneliti
(Beta Vulgaris L) Dan sama yaitu sebelumnya
Ekstrak Angkak Dalam formulasi blush menggunakan
Bentuk Stick on stick Ekstrak Umbi
Bit Merah
(Beta
Vulgaris L)
Dan Ekstrak
Angkak
2 Hanna Novia Formulasi Sediaan Perona Pembuatan Sampel yang
Purnomo, Pipi Ekstrak Etanol Ubi sediaan berbeda.
Hosea J. Edy, Jalar Ungu (Ipomoea Formulasi yang Peneliti
Jainer P. Batatas L.) Dalam Bentuk sama yaitu sebelumnya
Siampa (2021) Stick formulasi blush menggunakan
on stick ekstrak etanol
ubi jalar ungu
(Ipomoea
Batatas L.)
3 Aprilianti Formulasi Lipstik Pembuatan Sediaan
(2014) Menggunakan Ekstra Biji sampel yang kosmetik
Buah Pinang Muda (Areca sama yaitu yang berbeda.
Catechu L) Sebagai ekstra biji buah Peneliti
Pewarna. pinang muda sebelumnya
(Areca Catechu menggunakan
L) formulasi
sediaan
lipstik.
4 Iskandar Benni, Formulasi Blush On Stick Pembuatan Sampel yang
Meri Dengan Zat Pewarna sediaan berbeda.
Ernilawati, Alami Ekstrak Kering Formulasi yang Peneliti
Tiara Tri Buah Naga Merah sama yaitu sebelumnya
Agustini, Ferdy (Hylocereus polyrhizus L) formulasi blush menggunakan
Firmansyah, on stick Ekstrak
Neni Kering Buah
Frimayanti Naga Merah
(2021) (Hylocereus
polyrhizus L)
5 Heru A. Aktivitas Antioksidan Zat aktif yang Metode
Cahyanto Ekstrak Etanol Biji Pinang sama terhadap pengujian
(2018) (Areca Catechu, L) aktifitas yang berbeda
senyawa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seluruh wilayah Indonesia, salah satunya daerah Papua. Nama daerah dari
tumbuhan pinang ini antara lain pineng, pineung (Aceh), pinang (Gayo), batang
mayang (Karo), pining (Toba), pinang (Minangkabau), gahat, gehat, kahat, taan,
pinang (Kalimantan), bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku), mamaan,
nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongan (Sulawesi), jambe, penang, wohan
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyle
Ordo : Arecales
Family : Araceae
Genus : Areca
5
3. Morfologi
dan batangnya tidak bercabang (Arisandi, 2008). Daun majemuk menyirip, tumbuh
tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1- 1,8 m, anak
daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan bergigi.
Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah
roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap
(Widyanigrum, 2011). Buah bentuk bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7
cm, dinding buah berserabut, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah merah
jingga jika masak (Sihombing, 2000). Biji satu, berbentuk seperti kerucut pendek
dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal,
panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan
(Dalimartha, 2009).
Sabut pinang merupakan bagian dari buah pinang yang teksturnya berserat.
Volume sabut yang terdapat dalam buah pinang secara utuh adalah berkisar sekitar
60% - 80% dari keseluruhan buah. Sabut kering yang dihasilkan dari penjemuran
sinar matahari akan kehilangan kadar air sekitar 28% - 33% dari berat sabut setelah
kulit buah dengan panjang serabut 6 cm, dengan organoleptik warna kuning
kemerahan jika sudah matang, bau khas, serta rasa pahit. Pemeriksaan organoleptik
ekstrak etanol sabut pinang diperoleh warna coklat kehitaman, bau khas dan rasa
6
4. Kandungan biji pinang
tanin (areca red), lemak (palmitic, oleic, linoleic, palmitoleic, stearic, myristic
acid), saponin, steroid, asam amino, choline, flavonoid, dan catechin. Biji segar
(Dalimartha, 2009).
obat cacing dengan melumpuhkan taenia, terutama taenia solium. Arecoline juga
(Dalimartha, 2009).
6. Struktur Kulit
epidermis disebelah luar. Lapisan paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin)
pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang
tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan
7
terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan dibawahnya akan mengisi
lapisan yang lepas. Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal
Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan 15 membentuk sel kulit
baru yang selanjutnya bergeser kelapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi
lapisan cornium. Pigmen melanin yang memberi warna pada kulit terdapat
dilapisan ini. Untuk mencapai lapisan paling atas, selsel ini membutuhkan waktu
sekitar 5-6 minggu, dengan demikian setiap 4-5 minggu manusia sebenarnya
mengalami pergantian kulit. Pada lapisan dermis dibawah lapisan basal terdapat
ujung saraf peraba, dan pembuluh darah kapiler. Disini juga dapat ditemukan
kelenjar keringan dan kelenjar minyak kulit. Padalapisan subcutis dapat ditemukan
banyak pembuluh darah, saraf, dan folikel atau akar rambut beserta merector pilli
(Azzahra, 2020).
7. Kosmetika
Istilah kosmetik berasal dari kata Yunani yakni “kosmetikos” yang berarti
kosmetika adalah “bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak bermaksud untuk diserap kedalam
kulit serta mengubah secara permanen kekurangan (cacat) yang ada. Dengan
demikian kosmetika dekoratif akan terdiri atas bahan aktif berupa zat warna dalam
8
berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan
a. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
b. Kosmetik tradisional: misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan
Kosmetika Dekoratif
Kosmetik dekoratif adalah kosmetik yang hanya melekat pada alat tubuhyang
dirias dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara
Kosmetika dekoratif terdiri dari : bahan aktif berupa zat warna dalam
berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan
tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. (Unirah U.
2011)
8. Blush On
Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
Produk ini bertujuan untuk memerahkan pipi, sehingga nampak lebih cantik dan
9
9. Ada beberapa jenis – jenis blush on
diencerkan dengan bahan-bahan powder standar seperti talkum, zink stearat, dan
Gambar3.PowderBlush
b. Cream blush
kulit yang nampak lebih alamiah dan bersifat menolak air, formulanya cocok
Gambar 4. Creamblush
c. KrimemulsidanliquidRouges
10
padafoundation yangmasih belum keringdi kulit pipi.
d. Liquid blush
Liquid rounge terdiri dari larutan warna dengan bahan pelarut air atau
Gambar5.Liquidblush
e. Bentuk batang/stick
Blush on jenis ini dikemas dalam tube mirip lipstik, penggunaannya cukup
mudah karena langsung dipoleskan secara lurus di pipi kemudian diratakan
dengan jari (Pitralina Bu’ulolo, 2019)
a. Talkum
Talkum merupakan bahan dasar dari sediaan pewarna pipi yang bersifat
mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. Talkum memiliki ciri-ciri
b. Kaolin
11
kemampuan menutupi dan adhesi yang baik, dalam jumlah maksimal 25%
c. Zink Oksida
dapat menyebabkan kulit kering. Penggunaan pada tingkat yang cukup rendah
dalam pewarna pipi karena memiliki kekuatan yang cukup baik untuk membuat
kulit cerah.
d. Pengikat
1) Pengikat kering
2) Pengikat minyak
Pengikat ini biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gom
umum digunakan.
Digunakan secara luas dalam pewarna pipi. Minyak mineral, lemak ester
dari segala tipe dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
12
jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan pewarna pipi yang
5) Pengikat emulsi
dengan luas. Emulsi menghasilkan distribusi yang seragam, baik pada fase
e. Pengawet
a. Talkum
bedak, blush on dan eye shadow, sifat yang sangat luar biasa adalah mudah
b. Kaolin
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau keputihan.
c. Isopropilmiristat
Berupa ester lemak sintetik; bahan ini jernih, berupa larutan, bebas dari bau
yang tidaksedap.
13
d. ZinkOksida
wajah: zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini
dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan; terlalu
sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Diketahui bahwa zink
kulitkering.
e. Pengawet
f. Asamsitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang terdapat pada daun dan
buah tumbuhan tertentu. Senyawa ini merupakan bahan pengawet alami yang baik
dan dapat juga dipakai untuk mengatur tingkat kemasaman pada berbagai
pengolahan makanan dan minuman ringan. Zat ini juga dapat digunakan sebagai
Teknis bahan Kosmetika. Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang
digunakan untuk member dan atau memperbaiki warna pada kosmetika (Pengawas
14
a. Zat Pewarna Berdasarkan Sumbernya Dalam Bahan Tambahan Pangan
Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna
1. Pewarna alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi
2. Pewarna sintesis
alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam,
yaitu:
1. Pewarna yang dapat larut dalam cairan (soluble), air, alkohol, atau
gugusazo.
b) Solvent dyes yang larut dalam air atau alkohol, misal: merah DC,
dankuning.
15
2. Pewarna yang tidak larut dalam cairan (insoluble), yang terdiri atas bahan
Zat warna tidak semua dapat digunakan dalam kosmetika, karna kulit
dibeberapa bagian tubuh ada yang sensitif terhadap warna tertentu sehingga
memerlukan warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir
dan kuku.
Perona pipi (Blush On) dalam bentuk stick mempunyai keunggulan, tidak seperti
perona pipi powder yang mudah hancur, perona pipi stick mudah diaplikasikan
karena dikemas seperti tabung putar layaknya lipstick dan praktis mudah dibawa
kemana-mana.
B. Teori Ekstraksi
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
(Anonim, 1995).
b) Ekstrak kental (extractum spissum), sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan
16
d) Ekstrak cair (extratum fluidum) diartikan sebagai suatu ekstrak cair, yang
2. Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termaksud biota laut. Tujuan
ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen
zat kedalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka
a) Maserasi
kamar (Depkes,2011).
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperature kamar terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel
tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan didala sel dengan diluar sel. Larutan yang
konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut dengan
terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel Maserasi
17
biasanya dilakukan pada temperatur 15o-20o C dalam waktu selama 3 hari
sempurna. Dalam cara maserasi, serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat
yang kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode
sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok digunakan untuk
b) Perkolasi
dengan cara perkolasi adalah kontainer perkolasi atau dikenal dengan nama
sehingga tetesan pelarut akan turun sedikit demi sedikit. Perkolasi adalah
c) Sokletasi
naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak.
Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya, jika
cairan penyari mencapai sifon makan seluruh cairan akan turun ke labu alas
18
bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya sampai zat aktif yang
terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang
a) Sokletasi
2011).
dilakukan Secara terus menerus secara automatis dan pelarut yang dibutuhkan
sedikit. Pada cara ini pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi dipanaskan
sehingga uap nantinya akan turun membasahi sampel yang diletakkan terpisah
dari pelarut. Proses ini terjadi berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai.
senyawa kimia yang dikandung oleh sampel tumbuhan telah rusak (Silva,
2008).
b) Refluks
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
c) Destilasi Uap
19
atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada
dan seterusnya.
C. Kajian Empiris
Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah
Penelitian yang dilakukan oleh Apriliyanti (2014) yaitu Formulasi sediaan lipstik
menggunakan ekstrak biji pinang muda (Areca catechu L.) Sebagai pewarna. Dimana
buah pinang (Areca catehu L.) di masyarakat dimanfaatkan sebagai salah satu
campuran untuk makan sirih dan bagian bijinya dapat dikonsumsi langsung. Penelitian
alami proantosianidin yang terkandung dalam biji buah pinang. Pembuatan ekstrak
dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96% dan 1% asam
sitrat kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator. Formula
sediaan lipstik dibuat dalam 3 konsentrasi ekstrak biji pinang muda yaitu 5%, 10%, dan
15%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan
mencakup homogenitas, titik lebur, stabilitas, pH, uji oles, serta uji iritasi. Hasil uji
sediaan lipstik biji pinang menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat stabil selama 30
20
hari, homogen, titik lebur 59℃ , mudah dioleskan dengan warna yang merata, memiliki
pH 4,3-4,6 dan tidak menyebabkan iritasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ekstrak biji buah pinang muda dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipstik,
dan aman untuk digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sediaan lipstick
memiliki bobot rata-rata 5 gr dan panjang 4 cm. Variasi konsentrasi pewarna ekstrak
biji pinang muda yang digunakan menghasilkan perbedaan warna lipsik. Semakin
tinggi konsentrasi pewarna dalam sediaan lipstick, maka warna yang dihasilkan akan
semakin gelap. Lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak biji pinang 5% berwarna
jingga tua, knsentrasi pewarna eksrtak biji pinnang muda 10% berwarna merah,
konsentrasi pewarna eksrak biji pinang muda 15% berwarn merah tua.
Peneltian yang telah dillakukan oleh Heru A. Cahyanto (2018) yaitu Aktivitas
antioksidan ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L). Dimana biji pinang
senyawa tannin dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak etanol biji pinang dengan metode DPPH dan menetapkan kadar
kandungan senyawa tannin dan flavonoid. Biji pinang diekstraksi secara maserasi
menggunakan ethanol 95% dan dipekatkan sampai terbentuk ekstrak kental dengan
rendemen 21,6%. Ekstrak yang diperoleh distandardisasi dan dilakukan uji aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH. Ekstrak etanol biji pinang mengandung senyawa
flavonoid dan tannin dengan kadar masing-masing 3,7% dan 8,53%. Hasil uji
menunjukkan ekstrak biji pinang memenuhi persyaratan standar bahan ekstrak serta
21
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias wajah. Produk
ini bertujuan untuk memerahkan pipi, sehingga nampak lebih cantik dan lebih segar.
(Pitralina Bu‟ulolo,2019). Bahan pewarna alami untuk blush on dapat diambil dari
produk kosmetik blush on yang aman dan mempunyai manfaat yang sesuai dengan
penggunaannya (Nurfitriana, dkk., 2019). Salah satu sumber bahan alami yang
memiliki potensi di Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami adalah
pinang. Pinang dengan nama latin Areca catechu memiliki efek antioksidan, anti
mutagenik, astringent, dan obat cacing. Ekstrak biji buah pinang mengandung tanin
terkondensasi dan terhidrolisis, senyawa fenolik, asam galat, serta garam. Pigmen tanin
22
B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
C. Variabel Penelitian
timbulnya atau berubahnya variabel terikat (Aditya, 2015). Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah pinang (Areca catechu L.)
(Aditya, 2015). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Evaluasi
sediaan Blush On Stick ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.)
Sediaan Blush On Stick yang mengandung ekstrak biji buah pinang adalah
hasil ekstraksi dengan metode maserasi dari buah pinang dengan menggunakan
Etanol 96%.
23
2. Variabel dependen (terikat)
a. Stabilitas Fisik
Evaluasi sediaan Blush On Stick meliputi : uji Organoleptik, uji Homogenitas, uji
b. Kriteria Obyektif :
a) Uji organoleptik
b) Homogenitas
c) pH
d) Uji Poles
e) Uji Keretakan
Sesuai syarat : Sediaan yang tidak pecah dan tidak ada keretakan
24
Tidak sesuai : Sediaan pecah dan retak
25
E. Hipotesis Penelitian
1. H0: Ekstrak buah pinang (Areca catechu L.) tidak memiliki stabilitas fisik yang
Ha: Ekstrak buah pinang (Areca catechu L.) memiliki kestabilan fisik yang baik
2. H0 : Ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.)tidak memberikan warna pada
Ha : Ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.) dapat memberikan warna pada
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
formulasi sediaan perona pipi ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.) dengan
5%
Pewarna
alami
10%
Ekstrak Formulasi
Blush On 15%
F0
F1
F2
F3
Keterangan :
F0 : Formulasi sediaan blush on ekstrak buah pinang 0%
F1 : Formulasi sediaan blush on ekstrak buah pinang 5%
F2 : Formulasi sediaan blush on ekstrak buah pinang 10%
F3 : Formulasi sediaan blush on ekstrak buah pinang 15%
27
B. Lokasi dan Waktu
Universitas Mandala Waluya Kendari dan Fakultas FKIP Jurusan Biologi Universitas
Haluoleo.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman biji buah pinang (Areca catechu
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah biji buah pinang (Areca catechu L.) yang
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Ayakan
Mesh 80, Batang pengaduk, Cawan porselin, Corong, Gelas kimia, Kain flannel, Kertas
perkamen, pH Meter, Lumpang dan alu, Pipet tetes, Pisau steinless steel, Sendok
tanduk, Seperangkat alat maserasi, Spatel, timbangan Analitik dan Digital, Rotary
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Asam
Sitrat 1%, Biji Buah Pinang, Etanol 96%, Isopropil miristat, Kaolin, Lilin carnauba,
Lanolin, Nipagin /Metil paraben, Natrium Metabisulfi 0,1%, Oleum rosae, Talkum,
Zink oksid.
28
E. Master Formula
Formula dasar yang dipilih pada pembuatan blush on dalam penelitian ini dengan
Tabel.3.1 Master Formula kombinasi pewarna pemerah pipi dari ekstrak umbi bit
merah (Beta vulgaris L) dan ekstrak angkak
Komposisi Konsentrasi
F0 F1 F2 F3
Zat Warna (EkstrakUmbi Bit - 15% 20% 20%
Merah
Zat warna ekstrakAngkak - 15% 20% 15%
Kaolin 2 2 2 2
Zink Oksida 1, 25 1, 25 1, 25 1, 25
Lanolin 1, 5 1, 5 1, 5 1, 5
Isopropyl miristrat 0, 02 0, 02 0, 02 0, 02
Nipagin 0, 02 0, 02 0, 02 0, 02
Lilin Carnaubawax 1 1 1 1
Parfum 0, 01 0, 01 0, 01 0, 01
Talkum 3, 3 1, 8 1,3 0, 9
Total 8g 8g 8g 8g
F. Rancangan Formulasi
Tabel 3.2. Modifikasi Formula Blush On Stick dengan zat pewarna alami
menggunakan Ekstrak Buah Pinang (Areca catechu L.)
Konsentrasi
Komposisi Fungsi
F0 F1 F2 F3
Ekstrak biji buah pinang - 5% 10% 15% Pewarna
Kaolin 10% 10% 10% 10% Pendispersi
Zink oksida 15% 15% 15% 15% Pengisi
Lanolin 20% 20% 20% 20% Emmolient
Isopropil miristrat 5% 5% 5% 5% Pengikat
Nipagin 0,13% 0,13% 0,13% 0,13% Pengawet
Lilin carnauba 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% Basis
Oleum rosae 0,13% 0,13% 0,13% 0,13% Pengharum
Talkum 37,25% 27,25% 22,25% 17,25% Basis
Total 8g 8g 8g 8g
Keterangan :
F0 : Formula tanpa ekstrak biji buah pinang
F1 : Formula dengan konsentrasi ekstrak biji buah pinang 5%.
F2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak biji buah pinang 10%.
F3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak biji buah pinang 15%.
29
G. Prosedur Kerja
1. Prosedur pembuatan Formula pewarna pipi bentuk Stick Ekstrak Biji Buah
Pinang
a. Pengambilan Sampel
Buah pinang (Areca catechu L.) diambil dari Wilayah Lasolo Desa Belalo
Kabupaten Konawe Utara. Biji buah pinng yang digunakan adalah buah
b. Pengolahan Sampel
Buah pinang (Areca catechu L.) dicuci bersih dengan air mengalir. Buah
pinang kemudian dibelah dan diambil bijinya. Biji pinang kemudian diiris tipis
Serbuk biji buah pinang sebanyak 500 gram dimaserasi dengan 1 liter
etanol 96% dan 1% asam sitrat, ditutup dan dibiarkan selam 1 malam
terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, maserat yang diperoleh disaring,
hasil dari maserat dikumpulkan, lalu diuapkan dengan bantuan alat rotary
menggunakan hair dryer sehingga didapatkan ekstrak kental biji buah pinang.
d. Determinasi Sampel
Determinasi tanaman yang digunakan yaitu herba biji buah pinang (Areca
30
akan diteliti dengan tumbuhan yang sudah dikenali identitasnya. Determinasi
e. Skrining Fitokimia
a. Uji Alkaloid
b. Uji Flavonoid
c. Uji Saponin
d. Uji Tanin
dilarutkan dengan aquades. Lalu ditambahkan 2-3 tetes larutan NaCl 10%
dan 2-3 tetes FeCl3 . Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna
hijau biru (tanin katekol) dan biru hitam (tanin pirogalol) (Sakka,2018).
e. Uji Polifenol
31
Infusa sebanyak 2 ml dilarutkan FeCl3 sebanyak 2 tetes. Reaksi positif
f. Uji Steroid/Terpenoid
lapisan warna merah atau orange atau hijau sampai biru. Sebanyak 0,5 ml
penguap dimasukkan lilin carnauba, lanolin dan isopropil miristat lalu lebur di
atas penangas air sebagai massa 1, Sebagai massa 2 yaitu, zink oksida (yang
sudah diayak), kaolin, talkum dan metil paraben di dalam lumpang digerus
homogen dan ditambahkan ol. rosae sebagai pewangi. Dalam keadaan massa
sediaan.
2. Evaluasi Formula Pewarna Pipi (Blush On) Ekstrak Biji Buah Pinang
1) Uji Organoleptik
warna, aroma dan tekstur dari sediaan Blush On. Pengamatan dilakukan pada
2) Uji Homogenitas
32
Masing-masing sediaan tiap formula perona pipi yang dibuat dari
dengan cara mengoleskan sediaan sejumlah tertentu pada kaca objek. Sediaan
harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir
33
3) Uji pH
meter pewarna pipi disesuaikan dengan pH fisiologi kulit normal yaitu antara
4) Uji Poles
dioleskan lima kali pada punggung telapak tangan dan diamati warnanya
5) Uji Keretakan
ketinggian 8-10 inci. Diamati bentuknya, sediaan yang tidak pecah dan tidak
1. Jenis data
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian.
b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur yang, mendukung
penelitian.
2. Pengumpulan data
Data penelitian ini berasal dari data hasil evaluasi fisik sediaan blush on ekstrak
3. Penyajian data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel kemudian
34
G. Etika Penelitian
Rektor Universitas Mandala Waluya Kendari dan Ketua Program Studi Farmasi untuk
35
DAFTAR PUSTAKA
Andesti lamanda sukriati. 2018. Analisis Morfofisiologis Jati (Tectona grandis Linn. f.).
Skripsi : Program Studi KehutananFakultas Kehutanan Universitas
HasanuddinMakassar
Anggraini, S. & Ginting, M. (2017). Formulasi Lipstick dari Sari Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) dan Kunyit (Curcuma Longa L.). Jurnal Dunia Farmasi,
1(3): 114-122
Apriliyanti Agung M. 2014. Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak Biji Pinang Muda
(Areca catechu L.) sebagai Pewarna. Skripsi. Kendari : Universitas Haluoleo.
Ati, N.H., Puji, R., Soenarto., and Leenawaty, L. 2006. The Composition and The Content
of Pigments from Some Dyeing Plant for Ikat Weaving in Timorrese Regency,
East Nusa Tenggara.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Erinda, Nonie. 2011. Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.)
Sebagai Pewarna. Skripsi Medan : Universitas Sumatra Utara.
Fahraint I. 2013. Formulasi sediaan pewarna pipi dalam bentuk padat dengan
menggunakan ekstrak bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Skripsi.
Hasibuan DDP. 2018. Pembuatan Blush On Dari Pewarna Alami Terong Belanda
(Solanum betaceum) Dalam Bentuk Compact.
Iskandar benni, dkk. 2021. Formulasi Blush On Stick Dengan Zat Pewarna Alami Ekstrak
Kering Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus L.)jurnal. STIKES Cendekia
Utama Kudus.
Ovelando R, Nabilla Ma, Surest Ah. 2010. Fermentasi Buah Markisa (Passiflora) Menjadi
Asam Sitrat.;1–7.
36
Pengawas Badan Dan Obat Indonesia R. 2015. Badan pengawas obat dan makanan
republik indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1176 Tahun 2010 Tentang
Notifikasi Kosmetika
Ramadani,F.R., Ceriana,R. & Andayani,T. (2018). Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alami Kosmetik Pemerah Pipi Blush
On). Journal of Healthcare Technology and Medicine, 4(2): 165–175.
Rowe, C.R., Paul, J., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Edisi keenam, Washington: Pharmaceutical Press.
Susmiatun, Kusuma, A.M., Budiman, A., & Hapsari, I. (2018). The Physical Properties
and Stability of Purple Yam (Ipomoea batatas (L.) Lam) Lipstick. Journal
Pharmaciana, 8(2): 283-290.
Sutara,P. (2009). Jenis Tumbuhan sebagai Pewarna Alam pada Beberapa Perusahan
Tenun di Gianyar. Jurnal Bumi Lestari, 9(2): 217-223.
Vishwakarma, B., Dwivedi, S., Dubey, K., dan Joshi, H. (2011). Formulation and
Evaluation of Herbal Lipstick. Internasional Journal of Drug Discovery &Herbal
Research.
Voigth, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Soedani Soerono UGM
Press
Wetwiyaklung, P., T.et all. 2006. The Study of Antioxidant Capacity in Various part of
Areca catechu L. Nareseun University Journal 14: 1-14
37
LAMPIRAN
Ekstrak cair
Evaluasi fisik
sediaan
Hasil
Analisis data
dan kesimpulan
38
LAMPIRAN
39
0,13
Oleum rosae = x 8 gr =¿ 0,02 gr
100
27,25
Talkum = x 8 gr=¿ 2,2 gr
100
Total = 0,4 + 0,8 + 1,2 + 1,6 + 0,4 + 0,02 + 1 + 0,02 + 2,2
= 7,64 gram
40
c. Formula F2 (10 %)
10
Ekstrak biji buah pinang = x 8 gr=¿ 0,8 gr
100
10
Kaolin = x 8 gr=0.8 gr
100
15
Zink oksida = x 8 gr=¿ 1,2 gr
100
20
Lanolin = x 8 gr=¿ 1,6 gr
100
5
Isopropil miristrat = x 8 gr=¿ 0,4 gr
100
0,13
Nipagin = x 8 gr =¿ 0,02 gr
100
12,50
Lilin carnauba = x 8 gr=¿ 1 gr
100
0,13
Oleum rosae = x 8 gr =¿ 0,02 gr
100
22,25
Talkum = x 8 gr=¿ 1,8 gr
100
Total = 0,8 + 0,8 + 1,2 + 1,6 + 0,4 + 0,02 + 1 + 0,02 + 1,8
= 7,64 gram
d. Formula F3 (15 %)
15
Ekstrak biji buah pinang = x 8 gr=¿ 1,2 gr
100
10
Kaolin = x 8 gr=0.8 gr
100
15
Zink oksida = x 8 gr=¿ 1,2 gr
100
20
Lanolin = x 8 gr=¿ 1,6 gr
100
5
Isopropil miristrat = x 8 gr=¿ 0,4 gr
100
0,13
Nipagin = x 8 gr =¿ 0,02 gr
100
12,50
Lilin carnauba = x 8 gr=¿ 1 gr
100
41
0,13
Oleum rosae = x 8 gr =¿ 0,02 gr
100
17,25
Talkum = x 8 gr=¿ 1,4 gr
100
Total = 1,2 + 0,8 + 1,2 + 1,6 + 0,4 + 0,02 + 1 + 0,02 + 1,4
= 7,64 gram
42